Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
Status Gizi
No Pengetahuan Normal Gizi Lebih Total P
n % n % n %
1 Baik 21 60 14 40 35 100
0,364
2 Cukup 37 50,7 36 49,3 73 100
Status Gizi
No Jenis Makanan Normal Gizi Lebih Total P
n % n % n %
1 Lengkap 56 62,9 33 37,1 89 100
0,0001
2 Tidak Lengkap 2 10,6 17 89,4 19 100
Status Gizi
Kecukupan P
No Normal Gizi Lebih Total
Energi
n % n % n %
1 Kurang 35 54,7 29 45,1 64 100
2 Baik 4 44,4 5 55,6 9 100 0,844
3 Lebih 19 54,2 16 45,8 35 100
Status Gizi
Kecukupan P
No Normal Gizi Lebih Total
Protein
n % n % n %
1 Kurang 18 50 18 50 36 100
2 Baik 4 100 0 0 4 100 0,160
3 Lebih 36 52,9 32 47,1 68 100
Status Gizi
Kecukupan P
No Normal Gizi Lebih Total
Lemak
n % n % n %
1 Kurang 47 100 0 0 47 100
2 Baik 3 33,3 6 66,7 9 100 0,0001
3 Lebih 8 15,4 44 84,6 52 100
pada kategori baik. Hal ini
Berdasarkan penelitian se- disebabkan karena mereka sedang
banyak 55,6% mahasiswa memiliki mengurangi asupan makanan agar
gizi lebih tetapi asupan energinya mendapatkan berat yang ideal. Pada
kategori asupan energi lebih terdapat bermakna. Ada hubungan antara
sebanyak 54,2% mahasiswa bergizi tingkat asupan lemak dengan status
normal. hal ini disebabkan karena obesitas.
mahasiswa selalu mengonsumsi nasi Menurut penelitian yang
bungkus dengan frekuensi 1-2 kali dilakukan diketahui bahwa semua
sehari. Seperti yang kita ketahui, nasi mahasiswa yang aktivitasnya ringan
bungkus terdiri dari nasi yang banyak status gizi normal. Dari mahasiswa
dan kuah-kuah dari santan, serta dengan aktivitas fisik sedang
sayuran yang sedikit dan porsi lauk sebanyak 9,1% memiliki status gizi
yang kecil. Alasan mahasiswa normal dan 90,9% memiliki status
mengonsumsi nasi bungkus karena gizi lebih. Sedangkan semua yang
harganya yang ekonomis dan beraktivitas fisik berat memiliki status
gampang dibeli di daerah sekitar gizi lebih. Berdasarkan hasil uji
kampus. statistik menggunakan uji pearson chi
Penelitian ini sejalan dengan square diketahui bahwa terdapat
penelitian Kharismawati, hasil uji hubungan antara aktivitas fisik
statistik didapat hubungan antara dengan kejadian gizi lebih p = 0,0001
tingkat energi dan obesitas tidak < 0,005.
bermakna, asupan protein dengan
status obesitas secara statistik tidak
Status Gizi
No Aktivitas Fisik Normal Gizi Lebih Total P
n % n % n %
1 Ringan 49 100 0 0 49 100
2 Sedang 5 9,1 50 90,9 55 100 0,0001
3 Berat 4 100 0 0,0 4 100
energi yang dipergunakan (Putri,
Moehyi (2003) mengatakan 2011). Aktivitas fisik adalah gerakan
bahwa penyebab terjadinya tubuh yang di hasilkan oleh otot –
kegemukan kurangnya aktivitas fisik, otot rangka yang dihasilkan sebagai
kemudahan hidup atau kemajuan suatu pengeluaran tenaga yang
teknologi yang membuat pekerjaan meliputi pekerjaan, waktu senggang
menjadi mudah dan tidak dan aktivitas sehari – hari. Aktivitas
memerlukan kerja fisik yang berat. fisik tersebut memerlukan usaha
Aktivitas fisik merupakan salah satu ringan, sedang atau berat yang dapat
faktor yang dapat meningkatkan menyebabkan perbaikan kesehatan
kebutuhan energi, sehingga apabila bila di lakukan secara teratur.
aktivitas fisik rendah maka Seseorang yang kurang melakukan
kemungkinan terjadinya obesitas akan aktivitas fisik menyebabkan tubuh
meningkat. kurang mengguna-kan energi yang
Kurangnya aktivitas fisik tersimpan di dalam tubuh
inilah yang menjadi penyebab (Rahmawati, 2009).
obesitas karena kurangnya
pembakaran lemak dan sedikitnya
Kesimpulan Daftar Pustaka
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan di Fakultas Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar
Kesehatan Masyarakat Universitas Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia
Sumatera Utara mengenai hubungan Pustaka.
pengetahuan, pola makan, dan
aktivitas fisik dengan kejadian gizi Budiyanto, M.A.K., 2002. Dasar –
lebih pada mahasiswa dapat Dasar Ilmu Gizi. Malang.
disimpulkan bahwa: Universitas Muhammadiyah
1. Faktor yang berhubungan Malang Press.
terhadap kejadian gizi lebih pada
Hasdinah. H., Sitoyo, S.,
mahasiswa Fakultas Kesehatan
Peristyowati, Y. 2014.
Masyarakat Universitas Sumatera
Pemanfaatan Gizi, Diet, dan
Utara adalah pola makan yaitu
Obesitas. Yogyakarta. Nuha
jenis makanan yang dilihat
Medika.
berdasarkan kelengkap-an makan
dan kecukupan lemak. Khomsan, A. 2004. Pengantar
2. Faktor akitivitas fisik juga Pangan dan Gizi. Cetakan -1,
memiliki hubungan yang Penerbit Penebar Swadaya,
signifikan dengan kejadian gizi Jakarta.
lebih pada mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Kharismawati, R.S. 2010. Hubungan
Universitas Sumatera Utara. Tingkat Asupan Energi, Protein,
3. Faktor pengetahuan tidak Lemak, Karbohidrat, Dan Serat
berhubungan dengan kejadian gizi Dengan Status Obesitas Pada
lebih, hal ini disebabkan sebagian Siswa SD. Skripsi. Surabaya:
besar tingkat pengetahuan Universitas Airlangga.
mahasiswa dalam kategori cukup
sehingga belum dapat Moehyi. 2003. Pengaturan makanan
menerapkan pola makan yang dan diet untuk penyembuhan
baik. penyakit. Jakarta