Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Literatur Review
Disusun oleh :
ABSTRACT
Diabetes mellitus type 2 is the most common type of diabetes found around the world. It is
estimated in the year 2035 will occur explosion sufferers of diabetes mellitus. Uncontrooled
Diabetes Mellitus may cause complications in organs – other organs such as: heart,
kidneys and eyes. There are several treatments for controlling diabetes Mellitus, one of which
is the physical exercises of yoga. This study aimed to investigate the effectiveness of physical
yoga exercises against the respondent's blood sugar. This research is quasi alphabets
experiment with the design of the intervention group pre test – post test. The Sampling method
by using the Krejcie table population size (N) 55 and the number of samples (S) 48. Data
analysis with Ordinal Regression and difference test. On this group intervention is done as
much as once a week for 3 months. The statistical test used different test pretest and post test.
Ordinal regression test results showing that yoga changes have an effect on blood sugar levels
while (Pvalue 0.003). The wilxoson test results obtained p = 0.006, meaning that there was a
difference in blood sugar during before and after physical exercises of yoga. Conclusion of this
study is physical exercise yoga is effective for lowering blood sugar levels in type 2 DM, then
it is recommended that the Ministry of Health introduced this intervention, in the independent
care of patients at home, so that patients can control their blood sugar levels
Keywords: Type 2 diabetes; blood sugar levels; physical exercises of yoga
ABSTRAK
Diabetes melitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang paling umum ditemukan di
seluruh dunia. Diperkirakan pada tahun 2035 akan terjadi ledakan penderita diabetes melitus.
Diabetes Mellitus tidak terkontrol maka dapat menimbulkan komplikasi pada organ – organ
lain seperti : jantung, ginjal dan mata. Ada beberapa penatalaksanaan Diabetes Mellitus, salah
satunya adalah latihan fisik yoga. Dalam penelitian ini, bertujuan agar diperoleh kejelasan
tentang efektifitas latihan fisik yoga terhadap gula darah responden. Penelitian ini merupakan
quasi eksperiment dengan desain kelompok intervensi pre test – post test.Metode Sampling
dengan purposive sampling. Jumlah sampel adalah 48 sampel. Analisa data dengan uji beda
dan Regresi Ordinal. Pada kelompok ini intervensi dilakukan sebanyak 1x dalam seminggu
selama 12 minggu. Uji statistik yang digunakan adalah uji beda pre test dan post test. Hasil uji
regresi menunjukkan bahwa yoga berpengaruh terhadap perubahan kadar gula darah sewaktu
(P= 0,003). Pada uji beda wilxoson diperoleh hasil p = 0,006, artinya terdapat perbedaan gula
darah sewaktu sebelum dan sesudah latihan fisik yoga. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan
fisik yoga efektif untuk menurunkan kadar gula darah sewaktu pada DM Tipe 2, maka
disarankan agar pelayanan kesehatan memperkenalkan intervensi ini, dalam perawatan mandiri
pasien di rumah, sehingga pasien dapat mengontrol kadar gula darahnya.
Kata kunci: DM Tipe 2; kadar gula darah; latihan fisik yoga
PENDAHULUAN
sebanyak 3,4 juta jiwa menderita DM tipe
Diabetes melitus tipe 2 merupakan
2 . (Gripp, Ennis, & Napoli, 2013) Selain
tipe diabetes yang paling umum ditemukan
itu, berdasarkan prevalensi nasional,
di seluruh dunia. Diperkirakan pada tahun
Sumatera Barat memiliki prevalensi total
2035 akan terjadi ledakan penderita
DM sebanyak 1,3%, dimana berada
diabetes melitus.Diabetes mellitus adalah
diurutan 14 dari 33 provinsi di Indonesia.
sekelompok kelainan heterogen yang
(Kesehatan, 2013)
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam
darah atau hiperglikemi ( Brunner and Diabetes mellitus telah menjadi
Sudddarth. 2007). Peningkatan diabetes di epidemi yang meluas, terutama karena
negara – negara berkembang dipengaruhi meningkatnya prevalensi dan kejadian
oleh perubahan gaya hidup karena diabetes tipe 2. DM tipe 2 merupakan salah
peningkatan kemakmuran negara tersebut. satu jenis yang paling banyak ditemukan
Gaya hidup tradisional seperti yaitu lebih dari 90-95%. Dimana, faktor
mengkonsumsi karbohidrat komplek, pencetus dari DM tipe 2 yakni berupa
rendah lemak jenuh, tinggi kalori dan tidak obesitas, mengkonsumsi makanan instan,
merokok mulai ditinggalkan dan digantikan terlalu banyak konsumsi karbohidrat,
dengan kebiasaan membeli makanan merokok, dan stres, kerusakan pada sel
dengan kandungan karbohidrat sederhana, pankreas, dan kelainan hormonal (Smeltzer
tinggi lemak jenuh yang menjadi faktor & Bare,2008).
resiko penyebab diabetes (Suwarno &
Sianturi, 2017). Penyakit Diabetes melitus Tipe 2
(DM Tipe 2), pada awalnya tidak
Federasi Diabetes International menunjukkan gejala yang khas, sehingga
menyatakan bahwa lebih dari 371 juta menyebabkan penderita baru terdiagnosis
orang di dunia yang berusia 20-70 tahun menderita DM Tipe 2 ketika datang ke
menderita diabetes melitus (DM). pelayanan kesehatan untuk mengatasi
Sementara Indonesia adalah negara ke- 7 keluhan yang merupakan komplikasi dari
dengan prevalensi diabetes tertinggi di
DM Tipe 2. (Soegondo, 2009). Kompilkasi
dunia. Perkumpulan Endokrinologi
yang dapat diakibatkan oleh penyakit DM
mengungkapkan bahwa jumlah penderita di
Tipe 2 antara lain adalah : neuropati,
Indonesia mencapai 9,1 juta orang, dari
hipertensi, jantung koroner, retinopati dan
peringkat ke-7 menjadi peringkat ke-5
ganggren. Penatalaksanaan dan
teratas diantara Negara dengan jumlah
penanganan yang diberikan kepada
penderita diabetes terbanyak di dunia
penderita penyakit DM focus pada empat
Menurut laporan Riset Dasar
pilar yaitu edukasi, pengaturan pola
(Rikerdas)Tahun 2013, prevalensi
makan, olahraga, dan terapi farmakologis
DM di Indonesia sebesar 1,5% (Badan
(Soegondo, 2009). Perawat sebagai
penelitian dan pengembangan kesehatan
pemberi asuhan keperawatan diharapkan
kementerian, 2013).
mampu memberikan asuhan keparawatan
Diperkirakan pada tahun 2030
secara mandiri dengan pendekatan non
Indonesia akan memiliki penyandang
farmakologi (Dochterman &
diabetes sebanyak 21,3 juta jiwa .
Bulechek,2004).
Sementara, di Sumatera barat diperkirakan
Upaya dari olahraga bagi pasien gerakan- gerakan yoga yang bertujuan
DM perlu dilakukanuntuk usaha untuk merangsang fungsi kerja pankreas.
mengendalikan kadar glukosa darah pada Fungsi gerakan-gerakan tersebut akan
pasien DM Tipe 2 dapat dilakukan dengan meningkatkan aliran darah ke pankreas,
pengelolaan non farmakologis salah meremajakan sel-sel organ dan
satunya kegiatan jasmani yaitu dengan meningkatkan kemampuan pankreas untuk
olahraga yoga. memproduksi insulin (Widya 2015, h. 113).
Pada pasien DM Tipe 2 olahraga
Yoga merupakan bentuk aktifitas senam yoga sebagai pengatur kadar
fisik yang berasal dari india sejak 4000 glukosa darah, produksi insulin umumnya
tahun yang lalu. Gerakan Yoga meliputi tidak terganggu terutama pada awal
beberapa cabang yakni gerakan khusus penderita penyakit DM Tipe 2. Kurangnya
(asana) melatih kerja sistem syaraf motorik reseptor pada insulin menjadi masalah
dan menstimulasi kerja syaraf utama pada DM Tipe 2 karena adanya
otonom(Roses et al.,2010) kontrol nafas gangguan tersebut insulin tidak dapat
(Pranayama), konsentrasi (dharana) dapat membantu transfer glukosa ke dalam sel.
meningkatkan menurunkan stimulasi Pada saat olahraga resistensi insulin
epinephrine (Golden, 2007), dan garakkan berkurang, sebaliknya sensitifitas insulin
tangan (mudra) untuk meningkatkan meningkat hal tersebut menyebabkan
sensibilitas syaraf tepi. kebutuhan Insulin pada DM Tipe 2 akan
Yoga adalah suatu mekanisme berkurang. Respon ini hanya terjadi setiap
penyatuan dari tubuh (body), pikiran kali berolahraga dan tidak merupakan efek
(mind) dan jiwa (soul) (Ridwan, 2009). yang menetap atau berlangsung lama.
Yoga mengkombinasikan antara teknik Maka dari itu bagi penderita DM Tipe 2
bernapas, relaksasi dan meditasi serta olahraga harus dilakukan secara teratur
latihan peregangan (Jain, 2011). Yoga (Soegondo 2009, h. 75).
adalah keadaan pikiran atau state of mind.
Tujuan dari yoga adalah untuk menuju METODE PENELITIAN
kepada pikiran yang tenang. Konsentrasi
Penyusunan sistematik review
kepada bagian tubuh akan lebih mudah
initerdiri dari beberapa tahapan
apabila dapat dirasakan, setelah itu baru
diantaranya adalah :
secara perlahan akan masuk ke bagian
pikiran (mind). Membuat Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan penelitian ini didapatkan rata- Hasil penelitian lain oleh M. Yusuf
rata kadar gula darah sebelum makan obat di dapatkan Hari I hasil penelitian
metformin adalah 271 mg/dl dengan nilai menunjukan bahwa
minimal 206 mg/dl dan nilai maksimal 313
ada pengaruh senam diabetes terhadap
mg/dl sedangkan rerata kadar gula darah
penurunan kadar glukosa darah (p=0,014).
setelah makan obat metformin adalah
Hari II hasil penelitian menunjukan bahwa
256,85 mg/dl dengan nilai minimal 198
ada pengaruh senam diabetes terhadap
mg/dl dan nilai maksimal 310 mg/dl.
penurunan kadar glukosa darah (p=0,007).
Perbedaan nilai rata-rata antara pengukuran
Hari III Hasil penelitian menunjukan bahwa
sebelum dan sesudah makan obat
ada pengaruh senam diabetes terhadap
metformin sebesar 14,62 mg/dl. Ramdani
penurunan kadar glukosa darah (p=0,035).
(2013) menunjukkan bahwa ada faktor
Hasil penelitian ini sejalan dengan
karakteristik pasien yang berpengaruh
penelitian Graceistin Ruben (2016) hasil
terhadap kualitas hidup yaitu Indeks Massa
penelitian dengan judul pengaruh senam
Tubuh (IMT) dan komplikasi. Kualitas
kaki diabetes terhadap perubahan kadar
hidup meningkat secara signifikan
gula darah pada pasien diabetes mellitus
sebanyak 60 % pada domain fungsi fisik,
tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas
energi, kesehatan mental, kepuasan
Enamawira, hasil penelitian menunjukan
pengobatan dan frekuensi gejala yang
ada pengaruh senam diabetes terhadap
dialami pasien.Ujichi-square menunjukkan
perubahan kadar gula darah pada pasien
bahwa terapi kombinasi insulin metformin
diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai
mempengaruhi kadar GDP (p value =
p=0,000.(M.Yusuf, 2017)