Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
The purpose of this research is to know whether Local Government of
Banjarnegara Regency: 1) Able to implement green accounting at public institution in
Banjarnegara District Government. 2) To increase knowledge in the realm of financial
accounting and management on green accounting. Type of research used in this research
is qualitative research with descriptive method. Qualitative research procedure with
phenomenological approach, after horizonaliting and statement of each participant has
been collected into the unit of meaning and written a picture of how the experience
occurred, then the results are developed through the overall description of the existing
phenomenon so as to find the essence of the phenomenon. The results obtained that the
understanding of green accounting implementation in Banjarnegara area is good. This is
evident from the results of in-depth interview and observation of the participants already
know the procedures regarding the management of disaster emergency response,
financial statements on green accounting produced by Local Government Banjarnegara
already integrated well and audited by BPKP and appointment of public accounting
firm.
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah Pemerintah Daerah Kabupaten
Banjarnegara: 1) Mampu mengimplementasikan green accounting pada instansi publik
di Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara. 2) Untuk menambah keilmuan dalam
ranah akuntansi keuangan dan manajemen mengenai green accounting. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode
deskriktif. Prosedur penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, setelah
dilakukan horizonaliting dan pernyataan masing-masing partisipan telah dikumpulkan ke
dalam unit makna dan ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi,
selanjutnya hasil tersebut dikembangkan melalui uraian secara keseluruhan dari
fenomena yang ada sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Hasil Penelitian
diperoleh bahwa Pemahaman implementasi green accounting di daerah Banjarnegara
sudah baik. Hal ini terbukti dari hasil in-depth interview dan observasi pertisipan sudah
mengetahui prosedur mengenai pengelolaan berkaitan tanggap darurat bencana, laporan
keuangan mengenai green accounting yang dihasilkan oleh Pemerintah Daerah
Banjarnegara sudah terintegrasi dengan baik dan diaudit oleh BPKP maupun penunjukan
kantor akuntan publik.
(1) membandingkan data hasil pengamatan g. Meng-edit dan me-review kembali tema
dengan data hasil wawancara; (2) mem- demi tema dan secara keseluruhan,
bandingkan apa yang dikatakan orang di sekaligus sebagai cross-check antar data
depan umum dengan apa yang di dan informasi yang saling bertentangan
katakannya secara pribadi; (3) mem- untuk dikonfirm kembali kepada
bandingkan apa yang dikatakan orang-orang responden atau dilakukan pengecekan
tertentu dalam situasi penelitian dengan apa terhadap dokumentasi data lainnya
yang di katakannya sepanjang waktu; seperti peraturan perundangan dan lain-
(4) membandingkan keadaan dengan per- lain.
spektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, HASIL DAN PEMBAHASAN
orang pemerintahan; (5) membandingkan Kabupaten Banjarnegara adalah
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen sebuah kabupaten di ProvinsiJawa Tengah,
yang berkaitan. Penelitian ini akan Indonesia. Ibukotanya namanya juga
melakukan pengamatan dengan mengguna- Banjarnegara. Kabupaten Banjarnegara
kan wawancara terhadap informan yaitu terletak di antara 7° 12' - 7° 31' Lintang
Kepala Desa dan Perangkat Desa yang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur
kemudian ditriangulasikan dengan hasil Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjar-
wawancara dengan auditor eksternal. Atas negara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 %
dasar langkah di atas, dalam penelitian ini, dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa
analisis data dilakukan sebagai berikut : Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan
a. Membaca transkrip untuk mengiden- Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten
tifikasi kemungkinan tema-tema yang Batang di Utara, Kabupaten Wonosobo di
muncul; Timur, Kabupaten Kebumen di Selatan, dan
b. Tema ini dapat memodifikasi proses Kabupaten Banyumas dan Kabupaten
pengambilan data; Purbalingga di Barat.
c. Membaca transkrip berulang-ulang Topografi wilayah ini sebagian besar
sebelum melakukan koding untuk (65% lebih) berada di ketinggian antara 100
memperoleh ide umum tentang tema, s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara
sekaligus menghindari kesulitan; rinci pembagian wilayah berdasarkan
d. Selalu membawa buku catatan, topografi. Kurang dari 100 m dari
komputer atau tape recorder untuk permukaan air laut, meliputi luas 9,82 %
mencatat pemikiran-pemikiran analitis dari seluruh luas wilayah Kabupaten
yang muncul secara spontan. Banjarnegara, meliputi Kecamatan Susukan
e. Membaca kembali data dan catatan dan Purworejo Klampok, Mandiraja,
analisis secara teratur, dan segera Purwanegara dan Bawang. Antara 100 –
menuliskan tambahan-tambahan pemi- 500 m dari permukaan air laut, meliputi
kiran, pertanyaan-pertanyaan. luas 37,04 % dari seluruh luas
f. Mengembangan interprestasi data dari wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi
hasil wawancara dan pengamatan, Punggelan, Wanadadi, Rakit, Madukara,
sesuai dengan tema dan tujuan sebagian Susukan, Mandiraja, Purwanegara,
penelitian dan menuangkan dalam draft Bawang, Pagedongan, Banjarmangu dan
laporan yang telah terstruktur dalam Banjarnegara. Antara 500 - 1.000 m dari
sistematika laporan. permukaan air laut, meliputi luas 28,74%
16 | EQUILIBRIUM, VOLUME 6, NOMOR 1, JANUARI 2018
dari seluruh luas wilayah Kabupaten Pada PSAK No. 57 revisi 2009 sebagian
Banjarnegara, meliputi Kecamatan Sigaluh, paragraf 19 berbunyi sebagai berikut:
sebagian Banjarnegara, Pagedongan dan Kewajiban diestimasi diakui hanya bagi
Banjarmangu. Lebih dari 1.000 m dari kewajiban yang timbul dari peristiwa
permukaan air laut, meliputi luas 24,40% masalalu, yang terpisah dari tindakan
dari seluruh wilayah Kabupaten Banjar- entitas pada masa datang (yaitu
negara meliputi kecamatan Pejawaran, penyelenggaraan entitas pada masa
Batur, Wanayasa, Kalibening, Pandanarum, datang). Contoh kewajiban ini adalah
Karangkobar dan Pagentan. Sungai Serayu denda atau biaya pemulihan pencemaran
mengalir menuju ke Barat, serta anak-anak lingkungan, yang mengakibatkan arus
sungainya termasuk Kali Tulis, Kali keluar sumber daya untuk menyelesaikan
Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung kewajiban itu tanpa memandang tindakan
dan Kali Sapi. Sungai tersebut dimanfaatkan entitas pada masa datang demikian juga,
sebagai sumber irigasi pertanian. Wilayah entitas mengakui kewajiban diestimasi
kabupaten Banjarnegara memiliki iklim bagi biaya kegiatan purna operasi
tropis, dengan curah hujan rata-rata (decommissioning) instalasi minyak atau
3.000 mm/tahun, serta suhu rata-rata 20° - instalasi nuklir sebatas jumlah yang harus
26 °C. ditanggung entitas untuk memperbaiki
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_ kerusakan yang telah ditimbulkan. PSAK
Banjarnegara) memang belum mengatur secara tegas dan
Green accounting merupakan ilmu rinci hal-hal apa saja yang wajib
akuntansi yang mengakui adanya faktor diungkapkan dalam pelaporan suatu entitas
biaya lingkungan kedalam hasil kegiatan bisnis. Dan jika ditelaah dari isi PSAK
perusahaan. Menurut EPA, akuntansi hijau tersebut pengungkapan pelaporan atas
merupakan bentuk pendekatan gabungan dampak lingkungan tersebut masih bersifat
yang menyediakan bentuk transisi data dari sukarela.
akuntansi keuangan dan akuntansi biaya Sesuai dengan prosedur penelitian
untuk meningkatkan efisiensi bahan dan kualitatif dengan pendekatan fenome-
mengurangi dampak serta risiko lingkungan nologis, oraganisasi data dimulai dengan
sekaligus mengurangi biaya perlindungan menyajikan semua data atau gambaran
lingkungan. menyeluruh tentang fenomena pengalaman
Berdasarkan PSAK No.1 revisi 2009 yang telah dikumpulkan (lampiran X:
paragraf 12 penyajian dampak lingkungan transkrip wawancara). Setelah membaca
adalah sebagai berikut: Entitas dapat pula keseluruhan transkrip wawancara, dilakukan
menyajikan, terpisah dari laporan pengkodean data untuk membagi jawaban
keuangan, laporan mengenailingkungan responden tentang dua permasalahan besar
hidup dan laporan nilai tambah (value penelitian ini yaitu pemahaman terhadap
added statement), khususnya bagi industri accrual basis dan kesiapan pengelola
dimana faktor lingkungan hidup memegang keuangan daerah (lampiran Y: koding).
peranan penting dan bagi industri yang Setelah data tersaji sesuai kode, dilakukan
menganggap karyawan sebagai kelompok horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada
pengguna laporan yang memegang peranan awalnya diperlakukan memiliki nilai yang
penting. Laporan tambahan tersebut di luar sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak
ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan. relevan dengan topik dan pertanyaan
Ita N., Wulan Suci., Kuat WJ., Implementasi Green Accounting Pada Daerah | 17
maupun pernyataan yang bersifat repetitif 8. Apakah ada laporan keuangan khusus
atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga untuk biaya lingkungan yang telah
yang tersisa hanya horizons (arti tekstural diterapkan pada Pemerintah Daerah
dan unsur pembentuk atau penyusun dari Banjarnegara?
fenomena yang tidak mengalami penyim- 9. Bagaimana yang menjadi kendala
pangan). Pernyataan tersebut kemudian di Pemerintah Daerah dalam menerapkan
kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis green accounting?
gambaran tentang bagaimana pengalaman Sesuai dengan prosedur penelitian
tersebut terjadi. kualitatif dengan pendekatan fenome-
Horizonaliting pertama dilakukan nologis, setelah dilakukan horizonaliting
untuk mendapatkan informasi yang dan pernyataan masing-masing partisipan
bermakna mengenai implementasi green telah dikumpulkan ke dalam unit makna dan
accounting pada Pemerrintah Daerah ditulis gambaran tentang bagaimana
Banjarnegara. Dalam proses penyusunan pengalaman tersebut terjadi, selanjutnya
transkrip pertanyaan in-depth interview hasil tersebut dikembangkan melalui uraian
pemahaman mendasarpada Kepala dan Staf secara keseluruhan dari fenomena yang ada
DPKAD. Dalam proses penyusunan sehingga menemukan esensi dari fenomena
transkrip pertanyaan in-depth interview tersebut. Dalam pembahasan ini akan
pemahaman mendasar pada Kepala dan Staf dinarasikan tentang textural description
DPKAD mengenai implementasi green (mengenai fenomena yang terjadi pada
accounting diuraikan menjadi beberapa partisipan) dan structural description (yang
point pertanyaan, yaitu: menjelaskan bagaimana fenomena itu
1. Apakah Kepala dan Staf DPKAD telah terjadi). Selanjutnya akan diberikan pen-
mengetahui dan memahami green jelasan secara naratif mengenai esensi dari
accounting? fenomena yang diteliti dan mendapatkan
2. Apakah konservasi lingkungan sudah makna pengalaman partisipan mengenai
diterapkan di Pemerintah Daerah fenomena tersebut sehingga tersusun
Banjarnegara? laporan pengalaman setiap partisipan.
3. Apakah Pemerintah Daerah Banjar- Indikator pertama dari pemahaman
negara telah mengimplementasikan Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara
green accounting pada tata keuangan mengenai green accounting adalah apakah
Pemerintah Daerah? Kepala dan Staf DPKAD telah mengetahui
4. Bagaimana cara Pemerintah Daerah dan memahami konsep green accounting?
Banjarnegara dalam menanggulangi Dari kedua partisipan menunjukan bahwa
peristiwa tak terduga terkait lingkungan mereka belum mengetahui konsep green
di Banjarmegara? accounting. Pernyataan ini dilengkapi oleh
5. Apakah ada rekening khusus terkait pernyataan dari Kepala DPKAD dengan
biaya lingkungan pada tata keuangan pernyataan sebagai berikut:
Pemerintah Daerah? “Gimana yg dimaksud akuntansi
6. Apakah ada pihak eksternal yang lingkungan ini?”
berkontribusi dalam biaya lingkungan Indikator kedua dari pemahaman
pada Pemerintah Daerah Banjarnegara? Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara
7. Apakah akuntansi lingkungan penting mengenai green accounting adalah apakah
bagi Pemerintah Daerah Banjarnegara? Pemerintah Daerah sudah menerapkan
18 | EQUILIBRIUM, VOLUME 6, NOMOR 1, JANUARI 2018
dilengkapi oleh pernyataan dari Kepala sendiri, kan ada kepedulian masyarakat,
DPKAD dengan pernyataan sebagai berikut: misalnya setiap ada bencana kita kan
“Jadi segi penganggaran ini memang membuka peduli, posko-posko peduli
sudah dialokasikan sedemikian rupa, itu Banjarnegara, dar Banjarnegara pada
penganggarannya di APBD itu meng- waktu itu yang Pemkab itu menghimpun yg
gunakan Belanja Tidak Terduga” untuk Jemblong itu bisa, itu nanti ada
Indikator keenam dari pemahaman auditnya sendiri memang. Kalau yg dana
Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara masyarakat ini terpisah dari APBD. dari
mengenai green accounting adalah apakah APBD Belanja Tak Terduga itu memanga
ada pihak eksternal yang berkontribusi laporannya jadi satu, kalau yg berasal dari
dalam biaya lingkungan pada Pemerintah masyarakat itu laporannya tersendiri,”
Daerah Banjarnegara. Dari kedua partisipan Indikator kedelapan dari pemahaman
menunjukan bahwa pada Pemerintah Daerah Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara
Banjarnegara telah ada pihak eksternal yang mengenai green accounting adalah apakah
berkontribusi dalam biaya lingkungan Pe- ada laporan keuangan khusus untuk biaya
merintah Daerah Banjarnegara. Pernyataan lingkungan yang telah diterapkan pada
ini dilengkapi oleh pernyataan dari Kepala Pemerintah Daerah Banjarnegara. Dari
DPKAD dengan pernyataan sebagai berikut: kedua partisipan menunjukan bahwa pada
“iya, jadi agar terarah. Dulu Pemerintah Daerah Banjarnegara ada
misalnya CSR dari Bank Jateng misalnya laporan keuangan khusus yang terpisah dari
itu digunakan untuk membuat apa namanya APBD Pernyataan ini dilengkapi oleh
jalan evakuasi. Jadi di daerah Banjar- pernyataan dari Kepala DPKAD dengan
negara bagian utara itu kan karna pernyataan sebagai berikut:
seringnya,” “Kalau yg dana masyarakat ini
Indikator ketujuhdari pemahaman terpisah dari APBD. dari APBD Belanja
Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara Tak Terduga itu memang laporannya jadi
mengenai green accounting adalah apakah satu, kalau yg berasal dari masyarakat itu
akuntansi lingkungan penting bagi laporannya tersendiri,”
Pemerintah Daerah Banjarnegara. Dari Indikator kesembilan dari pemahaman
kedua partisipan menunjukan bahwa pada Kepala dan Staf DPKAD Banjar-
Pemerintah Daerah Banjarnegara sudah negara mengenai green accounting adalah
mempunyai sistem pencatatan keuangan apakah kendala Pemerintah Kabupaten
yang terintegrasi sehingga akuntansi Banjarnegara dalam menerapkan green
lingkungan penting untuk laporan keuangan accounting. Dari kedua partisipan
Pernyataan ini dilengkapi oleh pernyataan menunjukan bahwa pada Pemerintah Daerah
dari Kepala DPKAD dengan pernyataan Banjarnegara ada kendala dalam menerap-
sebagai berikut: kan green accounting di Kabupaten
“Kalau keuangan dari Pemda sih Banjarnegara Pernyataan ini dilengkapi oleh
terintegrasi. Pemda kan ada pendapatan, pernyataan dari Kepala DPKAD dengan
belanja, semuanya itu terintegrasi, jadi pernyataan sebagai berikut:
laporan keuangan pemerintah daerah, “Kita dapet barang luar biasa waktu
seperti itu. Tapi tidak tahu ya kalau di itu juga masa expied nya juga tidak terlalu
BPPT apa ada sendiri atau... Eeee ya kalau lama, dari perusahaan besar itu kan juga
dana yang dihimpun itu ada laporannya menyumbangkan dengan mensortir dulu itu
20 | EQUILIBRIUM, VOLUME 6, NOMOR 1, JANUARI 2018
ya, jadi tinggal beberapa, kemarin kan Jumlah warga Dusun Jemblung yang
terjadi, ya kalau boleh saya ngomong ya tertimpa longsor diperkirakan sekitar 108
mubadzir juga, karena apa, barang itu tidak orang, sedangkan warga lain berhasil
boleh diberikan selain kepada orang yang menyelamatkan diri. Selain itu,sejumlah
kena bencana, sudah komunikasi dengan mobil yang sedang melintas di Jalan
polres, dengan kejaksaaan ini tetep Karangkobar-Banjarnegara juga turut
keuntungannya untuk bencana, jad iya udah tertimpa longsor, sehingga jumlah pasti
mas, baran gitu mubadzir terus dimusnah- korban meninggal dalam bencan ini
kan. itu yg kadang kita sendiri, lho aturan diperkirakan jauh di atas angka yang muncul
kok sepertiitu, waktu itu sempat kita di media masa. Dalam rangka membantu
mengusulkan nganu, barang itu kalau itu korban bencana tanah longsor tersebut,
diperuntukan seperti itu gak masalah tapi sejumlah elemen masyarakat dan dunia
sambil menunggu ada pengajuan-pengajuan usaha banyak menyumbangkan dana
dari yg kena bencana itu ini kita puter dulu, maupunlogistik. Selanjutnya pengelolaan
kaya gula, biskuit, itu maksudnya kita bantuan bencana dimaksud dikoordinasikan
serahkan ke pasar dulu ya untuk dijual, la oleh Badan Penanggulanan Bencana Daerah
nanti hasilnya itu suatu saat kita butuh kita (BPBD) Kabupaten Banjarnegara. Dengan
ambil lagi gitu lo, ndak boleh seperti itu, adanya bantuan bencana dari masyarakat
kalau seperti itu kan kita punya stock terus dan dunia usaha yang berupa uang, maka
kan. tapi ndak boleh, kalau melihat itu udah untuk memudahkan masyarakat dan dunia
nangis batin, yang namanya air mineral itu usaha yang akan memberikan bantuan di
hehe ya kondisinya seperti itu” wilayah Kabupaten Banjarnegara, perlu
Triangulasi data dilakukan dengan ditetapkan nama bank dan nomor rekening
cara mengonfirmasi jawaban partisipan untuk menampung bantuan dana dimaksud.
pengelola green accounting yaitu Kepala Penetapan tersebut dituangkan dalam
DPPKAD dengan Staf DPKAD dengan Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor
triangulasi data dengan menggunakan data 900/1333 Tahun 2014 tentang Penetapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Nama Bank dan Nomor Rekening Untuk
(LKPD) Pemerintah Daerah Kabupaten Menampung Bantuan dari Masyarakat dan
Banjarnegara. Menurut data yang ter- Dunia Usaha. Sesuai dengan keputusan
integrasi dari Laporan Keuangan Pemerintah bupati tersebut, nama bank dan nomor
Daerah (LKPD) Pemerintah Daerah rekening yang digunakan adalah:
Kabupaten Banjarnegara, yang dijelaskan a. Nama Bank : Bank BRI Cabang
pada Catatan Atas Laporan keuangan yaitu : Banjarnegara
Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Nomor Rekening : 0004–01-036562–
Banjarnegara termasuk salah satu 50–219
Kabupaten yang rawan terjadi bencana alam Nama Rekening : Peduli Bencana
terutama tanah longsor. Dan pada Hari Banjarnegara Pemerintah Kabupaten
Jum’at Tanggal 12 Desember 2014 telah Banjarnegara Catatan Atas Laporan
terjadi bencana alam tanah longsor di Keuangan Untuk Tahun-tahun yang
Dusun Jemblung, Desa Sampang, Keca- Berakhir pada Tanggal 31 Desember
matan Karangkobar. Bencana tanah longsor 2013 dan 2012.
tersebut mengubur sekitar 40 rumah yang b. Nama Bank : Bank BPD Jawa
dihuni oleh 300 jiwa dari 53 keluarga. Tengah Cabang Banjarnegara
Ita N., Wulan Suci., Kuat WJ., Implementasi Green Accounting Pada Daerah | 21
lingkungan agar mampu mencegah Dewi, Santi Rahma, 2016. Pemahaman Dan
terjadinya bencana, sebagai contoh, larangan Kepedulian Penerapan Green
penebangan hutan secara ilegal dan juga Accounting : Studi Kasus UKM Tahu
reboisasi. Di Sidoarjo.
Bebbington, J. (1997). “Engagement, Ja'far S., dan Dista Amalia, 2006. Pengaruh
education, and sustainability”. dorongan manajemen lingkungan,
Accounting, Auditing & Accounta- manajemen lingkungan proaktif fan
bility Journal. Volume 10. No 3., kinerja lingkungan terhadap public
pp.365-381. environmental reporting. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang :
Bell, F dan Lehman, G. 1999. Recent Trends UNAND.
in Environment Accounting: How
Green Are Your Account. Accounting Li, Y. and McConomy, B. 1999. “An
Forum. empirical examination of factors
affecting the timing of environmental
Bungin Burhan. (2008), ”Analisis Data
accounting standard adoption
Penelitian Kualitatif,Pemahaman
and the impact on corporate
filosofis dan Metodologis ke Arah
valuation”. Journal of Accounting,
Penguasaan Model Aplikasi,” Pt Raja
Auditing and Finance 14: 279-313.
Grafindo Persada, Jakarta.
Burnett, R.D. and Hansen, D.R. 2008. Lindrianasari. 2007. Hubungan antara
“Ecoefficiency: Defining a role for Kinerja Lingkungan dan Kualitas
environmental cost management”. Pengungkapan Lingkungan dengan
Accounting, Organizations and Kinerja Ekonomi Perusahaan di
Society 33: 551-581. Indonesia. JAAI. Vol 11.No2.
Cohen, N., dan P. Robbins. 2011. Green McHugh, J. 2008. Accountants have key
Business: An A-to-Z Gui de. role in sustainability. Public Finance;
Thousand Oaks. California: SAGE Dec 14, Academic Research Library.
Publications Inc. Mehenna, Y. and Vernon P. D., (2004).
Cormier, D. and Magnan, M. 1999. “Environmental Accounting : An
“Corporate environmental disclosure Essential Component Of Business
strategies: determinants, costs and Strategy”. Business Strategy and the
benefits”. Journal of Accounting, Environment. Bus. Strat. Env. 13,
Auditing and Finance: 429-51. 65–77.
Ita N., Wulan Suci., Kuat WJ., Implementasi Green Accounting Pada Daerah | 25
Moleong, Lexy J., 2005, Metode Penelitian Raar, J. 2002 . Environmental initiatives:
Kualitatif, Bandung, Edisi Revisi, Towards triple-bottom line reporting.
Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Corporate Communications. Bradford:
Northcut, D. 1995. Environmental Vol.7, Iss. 3; pg. 169, 15 pgs.
accounting policies in firms subject to Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang
Superfund cleanup costs. Working Penanaman Modal.
Paper, University of Chicago.
Wiedmann, T. and Manfred, L. (2006).
Pasal 4 UUPLH No. 23 Tahun 1997. “Third Annual International
Pasal 74 UU Nomor 40 Tahun 2007. Sustainable Development Conference
Sustainability-Creating the Culture”.
Perez, E.A., Ruiz, C.C., and Fenech, F.C.
15-16 November 2006, Perth,
2007. “Environmental management
Scotland.
systems as an embedding mechanism:
a research note”. Accounting, Auditing http://adi04wahyudi.wordpress.com/pendidi
& Accountability Journal 20 (3): 403- kan/akuntansi-biaya-lingkungan/.
422. Diakses pada tanggal 1 April 2017.