Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
SEBAGAI BENTUK
PENYIMPANGAN SOSIAL
(Studi Kasus Anak Penjual Koran Disekitar Lampu Merah
Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
AHMAD HANAFI
By
AHMAD HANAFI
Oleh
AHMAD HANAFI
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi anak dibawah umur untuk bekerja di sekitar lampu merah dan
Apakah dampak ekploitasi terhadap anak jalanan di kawasan kawasan lampu
merah sekitar Bandar Lampung. Tipe penelitian yang gunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data digunakan yaitu
wawancara dan observasi. Dengan jenis data primer dan sekunder, teknik
pengumpulan data menggunakan reduksi data, penyajian data setelah data
terkumpul dianalisis dan ditarik sebuah kesimpulan. Hasil penelitian ini bahwa
terjadinya eksploitasi anak jalanan sebagai penjual koran di kawasan lampu merah
bandar lampung, adalah : 1) ekonomi keluarga yang rendah (Kemiskinan)
penghasilan orang tua mereka yang rata-rata hanya 300.000 sampai 500.000
perbulan tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ditambah dengan
jumlah tanggungan keluarga yang relatif banyak membuat beban pemenuhan
kebutuhan yang berat bagi keluarga ekonomi rendah. 2) Komunitas dan Pengaruh
Lingkungan, lingkungan tempat tinggal dan sekitar anak bergaul termasuk teman-
teman anak dapat menjadi alasan anak itu turun ke jalan. 3) Keretakan dan
Kekerasan Kehidupan Rumah Tangga Orang Tua, hubungan orang tua (ayah dan
ibu) dapat mempengaruhi anak turun ke jalan seperti sering terjadi pertengkaran
antara ayah dan ibu, perpisahan yang disebabkan ayah atau ibu pergi dari rumah
dan menikah lagi atau bahkan perceraian antara ayah dan ibu. Saran dalam
penelitian ini adalah seharusnya orang tua mampu menjalankan kewajibannya
sebagai orang tua terhadap anaknya seperti memberikan kasih sayang dan tidak
merampas hak anak termasuk mempekerjakanya sebagai penjual koran.
Oleh
AHMAD HANAFI
Skripsi
Pada
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
1. Sekolah Dasar Negeri 1 rawa laut bandar lampung yang di selesaikan pada
tahun 2006.
2. SMP Gajah Mada Bandar Lampung yang di selesaikan pada tahun 2009
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi melalui jalur SNMPTN
Tulis. Pada semester akhir tahun 2017 penulis telah menyelesaikan skripsi yang
viii
Motto
(ACE)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah
mengerjakan skripsi ini. Sholawat dan salam kita limpahkan kepada junjungan
nabi kita, Nabi akhir zaman, Muhammad SAW yang selalu kita nanti-nantikan
Ibu dan bapakku tersayang dan tercinta, terima kasih atas do’a dan kasih sayang
yang telah diberikan. Tak ada yang bisa menggantikan pengorbanan kalian,
semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan kesehatan pada kalian.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang
merupakan syarat pencapaian gelar sarjana sosiologi. Tak lupa sholawat serta
Skripsi dengan judul “Ekplotasi Pekerja Anak Dibawah Umur Sebagai Bentuk
tentunya tidak terlepas dari peran bantuan, bimbingan, saran dan kritikdari
berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati dan keyakinan pada Allah SWT
kepada
1. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
2. Bapak Drs. Ikram, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
3. Drs. Usman Raidar, M.Si, selaku Pembimbing Utama yang selalu mendukung,
xii
skripsi ini selesai. Terima kasih untuk semua ilmu yang bapak berikan. Semoga
memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini. Terima kasih
6. Bapak dan Ibu Dosen FISIP Unila yang telah membagi ilmu pengetahuannya
kepada penulis serta staf akademik dan karyawan FISIP Unila atas segala
7. Kepada ibuku tercinta Alm. Juayriah, yang telah mengandungku dan selalu
citaku. Semoga ibu bangga dengan gelar yang aku capai dengan usaha dan
maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesanku, karena tiada
kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang
terucap dari orang tua. Ucapan terima kasih tidak akan cukup untuk membalas
semua kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembahan bakti dan cintaku
untuk kedua orang tuaku serta ucapan maaf baru ini yang dapat aku
9. Untuk Nenekku terima kasih atas do’a yang selalu dipanjatkan tanpa henti-
xiii
10. Untuk Pamanku Ali Mulyadi terima kasih atas pencerahan yang diberikan
ketika saya salah arah dalam menjalani hidup serta menghiburku dikala hati
11. Untuk Tim suksesku, Abdi Rizki Akbar, M Kanigoro Esa Ridho, Nur
12. Untuk teman-teman sosiologi angkatan 2012 yang tidak bisa saya sebutkan
13. Tarima kasih utuk rekan seperuanganku. Syerdian Arif Prawira yag telah
14. Terima kasih untuk semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi harapan penulis semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat.
Ahmad Hanafi
xiv
DAFTAR ISI
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
MOTTO ............................................................................................................. x
PERSEMBAHAN .............................................................................................. xi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 6
xv
C. Tinjauan Tentang Pekerja Anak......................................................... 27
D. Benturan Penyimpangan Sosial ......................................................... 32
E. Kerangka Fikir .................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Profil Informan ......................................................................................... 46
2. Kelompok anak jalanan (children on the street) ...................................... 46
3. Kelompok anak jalanan (children of the street) ...................................... 46
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengganti pemimpin bangsa, beban berat bangsa ini ada di pundak mereka.
hidup bangsa.
Sepintas alasan yang menyebabkan mengapa anak dalam usia dini sudah
keluarga dan masyarakat. Pada satu sisi anak dianggap sebagai penerus
keluarga dan masyarakat yang artinya mereka harus mendapat fasilitas yang
2
memadai untuk perkembangan hidupnya. Akan tetapi disisi yang lain, anak
anak-anak jalanan di kota besar sudah tidak asing lagi, dimana di keseharian
menghampiri para pengendara yang berhenti pada saat lampu merah, hal itu
tidak lain untuk meminta belas kasihan dari orang-orang yang sedang
kegiatan anak jalanan yang seolah olah menjual jasanya kepada pengguna
jalan yaitu membersihkan atau mengelap kaca mobil bagi mereka pengendara
mobil.
Jika ditelaah lebih mendalam, sebenarnya banyak faktor yang memicu anak
berimbas pada penambahan biaya hidup yang harus ditanggung oleh keluarga
Dari beberapa kasus anak jalanan yang sudah didata Badan Pemberdayaan
jalanan. Di lain kejadian, karena nakal dan bermasalah, ada pihak sekolah
fungsi sekolah adalah mendidik sikap dan tingkah laku anak menjadi baik.
pendidikan anak, jadi tidak ada alasan sekolah berbuat demikian. Banyak
hak-hak anak yang bisa dipenuhi di sekolah. Namun sekali lagi, karena
berbagai faktor, anak-anak yang akan menjadi generasi penerus itu tidak bisa
sekolah. Bahkan karena, enaknya mendapat uang, disuruh sekolah lagi pun
ketidakmampuan pemerintah.
tidak sebombastis ketika masalah HAM yang menyangkut orang dewasa atau
konkritnya, bahkan upaya perlindungan itu sendiri dilanggar oleh negara dan
berbagai tempat di negeri ini, orang dewasa, bahkan orang tuanya sendiri.
dilakukan .Di negara kita, pekerja anak dapat dilihat dengan mudah di
Anak seyogyanya adalah gambaran dan cerminan masa depan, aset keluarga,
agama, bangsa, negara dan merupakan generasi penerus di masa yang akan
keuntungan pribadi.
Dari berbagai gejala sosial yang saat ini tengah muncul ke permukaaan,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
penelitian dan sebagai pedoman agar fokus dalam penelitian tidak terlalu
melebar dan jauh dari tema penelitian, ekploitasi pekerja anak dibawah
4. Dan hasil penelitian ini pula dapat menjadi sebuah acuan pembelajaran
Anak merupakan generasi muda dan tumpuan harapan bangsa” kata-kata ini
cukup sangat memberikan kita pemahaman bahwa penerus cita-cita bangsa ini
teletak pada mereka yang merupakan sumber daya manusaia (SDM) yang
anak.
Tenaga Kerja disebutkan pngertian anak yaitu :”Anak adalah setiap orang
Berangkat dari dua pengertian tentang anak diatas menunjukkan bahwa yang
tahun.Dalam konvensi hak anak atau yang lebih dikenal dengan KHA juga
setiap manusia di bawah umur delapan belas tahun kecuali menurut undang-
undang yang berlaku pada anak, kedewasaan dicapai lebih awal”. Sehingga
dalam kondisi apapun dan dengan alasan apapun anak yang diawah umur 18
Dalam konstitusi kita (UUD 1945) juga dijelaskan bahwa “setiap anak berhak
melindungi pemenuhan hak anak yang merupakan hak asasi manusia (HAM).
Berbicara masalah diskriminasi hal ini cukup rentan terjadi dilakalangan anak-
anak, hal ini terbukti banyaknya kasus mengenai ekploitasi anak. Dalam
konvensi hak anak disebutkan ada empat prinsip dasar yang kemudian
Artinya semua hak yang diakui dan terkandung dalam Konvensi Hak Anak
harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa pembedaan apapun. Prinsip ini
tertuang dalam Pasal 2 Konvensi Hak Anak, b. Prinsip yang terbaik bagi anak
Kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama (Pasal
Hak Anak, c. Prinsip atas hak hidup, kelangsungan dan perkembangan (the
mengakui bahwa setiap anak memiliki hak yang melekat atas kehidupan
ayat 2). d. Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the
dalam setiap pengambilan keputusan. Prinsip ini tertang dalam Pasal 12 ayat 1
diskriminasi. Pasal 5 Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri
Dalam pasal 7 ayat (1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya,
dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri. Ayat (2) Dalam hal karena
suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau
anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat
sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan
fisik, mental, spiritual, dan sosial.Pasal 9 Ayat (1) Setiap anak berhak
(2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak
pendidikan khusus.
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial. Pasal 13 ayat (1) Setiap anak selama
dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang
perlakuan:
a. Diskriminasi
c. Penelantaran
e. Ketidakadilan dan
Ayat (2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala
oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan hukum yang
sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi
12
Pasal 16 Ayat (1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran
anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya
dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. Pasal 17 Ayat (1) Setiap anak yang
Ayat (2) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual
anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan
untuk :
anak adalah seseorang yang berusia di bawah 21 Tahun dan belum menikah,
Menurut undang-undang tersebut, anak adalah siapa saja yang belum berusia
18 tahun, belum menikah, dan termasuk anak yang masih di dalam kandungan
sudah dimulai sejak berada di dalam kandungan hingga berusia 18). Adapun
anak telah merampas hak-hak anak, seperti mendapatkan kasih sayang dari
orangtua, pendidikan yang layak, dan sarana bermain yang sesuai dengan
usianya.Selain itu, ekspoitasi pada anak dapat berdampak pada gangguan fisik
maupun psikologis anak. Gangguan pada anak juga dapat berdampak panjang
15
pada masa depan anak yang kurang dapat membedakan antara yang benar dan
secara tidak wajar. Oleh karena itu anak sebagai individu harus dilindungi
sodomi dan masih banyak perlakuan salah lainnya yang menimpa pada anak-
mengalami masalah krisis ekonomi saja akan tetapi lebih buruk lagi
bayi dan anak-anak jalanan untuk kegiatan mengemis dilakukan orang dewasa
Jumlah pengemis orang dewasa dengan cara menggendong bayi dan anak-
anak dengan berdiri dibawah terik matahari maupun guyuran hujan tampak
terus bertambah setiap hari. Terlepas dari motivasi para pengemis tersebut,
eksploitasi bayi dan anak itu tidak bisa dibiarkan dan harus segera dilakukan
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2) : “Setiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” dan Pasal 28B
ayat (2) bahwa "Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
maka dalam hal ini aparat pemerintah di daerah yang wajib memberikan
perlindungan dan hak-hak bagi anak salah satunya dengan menyalurkan para
beberapa poin penting dalam perda yang terdiri dari 17 bab, dan 31 pasal
yakni ada mencegah dan melindungi anak dan perempuan dari tindak
belakangan ini semakin nyata di Kota bandar lampung, adalah masalah anak-
pertolongan baik oleh mereka sendiri maupun pihak lain yang menaruh
karakteristik kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka
masuk setiap bulan, ada beberapa kasus anak yang sudah putus sekolah dan
terancam putus sekolah. Karena miskin, masih ada anak yang belum
satunya turun ke jalanan dan menjadi anak jalanan. Ada yang bekerja sebagai
dibiarkan mengemis, meminta belas kasihan dari orang secara terus menerus,
yang tidak diperhitungkan akan tetapi di takuti sebagai momok yang ganas
dan buas. Mereka ditakuti karena bawaan dan tingkahlaku mereka yang tidak
wajar.
a. Eksploitasi Fisik
dewasa. Oleh sebab itu, anak-anak sering mengalami cedera fisik yang
18
bisa diakibatkan oleh pukulan, cambukan, luka bakar, lecet dan goresan,
b. Eksploitasi Sosial
hukuman yang ekstrim pada anak seperti memasukkan anak pada kamar
gelap, mengurung anak di kamar mandi, dan mengikat anak. Pada sektor
c. Eksploitasi Seksual
a. Kemiskinan
Disamping rajin, orang itu memiliki sifat hemat. Manusia yang memiliki
etos kerja tinggi dan sifat hemat pasti akan hidup lebih dari kecukupan
(Loekman, 1997).
20
memperbaiki taraf hidup mereka apabila barang dan jasa yang sesuai
Kondisi orang miskin umumnya ditandai oleh, rumah mereka yang reot
tidak memadai. Dengan pendapatan yang kecil dan tidak menentu maka
keluarga miskin menghabiskan apa yang mereka peroleh pada hari itu
juga.
(Abdulsyani, 2007).
keadaan yang disebut miskin dan tidak miskin, atau sering disebut dengan
keluarga memenuhi kebutuhan hidup standar pada suatu waktu dan lokasi
tinggi dari garis kemiskinan) dan kelompok masyarakat yang lebih kaya.
kemiskinan yaitu:
lapangan kerja atau kegiatan usaha, selama itu pula ada harapan
(TEORI-KEMISKINAN).
lembah kemiskinan.
tata hidup yang mengandung sistem kaidah serta sistem nilai yang
diusahakannya perbaikan.
hidup keluarga dan diri anak itu sendiri.Akibat dari kemiskinan tersebut
oleh anak dianggap penting bagi penghasilan orangtua dan akan terjadi
dan kronis bagi manusia dalam kehidupan masyarakat yang kini semakin
serta menanamkan etos kerja pada anak.Hal ini sudah menjadi bagian dari
berbahaya bagi kondisi kesehatan anak secara fisik, mental, dan sosial
sehingga tidak melanggar hak mereka sebagai anak. Proses ini seakan
dalam situasi dan kondisi kerja yang tidak layak dan berbahaya bagi
perkembangannya.
menyebabkan pendidikan dipandang sebagai suatu hal yang elit dan mewah
tua, hubungan orang tua (ayah dan ibu) dapat mempengaruhi anak turun ke
jalan seperti sering terjadi pertengkaran antara ayah dan ibu, perpisahan
yang disebabkan ayah atau ibu pergi dari rumah dan menikah lagi atau
bahkan perceraian antara ayah dan ibu. Perceraian orang tua dapat
merasa tidak mendapat perhatian dan kasih sayang yang utuh dari kedua
orang tua anak sehingga anak tidak betah tinggal di rumah dan memilih
pergi dari rumah walaupun anak tidak memiliki tujuan yang jelas ketika
anak memutuskan pergi.Seorang anak akan merasa sedih dan amat sangat
27
prihatin ketika kedua orang tuanya harus berpisah. Anak merasa takut
Dalam konteks eliminasi pekerja anak, pada umumnya, fokus perhatian dari
para pengambil kebijakan tidak pada seluruh jenis pekerjaan, tetapi lebih
kepada pekerjaan yang bersifat produktif, di luar rumah atau untuk orang lain,
yang bersifat reproduktif, di rumah atau untuk orang tua, tidak dibayar, skala
kecil, dan sambil sekolah, tidak dianggap sebagai masalah, sehingga keluar
Lebih jauh lagi, meskipun penghapusan pekerja anak dijadikan sebagai tujuan
jangka panjang, dalam jangka dekat upaya eliminasi pekerja anak lebih Di
dalam bekerja telah dirampas hak-haknya sebagai pribadi. Ini dikenal sebagai
bounded labour. Dalam kasus ini, anak tidak memperoleh upah dan dikerjakan
secara paksa.
Anak-anak yang bekerja di bawah tekanan yang sangat kuat, walau upah
masih diberikan.Tipe pekerjaan ini dapat ditemui dalam kasus anak yang
28
telah menjadi prioritas IPEC di Indonesia. Anak-anak yang bekerja pada usia
yang masih sangat muda, di bawah 12 tahun. Jumlah mereka tidak mudah
untuk diperkirakan karena tidak tercantum dalam statistik angkatan kerja dan
Undang ini mengatur mengenai hal yang berhubungan pekerja anak mulai dari
batas usia diperbolehkan kerja, siapa yang tergolong anak, pengupahan dan
Ratifikasi Konvensi ILO No. 138 Tahun 1973 mengenai Batas Usia Minimum
a. Pekerjaan ringan
anak yang berumur antara 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima
Ayat (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a, b, f, dan
Pasal 70 Ayat (1) Anak dapat melakukan pekerjaan di tempat kerja yang
ayat (1) paling sedikit berumur 14 (empat belas) tahun. (3) Pekerjaan
wajibmemenuhi syarat :
sebagai anak yang berbakti kepada orang tua karna sudah meringankan
c. Faktor pendidikan
d. Faktor urbanisasi
berfungsi.
32
suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang dalam
masyarakat lain karena adanya perbedaan standar atau ukuran tentang nilai
dan norma.
Berikut beberapa definisi penyimpangan sosial yang diajukan oleh para ahli.
sebagai berikut:
b. Bruce J. Cohen:
suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang
d. Paul B. Horton:
atau masyarakat.
sebagai berikut:
tersebut.
Di dalam satu masyarakat tidak ada seorang pun yang termasuk dalam
tertentu yang bersifat relatif untuk setiap orang.Seperti halnya tidak ada
Budaya ideal disini adalah seluruh peraturan hukum yang berlaku dalam
patuh dari seluruh peraturan resmi.Antara budaya nyata dan budaya ideal
dilanggar.
Jika suatu masyarakat terdapat nilai atau norma yang melarang suatu
perbuatan ingin sekali diperbuat oleh banyak orang, akan muncul norma-
kehidupan.
rambu lalu lintas atau pernah meminum minuman keras di suatu pesta.
itu, setiap pelaku secara umum dikenal sebagai orang yang berperilaku
Terlibat
36
berlaku.
nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan tercela karena tidak sesuai
a. Penyalahgunaan Narkoba
b. Perkelahian pelajar
c. Penyimpangan seksual
a. Faktor Internal:
usia
b. Faktor Eksternal:
E. Kerangka Pikir
Orangtua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu (merupakan
hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah) yang dapat membentuk sebuah
menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Jika dalam hal
ini orangtua tidak mampu memenuhi kebutuhan dan hak-hak anak maka anak
tersebut boleh diasuh atau diangkat sebagai anak oleh orang lain sesuai dengan
38
UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan UU No. 23 Tahun 2002
yang di ekspoitasi. Hal tersebut dapat terlihat di sekitar kita, yaitu anak-anak yang
mengamen di lampu lalu lintas (traffick light), mengemis, berjualan koran, dan
lain-lain. Eksploitasi dapat berdampak buruk bagi perkembangan fisik dan mental
pekerjaan anak itu sendiri, dikarenakan perkembangan zaman yang semakin maju
serta tingkat kebutuhan hidup yang selalu meningkat. Fenomena eksploitasi anak
seperti ini sering dijumpai pada penduduk perkotaan yang masuk katagori miskin,
ekspoitasi anak menjadi semakin besar. Anak-anak yang telah dieksploitasi oleh
justru mereka harus bekerja, bahkan pada waktu mereka harus istirahat. Selain itu
juga, eksploitasi anak dapat berdampak panjang dalam kehidupan anak, seperti
sulitnya membaur dengan masyarakat dan sulit membedakan antara yang benar
.
Eksploitasi anak
Kemiskinan
Dampak Eksploitasi
Anak
A. Tipe Penelitian
Metode penelitian adalah urutan kerja yang harus dilakukan dalam melaksanakan
1998:5). Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif adalah manusia atau segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu
diteliti dalam kondisi sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya atau
Dalam proses penelitian kualitatif, data yang didapatkan catatan berisikan tentang
atau catatan orang itu sendiri atau tingkah lakunya. Menurut Suyono (1985:307),
mungkin fakta detail secara mendalam mengenai suatu masalah atau gejala guna
mendapat pengertian tentang sebanyak mungkin sifat masalah atau gejala itu.
41
Karena pendapat tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis untuk
memaparkan faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi anak dibawah umur
untuk bekerja, maka tipe penulisan kualitatif tepat digunakan sebagai tipe
B. Lokasi penelitian
sekitar Bandar Lampung. Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih tempat
tersebut sebagai lokasi penelitian, karena lokasi tersebut adalah sentra tempat
menjualnya koran anak dibawah umur tersebut. Lokasi ini juga terdapat banyak
C. Fokus penelitian
membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan yang tidak
karena itu, penelitian ini berfokus pada faktor apa yang mempengaruhi anak
dibawah umur untuk bekerja serta apakah dampak dari ekploitasi terhadap
D. Penentuan Informan
situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Faisal (1999:20), agar diperoleh
1. Subjek yang lama dan intensif dengan suatu kegiatan atau aktifitas yang
2. Subjek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau
4. Subjek yang berada atau tinggal pada sasaran yang mendapat perlakuan yang
kriteria dari informan yang ditunjuk atau dipilih dalam penelitian ini adalah:
b. Anak-anak dibawah umur yang terlibat dalam kegiatan yang berada sekitar
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara
persoalan tertentu. Ini merupakan proses tanya jawab lisan di mana 2 orang
mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi anak dibawah umur untuk
2. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang tidak terbatas dengan pada
objek manusia atau orang saja, namun juga pada lingkungan sekitar, dengan
keseharian kegiatan objek kajian yang diteliti atau diamati untuk mendapatkan
data penelitian.
Dalam hal observasi partisipan yang dilakukan bukan berarti dengan terlibat
pendukung penelitian.
45
1. Data Primer
Data primer adalah merupakan sumber data utama dalam penelitian yang
berasal dari objek penelitian.Sumber data primer dalam penelitian ini yang
2. Data Sekunder
pendukung maupun informasi utama dalam hal ini, data yang dimaksud
adalah berupa informasi dari buku-buku, media masa, dan data-data dari
Anak dibawah umur yang bekerja di bawah lampu merah sebagai bentuk
penyimpangan sosial, yang bisa berupa gambar, data kasus dan sebagainya.
Nawawi dan Mimi Martini (1994:189) mengemukakan bahwa tujuan analisa data
dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti.
Menurut Usman dan Purnomo Seriyadi (1995:86), tujuan analisis data kualitatif
Dari definisi yang telah dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
menafsirkan hasil penelitian agar mendapatkan informasi baru serta tidak terjadi
berikut:
1. Reduksi Data
Adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian serta penyederhanaan,
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Jika dalam
banyak, maka data tersebut perlu direduksi yaitu dengan memilih hal-hal
2. Penyajian Data
yang dibantu dengan matrik, grafik, jaringan, tabel, dan bagan yang bertujuan
47
secara menyeluruh. Oleh sebab itu diperlukan display data. Display data
menyajikan data dalam bentuk matrix, network, chart atau grafik, dan
3. Penarikan Kesimpulan
Untuk mencari makna yang telah diperoleh, maka peneliti berusaha mencari
model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan
Kota Bandar Lampung pada zaman kolonial Hindia Belanda termasuk wilayah
Nomor : 462 yang terdiri dari Ibukota Telokbetong sendiri dan daerah-daerah
Tanjung karang yang terletak sekitar 5km di sebelah utara Kota Telokbetong
tersebut tidak termasuk ke dalam Marga Verband, melainkan berdiri sendiri dan
dikepalai oleh seorang Asisten Demang yang tunduk kepada Hoof Van
dibawah pimpinan seorang Sicho (bangsa Jepang) dan dibantu oleh seorang
Sejak zaman Kemerdekaan Republik Indonesia, Kota Tanjung karang dan Kota
kota tersebut dari Kabupaten Lampung Selatan dan mulai diperkenalkan dengan
selanjutnya, status Kota Tanjungkarang dan Kota Telukbetung terus berubah dan
mengalami beberapa kali perluasan hingga pada tahun 1965 setelah Keresidenan
Daerah Tingkat II Bandar Lampung (Lembaran Negara tahun 1983 Nomor 30,
Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1998 tentang perubahan tata naskah
“Pemerintah Kota Bandar Lampung” dan tetap dipergunakan hingga saat ini.
50
Hari jadi kota Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan sumber sejarah yang
Banten William Craft kepada Gubernur Jenderal Cornelis yang didasarkan pada
pimpinan VOC halaman 777 dst.)-, dan hasil simposium Hari Jadi Kota
Daerah Nomor 5 Tahun 1983 tanggal 26 Februari 1983 ditetapkan bahwa hari
Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Oleh karena
karena menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih
165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur
Penduduk Bandar Lampung dapat dibagi menjadi dua jurai yaitu jurai asli
yang merupakan penduduk asli bersuku Lampung dan jurai pendatang, yaitu
dari beragam etnis. Tak hanya lewat program transmigrasi, banyak pula
Secara geografis kota Bandar Lampung terletak pada 5o20’ sampai dengan
5o30’ lintang selatan dan 105o28’ sampa dengan 105o37’ bujur timur. Ibu kota
Provinsi Lampung ini berada di Teluk Lampung yang terletak diujung selatan
Selatan
Lampung Selatan.
Kota Bandar Lampung terletak pada ketinggian 0 sampai 700 meter di atas
1. Wilayah pantai terdapat disekitar Teluk Betung dan Panjang dan pulaudi
bagian Selatan.
Utara
adalah:
wisatawan,
53
wisatawan
salah satu pusat pertumbuhan yang berperan dalam system ekonomi regional
untuk memantapkan diri menjadi pusat perdagangan dan jasa pada skala
pusat perdagangan hasil pertanian dan industri dari Sumatera bagian Selatan
Pengembangan obyek wisata pantai dan laut serta perbukitan dalam kota
ekonomi tersebut.
2. Pusat Pertumbuhan
yang lebih luas disediakan oleh Kota Bandar Lampung, baik di bidang
Provinsi Lampung dan Sumatera bagian Selatan. Gagasan jaringan kereta api
Adanya rencana pembangunan jaringan jalan tol ke arah Palembang juga akan
ekonomi dari Pulau Jawa bagian Barat ke Lampung. Bahkan untuk beberapa
57
dihasilkan.
Fungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi berbagai komoditi yang dihasilkan
jaringan jalan tol dan kereta api, jaringan jalan TransSumatera, serta rencana
mendukungnya sebagai pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa pada
Provinsi Lampung pada posisi sentral.Sejak tahun 1996, jumlah arus lalu
Lampung akan menjadi salah satu alternatif pilihan setelah Jakarta, Banten
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan pada bab
Anak Jalanan Sebagai Penjual koran di kawasan lampu merah Bandar Lampung,
untuk bekerja serta Dampak Eksploitasi Anak Jalanan Sebagai Penjual Koran
sebagai berikut :
rendah.
84
teman anak dapat menjadi alasan anak itu turun ke jalan. Anak akan lebih
adalah lingkungan anak jalanan, secara tidak langsung anak bisa ikut-
(ayah dan ibu) dapat mempengaruhi anak turun ke jalan seperti sering
ayah atau ibu pergi dari rumah dan menikah lagi atau bahkan perceraian
aspek :
85
a. Aspek Kesehatan
berada di jalan dari pagi hari hingga larut malam dan kondisi alam yang
tidak menentu dapat berakibat buruk bagi anak jalanan. Panas disiang
hari, hujan disiang hari atau bahkan hujan dimalam hari dapat membuat
b. Aspek Pendidikan
kebanyakan putus sekolah karena sudah asik dalam mencari uang dan
sebagian besar anak jalanan tidak bisa mengenali huruf dan angka apalagi
c. Aspek Psikologi
trauma yang amat sangat besar karena anak jalanan sering mendapatkan
perlakuan kasar oleh orang tuanya dan tidak jarang juga mereka
mendapatkan perlakuan kasar dari anak jalanan yang lebih senior. Tidak
bahkan penganiayaan.
86
B. SARAN
penjual koran.
Bilamana perekonomian kita sudah lebih baik, maka fenomena anak jalanan
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Abdulsyani. 2007. Sosiologi, Skematika, Teori, Dan Terapan. Jakarta: PT.Bumi
Aksara
Anonim.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta
Anoraga, P. 2001. Psikologi Kerja. Rineka Cipta. Jakarta.
Bagong, S. 1999. Analisis Situasi Pekerja Anak dan Permasalahan Pendidikan Dasar
Di Jawa Timur.Universitas Airlangga Press. Surabaya.
Hardius Usman dan Nachorowi Djajal Nachorowi. 2004. Pekerjaan Anak Di
Indonesia. Grasindo. Jakarta.
Haryadi, D., Tjandraningsih, I. 1995. Buruh Anak & Dinamika Industri Kecil.
Yayasan Akatiga. Bandung
Irwanto, (ed), Psikologi Umum,Jakarta : Gramedia Pustaka, 1996.
Meleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Manurung, D. 1998. Keadaan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pekerja Anak
Di Indonesia (Analisis Data Sakernas 1994). CV. Intermedia. Jakarta
Nachrowi, Nachrowi Jalal dkk. 2005. Penggunaan Teknik Ekonometri . Jakarta. PT
Raja Grafindo Persada.
Ratna, Dewi Agustin. 2008. Bentuk eksploitasi terhadap anak jalanan. Malang ( 2
April 2011).
INTERNET :
www.iin-green.web.id/definisi-kekerasan-terhadap- anak.
www.google.co.id/faktorterjadinyaeksploitasianak
www. kalimantan-news.com.
www.scribd.com/ TEORI-KEMISKINAN.
www.artikelsiana.com/penyimpangan-sosial-pengertian-ciri-jenis-bentuk