Sunteți pe pagina 1din 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI)

TERHADAP BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA


DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI KELAS X SMAN 2
ARGAMAKMUR

Wiksya,Isti RD 1, Irwandi 2, Herlina,Meti 3


1)
Student of Biology Education of UMB istirahayu56@gmail.com
2,3)
Lecturers of Biology Education of Universitas Muhammadiyah Bengkulu

ABSTRACT: This study aims to determine the effect of the Group Investigation (GI)
learning model on critical thinking and social skills of students at SMAN 2
Argamakmur. This type of research is experimental research. By using a randomized
control-group pretest-posttest design study design. The sample of this study was
divided into 2 groups: experiment group and control group. The data analysis
technique used to test the hypothesis in this study is to use the t-test. The results of
this study indicate that there are effects of the results of critical thinking and students'
social skills on plant material between the Group Investigation (GI) learning model
and conventional learning. The results of critical thinking of students in the
experimental class were higher than the control class, the average value of critical
thinking of students in the experimental class was 76.82 while the control class was
48.94. While the average social skills of the experimental class students 120.83, and
the average value of social skills in the control class 101.84. Based on the hypothesis
it can be concluded that the use of the Group Investigation (GI) model in the
experimental class significantly influences students 'critical thinking and students'
social skills.
Keywords: GI, Critical Thinking, Social Skills

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran


Group Investigation (GI) terhadap berpikir kritis dan keterampilan sosial siswa di SMAN 2
Argamakmur. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan
rancangan penelitian Randomized control-group Pretest-Posttest Design. Sampel penelitian
ini siswa dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eskperimen dan kelompok kontrol.
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
adalah menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil
berpikir krtitis dan keterampilan sosial siswa pada materi Tumbuhan (plantae) antara model
pembelajaran Group Investigation (GI) dan pembelajaran konvensional. Hasil berpikir kritis
siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, nilai rata- rata berpikir kritis
siswa pada kelas eksperimen adalah 76,82 sedangkan pada kelas kontrol adalah 48,94.
Sedangkan rata-rata keterampilan sosial siswa kelas eksperimen 120,83, dan nilai rata-rata
keterampilan sosial kelas kontrol 101,84. Berdasarkan hipotesis dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model Group Investigation (GI) pada kelas eksperimen secara signifikan
berpengaruh terhadap berpikir kritis siswa dan keterampilan sosial siswa.

Kata kunci : GI, Berpikir Kritis, Keterampilan Sosial

1
mungkin dengan lingkungannya,
PENDAHULUAN dengan demikuan akan menimbulkan
perubahan dalam dirinya yang
Pendidikan adalah usaha sadar
memungkikannya untuk memenuhi
untuk menyiapakan peserta didik
syarat dalam kehidupan masyarakat.
melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan latihan bagi perananya Salah satu masalah yang
dimasa yang akan datang dihadapi dunia pendidikan adalah
(Hamalik,2014). Maka dengan adanya masalah lemahnya proses
pendidikan dalam undang-undang RI pembelajaran. Dalam proses
Nomor 20 Tahun 2013 tentang sistem pembelajaran, anak kurang didorong
Pendidikan Nasional Bab 1 pasal (1) untuk mengembangkan kemampuan
pendidikan didefenisikan sebagai berpikir. Proses pembelajaran di kelas
usaha sadar dan terancam untuk diarahkan kepada kemampuan anak
mewujudkan suasana belajar dan untuk menghafal informasi, otak anak
proses belajar agar peserta didik secara dipaksa untuk mengingat dan
akif mengmbangkan potensi dirinya menimbun berbagai informasi tanpa
untuk memilikikekuatan spiritual, dituntut untuk memahami informasi
keagamaan, pengendalian diri, dengan kehidupan sehari-hari.
keperibadian, kecerdasan, ahklak Akibatnya ketika anak didik lulus dari
mulia serta keterampilan yang sekolah, mereka pintar secara teoritis,
diperlukan dirinya , masyarakat,bangsa akan tetapi mereka miskin aplikasi
dan negara (Sagala, 2014). (Sanjaya, 2016). Sedangkan menurut
Trianto (dalam Manullang dan Rappel,
Pendidikan juga sebagai sarana
2017) proses pembelajaran terutama di
paling tepat untuk mewujudkan tujuan
sekolah masih memberikan dominasi
tersebut, sebab kemajuan dan masa
guru dan tidak memberikan akses bagi
depan bangsa terletak pada
siswa untuk berkembang secara
kemampuan peserta didik dalam
mandiri melalui penemuan dalam
mengikuti kemajuan pengetahuan dan
proses berpikirnya. Hal ini lah yang
teknologi (Rusman, 2013). Sejalan
membuat kualitas pendidikan yang
dengan hal itu (Hamalik, 2014).
masih rendah.
Berpendapat bahwa pendidikan adalah
suatu proses dalam rangka Menurut Hamalik, (2007).
mempengruhi peserta didik supaya Sekolah merupakan salah satu lembaga
mampu menyesuaikan diri sebaik pendidikan formal, secara sistematis

2
yang menyediakan berbagai menyampaikan materi guru terkadang
kesempatan bagi peserta didik untuk menggunakan slide power point.
melakukan kegiatan belajar. Dengan Dalam proses pembelajaran guru juga
berbagai kesempatan belajar itu, memberikan tugas kepada siswa untuk
pertumbuhan dan perkembangan merangkum materi pembelajaran,
peserta didik diarahkan dan didorong mengerjakan soal-soal yang ada pada
ke pencapaian tujuan yang dicita- buku paket dan sesekali memberikan
citakan. Sejalan dengan pendapat selembaran bahan diskusi. Selain itu
(Dimyati dan Mujiono,2009). Tujuan Ibu Yuni R.S.Pd. juga menuturkan
pokok dari penyelenggaraan kegiatan bahwa pada saat proses pembelajaran
pembelajaran disekolah adalah Biologi berlangsung ada beberapa
membelajarkan siswa agar mampu siswa yang masih pasif. Hal ini
memproses dan mampu memperoleh ditunjukan dari sedikit siswa yang
pengetahuan keterampilan dan sikap aktif mengajukan pertanyaan dan
bagi dirinya sendiri. Dimana kurangnya rasa percaya diri siswa pada
kemampuan belajar yang baik dapat saat guru meminta siswa maju kedepan
membangun pikiran anak yang kritis untuk menjawab soal maupun
dan aktif. menyimpulkan hasil dari diskusi.
Salah satu faktor yang
Berdasarkan observasi awal di mempengaruhi keberhasilan dari
SMAN 2 Argamakmur pada bulan proses belajar mengajar adalah model
Oktober 2018 diperoleh informasi dari pembelajaran. Penggunaan model
salah satu guru Biologi kelas X yaitu pembelajaran yang tepat dapat
Ibu Yuni R,S.Pd, bahwa SMAN 2 mempermudah peserta didik
Argamakmur menggunakan kurikulum memahami konsep, mengembangkan
2013 (K13), dengan Kereteria kemampuan kerjasama, berfikir kritis
Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah dan sikap percaya diri. Sehingga dalam
untuk mata pelajaran Biologi yaitu 75. pembelajaran dapat tercipta interaksi
Dimana model yang digunakan dalam yang lebih luas, yaitu interaksi dan
pembelajaran Biologi dikelas X adalah komunikasi yang dilakukan antara
model pembelajaran konvensional guru dengan siswa, siswa dengan
melalui metode ceramah dan diskusi siswa, dan siswa dengan guru (multi
biasa. Dalam penggunaan model way traffic communication) Abdulhak
pembelajaran ini guru memegang (dalam Rusman, 2010).
peranan yang sangat penting (teacher
centered) dimana guru aktif Model pembelajaraan
menjelaskan. Selain itu dalam Group Investigation (GI) merupakan

3
model pembeajaran yang dapat membuktikan bahwa model Group
meningkatkan kemampuan berfikir Investigation bisa meningkatkan
kritis siswa. Siswa dituntut dalam kemampuan berfikir kritis siswa. 2).
suatu kegiatan mental untuk Berdasarkan hasil observasi yang telah
mencermati suatu peryataan dan dilakukan, terdapat peningkatan
berfikir yang menekankan perbuatan keterampilan sosial sebesar 2,53 dari
keputusan tentang jawaban alternative siklus I sebesar 33.55 ke siklus II
yang benar (Wijayanti dkk,2013). sebesar 36,08. Peningkatan
Sejalan dengan pendapat (Dewi,2015). keterampilan sosial ini terjadi karena
Model pembelajaran Group siswa telah mampu berkomunikasi
Investigation mempunyai tujuan yaitu dengan baik dengan lingkungan sekitar
mengembangkan kemampuan siswa antar teman yang satu dengan yang
dalam rangka partisipasi sosial. lain setelah diterapkan model Group
Pengembangan kemampuan tadi akan Investigation dalam pembelajaran.
melatih kecakapan berfikir tingkat Berdasarkan urain latar
tinggi dan menunjang keterampilan belakang di atas maka penelitian ini
sosial siswa. Dimana keadaan tersebut bertujuan untuk mengetahui “
akan menimbulkan sikap lebih peduli, Pengaruh Model Pembelajaran Group
aktif dalam mengajukan pertanyaan Investigation (GI) Terhadap Berfikir
dan menjadi pendengar yang baik dari Kritis Dan Keterampilan Sosial Siswa
setiap informasi yang diterima. Dalam Pembelajaran IPA Biologi
Berdasarkan hasil penelitian Kelas X SMAN 2 Argamakmur “.
yang dilakukan sebelumnya oleh
Sahfriana, dkk (2015) dengan judul METODE PENELITIAN
Penerapan Model Pembelajaran Group Penelitian ini dilaksanakan di
Investigation (GI) dalam SMA Negeri 2 Argamakmur. Waktu
Meningkatkan Kemampuan Berfikir penelitian dilaksanakan pada bulan
Kritis Dan Keterampilan Sosial Siswa Januari- Februari 2019. populasi
dalam Pembelajaran IPA Biologi penelitian ini yaitu seluruh siswa
untuk Materi Ajar Pertumbuhan dan /siswi kelas X IPA di SMA Negeri 2
Perkembangan Kelas 8-C Semester Argamakmur. Sample yang digunakan
Gangsal di SMP Negeri 1 Bangsal dua kelompok sample penelitian yaitu
Pasuruan. Menyimpulkan bahwa: 1) kelompok eksperimen dan kelompok
Hasil data diperoleh menunjukan kontrol. Kelompok eksperimen kelas
adanya peningkatan kemampuan X IPA 1 sedangkan kelompok kontrol
berfikir kritis di siklus I dan II sebesar kelas X IPA 2.
8,8% dari 76,9% ke 85,7%. Hal ini

4
Rancangan penelitian ini dengan karakteristik dirinya dengan
adalah rancangan menggunakan cara memberikan tanda checklist (√).
Random Control-Group Pretest dan Analisis data pada penelitian ini
Posttes Design, dimulai dengan berguna untuk menguji hipotesis
memberikan pretest (T1) untuk dalam penelitian ini. Analisis yang
mengetahui kemampuan awal siswa. digunakan dalam penelitian ini yaitu
Kedua kelas ini baik kelas eksperimen menggunkan uji-t, proses pengolahan
maupun kelas kontrol akan diberi test data dengan menggunakan program
yang sama. Selanjutnya kelas Static Package For Social Science
eksperimen akan diberi pembelajaran (SPSS) For Versi 21.0. Sebelum
dengan model Group Investigation melkukn uji terlebih dahulu
(GI) untuk (Perlakuan XI), sedangkan dilakakukan uji normalitas dan
kelas kontrol diberi pembelajaran homogenitas.
dengan model konvensional untuk
(Perlakuan X2). Selanjutnya setiap HASIL
siswa baik kelas eksperimen maupun 1. Deskripsi Data Hasil Belajar
kelas kontrol diberi posttest (T2) yang Siswa
sama dan diberikan angket untuk a. Test awal (Pretest)
mengetahui keterampailan sosial
siswa. Kemampuan berpikir kritis Data hasil pretest dapat dilihat
siswa akan dihitung rata-rata dn diuji pada tabel 4.1.
dengn menggunakan uji sttistik (uji-t). Tabel 4.1 Perhitungan Skor Hasil
Tahap prosedur penelitian yaitu :tahap Belajar Siswa Berdasarkan Tes
persiapan, tahap pelaksanaan dn tahap Awal (pretest)
analisis data. Perhitungan Kelas
Eksperimen Kontrol
Teknik pengumpulan data yang Jumlah Skor 1405 1190
digunakan dalam penelitian ini adalah Rata-rata 42.57 36.06
tes dan angket. Data yang diperoleh Skor 80 70
adalah dt tentang kemampuan berpikir Tertinggi
kritis yang diperoleh dari pretest dan Skor 15 15
posttest . Angket yang digunakan yaitu Terendah
angket yang diadopsi dan diadaptasi Jumlah 33 33
dari Theresia (2017). Angket disajikan Siswa
dalam bentuk sedemikian rupa Berdasarkan table 4.6 diatas,
sehingga responden diminta untuk dapat diketahui bahwa hasil pretest
memilih satu jawaban yang sesuai kelas eksperimen mempunyai nilai

5
rata-rata sebesar 42,57 skor tertinggi eksperimen dan kelas kontrol memiliki
80 dan skor terendahnya 15. nilai sig 0,178 lebih besar dari 0,05 (
Sedangkan hasil pretest kelas control 0,178 >0,05) Hal menunjukan bahwa
mempunyai nilai rata-rata sebesar kedua data tersebut berdistribusi
36,06 dengan skor tertinggi 70 dan normal.
skor terendah 15. Sebelum melakukan
uji hipotesis akan dilakukan uji Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas
parsyarat yaitu uji normalits dan Nilai Pretest
homogenitas terlebih dahulu. Uji Test of Homogeneity of Variances
normlitas dilakukan untuk mengetahui Pretest
apakah hasil pretest siswa tersebut Levene Statistic df1 df2 Sig.
berdistribusi normal atau tidak dan uji .048 1 64 .828
homogenits dilakukan untuk Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji
mengetahui apakah hasil pretest homogenitas dengan menggunakan uji
tersebut homogen atau tidak. Uji levene statistic pada spss 21.0
normalitas untuk kelas eksperimen dan dihasilkan nilai signifikan sebesar
kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 0,828 yang artinya lebih besar dari
4.2 0,05 (0,828>0,05) sehingga dapat
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Nilai disimpulkan bahwa hasil pretest siswa
Pretest mempunyai varian yang homogen.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov b. Tes Akhir (Posttest)


Test Data hasil posttest dapat dilihat
Pretest pada tabel 4.5
N 66 Tabel 4.5 Perhitungan Skor
Normal Mean 39.32 Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan
a,b
Parameters Std. Deviation 16.217 Tes Akhir (posttest)
Most Absolute .135
Extreme Positive .135 Perhitungan Kelas
Differences Negative -.109 Eksperimen Kontrol
Jumlah Skor 2535 1615
Kolmogorov-Smirnov Z 1.099
Rata-rata 76.82 48.94
Asymp. Sig. (2-tailed) .178 Skor 95
Berdasarkan tabel 4.2 uji Tertinggi 80
normlitas menggunakan uji one- Skor 60
sample Kolmogorov-smirnov test Terendah 15
diatas didapatkan bahwa kelas Jumlah 33 33
Siswa

6
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, Absolute .100
Most Extreme
dapat diketahui bahwa hasil posttest Positive .062
Differences
kelas eksperimen mempunyai nilai Negative -.100
rata-rata sebesar 76,82 skor tertinggi Kolmogorov-Smirnov Z .810
Asymp. Sig. (2-tailed) .528
95 dan skor terendahnya 60.
Berdasarkan tabel 4.6 uji
Sedangkan hasil posttest kelas kontrol
normlitas menggunakan uji one-
mempunyai nilai rata-rata sebesar
sample Kolmogorov-smirnov test
48,94 dengan skor tertinggi 80 dan
diatas didapatkan bahwa kelas
skor terendah 15.
eksperimen dan kelas kontrol memiliki
Sebelum melakukan uji nilai sig 0,528 lebih besar dari 0,05 (
hipotesis akan dilakukan uji parsyarat 0,528>0,05) Hal menunjukan bahwa
yaitu uji normalitas dan homogenitas kedua data tersebut berdistribusi
terlebih dahulu. Uji normlitas normal.
dilakukan untuk mengetahui apakah
Data hasil uji homogenitas
hasil posttest siswa tersebut
dengan menggunakan IBM SPSS
berdistribusi normal atau tidak dan uji
Statistics 21 dapat dilihat pada tabel
homogenits dilakukan untuk
4.7.
mengetahui apakah hasil postest
tersebut homogen atau tidak. Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas
Nilai Postest
Berikut ini merupakan uji normlitas
data nilai postest pada kelas Test of Homogeneity of Variances
eksperimen dengn menggunakan Posttest
model pembelajaran Group Levene df1 df2 Sig.
Investigation (GI) dan kelas kontrol Statistic
menggunakan model konvensional 1.986 1 64 .164
Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Nilai homogenitas dengan menggunakan uji
Postest levene statistic pada spss 21.0
dihasilkan nilai signifikan sebesar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov 0,164 yang artinya lebih besar dari
Test
0,05 (0,164>0,05) sehingga dapat
Posttes
t disimpulkan bahwa hasil posttest siswa
N 66 mempunyai varian yang homogen.
Mean 64.32 Setelah diketahui bahwa data posttest
Normal
Std. 17.539 hasil belajar siswa berdistribusi normal
Parametersa,b
Deviation dan mempunyai varians yang

7
homogeny maka untuk melihat Eksperimen Kontrol
pengaruh posttest antara kelas Jumlah Skor 3981 3366
eksperimen yang menggunakan model
Rata-rata 120,83 101,84
pembelajaran Group Investigation (GI)
Jumlah Siswa 33 33
dan kelas kontrol menggunakan model
konvensional dilanjutkan dengan uji-t Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh
hasilnya sebagai berikut: nilai rata - rata keterampilan sosial
belajar siswa kelas eksperimen 120,83.
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Sedangkan kelas kontrol mendapatkan
rata – rata 101,84. Untuk mengetahui
t-test for Posttest hasil
Equality kemampuan berpikir pengaruh model Pembelajaran
of Means kritis siswa kooperatif tipe Grup Investigation (GI)
Equal terhadap keterampilan social belajar
Equal
variances siswa menggunakan uji t. Sebelum
variances
not melakukan uji t dilakukan terlebih
assumed
assumed dahulu uji prasyarat yaitu uji
T 8.256 8.256
normalitas dan uji homogenitas. Hasil
Df 64 60.858
uji normalitas keterampilan sosial
Sig (2- .000 .000
tailed) siswa menggunakan uji Kolmogorov -
Dari tabel 4.8 dapat dilihat Smirnov pada IBM SPSS Statistics 21.
hasil uji t diperoleh nilai signifikan Berikut ini merupakan uji
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 normalitas data angket keterampilan
(0,000>0,05) serta Thitung 8.256 dan sosial siswa pada kelas eksperimen
Ttabel 1.998 artinya Thitung 8.256 lebih dengan menggunkan model
besar dari Ttabel 1.998 sehingga dari pembelajaran tipe Grup Investigation
tabel postest hasil kemampuan berpikir (GI) dan kelas kontrol dengan
kritis diatas dapat disimpulkan model menggunakan model konvensional.
pembelajaran Group Investigation (GI)
berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa kelas eksperimen. Jadi H0 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas
ditolak dan H1 diterima. Nilai Angket Keterampilan Sosial

a. Analisis Data Angket


One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Keterampilan Sosial Test
Table 4.9 Hasil Skor Angket
Keterampilan Sosial Siswa angket KS
Perhitungan Kelas N 66
Normal Mean 111.32

8
Parametersa, Std. 16.087 Independent Sample T-Test. Uji ini
b
Deviation untuk mengambil keputusan apakah
Most Absolute .160 hipotesis diterima atau ditolak.
Extreme Positive .076 Perhitungan uji Independent T-Test
Differences Negative -.160
dengan menggunakan IBM SPSS
Kolmogorov-Smirnov Z 1.300
Statistics 21 sebagai berikut:
Asymp. Sig. (2-tailed) .68
Berdasarkan tabel 4.10 diatas Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis
dapat dilihat bahwa tingkat
signifikansi baik kelas eksperimen t-test for Minat siswa
maupun kelas kontrol memiliki tingkat Equality of Equal Equal
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 Means variances variances
assumed not
(0,068 > 0,05). Hal tersebut
assumed
menunjukkan bahwa kedua data
T 5.750 5.750
tersebut berdistribusi normal. Setelah Df 64 50.776
diketahui angket berdistribusi normal Sig (2- .000 .000
selanjutkan akan menggunakan uji tailed)
homogenitas. Hasil homogenitas siswa Berdasarkan tabel 4.12. dapat
dapat dilihat pada tabel berikut: kita lihat hasil perhitungan SPSS
Statistic 21 diperoleh nilai t hitung
Tabel 4.11 Hasil Uji homogenitas sebesar 5,750. Untuk mengetahui ada
Angket Minat tidaknya pengaruh model
Test of Homogeneity of Variances pembelajaran Group Investigation
angket minat terhadap keterampilan sosial siswa,
Levene df1 df2 Sig. harus diketahui nilai tabel terlebih
Statistic dahulu, nilai Ttabel dengan df sebesar
3.391 1 64 .070 64 yaitu sebesar 2.001. dari hasil yang
Dari data tabel diatas dapat telah didapat, diketahui bahwa nilai
diketahui nilai Signifikan (0,070) > Thitung lebih besar dari Ttabel
0,05. Jadi data tersebut merupakan (5,750>2,001) jadi H0 ditolak dan H1
data yang homogeny, maka data diterima.Sedangkan pengambilan
mempunyai nilai varian yang keputusan dengan nilai sig berdasarkan
sama/tidak berbeda (homogen). hasil uji Independent T-Test dengan
Setelah uji prasyarat terpenuhi, menggunakan IBM SPSS Statistic 20
dilakukan uji hipotesis. Metode diketahui bahwa nilai sig lebih kecil
statistik yang digunakan untuk uji dari 0,05 (0,02<0,05) ini berarti H0
hipotesis dalam penelitian ini adalah ditolak dan H1 diterima, dengan
uji statistik parametrik, yaitu demikian terdapat pengaruh model

9
Group Investigation terhadap Dari hasil analisis pengaruh
Keterampilan Sosial Siswa di SMAN model pembelajaran Group
2 Argamakmur. Investigation (GI) terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa,
Tabel 4.13 Frekuensi Angket berdasarkan uji-t posttetst (test akhir)
N Kriteria Eksperime Control bahwa terdapat pengaruh yang
o n signifikan antara model pembelajaran
Fr Presen Fr Pre Group Investigation (GI) terhadap
ek tase ek sent kemampuan berpikir kritis siswa di
ue ue ase
ns nsi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
i Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8 dari
1. 115-140 24 72,7% 3 9,09 hasil uji-t posttest (tes akhir )
(Tinggi) diperoleh nilai p-value statistik pada t-
%
2. 70-114 9 27,2% 25 75,7 test for equality of means bagian Sig.
(Sedang) % (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari
3. 63-70 0 0% 5 15,1 0,05 (0,000 < 0,05) serta Thitung
(Rendah) % 8,256 dan Ttabel 1,998 artinya Thitung
Berdasarkan hasil frekuensi
lebih besar dari Ttabel (8,256 >
keterampilan sosial siswa pada tabel
1,998). Artinya terdapat pengaruh
4.13 keterampian sosial siswa kelas
model pembelajaran Group
eksperimen diperoleh 24 orang siswa
Investigation (GI)) terhadap
(72,7%) dengan keterampilan sosial
kemampuan berpikir kritis siswa di
tinggi, 9 orang siswa (38,1%) dengan
SMAN 2 Argamakmur.
kategori sedang, sedangkan untuk
Hal ini dikarenakan dalam
kategori rendah 0 siswa. Keterampilan
proses pembelajaran Group
sosial siswa kelas kontrol yaitu 3 orang
Investigation (GI) pelaksanaannya
siswa (9,09%) dengan kategori
terpusat pada siswa (student centered)
keterampilan sosial tinggi, 25 orang
sehingga siswa lebih banyak diberikan
siswa (75,7%) dengan kategori sedang
kebebasan untuk terlibat dalam
dan untuk kategori rendah 15 (15,1%)
berlangsungnya proses pembelajaran
siswa.
seperti penetuan topik,
B. PEMBAHASAN menginvestigasi dan memperoleh
informasi serta mendiskusikan
1. Pengaruh Model Pembelajaran jawaban dari permasalah yang
Group Investigation (GI) diterima. Karena adanya keterlibatan
terhadap Keterampilan Sosial seluruh siswa di dalam diskusi
Siswa. kelompok sehingga dapat membuat

10
siswa menjadi lebih aktif. Dengan disekitar mereka dan melibatkan
demikian dapat memberi pengaruh meraka secara aktif serta belajar
pada kemampuan berpikir kritis siswa. berkerjasama dengan kelompok,
Hal ini juga diperkuat oleh pendapat membuat referensi dan hasil
Nurhadi, dkk (2004) yang menyatakan permasalahan terkait topik
bahwa GI dapat mendorong siswa permasalahan mereka, sehingga dapat
untuk berpartisipasi aktif dengan meningkatkan kemampuan berpikir
membimbing siswa mendefenisiskan tingkat tinggi.
masalah, mengeksplorasi berbagai Model pembelajaran Group
masalah, mengumpulkan data serta Investigtaion (GI) juga dapat
mengebangkan dan mengetes hipotesis menciptakan situasi belajar mengjar
yang tujuannya melatih siswa untuk yang banyak memberikan kesempatan
membangun kemampuan berpikir kepada siswa untuk memecahkan
secara mandiri dan kritis. masalah dan mengembangkan konsep
Selain itu, model pembelajaran atau gagasan siswa sendiri, yang akan
Group Investigtaion (GI) merupakan memicu rasa keingintahuan siswa dan
model pembelajaran yang dapat mendukung pengebangan kerjasama
melibatkan pengalaman kehidupan kelompok yang akan berpengaruh
sehari-hari siswa dalam proses terhadap kemampuan berpikir kritis
pembelajaran. Sehingga dari siswa. Senada dengan pernyataan
pengalaman tersebut siswa dapat Manik (2015) yang menyatakan bahwa
menentukan sendiri topik dari Group Investigtaion (GI) pada
permasalahan yang terjadi disekitar dasarnya memungkinkan siswa
kehidupan mereka, yang nantinya akan melakukan kegiatan untuk
mendorong siswa untuk lebih mengembangkan keterampilan sikap
bertoleransi dan berkerjasama antar dan pemahaman serta membantu siswa
anggota kelompoknya. Dari proses untuk memacu rasa keingintahuannya
pembelajaran seperti itu akan tentang materi yang diajarkan,
menumbuhkan cara berpikir kritis sehingga suasana belajar dapat
siswa dan membangun pemahaman kondusif dan menjadikan
siswa dengan maksimal. Hal ini sesuai pembelajaran aktif yang
dengan penelitian Yuli (2013) yang memungkinkan siswa
menyatakan model pembelajaran mengembangkan kemampuan berpikir
Group Investigtaion (GI) dapat tingkat tingginya. Sejalan juga dengan
membantu guru memberikan pendapat Sahfriana, dkk ( 2015) yang
gambaran orientasi topik kepada siswa menyatakan bahwa dengan
yang terkait dengan permasalahan menggunakan model pembelajaran

11
Group Investigtaion (GI) dapat Terhadap Keterampilan Sosial
mengembangkan kemampuan siswa Siswa.
dalam rangka partisipasi proses sosial Berdasarkan hasil penelitian
dimana pengembangan kemampuan yang telah dilakukan bahwa terdapat
tadi akan melatih kecakapan tingkat pengaruh model pembeelajaran Group
tinggi siswa. Investigation (GI) terhadap
Berbeda halnya dengan kelas keterampilan sosial siswa di SMAN 2
kontrol yang hanya memperoleh skor Argamakmur dengan skor rata-rata
rata-rata tes akhir (posttest) 48,94. Hal keterampilan sosial siswa kelas
ini dikarenakan model yang digunakan eksperimen adalah 120,83 dan kelas
adalah model pembelajaran kontrol 101,84. Dengan frekuensi
konvensional yang terpusat pada guru keterampian sosial siswa kelas
(teacher centered). Dimana dalam eksperimen diperoleh 24 siswa
proses pembelajarannya, siswa hanya (72,7%) dengan keterampilan sosial
mengandalkan penjelasan dari guru tinggi, 9 siswa (27,2%) dengan
dan hanya dituntut pada daya ingat kategori sedang, sedangkan untuk
atau hapalan. Sehingga hal tersebut kategori rendah 0 siswa. Keterampilan
membuat siswa menjadi kurang aktif sosial siswa kelas kontrol yaitu 3 siswa
dalam menguasi materi yang (9,09 %) dengan kategori keterampilan
diajarkan. Proses pembelajaran seperti sosial tinggi, 25 siswa (75,7%) dengan
ini akan menghambat pencapaian kategori sedang dan untuk kategori
pemahaman konsep dan keterampilan rendah 15 (15,1%).
berpikir kritis siswa. Hal ini sesuai Hal tersebut dikarenakan dalam
dengan pendapat Aslahah, dkk (2014) pembelajaran Group Investigation (GI)
yang menyatakan bahwa dengan dapat menciptakan suasana
model pembelajaran konvensional pembelajaran yang menarik dan
menggunakan metode ceramah dan menyenangkan. Hal ini dikarenakan
tanya jawab yang berpusat pada guru pada saat proses pembelajaran siswa
cenderung tidak mampu membuat akan saling berkerja sama dengan
siswa aktif dalam menyampaikan teman sekelompoknya, sehingga
pendapatnya ketika mendapat dengan adanya kerja kelompok
permasalhan dari guru, dengan tersebut akan membuat keadaan kelas
demikian kemampuan berfikir siswa, menjadi , lebih hidup dan tidak
termasuk kemampuan berpikir kritis membosankan. Dengan demikian akan
akan sulit untuk berkembang. membelajarkan kecakapan akademik
2. Pengaruh Model Pembelajaran sekaligus keterampilan sosial. Hal ini
Group Investigation (GI) sejalan dengan pendapat Pramudyanti

12
(2012) yang menyatakan jika 4) menjadikan siswa lebih kreatif dan
pembelajaran yang memeberikan berpartisipasi dalam membuat
kesan menyenangkan akan keputusan. Sehingga dengan cara ini
meningkatkan keterampilan sosial dapat menjamin keterlibatan seluruh
melalui pembelajaran siswa secara siswa di dalam diskusi kelompok. Hal
langsung pada objek yang dipelajari. ini juga didukung dengan pendapat
Sama halnya dengan pendapat Sarimaya (2009) yang menyatakan
Wahyudi (2011) yang menyatakan bahwa dengan adanya partisipasi siswa
bahwa banyak alasan siswa dalam proses belajar mengajar akan
mengatakan pembelajaran model berdampak pada meningkatnya
Group Investigation menyenangkan, keterampilan sosial siswa.
diantaranya,kelas lebih terasa seru Selain itu, model pembelajaran
dengan mampu berdiskusi dalam Group Investigation (GI) ini dapat
kelompok kecil, berani berargumen membuat siswa lebih tertarik dalam
didepan kelas serta berani bertanya mengikuti pelajaran dan percaya diri
dan membuat model persentasi yang dalam mengutarakan gagasan,
unik dan menarik. memecahkan masalah secara bersama-
Model pembelajaran Group sama dan mengkomunikasikan hasil
Investigation (GI) juga dapat membuat diskusi kelompoknya di depan kelas.
siswa saling berkerja sama dalam Dengan demikian akan terjalin suatu
kelompok untuk menetukan suatu interaksi yang memicu meningkatnya
informasi (gagasan, opini, data, solusi keterampilan sosial siswa. Sesuai
). Sehingga dengan hal tersebut dapat dengan pendapat Nur,dkk (2015)
membuat siswa akan saling dalam penelitiannya yang menyatakan
berkomunikasi, saling mendengarkan, bahwa model pembelajaran Group
saling berbagi, saling memberi dan Investigation (GI) efektif diterapkan
menerima yang nantinya akan melatih dalam proses pembelajaran. Hal ini
kecapan keterampilan sosial siswa. Hal dikarenakan suasana pembelajaran
ini sesuai dengan pendapat Retno yang demokratis dan terbuka memberi
(2014) yang menyatakan bahwa model kesempatan bagi siswa untuk
pembelajaran Group Investigation (GI) memperoleh informasi, sikap dan nilai
dapat mengebangkan ketrampilan lebih serta dapat meningkatkan
sosial pada siswa diantaranya: 1) keterampilan sosial yang bermanfaat
meningkatkan belajar berkerjasama, 2) dalam kehidupan bermasyarakat.
meningkatkan komunikasi baik dengan Berbeda halnya dengan kelas
teman sendiri maupun guru, 3) melatih kontrol, dimana pada kelas kontrol
siswa menghargai pendapat orang lain, masih ada siswa yang mendapatkan

13
kategori rendah (15,1%) sebanyak 15 dapat ditarik kesimpulan sebagai
siswa. Hal ini dikarenakan pada saat berikut:
proses pembelajaran siswa hanya Terdapat pengaruh model
mengandalkan penjelasan dari guru pembelajaran Group Investigation (GI)
serta interaksi antar siswa dalam terhadap berpikir kritis dan
bertukar pendapat atau informasi keterampilan sosial siswa di SMAN 2
masih kurang dan juga dalam proses Argamakmur.
tanya jawab siswa yang terlibat masih DAFTAR PUSTAKA
sedikit. Dengan adanya hal tersebut,
Anggraini, R. (2015). Penerapan
maka akan berdampak pada rendahnya
Model Pembelajaran Group
keterampilan sosial siswa. Didukung Investigation (GI)
dengan pendapat Sahfriana,dkk (2015) Menggunakan Local Material
berdasarkan hasil obsevasi di dalam Berbasis Lesson Study Untuk
kelas eksperimen dengan Menigkatkan Kemampuan
menggunakan model GI terdapat Berfikir Kritis, Motivasi Dan
peningkatan keterampilan sosial Sikap Ilmiah Siswa Kelas X
SMAN 1 Mojo Kediri. Skripsi
dikarenakan siswa telah mampu
Universitas Nusantara PGRI
berkomunikasi dengan baik. Baik itu Kediri.
komunikasi antara teman satu dengan
teman lainya maupun komunikasi Anggun, N. 2014. Pengaruh Model
siswa dengan lingkungan sekitarnya, Pembelaran Koopratuf Tioe
yang juga dipengaruhi oleh luar diri Group Investigation (GI)
Dengan Menggunakan Lesson
siswa maupun guru sebagai fasilator
Study Tehadap Minat Dan
yang memberi dorongan kepada Hasil Belajar Siswa Di SMA
siswa.. Sedangkan pada kelas kontrol 03 Bengkulu Tengah.
dengan model konvensional, belum
mampu berkomunikasi dengan Asadar. Talib,A. Sofyan,M. 2014.
baik,dimana interaksi siswa dengan Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Terhadap Hasil
guru lebih besar dibandingkan
Belajar Dan Self-Confidence
interaksi siswa dengan siswa. Siswa Kelas XI IPA SMA
Kesimpulan Muhammadiyah Kalosi.
Berdasarkan hasil penelitian Artikel Ilmu Pendiidkan
tentang pengaruh model pembelajaran Universitas Negeri Makasar.
Group Investigation (GI) terhadap
Aslahah,H. Herawati,s. Prasetyo.
Berpikir Kritis dan Keterampilan 2014. Pengaruh Sterategi
Sosial Siswa Di SMAN 2 Pembelajaran Group
Argamakmur. Hasil analisis data maka Investigation (GI) Terhadap

14
Kemampuan Berpikir Kritis Hepryanti. 2014. Profil Kemampuan
Siswa SMA di Kota Malang. Berfikir Kritis Dan Kreatif
Artikel Universitas Negeri Siswa XI IPA SMAN Kota
Malang. Bengkulu Tahun Ajaran
2013/2014. Skripsi
Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pendidikan Kimia Universitas
Pembelajaran. Jakarta: Bengkulu.
Rineka Cipta.
Irwandi. 2010. Strategi Pembelajaran
Eriyani. 2017. Pengaruh Model Biologi Berbasis Kontekstual
Pembelajaran Group . UMB Press.Bengkulu.
Investigation (GI) Terhadap
Kemampuan Berfikir Kritis Isjoni. 2012. Cooperative Learning
dan Hasil Belajar Siswa di Mengembangkan
SMA Negeri 9 Rejang Kemampuan Belajar
Lebong. Skripsi fkip biologi Berkelompok. Bandung :
umb.Bengkulu. Afabeta.
Fitria, U. 2018. Pengaruh Model Izzati. N. 2014. Pengaruh
Pembelajaran Koopratif Tife Keterampilan Sosial Terhadap
Group Investigation (GI) Komunikasi Matimatis
Tehadap Hasil Belajar Dan Mahasiswa. Jurnal Edeuksos
Motivasi Siswa di SMA Vol III No 1.
Negeri 01 Bengkulu Tengah.
Skripsi Pendidikan Biologi Kartimi. 2012. Pengembangan Alat
Universitas muhammadyah Ukur Berpikir Kritis pada
Bengkulu. Konsep Termokimia untuk
Siswa SMA.Jurnal Scientiae
Fisher, A.2008. Berfikir Kritis Sebuah
Education VOL 1.
Pengantar. Jakarta: Erlangga
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum Lufri. 2007. Kiat Memahami.
Dan Pembelajaran.. Jakarta: Metodologi dan Melakukan
Penelitian. Padang : UNP
Bumi aksara.
press.
Hartoto,T. 2016. Model Pembelajaran
Majid, A. 2016. Strategi
Koopratif Tipe Group
Pembelajaran.. Bandung: PT
Investigation (GI) Remaja Rosdakarya.
Meningkatkan Aktivitas Dan
Hasil Belajar Sejarah. Jurnal Mumpuni,K. Herawati,S. Manahal,S.
HISTORIA Vol.4.2. 2014. Peningkatan
Keterampilan Sosial Melalui
Penerapan TGT-GI Berbasis

15
Lesson Study. Jurnal Fakultas Sosial Universitas
Pendidikan Bioligi Negeri Yogyakarta.
Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 7(1), 163-2654’ Nur,A.Haryono. Masykuri. 2014.
Model Pembelajaran Group
Ninik,W.2015. Penerapan Investigation (GI) Dilengkapi
Pembelajaran Kooperatuf Media Peta Pikiran Pada
Tipe Group Investigasi (GI) Materi Pokok Kelarutan
Untuk Meningkatkan Untuk Meningkatkan Kerja
Kemampuan Berfikir Kritis Sama Dan Partisipasi Siswa
Siswa Di SMA Kelas X1 SMA Negeri
Muhammadyah 4 Bengkulu. Kabakkramat Tahun Pelajaran
Skripsi Pendidikan Biologi 2012/2013. Jurnal pendidikan
Universitas muhammadyah kimia (JPK), vol.3 No.2.
Bengkulu.
Pramudyanti,c. 2012. Peningkatan
Nofriza.R.2014. Pengaruh Model Keterampilan Sosial Siswa
Pembelajaran Tipe Group Menggunkan Model
Investigation (GI) Dengan Pembelajaran Tipe Team
Menggunakan Lesson Study Games Tournament (TGT)
Terhadap Minat dan Hasil Dalam Pembelajaran IPS
Belajar Siswa di SMA 03 Kecamatan Klaten,Kabupaten
Bengkulu Tengah. Skripsi Bantul. Skripsi Pendidikan
Pendidikan Biologi Universitas Negeri
Universitas muhammadyah Yogyakarta.
Bengkulu.
Retno,E. Mardyana. Tri,A. 2014.
Nurhadi.Burhan,Y. Agus,S. 2004. Pengembangan Model Group
Pembelajaran Kontekstual Investigation(GI) Berbantu
(contextual teacing and Video Cantasia Pada Materi
learning/CTL) Dan Peluang Untuk Siswa
Penerapannyadalam KBK. SMA/MA Negeri Kabupaten
Universitas Negeri Malang. Cilacap Tahun Pelajaran
2013/2014. Jurnal Pendidikan
Nurhayati, Sudarsono. Peningkatan Magister Matimatika
Kemampuan Berfikir Kritis Universitas Sebelas Mater
Siswa Dalam Pembelajaran Surakarta, 2(5), 2339-2685.
IPS Melalui Pendekatan
SAVI Model Pembelajaran Rusman . 2013. Model-Model
Berbasis Masalah Kelas VIII Pembelajaran
SMP Negeri 3 Godean. Mengembangkan
Skripsi Jurusan Ilmu Sosial Profesionalisme
Guru..Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

16
Suryani, N. Dan Leo, A. 2012. Strategi
Sagala, S. 2008. Administrasi Belajar Mengajar. Ombak.
Pendidikan Kontenporer. Yogyakarta.
Bandung Alfabeta.
Sumanik, M. 2015. Penggunaan Model
Sagala, S. 2014. Konsep dan Makna Pembelajaran Group
Pembelajaran. Bandung: Investigation Untuk Mencapai
Alfabeta. Kopetensi Belajar Biologi
Materi System Peredaran
Sahfrina.I.,Wachyu,S.Suratno.2015 Darah Manusia Pada Siswa
.Pengaruh Model Kelas VII SMP St.Theresia
Pembelajaran Group Langgur-Maluku Tenggara.
Investigation (GI) Dalam Jurnal Pendidikan Biologi, 1
Meningkatkan Kemampuan (2), 179-187.
Berfikir Kritis Dan
Keterampilan Sosial Siswa Tjalla,A.,2011. Potret Mutu
Dalam Pembelajaran IPA Pendidikan Indonesia
Biologi Untuk Materi Ajar Ditinjau dari Hasil-hasil
Pertumbuhan Dan Studi Internasional. Artikel
Perkembangan Kelas 8-C Pendidikan Indonesia.
Semester Gangsal Di SMP
Negeri 1 Bangil Pasuruan. Triutami,E.,2014. Penggunaan Model
Jurnal Program Studi Pembelajaran Group
Pendidikan Biologi FKIP Investigation (GI) Terhadap
Unej, 4 (2), 213-222. Keterampilan Proses Sains
Siswa.Artikel Ilmu
Sanjaya.W.2016. Strategi Pendidikan Universitas
Pembelajaran: Berorientasi Lampung.
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana. Wahyudi. 2011. Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Sarimaya,F. 2009. Peningkatan Group Investigation Dalam
Keterampilan Sosial Siswa Mata Pelajaran Matematika
SMP Dalam Pembelajaran SD1. Artikel Ilmu Pendidikan
IPS Melalui Pengembangan Universitas Kristen Satya
Model Pembelajaran Wacana.
Kooperatif. Jurnal Program
Studi Pendidikan Sejarah Wariani.T.,Vinsensia.,Hayon.,Bria,C.
Universitas Pendidikan Hubungan Antara
Indonesia. Keterampilan Sosial Dengan
Hasil Belajar Mata Kuliah
Kimia Dasar 1 Mahasiswa
Angkatan Tahun 2016/2017

17
Program Studi Pendidikan
Kimia Fkip Unwire Kupang.
Skripsi pendidikan sains II
Unwira Kupang.
Wijayanti.W.,Herlambang.S.,Slamet.
Pengaruh Model
Pembelajaran Group
Investigation Terhadap
Kemampuan Berfikir Kritis
Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Mejayan Kabupaten Mediun.
Skripsi Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
Univesritas Negri Malang.
Yuli,N. Budi,H. Purwito. 2013. Model
Pembelajaran Group
Investigation (GI) Terhadap
Kemampuan Berpikir Analis.
Jurnal Program Studi
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Malang.

18

S-ar putea să vă placă și