Sunteți pe pagina 1din 13

Anastasia Mudita

112016348

Coass UKRIDA

PRETEST

1. Sebutkan penyakit yang menjadi kompetensi dokter umum di bagian kulit dan kelamin
2. A. diferential diagnosis Dermatitis Atopik
b. definisi, kriteria mayor dan minor dermatitis atopic

3. anestesi local dibagi 2 (suntik dan topical), sebutkan jenis dan dosisnya (dosis minimal dan
maksimal), efek sampingnya

4. Varicella Zooster menyebabkan penyakit apa? Terapi pada penyakit tersebut?

5. Contoh golongan steroid:

a. Lokal

b. Sistemik

6. a. Golongan anti histamin beserta contohnya.

b. Golongan anti jamur beserta contohnya.

7. a. Sebutkan golongan Penyakit Menular Seksual.

b. Obat Penyakit Menular Seksual.

8. a. Different diagnosa dari EPS (Eritropapul Skuamosa)


b. Penyakit kulit yang memberikan gejala ruam
9. a. penyakit kulit yang sering mengenai anak
b. penyakit kulit yang sering mengenai dewasa
10. a. Definisi, gejala klinis, diagnosa, terapi skabies
b. Dermatofitosis : definisi, gejala klinis, diagnosa, terapi

Jawaban

1. Veruka vulgaris, Moluskum kontagiosum , Herpes zoster tanpa komplikasi, Morbili


tanpa komplikasi, Varisela tanpa komplikasi, Herpes simpleks tanpa komplikasi,
Impetigo, Impetigo ulseratif (ektima), Folikulitis superfisialis, Furunkel, karbunkel,
Eritrasma, Erisipelas, Skrofuloderma, Lepra, Sifilis stadium 1 dan 2, Tinea kapitis,
Tinea barbe, Tinea fasialis, Tinea korporis , Tinea manus, Tinea unguium , Tinea kruris ,
Tinea pedis , Pitiriasis vesikolor, Kandidosis mukokutan ringan, Cutaneus larva migran ,
Filariasis , Pedikulosis kapitis , Pedikulosis pubis , Skabies , Reaksi gigitan serangga,
Dermatitis kontak iritan, Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant), Dermatitis numularis,
Napkin eczema, Dermatitis seboroik , Pitiriasis rosea, Akne vulgaris ringan, Hidradenitis
supuratif , Dermatitis perioral , Miliaria, Urtikaria akut, Exanthematous drug eruption,
fixed drug eruption, Vulnus laseratum, punctum, Luka bakar derajat 1 dan 2
2. A. Dalam diagnosis banding, terdapat sejumlah penyakit kulit inflamasi, imunodefisiensi,
penyakit genetik, penyakit infeksi, dan infestasi yang mempunyai gejala dan tanda yang sama
dengan DA, yang harus dieksklusi sebelum diagnosis DA dibuat, yaitu: Dermatitis
kontak (alergik dan iritan), Dermatitis seboroik, Skabies, Psoriasis, Iktiosis vulgaris,
Dermatofitosis, Eczema asteatotik, Liken simplek kronikus, Dermatitis numularis
b. definisi = Dermatitis atopik (DA) ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif,
disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada
keluarga atau penderita

kriteria mayor = pruritus, dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak,
dermatitis di fleksura apada dewasa, dermatitis kronis/residif, riwayat atopi pada
penderita atau keluarganya
kriteria minor = xerosis, infeksi kulit, dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki,
iktiosis/hiperliniar palmaris/keratosis pilaris, pitiriasis alba, dermatitis di papilla mamae,
keilitis, lipatan infra orfbital Dennie-Morgan, konjungtivitis berulang, kerotokonus,
katarak subscapular anterior, orbita menjadi gelap, muka pucat atau eritem, gatal bila
berkeringat
3. Anestesi suntik =
a. Prokain
Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, blok, spinal, epidural, merupakan
obat standart untuk perbandingan potensi dan toksisitas terhadap jenis obat-obat
anestetik local lain. Diberikan secara intravena. Dosis = Dosis 15 mg/kgbb. Untuk
infiltrasi : larutan 0,25-0,5 dosis maksimum 1000 mg. onset : 2-5 menit, durasi 30-60
menit. Bisa ditambah adrenalin (1 : 100.000). Pada penyuntikan prokain dengan dosis
100-800 mg, terjadi analgesia umum ringan yang derajatnya berbanding lurus dengan
dosis. Efek maksimal berlangsung 10-20 menit, dan menghilang sesudah 60
menit. Efek samping yang serius adalah hipersensitasi,yang kadang-kadang pada
dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian. Efek samping yang
harus dipertimbangkan pula adalah reaksi alergi terhadap kombinasi prokain
penisilin. Berlainan dengan kokain, zat ini tidak mengakibatkan adiksi.
b. Lidokain (lignocaine, xylocain, lidonest)
Lidokain adalah golongan amida. Sering dipakai untuk surface analgesi, blok
infiltrasi, spinal, epidural dan caudal analgesia dan nerve blok lainnya. Juga dipakai
secara intravena untuk mengobati aritmia selama anesthesia umum, bedah jantung
dan ‘induced hypothermia’. Dibandingkan prokain, onset lebih cepat, lebih kuat
(intensea), lebih mahal dan durasi lebih lama. Sebagai obat anestesi lokal lidokain
dapat diberikan dosis 3-4 mg/kgBB, bila ditambahkan adrenalin dosis maksimal
mencapai 6 mg/kgBB. Efek sampingnya adalah Efek yang terjadi akibat toksisitas
dapat berupa kejang, agitasi, disorientasi, euforia, pandangan kabur, dan mengantuk.
Kejang berlangsung singkat dan berespon baik dengan pemberian diazepam. Secara
umum bila kadar dalam plasma tidak mencapai 9 mg/ml, maka lidokain dapat
ditoleransi dengan baik.
c. Bupivakain (marcain).

Secara kimia dan farmakologis mirip lidokain. Bupivacaine umumnya diberikan


dalam dosis tunggal dengan jumlah maksimal 175 mg. Dosis dapat disesuaikan
dengan kebutuhan pasien. Dosis tersebut dapat diulangi setiap 3 jam dengan dosis
maksimal 400 mg perhari. Dosis maksimal 200mg. Durasi 3-8 jam. Beberapa efek
samping setelah menggunakan bupivacaine adalah bengkak pada wajah, tangan, dan
kaki, Gangguan bicara serta penglihatan, pusing atau pingsan, detak jantung cepat
atau tidak teratur, demam, berkeringat berlebihan, kesemutan pada tangan atau kaki,
kesulitan bernapas, pertambahan atau penurunan berat badan yang tidak biasa,
kelelahan dan rasa lemah yang tidak biasa, air seni keluar sedikit atau tidak keluar
sama sekali.

d. Prilokain HCl
Anestetik ini digunakan untuk berbagai macam anestesia suntikan dengan sediaan
berkadar 1,0; 2,0; dan 3,0% 8. Dosis maksimal 400 mg. efek samping =

Anestesi topical =

a. Kokain.
Hanya dijumpai dalam bentuk topical semprot 4% untuk mukosa jalan napas atas. Lama
kerja 2-30 menit. Kokain sering menyebabkan keracunan akut. Diperkirakan besarnya
dosis fatal adalah 1,2 gram.
Contoh:Fentanil
b. EMLA (Eutectic Mixture of Local Anesthetic)
Campuran emulsi minyak dalam air (krem) antara lidokain dan prilokain masing-masing
2,5% atau masing-masing 5%. EMLA dioleskan dikulit intak 1-2 jam sebelum tindakan
untuk mengurangi nyeri akibat kanulasi pada vena atau arteri atau untuk miringotomi
pada anak, mencabut bulu halus atau buang tato. Tidak dianjurkan untuk mukosa atau
kulit terluka
c. Amethokain
Ametokain tidak diadministrasikan melalui injeksi karena memiliki efek toksik. Zat ini
diedarkan dengan sediaan topikal berkadar 4% untuk kulit, dan dapat digunakan sebagai
sedasi intravena (premedikasi) atau pada anestesi general
d. Dibukain
Derivat kuinolin merupakan anestetik lokal yang paling kuat, paling toksik dan
mempunyai masa kerja panjang. Umumnya tersedia dalam bentuk krim 0,5% atau salep
1%
e. Benzokain
Absorbsi lambat karena sukar larut dalam air sehingga relatif tidak toksik. Benzokain
dapat digunakan langsung pada luka dengan ulserasi secara topikal dan menimbulkan
anestesia yang cukup lama. Sediaannya berupa salep dan supposutoria

4. varicella zoster (Varicella Zooster Virus) menyebabkan penyakit varisela dan herpes
zoster. Pada kontak pertama dengan manusia menyebabkan penyakit varisela atau cacar
air. Disebut sebagai infeksi primer. Pada reaktiasi infeksi, virus ini menyebabka penyakit
yang disebut herpes zoster
Tatlaksana =
a. Varicella = acyclovir 5x400 selma 7 hari, Pengobatan pada anak sehat dengan
varisela adalah simtomatik, antara lain dengan menggunakan lotion calamine untuk
mengurangi gatal dan asetaminofen untuk demam dan rasa sakit
b. Herpes zoster = obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya
valasiklovir. Obat yang lebih baru ialah famsiklovir dan pensiklovir yang diberikan
3x250 mg per hari. Pemberian Asiklovir diberikan 5x800 mg sehari dan biasanya
diberikan 7 hari.sedangkan valasiklovir diberikan 3x1000 mg sehari. Jika lesi bru
masih tetap timbul obat-obat tersebut masih dapat diteruskan dan dihentikan sesudah
2 hari sejak lesi baru tidak tidak timbul lagi.

5.a. Kortikosteroid topikal, sediaan: cream, gel, fatty ointment. pemakaian: 2-3x/hari,potensi
lemah = < 4-6 minggu, potensi kuat= 2 minggu

Golongan I (Super Poten): 0.05% diflorasone diacetate (Psorcon ointment), 0.05%


Bethametasone dipropionate (diprolene ointment), 0.05% halobetasol propionate (Ultravate
ointment)

Golongan II (Potensi Tinggi): 0.1% amcinonide (Cyclocort ointment), 0.01% mometasone


fuorate (Elocon ointment), 0.01% halcinonide (Halog ointment), 0.05% betamethasone
dipropionate (Diprosone ointment), 0.05% diflorasone diacetate (Florone ointment), 0.05%
fluocinonide (Lidex ointment), 0.05% diflorasone diacetate (Maxiflor ointment), 0.05%
betamethasone dipropionate (Maxivate ointment), 0.25% dexoximetasone (Topicort ointment)

Golongan III (Potensi Tinggi): 0.1% triamcinolone acetonide (Aristocort A ointment), 0.1%
amcinonide (Cyclocort cream), 0.005% Fluticasone propionate (cultivate ointment), 0.05%
betamethasone dipropionate (Diprosone cream, Maxivate lotion), 0.05% diflorosone diacetate
(Flurone cream, Maxiflor cream), 0.05% fluocinonide (Lidex e cream), 0.05% desoximetasone
(Topicort LP cream)

Golongan IV (Potensi Medium): 0.1% Triamcinolone acetonide (Aristocort ointment, kenalog


ointment), 0.1% Mometasone furoate (Elocon cream), 0.05% Flurandrenolide (Cordan
ointment), 0.2% Hydrocortisone valerate (Westcort ointment) , 0.025% Fluocinolone acetonide
(Synalar ointment)

Golongan V (Potensi Medium): 0.05% Flurandrenolide (Cordan cream), 0.1% prednicarbate


(Dermatop cream), 0.05% fluticasone propionate (Cutivate cream), 0.05% Bethametasone
dipropionate (Diprosone lotion), 0.1% triamcinolone acetonide (kenalog lotion), 0.1%
hydrocortisone butyrate (Locoid ointment), 0.025% fluocinolone acetonide (Synalar cream),
0.05% desonide (Tridesilon ointment), 0.1% Betamethasone valerate (Valisone cream), 0.2%
hydrocortisone valerate (Westcort cream)

Golongan VI (Potensi medium): 0.05% aclometasone (Aclovate ointment)

Golongan VII (Potensi lemah): Obat topikal dengan hidrokortison, Dexametasone, Glumetalone,
Prednisolone, Metilprednisolone

b. Kortikosteroid sistemik

pemberian intralesi, oral, intramuskular, intravena. Pemberian sebanyak 2 hari sekali saat pagi

Dosis:Metil prednisolon: dewasa dosis awal 4-48 mg/hari. Dosis diturunkan bertahap. Sediaan: 4
mg, 8 mg, 16 mg, 500 mg, max. 1000 mg. Prednison: dewasa 1-4 tab/hari, sediaan 5 mg. Contoh:
Lexacort. Dexametasone: dewasa 0.5-10 mg/hari. Sediaan: 0.5 mg dan 0.75 mg. Contoh:
kalmetasone

6. a. Golongan antihistamin

AH-1 generasi I (klasik/sedatif)

Menghilangkan gejala-gejala alergi (urtikaria) Berikatan dengan reseptor H-1.

Efek samping: mengantuk.

Yang termasuk golongan ini adalah:


 Alkilamin (propilamin) : bromfeniramin maleat, klorfeniramin maleat dan tanat,
deksbromfeniramin maleat, deksklorfeniramin maleat, dimentinden maleat, tripolidin
hidroklorida, feniramin maleat/pirilamin maleat
 Etanolamin (Aminoalkil eter) :karbioksamin maleat, difenhidramin sitrat dan
hidroklorida, doksilamin suksinat, embramin hidroklorida, mefenhidramin metilsulfat,
trimetobenzamin sitrat, dimenhidrinat, klemastin fumarat
 Etilendiamin : mepiramin maleat, pirilamin maleat, tripenelamin sitrat dan hidroklorida,
antazolin fosfat
 Fenotiazin : dimetotiazin mesilat, mekuitazin, metdilazin dan metdilazin hidroklrida,
prometazin hidroklorida dan teoklat, trieprazin tartrat
 Piperidin : azatadin maleat, siproheptadin hidroklorida, difenilpralin hidroklorida,
fenindamin tartrat
 Piperazin : hidroksizin hidroklorida dan pamoat (fitzpatrick)
“Low sedating” atau antihistamin AH 1 generasi II dan III
- AH 1 generasi II
Untuk efektifitas anti alergi seperti generasi I. Efek sedasi minimal.
Yang termasuk golongan ini adalah:
 Akrivastin
 Astemizole
 Cetirizin
 Loratadin
 Mizolastin
 Terfenadin
 Ebastin
- AH-1 generasi III
Yang termasuk golongan ini adalah:
 Levocetirizin
 Desloratadin
 Fexofenadin
-Antihistamin Tipe H-2
Yang termasuk golongan ini adalah :
 Simetidin
 Ranitidin
 Famotidin
 Nizatidin
b. Obat anti jamur terdiri dari:

- Kelompok Polyene

Cara kerja: Menganggu biosintesis ergosterol membran sitoplasma jamur.


Contoh: Amfoterizine B, nistatin, natamisin

- Kelompok Azol

Contoh: Ketokonazole (tab 200 mg) , ekonazole, klotrimazole (krim/solutio 1%, tablet vagina
100 mg dan 500 mg), mikonazole (krim 2%), flukonazol (kapsul 50 mg dan 150 mg), itrakonazol
(Kapsul 100 mg), tionazol (krim 1%)

- Kelompok Alilamin/benzilamin

Contoh: Naftidine, terbinafin (krim 1% dan tablet 250 mg), butenafin

- Obat anti jamur golongan lain:

Contoh: Amorolvin, siklospiroks, haloprogin, griseovulvin (Dewasa: 500-1000 mg/hari, anak-


anak: 10 mg/kgbb/hari).

7. a. IMS biasa dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu :

1. IMS yang disebabkan oleh peradangan.


Adapun penyebab peradangan pada IMS yang paling sering dijumpai, adalah
a. Bakteri : IMS yang disebabkan oleh bakteri adalah Gonore (GO), Klamidia,
vaginosis bakterial
b. Jamur : IMS yang disebabkan oleh jamur adalah Kandidiasis vagina
c. Parasit : IMS yang disebabkan oleh parasit adalah Trikomoniasis.

2. IMS yang disebabkan oleh erosi.= sifilis, herpes


3. Penyakit lain. = kondiloma akuminata, kutu

b. Pengobatan:

- Gonore: Cefixime 400 mg, peroral, dosis tunggal, bila dengan komplikasi 5 hari.

- Sifilis: Benzatin- benzilpenisilin 2.4 juta IU, dosis tunggal, injeksi IM

- Limfogranuloma venereum: Doksisiklin 2x 100 mg/hari, peroral selama 14 hari.

- Chancroid (Ulkus mole): Siprofloksasin 2x500 mg/hari peroral selama 3 hari.

-Herpes Genitalis: Episode pertama Asiklovir 5x 200 mg/hari atau valasiklovir 2x 500 mg/hari,
peroral, selama 7 hari bila rekurens 5 hari.

-Trikomoniasis: Metronidazole 2 g, dosis tunggal atau Metronidazole 2x 500 mg/hari, peroral, 7


hari.
8. a. Different diagnosa dari EPS (Eritropapul Skuamosa)

EPS Sejati (True EPS) = psoriasis, dermatitis seboroik, pitiriasis rosea, eritroderma,
parapsoriasis
Menyerupai EPS (EPS like) = dermatofitosis, tinea versikolor, drug eruption, sifilis II,
lupus eritematous, morbus hansen, mikosis fungoides
b. Penyakit kulit yang memberikan gejala ruam
dermatitis seboroik, dermatitis atopic, dermatitis kontak, infeksi jamur, Impetigo,
varisella, herpes zoster

9. a. penyakit kulit yang sering mengenai anak

dermatitis atopik, varicella, impetigo, miliaria, eksema, urtikaria, roseola, dermatitis


kontak alergi, tinea versicolor,rubella

b. penyakit kulit yang sering mengenai dewasa


skabies, penyakit jamur, herpes zoster, herpes simplek, psoriasis, dermatitis, acne
vulgaris

10. a. Definisi, gejala klinis, diagnosa, terapi skabies


Definisi :
Skabies (gudik = the itch) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis.
Gejala Klinis :
Gejala klinis skabies terutama adalah rasa gatal yang dirasakan pada malam hari (pruritus
nokturna) atau bila udara terasa hangat dan penderita berkeringat. Gatal adalah gejala
utama sebelum gejala klinis lainnya muncul. Rasa gatal terutama pada lesi namun pada
penderita yang kronis gatal dapat dirasakan pada diseluruh tubuhnya. Rasa gatal timbul
akibat sensitisasi kulit terhadap sekret dan ekskret tungau yang dikeluarkan pada waktu
pembuatan terowongan. Erupsi kulit yang khas berupa terowongan yang halus dan
panjangnya sekitar 2-3 mm, sedikit meninggi, berkelok-kelok, putih keabu-abuan.
Terowongan ini muncul akibat gerakan maju tungau sambil memakan hancuran stratum
korneum. Selain itu tungau juga mengeluarkan sekret yang dapat melisiskan stratum
korneum. Tungau cenderung memilih tempat tertentu untuk membuat terowongan,
biasanya di daerah dengan kulit yang tipis seperti sela jari, pergelangan tangan dan kaki,
aksila, umbilicus, penis, areola mamae, dan di bawah payudara wanita. Pada orang
dewasa dapat dijumpai pula di daerah punggung atas, leher, muka, kulit kepala yang
berambut, dan pada bayi dapat ditemukan di daerah telapak tangan dan kaki bahkan dapat
mengenai seluruh badan. Lesi kulit dapat berupa papul, vesikel, pustul dan urtika.
Ekskoriasi, eksematisasi dan infeksi sekunder akibat garukan membuat gambaran lesi
prime menjadi tidak tampak lagi. Berat ringan erupsi kulit tergantung dari derajad
sensitisasi, lamanya infeksi, higiene perorangan dan riwayat pengobatan sebelumnya.
Pada anak-anak, lesi Iebih sering berupa vesikel disertai infeksi sekunder akibat garukan
dan dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk kepala, leher, telapak tangan dan kaki.
Selain itu lesi dapat berupa ―bula‖ sehingga gambaran klinisnya menyerupai dermatosis
vesikobula. Terowongan jarang atau tidak ditemukan. Pada anak penderita skabies,
biasanya anak menjadi gelisah dan lelah karena tidurnya terganggu akibat rasa gatal pada
malam hari yang pada akhirnya menyebabkan nafsu makan berkurang. Demam dan
limfadenopati dapat terjadi pada infeksi sekunder oleh bakteri. Skabies merupakan factor
predisposisi pioderma yang disebabkan oleh Streptococcus dan Staphylococcus.
Diagnosis:
Diagnosis klinis ditetapkan berdasarkan: anamnesis, yaitu adanya pruritus nokturna dan
erupsi kulit berupa papul, vesikel dan pustul di tempat predileksi. Selain itu diperoleh
keterangan bahwa gejala ini juga terdapat pada sekelompok orang. Diagnosis pasti
ditetapkan dengan menemukan tungau atau telurnya pada pemeriksaan laboratorium.
Namun kadang sulit untuk menemukan tungau ini, karena jumlahnya yang sedikit pada
penderita skabies.
Terapi :
1. Gamma benzen hexaklorida (Gameksan). Insektisida ini merupakan obat pilihan untuk
scabies karena dapat membunuh tungau dan telurnya. Cara pemakaiannya adalah dengan
mengoleskan salep atau losio dalam konsentrasi 1% pada seluruh badan, dari leher ke
bawah lalu dibersihkan setelah 12 jam. Pemakaian cukup sekali, dan dapat diulang
seminggu kemudian untuk membasmi larva yang baru menetas dan telur yang tersisa.
Gameksan diabsorbsi melalui kulit sehingga pemakaian berulang-ulang dapat
meningkatkan kadar obat dalam darah, dan akan bersifat toksik terhadap susunan saraf
pusat. Karena absorbsi perkutan lebih banyak pada bayi dan anak, maka obat ini sering
tidak dianjurkan oleh dokter pada penderita skabies anak, juga ibu hamil dan menyusui,
namun ada yang menyatakan tidak berbahaya jika penggunaan hanya selama 6 jam saja.
2. Krotamiton. Krotamiton konsentrasi 10% dalam bentuk krim atau losio, juga
merupakan skabisida yang cukup efektif, Cara pemakaian adalah dengan mengoleskan
bahan tersebut di seluruh badan mulai dari leher, dan dilakukan pengulangan setelah 24
jam. Dilaporkan bahwa aplikasi selama 5 hari berturut-turut memberikan hasil yang
memuaskan. Efek sampingnya adalah iritasi kulit dan pada pemakaian lama dapat
menyebabkan sensitisasi.
3. Sulfur. Sulfur konsentrasi 5%-10% dalam vaselin dapat dipakai sebagai skabisida.
Obat ini hanya membunuh larva dan tungau tetapi tidak membunuh telur, sehingga
pemakaian harus dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Untuk anak-anak dosis sulfur
adalah setengah dosis orang dewasa. Bentuk aktif sulfur adalah H2S dan asam
pentationik yang mempunyai sifat keratinolitik. Obat ini murah harganya dan cukup
efektif hasilnya, namun karena baunya kurang enak, lengket dan dapat mewarnai pakaian
sehingga kurang disuka.
4. Benzil benzoat. Obat ini dipakai dalam bentuk emulsi atau losio dengan konsentrasi
20-35%. Obat ini cukup efektif namun sering menyebabkan iritasi dan menambah rasa
gatal.
5. Kotikosteroid dan preparat ter. Pada nodus persisten dapat dipakai preparat ter dan
kortikosteroid intralesi.
6. Perinethrin. Diberikan berupa krim, mempunyai efektifitas sama dengan gameksan,
namun Iebih aman.
b. Dermatofitosis : definisi, gejala klinis, diagnosa, terapi
Definisi :
Dermatofitosis merupakan penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk,
seperti stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku, yang disebabkan oleh
jamur dermatofita dari famili arthrodermataceae. Famili ini terdiri lebih dari 40
spesies yang dibagi dalam tiga genus: Epidermophyton, Microsporum, dan
Trichophyton. Pembagian dermatofitosis berdasarkan lokasinya yaitu tinea kapitis,
tinea barbae, tinea kruris, tinea pedis et manum, tinea unguinum, dan tinea korporis.
tinea kapitis
definisi : infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit kepala dan rambut
gejala klinis : gatal atau nyeri pada kepala dan rambut
eflorosensi :
1. Gray patch ring worm: papula-papula miliar sekitar muara rambut, rambut mudah
putus, meninggalkan alopesia yang berwarna coklat.
2. Black dot ring worm: infeksi jamur dalam rambut (endotriks) atau di luar rambut
(ektotriks), rambut putus tepat pada permukaan kulit, meninggalkan makula coklat
berbintik hitam, dan warna rambut sekitarnya menjadi suram.
3. Kerion: pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil dengan skuamasi akibat radang
lokal, rambut putus dan mudah dicabut.
4. Tinea favosa: bintik-bintik berwarna merah kuning ditutupi oleh krusta yang
berbentuk cawan (skutula). Berbau busuk (mousy odor), rambut di atasnya putus-
putus dan mudah dicabut.
Diagnosis :
Ditemukan adanya tanda tanda gejala klinis dan pada laboratorium didapatkan :
 Sinar Wood: fluoresensi kehijauan.
 Pembiakan skuama dalam media agar Sabouraud.
 Preparat langsung dari kerokan kulit dengan larutan KOH 10%, dapat terlihat hifa
atau spora dan miselium. Preparat langsung dari rambut dapat terlihat hifa atau
spora di dalam rambut (endotriks) atau di luar rambut (ektotriks).
Terapi
Sistemik
Griseofulvin 10-25 mg/kg BB; dewasa 500 mg/hari.
Ketokonazol 5-10 mg/kg BB; dewasa 200 mg/hari selama 7-14 hari.
Topikal
Mencuci kepala dan rambut dengan shampoo desinfektan antimikotik
seperti larutan asam salisilat, asam benzoat, dan sulfur presipitatum. Obat- obat derivat
imidazol 1-2% dalam krim atau larutan dapat menyembuhkan, demikian pula
ketokonazol krim atau larutan 2%.

tinea kruris
definisi : infeksi jamur dermatofita pada daerah kruris dan sekitarnya
Gejala Klinis : rasa gatal hebat pada daerah kruris (lipat paha), lipatperineum, bokong
dan dapat ke genitalia; ruam kulit berbatas tegas, eritematosa dan bersisik, semakin
hebat jika banyak berkeringat. Biasanya terdapat pada regio inguinalis bilateral,
simetris. Meluas ke perineum, sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula
meluas ke suprapubis dan abdomen bagian bawah.
Efloresensi/sifat-sifatnya : Makula eritematosa numular sampai geografis, berbatas
tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustula. Jika kronik makula
menjadi hiperpigmentasi dengan skuama di atasnya.
Diagnosis : ditemukan gejala klinis dan pada pemeriksaan penunjang ditemukan
Kerokan kulit daerah lesi dengan KOH 10%: tampak elemen jamur seperti hifa, spora
dan miselium.
Terapi :
• Seperti pengobatan jamur lainnya.
• Topikal: salep atau krim antimikotik. Lokasi ini sangat peka nyeri, jadi konsentrasi
obat harus lebih rendah dibandingkan lokasi lain, misalnya asam salisilat, asam
benzoat, sulfur dan sebagainya.
• Sistemik: diberikan jika lesi meluas dan kronik; griseofulvin 500-1.000 mg selama
2-3 minggu atau ketokonazol 100 mg/hari selama 1 bulan.
tinea pedis
Definisi : infeksi jamur superfisial pada pergelangan kaki, telapak diin sela-sela jari
kaki.
Gejala klinis :
1. Tipe papulo-skuamosa hiperkeratotik kronik:
Jarang didapati vesikel dan pustula, sering pada tumit dan tepi kaki dan kadang-
kadang sampai ke punggung kaki. Eritema dan plak hiperkeratotik di atas daerah
lesi yang mengalami likenifikasi. Biasanya simetris, jarang dikeluhkan dan
kadang-kadang tak begitu dihiraukan oleh penderita.
2. Tipe intertriginosa kronik:
Manifestasi klinis berupa fisura pada jari-jari, tersering pada sela jari kaki ke-4
dan 5, basah dan maserasi disertai bau yang tidak enak.
3. Tipe subakut:
Lesi intertriginosa berupa vesikel atau pustula. Dapat sampai ke punggung kaki
dan tumit dengan eksudat yang jernih, kecuali jika mengalami infeksi sekunder.
Proses subakut dapat diikuti selulitis, limfangitis, limfadenitis dan erisipelas.
4. Tipe akut:
Gambaran lesi akut, eritema, edema, berbau. Lebih sering menyerang pria.
Kondisi hiperhidrosis dan maserasi pada kaki, stasis vaskular, dan bentuk sepatu
yang kurang baik terutama merupakan predisposisi untuk mengalami infeksi.
Lokalisasi: Interdigitalis, antara jari-jari ke-3,4 dan 5;serta telapak kaki.
Efloresensi :
• Fisura pada sisi kaki, beberapa milimeter sampai 0,5 cm.
• Sisik halus putih kecoklatan.
• Vesikula miliar dan dalam.
• Vesikopustula miliar sampai lentikulär pada telapak kaki dan sela jari.
• Hiperkeratotik biasanya pada telapak kaki.
Terapi :
 Profilaksis sangat penting, mengeringkan kaki dengan baik setiap habis mandi, kaus
kaki yang selalu bersih dan bentuk sepatu yang baik
 Griseofulvin 500 mg sehari selama 1-2 bulan.
 Salep Whitfield 1 atau II, tolnaftatdan toksiklat berkhasiat baik.
 Obat-obat golongan A/ol dan Terbinafin memberi hasil yang baik dan preparat
triazol baik dalam bentuk tablet, krim, atau larutan memberi hasil yang baik.

tinea korporis
Definisi : Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur superfisial golongan dermatofita,
menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah, badan, lengan, dan tungkai.
Gejala klinis :
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Gejala subjektif : keluhan gatal, terutama jika berkeringat.
Gejala objektif : makula hiperpigmentasi dengan tepi yang lebih aktif.
Oleh karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama pada daerah kulit
yang lembap.
Lokalisasi: Wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada, punggung.
Efloresensi/sifat-sifatnya: Lesi berbentuk makula/plak yang merah/hiperpigmentasi
dengan tepi aktif dan penyembuhan sentral. Pada tepi lesi dijumpai papula-papula
eritematosa atau vesikel. Pada perjalanan penyakit yang kronik dapat dijumpai
likenifikasi. Gambaran lesi dapat polisiklis, anular atau geografis.
Diagnosis:
Ditemukan gejala klinis dan pada pemeriksaan penunjang kerokan kulit dengan KOH
10% dijumpai hifa.
Terapi:
• Meningkatkan kebersihan badan.
• Menghindari pakaian yang tidak menyerap keringat.
Sistemik:
• Antihistamin.
• Griseofulvin, anak-anak : 15-20 mg/kg BB/hari. dewasa : 500-1000 mg per hari.
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu.
• Ketokonazol 200 mg/hari dalam 3 minggu.
Topikal:
• Salep Whilfield.
• Campuran asam salisilat 5%, asam benzoat 10% dan resorsinol 5% dalam spiritus,
• Tolnaftat.
• Imidazol.
• KetokonazoL
• Piroksolamin siklik 200 mg/hari dalam 3 minggu
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu

S-ar putea să vă placă și

  • MNM
    MNM
    Document3 pagini
    MNM
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • NNM
    NNM
    Document1 pagină
    NNM
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Edukasi Tifoid
    Edukasi Tifoid
    Document2 pagini
    Edukasi Tifoid
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Edukasi Skabies
    Edukasi Skabies
    Document1 pagină
    Edukasi Skabies
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Sulit Makan Pada Bayi Dan Anak
    Sulit Makan Pada Bayi Dan Anak
    Document4 pagini
    Sulit Makan Pada Bayi Dan Anak
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Catatan Utk POLI ANAK
    Catatan Utk POLI ANAK
    Document2 pagini
    Catatan Utk POLI ANAK
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Sulit Makan Pada Bayi Dan Anak
    Sulit Makan Pada Bayi Dan Anak
    Document4 pagini
    Sulit Makan Pada Bayi Dan Anak
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • MNM
    MNM
    Document3 pagini
    MNM
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • NNM
    NNM
    Document1 pagină
    NNM
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Laporan Kasus Keratitis
    Laporan Kasus Keratitis
    Document30 pagini
    Laporan Kasus Keratitis
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Edukasi Umum
    Edukasi Umum
    Document7 pagini
    Edukasi Umum
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Laporan Kasus Keratitis
    Laporan Kasus Keratitis
    Document30 pagini
    Laporan Kasus Keratitis
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Kipi
    Kipi
    Document4 pagini
    Kipi
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Edukasi Umum
    Edukasi Umum
    Document7 pagini
    Edukasi Umum
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Ket
    Ket
    Document1 pagină
    Ket
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • App
    App
    Document14 pagini
    App
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Cara Buka Video Yg File Subtitleny Terpisah
    Cara Buka Video Yg File Subtitleny Terpisah
    Document1 pagină
    Cara Buka Video Yg File Subtitleny Terpisah
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Revisi Anemia Pada Ibu Hamil
    Revisi Anemia Pada Ibu Hamil
    Document11 pagini
    Revisi Anemia Pada Ibu Hamil
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Document 1
    Document 1
    Document1 pagină
    Document 1
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • 03 Daftar Isi
    03 Daftar Isi
    Document8 pagini
    03 Daftar Isi
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Sulit Makan Pada Bayi Dan Anak
    Sulit Makan Pada Bayi Dan Anak
    Document4 pagini
    Sulit Makan Pada Bayi Dan Anak
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Penyuluhan Cuci Tangan
    Penyuluhan Cuci Tangan
    Document7 pagini
    Penyuluhan Cuci Tangan
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Soal Dokcil New
    Soal Dokcil New
    Document4 pagini
    Soal Dokcil New
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Soal Dokcil New
    Soal Dokcil New
    Document4 pagini
    Soal Dokcil New
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • DM Penyuluhan
    DM Penyuluhan
    Document53 pagini
    DM Penyuluhan
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Obat Ada Isi
    Daftar Obat Ada Isi
    Document2 pagini
    Daftar Obat Ada Isi
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • CPR Dasar dan Lanjut
    CPR Dasar dan Lanjut
    Document21 pagini
    CPR Dasar dan Lanjut
    Anastasia Mudita
    100% (1)
  • Penanganan SSJ
    Penanganan SSJ
    Document5 pagini
    Penanganan SSJ
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări
  • Sindrom Reye Mudit
    Sindrom Reye Mudit
    Document12 pagini
    Sindrom Reye Mudit
    Anastasia Mudita
    Încă nu există evaluări