Motor Diagnistic Training

PERAWATAN TERPADU TERHADAP
MOTOR ANALYSIS
Oleh :
Dede Wahdiat
Andrianto Hapsoro
1
Tujuan
z Meningkatkan reliability
z Mengurangi unplanned breakdown
z Meningkatkan profit dan saving kepada

perusahaan
2
Jenis Motor Listrik
z Motor induksi (induction / asynchronous
motor)
z Synchronous motor
z DC Motor
3
Motor Construction
WINDINGS STATOR ROTOR
CORE
END SHIELD
STATIONARY
SWITCH
SHAFT
CENTRIFIGAL
ACTUATOR BALL BEARING
ENCLOSURE RIGID BASE

Induction Motors
z The induction motor is so named for the induced
current flowing in the secondary winding (the rotor) by
action of the primary winding. No direct electrical
connection is made; it is a result of the magnetic field
being established by the stator winding.
z The principle purpose of the stator winding is to
establish a rotating magnetic field in the stator core
that will induce a voltage in the rotor core.
z The rotor “becomes” a magnet, with a North and
South pole, which in turn follows the moving magnetic
fields in the stator.
Definitions
In an AC Motor
The Rotating Element is
called the ROTOR
The Stationary Element is
called the STATOR.
6
ROTOR
The rotating part of the motor which

normally includes the shaft.
STATOR
The stationary portion of the motor that includes the stacked steel
laminations, associated windings, and leads. It can include a
frame or shell, winding supports, and temperature detectors.
DC Motor
9
Definitions
In an AC Motor
The Rotating Element is
called the ROTOR
The Stationary Element is
called the STATOR.
10
The Torque of a DC Motor
The Torque of the DC motor

comes from the interaction of
the field and the armature.
Both the field and the
armature must be energized
from an external source of
power.
11
The Synchronous Motor
Synchronous motors are

generally very large.
From 200 to 25000 horse
power. The run at slow
rpm usually less than
200.
Synchronous motors require an external DC source feed to

the salient poles of the rotor through slip rings.
12
The Synchronous Motor
The synchronous motor must run
at synchronous speed. Dc from
an exciter is fed through the
salient pole winding of the rotor.
The power fed to this rotor is
capable of correcting for power
factor.
PULL OUT TORQUE: If the motor is not is step with the
moving magnetic field of the stator it will stop. It must run
at synchronous speed or it will not run at all. It the load gets
to great on the machine then it will reach the pull out torque
and stop. It must run at constant speed.
13
Dasar Motor Litsrik
z FL = frekuensi jala-jala (line frequency)
Indonesia = 50 Hz, USA = 60 Hz
z Poles (P) = stator conductors
z Slots (S) = stator winding containers
z Bars (B) = rotor field conductors
14
Dasar Motor Listrik
15
Dasar Motor Listrik
z F = line frequency = 50 Hz
z Slip frequency = difference between magnetic field
frequency and operating speed
z Poles = stator conductors
z Slots = stator winding containers
z Bars = rotor field conductors
z Magnetic field frequency (RPM) =
120 x f / No.poles
16
Perhitungan frekuensi eksitasi
pada motor listrik
z Magnetic field speed, RPM (Ns) = 120 x F / jumlah pole
z Slip frequency (SF) = magnetic field speed - actual speed
z Pole pass frequensi (Fp) = Slip frekuensi X jumlah poles
z Rotor bar pass frequency (RBPF) = jumlah bars x RPM
z Stator Slot Pass Frequncy = jumlah stator slot x RPM
17
Contoh
z Misal : Sebuah motor listrik di name plate tertera 1480 RPM.
Jumlah rotor bar = 40.
z Berarti motor listrik ini mempunyai 4 pole, sehingga :
z Magnetic Field speed (Ns) = 120 x 50 / 4 = 1500 RPM

z Slip frekuensi (SF) = 1500 - 1480 RPM = 20 RPM = 0.33 Hz
z Pole pass frekuensi (Fp) = 4 x 20 RPM = 80 RPM
z RBPF = 40 x 1480 RPM = 59200 RPM = 986.67 Hz.
18
Exercise
1. Cari synchronous speed dari induction motor 3

phase, 2300 volt, 8 pole. Motor bekerja pada 100
amperes dan beroperasi pada 60 cycles (hz.)
2. Cari Jumlah pole dari motor 5000 hp yang bekerja

pada 13,800 Volts dan frequensi 60 hz. Motor ini
menggerakan pompa pada 1800 rpm.
19
Permasalahan motor listrik
z Mechanical Problem
z Electrical Problem
20
Mechanical Problem
z Unbalance
z Misalignment
z Resonance
z Mechanical Looseness
z Soft Foot
z Keausan bearing (Bearing wear)
z Kerusakan bearing (bearing faults)
z Eccentric Rotor
z Frame Distortion
21
Electrical Problem
z Uneven air gap
z Eccentric rotor
z Broken rotor bars
z Shorted rotor lamination
z Phasing problem
22
Factors Detrimental to Motor Life
z Temperature - a 10C rise in motor heating reduces
the life of the insulation by 50% (NEMA Standard).
z Overload - causes temperature in the motor to
increase which in turn decreases the life of the
motor.
z Phase Imbalance - also causes insulation life to
decrease due to high temperatures.
Metode Pemeliharaan Mesin
Copyright P.T Tiara Vibrasindo Pratama

24
Types of Maintenance Strategies
z Run to failure
z Preventive maintenance
z Predictive maintenance
z Proactive Maintenance
Metode Perawatan Permesinan
Filosofi Lama
• Membiarkan plant berjalan
seadanya.
• Sedikit pemikiran untuk
meningkatkan keandalan plant
(plant reliability).
Filosofi Baru
Adanya investasi waktu dan uang untuk
mengubah metode perawatan untuk
meningkatkan keandalan plant (plant
reliability).
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo 26

Pratama
Metode Perawatan Permesinan
Breakdown Maintenance
Preventive Maintenance
Predictive Maintenance
Proactive Maintenance
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo 27

Pratama
Membiarkan mesin beroperasi sampai terjadi kerusakan.
Tidak ada tindakan sebelum terjadi kegagalan.
Disebut juga dengan Run To Failure Maintenance
The philosophy is
“just let it break”
28
Keuntungan:
z Murah
z Mesin tidak dirawat secara berlebihan
Kerugian:
z Tidak ada persiapan terhadap terjadinya kerusakan
mesin (downtime) karena terjadinya mendadak.
z Kerusakan akan menyebar ke komponen lain dan
bisa terjadi kerusakan fatal (catastrophic) sehingga
biaya perbaikan akan mahal.
z Kerugian produksi besar.
29
Dikenal juga sebagai Calendar-based Maintenance,
jenis perawatan ini menggunakan teori yang
menyebutkan bahwa umur mesin terbatas dan
kemungkinan terjadinya kegagalan akan meningkat
seiring dengan meningkatnya umur mesin.
Jadi kegiatan perawatan akan dilaksanakan

sebelum mesin membutuhkannya.
The philosophy is
“fix it before it break”
30
Terdapat masalah dalam memperkirakan

umur dari mesin sebelum mesin itu
mengalami kegagalan.
31
Keuntungan:
z Perawatan dilakukan pada waktu yang sudah ditentukan dan
dipersiapkan.
z Kegagalan mesin yang tidak terduga dapat dikurangi.
z Oleh karena itu kerusakan fatal dapat dikurangi.
z Terganggunya jalan produksi bisa dikurangi.
z Ada pengaturan yang jelas terhadap penyimpanan komponen
cadangan dan biaya.
Kerugian:
z Masin terlalu sering diperbaiki bahkan pada saat dimana
mesin itu sebenarnya tidak mengalami masalah sama sekali.
z Tindakan perawatan seringkali menambah masalah daripada
menguranginya.
z Masih terjadi unscheduled breakdowns.
32
Predictive maintenance, disebut juga dengan Condition
Based Maintenance adalah suatu proses yang
membutuhkan teknologi dan keahlian orang yang
menggabungkan semua data diagnostik dan
performance yang ada, maintenance histories, data
operasi dan desain untuk membuat keputusan kapan
harus dilakukan tindakan perawatan pada major /
The philosophy is critical equipment.
“if it ain’t broken, don’t fix it”
33
34
Keuntungan:
z Kerusakan mesin (downtime) yang tidak terduga
dapat dikurangi.
z Komponen hanya dipesan saat dibutuhkan jadi
penumpukan stok komponen bisa lebih dikurangi.
z Tindakan perawatan bisa lebih direncanakan.
Kerugian:
z Biaya yang tinggi dalam mempersiapkan peralatan
instrumen dan tenaga ahli.
z Tidak ada kepastian apakah umur mesin bisa lebih
panjang.
35
Dikenal juga sebagai Precision Maintenance dan
Reliability Based Maintenance. Metode perawatan ini
lebih menitikberatkan pada indentifikasi akar
permasalahan dan memperbaikinya untuk
mengurangi kemungkinan mesin akan rusak.
The philosophy is
“fix it once and fix it right”
36
Memaksimalkan umur operasi mesin dan
meningkatkan keandalan serta efisiensinya melalui :
¾Analisa penyebab kegagalan (Root Cause Failure Analysis)
¾Instalasi mesin dilakukan dengan kepresisian yang tinggi.
¾Pelatihan personel.
3 hal yang harus ditelusuri:
¾Mengapa mesin selalu mengalami kegagalan berulang-ulang
?
¾Jenis tindakan apa yang harus dilakukan ?
¾Apakah mesin beserta komponen-komponennya telah
terpasang dengan benar ?
37
Keuntungan:
z Umur operasi mesin bisa lebih diperpanjang
z Keandalan mesin meningkat
z Kegagalan mesin dapat dikurangi
z Biaya perawatan keseluruhan bisa dikurangi
Kerugian:
z Investasi dengan biaya tinggi untuk peralatan instrumen dan
keahlian personel
z Diperlukan keahlian khusus dari para personelnya.
z Dibutuhkan investasi waktu untuk menerapkan metode ini.
z Butuh perubahan cara berpikir (filosofi) dari mulai level
manajemen sampai ke level paling bawah.
38
Condition Monitoring
Condition Monitoring adalah proses memonitor

kondisi dari sebuah mesin sehingga bisa diketahui
kondisi dari mesin apakah dalam konsisi baik atau
mulai ada gejala rusak.
39
Integrated Condition Monitoring
Memonitor kondisi dari mesin bisa dianalogikan dengan
memonitor kesehatan manusia
Vibration: Oil: Thermography: Motor Current:

“Detak jantung” dari “Kondisi darah” Mengukur “Sinyal otak / brain
mesin mesin temperatur mesin waves” mesin
Gambaran total
40
Integrated Condition Monitoring
Memakai sistem tunggal yang bisa menunjang beberapa
teknologi sekaligus dari satu produsen, sehingga tidak perlu lagi
secara manual menggabungkan beberapa teknologi untuk
menyajikan informasi mengenai kondisi suatu mesin.
ATAU
Memakai beberapa produsen terbaik untuk masing-masing

teknologi dan menggabungkannya secara manual untuk
menyajikan informasi mengenai kondisi suatu mesin. Hal tidak
mudah karena belum tentu teknologi dari produsen yang
berlainan bisa digabung.
41
Metode Perawatan Motor Listrik
z Vibration Analysis
z Motor Current Signature Analysis (MCSA)
z Flux Measurement
z Shaft Current / Voltage Measurement
z Temperature
z Infra red Thermography
42
Vibration Analysis
Perawatan Pada Motor
43
Titik pengukuran
44
Uneven air gap
45
Uneven air gap
Penyebab uneven air gap:
z Soft foot
z Frame Distortion
46
Jenis-jenis Soft Foot
47
Soft foot
48
Cara mendeteksi soft foot
Dial Indicator
•Pasang dial indicator pada kaki mesin,
•kencangkan baut dan set nol pada dial
kendorkan baut
•catat berapa perubahannya
49
Signal vibrasi akibat uneven air
gap
z Muncul frekuensi 2xLF (100 Hz)
z Amplitudo meghilang tiba-tiba saat power
cut off
50
Eccentric Rotor
z Rotor tdk sempurna atau bengkok
z Amplitudo hilang saat power cut off
z Muncul frekuensi 1 dan 2XLF yang disertai dengan side
band sebesar pole pass frequncy
z Kadangkala rotor bar pass frequency muncul dengan
sideband 2XLF
51
Rotor Problems
z Broken / Cracked rotor bars / shorting rings, bad
joints antara rotor bars dan shorting rings, atau
shorted rotor laminations Æ muncul 1XRPM
dengan sideband pole pass freq.
z Cracked rotor bar muncul harmonik 1 sd 5XRPM
dengan pole pass frq. Sideband
z Loose / broken rotor bar akan ditandai muncul
rotor bas pass freq. (RBPF = jumlah rotor bar x
RPM)
52
Rotor Problem
53
Phasing Problem
z Motor beroperasi hanya 2 dari 3 phasa
z Disebabkan oleh loose / bad connector
z Muncul frekuensi 2XLF dengan sideband
1/3 LF
54
Synchronous Motor
z Typical spectrum
z Loose stator coils mengakibatkan munculnya Coil Pass

Frequency (CPF), dimana CPF = jumlah stator coil x RPM (
jumlah stator Coils = Poles x # Coils/Pole). CPF ini akan
disertai dengan 1x RPM sideband.
55
General Recommendation untuk
analisis vibrasi motor
z 5 titik untuk trending
• MOH - motor outboard horizontal
• MOV - motor outboard vertical
• MOA (or MIA) - motor outboard (or inboard) axial
• MIH - motor inboard horizontal
• MIV - motor inboard vertical
z Fmax = 6XBPFI atau 40-50XRPM, sleeve brg
10XRPM
z Resolusi = 1-2 Hz
56
z 3 High resolution point
• HOH - high resolution, motor outboard horizontal
• HIH - high resolution, motor inboard vertical
• HOA (or HIA) - high resolution, motor outboard (or inboard)
axial
z Fmax = 200 Hz, 1600 lines
z Resolusi = 0,125 Hz
z Untuk mendeteksi uneven airgap, eccentric rotor
57
z 2 extended range points
• EOH - extended range, motor outboard horizontal
• EIH - extended range, motor inboard horizontal
z Fmax = 5000 Hz, 6400 lines
z Untuk data trending / bulanan cukup dengan 400 –
800 lines untuk menghemat memori
z Untuk mendeteksi munculnya rotor bar pass freq

atau stator slot pass freq.
58
Motor Current Signature Analysis
MCSA
59
Motor Current Signature Analysis -
MCSA
RB1 - phase 1 current signature
(Hi-resolution 1600-3200 lines)

(Low resolution 100 lines)

(Low resolution 100 lines)
•Fmax : 80 Hz
•Beban motor harus >50%load

•Data diambil setiap tahun or semi annual
•Terutama motor start/stop, beban fluktuasi
60
Actual photo of motor current data
collection process
61
Keterbatasan MCSA
z Harus mengakses panel listrik
z Ammeter dihubungkan kabel listrik
z Membutuhkan electrician untuk membantu
62
Basic Concept
z A broken or cracked rotor bar creates heating and
thermal expansion as cracks heat due to increased
current resistance and as adjacent bars now carry
additional current to compensate for the broken bar
z These stresses, which are especially aggravated
by frequent starts, can cause :
• adjacent bars to break,
• thermal bowing of the rotor,
• loosening of the broken bar
63
Basic Concept
z If the broken bar works out of the rotor, then
it could rub the stator causing secondary
damage and possibly resulting in
catastrophic failure
64
Parameter tingkat kerusakan rotor
z Fr = motor rotational frequency
LSB1 = lower slip sideband of line frequency
Lf = fine frequency
NP = number of poles
SF = slip frequency
z LSB1 = Lf - (NP * SF)
65
Parameter tingkat kerusakan rotor
z Selisih dB amplitude antara LF dan LSB1
z 54 dB- Kondisi motor normal.

z 45- 54 dB- Kondisi motor adalah marginal condition
z 40- 45 dB- Setidaknya satu broken rotor bar dapat
ditemukan (lakukan trending dan monitor terus)
z <40 dB- Lebih dari satu broken rotor bar. Direkomendasikan
untuk mematikan motor bila dalam kondisi ini.
z Reference : Electrical Apparatus Service Association (EASA
66
Contoh bad rotor
67
Contoh
68
PRIORITIZATION
z Motors indicated less than one broken rotor
bar. At this level of fault prediction, the motor
is normally still considered to be in
acceptable condition
z Motor which were estimated to have 1 to 3
broken bars may be considered marginal
and require increased monitoring of the
electric current signature for warning of
future degradation
69
PRIORITIZATION
z Motor which high resistance joints or casting
voids can contribute to the prediction.
z Unit which were calculated to have greater
than three broken rotor bars were
considered to have at least one but probably
multiple broken bars; these units should be
monitored closely and inspected/repaired at
the next outage
70
Flux Measurement
71
Flux Measurement
z Prinsip pengukuran flux
72
Flux Measurement
z An electric motor by definition produces
magnetic flux.
z Any small unbalance in the magnetic or
electric circuit of motors is reflected in the
axially transmitted fluxes
73
Flux Measurement
z Consistent placement of a formed flux coil
on the axial outboard end of the motor is
critical for obtaining reliable and trendable
data
z It is recommended that flux measurements
be acquired axially at the centered position.
74
Flux Measurement
z The flux coil spectrum has been shown to
provide information on rotor bar condition at
number of poles times slip frequency
sidebands of line frequency (just as seen in
electric current measurements)
75
Unbalanced Voltage Supply
z Voltage unbalance is defined by the National
Electrical Manufacturers Association (NEMA) as
100 times the absolute value of the maximum
deviation of the line voltage from the average
voltage on a three-phase system, divided by the
average voltage.
• For example, if the measured line voltages are 462, 463,
and 455 volts, the average is 460 volts. The voltage
unbalance is:
(460 - 455)/460 x 100 = 1.1%
76
z Unbalanced supply voltage will cause motor
heating and eventually lead to premature
degradation of the stator windings.
77
z The additional temperature rise is estimated with
the following equation=
2 x (% voltage unbalance )2.
z For example :
a motor with a 100°C temperature rise would experience a
temperature increase of 8°C when operated under
conditions of 2% voltage unbalance.
z Winding insulation life is reduced by one-half for

each 10°C increase in operating temperature.
78
79
Flux Measurement
2xLF
Slot Pass
increase decrease
in flux in flux -2xLF
-4xLF 4xLF
-6xLF 6xLF8xLF
-10xLF
-8xLF 10xLF
1200 1800 2400

Frequency in Hz
80
Kesimpulan
z Untuk meningkatkan reliability motor dan mengurangi
unplanned breakdown, perlu diterapkan metode perawatan
terpadu terhapa motor listrik
z Problem yang muncul pada motor listrik dapat

dikelompokkan sebagai mechanical dan electrical problem
z Program perawatan terpadu motor listrik meliputi vibration

monitoring, MCSA, Flux Measurement, Shaft Current /
Voltage Measurement, temperature monitoring serta
infrared thermography
81
Pembuatan Database Menggunakan
RBMwizard
Motor current analysis
82
Tujuan :
z Mempelajari penggunaan RBMwizard untuk

pembuatan database RBMware.
z Mendemonstrasikan cara penambahan dan
pengubahan Database Manager dengan
menggunakan RBMwizard dan Database
Setup.
z Mempelajari pembuatan route dengan
Route Manager
83
Pembuatan Database Menggunakan RBMwizard
•Aktifkan Program
RBMware
•Klik ikon
RBMwizard
•Pilih create new
database dan klik
OK
•Masukkan nama
database “motor
current” dan klik
OK
84
•Ketika muncul window RBMview, ketik file

name “motor current” RBMview.mdb dan
klik Create New
•Pada Company Name, tulis nama
perusahaan
•Klik Advanced, Pilih line frekuensi 50 Hz

(60 Hz) pada Miscellaneous.
85
• Pada screen technology pilih

electrical/thermal
• Pada Other input isi sensitivity
flux coil, dan Current Clamp
yang digunakan, lalu klik Finish
86
• Klik Next tampil window default units.

• Pada General pilih English/Metric
• Pada Frequency pilih Hz
• Setelah selesai klik Finish
87
• Klik Add Area untuk

membuat area
• Ketik Motor Control Center
pada Area Name dan MCC
pada Area ID, lalu klik Finish.
88
• Pilih Add Equipment lalu

pada menu Equipment
Wizard ketik Motor #1 pada
Equipment Name dan MO#1
pada Equipment ID, lalu klik
Next.
89
•Pilih Constant Speed / Constant Load pada Type. Pilih RPM pada Speed
Units dan 100 %. Load. Select Smooth sebagai alarm criteria.
•Thermography screen muncul. Pilih Category Mechanical - Rotating dan Tipe
AC motor- Driven Machine, lalu klik Finish.
90
• Klik Configure. Dan kita akan memasuki Component Design Studio (CDS).
• Pilih New Configuration dan This File pada Location, lalu klik Finish.
91
• Pada "Miscellaneous“diset default SST

minimum RPM, Lines of Resolution,
danTechnology. Set Min SST RPM pada
120 dan minimum LOR pada 1600, lalu
klik OK.
92
Pada New (rotating

component) drag motor lalu
pompa ke dalam workspace.
Untuk menghubungkan dua

komponen tsb klik tombol coupling
pada bagian bawah, lalu klik drag
dari motor ke pompa, sehingga
terlihat seperti pada workspace di
samping
93
• Untuk membuat konfigurasi motor

double klik gambar ikon motor pada
workspace
•Pada component information isi data
yang anda ketahui lalu klik Next
94
• Pada bagian Advanced isi

baik data dari name plate
maupun pada other
information
• Setelah selesai klik OK
95
Klik Next lalu isi data kontruksi

motor yang dipilih, bila selesai klik
Next
Isi insulation class atau

Unknown
Pada bagian line frequensi
diisi dengan 50 Hz (60 Hz),
lalu klik Next
96
Pilih measurement point

yang anda inginkan
dengan mengklik pada
bagian Active?.
Bila selesai klik Finish.
97
• Setelah dicek maka konfigurasi ini selesai klik File, lalu

Close and Save.
• Pada RBMwizard klik gambar palu (Built) sehingga
anda telah selesai membuat satu database.
98
Route Management Dan Analyzer
Data Transfer RBMware
99
Tujuan
z Mengetahui cara pembuatan route dengan Route
Management.
z Mengetahui cara mengedit route yang telah dibuat dengan
Route Management.
z Mengetahui cara penggunaan Analyzer Data Transfer untuk
transfer data dari RBMware ke CSI 2120 atau sebaliknya.
100
Membuat Route
z Aktifkan program RBMware. • Pilihlah database rotor bar

z Setelah program RBMware analysis.rbm kemudian tekan
aktif, pilihlah File>Open tombol OK.
Database. • Kemudian klik ikon Route
Management.
101
Membuat Route
z Setelah masuk ke program • Pilih area MCC1, kemudian

ROUTE pilihlah CREATE tekan tombol OK.
A New Route.
102
Membuat Route
z Pada Route Description isilah • Pindahlah ke bagian

dengan MotorCurrent. Technology Flags, pilihlah
z Pada Route Creator isilah Include Motor Points.
dengan nama pembuat route. • Kemudian tekan tombol OK.
103
Membuat Route
z Setelah itu pilihlah equipment • Kemudian tekan tombol

WCP#1 dengan menekan Update Route untuk menulis
tombol OK. route yang telah dibuat ke
database.
104
Membuat Route
z Setelah muncul tampilan
utama program ROUTE,
buatlah route untuk area
MCC2.
z Pada Route Description isilah
dengan MotorFlux.
z Pindahlah ke bagian
Technology Flags, pilihlah
Include Motor Points.
105
Mengedit Route
z Pilih Edit An Existing Route. • Akan muncul informasi

mengenai route tersebut.
z Sorot pada route Motor
Current, kemudian tekan • Tekan tombol OK untuk
tombol Route Info. kembali ke tampilan awal.
106
Mengedit Route
z Pilih kembali route Motor • Untuk menambah equipment

Current dan tekan tombol OK pada route Motor Current pilih
untuk mengedit route Add New Equipment To Route
tersebut. kemudian tekan tombol OK.
107
Mengedit Route
• Hasilnya bisa dicek dengan

memilih route Motor Current,
z Pilih equipment WCP#2 kemudian tekan tombol Route
kemudian tekan tombol Info.
OK.
108
Menggunakan Analyzer Data Transfer
z Untuk masuk ke program • Pilih Setup Comm untuk

Analyzer Data Transfer klik mengubah konfigurasi port
ikonnya pada tampilan utama komunikasi.
program RBMware.
109
z Sesuaikan nomor • Samakan pilihan Stop Bit

Communication Port sesuai Selection, Baud Rate Selection,
dengan port yang akan Number of Retries dan Timeout
digunakan pada komputer.
Delay dengan setting di CSI 2120.
110
z Untuk kembali ke tampilan • Kemudian tekan tombol

utama program CSICOM Initiate untuk memulai
tekan tombol OK setelah komunikasi dengan CSI 2120.
selesai mengonfigurasi port
komunikasi. • Perintah download/upload data
dilakukan melalui CSI 2120.
111
Motor Analysis Techniques
Multiple Motor Analysis
Techniques
• Rotor Bar Analysis

• Stator Analysis
• Temperature
Rotor Bar Analysis
Rotor Bar Analysis
z Can be performed by two methods:
1. Current Measurement
2. Flux Measurement
Limitations of Motor Current
z Must access electric panels
z Ammeter connects to live power lead
z Requires an electrician to take readings
Diagnosing Rotor Bar Problems.
z The life of a rotor is directly proportional to the
number of starts and stops of a motor.
z To diagnose rotor problems with flux we capture a
baseline current reading to normalize flux
measurements.
z Then we trend the flux measurement and look for
side bands of (slip frequency X #poles) about Line
Frequency.
Example
450 HP forced draft fan motor

35 dB down shows broken rotor
bars
MTR - Forced Draft w/ Broken Bars
450 HP MTR-FC1 FLUX COIL OUTBOARD END
70
Spectrum Display
27-SEP-91 09:04
60
AMPL = .0027
50 LOAD = 71%
dB AMPS
40
30
20 RPM = 711.
RPS = 11.85
10
0
Freq: 66.04
50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70
Ordr: 5.575
Frequency in Hz Spec: -9.142
Label: MOTOR WITH 4 BROKEN ROTOR BARS
AMS SuiteTM: Machinery HealthTM Manager
MotorView II diagnosed data
Repaired rotor bars on same
machine
450 HP MTR-FC1 FLUX COIL OUTBOARD END
70
Spectrum Display
01-DEC-92 15:11
60
AMPL = .0016
50 LOAD = 65%
dB AMPS
40
side bands
30
20 RPM = 712.
RPS = 11.86
10
50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70
Frequency in Hz
Label: MOTOR WITH BROKEN BARS REPAIRED
Bad Rotor Bars on same machine
450 HP MTR-RB1 Current Rotor Bar Analysis Ph=1
70
Spectrum Display
07-DEC-90 09:25
60
AMPS = 43.32
50 LOAD = 65%
dB AMPS
40
30
20 RPM = 711.
RPS = 11.85
10
50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70
Frequency in Hz
Label: MOTOR WITH 4 BROKEN ROTOR BARS
Good Rotor Bars on same machine
450 HP MTR-RB1 Current Rotor Bar Analysis Ph=1
70
Spectrum Display
01-DEC-92 12:47
60
AMPS = 38.91
50 LOAD = 59%
dB AMPS
40
30
20 RPM = 712.
RPS = 11.87
10
50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70
Frequency in Hz
Label: MOTOR WITH BROKEN BARS REPAIRED
Flux Monitoring
$ Use 343 Flux Coil
$ Position on the fan shroud of a motor
$ Measures magnetic flux signature of AC induction
motors
$ Detects
$ rotor bar faults
$ stator faults
$ unbalanced voltage
$ motor speed
FLUX Notes
$ Do not need to know load
$ Do not need to know # of bars
$ Do not need to know # of stator slots
$ Need to position coil consistently
$ Need MCSA baseline
FLUX Benefits
z Detects same faults as motor current and more
• without accessing electric panels
• without connecting to live power leads
• without requiring an electrician
• during vibration route collection
Flux Analysis for Stator Faults
z Baseline flux reading mandatory
z Two Measurements required:
1) Low: Trend LF with sidebands of RPS.
2) High: Trend slot pass family Slot Pass Freq. with sidebands
of 2xLF
z All readings from the same location

z Watch for change from baseline.
Empirical Test of Flux
Empirical Test
z 150 HP Motor
z Wound To Allow Three

Levels Of Turn to Turn
Shorts
Baseline Flux Reading
ac - motor w/ fixed stator faults
stator prb-FC2 FLUX COIL/CENTER/AXIAL/HIGH FREQ
90
Spectrum Display
04-JUN-97 09:24
80
AMPL = 3.4593
70 LOAD = 102%
dB FLUX-AU
60
50
40 RPM = 1185.
RPS = 19.75
30
20
Freq: 1757.8
0 600 1200 1800 2400 3000
Ordr: 89.02
Frequency in Hz Spec: 63.78
Label: no stator fault Dfrq: 120.00
Looking for significant change in 120 Hz side band of PSP

Readings Repeated Under Different Loads
(No significant change in values noted)
50%
Load 85% Load
Test Measurement #1
Induced Small Short in Stator

Flux Reading with Small Short
80
Spectrum Display
03-JUN-97 18:44
70
AMPL = 9.3242
60 LOAD = 100%
dB FLUX-AU
50
40
30 RPM = 1185.
RPS = 19.75
20
10
Freq: 1758.8
0 600 1200 1800 2400 3000
Ordr: 89.03
Label: stator fault coils A to B Dfrq: 120.00
Increase in Sideband Values

Flux Reading - Change from
Baseline Slot Pass
2xLF
increase decrease
-2xLF
4xLF 8xLF
6xLF 10xLF
-10xLF -6xLF
-8xLF
1200 1800 2400

We see 4.3 times increase in flux data
Test Measurement #2
Induced Medium Short in

Stator
Flux Reading with Medium Short
90
Spectrum Display
80 04-JUN-97 08:24
70 AMPL = 4.8288
LOAD = 98%
dB FLUX-AU
60
50
40
RPM = 1186.
30
RPS = 19.76
20
10
Freq: 1519.7
0 600 1200 1800 2400 3000
Ordr: 76.91
Label: stator fault coils B to C Dfrq: 120.00
Sizeable Increase in Sideband Values

Baseline
2xLF
Slot Pass
increase decrease
-4xLF 4xLF
-6xLF 6xLF 8xLF

-10xLF-8xLF 10xLF
1200 1800 2400

Frequency in Hz
Flux showed 8 times increase over baseline
Test Measurement #3
Induced Severe Short in

Stator
Flux Reading with Severe Short
70
Spectrum Display
04-JUN-97 14:14
60
AMPL = 53.26
50 LOAD = 96%
dB FLUX-AU
40
30
20 RPM = 1186.
RPS = 19.77
10
0
Freq: 1759.7
0 600 1200 1800 2400 3000
Ordr: 89.02
Label: stator fault/severe coils C to D Dfrq: 120.00
Significant Increase in Sideband Value

Baseline 2xLF
Slot Pass
increase decrease -2xLF

in flux in flux -4xLF 4xLF
6xLF8xLF
-6xLF 10xLF
-10xLF
-8xLF
1200 1800 2400

Frequency in Hz
23 X increase shown here
Trend of 2xLF Sideband of Slot
Pass
25
23.5
Ratio to Baseline
20
15
10
8.1
5 4.3
1.1
0
No Small Medium Severe
Short Short Short Short
Setting MotorView
145
Parameter Kerusakan Rotor Bar
Jika dB :
• >54 dB = Good Motor
• 45 – 54 = marginal condition
dB
• 40 – 45 = setidaknya satu
broken rotor
• < 40 = - Lebih dari satu
broken rotor bar
146
Menggunakan Rotor Bar Analysis
• Pilih Entire Database pada Scope of

• Pada RBMware pilih
Analysis
Motorview Analysis
• Pada limit Point Ids Analyzed pilih Off
• Pada MotorView Analysis
pilih Rotor Bar Analysis • Pilih All Available Data pada Data of
pada Analysis Type Interest, lalu klik menu Global pada
Function Bar
147
• Pada Analysis Option pilih Point to Σεβελυμ μενγισι σεμυανψα σετ

Display ; Spectrum δυλυ Μενυ γλοβαλ παδα φυνχτιον
βαρ δι σεβελαη καναν.
• Klik Ratio to Line freq amplitude
jika anda ingin amplitude LF Παδα ΡΒΜϖιεω Οπτιον πιλιη
dinormalize menjadi nilai tertentu Υπδατε Ωιτη Χονφιρματιον Κλικ
ΟΚ
(misalnya 60 dB)
148
• Pada Axis Option Pilih Unit

• Pada Display Option pilih Yes for Frequency axis; Hz
pada Mark SlipxPoles Sidebands
• Jika tidak diinginkan skala
• Klik yes untuk Display Assosiated yang fix maka biarkan
Waveform bagian lain kosong
149
• Pilih Time pada Unit for Time

• Pilih alarm option Axis
• Masukan angka-angka alarm • Pilih yes pada Mark
standard. Normalizing Frequency
150
• Dari data terihat Confidence = 94 % dan estimated

Broken Bar = 0,6.
• Disimpulkan bahwa motor dalam kondisi baik
151
• Pilih Equipment yang lain

• Pada summary terlihat bahwa estimated Broken Bar adalah 5,4 dengan
kepercayaan 43 %.
• kemungkinan ada bar yang patah
152
Hasil pengukuran di area yang lain (pada stator)

terlihat bahwa tidak ada sideband di sekitar Line
Frekuensi
153
Παδα εθυιπμεντ ψανγ λαιν τερλιηατ βαηωα αδα σιδεβανδ δι σεκιταρ λινε
φρεθυενσι
Dengan tingkat kepercayaan 43 % kemungkinan ada bar yang patah
154
Flux
Flux Coil
Coil Analysis
Analysis
155
Sinyal – Sinyal Hasil Pengukuran Flux Coil
• Sinyal kondisi normal.

• Garis putus-putus mengindikasikan NPxSF sideband di sekitar line
frequensi
• Peak yang disilang adalah runing speed di sekitar line frequensi.
156
Sinyal – Sinyal Hasil Pengukuran Flux Coil
Sinyal yang diakibatkan oleh ketidakbenaran penempatan alat ukur

sehingga terpengaruh oleh vibrasi
157
Unbalance Voltage Supply
Spektrum flux 50 HP motor Spektrum flux 50 HP motor

dengan 0% unbalance dengan 3% unbalance
158
Unbalance Voltage Supply
Hasil perbandingan spektrum flux
159
Shorted Winding Turn
Motor 50 HP dengan stator Motor 50 HP dengan short pada

dalam kondisi baik stator winding
160
Shorted Winding Turn
Perbandingan antara 2 spektrum yang dihasilkan
161
Memilih Motor Analsis Option
Pilih flux coil analysis pada Analysis Type

Pada analysis Option
• Flux Evaluation dipilih Low Frequency
• lalu pilih spectrum pada plot to display
• Measurement Point adalah RB1
162
Δαλαμ Δισπλαψ Οπτιον κλικ Παδα Ωαϖεφορμ πιλιη Τιμε

ψεσ παδα Μαρκ ΣλιπξΠολεσ υντυκ τιμα αξισ, σερτα ψεσ
Σιδεβανδ, Αββρεϖιατεδ ηιγη υντυκ Μαρκ νορμαλιζινγ φρεθ
φλυξ συμμαρψ σερτα ωαϖε δαν γριδ λινεσ ον πλοτ, λαλυ
φορμ, λαλυ κλικ ΟΚ κλικ ΟΚ
163
Μυνχυλ πλοτ ψανγ σιαπ διαναλισισ
164
TERIMA KASIH
165

Motor Diagnistic Training

Încărcat de

Informații document

Drepturi de autor

Formate disponibile

Partajați acest document

Partajați sau inserați document

Opțiuni de partajare

Vi se pare util acest document?

Este necorespunzător acest conținut?

Drepturi de autor:

Formate disponibile

Motor Diagnistic Training

Încărcat de

Drepturi de autor:

Formate disponibile

PERAWATAN TERPADU TERHADAP

z Mengurangi unplanned breakdown

z Meningkatkan profit dan saving kepada

ENCLOSURE RIGID BASE

The rotating part of the motor which

The Torque of the DC motor

Synchronous motors are

Synchronous motors require an external DC source feed to

z Slip frequency (SF) = magnetic field speed - actual speed

z Pole pass frequensi (Fp) = Slip frekuensi X jumlah poles

z Rotor bar pass frequency (RBPF) = jumlah bars x RPM

z Stator Slot Pass Frequncy = jumlah stator slot x RPM

z Berarti motor listrik ini mempunyai 4 pole, sehingga :

z Magnetic Field speed (Ns) = 120 x 50 / 4 = 1500 RPM

1. Cari synchronous speed dari induction motor 3

2. Cari Jumlah pole dari motor 5000 hp yang bekerja

Copyright P.T Tiara Vibrasindo Pratama

Copyright P.T. Tiara Vibrasindo 26

Copyright P.T. Tiara Vibrasindo 27

Disebut juga dengan Run To Failure Maintenance

“just let it break”

z Mesin tidak dirawat secara berlebihan

Jadi kegiatan perawatan akan dilaksanakan

“fix it before it break”

Terdapat masalah dalam memperkirakan

“fix it once and fix it right”

Condition Monitoring adalah proses memonitor

Vibration: Oil: Thermography: Motor Current:

Memakai beberapa produsen terbaik untuk masing-masing

Perawatan Pada Motor

z Loose stator coils mengakibatkan munculnya Coil Pass

z Untuk mendeteksi uneven airgap, eccentric rotor

z Untuk mendeteksi munculnya rotor bar pass freq

RB2 - phase 2 current signature

RB3 - phase 3 current signature

•Beban motor harus >50%load

z LSB1 = Lf - (NP * SF)

z 54 dB- Kondisi motor normal.

z Reference : Electrical Apparatus Service Association (EASA

z Winding insulation life is reduced by one-half for

1200 1800 2400

z Problem yang muncul pada motor listrik dapat

z Program perawatan terpadu motor listrik meliputi vibration

Motor current analysis

z Mempelajari penggunaan RBMwizard untuk

•Ketika muncul window RBMview, ketik file

•Klik Advanced, Pilih line frekuensi 50 Hz

• Pada screen technology pilih

• Klik Next tampil window default units.

• Klik Add Area untuk

• Pilih Add Equipment lalu

• Pada "Miscellaneous“diset default SST

Pada New (rotating

Untuk menghubungkan dua

• Untuk membuat konfigurasi motor

• Pada bagian Advanced isi

Klik Next lalu isi data kontruksi

Isi insulation class atau

Pilih measurement point

Bila selesai klik Finish.

• Setelah dicek maka konfigurasi ini selesai klik File, lalu

z Aktifkan program RBMware. • Pilihlah database rotor bar

z Setelah masuk ke program • Pilih area MCC1, kemudian

z Pada Route Description isilah • Pindahlah ke bagian