Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ARTIKEL ILMIAH
Oleh
AFRISON
NIM A2A006064
PROGRAM STUDI
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2008
1
KAJIAN PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
(Studi Deskriptif Kualitatif Antar Situs Di Tiga SMA Negeri Kecamatan Curup
Kabupaten Rejang Lebong)
AFRISON*)
Abstrak
urpose of research were describe the vision and mision, preparation of
facilities and accomodation, preparation of financial resources,
preparation of human resources, planning, actuating, evaluation system,
the students response and handicape of Information And Communication
Technology (ICT) learning at Theree Senior High Schools ( SMA ) in
Curup district of Rejang Lebong regency.
The method of this research was namely qualitative descriptive method by data
collection technique was done by interviewing, observation , and documentation
study. Results of research shows that vision and mission of Information And
Communication Technology (ICT) learning put at vision and mission school each
thers. Preparation of facilities and accomodation both software and hardware are
very good which can support to learning activities. Operational finance is payed by
school committe preparation of human resouces unfulfil yet to educational
qualification. Planning of learning was already organised, learning action was fulfil
of criteria and procedure at Information And Communication Technology (ICT)
learning. Evaluation system was al ready organezed well according to Information
And Communication Technology (ICT) ecaluation system; The student’s response
toward learning activity was good enough, and also there is handicape in learning
2
Information And Communication Technology (ICT) at Theree the goverment Senior
High Schools (SMAN) in Curup district Rejang Lebong .
A. PENDAHULUAN
Secara umum kualitas sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia masih
tertinggal dari negara-negara lain, sesuai dengan data yang dipublikasikan oleh
United Nations Deplomen Programe (UNDP) yang diberi judul Human Depolpment
Report (1996) dimana laporan tersbut memuat angka indks-kualitas SDM (Human
Depelopment Indekx-HDI) dari 174 negara didunia, Indonesia berada pada tingkat
102. Dapat dibayangkan rendahnya kualitas SDM kita di kancah global. Rendahnya
kualitas SDM ini merupakan permasalahan bangsa yang harus cepat diatasi dan
dicarikan solusi oleh semua elemen bangsa, terutama pemerintah. Karena semakin
jauh ketertinggalan kita dari negara-negara lain akan semakin sulit bersaing di era
globalisasi sekarang ini. Dalam paya peningktan mutu sumber daya manusia,
presiden telah mencanangkan “ Gerakan Nasional Peningkatan Mutu Pendidikam “
pada tanggal 2 Mei 2002. Gerakan ini merupakan tonggak sejarah baru yang harus
kita jalankan bersama sehingga bangsa kita di kancah regional maupun global
sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain.
Untuk menjawab gerakan pemerintah tersebut khususnya bidang kurikulum,
ada perubahan orientasi kurikulum pendidikan Nasional dari paradigma yang selama
ini menggunakan konsep input-output atau education produktion-function yang
sedikit mengesampingkan proses berubah orientasi kearah pendidikan berbasis luas
(Broad-Based Education) dengan pembekalan kecakapan hidup ( Life Skill) dan
kompetensi siswa yang mengutamakan proses, pengalaman, keahlian dan wujud
nyata sebagai bekal lulus sekolah untuk terjun kemasyrakat. Oleh karena itu sistem
dan pola-pola pengelolaan pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan
3
jaman terutama pada bidang teknologi informasi dan komunikasi. Selanjutnya pada
tahun 2004 berlaku Kurkikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dimana untuk tingkat
Sekolah Menengah Atas maupun Sekolah Menengah Pertama muncul mata pelajaran
baru yaitu pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Adapun kompetensi
dasar yang ingin dicaai adalah pengenalan teknologi informasi dan komunikasi
sehingga siswa mempunyai bekal untuk berinteraksi langsung dengan dunia
teknologi.
Selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran teknologi informasi dan
komunikasi ini menghadapi berbagai kendala yang tidak sederhana mulai dari
keterbatasan sarana baik software maupun hardware, sumber daya manusia, sumber
dana, perawatan dan upgrade secara kontinyu perangkat teknolgi. Untuk kabupaten
Rejang Lebong kondisi masing masing sekolah yang berbeda juga menyebabkan
bervariasinya pengelolaan pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi
Atas dasar hal di atas maka penelitia ini memfokuskan pada kajian
pelaksanaan pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi di tiga SMA Negeri
Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, yang menjadi rumusan
masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi visi misi Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) di tiga SMA Negeri kecamatan Curup ?.
2. Bagaimana dukungan sarana prasarana dan informasi terhadap Pembelajaran
Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) di tiga SMA Negeri kecamatan
Curup ?.
3. Bagaimana dukungan dana dan pembiayaan terhadap Pembelajaran Teknologi
Informasi dan komunikasi (TIK) di tiga SMA Negeri kecamatan Curup ?.
4. Bagaimana kesiapan sumber daya manusia dalam pengelolaan Pembelajaran
Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) di tiga SMA Negeri kecamatan
Curup ?.
4
5. Bagaiman perencana pembelajaran Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK)
di tiga SMA Negeri kecamatan Curup ?.
6. Bagaimana pelaksanaan Pembelajaran Teknologi Informasi dan komunikasi
(TIK) di tiga SMA Negeri kecamatan Curup ?.
7. Bagaimana sistem evaluasi Pembelajaran Teknologi Informasi dan komunikasi
(TIK) di tiga SMA Negeri kecamatan Curup?.
8. Bagaimana Respon siswa terhadap program Pembelajaran Teknologi Informasi
dan komunikasi (TIK) di tiga SMA Negeri kecamatan Curup ?.
9. Apa saja yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran Teknologi Informasi
dan komunikasi (TIK) di tiga SMA Negeri kecamatan Curup ?.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
a. Visi-misi pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di tiga SMA
Negeri dalam kecamatan Curup .
b. Kesiapan sarana prasarana pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) di tiga SMA Negeri dalam kecamatan Curup.
c. Dukungan dana dan pembiayaan proses pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di tiga SMA Negeri dalam kecamatan Curup.
d. Kesiapan Sumber daya Manusia (SDM) dalam proses pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) di tiga SMA Negeri dalam kecamatan Curup.
e. Proses perencanaan pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di
tiga SMA Negeri dalam kecamatan Curup.
f. Pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di tiga SMA Negeri dalam kecamatan Curup.
g. Sistem Evaluasi dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
di tiga SMA Negeri dalam kecamatan Curup.
h. Mengetahui repon siswa dan output yang dihasilkan dalam pembelajaran TIK.
i. Mengetahui hambatan yang muncul dalam pemebelajaran TIK
5
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan
teknik pengumpulan data menggunakan wawancara (interviu), observasi dan studi
dokumentasi. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah tiga orang kepala
SMA, tiga orang wakil kepala urusan kurikulum, tiga orang guru TIK, tiga orang
tenaga teknisi dan enam orang siswa di tiga SMA Negeri dalam kecamatan Curup
Kabuapaten Rejang Lebong, lebih lengkap di gambarkan pada tebel berikut :
Tabel. 4.1 Subyek penelitian pelaksanaan pembelajaran teknologi
informasi dan komunikasi di 3 SMA Negeri dalam kecamatan
Curup.
6
Secara umum hasil penelitian menunjukan ; (1) visi misi pembelajaran
teknologi informasi dan komunikasi pada masing-masing sekolah dicantumkan pada
visi misi sekolah. Dalam penysunan visi misi pembelajaran di seluruh sekolah yang
kami teliti sudah melibatkan seluruh stakeholder yang ada dan memenuhi konsep
MBS dan MPMBS; (2) Kesiapan sarana prasarana baik (software) dan (hardware)
sudah dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran walaupun dari segi jumlah
terdapat kekurangan. Kemudian dalam penyediaan sarana prasarana pembelajaran
TIK, sekolah yang banyak mendapatkan bantuan imbal swadaya dalam bentuk
proyek block grant prasarananya lebih lengkap dibanding sekolah yang hanya
mengandalkan bantuan dari orang tua siswa; (3) Untuk kelancaran proses belajar
semua sekolah yang meliputi SMAN 2, SMAN 4 dan SMAN 5 memungut iuran dari
orang tua siswa (komite sekolah) yang digunakan untuk operasioanal. Mekanisme
pemungutan iuran telah melibatkan seluruh stakeholder sekolah melalui rapat komite
yang telah memenuhi prinsip-prinsip dan standar manajemen keuangan, tetapi
peneliti menemukan bahwa untuk pengelolaan dana operasional tersebut adanya
ketertutupan dan kurang transparasi; (4) kesiapan sumber daya manusia (SDM)
belum memenuhi kualifikasi pendidikan dibidang Information And Communication
Technology (ICT). Untuk mengatasi keterbatasan dan kelemahan ini masing-masing
sekolah memanfaatkan guru bidang studi lain yang belajar secara otodidak tentang
ICT tersebut. Selanjutnya peneliti juga menemukan bahwa guru dan tenaga teknisi
bidang study teknologi informasi dan komunikasi masih memanfaatkan tenaga
honorer; (5) Perencanaan pembelajaran yang meliputi pembuatan program tahunan,
program semester, penyusunan silabus dan RPP di tiga SMA Negeri kecamatan
Curup tersebut sudah dikelola dan teroganisir melalui forum MGMP Kabupaten dan
guru serumpun disekolah; (6) Pelaksanaan pembelajaran teknologi informasi dan
komunikasi di tiga SMA Negeri tersebut secara umum dengan kondisi sarana yang
ada sudah dapat memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran Information And
Communication Technology (ICT) yang meliputi pembelajaran langsung,
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran berdasarkan masalah dengan tahapan
7
membuka, apresepsi, kegiatan sampai pada kesimpulan.; (7) Untuk sistem evaluasi
pembelajaran TIK di tiga SMA Negeri peneliti menemukan ada kesamaan bahwa
sistem evaluasi sudah teroganisir dengan baik dan sesuai dengan sistem evaluasi
pembelajaran Information And Communication Technology (ICT) yang meliputi
penilaian kinerja, penilaian portofolio, penilaian proyek dan penilaian hasil karya; (8)
Respon siswa terhadap pembelajaran cukup bagus hal ini dapat dilihat tumbuhnya
motivasi, semangat kerja dan aktivitas siswa dalam ruang laboratorium TIK di tiga
SMA Negeri tersebut; (9) Terdapat beberapa kendala dalam proses pembelajaran
khususnya minimnya sarana komuter di masing-masing SMA Negeri tersebut
tersebut sementara yang ideal di dalam ruang laboratorium adalah (1 : 1), kendala
selanjutnya pada sistem jaringan baik listrik maupun internet serta keterbatasan
sumber daya manusia.
2. Kajian Khusus penelitian
Dari kajian umum yang dapat dijadikan model dalam pelaksanaan
Kecamatan Curup yang diteliti adalah SMA Negeri 4 Curup sebab ada beberapa
indikator yang dapat dijadikan acuan bagi sekolah lain seperti : (1) Rumusan visi
visi misi telah mencerminkan konsep sekolah yang baik (the good school) sekolah
yang unggul ( the excellent school ), sekolah yang efektif (the effective school) dan
sekolah masa depan (the future school ); (2) Dilihat dari sarana prasarana mulai dari
dibanding sekolah lainnya hal ini terjadi karena banyaknya aliran dana block grant
mutu pendidikan. (3) Dilihat dari sumber dan alokasi dana SMAN Manajemen dan
8
pengelolaan keuangan lebih terbuka dengan berorientasi pada peningkatan mutu. (4)
Dilihat dari kesiapan sumber daya manusia, SMA Negeri 4 walaupun guru dan
tenaga teknisinya masih berstatus honorer tetapi dari segi jumlah dan latar belakang
Technology (ICT) hal ini terjadi karena merupakan suatu syarat yang harus dipenuhi
dengan status SMA Negeri 4 Curup yang merupakan rintisan Sekolah Berbasis
Internasional (SBI); (5) Dilihat dari pelaksanaan pembelajaran SMA Negeri 4 Curup
lebih teroganisir hal ini dapat dilihat dari adanya pola pembelajaran langsung (MPL),
adanya struktur tugas yang terpadu, pembelajaran berdasarkan masalah, serta adanya
kegiatan pengembangan pada jam sore. (6) Dilihat dari sistem evaluasi yang dapat
Assessment” atau penilaian kinerja seperti shoting vedio, aplikasi foto dan penilaian
9
4. Sumber daya manusia (SDM) memanfaatkan tenaga yang secara otodidak
memahami tentang seluk beluk Information And Communication Technology
(ICT)
5. Perencanaan pembelajaran yang terorganisir melalui forum MGMP.
6. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Information And
Communication Technology (ICT) pembelajaran langsung, pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran berdasarkan masalah dengan tahapan membuka,
apresepsi, kegiatan sampai pada kesimpulan.
7. Sistem Evaluasi teroganisir dan sesuai dengan sistem evaluasi Information And
Communication Technology (ICT) yang meliputi penilaian kinerja, penilaian
portofolio, penilaian proyek dan penilaian hasil karya
8. Respon siswa terhadap pembelajaran cukup bagus
9. terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaa pembelajaran. yang meliputi sarana.
prasarana, pendanaan dan sumber daya manusia
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan maka saran yang diberikan
kepada :
1. Pemerintah baik pusat maupun daerah untuk dapat melengkapi kekurangan
sarana pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi.
2. Lembaga perguruan tinggi untuk dapat menyiapkan SDM dibidang teknologi
informasi dan komunikasi melalui pendidikan keguruan.
3. Masyarakat, melalui komite sekolah untuk dapat mendukung sepenuhnya
penyiapan sumber dana operasional.
DAFTAR PUSTAKA
10
Deprtemen Pendidikan Nasional. 2001. Jakarta Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasisi Sekolah. Buku I. jakarta: Departemen Pendidikan nasional,
Direktorat Jenderal pendidikan dasar dan Mnenengah, Direktorat Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama
Deprtemen Pendidikan Nasional. 2002. Jakarta Pedoman Pengembangan
Manajemen Sekolah: Departemen Pendidikan nasional, Direktorat Jenderal
pendidikan dasar dan Mnenengah, Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama
Depdiknas, 2002, Pedoman Pengembangan Tugas Akhir Semester Sains Teknologi
dan Masyrakat. Jakarta, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Deprtemen Pendidikan Nasional. 2003. Standar kompetensi Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan komunikasi sekola Menengah Atas dan Madrasah
Aliyah, Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.
11
12