Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
Marriage is a marriage of Toba Batak clan exogamy, marriage one clan is strictly prohibited. Initially
marriage is defined as the purchase of a woman, where women are released from their extended family after
the payment transaction has been agreed upon previously. Transactions can be either a payment of
valuables, an animal (pig, buffalo, cow) or a sum of money to the women. In the tradition of Toba Batak
transaction process is called sinamot. Sinamot tradition in the urban social environment will lead to
concessions to tradition in Batak Toba traditional wedding ceremony, due to the interaction between
different social groups. The study was conducted to determine the meaning and function of the Toba Batak
people who migrated to Surabaya in the heterogeneous environment. This study uses a qualitative study that
describes the type of factually happened in Toba Batak family life are investigated. By using the four families
who migrated to the Toba Batak Surabaya and a chairman of the indigenous Toba Batak made informers.
Researchers used a technique of collecting data through observation and interviews. The result is a tradition
sinamot at home has meaning as a means to bind the relationship between the two kinship groups
concerned. This tradition has become one of a series of traditional marriage that has been validated and
approved by the Toba Batak society itself, thereby strengthening their social integrity. While the tradition
sinamot by Toba Batak people who migrated to Surabaya where people belonging to organic solidarity
emphasizes the functions of the existing society. They assume that the tradition is still being done to preserve
sinamot kinship between the clans.
Abstrak
Adat perkawinan sukubangsa Batak Toba adalah eksogami; perkawinanan dalam satu marga adalah
dilarang. Awalnya perkawinan didefinisikan sebagai pembelian seorang wanita, di mana perempuan
dibebaskan dari keluarga mereka setelah transaksi pembayarannya telah disepakati sebelumnya.
Transaksi dapat berupa pembayaran dengan barang-barang berharga, hewan (babi, kerbau, sapi) atau
sejumlah uang untuk diberikan pada pihak perempuan. Proses transaksi ini disebut sinamot. Tradisi
sinamot di lingkungan sosial perkotaan akan mengakibatkan perbedaan tradisi dalam upacara
pernikahan tradisional Batak Toba; karena interaksi antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda
tradisinya. Studi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui makna dan fungsi dari sinamot di lingkungan
heterogen pada orang-orang Toba Batak yang bermigrasi ke Surabaya. Studi ini menggunakan studi
kualitatif yang menggambarkan kehidupan orang Toba Batak secara faktual dalam kehidupan keluarga
yang diselidiki. Penelitian menggunakan informan dari empat keluarga dan Ketua Adat Toba Batak yang
bermigrasi ke Surabaya. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan
wawancara. Hasilnya, tradisi sinamot di tempat asal memiliki makna sebagai sarana untuk mengikat
hubungan antara dua kelompok kekerabatan yang bersangkutan. Tradisi ini telah menjadi salah satu dari
serangkaian perkawinan tradisional yang divalidasi dan disetujui oleh masyarakat suku Toba Batak itu
sendiri, sehingga dapat memperkuat integritas sosialnya. Sementara tradisi sinamot oleh orang-orang
Toba Batak yang bermigrasi ke Surabaya di mana orang-orang milik organik solidaritas menekankan
fungsi dari masyarakat yang ada. Mereka menganggap bahwa tradisi masih dilakukan untuk melestarikan
sinamot pertalian antara klan.
P
erkawinan bagi masyarakat Ba- Edward Bruner (2006:159) menu-
tak Toba adalah sebuah pranata liskan bahwa orang Batak Toba menge-
yang tidak hanya mengikat se- lompokkan manusia menjadi dua jenis
orang laki-laki dan seorang perempuan yaitu kerabat dan yang bukan kerabat.
tetapi juga mengikat suatu keluarga besar Orang-orang yang bukan Batak Toba di-
yakni keluarga pihak laki-laki (paranak sebut orang asing yang bukan kerabatnya
dalam bahasa Batak Toba) dan pihak dan dalam bahasa Batak Toba disebut
perempuan (parboru). Perkawinan meng- halak silebon.
ikat kedua belah pihak tersebut dalam Setiap perkawinan harus dilaku-
suatu ikatan kekerabatan yang baru, yang kan dengan sesama orang Batak Toba,
juga berarti membentuk satu dalihan na yang artinya bahwa perkawinan dengan
tolu (tungku nan tiga) yang baru juga. orang yang bukan orang Batak Toba tidak
Dalihan na tolu muncul karena perka- diakui dalam adat orang Batak Toba.
winan yang menghubungkan dua buah Seseorang yang bukan anggota masya-
keluarga besar, dimana akan terbentuk rakat Batak Toba dan ingin kawin dengan
sistem kekerabatan baru. orang Batak Toba, harus masuk ke dalam
Kelompok kekerabatan merupa- masyarakat Batak Toba terlebih dahulu,
kan sekelompok orang yang memiliki hu- dan menjadi bagian dari orang Batak
bungan darah atau perkawinan. Masyara- Toba yang dilakukan melalui pemberian
kat Batak Toba memiliki kelompok ke- marga kepadanya.
kerabatan yang kuat yaitu didasari deng- Perkawinan Batak Toba adalah
an keturunan garis patrilineal (garis perkawinan eksogami marga, karena per-
keturunan yang berasal dari laki-laki). kawinan satu marga dilarang keras. Per-
Suatu hal yang sering dibahas dalam kawinan yang ideal bagi masyarakat
suatu sistem patrilineal yang sangat ketat Batak Toba adalah perkawinan antara
seperti halnya dengan sistem kekerabat- seorang laki-laki dengan anak perempuan
an masyarakat Batak Toba adalah posisi saudara laki-laki dari ibunya atau boru ni
perempuan. Perempuan merupakan ba- tulangna (pariban). Orangtua pada ma-
gian dari kelompok ayahnya sebelum dia syarakat Batak Toba selalu menganjurkan
kawin. Karena setelah perkawinan, perkawinan ideal tersebut, tetapi bila
perempuan itu akan meninggalkan ling- anjuran ini tidak berhasil pihak orangtua
kungan ayahnya dan dimasukkan dalam sudah mengalah demi kebahagiaan anak-
satuan kekerabatan suaminya. anaknya. Perkawinan dengan pariban ini
BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 20
Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di
Perantauan Surabaya”, hal.19-32.
dalam istilah Antropologi disebut dengan diantara kedua belah pihak pada saat
cross causin matrilineal. Seorang perem- diadakannya tradisi Marhata Sinamot.
puan akan meninggalkan kelompoknya Semakin majunya zaman dan ber-
dan pindah ke kelompok suami, namun kembangnya ilmu pengetahuan telah
dia akan tetap menyandang marganya membuat segala macam pemikiran manu-
sendiri; selanjutnya, perempuan tersebut sia untuk lebih maju (modern) dalam
beserta suaminya akan menyebut ke- segala aktifitas kehidupannya sehari-hari.
lompok marga perempuan itu dengan Perkembangan zaman yang muncul se-
hula-hula (Vergouwen, 1986:xi) bagai fenomena globalisasi dapat mem-
Perkawinan Batak Toba dikenal buat banyak tradisi di dalam suatu
dengan dua macam upacara, yakni alap kebudayaan mulai mengalami kelonggar-
jual (jemput kemudian jual) dan taruhon an secara perlahan. Dampak modernisasi
jual (antar kemudian jual). Tahap atau yang positif dan negatif terhadap hu-
proses yang dilaksanakan pada kedua bungan kekerabatan dapat mempenga-
jenis upacara ini pada dasarnya adalah ruhi tingkah laku masyarakatnya, dalam
sama, hanya dibedakan oleh siapa tuan hal ini kelompok sosial yang sudah
rumah pelaksana upacara adat perkawin- terbentuk atas dasar hubungan yang kuat
annya. Alap jual adalah perkawinan yang serta kesamaan pemikiran dan tujuan.
dilaksanakan di tempat kediaman pihak Surabaya adalah salah satu kota
perempuan, mas kawin atau sinamot yang memiliki perkembangan zaman cu-
hanya dibayarkan oleh pihak laki-laki kup pesat dan mempunyai kemungkinan
lebih besar jumlahnya untuk upacara untuk melonggarkan atau mengaburkan
sejenis ini. Taruhon Jual adalah perkawin- tradisi yang ada dalam suatu kebudayaan.
an yang dilaksanakan di tempat kediaman Namun dalam kenyataannya masyarakat
pihak laki-laki biasanya lebih sedikit Batak Toba yang tinggal di Surabaya
sinamotnya dibandingkan alap jual. masih meyakini tradisi sinamot dan masih
Masyarakat Batak Toba cenderung menggunakannya dalam acara adat per-
lebih menyukai upacara alap jual karena kawinan, meskipun sebenarnya mereka
pada upacara jenis ini, perempuan lebih sudah mempunyai pemikiran tersendiri
terkesan berharga dan terhormat. Kepu- akibat perbedaan lingkungan yang me-
tusan untuk pelaksanaan mana yang di- reka hadapi. Hal ini mendukung karena
pilih apakah alap jual atau taruhon jual selain berusaha dalam memenuhi kebu-
adalah berdasarkan kesepakatan bersama tuhan hidupnya, beradaptasi maupun
BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 21
Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di
Perantauan Surabaya”, hal.19-32.
atau norma yang dimiliki bersama oleh Berbagai cara digunakan untuk memper-
para anggota masyarakat, yang kalau tahankan kelompok ini, bukan dengan cara
dilaksanakan anggotanya, melahirkan pe- sekali mendapatkan untuk seterusnya, te-
rilaku yang oleh para anggotanya dipan- tapi dengan pengungkapan dan pengukuh-
dang layak dan dapat diterima. Setiap an yang terus-menerus; dan ini perlu
kebiasaan dan kepercayaan dalam masya- dipelajari. Lebih dari itu batas etnik me-
rakat mempunyai fungsi tertentu, yang nyalurkan kehidupan sosial. Batas ini
berfungsi untuk melestarikan struktur adalah perilaku dan hubungan sosial yang
masyarakat yang bersangkutan sehingga amat sangat kompleks.
masyarakat tersebut dapat tetap lestari Menurut Emile Durkheim (dalam
(Haviland, 1985: 332). Salim, 2002:54-57) perubahan struktur
Kelompok etnik terbentuk karena masyarakat terbagi menjadi dua solidari-
adanya ciri yang ditentukan oleh kelom- tas, yaitu masyarakat dari bersolidaritas
pok itu sendiri, yang kemudian memben- mekanik dan bentuk masyarakat bersoli-
tuk pola tersendiri dalam hubungan in- daritas organik. Perubahan sosial ini
teraksi antar sesamanya. Kelompok etnik merupakan proses waktu yang berkem-
mengembangkan budaya dan bentuk so- bang menjadikan populasi jumlah pendu-
sialnya dalam kondisi terisolasi. Kondisi duk yang meningkat pesat. Dimana dalam
terisolasi ini terbentuk akibat faktor eko- proses itu terjadi pertumbuhan pemba-
logi setempat yang menyebabkan ber- gian kerja yang berkembang.
kembangnya kondisi adaptasi dan daya Masyarakat bersolidaritas mekanik
cipta dalam kelompok (Barth, 1988:12). biasanya mengutamakan integritas sosial
Menurut Frederik Barth (1988:16), yang cukup kuat. Masyarakat homogen
bila sebuah kelompok tetap memper- yang berada dalam lingkungan alam yang
tahankan identitasnya sementara anggota- masih memiliki tradisi dan kebudayaan
nya berinteraksi dengan kelompok lain, asli mempunyai sifat menguatkan budaya
hal ini menandakan adanya suatu kriteria yang sudah menjadi identitas dari ke-
untuk menentukan keanggotaannya dalam lompok sosial tersebut. Identitas kelompok
kelompok tersebut, dan ini merupakan merupakan hal yang utama dan dijunjung
cara untuk menandakan mana yang ang- tinggi dalam kehidupan bersama.
gota kelompoknya dan mana yang bukan. Sedangkan bentuk masyarakat ber-
Kelompok etnik bukan semata-mata di- solidaritas organik menekankan pada
tentukan oleh wilayah yang didudukinya. fungsi dalam struktur masyarakat yang
BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 23
Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di
Perantauan Surabaya”, hal.19-32.
ada. Masyarakat urban yang berada dalam adalah seperti makanan dan reproduksi
lingkungan heterogen, dimana mempu- (melahirkan keturunan). Maka semua
nyai kepadatan penduduk yang tidak unsur kebudayaan akhirnya dapat dipan-
merata menguatkan kesukubangsaan pa- dang sebagai hal yang dapat memenuhi
da hubungan kekerabatan yang sudah ter- beberapa kebutuhan dasar para warga
bentuk. Hal ini mempunyai fungsi untuk masayarakat.
mempertahankan hubungan kekerabatan Perkawinan dalam Koentjaraning-
kelompok sosial agar tidak pecah hanya rat (1994:103) adalah sebagai pengatur
karena pengaruh dari masyarakat dari tingkah laku manusia yang berkaitan
kelompok sosial lainnya. dengan kehidupan kelaminnya. Perkawin-
Menurut Malinowski (1939) dalam an disebutkan membatasi seseorang un-
Ihromi (2006:59) menjelaskan bahwa tuk bersetubuh dengan lawan jenisnya
fungsionalisme adalah semua unsur- yang lain. Selain sebagai pengatur kehi-
unsur kebudayaan yang bermanfaat bagi dupan sexnya, perkawinan mempunyai
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan berbagai fungsi dalam kehidupan berma-
yang di inginkan oleh suatu masyarakat syarakat seperti memenuhi kebutuhan
dimana unsur terdapat. Maksudnya ada- manusia akan teman hidup, memenuhi
lah pandangan fungsionalisme terhadap kebutuhan akan harta dan gengsi, selain
kebudayaan mempertahankan setiap pola itu juga untuk memelihara hubungan
kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan dengan kelompok kerabat tertentu.
setiap kepercayaan dan sikap. Dimana ini Melalui perkawinan, status sosial
semua merupakan bagian dari kebuda- seorang manusia dalam masyarakat
yaan dalam suatu masyarakat yang me- tempat dia berada juga akan beralih dari
menuhi beberapa fungsi mendasar dalam seorang remaja menjadi seorang dewasa
kebudayaan bersangkutan. Kebiasaan- dan bahkan dia kemudian akan mendapat
kebiasaan yang beragam-ragam itu saling pengakuan status yang lebih tinggi di
tergantung satu dengan yang lainnya. tengah masyarakatnya (Koentjaraningrat
Fungsi dari satu unsur budaya 1994:92).
adalah dapat memenuhi beberapa kebu- Kajian ini berkaitan dengan pene-
tuhan dasar atau beberapa kebutuhan litian dari peneliti yaitu tentang alasan
yang timbul dari kebutuhan dasar yaitu keluarga masih mempertahankan dan
kebutuhan sekunder dari warga masya- menggunakan tradisi sinamot dalam
rakat. Sedangkan kebutuhan pokok acara adat perkawinan Batak Toba. Dan
BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 24
Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di
Perantauan Surabaya”, hal.19-32.
juga mengetahui fungsi yang dimiliki ma- Pengumpulan data dilakukan de-
syarakat Batak Toba dari tradisi sinamot ngan observasi. Teknik ini dilakukan pada
dalam acara adat perkawinan Batak Toba awal penelitian untuk mengamati acara
di Surabaya. Dimana tradisi sinamot ini adat Marhata Sinamot (Pembicaraan Sina-
ditentukan berdasar status sosial (tingkat mot). Pada pengamatan ini terjadi inter-
pendidikan, ekonomi) tiap individu. aksi antara peneliti dengan informan.
Metode yang digunakan peneliti Peneliti juga mengamati orang-
dalam mendapatkan informasi tentang orang yang mengikuti acara dari kedua
alasan keluarga masih mempertahankan keluarga yang menyelenggarakannya, dan
dan menggunakan tradisi sinamot dalam anak-anaknya yang notabane masih be-
acara adat perkawinan; serta apa makna lum menikah atau yang akan menikah.
yang terkandung dalam tradisi sinamot Peneliti melihat bagaimana sikap mereka
dalam acara adat perkawinan Batak Toba terhadap acarat. Selain itu, peneliti juga
di Surabaya adalah bertipe kualitatif yang mengamati gerak dan bahasa tubuh in-
mendeskripsikan secara faktual dan sis- forman berkaitan dengan pemahaman
tematis mengenai fakta yang terjadi da- budayanya.
lam kehidupan keluarga Batak Toba. Di samping itu, digunakan pula
Sementara itu, pemilihan likasi teknik wawancara. Wawancara dilakukan
penelitian didasarkan atas pertimbangan dengan cara tanya-jawab dengan subyek
sebagai berikut. Pertama, kota Surabaya pelaku secara langsung. Berbekal pedom-
membentuk bermacam-macam kelompok an wawancara yang digunakan sebagai pe-
kekerabatan Batak Toba yang dikelom- nuntun, kondisi ini memungkinkan proses
pokkan berdasarkan satu marga, satu wi- wawancara berlangsung santai dan terkesan
akrab. Sehingga ketika wawancara dapat
layah atau satu keturunan dari satu ba-
menciptakan kondisi intens, maka informasi
pak. Kedua, kota Surabaya merupakan
yang dihasilkan akan lebih detail.
kota (heterogen) metropolis yang memi-
Penentuan informan menurut
liki masyarakat yang sangat majemuk
Spredley dilakukan terhadap beberapa
dengan jumlah masyarakat Batak Toba
informan yangmemenuhi kriteria sebagai
yang migrasi ke kota ini sangat tinggi.
berikut: (1) mereka yang menguasai dan
Dimana kota ini secara terbuka menerima
memahami fokus permasalahan yang
berbagai pengaruh dari luar, dimana hal
diteliti; (2) mereka yang terlibat dengan
ini mendukung pemikiran yang baru
kegiatan yang diteliti dan; (3) mereka
dalam suatu daerah atau lingkungannya.
BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 25
Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di
Perantauan Surabaya”, hal.19-32.
yang mempunyai kesempatan dan waktu mudahkan peneliti dalam proses peng-
yang memadai untuk dimintai. Semua identifikasian pokok-pokok pikiran yang
informan bersedia melakukan wawancara diperoleh selama penelitian berlangsung.
lebih lanjut (mendalam). Kelima, membaca kepustakaan
Untuk menganalisis data secara yang relevan dengan topik penelitian.
kualitatif, peneliti melakukan beberapa Dalam hal ini peneliti mendapatkan re-
langkah seperti yang disarankan oleh ferensi dari buku yang berhubungan
Bogdan dan Taylor (1992:130-137) yaitu: dengan kebudayaan masyarakat Batak
pertama, membaca data yang diperoleh Toba teruta-ma dalam adat perkawinan
dengan teliti yaitu: data dari hasil yang terdapat tradisi sinamot, seperti
wawancara, data hasil catatan lapangan, buku karangan J.C Vergouwen yang
dan data hasil transkrip dengan berbagai berjudul Masyarakat dan Hukum Adat
informan yang telah terpilih. Dalam hal Batak Toba, karangan Doangsa P.L
ini menggunakan informan yang sudah Situmeang dalam judulnya Sistem Keke-
ditentukan dari awal. rabatan Masyarakat Batak Toba dan
Kedua, memberi tanda dan menca- sebagainya. Peneliti juga membaca hasil
tat pokok-pokok pikiran yang dianggap penelitian-penelitian yang sudah dilaku-
penting yang diperoleh dari wawancara, kan, seperti proyek peneliti-an dan
kemudian ditelaah. Dipelajari dan dibaca pencatatan kebudayaan oleh Departemen
lagi untuk kemudian dilakukan sortir. pendidikan dan Kebudayaan, dan jurnal
Pokok-pokok pikiran yang dianggap berkaitan dengan kebudayaan masya-
penting menurut peneliti adalah yang rakat Batak Toba yaitu jurnal mengenai
berkaitan dengan tradisi sinamot. interaksi sosial antar golongan etnik oleh
Ketiga, memeriksa kembali topik- Laporan Penelitian Jarahnita. Kepusta-
topik dari hasil wawancara, mengingat kaan juga bisa didapat melalui internet
aktifitas selama penelitian dan pengamat- dimana informasi dapat diakses dengan
an yang telah diperoleh selama melaku- mudah (www.google.com).
kan penelitian. Topik yang diperiksa Keenam, membuat alur cerita dari
peneliti adalah seputar tentang tradisi data yang disortir dan dipilih peneliti.
sinamot beserta fungsinya dalam upacara Dalam hal ini peneliti tidak mengarang
adat perkawinan Batak Toba. sendiri, namun alur cerita dibuat sesuai
Keempat, menyusun data dengan dengan data yang telah didapat dari
cara mengelompokkan data, sehingga me- informan-informan selama melakukan
BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 26
Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di
Perantauan Surabaya”, hal.19-32.
Salah satunya dengan cara menjaga Acara ini wajib dilakukan sebelum
hubungan kekerabatan dimana sudah menerima pemberkatan pernikahan di
mereka bentuk dari dahulu. Masyarakat gereja nanti. Sinamot nantinya digunakan
Batak Toba di Surabaya memaknai dalih- untuk biaya perkawinan, yang berarti
an na tolu sesuai dengan fungsinya. Orang pembayaran perkawinan atau maskawin.
Batak Toba semarga merasa bersaudara Ini menunjukkan bahwa untuk men-
kandung sekalipun mereka tidak seibu- dapatkan istri diperlukan biaya tertentu,
sebapak dan mereka akan saling menjaga, dan karena tugas ini berada di pundak
saling melindungi, dan saling menolong. paranak maka dia akan disebut juga
Begitu juga bila ia menemukan sebagai parsinamot.
orang yang mempunyai marga di susunan Menurut Bapak Linggom Pasaribu,
dalihan na tolu keluarganya sebagai masyarakat Batak Toba di Surabaya ma-
hulahula, maka ia akan menghormatinya sih menimbulkan perdebatan panjang
meskipun tidak ada hubungan yang pada waktu mengadakan acara marhata
dekat. Sikap ini tidak jarang ditemui sinamot. Hal ini dikarenakan kurangnya
dalam masyarakat Batak Toba dimana- pemahaman tentang arti dari tradisi sina-
pun mereka berada, karena bagi mereka mot itu sendiri. Hal ini lebih ditujukan
ini merupakan suatu keyakinan dan ke- pada masyarakat perantauan yang me-
percayaan untuk memperoleh kenyaman- nyalahartikan acara ini. Acara marhata
an dalam menjalin hubungan kekerbatan. sinamot adalah wadah bertemunya dua
kelompok kekerabatan yang akan men-
Marhata Sinamot Wadah Kekerabatan jadi satu kelompok kekerabatan yang
Pada umumnya masyarakat Batak Toba lebih besar karena perkawinan.
berpendapat bahwa acara marhata sina-
mot adalah suatu transaksi dari pihak Pertimbangan Jumlah Sinamot
laki-laki kepada pihak perempuan, tetapi Pertama, dari pendidikan dan kemampu-
harus diartikan sebagai biaya atau harga an yang dimiliki oleh masing-masing
(cost) yang diperlukan untuk mencipta- mempelai akan saling dinilai oleh masing-
kan sukacita bersama dalam mewujudkan masing keluarga mereka. Karena nantinya
suatu pesta perkawinan. Mereka akan bila sudah berumahtangga akan berguna
membicarakan pertimbangan jumlah untuk melangsungkan kehidupan mereka
sinamot tadi kepada pihak perempuan. dalam membentuk keluarga baru. Hal ini
sesuai dengan salah satu informan dari
BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 28
Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di
Perantauan Surabaya”, hal.19-32.
keluarga Pakpahan yang baru saja me- luarga menerima tawaran tanpa mengu-
langsungkan acara marhata sinamot da- rangi jumlah sinamot yang ditawarkan
lam rencana pernikahan anak perempu- pihak perempuan.
annya. Bapak Pakpahan dan istrinya ibu Untuk yang ketiga adalah kedu-
Sitompul sudah mempunyai kesepakatan dukan yang sedang disandang masing-
jumlah sinamot untuk anak perempuan- masing keluarga. Maksudnya adalah ke-
nya nanti. Mereka menentukan berdasar- dudukan marga dalam kelompoknya ter-
kan apa yang sudah dimiliki oleh anak masuk tinggi atau rendah. Karena marga
perempuan mereka dan melihat juga orang batak toba ini dahulunya berasal
kemampuan dari pihak laki-laki. Bagi dari nama orang yang mempunyai sau-
mereka segala yang sudah mereka beri- dara kandung. Jadi tiap marga pasti
kan selama hidupnya pada anaknya akan mempunyai bermacam-macam posisi,
terlihat jumlahnya pada waktu anaknya bisa sebagai kakak atau adik dalam
akan menikah melalui tradisi sinamot. perkumpulannya. Karena jumlah sinamot
Karena bagi mereka jumlah sinamot akan berhubungan dengan harga diri
merupakan “harga diri keluarga”. yang dimiliki keluarga. Menurut informan
Kedua adalah dilihat dari status Bapak Linggom Pasaribu masyarakat
sosialnya kedua keluarga, mereka saling Batak Toba yang sudah tinggal di daerah
memandang dan mempunyai pe-nilaian perantauan mem-punyai perasaan gengsi
tersendiri. Menurut Bapak Manik jumlah yang lebih besar daripada yang masih
sinamot dapat mempengaruhi status tinggal di kampung halaman.
sosial mereka yang semakin tinggi, begitu Dan yang keempat adalah dilihat
juga sebaliknya yang dirasakan pihak dari jaman yang selalu menntut masyara-
laki-laki merasa bangga bisa membeli katnya untuk mendapatkan uang yang
anak perempuan melalui sinamot. Bagi- banyak demi kelangsungan hidupnya. Hal
nya Sinamot ini tidak akan merugikan ini disebabkan karena nilai uang yang
siapapun, justru menguntungkan kedua semakin lama semakin tinggi, dan secara
keluarga. Dan ini salah satu yang mem- otomatis kebutuhan hidup semakin
buat alasan hubungan kekerabatan orang meningkat. Jadi tidak heran setiap
Batak begitu kuat. Meskipun awalnya keluarga mengharapkan jumlah sinamot
keluarga pihak laki-laki keberatan dengan yang relatif tinggi. Semuanya ini akan
jumlah yang ditawarkan, namun dengan berguna untuk keperluan pesta adat yang
mempertimbangkan segalanya maka ke- akan diselenggarakan mereka nantinya.
BioKultur, Vol.I/No.1/Januari-Juni 2112, hal. 29
Helga Septiani Manik, “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Sukubangsa Batak Toba di
Perantauan Surabaya”, hal.19-32.