Sunteți pe pagina 1din 15

IMPLEMENTASI GREEN ACCOUNTING PADA DAERAH RAWAN BENCANA

(STUDI FENOMENOLOGIS PADA PEMERINTAH DAERAH


KABUPATEN BANJARNEGARA)

Ita Nuryana1) Wulan Suci Rachmadani2) Kuat Waluyo Jati3)


Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
maniezzita@yahoo.com1) wulansucirachmadani@gmail.com2)
kuatwaluyojati@gmail.com3)

Abstract
The purpose of this research is to know whether Local Government of
Banjarnegara Regency: 1) Able to implement green accounting at public institution in
Banjarnegara District Government. 2) To increase knowledge in the realm of financial
accounting and management on green accounting. Type of research used in this research
is qualitative research with descriptive method. Qualitative research procedure with
phenomenological approach, after horizonaliting and statement of each participant has
been collected into the unit of meaning and written a picture of how the experience
occurred, then the results are developed through the overall description of the existing
phenomenon so as to find the essence of the phenomenon. The results obtained that the
understanding of green accounting implementation in Banjarnegara area is good. This is
evident from the results of in-depth interview and observation of the participants already
know the procedures regarding the management of disaster emergency response,
financial statements on green accounting produced by Local Government Banjarnegara
already integrated well and audited by BPKP and appointment of public accounting
firm.

Keywords: Green accounting, Environment, Disaster Prone Areas

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah Pemerintah Daerah Kabupaten
Banjarnegara: 1) Mampu mengimplementasikan green accounting pada instansi publik
di Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara. 2) Untuk menambah keilmuan dalam
ranah akuntansi keuangan dan manajemen mengenai green accounting. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode
deskriktif. Prosedur penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, setelah
dilakukan horizonaliting dan pernyataan masing-masing partisipan telah dikumpulkan ke
dalam unit makna dan ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi,
selanjutnya hasil tersebut dikembangkan melalui uraian secara keseluruhan dari
fenomena yang ada sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Hasil Penelitian
diperoleh bahwa Pemahaman implementasi green accounting di daerah Banjarnegara
sudah baik. Hal ini terbukti dari hasil in-depth interview dan observasi pertisipan sudah
mengetahui prosedur mengenai pengelolaan berkaitan tanggap darurat bencana, laporan
keuangan mengenai green accounting yang dihasilkan oleh Pemerintah Daerah
Banjarnegara sudah terintegrasi dengan baik dan diaudit oleh BPKP maupun penunjukan
kantor akuntan publik.

Kata Kunci: Green accounting, Lingkungan, Daerah Rawan Bencana


12 | EQUILIBRIUM, VOLUME 6, NOMOR 1, JANUARI 2018

PENDAHULUAN kepada publik. McHugh (2008) menjelaskan


Green accounting merupakan ilmu kinerja lingkungan ini dengan istilah
akuntansi yang mengakui adanya faktor Sustainability Accounting. Sementara
biaya lingkungan ke dalam hasil kegiatan Lindrianasari (2007) memberi istilah dengan
perusahaan. Menurut EPA, akuntansi hijau Environmental Accounting Disclosure.
merupakan bentuk pendekatan gabungan Selain itu, green accounting juga dikaitkan
yang menyediakan bentuk transisi data dari dengan Triple Bottom Line Reporting (Raar,
akuntansi keuangan dan akuntansi biaya 2002). Istilah terakhir ini juga dikenal
untuk meningkatkan efisiensi bahan dan dengan Social and Environmental Reporting
mengurangi dampak serta risiko lingkungan dimana dalam pelaporannya keuangannya,
sekaligus mengurangi biaya perlindungan perusahaan melaporkan kinerja aktivitas
lingkungan. operasional perusahaan, kinerja lingkungan,
Konsep green accounting sebenarnya dan kinerja sosialnya (Markus dan Ralph,
sudah mulai berkembang sejak tahun 1970- 1999). Istilah lain bisa juga dipakai
an di Eropa, hal ini terjadi karena tekanan misalnya Environmental Accounting, Social
lembaga-lembaga bukan pemerintah dan Responsibility Accounting, dan lain
meningkatnya kesadaran lingkungan di sebagainya (Sofyan Syafri Harahap, 2002).
kalangan masyarakat yang mendesak agar Penelitian untuk menguji pengaruh
perusahaan-perusahaan bukan sekedar ber- akuntansi lingkungan terhadap kinerja
kegiatan industri demi bisnis saja, tetapi lingkungan antara lain telah dilakukan oleh
juga menerapkan pengelolaan lingkungan. Perez et al. (2007) serta Henri dan
Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi Journeault (2010) yang menemukan bahwa
pengelolaan lingkungan dengan melakukan penyediaan informasi lingkungan kepada
penilaian kegiatan lingkungan dari sudut manajemen berpengaruh positif terhadap
pandang biaya (environmental costs) dan kinerja lingkungan. Sedangkan Ja'far dan
manfaat atau efek (economic benefit), serta Arifah (2006) menemukan bahwa full cost
menghasilkan efek perlindungan lingkungan environmental accounting berpengaruh
(environmental protection) (Almilia dan positif terhadap kinerja lingkungan. Selain
Wijayanto, 2007 dalam Kusumaningtias, kepada pihak internal, akuntansi lingkungan
2013). juga menyajikan informasi lingkungan
Selain tekanan dan issue dunia kepada pihak eksternal. Penelitian yang
mengenai akuntansi lingkungan telah mulai dilakukan oleh Northcut (1995); Li dan
berkembang, hal ini diperkuat adanya McConomy (1999); Cormier dan Magnan
penelitian-penelitian yang terkait dengan (1999) menemukan adanya pengaruh positif
issuegreen accounting tersebut di tahun akuntansi lingkungan terhadap pengung-
1980-an (Bebbington, 1997; Gray, dkk). kapan informasi lingkungan. Pengungkapan
Istilah lain yang terkait dengan yang dimaksud di sini adalah pengungkapan
green accounting adalah environmental yang bersifat sukarela sebagai wujud
accounting sebagaimana yang ditegaskan tanggung jawab lingkungan perusahaan,
oleh Yakhou dan Vernon (2004) yakni yang biasanya disajikan dalam laporan
penyediaan informasi pengelolaan ling- tahunan, sustainability report, website, atau
kungan untuk membantu manajemen dalam bentuk pengungkapan sukarela lainnya.
memutuskan harga, mengendalikan over- Burnett dan Hansen (2008)
head dan pelaporan informasi lingkungan menyatakan bahwa jika perusahaan ingin
Ita N., Wulan Suci., Kuat WJ., Implementasi Green Accounting Pada Daerah | 13

meningkatkan kinerja lingkungannya maka Kabupaten Banjarnegara, sehingga peneliti


akuntansi harus terlibat di dalamnya untuk memandang penerapan green accounting
melakukan fungsi pengumpulan, peng- menjadi sangat penting untuk diterapkan
hitungan, analisis dan pelaporan biaya-biaya di daerah Kabupaten Banjarnegara.
lingkungan dan transaksi lain yang berkaitan Implementasi green accounting seharusnya
dengan lingkungan agar dapat digunakan sudah diterapkan oleh entitas apapun baik
oleh manajemen untuk mengelola aspek itu entitas privat maupun entitas publik.
lingkungan. Tujuan utama dari akuntansi Hasil pemantauan sementara di daerah
lingkungan adalah untuk mengoreksi Kabupaten Banjarnegara para pemangku
kesenjangan informasi (information gap) kepentingan pemerintah daerah di Kabu-
yang timbul karena tidak teridentifikasinya paten di Banjarnegara belum memahami
biaya dan kerusakan lingkungan serta adanya green accounting sehingga peneliti
penggunaan informasi ini untuk mendukung ingin mengetahui sejauh mana implementasi
keputusan bisnis (Dourala et al., 2003). green accounting pada entitas publik yaitu
Kabupaten Banjarnegara (Jawa Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar-
Tengah) dikenal sebagai daerah yang negara. Berdasarkan uraian di atas maka
memiliki kontur tanah labil dengan peneliti tertarik untuk membuat penelitian
demografi perbukitan. Data yang disebutkan yaitu “Implementasi Green accounting
oleh Badan penanggulangan Bencana Pada Daerah Rawan Bencana (Studi
Daerah (BPPD) Banjarnegara, 70 % wilayah Fenomelogis Pada Pemerintah Daerah
di daerah Banjarnegara merupakan zona Kabupaten Banjarnegara).
merah rawan pergerakan tanah dan longsor.
Ancaman longsor daerah Kabupaten METODE PENELITIAN
Banjarnegara telah melanda ke daerah Penelitian yang dilakukan adalah
pemukiman dan juga sejumlah ruas titik penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang
jalan, salah satunya adalah jalan kabupaten, digunakan dalam penelitian ini adalah
jalan provinsi, ataupun jalan nasional. penelitian kualitatif dengan metode
Menurut pantauan dari Polres Banjarnegara, deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor
kawasan rawan longsor di jalan nasional yang dikutip oleh Moleong (2005: 3)
yaitu di kecamatan Sigaluh. Ruas jalan menyebutkan bahwa penelitian kualitatif
nasional berada persis dibawah tebing adalah “Penelitian yang menghasilkan data
dengan kemiringan mencapai 40 derajat. deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau
Titik paling banyak rawan bencana berada lisan dari orang-orang atau perilaku yang
di jalan provinsi yaitu area jalur alternatif diamati”. Dengan demikian penelitian
penghubung Kabupaten Banjarnegara dan kualitatif yang menggunakan metode
Pekalongan via Karangkobar. Di sepanjang deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
jalan tersebut terdapat lebih dari delapan untuk membuat gambaran, deskripsi dan
titik rawan longsor. Jalan provinsi ini berada lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
dibawah tebing tinggi yang cukup mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan
membahayakan. antara fenomena yang diselidiki.
(http://news.okezone.com/read/). Adapun data yang penulis gunakan
Permasalahan muncul ketika bagai- dalam penulisan penelitian ini adalah data
mana mengakui biaya akuntansi terkait primer dan sekunder. Data primer dalam
dengan bencana yang sering terjadi di penilitian ini berupa data wawancara yang
14 | EQUILIBRIUM, VOLUME 6, NOMOR 1, JANUARI 2018

dihasilkan dari informan. Data sekunder c. Menemukan dan mengelompokkan


dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan makna pernyataan yang dirasakan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara responden dengan melakukan hori-
tahun 2014 dan 2015 yang meliputi: laporan zonaliting yaitu setiap pernyataan pada
realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, awalnya diperlakukan memiliki nilai
dan catatan atas laporan keuangan tahun yang sama. Selanjutnya, pernyataan
2014 dan tahun 2015. yang tidak relevan dengan topik dan
Untuk memperoleh data dan bahan pertanyaan maupun pernyataan yang
yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti bersifat repetitif atau tumpang tindih
menggunakan insrtumen atau alat dihilangkan, sehingga yang tersisa
pengumpulan data sebagai berikut: hanya horizons (arti tekstural dan
1. Teknik wawancara, yaitu melakukan unsur pembentuk atau penyusun dari
tanya jawab langsung secara lisan dengan fenomena yang tidak mengalami
beberapa pihak yang berkompeten dan penyimpangan).
berwenang dalam memberikan data yang d. Pernyataan tersebut kemudian di
dibutuhkan pada bagian keuangan sehu- kumpulkan ke dalam unit makna lalu
bungan dengan analisis laporan keuangan ditulis gambaran tentang bagaimana
pada Pemerintah Daerah Kabupaten pengalaman tersebut terjadi.
Banjarnegara. e. Selanjutnya peneliti mengembangkan
2. Teknik dokumentasi, yaitu melakukan uraian secara keseluruhan dari feno-
penghimpunan atas data-data sekunder mena tersebut sehingga menemukan
untuk mendapatkan data yang mendukung esensi dari fenomena tersebut.
penelitian ini, seperti laporan realisasi Kemudian mengembangkan textural
anggaran, neraca, laporan arus kas, dan description (mengenai fenomena yang
catatan atas laporan keuangan. terjadi pada responden) dan structural
Menurut Bungin (2007:73) teknik description (yang menjelaskan bagai-
analisis dalam penelitian kualitatif ter- mana fenomena itu terjadi).
gantung pada pendekatan yang digunakan. f. Peneliti kemudian memberikan pen-
Penelitian kualitatif yang menggunakan jelasan secara naratif mengenai esensi
pendekatan fenomenologis, langkah-langkah dari fenomena yang diteliti dan
analisisnya dapat diuraikan sebagai berikut : mendapatkan makna pengalaman
a. Peneliti memulai mengorganisasikan responden mengenai fenomena tersebut.
semua data atau gambaran menyeluruh g. Membuat laporan pengalaman setiap
tentang fenomena pengalaman yang partisipan.
telah dikumpulkan, yaitu data yang
berupa data hasil wawancara dari Menurut Patton (dalam Moleong,
informan yaitu Kepala DPPKAD dan 2002:178), untuk menguji keabsahan
Staf DPPKAD, yang kemudian data yang diperoleh, digunakan teknik
ditriangulasikan dengan data laporan Triangulasi Data. Jenis triangulasi data yang
keuangan pemerintah daerah digunakan adalah triangulasi sumber yaitu
b. Membaca data secara keseluruhan dan membandingkan dan mengecek balik derajat
membuat catatan pinggir mengenai data kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
yang dianggap penting kemudian melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
melakukan pengkodean data. kualitatif, hal ini dapat dicapai dengan jalan:
Ita N., Wulan Suci., Kuat WJ., Implementasi Green Accounting Pada Daerah | 15

(1) membandingkan data hasil pengamatan g. Meng-edit dan me-review kembali tema
dengan data hasil wawancara; (2) mem- demi tema dan secara keseluruhan,
bandingkan apa yang dikatakan orang di sekaligus sebagai cross-check antar data
depan umum dengan apa yang di dan informasi yang saling bertentangan
katakannya secara pribadi; (3) mem- untuk dikonfirm kembali kepada
bandingkan apa yang dikatakan orang-orang responden atau dilakukan pengecekan
tertentu dalam situasi penelitian dengan apa terhadap dokumentasi data lainnya
yang di katakannya sepanjang waktu; seperti peraturan perundangan dan lain-
(4) membandingkan keadaan dengan per- lain.
spektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, HASIL DAN PEMBAHASAN
orang pemerintahan; (5) membandingkan Kabupaten Banjarnegara adalah
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen sebuah kabupaten di ProvinsiJawa Tengah,
yang berkaitan. Penelitian ini akan Indonesia. Ibukotanya namanya juga
melakukan pengamatan dengan mengguna- Banjarnegara. Kabupaten Banjarnegara
kan wawancara terhadap informan yaitu terletak di antara 7° 12' - 7° 31' Lintang
Kepala Desa dan Perangkat Desa yang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur
kemudian ditriangulasikan dengan hasil Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjar-
wawancara dengan auditor eksternal. Atas negara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 %
dasar langkah di atas, dalam penelitian ini, dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa
analisis data dilakukan sebagai berikut : Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan
a. Membaca transkrip untuk mengiden- Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten
tifikasi kemungkinan tema-tema yang Batang di Utara, Kabupaten Wonosobo di
muncul; Timur, Kabupaten Kebumen di Selatan, dan
b. Tema ini dapat memodifikasi proses Kabupaten Banyumas dan Kabupaten
pengambilan data; Purbalingga di Barat.
c. Membaca transkrip berulang-ulang Topografi wilayah ini sebagian besar
sebelum melakukan koding untuk (65% lebih) berada di ketinggian antara 100
memperoleh ide umum tentang tema, s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara
sekaligus menghindari kesulitan; rinci pembagian wilayah berdasarkan
d. Selalu membawa buku catatan, topografi. Kurang dari 100 m dari
komputer atau tape recorder untuk permukaan air laut, meliputi luas 9,82 %
mencatat pemikiran-pemikiran analitis dari seluruh luas wilayah Kabupaten
yang muncul secara spontan. Banjarnegara, meliputi Kecamatan Susukan
e. Membaca kembali data dan catatan dan Purworejo Klampok, Mandiraja,
analisis secara teratur, dan segera Purwanegara dan Bawang. Antara 100 –
menuliskan tambahan-tambahan pemi- 500 m dari permukaan air laut, meliputi
kiran, pertanyaan-pertanyaan. luas 37,04 % dari seluruh luas
f. Mengembangan interprestasi data dari wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi
hasil wawancara dan pengamatan, Punggelan, Wanadadi, Rakit, Madukara,
sesuai dengan tema dan tujuan sebagian Susukan, Mandiraja, Purwanegara,
penelitian dan menuangkan dalam draft Bawang, Pagedongan, Banjarmangu dan
laporan yang telah terstruktur dalam Banjarnegara. Antara 500 - 1.000 m dari
sistematika laporan. permukaan air laut, meliputi luas 28,74%
16 | EQUILIBRIUM, VOLUME 6, NOMOR 1, JANUARI 2018

dari seluruh luas wilayah Kabupaten Pada PSAK No. 57 revisi 2009 sebagian
Banjarnegara, meliputi Kecamatan Sigaluh, paragraf 19 berbunyi sebagai berikut:
sebagian Banjarnegara, Pagedongan dan Kewajiban diestimasi diakui hanya bagi
Banjarmangu. Lebih dari 1.000 m dari kewajiban yang timbul dari peristiwa
permukaan air laut, meliputi luas 24,40% masalalu, yang terpisah dari tindakan
dari seluruh wilayah Kabupaten Banjar- entitas pada masa datang (yaitu
negara meliputi kecamatan Pejawaran, penyelenggaraan entitas pada masa
Batur, Wanayasa, Kalibening, Pandanarum, datang). Contoh kewajiban ini adalah
Karangkobar dan Pagentan. Sungai Serayu denda atau biaya pemulihan pencemaran
mengalir menuju ke Barat, serta anak-anak lingkungan, yang mengakibatkan arus
sungainya termasuk Kali Tulis, Kali keluar sumber daya untuk menyelesaikan
Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung kewajiban itu tanpa memandang tindakan
dan Kali Sapi. Sungai tersebut dimanfaatkan entitas pada masa datang demikian juga,
sebagai sumber irigasi pertanian. Wilayah entitas mengakui kewajiban diestimasi
kabupaten Banjarnegara memiliki iklim bagi biaya kegiatan purna operasi
tropis, dengan curah hujan rata-rata (decommissioning) instalasi minyak atau
3.000 mm/tahun, serta suhu rata-rata 20° - instalasi nuklir sebatas jumlah yang harus
26 °C. ditanggung entitas untuk memperbaiki
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_ kerusakan yang telah ditimbulkan. PSAK
Banjarnegara) memang belum mengatur secara tegas dan
Green accounting merupakan ilmu rinci hal-hal apa saja yang wajib
akuntansi yang mengakui adanya faktor diungkapkan dalam pelaporan suatu entitas
biaya lingkungan kedalam hasil kegiatan bisnis. Dan jika ditelaah dari isi PSAK
perusahaan. Menurut EPA, akuntansi hijau tersebut pengungkapan pelaporan atas
merupakan bentuk pendekatan gabungan dampak lingkungan tersebut masih bersifat
yang menyediakan bentuk transisi data dari sukarela.
akuntansi keuangan dan akuntansi biaya Sesuai dengan prosedur penelitian
untuk meningkatkan efisiensi bahan dan kualitatif dengan pendekatan fenome-
mengurangi dampak serta risiko lingkungan nologis, oraganisasi data dimulai dengan
sekaligus mengurangi biaya perlindungan menyajikan semua data atau gambaran
lingkungan. menyeluruh tentang fenomena pengalaman
Berdasarkan PSAK No.1 revisi 2009 yang telah dikumpulkan (lampiran X:
paragraf 12 penyajian dampak lingkungan transkrip wawancara). Setelah membaca
adalah sebagai berikut: Entitas dapat pula keseluruhan transkrip wawancara, dilakukan
menyajikan, terpisah dari laporan pengkodean data untuk membagi jawaban
keuangan, laporan mengenailingkungan responden tentang dua permasalahan besar
hidup dan laporan nilai tambah (value penelitian ini yaitu pemahaman terhadap
added statement), khususnya bagi industri accrual basis dan kesiapan pengelola
dimana faktor lingkungan hidup memegang keuangan daerah (lampiran Y: koding).
peranan penting dan bagi industri yang Setelah data tersaji sesuai kode, dilakukan
menganggap karyawan sebagai kelompok horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada
pengguna laporan yang memegang peranan awalnya diperlakukan memiliki nilai yang
penting. Laporan tambahan tersebut di luar sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak
ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan. relevan dengan topik dan pertanyaan
Ita N., Wulan Suci., Kuat WJ., Implementasi Green Accounting Pada Daerah | 17

maupun pernyataan yang bersifat repetitif 8. Apakah ada laporan keuangan khusus
atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga untuk biaya lingkungan yang telah
yang tersisa hanya horizons (arti tekstural diterapkan pada Pemerintah Daerah
dan unsur pembentuk atau penyusun dari Banjarnegara?
fenomena yang tidak mengalami penyim- 9. Bagaimana yang menjadi kendala
pangan). Pernyataan tersebut kemudian di Pemerintah Daerah dalam menerapkan
kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis green accounting?
gambaran tentang bagaimana pengalaman Sesuai dengan prosedur penelitian
tersebut terjadi. kualitatif dengan pendekatan fenome-
Horizonaliting pertama dilakukan nologis, setelah dilakukan horizonaliting
untuk mendapatkan informasi yang dan pernyataan masing-masing partisipan
bermakna mengenai implementasi green telah dikumpulkan ke dalam unit makna dan
accounting pada Pemerrintah Daerah ditulis gambaran tentang bagaimana
Banjarnegara. Dalam proses penyusunan pengalaman tersebut terjadi, selanjutnya
transkrip pertanyaan in-depth interview hasil tersebut dikembangkan melalui uraian
pemahaman mendasarpada Kepala dan Staf secara keseluruhan dari fenomena yang ada
DPKAD. Dalam proses penyusunan sehingga menemukan esensi dari fenomena
transkrip pertanyaan in-depth interview tersebut. Dalam pembahasan ini akan
pemahaman mendasar pada Kepala dan Staf dinarasikan tentang textural description
DPKAD mengenai implementasi green (mengenai fenomena yang terjadi pada
accounting diuraikan menjadi beberapa partisipan) dan structural description (yang
point pertanyaan, yaitu: menjelaskan bagaimana fenomena itu
1. Apakah Kepala dan Staf DPKAD telah terjadi). Selanjutnya akan diberikan pen-
mengetahui dan memahami green jelasan secara naratif mengenai esensi dari
accounting? fenomena yang diteliti dan mendapatkan
2. Apakah konservasi lingkungan sudah makna pengalaman partisipan mengenai
diterapkan di Pemerintah Daerah fenomena tersebut sehingga tersusun
Banjarnegara? laporan pengalaman setiap partisipan.
3. Apakah Pemerintah Daerah Banjar- Indikator pertama dari pemahaman
negara telah mengimplementasikan Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara
green accounting pada tata keuangan mengenai green accounting adalah apakah
Pemerintah Daerah? Kepala dan Staf DPKAD telah mengetahui
4. Bagaimana cara Pemerintah Daerah dan memahami konsep green accounting?
Banjarnegara dalam menanggulangi Dari kedua partisipan menunjukan bahwa
peristiwa tak terduga terkait lingkungan mereka belum mengetahui konsep green
di Banjarmegara? accounting. Pernyataan ini dilengkapi oleh
5. Apakah ada rekening khusus terkait pernyataan dari Kepala DPKAD dengan
biaya lingkungan pada tata keuangan pernyataan sebagai berikut:
Pemerintah Daerah? “Gimana yg dimaksud akuntansi
6. Apakah ada pihak eksternal yang lingkungan ini?”
berkontribusi dalam biaya lingkungan Indikator kedua dari pemahaman
pada Pemerintah Daerah Banjarnegara? Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara
7. Apakah akuntansi lingkungan penting mengenai green accounting adalah apakah
bagi Pemerintah Daerah Banjarnegara? Pemerintah Daerah sudah menerapkan
18 | EQUILIBRIUM, VOLUME 6, NOMOR 1, JANUARI 2018

konservasi lingkungan. Dari kedua kebencanaan, bencana alam, bencana


partisipan menunjukkan bahwa Pemda sosial, jadi seperti Banjarnegara yang
Banjarnegara telah menerapkan konservasi sering terjadi bencana misalnya di musim
lingkungan.Pernyataan ini dilengkapi oleh hujan, tanah longsor, banjir, kemudian
pernyataan dari Kepala DPKAD dengan di musim kemarau kita ada kekeringan,
pernyataan sebagai berikut: kalau kekeringan ini sih bisa diatasi
“Kemudian contoh lagi, nanti Pak dengan eee supply air, tapi kalau yang
Tono bisa jelaskan, contoh lagi kaitannya bencana alam ini yg cukup merepotkan
dengan apalagi Banjarnegara kan ee juga.”
sudah menyatakan Banjarnegara sebagai Indikator keempat dari pemahaman
Kabupaten Konservasi yaitu penghijaun, Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara
reboisasi disana kan sangat diutamakan spt mengenai green accounting adalah bagai-
kemarin terjadi bencana alam tanah longsor mana cara Pemerintah Daerah Banjarnegara
di Karang Kobar itu, Karang Kobar yang di dalam menanggulangi peristiwa tak terduga
Jemblung itu kan eee dari pemukiman itu terkait lingkungan di Banjarmegara. Dari
kan rata semua dengan tanah yang jatuh kedua partisipan menunjukan bahwa
dari atas, itu pemerintah kemudian ee apa Pemerintah Daerah Banjarnegara telah
namanya menata pemukiman, menyediakan memiliki cara khusus dalam menanggulangi
pemukiman untuk warga masyarakat yg peristiwa tak terduga di Daerah Banjar-
terkena bencana itu, disediakan lahan negara. Pernyataan ini dilengkapi oleh
kemudian disahkan rumah juga, tapi lahan pernyataan dari Kepala DPKAD dengan
yg terkena bencana itu kemudian dijadikan pernyataan sebagai berikut:
lahan konservasi untuk penanaman kembali “Jadi segi penganggaran ini memang
agar ke depan diharapkan tidak terjadi sudah dialokasikan sedemikian rupa, itu
bencana spt itu. Kalau di anggaran yg penganggarannya di APBD itu meng-
selain anggaran tak terduga ee apa gunakan Belanja Tidak Terduga, Belanja
namanya ee logistik bencana” Tidak Terduga itu disana memang
Indikator ketiga dari pemahaman mengamanatkan penggunaan untuk apa
Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara saja dan selektif sekali antara lain untuk
mengenai green accounting adalah apakah bencana alam itu juga digunakan untuk
Pemerintah Daerah Banjarnegara telah penanganan hal-hal yg sifatnya darurat,
mengimplementasikan green accounting sifat kedaruratan bencana. Sebagai contoh
pada tata keuangan pemerintah. Dari kedua misalnya kedaruratan bencana ini ada jalan
partisipan menunjukan bahwa Pemda putus, tidak ada akses,
Banjarnegara telah menerapkan green Indikator kelima dari pemahaman
accounting pada tata keuangan pemerintah. Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara
Pernyataan ini dilengkapi oleh pernyataan mengenai green accounting adalah apakah
dari Kepala DPKAD dengan pernyataan ada rekening khusus terkait biaya
sebagai berikut: lingkungan pada tata keuangan Pemerintah
“Jadi intinya kalau, kalau, saya cerita Daerah. Dari kedua partisipan menunjukkan
gapapa ya saya cerita, jadi kalau di bahwa pada Pemerintah Daerah Banjar-
Pemkab, kalau di Pemkab itu di pengang- negara telah ada rekening khusus terkait
garan, di penganggaran itu memang ada biaya lingkungan pada tata keuangan
yang untuk membackup ee… mencegah Pemerintah Daerah. Pernyataan ini
Ita N., Wulan Suci., Kuat WJ., Implementasi Green Accounting Pada Daerah | 19

dilengkapi oleh pernyataan dari Kepala sendiri, kan ada kepedulian masyarakat,
DPKAD dengan pernyataan sebagai berikut: misalnya setiap ada bencana kita kan
“Jadi segi penganggaran ini memang membuka peduli, posko-posko peduli
sudah dialokasikan sedemikian rupa, itu Banjarnegara, dar Banjarnegara pada
penganggarannya di APBD itu meng- waktu itu yang Pemkab itu menghimpun yg
gunakan Belanja Tidak Terduga” untuk Jemblong itu bisa, itu nanti ada
Indikator keenam dari pemahaman auditnya sendiri memang. Kalau yg dana
Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara masyarakat ini terpisah dari APBD. dari
mengenai green accounting adalah apakah APBD Belanja Tak Terduga itu memanga
ada pihak eksternal yang berkontribusi laporannya jadi satu, kalau yg berasal dari
dalam biaya lingkungan pada Pemerintah masyarakat itu laporannya tersendiri,”
Daerah Banjarnegara. Dari kedua partisipan Indikator kedelapan dari pemahaman
menunjukan bahwa pada Pemerintah Daerah Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara
Banjarnegara telah ada pihak eksternal yang mengenai green accounting adalah apakah
berkontribusi dalam biaya lingkungan Pe- ada laporan keuangan khusus untuk biaya
merintah Daerah Banjarnegara. Pernyataan lingkungan yang telah diterapkan pada
ini dilengkapi oleh pernyataan dari Kepala Pemerintah Daerah Banjarnegara. Dari
DPKAD dengan pernyataan sebagai berikut: kedua partisipan menunjukan bahwa pada
“iya, jadi agar terarah. Dulu Pemerintah Daerah Banjarnegara ada
misalnya CSR dari Bank Jateng misalnya laporan keuangan khusus yang terpisah dari
itu digunakan untuk membuat apa namanya APBD Pernyataan ini dilengkapi oleh
jalan evakuasi. Jadi di daerah Banjar- pernyataan dari Kepala DPKAD dengan
negara bagian utara itu kan karna pernyataan sebagai berikut:
seringnya,” “Kalau yg dana masyarakat ini
Indikator ketujuhdari pemahaman terpisah dari APBD. dari APBD Belanja
Kepala dan Staf DPKAD Banjarnegara Tak Terduga itu memang laporannya jadi
mengenai green accounting adalah apakah satu, kalau yg berasal dari masyarakat itu
akuntansi lingkungan penting bagi laporannya tersendiri,”
Pemerintah Daerah Banjarnegara. Dari Indikator kesembilan dari pemahaman
kedua partisipan menunjukan bahwa pada Kepala dan Staf DPKAD Banjar-
Pemerintah Daerah Banjarnegara sudah negara mengenai green accounting adalah
mempunyai sistem pencatatan keuangan apakah kendala Pemerintah Kabupaten
yang terintegrasi sehingga akuntansi Banjarnegara dalam menerapkan green
lingkungan penting untuk laporan keuangan accounting. Dari kedua partisipan
Pernyataan ini dilengkapi oleh pernyataan menunjukan bahwa pada Pemerintah Daerah
dari Kepala DPKAD dengan pernyataan Banjarnegara ada kendala dalam menerap-
sebagai berikut: kan green accounting di Kabupaten
“Kalau keuangan dari Pemda sih Banjarnegara Pernyataan ini dilengkapi oleh
terintegrasi. Pemda kan ada pendapatan, pernyataan dari Kepala DPKAD dengan
belanja, semuanya itu terintegrasi, jadi pernyataan sebagai berikut:
laporan keuangan pemerintah daerah, “Kita dapet barang luar biasa waktu
seperti itu. Tapi tidak tahu ya kalau di itu juga masa expied nya juga tidak terlalu
BPPT apa ada sendiri atau... Eeee ya kalau lama, dari perusahaan besar itu kan juga
dana yang dihimpun itu ada laporannya menyumbangkan dengan mensortir dulu itu
20 | EQUILIBRIUM, VOLUME 6, NOMOR 1, JANUARI 2018

ya, jadi tinggal beberapa, kemarin kan Jumlah warga Dusun Jemblung yang
terjadi, ya kalau boleh saya ngomong ya tertimpa longsor diperkirakan sekitar 108
mubadzir juga, karena apa, barang itu tidak orang, sedangkan warga lain berhasil
boleh diberikan selain kepada orang yang menyelamatkan diri. Selain itu,sejumlah
kena bencana, sudah komunikasi dengan mobil yang sedang melintas di Jalan
polres, dengan kejaksaaan ini tetep Karangkobar-Banjarnegara juga turut
keuntungannya untuk bencana, jad iya udah tertimpa longsor, sehingga jumlah pasti
mas, baran gitu mubadzir terus dimusnah- korban meninggal dalam bencan ini
kan. itu yg kadang kita sendiri, lho aturan diperkirakan jauh di atas angka yang muncul
kok sepertiitu, waktu itu sempat kita di media masa. Dalam rangka membantu
mengusulkan nganu, barang itu kalau itu korban bencana tanah longsor tersebut,
diperuntukan seperti itu gak masalah tapi sejumlah elemen masyarakat dan dunia
sambil menunggu ada pengajuan-pengajuan usaha banyak menyumbangkan dana
dari yg kena bencana itu ini kita puter dulu, maupunlogistik. Selanjutnya pengelolaan
kaya gula, biskuit, itu maksudnya kita bantuan bencana dimaksud dikoordinasikan
serahkan ke pasar dulu ya untuk dijual, la oleh Badan Penanggulanan Bencana Daerah
nanti hasilnya itu suatu saat kita butuh kita (BPBD) Kabupaten Banjarnegara. Dengan
ambil lagi gitu lo, ndak boleh seperti itu, adanya bantuan bencana dari masyarakat
kalau seperti itu kan kita punya stock terus dan dunia usaha yang berupa uang, maka
kan. tapi ndak boleh, kalau melihat itu udah untuk memudahkan masyarakat dan dunia
nangis batin, yang namanya air mineral itu usaha yang akan memberikan bantuan di
hehe ya kondisinya seperti itu” wilayah Kabupaten Banjarnegara, perlu
Triangulasi data dilakukan dengan ditetapkan nama bank dan nomor rekening
cara mengonfirmasi jawaban partisipan untuk menampung bantuan dana dimaksud.
pengelola green accounting yaitu Kepala Penetapan tersebut dituangkan dalam
DPPKAD dengan Staf DPKAD dengan Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor
triangulasi data dengan menggunakan data 900/1333 Tahun 2014 tentang Penetapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Nama Bank dan Nomor Rekening Untuk
(LKPD) Pemerintah Daerah Kabupaten Menampung Bantuan dari Masyarakat dan
Banjarnegara. Menurut data yang ter- Dunia Usaha. Sesuai dengan keputusan
integrasi dari Laporan Keuangan Pemerintah bupati tersebut, nama bank dan nomor
Daerah (LKPD) Pemerintah Daerah rekening yang digunakan adalah:
Kabupaten Banjarnegara, yang dijelaskan a. Nama Bank : Bank BRI Cabang
pada Catatan Atas Laporan keuangan yaitu : Banjarnegara
Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Nomor Rekening : 0004–01-036562–
Banjarnegara termasuk salah satu 50–219
Kabupaten yang rawan terjadi bencana alam Nama Rekening : Peduli Bencana
terutama tanah longsor. Dan pada Hari Banjarnegara Pemerintah Kabupaten
Jum’at Tanggal 12 Desember 2014 telah Banjarnegara Catatan Atas Laporan
terjadi bencana alam tanah longsor di Keuangan Untuk Tahun-tahun yang
Dusun Jemblung, Desa Sampang, Keca- Berakhir pada Tanggal 31 Desember
matan Karangkobar. Bencana tanah longsor 2013 dan 2012.
tersebut mengubur sekitar 40 rumah yang b. Nama Bank : Bank BPD Jawa
dihuni oleh 300 jiwa dari 53 keluarga. Tengah Cabang Banjarnegara
Ita N., Wulan Suci., Kuat WJ., Implementasi Green Accounting Pada Daerah | 21

Nomor Rekening : 3013-231108 7) Membiayai kegiatan operasional


Nama Rekening : Peduli Bencana penanggulangan bencana pada
Banjarnegara Saldo dana bantuan masa siaga darurat, tanggap darurat
masyarakat dan dunia usaha yang dan transisi darurat yang tidak
tertampung dalam kedua rekening dibiayai dari APBD maupun
tersebut, per 31 Desember 2014, APBN.
sebagai berikut: Untuk bantuan dalam bentuk barang,
a) Bank BRI Cabang Banjarnegara penggunaannya untuk :
(0004-01-036562-50-1) a) Korban bencana langsung dan korban
Rp2.423.038.420,00; bencana tidak langsung/terdampak
b) Bank Jateng Cabang Banjarnegara b) Kegiatan pelatihan teknis kebencanaan
(3013-231108) yang tidak dibiayai dari APBD maupun
Rp2.579.679.380,00. APBN
Selanjutnya penggunaan atas c) Kegiatan operasional Posko Bencana
bantuan bencana yang berupa uang yang tidak dibiayai dari APBD maupun
maupun barang telah diatur dalam APBN
Peraturan Bupati Banjarnegara d) Masyarakat yang sedang melakukan
Nomor 8 Tahun 2015 tentang kerja bhakti/ gotong royong dalam
Pengelolaan Bantuan Bencana rangka penanggulangan bencana.
Yang Bersumber dari Masyarakat e) Daerah/kabupaten lain yang terkena
dan Dunia Usaha. bencana atau
Sesuai dengan peraturan bupati dimaksud, f) Daerah/kabupaten lain yang terkena
bantuan dalam bentuk uang digunakan bencana atau
untuk: g) Yayasan sosial/panti, asuhan/keluarga
a. Penanggulangan bencana, meliputi: kurang mampu.
1) Penanggulangan pada masa pra Badan Penanggulangan Bencana
bencana Daerah (BPBD) sebagai penanggungjawab
2) Penanggulangan pada saat siaga teknis pengelola bantuan bencana mem-
bencana, darurat bencana dan punyai kewajiban untuk melaporkan
transisi darurat bencana;dan pengelolaan bantuan kepada Bupati.
3) Penanggulangan pada masa pasca Selanjutnya Bupati dapat menunjuk akuntan
bencana. publik atau aparat pengawas intern
b. Memenuhi kebutuhan korban bencana, pemerintah untuk melakukan audit terhadap
meliputi : pertanggungjawaban pengelolaan bantuan
1) Kebutuhan sandang dan pangan bencana.
2) Kebutuhan pengadaan tanah untuk Berdasarkam studi fenomenologi yang
relokasi dilakukan dalam penelitian ini dapat diurai-
3) Kebutuhan perumahan/tempat tinggal kan jabaran narasi mengenai pengalaman
4) Bantuan Modal partisipan Kepala DPPKAD dan Staf
5) Infrastruktur dan atau fasilitas DPPKAD adalah berdasarkan studi feno-
umum lainnya menologi yang dilakukan dalam penelitian
6) Pengadaan barang/ jasa untuk ini dapat diuraikan jabaran narasi mengenai
kepentingan penanggulangan ben- pengalaman partisipan Kepala DPPKAD
cana dan Staf DPPKAD adalah Pemangku
22 | EQUILIBRIUM, VOLUME 6, NOMOR 1, JANUARI 2018

Kepentingan Pemerintah Daerah Banjar- untuk menampung bantuan dana dimaksud.


negara belum memahami adanya istilah Penetapan tersebut dituangkan dalam
green accounting namun dalam Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor
pelaksanaannya Pemangku Kepentingan 900/1333 Tahun 2014 tentang Penetapan
Pemerintah Daerah Banjarnegara telah Nama Bank dan Nomor Rekening Untuk
menerapkan green accounting hal ini Menampung Bantuan dari Masyarakat dan
dibuktikan dengan hasil wawancara yang Dunia Usaha. Sesuai dengan keputusan
menyatakan bahwa penganggaran untuk bupati tersebut, nama bank dan nomor
darurat bencana telah diposkan pada mata rekening yang digunakan adalah:
anggaran dana darurat, namun untuk a. Nama Bank : Bank BRI Cabang
penggunaan anggaran tersebut bersifat Banjarnegara
konsumtif atau logistik bencana, sehingga Nomor Rekening : 0004–01-036562–
ketika kerusakan tersebut diperbaiki dengan 50–219
semestinya harus dianggarkan oleh DPU Nama Rekening : Peduli Bencana
agar kerusakan tersebut diperbaiki dengan Banjarnegara Pemerintah Kabupaten
penggunaaan dana infrastruktur yang Banjarnegara Catatan Atas Laporan
menjadi mata anggaran pada DPU. Keuangan UntukTahun-tahun yang
Bantuan bencana seperti logistik dan Berakhir padaTanggal 31 Desember
lain sebagainya, dikelola oleh BPPD yang 2013 dan 2012.
kemudian BPPD mendapatkan bantuan CSR b. Nama Bank : Bank BPD Jawa
dari berbagai pihak, seperti halnya Bank Tengah Cabang Banjarnegara
Jateng. Apabila konsumsi bencana ini tidak Nomor Rekening : 3013-231108
habis dalam penggunaannya, maka harus Nama Rekening : Peduli Bencana
dimusnahkan, jadi tidak bisa dijual kembali Banjarnegara Saldo dana bantuan
dalam bentuk kas, namun harus dibakar dan masyarakat dan dunia usaha yang
dimusnahkan. Evaluasi dalam penang- tertampung dalam kedua rekening
gulangan bencana biasanya diaudit oleh tersebut, per 31 Desember 2014,
penunjukan akuntan publik dan juga BPKP, sebagai berikut:
sehingga proses penanganan bencana di a) Bank BRI Cabang Banjarnegara
Kabupaten Banjarnegara memang sudah (0004-01-036562-50-1)
terintegrasi dengan baik. Rp2.423.038.420,00;
Menurut Catatan Atas Laporan b) Bank Jateng Cabang Banjarnegara
Keuangan pada Laporan Keuangan (3013-231108)
Pemerintah Daerah (LKPD) Banjarnegara, Rp2.579.679.380,00.
menyebutkan bahwa pengelolaan bantuan Selanjutnya penggunaan atas
bencana dimaksud dikoordinasikan oleh bantuan bencana yang berupa uang
Badan Penanggulanan Bencana Daerah maupun barang telah diatur dalam
(BPBD) Kabupaten Banjarnegara. Dengan Peraturan Bupati Banjarnegara
adanya bantuan bencana dari masyarakat Nomor 8 Tahun 2015 tentang
dan dunia usaha yang berupa uang, maka Pengelolaan Bantuan Bencana
untuk memudahkan masyarakat dan dunia Yang Bersumber dari Masyarakat
usaha yang akan memberikan bantuan di dan Dunia Usaha.
wilayah Kabupaten Banjarnegara, perlu
ditetapkan nama bank dan nomor rekening
Ita N., Wulan Suci., Kuat WJ., Implementasi Green Accounting Pada Daerah | 23

Sesuai dengan peraturan bupati dimaksud, g) Yayasan sosial/panti, asuhan/keluarga


bantuan dalam bentuk uang digunakan kurang mampu.
untuk: Badan Penanggulangan Bencana
a. Penanggulangan bencana, meliputi: Daerah (BPBD) sebagai penanggungjawab
1) Penanggulangan pada masa pra teknis pengelola bantuan bencana mem-
bencana punyai kewajiban untuk melaporkan
2) Penanggulangan pada saat siaga pengelolaan bantuan kepada Bupati.
bencana, darurat bencana dan Selanjutnya Bupati dapat menunjuk akuntan
transisi darurat bencana;dan publik atau aparat pengawas intern
3) Penanggulangan pada masa pasca pemerintah untuk melakukan audit terhadap
bencana. pertanggungjawaban pengelolaan bantuan
b. Memenuhi kebutuhan korban bencana, bencana.
meliputi :
1) Kebutuhan sandang dan pangan PENUTUP
2) Kebutuhan pengadaan tanah untuk Simpulan
relokasi Pemahaman implementasi green
3) Kebutuhan perumahan/tempat tinggal accounting di daerah Banjarnegara sudah
4) Bantuan Modal baik. Hal ini terbukti dari hasil in-depth
5) Infrastruktur dan atau fasilitas interview dan observasi pertisipan sudah
umum lainnya mengetahui prosedur mengenai pengelolaan
6) Pengadaan barang/ jasa untuk berkaitan tanggap darurat bencana, laporan
kepentingan penanggulangan bencana keuangan mengenai green accounting yang
7) Membiayai kegiatan operasional dihasilkan oleh Pemerintah Daerah
penanggulangan bencana pada masa Banjarnegara sudah terintegrasi dengan baik
siaga darurat, tanggap darurat dan dan diaudit oleh BPKP maupun penunjukan
transisi darurat yang tidak dibiayai kantor akuntan publik.Secara teoritik,
dari APBD maupun APBN. perangkat Desa Donorojo telah siap untuk
Untuk bantuan dalam bentuk barang, mengimplementasikan green accounting.
penggunaannya untuk : Hal ini terlihat pada laporan keuangan yang
a) Korban bencana langsung dan korban sudah terintegrasi mengenai green
bencana tidak langsung/terdampak accounting, pengelolaan yang tepat dan
b) Kegiatan pelatihan teknis kebencanaan ditangani oleh BPPD daerah setempat,
yang tidak dibiayai dari APBD maupun kesulitan yang dihadapi adalah pengelolaan
APBN logistik sisa yang tidak bisa dicairkan
c) Kegiatan operasional Posko Bencana menjadi kas tetapi harus dimusnahkan. Hal
yang tidak dibiayai dari APBD maupun ini menyebabkan perlunya pemahaman lebih
APBN mendalam mengenai green accounting.
d) Masyarakat yang sedang melakukan
kerja bhakti/ gotong royong dalam Saran
rangka penanggulangan bencana. Perlu membuat laporan khusus sukarela
e) Daerah/kabupaten lain yang terkena pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar-
bencana atau negra serta implementasi green accounting
f) Daerah/kabupaten lain yang terkena sebaiknya tidak hanya difokuskan pada
bencana atau darurat bencana, tetapi juga konservasi
24 | EQUILIBRIUM, VOLUME 6, NOMOR 1, JANUARI 2018

lingkungan agar mampu mencegah Dewi, Santi Rahma, 2016. Pemahaman Dan
terjadinya bencana, sebagai contoh, larangan Kepedulian Penerapan Green
penebangan hutan secara ilegal dan juga Accounting : Studi Kasus UKM Tahu
reboisasi. Di Sidoarjo.

Harahap, S.S. (2002). Teori Akuntansi. Edisi


DAFTAR PUSTAKA
revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Almilia, Luciana Spica dan Wijayanto,
Dwi.2007. Pengaruh Environmental Henri, Jean-François and Journeault, Marc.
Performance Dan Environmental 2010. “Eco-control: The influence of
Disclosure Terhadap Economic management control systems on
Performance. Proceedings The 1st environmental and economic
Accounting Conference. Depok, 7 – 9 performance”. Accounting, Organi-
November 2007. zations and Society 35: 63–80.

Bebbington, J. (1997). “Engagement, Ja'far S., dan Dista Amalia, 2006. Pengaruh
education, and sustainability”. dorongan manajemen lingkungan,
Accounting, Auditing & Accounta- manajemen lingkungan proaktif fan
bility Journal. Volume 10. No 3., kinerja lingkungan terhadap public
pp.365-381. environmental reporting. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang :
Bell, F dan Lehman, G. 1999. Recent Trends UNAND.
in Environment Accounting: How
Green Are Your Account. Accounting Li, Y. and McConomy, B. 1999. “An
Forum. empirical examination of factors
affecting the timing of environmental
Bungin Burhan. (2008), ”Analisis Data
accounting standard adoption
Penelitian Kualitatif,Pemahaman
and the impact on corporate
filosofis dan Metodologis ke Arah
valuation”. Journal of Accounting,
Penguasaan Model Aplikasi,” Pt Raja
Auditing and Finance 14: 279-313.
Grafindo Persada, Jakarta.
Burnett, R.D. and Hansen, D.R. 2008. Lindrianasari. 2007. Hubungan antara
“Ecoefficiency: Defining a role for Kinerja Lingkungan dan Kualitas
environmental cost management”. Pengungkapan Lingkungan dengan
Accounting, Organizations and Kinerja Ekonomi Perusahaan di
Society 33: 551-581. Indonesia. JAAI. Vol 11.No2.

Cohen, N., dan P. Robbins. 2011. Green McHugh, J. 2008. Accountants have key
Business: An A-to-Z Gui de. role in sustainability. Public Finance;
Thousand Oaks. California: SAGE Dec 14, Academic Research Library.
Publications Inc. Mehenna, Y. and Vernon P. D., (2004).
Cormier, D. and Magnan, M. 1999. “Environmental Accounting : An
“Corporate environmental disclosure Essential Component Of Business
strategies: determinants, costs and Strategy”. Business Strategy and the
benefits”. Journal of Accounting, Environment. Bus. Strat. Env. 13,
Auditing and Finance: 429-51. 65–77.
Ita N., Wulan Suci., Kuat WJ., Implementasi Green Accounting Pada Daerah | 25

Milne, M.J. and Ralph, W. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(1999).“Exploring the reliability of (PSAK). No. 33.
social and environmental disclosures
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
content analysis”. Accounting,
(PSAK). No. 57.
Auditing & Accountability Journal.
Bradford:1999. Vol. 12, Iss. 2; pg. PP No. 47 Tahun 2012.
237. Pramanik, at.al ; (2007). Emironmental
Ministary of the Environtment Japan, Accounting and Reporting, New
Environmental Accounting Gudelines, Delhi, Deep Publication P.V.T ltd.
2005. Rocky Harris.

Moleong, Lexy J., 2005, Metode Penelitian Raar, J. 2002 . Environmental initiatives:
Kualitatif, Bandung, Edisi Revisi, Towards triple-bottom line reporting.
Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Corporate Communications. Bradford:
Northcut, D. 1995. Environmental Vol.7, Iss. 3; pg. 169, 15 pgs.
accounting policies in firms subject to Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang
Superfund cleanup costs. Working Penanaman Modal.
Paper, University of Chicago.
Wiedmann, T. and Manfred, L. (2006).
Pasal 4 UUPLH No. 23 Tahun 1997. “Third Annual International
Pasal 74 UU Nomor 40 Tahun 2007. Sustainable Development Conference
Sustainability-Creating the Culture”.
Perez, E.A., Ruiz, C.C., and Fenech, F.C.
15-16 November 2006, Perth,
2007. “Environmental management
Scotland.
systems as an embedding mechanism:
a research note”. Accounting, Auditing http://adi04wahyudi.wordpress.com/pendidi
& Accountability Journal 20 (3): 403- kan/akuntansi-biaya-lingkungan/.
422. Diakses pada tanggal 1 April 2017.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan http://mychocochips.blogspot.co.id/2014/02/


(PSAK). No. 1. mengenal-green-accounting-lebih-
dekat. html. Diakses pada tanggal 1
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
April 2017
(PSAK). No. 1 Revisi 2009.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK). No. 32.

S-ar putea să vă placă și