Sunteți pe pagina 1din 14

4

Sikap dan Kepedulian Remaja dalam Penanggulangan


Penyalahgunaan Narkoba
Teenagers Attitude and Concern in Overcoming Drugs Abuse

Sri Yuni Murtiwidayanti


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI,
Jl.Kesejahteraan Sosial No.1 Sonosewu, Yogyakarta, Telpon (0274) 377265
Email: yunimurti@rocketmail.com, HP 085747435299
Diterima 2 Februari 2018, diperbaiki 19 Februari 2018, disetujui 23 Maret 2018

abstract

This study aims to comprehend the effect of knowledge on attitude and concern of adolescents in overcoming drugs
abuse. It is a correlational research type (correlationalstudies).The location of research is determined purposively under
certain considerationsthat the area is vulnerable ofdrugs abuse, as a student city, whereas its society is very heterogeneous
and is asa tourism destination.Based on this characteristic condition, thenthe city of Yogyakarta is chosen.The target of
the research subject is determined purposively, namely 106 respondents are taken from high-school students (SLTA).The
object of the researchtarget is knowledge, attitude and concern of the youngsters inovercoming the drugsabuse.Data are
technically collected by using questionnaires, interviews and observations. The result of analysis shows that there is a
positive influence of teenagers’ knowledgetowards attitude and concern in overcoming of drugs abuse.The knowledge
about drugs’ threat contributes effectively as much as 45,140 percent in preventing drugs abuse and some other factors
do for the same as much as 54,860 percent.This research recommends several points as follow: 1) the Ministry of Social
Affairs through the Directorate of Social Rehabilitation of Drugs Abuse Victims puts forward the strengthening of human
resources especially in youth prevention program of drugs abuse and provides necessary knowledge on drugs threat; 2)
the families monitor their children relationship and activities, provide opportunities for their children to study further
adequately and that of doing positive activities and also providing affection and attention;3) Communities should be
responsive to any possible situations that enable drugs abuse to happen in their environment; 4) School Party needs to set
up curriculum (teaching material) on drugs’ threat,to enhance Guidance and Counseling teachers in handling its risk,and
to build up strong networking with related and competent parties.

Keywords: attitude and concern; teens; drug abuse

abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan remaja tentang narkoba terhadap sikap dan
kepedulian dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba.Tipe penelitian adalah telaah korelasional (correlational
studies). Lokasi penelitian ditentukan secara purposive dengan pertimbangan daerah tersebut rawan/rentan terjadi
penyalahgunaan narkoba, sebagai kota pelajar, masyarakatnya sangat heterogen dan merupakan tujuan wisata. Berdasarkan
karakteristik dimaksud maka lokasi penelitian ditentukan di kota Yogyakarta. Sasaran subjek penelitian ditentukan secara
purposive yaitu pelajar SLTAsebanyak 106 responden. Sasaran objek penelitian adalah pengetahuan, sikap dan kepedulian
remaja dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Teknik pengumpulan data dengan angket, wawancara dan
observasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh positif pengetahuan remaja terhadap sikap dan kepedulian
dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba.Pengetahuan remaja tentang narkoba memberikan sumbangan efektif
terhadap sikap dan kepedulian remaja sebesar 45,140 persen dan masih ada sebesar 54,860 persen disebabkan faktor lain.
Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal berikut 1) Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial
Korban Penyalahgunaan Napza mengedepankan penguatan sumber daya manusia khususnya pada program pencegahan
remaja dalam penyalahgunaan narkoba dan membekali dengan wawasan/pengetahuan yang diperlukan tentang bahaya
narkoba; 2) Keluarga memantau pergaulan dan aktivitas anak, memberikan kesempatan memperoleh pendidikan memadai
dan melakukan kegiatan positif serta memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak; 3) Masyarakat hendaknya
tanggap terhadap potensi penyalahgunaan narkoba di lingkungannya; 4) Pihak Sekolah perlu merumuskan kurikulum
(materi pelajaran) tentang bahaya narkoba, meningkatkan peran guru bimbingan dan penyuluhan dalam menangani
resikonya, membuat jejaring dengan pihak terkait dan yang berkompeten.

Kata Kunci: sikap dan kepedulian; remaja; penyalahgunaan narkoba


47
Jurnal PKS Vol 17 No 1 Maret 2018; 47 - 60

A. Pendahuluan tahun 2008 sejumlah 68.981 orang (Wilujeng


Penyalahgunaan narkoba di Indonesia Kharisma, Pikiran Rakyat 2016).
mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Maraknya obat-obat terlarang seperti
Berdasarkan laporan akhir survei nasional narkotika, dapat berpengaruh pada remaja.
perkembangan penyalahgunaan narkoba tahun Apabila remaja sudah menggunakan
anggaran 2014, diperkirakan ada sebanyak narkoba tentu sangat berbahaya karena dapat
3,8 juta sampai 4,1 juta orang yang pernah mempengaruhi mental dan kepribadiannya. Hal
memakai narkoba dalam setahun terakhir tersebut sangat merugikan apalagi bagi mereka
(current users) pada kelompok usia 10-59 yang masih usia sekolah. Masa depan bangsa
tahun. Angka tersebut terus meningkat dengan salah satunya ditentukan oleh rasa aman dari
merujuk hasil penelitian yang dilakukan Badan pengaruh narkoba terutama bagi generasi muda,
Narkotika Nasional (BNN) dengan Puslitkes mengingat peredaran narkoba telah menyentuh
UI, diperkirakanjumlah pengguna narkoba lingkaran yang semakin dekat dengan kita.
mencapai 5,8 juta orang pada tahun 2015 Menghadapi era globalisasi teknologi
(Kompasiana, 2015). komunikasi berdampak langsung pada keluarga
Penelitian yang dilakukan BNN dan terutama generasi muda mengisyaratkan kita
perguruan tinggi Universitas Indonesia (UI) agar senantiasa waspada dan selalu berusaha
pada tahun 2016, menyebutkan ada 27,32 terutama bagi orangtua/keluarga untuk
persen pengguna narkoba di Indonesia adalah membimbing dan mengarahkan putra putrinya
mahasiswa dan pelajar. Pernyataan tersebut agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba.
disampaikan Kepala Subdirektorat Lingkungan Kedudukan remaja yang sangat
Pendidikan BNN Agus Sutanto (Republika, strategis dalam kehidupan bermasyarakat,
2017). berbangsa dan bernegara mengharuskan
Kepala Badan Nasional Narkotika kita untuk mengantarkan, mengenal, dan
Provinsi (BNNP) DIY Komisaris Besar Polisi menemukan identitas diri sesuai dengan tahap
Soetarmono menyatakan kontribusi terbesar perkembangannya. Penyimpangan perilaku
penyalahgunaan narkoba di DIY adalah pekerja generasi muda terutama dalam penyalahgunaan
lulusan SMA dan mahasiswa. Mahasiswa adalah Napza merupakan ancaman bagi masa depan
sasaran empuk sebagai pengedar narkoba, bangsa.
karena untuk membayar kuliah, kost dan biaya Para ahli perkembangan sering kali
hidup di Jogja. Data penyalahgunaan narkoba menekankan bahwa masa remaja adalah masa
di DIY pada tahun 2015 tercatat sebanyak ketika seseorang mengalami perubahan yang
60.182 orang. Dari jumlah 60.182 orang substansial, baik dari segi fisik, mental, maupun
penyalahgunan tersebut, sebanyak 23.028 orang identitas sosialnya (Santrock, 2002). Bagaimana
di antaranya berusia muda yang masih coba-coba remaja menghadapi dan melalui berbagai
bersentuhan dengan narkoba, sisanya pengguna perubahan yang dialami akan turut menentukan
yang teratur melalui jarum suntik dan tanpa konsep dirinya. Peningkatan kesadaran diri akan
jarum suntik. Banyaknya pengguna narkoba membantu untuk dapat lebih mengembangkan
di DIY menempatkan DIY dalam peringkat ke pemahaman diri. Pemahaman diri ini bukanlah
delapan setelah DKI Jakarta. Namun demikian, sesuatu yang tetap, namun selalu berubah sesuai
Soetarmono menyatakan, data penyalahgunaan dengan pengalaman hidup yang dilalui.
narkoba pada tahun 2015 itu sudah berkurang Masa remaja (Atwater, 1992) merupakan
dibanding tahun 2014 yang mencapai 62.028 masa yang mengarah kepada pertumbuhan dan
orang (peringkat lima). Penyalahguna narkoba perubahan yang cepat dari masa kanak-kanak
sebanyak 83.952 di tahun 2011, dan pada menuju masa dewasa. Santrock (2002) juga
berpendapat bahwa masa remaja adalah sebagai

48
Sikap dan Kepedulian Remaja dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba (Sri Yuni Murtiwidayanti)

periode masa transisi dari masa kanak-kanak memilih teman), dan komunitas atau lingkungan
menuju masa dewasa. Lebih jauh disampaikan yangkurang baik. Perceraian orangtua, tidak
bahwa masa remaja dimulai sekitar usia 10 – 13 adanya komunikasi antaranggota kelurga, atau
tahun, dan berakhir sekitar usia 18 sampai dengan perselisihan antaranggota keluarga (hubungan
usia 22 tahun. Hal ini senada juga disampaikan keluarga kurang harmonis) dapat memicu
Monks, dkk (2002) yang menyatakan bahwa perilaku negatif generasi muda/remaja, antara
remaja berada pada tahap yang secara fisik lain mengkonsumsi Napza. Pendidikan yang
telah dapat berfungsi layaknya orang dewasa, salah di keluarga seperti terlalu memanjakan
namun secara mental dan sosial masih belum anak, tidak memberi pendidikan agama, atau
matang. Bandura berpendapat bahwa masa penolakan terhadap eksistensi anak, dapat
remaja menjadi suatu masa “pertentangan dan menjadi penyebab terjadinya penyalahgunaan
pemberontakan”, karena pada masa ini terjadi Napza (Sunit, 2009).
ungkapan bebas dan ketidakpatuhan seperti Penggunaan narkoba yang berlebihan dapat
membolos, merokok, dan melanggar aturan merusak organ tubuh pengguna. Kerusakan
(Singgih D. Gunarso dan Gunarso, 1985). organ dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat,
Remaja sering mengalami berbagai konflik gangguan persepsi, daya pikir, daya ingat, daya
sosial ataupun psikis dalam dirinya. Semua belajar, daya kreasi, daya emosi, dan kurang
itu dilakukan remaja dalam rangka mencari kontrol diri pada perilaku. Kondisi tersebut
identitas diri. Pencarian identitas diri pada didukung dengan penelitian Hawari (1991),
remaja sangat memerlukan bimbingan dan bahwa dampak penyalahgunaaan narkoba adalah
arahan yang baik dari orangtua khususnya dan prestasi sekolah merosot (96%), hubungan
masyarakat pada umumnya, agar remaja tidak kekeluargaan memburuk (93%), mengakibatkan
terjerumus hal-hal yang negatif salah satunya perkelahian dan tindak kekerasan (65,3%),
penyalahgunaan narkoba. Penyalahgunaan penyebab terjadinya kecelakaan lalulintas
narkoba terjadi peningkatan baik secara kualitas (58,7%). Penggunaan narkoba baik dalam taraf
maupun kuantitas kasus modus operandinya. coba-coba maupun sudah pada ketergantungan
Secara umum faktor internal penyebab merupakan manifestasi gangguan jiwa dalam
individu penyalahgunaan Napza antara lain: bentuk penyimpanagan perilaku dari norma-
(1) Keingintahuan yang besar untuk mencoba, norma umum yang berlaku. Penelitian yang
tanpa berpikir panjang mengenai akibatnya, dilakukan juga menemukan bahwa remaja
(2) Keinginan untuk mencoba-coba karena berkepribadian anti sosial (psikopatik),
penasaran, (3) Keinginan untuk bersenang- mempunyai resikorelatif 19,9 kali untuk
senang atau just for fun, (4) Keinginan untuk penyalahgunaan narkoba. Hal senada juga
mengikuti trend atau gaya (fashionable), (5) terjadi pada remaja yang mempunyai kecemasan
Keinginan untuk diterima oleh lingkungan berlebihan mempunyai resiko relatif 13,8 kali
atau kelompok (konformitas), (6) Laridari untuk penyalahgunaan narkoba.
kebosanan, masalah atau kegetiran hidup, (7) Penyimpangan perilaku remaja dapat
Pengertian yang salah bahwa penggunaan disebabkan pula adanya ketidakharmonisan
sekali-kali tidak menimbulkan ketagihan,(8) hubungan antara orangtua dan anak. Hasil
Ketidakmampuan atau tidak berani menghadapi penelitian Ress dan Wilborn (Purwani Trang
tekanan dari lingkungan atau kelompok, Westi, 1992) menemukan bahwa remaja
pergaulan untuk menggunakan Napza, dan (9) pecandu obat-obatan terlarang menganggap
Tidak dapat berkata tidak terhadap Napza. orangtua mereka terlalu ikut campur, berkuasa
Faktor eksternal penyebab terjadinya memberikan perlindungan dan sering
penyalahgunaan Napza berasal dari keluarga, menyalahkan. Mereka juga memandang
teman sebaya yang kurang baik (salah dalam orangtua kurang mempunyai arah dalam

49
Jurnal PKS Vol 17 No 1 Maret 2018; 47 - 60

perannya sebagai orangtua. Sebaliknya remaja pengumpulan data serta teknik analisis data.
yang tidak terlibat dalam penggunaan obat-obat Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok
terlarang menerima orangtua mereka sebagai variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel
pendorong kemampuan sosial dan mendukung tergantung (Y). Variabel bebas (X) adalah
berfikir mandiri. Penelitian Hawari (1990), pengetahuan, terdiri dari: variabel X1 yaitu
ditemukan remaja dengan kondisi keluarga pengetahuan tentang narkoba, variabel X2
yang tidak baik mempunyai resiko relatif 7,9 pengetahuan tentang penyebab penyalahgunaan
kali untuk penyalahgunaan zat/obat. Menurut narkoba, variabel X3 pengetahuan tentang
Gusti K. Alit (1995), upaya penanggulangan akibat penyalahgunaan narkoba. Variabel
dalam bentuk pencegahan antara lain sadar tergantung (Y), yaitu sikap dan kepedulian
narkoba melalui pemberian pengertian kepada remaja dalam penanggulangan penyalahgunaan
masyarakat secara luas bahaya dan dampak narkoba. Variabel-variabel di atas agar dapat
narkoba. digunakan untuk mencapai tujuan, maka
Salah satu alternatif upaya penanggulangan perlu dioperasionalkan sebagai berikut.
penyalahgunan narkoba di masyarakat, Variabel bebas (X) adalah pengetahuan
khususnya di lingkungan generasi muda, remaja yang akan dilihat pada aspek berikut.
adalah penyebaran informasi tentang bahaya (1) Variabel X1= pengetahuan remaja tentang
dandampak narkoba. Misalnya dengan narkoba meliputi berbagai pengertian tentang
kampanye pencegahan, pemberantasan narkotika, psikotropika, zat adiktif yang
penyalahgunaan dan peredaran gelap napza. sering disalahgunakan, jenis narkoba yang
Kampanye penyalahgunaan narkoba dapat sering disalahgunakan; (2) Variabel X2
dilakukan melalui pendekatan individu (social adalah pengetahuan remaja tentang penyebab
casework), pendekatan kelompok (social menyalahgunakan narkoba yaitu remaja
groupwork), dan pendekatan kemasyarakatan yang sedang mengalami perubahan (biologis,
(community development/community psikologis, sosial); keharmonisan orangtua;
organization). Berdasarkan hal tersebut, pengaruh teman sebaya; lemahnya hukum
maka penelitian sikap dan kepedulian remaja di Indonesia; kekuatan iman dan ketaatan
terhadap penanggulangan penyalahgunaan beribadah; keinginan remaja untuk diterima di
narkoba ditinjau dari pengetahuan dilakukan. kelompok; keingintahuan remaja; dan kondisi
Rumusan masalah adalah bagaimananakah keluarga; (3) Variabel X3= pengetahuan remaja
pengaruh pengetahuan remaja terhadap tentang akibat penyalahgunaan narkoba,
sikap dan kepedulian dalam penanggulangan yaitunarkoba jika dikonsumsi terus menerus
penyalahgunaan narkoba? Hasil penelitian ini dapat mengakibatkan kecanduan; penggunaan
diharapkan dapat bermanfaat bagi Kementerian narkoba dapat menghilangkan kesadaran;
Sosial RI melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial untuk mendapatbarang haram dapat melakukan
Korban Penyalahgunaan Napza denganberbagai tindakan kriminal; gejala fisik seseorang
program penanggulangan penyalahgunaan penyalahguna narkoba; gejala penyalahguna
Napza. Program tersebut dengan mengedepankan narkoba ketika di rumah atau sekolah,
pemberian pengetahuan dan pemahaman tentang dampak mengemudi di bawah pengaruh obat,
narkoba, dan penanggulangan penyalahgunaan remaja penyalahguna narkoba kecenderungan
narkoba terutama pada remaja. melakukan seks bebas. Penggunaan obat-obatan
dapat mempengaruhi memori atau konsentrasi,
B. Penggunaan Metode Penelitian serta kemampuan untuk belajar. Penggunaan
Berikut akan dijelaskan tentang identifikasi ekstasi dapat mengakibatkan kerusakan hati
variabel, definisi operasional, lokasi penelitian, dan gagal jantung. Variabel tergantung (Y)
sasaran subjek dan objek penelitian, teknik

50
Sikap dan Kepedulian Remaja dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba (Sri Yuni Murtiwidayanti)

adalah sikap dan kepedulian remaja dalam objek penelitian adalah pengetahuan, sikap
penanggulangan penyalahgunaan narkoba. dan kepedulian remaja dalam penanggulangan
Tipe penelitian adalah penelitian penyalahgunaan narkoba. Teknik pengumpulan
korelasional (correlational studies) untuk data dengan angket, teknik ini dipergunakan
mengetahui ada tidaknya pengaruh antara agar dapat menggali faktor pengetahuan, sikap
variabel X (pengetahuan) dan variabel Y(sikap dan kepedulian remaja dalam penanggulangan
dan kepedulian remaja dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Teknik wawancara
penyalahgunaan narkoba) (Suharsimi Arikunto, digunakan untuk memperjelas data yang
2007). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan diperoleh, apabila dalam angket kurang jelas.
remaja tentang narkoba, penyebab dan akibat Observasi dilakukan untuk melengkapi dan
penyalahgunaan narkoba masing-masing membuktikan data yang belum diungkap dalam
variabel dikategorikan menjadi sangat baik, baik, angket dan wawancara. Teknik analisis data
cukup baik dan kurang baik. Langkah-langkah yang dipergunakan adalah teknik regresi, karena
dalam analisis data adalah sebagai berikut. ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
Memberi skor pada setiap item pertanyaan variabel X, pengetahuan remaja yang terdiri
dengan nilai tertinggi bila memenuhi 4 dan beberapa aspek yaitu X1 = pengetahuan tentang
nilai terendah 1. Setiap variabel terdiri dari 10 narkoba; X2 = pengetahuan tentang penyebab
item dengan nilai skor tertinggi 40dan nilai skor penyalahgunaan narkoba; X3 = pengetahuan
terendah 10, maka kriteria utuk penilaian untuk tentang akibat penyalahgunaan narkoba terhadap
4 kategori adalah sebagai berikut. Skor 31-40 variabel Y, sikap dan kepedulian remaja dalam
sangat baik, 21-30 baik, 11-20 cukup baik, dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba.
skor 10 dalam kategori kurang baik. Penentuan
lokasi secara purposive dengan pertimbangan C. Sikap dan Kepedulian Remaja
daerah tersebut rawan/rentan terjadi Tujuan penelitian ini ingin mengetahui
penyalahgunaan narkoba, merupakan kota pengaruh pengetahuan remaja tentang
pelajar, masyarakatnya sangat heterogen dan penyalahgunaan narkoba terhadap sikap
merupakan destinasi tujuan wisata. Berdasarkan dan kepedulian terhadap penanggulangan
pertimbangan tersebut maka ditentukan kota penyalahgunaan narkoba. Untuk mengetahui
Yogyakarta sebagai lokasi penelitian. Sasaran ada tidaknya pengaruh kedua hal diatas, maka
subjek penelitian adalah remaja yang ada di analisisnya digunakan penghitungan statistik
kota Yogyakarta. Penentuan subjek secara dengan program analisis regresi. Untuk
purposive yakni pelajar SLTA, bertempat tinggal mempermudah penghitungan, dipergunakan
bersama orangtua, dan masih mempunyai komputerisasi dengan Program Statistik (SPS)
orangtua lengkap. Berdasarkan teknik tersebut Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih (2000)
ditentukan 106 responden, sedangkan sasaran dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 1. Rangkuman Analisis Regresi

Sumber Variasi JK db RK F R2 P
Residu penuh 1.118.973 3 372.991 27.976 0.451 0.000
Variabel X3 910.778 1 910.778 68.312 0.367 0.000
Variabel X2 158.039 1 158.039 11.854 0.064 0.001
Variabel X 1 50.156 1 50.156 3.762 0.020 0.052
Residu Penuh 1.359.933 102 13.333 - - -
Total 2.478.906 105 - - - -
Sumber: hasil pengolahan data

51
Jurnal PKS Vol 17 No 1 Maret 2018; 47 - 60

Tabel 1 adalah rangkuman analisis regresi, bahwa ada pengaruh pengetahuan remaja
hasilnya menunjukkan bahwa F = 27.976 dengan tentang penyalahgunaan narkoba terhadap
p = 0,000. Hasil ini mempunyai arti bahwa p ada sikap dan kepedulian dalampenanggulangan
dikedudukan < 0,01 yang dapat disimpulkan penyalahgunaannarkoba.
sangat signifikan(taraf signifikansi 1 persen). Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Hasil tersebut dapat dimaknai ada hubungan antara variabel X terhadap variabel Y, maka
secara regresi antara variabel (X) pengetahuan dapat dilihat dalam tabel analisis tentang
remaja tentang penyalahgunaan narkoba dan perbandingan bobot prediktor (X terhadap Y)
variabel (Y) sikap dan kepedulian terhadap dalam sumbangan efektif dan relatif sebagai
penanggulangan penyalahgunaan narkoba. berikut.
Hasil analisis data tersebut dapat dimaknai
Tabel 2. Perbandingan Bobot Prediktor (Variabel X terhadap Y) dalam Sumbangan Relatif dan Efektif

Korelasi Lugas Korelasi Parsial Sumbangan Determinasi (SD)


Variabel
Rxy P rpar-xy P SD Relative% SD Efektif %
1 0.0448 0.000 0.316 0.001 14.124 6.375
2 0.333 0.001 0.189 0.041 4.482 2.023
3 0.606 0.000 0.494 0.000 81.394 36.741
4 - - - - 100 45.140
Keterangan:
Variabel 1 : Pengetahuan remaja tentang pengertian narkoba/Napza
Variabel 2 : Pengetahuan remaja tentang penyebab penyalahgunaan narkoba/Napza
Variabel 3 : Pengetahuan remaja tentang akibat penyalahgunaan narkoba / Napza
Variabel Y :Sikap dan Kepedulian Remaja terhadap penanggulangan dalam penyalahgunaan narkoba/Napza

Dalam analisis tentang perbandingan bobot dilihat dari kepemilikan pengetahuan remaja
prediktor (X terhadap Y) serta sumbangan efektif tentang pengertian narkoba, psikotropika
dan relatif tabel diatas dapat dimaknai sebagai zat adiktif, jenis narkoba, jenis psikotropika,
berikut. Sumbangan efektif diartikan variabel dan jenis zat adiktif. Pendapat tersebut
X pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan dibenarkan (Bloom, 1996) bahwa dengan
narkoba memberikan sumbangan positif kepada adanya pengetahuan mengenai narkoba, maka
variabel Y sikap dan kepedulian remaja dalam seseorang terutama remaja akan mengetahui
penanggulangan penyalahgunaan narkoba manfaat dan mengetahui bahaya melakukan
sebesar 45,140 persen artinya masih ada sebesar suatu tindakan karena dirinya mengetahui
54,860 persen disebabkan oleh faktor lain selain dampak dari tindakan yang dilakukannya.
pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan Pemahaman remaja yang keliru tentang
narkoba. Faktor lain tersebut dapat berasal dari narkoba, menurut mereka membuat seseorang
lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan menjadi lebih percaya diri, dihargai, ditakuti,
masyarakat. dan disegani, dari 106 responden ada 82 persen
Sumbangan relatif, berarti sumbangan yang menyatakan sangat setuju sampai dengan
variabel bebas pengetahuan remaja tentang setuju. Dari temuan tersebut, perlu ditanamkan
penyalahgunaan narkoba yang terdiri dari pemahaman pada remaja bahwa meningkatkan
variabel X1, yaitu pengetahuan remaja kepercayaan diri dengan menggunakan narkoba
tentang pengertian narkoba/Napza, memberi bukanlah solusi yang tepat. Rasa percaya
sumbangan kepada variabel Y (sikap dan diri hendaknya dilakukan dengan melakukan
kepedulian remaja terhadap penanggulangan kegiatan-kegiatan positif sebagai suatu
penyalahgunaan narkoba/Napza) sebesar prestasi.
14,124 persen. Sumbangan tersebut dapat

52
Sikap dan Kepedulian Remaja dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba (Sri Yuni Murtiwidayanti)

Ditemukan 16 responden (15,10%) yang dan 28,3 persen menyatakan sangat setuju,
menyatakan tidak setuju, bahkan dua responden sisanya 13,21 persen menyatakan tidak setuju.
menyatakan sangat tidak setuju bahwa Responden memberi jawaban pada pertanyaan
penggunaan narkoba dapat dipakai untuk terbuka jenis zat yang mudah didapatkan
meningkatkan rasa percaya diri. Dari data sehingga orang dapat secara bebas memperoleh
tersebut terungkap remaja beranggapan bahwa dan menggunakan barang tersebut.
penggunaan narkoba tidak dapat meningkatkan Berdasarkan hasil pertanyaan secara terbuka,
rasa percaya diri. seluruh responden (100 persen) menyatakan
Responden juga memiliki pemahaman pada mendapat pengetahuan yang bermanfaat tentang
penggunaan psikotropika dapat menyebabkan narkoba pada saat disampaikan penyuluhan
perubahan khas pada aktivitas normal dan oleh BNN, Kepolisian bekerja sama dengan
perilaku, sebagian besar menyatakan setuju sekolah.Pengetahuan remaja tentang narkoba
yakni 75 responden (70,75%) dan sangat juga diperoleh dari sekolah yang disampaikan
setuju sebanyak 17 responden (16,04%). Hal guru olah raga pada saat pelajaran di kelas.
tersebut dapat dimaknai bahwa responden Peningkatan kesadaran dan pengetahuan
sebagian besar telah memahami pengertian dan tentang narkotika dilakukan melalui program
fungsi psikotropika. Pemahaman responden yang mendasar yaitu tentang informasi (Olson,
tersebut dibenarkan oleh Soewadi (1996) yang dkk., 1992). Kepemilikan informasi akan
menyatakakan penggunaan psikotropika dapat memberikan pengetahuan remaja tentang bahaya
membuat seseorang menjadi lebih berani dan penyalahgunaan narkoba, maka penolakan
agresif, perilaku berubah, banyak bicara, tidak terhadap penyalahgunaan narkoba akan
dapat menyembunyikan rahasia. Pengguna dilakukan. Upaya memperoleh pengetahuan
psikotropika memiliki emosi lebih labil dan dalam kamus Oxford (2004) diterjemahkan
kehilangan kontrol diri, terjadi gangguan daya sebagai pemahaman dan kemampuan yang
ingat, memiliki rasa percaya diri yang berlebihan. diperoleh seseorang melalui pengalaman atau
Kepribadian pengguna jadi lebih ekspansif pendidikan. Pengetahuan merupakan tahapan
disertai meningkatnya efek patologik disertai pertama sebelum seseorang melakukan perilaku,
dengan letupan emosi yang berlebihan. Remaja dalam konteks ini pengetahuan yang dimaksud
memiliki pemahaman keliru tentang berbagai adalah pengetahuan tentang Napza meliputi
perubahan pada penggunaan narkobasalah “Apa itu narkoba”. Responden juga mendapat
satunya dapat meningkatkan rasa percaya informasi dari berbagai sumber baik dari media
diri. Berdasarkan hasil wawancara terungkap elektronik, buku, teman maupun surat kabar.
bahwa remaja memiliki pemahaman yang salah Data tersebut dapat mengungkapkan bahwa
tentang fungsi psikotropika, di antaranya dapat remaja memiliki pengetahuan tentang narkoba
meningkatkan rasa percaya diri, sedangkan yang diperoleh dari berbagai sumber. Artinya
penggunaan psikotropika merupakan tindakan adanya pengetahuan mengenai narkoba, maka
yang benar apabila dipergunakan hanya untuk seseorang terutama remaja mengetahui manfaat
pengobatan dan harus sesuai petunjuk dokter. dan bahaya melakukan suatu tindakan karena
Pemahaman responden tentang istilah dirinya memahami konsekuensi dari tindakan
lain narkoba adalah Napza semua responden yang dilakukannya (Bloom, 1996). Akan lebih
memahami hal tersebut. Pemahaman responden baik apabila sumber informasi tentang narkoba
terkait zat adiktif adalah zat selain narkotika diperoleh dari sumber yang memang berwenang
dan psikotropika yang dapat menimbulkan untuk menyampaikan antara lain BNN, pihak
ketergantungan adalah alkohol, thiner, lem kepolisian dan dinas kesehatan.
kayu, aseton, sebagian besar menyatakan setuju Sumbangan variabel X2 yaitu pengetahuan
sebesar 58,5 persen dengan pendapat tersebut, remaja tentang penyebab penyalahgunaan

53
Jurnal PKS Vol 17 No 1 Maret 2018; 47 - 60

narkoba/Napza terhadap variabel Y (sikap keluarga yang ditandai dengan keretakan


dan kepedulian remaja dalam penanggulangan keluarga, kesibukan orangtua, dan hubungan
penyalahgunaan narkoba) sebesar 4,482 antaranggota keluarga yang kurang harmonis,
persen. Sumbangan ini dapat dilihat di dapat menjadi faktor yang berperanserta dalam
lapangan melalui, penyebab terjadinya mendorong penyalahgunaan norkoba. Hasil
penyalahgunaan narkoba seperti pergaulan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
remaja, ketidakharmonisan orang tua, kekuatan Jimmy Simangungsong (2015), menyimpulkan
iman, pengetahuan remaja agar tidak ditolak kondisi keluarga yang kurang harmonis menjadi
dalam kelompok teman sebaya. Hasil penelitian salah satu penyebab terjadinya penyalahgunaan
terungkap bahwa secara keseluruhan dari 106 narkoba. Hal ini dilakukan sebagai pelarian
responden memiliki tingkat pengetahuan dalam seorang anak untuk mencari kekurangan yang
hal penyebab penyalahgunaan narkoba kategori tidak diperoleh di keluarga.
sangat baik sebesar 72 responden (67.92%) dan Masa remaja menurut Zakiah Daradjat (1975)
34 responden (32.08%) dalam kategori baik. sebenarnya merupakan masa pembentukan
Pengetahuan tentang penyebab mengapa “identitas diri” yang kerap kali menimbulkan
remaja menggunakan narkoba, sebanyak 52 kesulitan baik di pihak remaja itu sendiri
responden (49,06 %) menyatakan karena maupun dipihak orangtua. Banyak hal yang
keingintahuan yang tinggi, tidak dapat oleh orangtua dimaksudkan sebagai bantuan,
membedakan mana yang berakibat buruk mana tetapi oleh remaja ditafsirkan sebagai campur
yang bukan. Ditemukan 44 responden (41,51 tangan yang tidak dikehendaki, sehingga mudah
%), menyatakan setuju penyebab penggunaan timbul salah pengertian dalam hubungan anak
narkoba karena remaja masih dalam masa dan orangtua. Hawari menyatakan beberapa
peralihan, perubahan biologis, psikologis, dan penelitian menunjukkan remaja yang dibesarkan
sosial sehingga rasa keingintahunya tinggi. dalam keluarga yang penuh masalah, apalagi
Kondisi tersebut menyebabkan remaja rawan orangtuanya juga penyalahguna zat, maka anak
untuk melakukan pemahaman yang keliru dalam kondisi resiko tinggi untuk terlibat dalam
terhadap narkoba. penyalahgunaan zat.
Disharmonis orangtua dapat pula Remaja yang bergaul dalam lingkungan
menyebabkan anak terjerumus dalam yang salah ditengarai mudah terpengaruh dalam
penggunaan narkoba. Data hasil penelitian penyalahgunaan narkoba. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa responden yang memiliki terungkap bahwa responden yang menyatakan
pendapat sangat setuju sampai dengan setuju setuju sampai dengan sangat setuju dengan
50 responden (47,17%), sedangkan yang pendapat tersebut sejumlah 100 responden
menyatakan tidak setuju sampai dengan (94,34%). Hasil tersebut menunjukkan mereka
sangat tidak setuju terhadap pernyataan memiliki anggapan yang benar bahwa salah
tersebut 56 responden (52,83%). Berdasarkan satu penyebab penyalahgunaan narkoba adalah
hasil penelitian yang dilakukan Ikawati dan remaja bergaul dalam lingkungan yang salah.
Ahmad Purnama (1998), menemukan ketidak- Lingkungan yang salah ditengarai memiliki
harmonisan keluarga merupakan salah satu sumbangan besar terhadap penyalahgunaan
faktor penyebab penyalahgunaan narkoba. Hal narkoba. Lingkungan yang dimaksud adalah
tersebut dibenarkan oleh Hawari (1991), yang lingkungan keluarga ataupun teman sebaya.
mengidentifikasi kondisi keluarga sebagai Hasil tersebut diperkuat pendapat Hawkins,
matrik sosial yang berperan melatarbelakangi dkk (Tina Afiatin, 2010), faktor keluarga yang
penyalahgunaan zat adiktif pada remaja. berpengaruh dalam penyalahgunaan narkoba
Peran orangtua dan kondisi keluarga sangat adalah meniru dari orangtua dan saudara yang
mempengaruhi kepribadian remaja. Disharmonis sudah terlebih dulu menyalahgunakan narkoba.

54
Sikap dan Kepedulian Remaja dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba (Sri Yuni Murtiwidayanti)

Hasil penelitian Brook, dkk. menunjukkan godaan yang dapat menjerumuskan remaja
adanya hubungan negatif yang signifikan dalam penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut
antara pengguna narkoba pada orangtua dan sesuai dengan yang diungkapkan Topo Santoso
penyesuaian diri anak. Anak dengan orangtua dan Anita Silalahi (2000), bahwa yang harus
menyalahgun narkoba memiliki penyesuaian diperkokoh adalah kontrol pribadi dan kontrol
yang buruk. Kondisi tersebut menyebabkan sosial sebagai benteng yang harus dimiliki
remaja rentan dalam penyalahgunaan narkoba dalam upaya pemberantasan narkoba.
(Tina Afiatin, 2010). Keingintahuan remaja tanpa dilandasi
Hasil penelitian Hermawati (2001) pengetahuan yang benar terhadap narkoba
menemukan, para responden memperoleh dapat berakibat seseorang rentan terjerumus
narkoba, melalui teman atau perantara dan dalam penyalahgunaan narkoba, tehadap
secara sembunyi-sembunyi di tempat hiburan pernyataan tersebut sebanyak 64 responden
seperti mall, bar, diskotik dan salon ataupun (60,38%) menyatakan sangat setuju. Hasil
tempat kebugaran. Persepsi remaja tentang tersebut sejalan dengan pendapat Sunit (2009),
salah satu sebab remaja menggunakan narkoba bahwa penyalahgunaan narkoba disebabkan
karena keinginan remaja untuk dapat diterima oleh faktor intern antara lain keingintahuan
teman sebaya. Dari 106 responden sebanyak 68 yang besar untuk mencoba tanpa berpikir
responden (64,15%) menyatakan sangat setuju panjang mengenai akibatnya, keinginan untuk
sampai setuju dengan pernyataan tersebut. mencoba-coba karena penasaran, keinginan
Dari data tersebut terungkap remaja menyadari untuk bersenang-senang atau just for fun,
bahwateman sebaya sangat besar pengaruhnya keinginan untuk mengikuti trend atau gaya
terhadap penyalahgunaan narkoba. Remaja (fashionable), dan keinginan untuk diterima
yang memiliki kepribadian kuat danharga diri oleh lingkungan atau kelompok (konformitas).
tinggi mampu berkata tidak untuk menggunakan Hal tersebut dipertegas oleh Eulis Hendraswati
narkoba dan sebaliknya mereka yang memiliki (Daud Bahransyaf, 2015), bahwa para pemakai
kepribadian lemah akan melakukan apa saja narkoba biasanya diawali dengan coba-coba
asal dapat diterima teman kelompok meskipun karena pengaruh teman atau sekedar iseng,
harus menggunakan narkoba. Hal itu menjadi dan akhirnya merasa kecanduan. Pada tahap
kelompok rentan bagi pengguna narkoba. ini pengguna mencoba salah satu jenis narkoba
Pengaruh teman sebaya sangat besar terhadap untuk memenuhi rasa ingin tahu. Pada kondisi
penggunaan narkoba. Hal yang perlu ditekankan ini pengguna berpotensi sebagai pemakai yang
dalam penanggulangan penyalahgunaan lebih besar.
narkoba adalah ketahanan diri remaja terhadap Pergaulan bebas di kalangan remaja
pengaruh negatif. menjadikan seseorang sangat rentan
Hasil tersebut diperkuat pernyataan terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.
Landau (Tina Afiatin, 2010), bahwa salah satu Pernyataan tersebut dibenarkan oleh sebagian
penyebab penyalahgunaan narkoba di kalangan besar responden. Pendapat responden dapat
remaja adalah karena tekanan teman kelompok dimaknai bahwa kesalahan dalam memilih
sebaya. Penerimaan teman sebaya merupakan teman dapat menyebabkan remaja terjerumus
kebutuhan yang paling pokok bagi remaja. pada penyalahgunaan narkoba. Remaja secara
Jika dengan minuman keras diperlukan sebagai emosional sangat tergantung dan sangat
salah satu syarat agar dapat diterima teman membutuhkan dukungan kelompok teman
sebaya, maka remaja akan melakukan seperti sebaya sebagai ujud eksistensi diri. Kesalahan
apa yang diinginkan temannya. Melihat hasil remaja dalam memilih teman sangat rentan
tersebut hal utama yang harus dimiliki remaja terhadap penyalahgunaan narkoba. Remaja
adalahmembentengi diri terhadap berbagai yang memiliki harga diri tinggi dan pengetahuan

55
Jurnal PKS Vol 17 No 1 Maret 2018; 47 - 60

yang benar tentang narkoba akan memiliki untuk membeli. Apabila para pengguna sudah
pertahanan diri yang kuat serta lebih tunduk pada taraf kecanduan akan memaksakan
pada norma pergaulan yang positif. Sebaliknya untuk memperoleh barang tersebut dengan
remaja yang memiliki harga diri rendah tidak cara apapun meskipun ia harus mencuri dan
memiliki pengetahuan yang benar tentang mengompas teman. BNN (2009) berpendapat
narkoba akan memiliki toleransi tinggi terhadap sejumlah faktor penyebab penyalahgunaan
hal-hal negatif. narkoba adalah ketersediaan, meningkatnya
Pengetahuan remaja penyebab penyalahgunaan disebabkan oleh barang yang
penyalahgunaan narkoba menurut pendapat tersedia dimana-mana (di pemukiman, sekolah,
responden salah satunya tentang keluarga yang kampus, dan warung-warung kecil).
taat beribadah belum menjamin anak terjerumus Sumbangan relatif variabel X3 yaitu
dalam penyalahgunaan narkotika, terhadap pengetahuan remaja tentang akibat
pernyataan tersebut sebagian besar yakni penyalahgunaan narkoba/Napza terhadap
sebanyak 80 responden (75,47%)menyatakan variabel Y, yaitu sikap dan kepedulian remaja
setuju. Responden berpendapat meskipun dalam penanggulangan penyalahgunaan
orangtua taat beribadah namun jika orangtua remaja sebesar 81,394 persen. Sumbangan
kurang menerapkan penanaman agama yang tersebut di lapangan dapat dilihat melalui
kuat terhadap anak menyebabkan anak memiliki akibat penyalahgunaan narkoba, gejala dalam
pemahaman dan perilaku yang lemah dalam penyalahgunaan narkoba ketika di rumah
menjalankan agama sehingga akan berdampak dan ketika di sekolah. Dari hasil penelitian
mudah terpengaruh pada penyalahgunaan terungkap bahwa responden paham bahwa
narkoba. Hasil tersebut dibenarkan oleh Sri penyalahgunaan narkoba dapat mengakibatkan
Handayani (2011) yang menyatakan bahwa kecanduan bila dihentikan dapat mengakibatkan
keikutsertaan orangtua dalam mendidik anak kematian. Sebagian besar responden,82
merupakan awal keberhasilan orangtua dalam responden (77,37%) menyatakan tidak setuju
keluarga, apabila sang anak menjalani didikan hingga sangat tidak setuju terhadap pernyataan
sesuai dengan perintah agama. tersebut. Dari data tersebut terungkap bahwa
Maraknya penyalahgunaan narkoba responden memiliki pemahaman yang benar
dapat pula disebabkan lemahnya hukum di tentang akibat penyalahgunaan narkoba di
Indonesia, terkait dengan pendapat tersebut antaranya dapat menyebabkan kecanduan
101 responden (95,28%) menyatakan sangat dan dapat menimbulkan kematian bila tidak
setuju hingga setuju jika pengguna ataupun dihentikan. Remaja memiliki pemahaman
pengedar mendapat sanksi hukuman yang berat. yang benar terhadap akibat penyalahgunaan
Hawari (1991) mengindikasi salah satu aspek narkotika terbukti dari jawaban responden
penyalahgunaan zat disebabkan mudahnya yang menyatakan tidak setuju hingga sangat
zatdiperoleh. Penyalahgunaan narkoba tidak tidak setuju bahwa penyalahgunaan narkoba
akan ada kalau zat itu tidak ada. Jadi masalahnya dapat mengakibatkan ketergantungan dan akan
bukan hanya zat itu bersifat adiktif, melainkan menyebabkan kematian bila dihentikan.
juga disebabkan mudahnya memperoleh zat Remaja memiliki pandangan yang positif
tersebut. Hermawati (2001) dalam penelitiannya terhadap akibat penyalahgunaan narkoba
menemukan, bahwa para pengguna Napza/ terbukti dari jawaban responden yang
narkoba untuk memperoleh barang tersebut menyatakan bahwa penggunaan narkobaakan
harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi mengakibatkan kecanduan dan jika tidak
dan menggunakan bahasa sandi tertentu.Para dihentikan akan menyebabkan kematian.
pengguna dapat memperoleh secara mudah Hawari (1991) menyebutkan minuman keras
dan tersedia banyak di pasar asal ada uang adalah jenis minuman yang mengandung

56
Sikap dan Kepedulian Remaja dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba (Sri Yuni Murtiwidayanti)

alkohol termasuk zat adiktif.Kandungan yang sekolah.Semua responden terhadap pernyataan


ada di zat dapat menimbulkan adiksi yaitu tersebut menyatakan setuju hingga sangat setuju.
ketagihan atau ketergantungan. Pendapat Responden menyatakan sering berkumpul
tersebut juga dibenarkan Wresniworo (2000), dengan anak yang berbuat menyimpang
bahwa dampak penyalahgunaan narkoba yang dapat terjerumus dalam penyalahgunaan
ditimbulkan sangat luas, dampak terhadap diri narkoba dinyatakan oleh 102(96,23%). Akibat
sendiri di antaranya menimbulkan ketagihan dan penyalahgunaan narkoba dapat mempengaruhi
ketergantungan, bahkan dapat menimbulkan memoridan konsentrasi untuk belajar. Terkait
kematian. dengan pendapat tersebut seluruh responden
Salah satu akibat penyalahgunaan narkoba menyatakan sangat setuju hingga setuju.
adalah dapat menghilangkan kesadaran Remaja sangat menyadari akibat yang
pemakainya, dapat menyebabkan linglung, ditimbulkani penyalahgunaan narkoba di
ganas, dan liar sehingga mengganggu lingkungan. antaranya terkait dengan kegiatan belajar
Sebagian besar yakni102 responden (96,23%) mengajar bagi siswa. Remaja akan mengalami
menyatakan sangat setuju sampai dengan setuju berbagai perubahan negatif dalam prestasi
dengan pernyataan tersebut. Data tersebut belajar akibat penggunaan narkoba. Remaja
menunjukkan responden memiliki pemahaman yang menyadari dampak penggunaan narkoba
yang positif akibat penyalahgunaan narkoba. dapat merusak masa depan akan berusaha
Remaja memiliki pemahaman yang benar bahwa menghindar dari penggunaan narkoba. Melihat
akibat penyalahgunaan mampu membentengi besarsumbangan efektif dan relatif diatas, maka
diri agar tidak terjerumus dalam penggunaan pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan
narkoba. Wresniwiro (2000) menyatakan narkoba merupakan unsur penting dalam
dampak penyalahgunaan narkoba terhadap diri menentukan sikap dan kepedulian remaja dalam
sendiri antara lain dapat mengganggu mental penanggulangan penyalahgunaan narkoba.
dan mengganggu kecekatan, cenderung menjadi
pelaku kejahatan. Dampak penyalahgunaan D. Penutup
narkoba terhadap masyarakat di antaranya Berdasarkan hasil analisis data diatas
dapat mengganggu ketertiban masyarakat, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif
menimbulkan rasa takut di lingkungan antara sikap dan kepedulian remaja dalam
masyarakat, dan meresahkan masyarakat. penanggulangan penyalahgunaan narkoba
Responden yang menyatakan bahwa ditinjau dari kepemilikan pengetahuan. Selain
akibat menggunakan narkoba seseorang dapat pengetahuan faktor lain yang ikut andil terhadap
melakukan perbuatan kriminal 100 responden sikap dan kepedulian remaja adalah lingkungan
(94,34%), menyatakan sangat setuju hingga keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
setuju. Ancaman penyalahgunaan narkoba masyarakat.
bersifat multi dimensional baik dimensi Berkait hasil tersebut direkomendasikan
keamanan maupun penegakan hukum. kepada: 1) Kementerian Sosial RI melalui
Berbagai tindakan brutal dan kekerasan akibat Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban
narkobadapat mengganggu masyarakat dan Penyalahgunaan Napza mengedepankan
menimbulkan pelanggaran hukum lainnya. penguatan sumber daya manusia khususnya
Akibat pengguna narkoba ketika berada di pada program pencegahan remaja dalam
sekolah ditandai dengan prestasi menurun, penyalahgunaan narkoba dan membekali
sering mengantuk, membolos, sering ke dengan wawasan/pengetahuan yang diperlukan
kamar mandi. Penyalahguna narkoba ditandai tentang bahaya narkoba; 2) Keluarga memantau
juga mudah marah dan tersinggung, sering pergaulan dan aktivitas anak, memberikan
berbohong, tidak peduli dengan kegiatan kesempatan memperoleh pendidikan memadai

57
Jurnal PKS Vol 17 No 1 Maret 2018; 47 - 60

dan melakukan kegiatan positif (mengikuti Remaja Narkoba dan Kelompok Remaja Bukan
seminar, diskusi, penyuluhan tentang bahaya Narkoba. Yogyakarta: B2P3KS.
Jimmy Simangungsong. (2015). Penyalahgunaan
penyalahgunaan narkoba, kegiatan olah raga) Remaja di Kalangan Remaja. (Studi Kasus pada
serta memberikan kasih sayang dan perhatian Badan Narkotika Nasional Kota Tannjugpinang).
pada anak; 3) Masyarakat hendaknya tanggap Jurnal.umrah.ac.id>E-jurnal-jimmy
terhadap potensi penyalahgunaan narkoba Tina Afiatin, (2010). Pencegahan Penyalahgunaan
di lingkungannya; 4) Pihak Sekolah perlu Narkoba dengan Program Aji. Yogyakarta
Universitas Gadjah Mada University Press.
merumuskan kurikulum (materi pelajaran) Wresniwiro, dkk. (2000). Narkotika dan Obat Berbahaya.
tentang bahaya narkoba, meningkatkan peran Jakarta: Yayasan Mitra Bintibmas.
guru bimbingan dan penyuluhan dalam Monks, F.J, Knoers, A.M.P, & Haditono, S.R. (2002).
menangani resikonya, membuat jejaring dengan Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam
pihak terkait dan yang berkompeten. Berbagai Bagiannya. Cetakan Keempat belas.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Olson, C,N.; Horan, JJ.& Polnsky, I. (1992). Counseling
Ucapan Terima Kasih Psychology Perspektive on The Problem of Substance
Terima kasih disampaikan kepada Kepala Abu. Dalam Steven, D. Brown & Robert , W. Lent
Sekolah dan Guru Bimbingan dan Konseling (Eds). Handbook of Counseling Psychology New
yang menjadi lokasi penelitian serta responden York: John Wiley & Sons, Inc.
Oxford Learner’s Pocket Dictionary. 3 rd edition-(2004).
yang telah memberikan data dan informasi UK : Oxford University Press.
sehinga penelitianini terlaksana. Purwani Trangewesti. (1992). Sumber Daya Keluarga dan
Kompetensi Sosial Pada Remaja Penyalahgunaan
Pustaka Acuan Narkotika dan Remaja Bukan Penyalahgunaan
Atwater, E. (1992). Adolescence. Toronto Canada Inc: Narkotika . Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Practice, Hall. Santrock, J. W.(2002). Life-Span Development:
Bloom, M. (1996). Primary Preventation Practices. Perkembangan Masa Hidup, Jilid 1 (Terjemahan:
California: SAGE Publication, Inc. Achmad Chusairi & Juda Damanik): Jakarta
BNN RI, (2009), Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Erlangga.
Narkoba, Jakarta: BNN RI. Singgih D. Gunarso.(1985).Psikologi Remaja. Jakarta:
.............. (2009). Pencegahan Penyalahgunaan: Apa BPK Gunung Mulia.
yang harus Anda Lakukan. Jakarta: BNN RI. —————. (1993). Psikologi Perkembangan Anak dan
Daud Bahransyaf, dkk. (2015). Faktor Deerminan Relapse Remaja. Jakarta: BPK GunungMulia.
Korban Penyalahgunaan Napza Pascarehabilitasi. Suharsimi Arikunto. (2007).Manajemen Penelitian.
Yogyakarta: B2P3KS Press. Jakarta: Jakarta: Rineka Cipta.
Hawari, D. (1990). Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Sutrisno Hadi dan Yuni Mamardiningsih (2000) Program
Adiktif. Jakarta: Kedokteran Universitas Indonesia. SPS. Yogyakarta: UGM
—————. (1991). Penyalahgunaan Narkoba dan Zat Sunit, ATC. (2009). When Napza Lure Human Being,
Adiktif. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Yogyakarta: B2P3KS Press.
Indonesia. Soewadi , (1996). Penyalahgunaan Obat dan Tindak
—————. Waspada Narkotika di Sekolah, Koran Sore Kejahatan. Makalah Seminar. Yogyakarta : Dies
Wawasan, Desember 2009. UGM, tanggal 30 November 1996.
Hermawati, (2001). Dalam Media Informasi Penelitian Sri Handayani.(2011). Pengaruh Keluarga, Masyarakat,
Kesejahteraan Sosial, Edisi 166. Th. Ke 25, Januari- dan Pendidikan terhadap Pencegahan Bahaya
April 2001. Narkotika di Kalangan Remaja. Jakarta: Pascasarjana
Herristanti. (1996). Hubungan antara Dukungan Sosial Universitas Indonesia. Program Studi Pengkajian
dan Penerimaan Diri Penyandang Cacat Tubuh. Ketahanan Nasional.
Yogyakarta. Fakultas Psikologi UGM. Topo Santoso dan Anita Silalahi. (2000). Penyalahgunaan
I Gusti K. Alit. (1995). Perilaku Remaja dan Narkoba di Kalangan Remaja Suatu Perspektif.
Permasalahannya. Jakarta: Yayasan Penerus Nilai- Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 1 No. I September
Nilai Luhur Perjuangan 1945. 2000
Ikawati dan Akhmad Purnama. (1998). Penelitian Zakiyah Darajat. (1975). Pembinaan Remaja. Jakarta:
Diagnostik tentang Perbedaan Sikap Orangtua Bulan Bintang.
terhadap Tingkahlaku Agresif Pada kelompok

58
Sikap dan Kepedulian Remaja dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba (Sri Yuni Murtiwidayanti)

Situs Internet: Wilujeng Kharisma. 2016. Penyalahgunaan


Kompasiana. (2015) Jumlah Pengguna Narkobadi Narkoba di Yogyakarta Didominasi Pelajar
Indonesia. http://www.kompasiana.com/phadli/ dan Mahasiswa.http://www.pikiran-rakyat.com/
jumlah-pengguna-Narkoba-di-indonesia. Diakses 9 nasional/2016/04/25/penyalahgunaan-Narkoba-di-
Januari 2016. yogyakarta-didominasi-pelajar-dan-mahasiswa-
Republika. (2017). 27 Persen Pengguna Narkoba Pelajar diakses 29 Juni 2016.
dan Mahasiswa. https://www.google.co.id/amp_
version/oymn. Diakses 1 Februari 2018

59
Jurnal PKS Vol 17 No 1 Maret 2018; 47 - 60

60

S-ar putea să vă placă și