Sunteți pe pagina 1din 12

JURNAL PSIKOLOGI

2002, NO. 2, 112 - 123

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL


KELUARGA DENGAN SELF EFFICACY
PADA REMAJA DI SMU NEGERI 9 YOGYAKARTA
Niken Widanarti
Aisah Indati
Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the correlation between family


social support and self-efficacy of adolescent. Its hypothesis, there is any positive
correlation between family social support and self-efficacy of adolescent. More
higher to get family social support, more higher to get self efficacy. While more
lower to get family social support, more lower to get self efficacy. The subject of
this research, the first and the second class of senior high school students in
SMU Negeri 9 Yogyakarta with the average age between 14 to 18 years old and
the total number are 143 persons. The validity used is content validity while
reliability test uses coefficient technique of Alpha reliability from Cronbach.
Data analysis uses correlation technique of Product Moment from Pearson.
Normality test result with Kolmogorov Smirnov of Fit Test (K-SZ) points out that
the variable of self efficacy has coefficient K-SZ=0,535 with p>0,05 while the
variable of family social support has coefficient K-SZ=0,763 with p>0,05
showing both variables having normal distribution. The result of linierity test
between both variables has value F=47,708 with p<0,01 showing that both
variables have linear correlation. Hypothesis test result has rxy=0,485 with
p<0,01 pointing out that there is really significant correlation between family
social support and self efficacy. It is also found that the price of determination
coefficient (r2)=0,0235 shows that the effective contribution from family social
support to self-efficacy to achieve 23,5%. Base on the result of research, it can
be conclude that the hypothesis which says any positive correlation between
family social support and self-efficacy of adolescent can be accepted.
Keyword: dukungan sosial keluarga

Kemajuan suatu negara sangat ditentu- muncul gejala di negara berkembang bah-
kan oleh generasi mudanya. Menurut Mc wa remaja kurang mempunyai kebutuhan
Clelland (dalam Meichati, dkk, 1975) untuk berprestasi dan bertanggung jawab

ISSN : 0215 - 8884


HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA..... 113

yang menyebabkan pembangunan di negara inteligensi, tetapi juga sangat dipengaruhi


tersebut tidak maju. Bila gejala negatif ini oleh keyakinan remaja mengenai kemam-
tidak diatasi maka pembangunan di negara puan dirinya dalam menyelesaikan tugas-
tersebut akan terpengaruh. Untuk itu di tugas tersebut. Menurut Bandura (dalam
dalam mempersiapkan generasi muda yang Locke, dkk, 1984) penilaian seseorang
berkualitas harus melihat dinamika mengenai seberapa besar kemampuannya
perkembangan remaja. dalam menghadapi suatu situasi inilah yang
Masa remaja adalah masa peralihan dari disebut dengan self efficacy.
masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada Pada remaja self efficacy sudah muncul
masa ini terjadi kegoncangan sehingga pada usia 11 tahun. Menurut Piaget mulai
dapat menimbulkan munculnya penye- usia 11 tahun anak memasuki tahap
suaian yang negatif dalam diri remaja. Pada operasional formal. Pada tahap ini remaja
masa remaja konflik yang dihadapi oleh secara kognitif mampu untuk melakukan
remaja disebabkan karena adanya tuntutan- analisis terhadap pemecahan masalah dan
tuntutan dari dalam dirinya maupun dari mampu menemukan kemungkinan peme-
luar dirinya (Retnowati, 1984). Tuntutan cahan masalah dalam berbagai situasi
terbesar yang dialami oleh remaja adalah (Mönks, dkk, 1998). Menurut Hurlock
yang berkaitan dengan kesuksesannya di (1980) dengan adanya kemampuan tersebut
bidang akademik. Keberhasilan remaja remaja dituntut untuk membuat penilaian
dalam mengatasi kesulitan yang berhu- yang realistik tentang kekuatan dan
bungan dengan tuntutan-tuntutan dari kelemahan, serta kemampuan yang dimili-
dalam maupun dari luar dirinya ini sangat kinya dalam menyelesaikan tugas dan
dipengaruhi oleh kematangan pribadi memecahkan masalah. Dengan kata lain
individu. Pribadi remaja yang berkembang ketika remaja telah memasuki usia 11 tahun
dengan baik dapat dibentuk sejak dini di (telah berada pada tahap operasional
dalam keluarga karena keluarga adalah formal) maka mulailah terbentuk self
lingkungan pertama dan utama yang akan efficacy pada diri remaja.
mempengaruhi perkembangan pribadi Keyakinan remaja tentang kemampuan
anak. Remaja yang hidup di dalam dirinya dalam menyelesaikan tugas dapat
keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan- meningkatkan usaha untuk mencapai tujuan
kebutuhan biologis, psikologis, maupun namun juga dapat menghambat usaha
sosialnya akan tumbuh dan berkembang remaja untuk mencapai sasaran. Adanya
dengan sehat, dapat mengaktualisasikan perasaan “saya tidak dapat, saya tidak
potensi-potensi yang dimilikinya, dan dapat mampu”, merupakan alasan-alasan yang
belajar untuk menyelesaikan masalah dan sungguh menghambat seseorang dalam
tugas-tugas yang dihadapinya, termasuk pencapaian sasaran. Menurut psikologi
tugas-tugas yang berkaitan dengan modern bagaimana seseorang berpikir
akademik. tentang dirinya, itulah dirinya. Artinya
Kemampuan remaja dalam menyelesai- anggapan-anggapan diri dapat melipatgan-
kan tugas-tugas akademik yang dihadapi dakan atau justru dapat meruntuhkan
tidak hanya dipengaruhi potensi kognitif potensi seseorang (Karyana, 2000).
yang dimiliki oleh remaja seperti Berdasarkan penelitian Meichati, dkk

ISSN : 0215 - 8884


114 NIKEN WIDANARTI

(1975) kasus-kasus yang ditemui pada terhadap prestasi akademik remaja.


klien remaja di Biro Konsultasi Fakultas Tuntutan yang tidak realistik ini justru
Psikologi UGM adalah terhambatnya studi menghilangkan minat remaja pada
yang dialami remaja bukan karena pendidikan sehingga remaja kemudian
kemampuan belajarnya melainkan karena bekerja di bawah kemampuannya. Remaja
tanggapan-tanggapan yang salah pada yang demikian mempunyai prestasi yang
remaja mengenai kemampuan diri yang lebih rendah dibawah kemampuan yang
mempengaruhi kemampuannya dalam sebenarnya (Hurlock, 1980). Selain itu
penyelesaian masalah. hubungan dengan saudara yang tidak
Remaja membutuhkan dukungan dari harmonis akan membuat remaja merasa
orang lain saat dia memasuki masa krisis tidak mendapatkan penerimaan di dalam
yaitu pada usia 15 – 17 tahun. Menurut keluarga. Kegagalan remaja dalam
Remplein (dalam Mönks, dkk, 1998) masa menyelesaikan tugas-tugas akademiknya
krisis adalah suatu masa dengan gejala- akan mempengaruhi keyakinan remaja
gejala krisis yang menunjukkan adanya mengenai kemampuan dirinya yang akan
pembelokan dalam perkembangan. Krisis mempengaruhi keberhasilan remaja tidak
yang dialami oleh remaja terutama hanya dalam dunia pendidikan, tetapi juga
berkaitan dengan prestasi akademik atau dalam kehidupan sehari-hari. Ketika remaja
prestasi di sekolah. Untuk dapat mengatasi memandang bahwa dirinya mempunyai
masa krisis ini remaja membutuhkan kemampuan maka remaja tersebut
pengertian dan bantuan dari orang-orang mempunyai dorongan yang kuat untuk
disekitarnya baik secara langsung maupun mencapai sukses, sebaliknya ketika remaja
tidak langsung. Dukungan yang paling tidak yakin dengan kemampuannya maka
diharapkan oleh remaja dalam menghadapi remaja tersebut tidak mempunyai dorongan
krisis di bidang akademik ini adalah untuk mencapai sukses.
dukungan dari keluarganya, terutama dari Penelitian ini lebih menekankan pada
orangtua dan saudara (Hurlock, 1980). bagaimana dukungan sosial keluarga mem-
Menurut Purnamaningsih (1993) adanya pengaruhi keyakinan seseorang mengenai
komunikasi dan hubungan yang hangat kemampuannya dalam menyelesaikan
antara orangtua dengan anak akan tugas dan memecahkan masalah, terutama
membantu anak dalam memecahkan yang berkaitan dengan tugas akademik
masalahnya. Namun pada kenyataannya remaja. Penelitian perlu dilakukan karena
dukungan sosial keluarga terutama seharusnya pada masa remaja menurut
orangtua dan saudara dalam membantu Piaget seorang individu telah mencapai
anak menyelesaikan tugas-tugasnya tidak tahap operasional formal dalam kemam-
selamanya berlangsung dengan lancar. puan kognitif (Hurlock, 1980) sehingga
Kondisi yang ada sekarang dimana kedua remaja dituntut untuk mampu menyele-
orangtua sama-sama disibukkan oleh saikan masalah dan memandang masalah
pekerjaan-pekerjaan di luar rumah menye- dari berbagai sudut. Selain itu dengan
babkan interaksi antara orangtua dengan adanya kemampuan tersebut maka remaja
remaja terbatas. Orangtua juga sering dapat mengembangkan suatu perencanaan
memiliki cita-cita yang tidak realistik mengenai apa yang harus dilakukan dalam
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA..... 115

mencapai suatu tujuan berdasarkan peni- lain kecil. Namun kenyataannya pengaruh
laian yang realistik mengenai kemampuan dukungan dari orang-orang terdekat yaitu
yang dimilikinya. Jadi seharusnya remaja keluarga mempunyai pengaruh yang besar
telah mempunyai self efficacy yang baik dalam membentuk self efficacy dalam diri
dalam dirinya. Selain itu menurut Hurlock remaja. Adanya dukungan dari keluarga
(1980) pada masa remaja seorang individu mempengaruhi keyakinan remaja dalam
sudah mencapai tingkat kematangan baik menyelesaikan tugas akademik dan meme-
secara kognitif maupun emosi sehingga cahkan masalah. Tidak adanya perhatian
muncul keinginan dalam diri remaja untuk dari keluarga akan mengecewakan remaja
mandiri dan lepas dari orangtua. Jadi dan mempengaruhi keberhasilan remaja
seharusnya remaja sudah mandiri dalam dalam mencapai tujuan akademik yang
mencari penyelesaian masalah dan ditetapkannya sendiri. Ketika remaja
mengambil keputusan tanpa bantuan dari mengalami kegagalan maka bersamaan
orang lain. Namun pada kenyataannya di dengan itu muncul perasaan tidak mampu,
Indonesia menurut Mönks, dkk (1998) rendah diri dan menyerah (Hurlock, 1980).
remaja masih hidup bersama dengan Pengalaman gagal seorang remaja dalam
orangtuanya, masih belum mampu mencari menyelesaikan suatu tugas, terutama tugas
nafkah sendiri dan masih berada di bawah akademik karena rendahnya dukungan dari
otoritas orangtuanya. Secara ekonomis dan keluarga menyebabkan rendahnya keya-
emosional remaja masih ada ikatan dengan kinan dalam diri remaja untuk menghadapi
orangtua karena remaja masih berada di tugas-tugas berikutnya. Dengan kata lain
bangku sekolah. Remaja masih membiar- remaja tersebut mempunyai self efficacy
kan dirinya dibimbing orangtuanya, yang rendah. Sebaliknya, remaja yang
membutuhkan petunjuk dari orangtuanya mendapat dukungan positif dari keluarga
dalam menghadapi masalah dan menyele- lebih berhasil dalam memecahkan masa-
saikan tugas-tugas akademiknya. Dengan lahnya. Pengalaman-pengalaman sukses
kata lain remaja sangat membutuhkan dalam menyelesaikan suatu tugas akademik
bantuan dan dukungan dari orang-orang dapat meningkatkan keyakinan dalam diri
terdekatnya, yaitu keluarga dalam menye- remaja dalam menghadapi dan menyelesai-
lesaikan masalah terutama yang berkaitan kan tugas-tugas berikutnya. Dengan kata
dengan tugas akademiknya. lain remaja tersebut mempunyai self
Berdasarkan uraian di atas peneliti efficacy yang tinggi.
melihat adanya ketidaksesuaian antara yang
seharusnya dengan kondisi yang sebenar- HIPOTESIS
nya dialami remaja, khususnya remaja di Ada hubungan yang positif antara
Indonesia kaitannya dengan dukungan dukungan sosial keluarga dengan self
sosial keluarga dan self efficacy dalam diri efficacy pada remaja. Semakin tinggi
remaja. Seharusnya pada usia remaja dukungan sosial keluarga maka self
seorang individu supaya dapat mengem- efficacy juga semakin tinggi, sebaliknya
bangkan self efficacy yang baik serta telah semakin rendah dukungan sosial keluarga
mandiri secara emosi dan kognitif sehingga maka self efficacy juga semakin rendah.
peranan dukungan dan bantuan dari orang

ISSN : 0215 - 8884


116 NIKEN WIDANARTI

METODE Berdasarkan data yang diperoleh dalam


penelitian ini maka dapat dilakukan des-
1. Subyek Penelitian
kripsi terhadap subyek penelitian seperti
Subyek pada penelitian ini adalah tersaji pada Tabel 1 berikut.
siswa-siswi SMU Negeri 9 Yogyakarta Berdasarkan deskripsi data tersebut
kelas I dan II sejumlah 143 orang. terlihat bahwa subyek penelitian paling
Dipilihnya siswa sekolah menengah umum banyak berjenis kelamin perempuan
kelas I dan II karena usia mereka (55,94%) dan berusia 16 tahun (46,15%).
memenuhi batasan usia remaja dengan
rentang antara 14 – 17 tahun.

Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik Kategori Jumlah Prosentase Jumlah


Laki-laki 63 44,06
Jenis Kelamin 100%
Perempuan 80 55,94
Usia 14 7 4,9
15 62 43,36 100%
16 66 46,15
17 8 5,59

4. Prosedur Penelitian pembobotan atau pemberian skornya


sebagai berikut pada Tabel 2.
Pengambilan data di dalam penelitian
ini menggunakan metode summated Skala self efficacy terdiri dari 57 butir
ratings. Penelitian ini menggunakan dua pernyataan yang terbagi dalam 28 pernya-
macam skala sebagai alat pengumpul data, taan yang favorable dan 29 pernyataan
yaitu skala self efficacy dan skala dukungan yang unfavorable. Skala dukungan sosial
sosial keluarga yang memberikan lima terdiri dari 64 butir pernyataan yang terbagi
alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), dalam 32 butir pernyataan favorable dan 32
Sesuai (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Sesuai butir pernyataan unfavorable.
(TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Cara
Tabel 2. Pembobotan Butir Skala
Nilai
Pilihan Jawaban
Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai 4 0
Sesuai 3 1
Netral 2 2
Tidak Sesuai 1 3
Sangat Tidak Sesuai 0 4
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA..... 117

Sebelum pengambilan data dilakukan dilakukan pengambilan data dengan subyek


uji coba skala untuk mengetahui kelayakan penelitian sejumlah 143 orang. Metode
dari alat ukur tersebut. Subyek uji coba analisis data yang digunakan adalah teknik
sejumlah 109 orang. Validitas dalam korelasi Product Moment dari Pearson.
penelitian ini menggunakan validitas isi.
Perhitungan terhadap reliabilitas skala HASIL
dengan menggunakan teknik koefisien
reliabilitas Alpha dari Cronbach. Hasil uji Deskripsi statistik data penelitian secara
coba skala self efficacy menunjukkan lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.
bahwa 53 butir dinyatakan sahih dan 4 Untuk mengetahui tinggi rendahnya
butir dinyatakan gugur dengan koefisien rerata dari subyek penelitian dapat disusun
reliabilitas skala self efficacy sebesar suatu kategori. Kategori subyek penelitian
0,9463. Hasil uji coba skala dukungan berdasarkan skala dukungan sosial keluarga
sosial keluarga menunjukkan 61 butir dapat dilihat pada tabel 4.
dinyatakan sahih dan 3 butir dinyatakan Dari tabel di bawah dapat disimpulkan
gugur dengan koefisien reliabilitas skala bahwa rata-rata subyek dalam penelitian ini
dukungan sosial keluarga sebesar 0,9665. memiliki dukungan sosial yang tinggi.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua Sedangkan kategori subyek penelitian
skala ini reliabel untuk digunakan sebagai berdasarkan skala self efficacy dapat dilihat
alat ukur. Setelah uji coba alat ukur pada tabel 5.

Tabel 3. Deskripsi Statistik Subyek Penelitian


Empirik Hipotetik
Mean SD Min. Max. Mean SD Min. Max.
Self efficacy 124,2378 20,41401 69 169 106 35,333 0 212
Dukungan sosial keluarga 178,4965 27,27504 115 239 122 40,666 0 244

Tabel 4. Kategori Subyek Berdasarkan Skala Dukungan Sosial Keluarga


Jumlah
Kategori Rumus Rentang Nilai Prosentase
Subyek
Rendah X<M–1,0 SD X< 81,334 0 0
Sedang M–1,0 SD≤X<M+1,0 SD 81,334≤X<162,666 42 29,37
Tinggi M+1,0 SD≤X 162,666≤X 101 70,63

Tabel 5. Kategori Subyek Berdasarkan Skala Self Efficacy


Jumlah
Kategori Rumus Rentang Nilai Prosentase
Subyek
Rendah X<M–1,0 SD X< 70,667 1 0,7
Sedang M–1,0 SD≤X<M+1,0 SD 70,667≤X<141,333 116 81,12
Tinggi M+1,0 SD≤X 141,333≤X 26 18,18

ISSN : 0215 - 8884


118 NIKEN WIDANARTI

Berdasarkan tabel di atas dapat disim- dengan orangtua (tidak kos) dan mempu-
pulkan bahwa rata-rata subyek dalam pene- nyai saudara kandung (bukan anak tung-
litian ini memiliki self efficacy yang gal). Karakteristik subyek yang digunakan
sedang. dalam penelitian diungkap dalam format
Hasil uji normalitas menggunakan identitas pada skala.
Kolmogorov – Smirnov Of Fit Test (K-S Z) Remaja pada penelitian ini duduk di
menunjukkan bahwa variabel self efficacy kelas I dan II SMU serta berada pada
mempunyai koefisien K-S Z=0,535 dengan rentang usia 14-17 tahun dimana
p>0,05. Variabel dukungan sosial keluarga berdasarkan hasil analisis data subyek
mempunyai koefisien K-S Z=0,763 dengan paling banyak berusia 16 tahun (46,15%)
p>0,05 yang menunjukkan bahwa kedua dan berjenis kelamin perempuan (55, 94%).
variabel mempunyai sebaran yang normal. Menurut penelitian Meichati, dkk (1975)
Hasil uji linieritas menunjukkan adanya tentang tanggapan remaja mengenai diri
hubungan yang linier antara kedua variabel dan kehidupannya pada remaja usia SLTA-
dengan nilai F = 47,708 (p<0,01). PT di DIY diperoleh hasil bahwa
perbedaan usia dan taraf pendidikan tidak
Hasil uji hipotesis dengan teknik membawa tanda perbedaan yang signifikan
korelasi Product Moment dari Pearson mengenai tanggapan remaja mengenai diri
diperoleh rxy = 0,485 dengan p<0,01. Hal dan kehidupannya.
ini menunjukkan adanya korelasi yang
sangat signifikan antara dukungan sosial Remaja pada penelitian ini mempunyai
keluarga dengan self efficacy. Juga self efficacy sedang (81,12%). Kondisi ini
diperoleh harga koefisien determinasi (r2) dapat dikaitkan dengan data deskripsi
sebesar 0,235. Hal ini menunjukkan bahwa subyek yang menunjukkan bahwa subyek
sumbangan efektif variabel dukungan penelitian ini sebagian besar berusia 15
sosial keluarga terhadap variabel self tahun (43,36%) dan 16 tahun (46,15%).
efficacy sebesar 23,5%. Menurut Remplein (dalam Hurlock, 1980)
pada usia 15-17 tahun remaja mengalami
masa krisis. Remaja banyak mengalami
DISKUSI tuntutan-tuntutan terutama yang berkaitan
Berdasarkan hasil analisis data dapat dengan tugas-tugas akademiknya. Masa
disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang krisis ini menyebabkan tekanan emosi dan
sangat signifikan antara dukungan sosial mengganggu perkembangan psikologisnya.
keluarga dengan self efficacy. Semakin Menurut Bandura (dalam Feist dan Feist,
tinggi dukungan sosial keluarga yang 1998) kondisi emosional dan psikologis
dimiliki remaja maka semakin tinggi pula yang tidak stabil inilah yang dapat
self efficacy remaja tersebut. Sementara menghambat perkembangan self efficacy
semakin rendah dukungan sosial keluarga remaja.
yang dimiliki oleh remaja maka semakin Remaja dalam subyek penelitian ini
rendah pula self efficacy remaja tersebut. mempunyai dukungan sosial yang tinggi
Remaja yang dijadikan subyek pene- (70,63%). Berdasarkan data hasil
litian adalah remaja yang tinggal dalam wawancara dan observasi dengan guru BP
keluarga inti yaitu remaja yang tinggal maka tingginya dukungan sosial keluarga
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA..... 119

mungkin dapat dipengaruhi oleh latar Keluarga merupakan lingkungan utama dan
belakang pendidikan orangtua yang pertama yang banyak memberikan
sebagian besar lulusan perguruan tinggi pengaruh bagi perkembangan anggota
(47, 60%) dan SLTA (39,30%). Selain itu keluarga terutama anak (Afiatin, 1991).
juga ada pengaruh dari tingkat sosial Oleh karena itu seorang remaja tidak akan
ekonomi keluarga yang rata-rata menengah meninggalkan keluarganya secara penuh
ke atas dimana sebanyak 56,03% sebagai tetapi mereka mendefinisikan ulang tentang
PNS dan 19,71% swasta. Latar belakang bentuk hubungan mereka dengan anggota
pendidikan orangtua dan sosial ekonomi keluarganya (Stewart dan Koch, 1983).
keluarga yang tinggi meningkatkan peluang Pendefinisian ulang hubungan antara
bagi remaja untuk mendapatkan dukungan remaja dengan keluarganya berkaitan
secara emosional, penilaian, informatif, dan dengan tugas-tugas perkembangan remaja,
instrumental. Orang tua dengan pendidikan terutama yang berkaitan dengan tugas
yang tinggi mempunyai kesadaran yang akademiknya. Menurut Havighurst (dalam
lebih besar tentang arti pentingnya evaluasi Mönks, dkk, 1998) remaja seharusnya
dan perhatian terhadap perkembangan sudah dapat mandiri secara ekonomi dan
anak. Orang tua juga dapat memberikan mendapatkan kebebasan emosional dari
informasi dan saran yang dibutuhkan orang tua atau orang dewasa lainnya.
remaja dalam menyelesaikan tugas perkem- Namun kenyataannya remaja di Indonesia
bangan di bidang akademiknya. Selain itu secara ekonomi dan emosional masih ada
kondisi sosial ekonomi keluarga yang ikatan dengan orangtua. Remaja masih
tinggi juga memberikan dukungan yang membutuhkan bimbingan dan menerima
besar dalam penyediaan sarana dan petunjuk dari orangtua. Besarnya otorita
prasarana serta kesempatan yang dibutuh- keluarga menyebabkan nasihat, saran dan
kan oleh remaja untuk mengembangkan bimbingan dari keluarga mempengaruhi
potensi dan meningkatkan prestasi. keyakinan individu tentang kemampuan
Dukungan sosial keluarga pada dirinya dalam menyelesaikan tugas dan
penelitian ini yang berupa saran, nasihat, mencapai tujuan. Nasihat, saran dan
bimbingan merupakan bentuk dari faktor bimbingan ini merupakan bentuk dukungan
bujukan sosial yang berpengaruh terhadap sosial dari keluarga kepada remaja. Bentuk
self efficacy remaja. Menurut Bandura dukungan sosial keluarga yang lain dapat
(1986) individu yang diarahkan dengan berupa pujian, penghargaan, penilaian,
saran, nasihat dan bimbingan dapat bantuan peralatan dan keuangan (House
meningkatkan kemampuannya tentang dan Kahn, 1985).
kemampuan-kemampuan yang dimilikinya Menurut Hurlock (1980) dukungan dari
sehingga membantu individu tersebut keluarga yang berupa penerimaan, perha-
mencapai tujuan yang diinginkan. Bujukan tian dan rasa percaya tersebut akan mening-
sosial akan efektif jika orang yang katkan kebahagiaan dalam diri remaja.
melakukan bujukan sosial mempunyai Kebahagiaan yang diperoleh remaja
kekuasaan dan dipercaya oleh individu menyebabkan remaja termotivasi untuk
tersebut. Bagi remaja, bujukan sosial akan terus berusaha mencapai tujuannya.
efektif jika dilakukan oleh keluarga. Remaja juga mepunyai rasa percaya diri

ISSN : 0215 - 8884


120 NIKEN WIDANARTI

dalam menyelesaikan tugas yang dihadapi. remaja dalam menyelesaikan tugas sebe-
Jadi dukungan sosial dari keluarga akan lumnya dapat mempengaruhi keyakinan
membantu remaja dalam menyelesaikan remaja dalam menghadapi tugas-tugas
suatu masalah. Keberhasilan seorang berikutnya (mastery experiences). Remaja
remaja dalam menyelesaikan masalah akan yang sebelumnya tidak banyak mendapat
membentuk self efficacy yang kuat dalam kesuksesan dalam menyelesaikan tugas
diri remaja. Pengalaman-pengalaman maka akan memperlemah self efficacy yang
sukses dalam menyelesaikan suatu tugas dimilikinya. Selain itu kurangnya teman
tersebut akan semakin meningkatkan keya- sebaya yang memiliki kompetensi yang
kinan dalam diri remaja dalam menghadapi sama di sekeliling remaja yang dapat
dan menyelesaikan tugas-tugas berikutnya dijadikan model yang sukses (vicarious
sehingga self efficacy yang dimilikinya experiences) juga dapat memperlemah self
semakin meningkat. Sebaliknya, tidak efficacy. Ketika remaja melihat kesuksesan
adanya perhatian, penerimaan, bantuan dan orang lain yang mempunyai kompetensi
dukungan dari keluarga membuat individu yang sama dengannya maka self
merasa tidak aman dan tidak yakin dalam efficacynya meningkat. Namun saat remaja
menyelesaikan masalah yang dihadapinya melihat orang yang memiliki kompetensi
sehingga individu mempunyai self efficacy yang sama dengannya mengalami
yang rendah. Pengalaman gagal seorang kegagalan maka self efficacynya menurun.
remaja dalam menyelesaikan suatu tugas Self efficacy juga dipengaruhi oleh kondisi
karena rendahnya dukungan dari keluarga psikologis dan emosional dari remaja yang
menyebabkan semakin rendahnya keya- dijadikan subyek penelitian ini. Remaja
kinan dalam diri remaja dalam menghadapi yang mengalami rasa takut dan cemas akan
tugas-tugas berikutnya sehingga self effi- mengalami kegagalan dalam menyelesai-
cacy yang dimilikinya semakin menurun. kan tugas-tugasnya. Kegagalan ini
Subyek pada penelitian ini walaupun menyebabkan remaja menjadi tidak yakin
mempunyai dukungan sosial yang tinggi saat menghadapi tugas-tugas selanjutnya
tetapi self efficacy-nya sedang. Pengaruh sehingga kegagalan karena kondisi
dukungan sosial keluarga terhadap self psikologis yang tidak mendukung ini dapat
efficacy remaja dalam penelitian ini melemahkan self efficacy yang dimiliki
ditunjukkan oleh sumbangan efektif sebe- remaja.
sar 23,5%. Dengan demikian masih Remaja yang memiliki self efficacy
terdapat 76,5% faktor lain yang mempe- tinggi akan lebih aktif dan lebih giat dalam
ngaruhi self efficacy pada remaja. Hal ini berusaha serta lebih berani dalam
mungkin terjadi karena selain faktor menetapkan tujuan yang ingin dicapai.
bujukan sosial, menurut Bandura (dalam Remaja yang mempunyai self efficacy
Feist dan Feist, 1998) self efficacy juga mempunyai motivasi yang tinggi dan lebih
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain berani menetapkan tujuan yang ingin
yaitu pengalaman masa lalu (mastery dicapai sehingga mempunyai prestasi
experiences), pengalaman orang lain akademik yang tinggi. Remaja yang
sebagai model (vicarious experiences) dan memiliki self efficacy yang rendah akan
kondisi emosional individu. Keberhasilan mudah putus asa dan mempunyai keraguan
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA..... 121

akan kemampuan mereka dalam menyele- Berarti masih terdapat 76,5% faktor-faktor
saikan tugas. Remaja yang mempunyai self lain yang mempengaruhi self efficacy pada
efficacy yang rendah akan bekerja di bawah remaja, yaitu keberhasilan remaja dalam
kemampuan yang sebenarnya sehingga menyelesaikan tugas sebelumnya (mastery
prestasi akademiknya lebih rendah dari experiences), pengalaman sukses orang lain
potensi mereka yang sebenarnya. sebagai model (vicarious experiences),
Karakteristik remaja yang berada pada serta kondisi psikologis dan emosional dari
masa peralihan juga tidak dapat diabaikan remaja.
begitu saja dalam pembentukan self
efficacy pada diri remaja. Ketika anak REFERENSI
menginjak masa remaja maka terjadi dua Adams, G.A., King, L. A., and King, D. W.
macam gerak dalam perkembangan sosial 1996. Relationships of Job And Family
anak, yaitu memisahkan diri dari orangtua Involvement, Family Social Support,
dan yang lain menuju ke arah teman-teman and Work-Family Conflict With Job
sebaya (Mönks, dkk, 1998). Pada masa Life Satisfaction. Journal of Applied
remaja pengaruh kelompok sebaya semakin Psychology. 81, 411-420.
kuat walaupun bukan berarti remaja
meninggalkan keluarganya secara penuh. Afiatin, T, dkk. 1991. Komunikasi Dalam
Remaja tidak hanya mendapatkan Keluarga. Laporan Penelitian. (tidak
informasi dan nilai-nilai dari keluarganya diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
saja tetapi juga melalui sekolah dan kontak Psikologi Universitas Gadjah Mada.
dengan teman sebaya. Semua faktor-faktor Azwar, S. 1997. Reliabilitas Dan Validitas.
tersebut juga tidak dapat dikesampingkan Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
begitu saja dalam memahami self efficacy Azwar, S. 1999. Dasar-Dasar Psikometri.
pada diri remaja. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala
KESIMPULAN Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Bandura, A. 1986. A Social Cognitive
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan Theory: Social Foundation of Thought
bahwa ada hubungan positif yang sangat And Action. New Jersey: Prentice Hall,
signifikan antara dukungan sosial keluarga Inc.
dengan self efficacy pada remaja. Semakin Baron, R.A. and Byrne, D. 1997. Social
tinggi dukungan sosial keluarga maka Psychology. 8th ed.. Massachusetts:
semakin tinggi self efficacy remaja dan Allyn and Bacon.
semakin rendah dukungan sosial keluarga Brehm, S. S. and Kassin, S. M. 1993.
maka semakin rendah self efficacy remaja.
Social Psychology. 2th ed. Boston:
Remaja dalam penelitian ini mempu- Houghton Mifflin Company.
nyai dukungan sosial keluarga yang tinggi Feist, J. and Feist, G. J. 1998. Theories of
dan self efficacy yang sedang. Sumbangan Personality. 4th ed. Boston: McGraw-
efektif dukungan sosial keluarga terhadap Hill Companies, Inc.
self efficacy pada remaja sebesar 23,5%.

ISSN : 0215 - 8884


122 NIKEN WIDANARTI

Hall, C. S. and Lindzey, G. 1978. Theoriest Meichati, S. 1983. Kesehatan Mental.


of Personality. 3th ed. Canada: John Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Willey and Sons, Inc. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
House, J. S. and Kahn, R. L. 1985. Mada.
Measures And Concepts of Social Mönks, F.J., Knoers, A. M. P., dan
Support. Social Support And Health. Haditono, S. R. 1998. Psikologi
Cohen, S. and Syme, S. L. (Eds). Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah
Orlando: Academic Press Inc. Mada University Press.
Heller, K., Swindle, Jr., R. W., and Nugroho, A.A. 2002. Hubungan Antara
Dusenbury, L. 1986. Component Efikasi Diri Dengan Motivasi
Social Support Process: Comment And Berprestasi Siswa SMU Di Kodya
Integration. Journal of Consulting and Semarang. Skripsi. (tidak diterbitkan).
Clinical Psychology. 54, 446-470. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Hurlock. E. B. 1980. Psikologi Perkem- Universitas Gadjah Mada.
bangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Prakoso, H. 1990. Hubungan Prestasi
Rentang Kehidupan. Jakarta: Belajar Dengan Self Efficacy. Laporan
Airlangga. Penelitian. (tidak diterbitkan).
Johnson, D.W. dan Johnson, F. P. 1991. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Joining Together: Group Theory And Universitas Gadjah Mada.
Group Skill. 4th ed. New York: Prentice Purnamaningsih, E.H., Pratomo, S., dan
Hall, Inc. Ronodikoro, S. 1993. Membina Komu-
Juniarty, L. 1997. Hubungan Self Efficacy nikasi Efektif Dalam Keluarga.
dan Kemampuan Verbal Terhadap Laporan Pengabdian Masyarakat.
Prestasi Kerja Wiraniaga Asuransi. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakul-
Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: tas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Retnowati, 1984. Pengaruh Suasana Rumah
Mada. Terhadap Kecenderungan Neurotik
Karyana, Y. dan Priyono, H. 2001. Menjadi Pada Remaja di Kodya Yogyakarta.
Pemenang UMPTN. Yogyakarta : Laporan Penelitian. (tidak diterbitkan).
Pusat Klinik Pendidikan Indonesia. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.
Locke, E.A. , Frederick, E. , Lee, C. and
Bobko, P. 1984. Effect of Self Sarason, I. G., Levine, H. M., Bresham, R.
Efficacy, Goals, And Task Strategies B., and Sarason, B. R. 1983. Assesing
on Task Performance. Journal of Social Support. The Social Support
Applied Psycholoy. 69, 241 – 251. Questionnaire. Journal of Personality
And Social Psychology. 44, 127-134.
Meichati, S, dkk. 1975. Penyelidikan
Tentang Tanggapan Remaja Mengenai Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan :
Diri dan Kehidupannya. Laporan Model-Model Kepribadian Sehat.
Penelitian. (tidak diterbitkan). Yogya- Yogyakarta: Kanisius.
karta: Fakultas Psikologi Universitas Simandjuntak, B. 1984. Psikologi Remaja.
Gadjah Mada. Bandung: Penerbit Tarsito.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA..... 123

Stewart, A. C. and Koch, J. B. 1983. Widiantari, A. 2002. Hubungan Antara


Children Development Through Dukungan Sosial Keluarga Dan Locus
Adolescence. Canada: John Willey and Of Control Dengan Daya Tahan Stres
Sons, Inc. Pada Remaja. Skripsi. (tidak
Sumaryono. 1994. Nilai Penting Dukungan diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Sosial Terhadap Motif Berprestasi Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Pada Tenaga Akademik. Laporan Wulaningsih, T. 1996. Hubungan Antara
Penelitian. (tidak diterbitkan). Yogya- Dukungan Sosial Keluarga Pada Siswa
karta: Fakultas Psikologi Universitas Yang Mengalami Kecemasan di SMU
Gadjah Mada. Negeri 9 Yogyakarta. Skripsi. (tidak
Thoits, P.A. 1986. Social Support As diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Coping Assistance. Journal Of Con- Psikologi Universitas Gadjah Mada.
sulting And Clinical Psychology. 54,
416-423.

ISSN : 0215 - 8884

S-ar putea să vă placă și