Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Roswita Oesman
Departemen Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU,Medan- 20155
Corresponding Author : roswitaoesman@ymail.com
ABSTRACT
122
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
fisik pada tanah ultisol dan sangat indikator berdasarkan sifat tanaman
merugikan karena dapat mengurangi tersebut yang banyak menyerap unsur
kesuburan tanah, dengan tererosinya hara dan dapat menunjukkan respon
bahan organik dan hara (Soil Survey secara visual akibat kekurangan
Staff, 2014). dan/atau keracunan unsur hara.
Tanah Ultisol memiliki sifat- Penelitian ini bertujuan untuk
sifat kimia antara lain kemasaman mendapatkan efisiensi penggunaan
tanah tinggi, pH rata-rata < 4,5 , pupuk anorganik akibat penggunaan
kejenuhan Al tinggi, miskin pupuk organik terhadap pertumbuhan
kandungan hara makro terutama P, K, dan produksi tanaman jagung (Zea
Ca dan Mg, serta kandungan bahan mays L) di tanah Ultisol.
organik rendah. Sehingga pemanfaatan
tanah ini terkendala oleh sifat fisik dan BAHAN DAN METODE
kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman terutama Penelitian dilaksanakan di
tanaman pangan bila tidak dikelola Kebun Percobaan, Laboratorium Riset
dengan baik. Untuk mengatasi kendala dan Teknologi Fakultas Pertanian
tersebut dapat diterapkan teknologi Universitas Sumatera Utara Medan,
pegapuran, pemupukan dan pemberian yang akan dilaksanakan pada bulan
bahan organik (Prasetyo dan Agustus sampai dengan November
Suriadikarta, 2006). 2016. Bahan yang digunakan dalam
Untuk memperbaiki kualitas penelitian ini adalah tanah Ultisol dari
tanah, dapat ditempuh dengan Perkebunan Tambunan-A Langkat,
beberapa cara seperti mengurangi pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCl,
penggunaan pupuk kimia dan pupuk kandang ayam, benih jagung
menggunakan pupuk organik seperti varietas Pioneer-23, polybag sebagai
pupuk hijau, pupuk kompos ataupun wadah media tanam, insektisida regent
pupuk kandang. Beberapa diantara (pembasmi semut) dan decis
kotoran hewan yang dapat (pembasmi ulat) serta bahan-bahan
dimanfaatkan sebagai pupuk organik kimia yang digunakan untuk keperluan
yaitu kotoran sapi, kotoran kambing analisis di Laboratorium.
dan kotoran ayam (Hartatik dan Alat yang digunakan adalah
Setyorini, 2011). cangkul yang digunakan dalam
Pupuk organik merupakan pengambilan tanah dan penyiapan
pupuk yang berasal dari tumbuhan lahan, timbangan untuk menimbang
mati, kotoran hewan dan/atau bagian tanah, gembor untuk menyiram
hewan dan/atau limbah organik tanaman, ayakan untuk mengayak
lainnya yang telah melalui proses tanah, dan alat-alat laboratorium lain
rekayasa, berbentuk padat atau cair, yang mendukung untuk analisis.
dapat diperkaya dengan bahan mineral Penelitian ini menggunakan
dan/atau mikroba yang bermanfaat Rancangan Acak Kelompok Faktorial
untuk meningkatkan kandungan hara dengan 2 faktor yaitu pupuk organik
dan bahan organik tanah serta (O) dan pupuk anorganik (A) masing-
memperbaiki sifat fisik, kimia dan masing 5 taraf dan 2 ulangan sehingga
biologi tanah (Permentan diperoleh unit percobaan sebanyak 5 x
No.70/Permentan/SR.140/10/2011). 5 x 2 = 50 unit percobaan. Masing-
Pada penelitian ini tanaman masing perlakuan percobaannya
jagung digunakan sebagai tanaman adalah sebagai berikut :
123
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung (cm) pada Perlakuan Pemberian Pupuk Organik
dan Pupuk Anorganik pada Umur 8 MST
Pupuk Anorganik
Perlakuan A0 A1 A2 A3 A4 Rataan
(tanpa pupuk) (100%) (75%) (50%) (25%)
Pupuk Organik
O0 (tanpa pupuk) 68,00 93,50 84,50 107,50 85,50 87,80 c
O1 (100%) 103,00 115,50 122,00 124,50 107,00 114,40 a
O2 (75%) 89,00 106,50 116,50 90,00 100,50 100,50 b
O3 (50%) 92,00 111,50 98,50 109,50 85,00 99,30 b
O4 (25%) 87,50 110,00 24,52 22,63 18,58 100,60 b
Rataan 87,90 b 107,40 a 104,50 a 107,40 a 95,40 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang
sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%.
124
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
Tabel 2. Tinggi Tanaman Jagung (cm) pada Perlakuan Pemberian Pupuk Organik
dan Pupuk Anorganik pada Umur 12 MST
Pupuk Anorganik
Perlakuan A0 A1 A2 A3 A4 Rataan
(tanpa pupuk) (100%) (75%) (50%) (25%)
Pupuk Organik
O0 (tanpa pupuk) 103,50 99,00 83,00 129,50 124,50 107,90 b
O1 (100%) 130,00 133,50 120,00 140,50 117,50 128,30 a
O2 (75%) 124,50 120,50 132,00 112,00 126,00 123,00 ab
O3 (50%) 125,50 112,00 124,00 119,00 118,00 119,70 ab
O4 (25%) 101,50 127,50 103,50 115,50 108,00 111,20 b
Rataan 117,00 118,50 112,50 123,30 118,80
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang
sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%.
123
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
Tabel 3. Bobot Kering Tajuk Jagung (g) pada Perlakuan Pemberian Pupuk Organik
dan Pupuk Anorganik
Pupuk Anorganik
Perlakuan A0 A1 A2 A3 A4 Rataan
(tanpa pupuk) (100%) (75%) (50%) (25%)
Pupuk Organik
O0 (tanpa pupuk) 9,59 21,77 15,61 25,23 22,77 18,99
O1 (100%) 32,57 29,47 25,29 28,43 25,80 28,31
O2 (75%) 17,77 31,51 25,54 26,02 22,48 24,66
O3 (50%) 17,71 32,04 24,06 21,91 13,99 21,94
O4 (25%) 15,21 24,40 24,52 22,63 18,58 21,07
Rataan 18,57 27,84 23,00 24,84 20,72
Keterangan : Angka-angka yang tidak diikuti huruf pada baris atau kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%.
Tabel 4. Bobot Kering Akar Jagung (g) pada Perlakuan Pemberian Pupuk Organik
dan Pupuk Anorganik
Pupuk Anorganik
Perlakuan A0 A1 A2 A3 A4 Rataan
(tanpa pupuk) (100%) (75%) (50%) (25%)
Pupuk Organik
O0 (tanpa pupuk) 2,49 7,29 5,63 9,28 9,18 6,77
O1 (100%) 11,67 14,75 10,87 10,40 9,02 11,34
O2 (75%) 7,02 13,48 12,21 9,34 8,08 10,02
O3 (50%) 5,49 18,22 10,76 14,56 4,40 10,68
O4 (25%) 4,42 12,40 9,55 9,12 5,92 8,28
Rataan 6,22 c 13,23 a 9,80 b 10,54 b 7,32 c
123
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang
sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%.
Bobot kering akar terendah terdapat pada O0A0. Perlakuan pupuk organik 50%
dan anorganik 100% (O3A1) menunjukkan kedua kombinasi pupuk tersebut lebih
efisien meningkatkan bobot kering akar.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik yang terbaik untuk
parameter bobot pipilan kering adalah 75% (O2) yaitu 15,02 g yang berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya, namun tidak berbeda nyata pada perlakuan 50% (O3).
Demikian juga dengan pemberian pupuk anorganik pada dosis 100% (A1) yaitu
15,06 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, namun tidak berbeda nyata
pada perlakuan 50% (A3). Dari kombinasi pupuk organik dan pupuk anorganik (O x
A), rataan tertinggi diperoleh pada kombinasi 50% pupuk organik dengan 100%
pupuk anorganik O3A1 (17,41 g), yang tidak berbeda nyata dengan O2A1 namun
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Bobot pipilan kering terendah terdapat pada
O0A0. Perlakuan pupuk organik 50% dan anorganik 100% (O3A1) menunjukkan
kedua kombinasi pupuk tersebut lebih efisien meningkatkan bobot pipilan kering.
5. Serapan N
Dari hasil sidik ragam tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian
pupuk organik (O) berpengaruh nyata terhadap serapan N tanaman jagung. Pada
perlakuan pemberian pupuk anorganik (A) tidak berpengaruh nyata terhadap serapan
N tanaman jagung. Sedang kombinasi perlakuan pemberian pupuk organik dengan
pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap serapan N tanaman jagung.
Serapan N tanaman jagung pada perlakuan pemberian pupuk organik dan
pupuk anorganik terdapat pada Tabel 6.
Tabel 5. Bobot Pipilan Kering Jagung (g) pada Perlakuan Pemberian Pupuk Organik dan
Pupuk Anorganik
Pupuk Anorganik
Perlakuan A0 A1 A2 A3 A4 Rataan
(tanpa pupuk) (100%) (75%) (50%) (25%)
Pupuk Organik
O0 (tanpa pupuk) 0,00 i 11,72 f 6,13 h 12,66 e 11,78 f 8,46 c
O1 (100%) 13,03 d 14,50 c 13,64 d 14,11 c 14,69 c 13,99 b
O2 (75%) 11,80 f 17,09 a 14,80 c 16,58 b 14,85 c 15,02 a
O3 (50%) 13,81 d 17,41 a 16,10 b 13,19 d 12,36 e 14,57 ab
O4 (25%) 11,98 f 14,60 b 15,08 c 13,79 d 10,63 g 13,22 b
Rataan 10,12 c 15,06 a 13,15 b 14,06 ab 12,86 b
123
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf pada baris atau kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%.
Tabel 6. Serapan N tanaman Jagung (%) pada Perlakuan Pemberian Pupuk Organik
dan Pupuk Anorganik
Pupuk Anorganik
Perlakuan A0 A1 A2 A3 A4 Rataan
(tanpa pupuk) (100%) (75%) (50%) (25%)
Pupuk Organik
O0 (tanpa pupuk) 0,18 0,51 0,32 0,34 0,32 0,33 b
O1 (100%) 0,47 0,33 0,40 0,40 0,33 0,38 b
O2 (75%) 0,23 0,96 0,94 1,22 0,63 0,79 a
O3 (50%) 0,44 0,49 0,63 0,20 0,25 0,40 b
O4 (25%) 0,33 0,47 0,49 0,67 0,54 0,50 b
Rataan 0,33 0,55 0,55 0,56 0,41
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang
sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%.
124
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
Tabel 7. Serapan P tanaman Jagung (%) pada Perlakuan Pemberian Pupuk Organik
dan Pupuk Anorganik
Pupuk Anorganik
Perlakuan A0 A1 A2 A3 A4 Rataan
(tanpa pupuk) (100%) (75%) (50%) (25%)
Pupuk Organik
O0 (tanpa pupuk) 0,12 0,29 0,23 0,31 0,28 0,24 c
O1 (100%) 0,39 0,48 0,38 0,51 0,47 0,45 b
O2 (75%) 0,33 0,72 0,47 0,72 0,49 0,54 a
O3 (50%) 0,39 0,68 0,60 0,38 0,34 0,48 ab
O4 (25%) 0,36 0,48 0,50 0,39 0,31 0,41 b
Rataan 0,32 0,53 0,43 0,46 0,38
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang
sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%.
Tabel 8. Serapan K tanaman Jagung (%) pada Perlakuan Pemberian Pupuk Organik
dan Pupuk Anorganik
Pupuk Anorganik
Perlakuan A0 A1 A2 A3 A4 Rataan
(tanpa pupuk) (100%) (75%) (50%) (25%)
Pupuk Organik
O0 (tanpa pupuk) 0,08 0,22 0,17 0,16 0,23 0,17
O1 (100%) 0,13 0,22 0,23 0,36 0,27 0,24
O2 (75%) 0,13 0,35 0,16 0,34 0,23 0,24
O3 (50%) 0,15 0,19 0,13 0,18 0,13 0,16
O4 (25%) 0,16 0,21 0,19 0,16 0,15 0,17
Rataan 0,13 0,24 0,18 0,24 0,20
123
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
Keterangan : Angka-angka yang tidak diikuti huruf pada baris atau kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5%.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa Agustus 2016, dan tanaman jagung
serapan K tanaman tertinggi adalah mulai berbunga pada tanggal 7
pemberian pupuk organik 100% (O1) Oktober 2016.
yaitu 0,24 %, dan terendah perlakuan
50% (O3). Demikian juga dengan 9. Efisiensi Pemupukan
pemberian pupuk anorganik yang Pemberian pupuk organik dan
tertinggi pada dosis 100% (A1) yaitu pupuk anorganik dapat meningkatkan
0,24 % dan terendah pada perlakuan efisiensi pemupukan N, P dan K.
tanpa pupuk (A0). Kombinasi pupuk Efisiensi pemupukan N tertinggi
organik dan anorganik berpengaruh sebesar 1,221 pada perlakuan pupuk
tidak nyata terhadap serapan P organik 75% dan pupuk anorganik
tanaman. Kombinasi tertinggi 50% (O2A3). Efisiensi pemupukan P
diperoleh pada pupuk organik 100% tertinggi sebesar 0,722 pada perlakuan
dan anorganik 50% (O1A3). Serapan K pupuk organik 75% dan pupuk
tanaman terendah terdapat pada O0A0. anorganik 100% (O2A1). Sedangkan
efisiensi pemupukan K tertinggi
8. Waktu Berbunga sebesar 0,360 pada perlakuan pupuk
Waktu berbunga tanaman organik 100% dan pupuk anorganik
jagung adalah 57 hari setelah tanam. 50% (O1A3).
Jagung di tanam pada tanggal 12
Tabel 9. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik terhadap Efisiensi
Pemupukan N, P dan K
O0 O1 O2 O3 O4
0 100% 75% 50% 25%
Serapan N
A0 0 0,175 0,464 0,224 0,443 0,330
A1 100% 0,510 0,327 0,957 0,486 0,460
A2 75% 0,313 0,398 0,935 0,628 0,488
A3 50% 0,336 0,398 1,221 0,199 0,665
A4 25% 0,319 0,324 0,633 0,249 0,537
Serapan P
A0 0 0,118 0,385 0,322 0,387 0,359
A1 100% 0,282 0,481 0,722 0,682 0,482
A2 75% 0,232 0,380 0,464 0,602 0,493
A3 50% 0,311 0,514 0,715 0,379 0,386
A4 25% 0,279 0,468 0,487 0,335 0,313
Serapan K
A0 0 0,076 0,134 0,131 0,149 0,160
A1 100% 0,218 0,216 0,348 0,187 0,206
A2 75% 0,170 0,226 0,164 0,131 0,185
A3 50% 0,155 0,360 0,342 0,180 0,159
A4 25% 0,226 0,265 0,229 0,133 0,145
123
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
123
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
Pada dosis tersebut, produksi untuk tanaman jagung dapat meningkat hingga
10,98% (Goenadi et.al., 1998).
123
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
energi yaitu ADP dan ATP, NAD, bahan vital berbagai enzim yang
NADPH, dan senyawa sistem merupakan sentral dalam seluruh
informasi genetik DNA dan RNA proses metabolisme tanaman. Unsur P
(Dwidjosaputra, 1990). sangat penting untuk pertumbuhan dan
Kompos kotoran ayam sebagai produksi tanaman. Terhadap
pupuk organik selain dapat pertumbuhan tanaman P dapat
menyumbangkan unsur hara merangsang perkembangan perakaran
(memperbaiki sifat kimia tanah) juga tanaman. Sedangkan pada produksi
dapat memperbaiki sifat fisik dan tanaman P mempertinggi hasil serta
biologi tanah. Secara biologi pupuk bahan kering, memperbesar bobot biji,
organik merupakan makanan bagi memperbaiki kualitas hasil serta
mikroorganisme tanah. Penambahan mempercepat kematangan (Nyakpa et
pupuk organik akan meningkatkan al., 1988). Hal ini sesuai dengan
jumlah mikroorganisme tanah dan penelitian Sondari et al (2014) yang
aktifitasnya juga tinggi. Aktifitas menunjukkan bahwa dengan adanya
mikroorganisme tanah dapat pemberian pupuk organik yang sedikit
memperbaiki sifat fisik tanah yaitu ternyata menimbulkan serapan N dan
kegemburan dan aerasi tanah. Pupuk P yang tinggi dan berbeda nyata
organik merupakan makanan bagi dengan perlakuan lainnya yang
mikroorganisme dalam tanah. menggunakan perbandingan pupuk
Peningkatan pupuk organik dalam paling banyak. Justru dengan
tanah akan meningkatkan aktifitas pemberian pupuk banyak
mikroorganisme sehingga tanah mengakibatkan serapan pupuk
menjadi gembur dan meningkatkan terganggu, sehingga menimbulkan
aerasi tanah. Aerasi yang baik akan perbedaan nyata.
mendukung perkembangan akar dan
penyerapan hara (Marsono dan Sigit, 2. Pengaruh Pupuk Anorganik
2001). terhadap Pertumbuhan dan
Pemberian pupuk organik Produksi Tanaman Jagung di
100% menimbulkan serapan N dan P Tanah Ultisol
yang tinggi dan berbeda nyata. Hal ini
karena ketersediaan unsur hara Dari hasil penelitian pupuk
terutama N dan P dalam tanaman Anorganik berpengaruh nyata
sudah mencukupi untuk pertumbuhan terhadap tinggi tanaman umur 8 MST,
tanaman jagung. Ketersediaan N dan P bobot kering akar dan bobot pipilan
yang memadai sangat dibutuhkan kering, tetapi tidak berpengaruh nyata
karena dalam pertumbuhan tanaman terhadap tinggi tanaman umur 12
terjadi proses-proses pembelahan sel MST, bobot kering tajuk, serapan N, P
dan pemanjangan sel dimana proses- dan K.
proses tersebut memerlukan Pemberian pupuk Anorganik
karbohidrat dalam jumlah besar. 100% merupakan dosis pupuk terbaik
Poerwowidodo (1992) menambahkan yang dapat meningkatkan komponen
bahwa N merupakan bagian pokok hasil tanaman bila dibandingkan
tanaman hidup. N hadir sebagai satuan dengan perlakuan dosis pupuk lainnya.
fundamental dan protein, asam Meningkatnya komponen hasil yang
nukleik, klorofil dan senyawa organik dipengaruhi perlakuan A1
lainnya. Protein merupakan penyusun berhubungan atau ada kaitannya
utama protoplasma. Fungsinya sebagai dengan produksi organ tanaman
123
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
124
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
125
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
126
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
127
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
128
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
129
Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : 2356-4725
Vol.4, No.2. Agustus 2017. (13) : 122- 129
123