Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
112016348
Coass UKRIDA
PRETEST
1. Sebutkan penyakit yang menjadi kompetensi dokter umum di bagian kulit dan kelamin
2. A. diferential diagnosis Dermatitis Atopik
b. definisi, kriteria mayor dan minor dermatitis atopic
3. anestesi local dibagi 2 (suntik dan topical), sebutkan jenis dan dosisnya (dosis minimal dan
maksimal), efek sampingnya
a. Lokal
b. Sistemik
Jawaban
kriteria mayor = pruritus, dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak,
dermatitis di fleksura apada dewasa, dermatitis kronis/residif, riwayat atopi pada
penderita atau keluarganya
kriteria minor = xerosis, infeksi kulit, dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki,
iktiosis/hiperliniar palmaris/keratosis pilaris, pitiriasis alba, dermatitis di papilla mamae,
keilitis, lipatan infra orfbital Dennie-Morgan, konjungtivitis berulang, kerotokonus,
katarak subscapular anterior, orbita menjadi gelap, muka pucat atau eritem, gatal bila
berkeringat
3. Anestesi suntik =
a. Prokain
Prokain adalah ester aminobenzoat untuk infiltrasi, blok, spinal, epidural, merupakan
obat standart untuk perbandingan potensi dan toksisitas terhadap jenis obat-obat
anestetik local lain. Diberikan secara intravena. Dosis = Dosis 15 mg/kgbb. Untuk
infiltrasi : larutan 0,25-0,5 dosis maksimum 1000 mg. onset : 2-5 menit, durasi 30-60
menit. Bisa ditambah adrenalin (1 : 100.000). Pada penyuntikan prokain dengan dosis
100-800 mg, terjadi analgesia umum ringan yang derajatnya berbanding lurus dengan
dosis. Efek maksimal berlangsung 10-20 menit, dan menghilang sesudah 60
menit. Efek samping yang serius adalah hipersensitasi,yang kadang-kadang pada
dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian. Efek samping yang
harus dipertimbangkan pula adalah reaksi alergi terhadap kombinasi prokain
penisilin. Berlainan dengan kokain, zat ini tidak mengakibatkan adiksi.
b. Lidokain (lignocaine, xylocain, lidonest)
Lidokain adalah golongan amida. Sering dipakai untuk surface analgesi, blok
infiltrasi, spinal, epidural dan caudal analgesia dan nerve blok lainnya. Juga dipakai
secara intravena untuk mengobati aritmia selama anesthesia umum, bedah jantung
dan ‘induced hypothermia’. Dibandingkan prokain, onset lebih cepat, lebih kuat
(intensea), lebih mahal dan durasi lebih lama. Sebagai obat anestesi lokal lidokain
dapat diberikan dosis 3-4 mg/kgBB, bila ditambahkan adrenalin dosis maksimal
mencapai 6 mg/kgBB. Efek sampingnya adalah Efek yang terjadi akibat toksisitas
dapat berupa kejang, agitasi, disorientasi, euforia, pandangan kabur, dan mengantuk.
Kejang berlangsung singkat dan berespon baik dengan pemberian diazepam. Secara
umum bila kadar dalam plasma tidak mencapai 9 mg/ml, maka lidokain dapat
ditoleransi dengan baik.
c. Bupivakain (marcain).
d. Prilokain HCl
Anestetik ini digunakan untuk berbagai macam anestesia suntikan dengan sediaan
berkadar 1,0; 2,0; dan 3,0% 8. Dosis maksimal 400 mg. efek samping =
Anestesi topical =
a. Kokain.
Hanya dijumpai dalam bentuk topical semprot 4% untuk mukosa jalan napas atas. Lama
kerja 2-30 menit. Kokain sering menyebabkan keracunan akut. Diperkirakan besarnya
dosis fatal adalah 1,2 gram.
Contoh:Fentanil
b. EMLA (Eutectic Mixture of Local Anesthetic)
Campuran emulsi minyak dalam air (krem) antara lidokain dan prilokain masing-masing
2,5% atau masing-masing 5%. EMLA dioleskan dikulit intak 1-2 jam sebelum tindakan
untuk mengurangi nyeri akibat kanulasi pada vena atau arteri atau untuk miringotomi
pada anak, mencabut bulu halus atau buang tato. Tidak dianjurkan untuk mukosa atau
kulit terluka
c. Amethokain
Ametokain tidak diadministrasikan melalui injeksi karena memiliki efek toksik. Zat ini
diedarkan dengan sediaan topikal berkadar 4% untuk kulit, dan dapat digunakan sebagai
sedasi intravena (premedikasi) atau pada anestesi general
d. Dibukain
Derivat kuinolin merupakan anestetik lokal yang paling kuat, paling toksik dan
mempunyai masa kerja panjang. Umumnya tersedia dalam bentuk krim 0,5% atau salep
1%
e. Benzokain
Absorbsi lambat karena sukar larut dalam air sehingga relatif tidak toksik. Benzokain
dapat digunakan langsung pada luka dengan ulserasi secara topikal dan menimbulkan
anestesia yang cukup lama. Sediaannya berupa salep dan supposutoria
4. varicella zoster (Varicella Zooster Virus) menyebabkan penyakit varisela dan herpes
zoster. Pada kontak pertama dengan manusia menyebabkan penyakit varisela atau cacar
air. Disebut sebagai infeksi primer. Pada reaktiasi infeksi, virus ini menyebabka penyakit
yang disebut herpes zoster
Tatlaksana =
a. Varicella = acyclovir 5x400 selma 7 hari, Pengobatan pada anak sehat dengan
varisela adalah simtomatik, antara lain dengan menggunakan lotion calamine untuk
mengurangi gatal dan asetaminofen untuk demam dan rasa sakit
b. Herpes zoster = obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya
valasiklovir. Obat yang lebih baru ialah famsiklovir dan pensiklovir yang diberikan
3x250 mg per hari. Pemberian Asiklovir diberikan 5x800 mg sehari dan biasanya
diberikan 7 hari.sedangkan valasiklovir diberikan 3x1000 mg sehari. Jika lesi bru
masih tetap timbul obat-obat tersebut masih dapat diteruskan dan dihentikan sesudah
2 hari sejak lesi baru tidak tidak timbul lagi.
5.a. Kortikosteroid topikal, sediaan: cream, gel, fatty ointment. pemakaian: 2-3x/hari,potensi
lemah = < 4-6 minggu, potensi kuat= 2 minggu
Golongan III (Potensi Tinggi): 0.1% triamcinolone acetonide (Aristocort A ointment), 0.1%
amcinonide (Cyclocort cream), 0.005% Fluticasone propionate (cultivate ointment), 0.05%
betamethasone dipropionate (Diprosone cream, Maxivate lotion), 0.05% diflorosone diacetate
(Flurone cream, Maxiflor cream), 0.05% fluocinonide (Lidex e cream), 0.05% desoximetasone
(Topicort LP cream)
Golongan VII (Potensi lemah): Obat topikal dengan hidrokortison, Dexametasone, Glumetalone,
Prednisolone, Metilprednisolone
b. Kortikosteroid sistemik
pemberian intralesi, oral, intramuskular, intravena. Pemberian sebanyak 2 hari sekali saat pagi
Dosis:Metil prednisolon: dewasa dosis awal 4-48 mg/hari. Dosis diturunkan bertahap. Sediaan: 4
mg, 8 mg, 16 mg, 500 mg, max. 1000 mg. Prednison: dewasa 1-4 tab/hari, sediaan 5 mg. Contoh:
Lexacort. Dexametasone: dewasa 0.5-10 mg/hari. Sediaan: 0.5 mg dan 0.75 mg. Contoh:
kalmetasone
6. a. Golongan antihistamin
- Kelompok Polyene
- Kelompok Azol
Contoh: Ketokonazole (tab 200 mg) , ekonazole, klotrimazole (krim/solutio 1%, tablet vagina
100 mg dan 500 mg), mikonazole (krim 2%), flukonazol (kapsul 50 mg dan 150 mg), itrakonazol
(Kapsul 100 mg), tionazol (krim 1%)
- Kelompok Alilamin/benzilamin
b. Pengobatan:
- Gonore: Cefixime 400 mg, peroral, dosis tunggal, bila dengan komplikasi 5 hari.
-Herpes Genitalis: Episode pertama Asiklovir 5x 200 mg/hari atau valasiklovir 2x 500 mg/hari,
peroral, selama 7 hari bila rekurens 5 hari.
EPS Sejati (True EPS) = psoriasis, dermatitis seboroik, pitiriasis rosea, eritroderma,
parapsoriasis
Menyerupai EPS (EPS like) = dermatofitosis, tinea versikolor, drug eruption, sifilis II,
lupus eritematous, morbus hansen, mikosis fungoides
b. Penyakit kulit yang memberikan gejala ruam
dermatitis seboroik, dermatitis atopic, dermatitis kontak, infeksi jamur, Impetigo,
varisella, herpes zoster
tinea kruris
definisi : infeksi jamur dermatofita pada daerah kruris dan sekitarnya
Gejala Klinis : rasa gatal hebat pada daerah kruris (lipat paha), lipatperineum, bokong
dan dapat ke genitalia; ruam kulit berbatas tegas, eritematosa dan bersisik, semakin
hebat jika banyak berkeringat. Biasanya terdapat pada regio inguinalis bilateral,
simetris. Meluas ke perineum, sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula
meluas ke suprapubis dan abdomen bagian bawah.
Efloresensi/sifat-sifatnya : Makula eritematosa numular sampai geografis, berbatas
tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustula. Jika kronik makula
menjadi hiperpigmentasi dengan skuama di atasnya.
Diagnosis : ditemukan gejala klinis dan pada pemeriksaan penunjang ditemukan
Kerokan kulit daerah lesi dengan KOH 10%: tampak elemen jamur seperti hifa, spora
dan miselium.
Terapi :
• Seperti pengobatan jamur lainnya.
• Topikal: salep atau krim antimikotik. Lokasi ini sangat peka nyeri, jadi konsentrasi
obat harus lebih rendah dibandingkan lokasi lain, misalnya asam salisilat, asam
benzoat, sulfur dan sebagainya.
• Sistemik: diberikan jika lesi meluas dan kronik; griseofulvin 500-1.000 mg selama
2-3 minggu atau ketokonazol 100 mg/hari selama 1 bulan.
tinea pedis
Definisi : infeksi jamur superfisial pada pergelangan kaki, telapak diin sela-sela jari
kaki.
Gejala klinis :
1. Tipe papulo-skuamosa hiperkeratotik kronik:
Jarang didapati vesikel dan pustula, sering pada tumit dan tepi kaki dan kadang-
kadang sampai ke punggung kaki. Eritema dan plak hiperkeratotik di atas daerah
lesi yang mengalami likenifikasi. Biasanya simetris, jarang dikeluhkan dan
kadang-kadang tak begitu dihiraukan oleh penderita.
2. Tipe intertriginosa kronik:
Manifestasi klinis berupa fisura pada jari-jari, tersering pada sela jari kaki ke-4
dan 5, basah dan maserasi disertai bau yang tidak enak.
3. Tipe subakut:
Lesi intertriginosa berupa vesikel atau pustula. Dapat sampai ke punggung kaki
dan tumit dengan eksudat yang jernih, kecuali jika mengalami infeksi sekunder.
Proses subakut dapat diikuti selulitis, limfangitis, limfadenitis dan erisipelas.
4. Tipe akut:
Gambaran lesi akut, eritema, edema, berbau. Lebih sering menyerang pria.
Kondisi hiperhidrosis dan maserasi pada kaki, stasis vaskular, dan bentuk sepatu
yang kurang baik terutama merupakan predisposisi untuk mengalami infeksi.
Lokalisasi: Interdigitalis, antara jari-jari ke-3,4 dan 5;serta telapak kaki.
Efloresensi :
• Fisura pada sisi kaki, beberapa milimeter sampai 0,5 cm.
• Sisik halus putih kecoklatan.
• Vesikula miliar dan dalam.
• Vesikopustula miliar sampai lentikulär pada telapak kaki dan sela jari.
• Hiperkeratotik biasanya pada telapak kaki.
Terapi :
Profilaksis sangat penting, mengeringkan kaki dengan baik setiap habis mandi, kaus
kaki yang selalu bersih dan bentuk sepatu yang baik
Griseofulvin 500 mg sehari selama 1-2 bulan.
Salep Whitfield 1 atau II, tolnaftatdan toksiklat berkhasiat baik.
Obat-obat golongan A/ol dan Terbinafin memberi hasil yang baik dan preparat
triazol baik dalam bentuk tablet, krim, atau larutan memberi hasil yang baik.
tinea korporis
Definisi : Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur superfisial golongan dermatofita,
menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah, badan, lengan, dan tungkai.
Gejala klinis :
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Gejala subjektif : keluhan gatal, terutama jika berkeringat.
Gejala objektif : makula hiperpigmentasi dengan tepi yang lebih aktif.
Oleh karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama pada daerah kulit
yang lembap.
Lokalisasi: Wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada, punggung.
Efloresensi/sifat-sifatnya: Lesi berbentuk makula/plak yang merah/hiperpigmentasi
dengan tepi aktif dan penyembuhan sentral. Pada tepi lesi dijumpai papula-papula
eritematosa atau vesikel. Pada perjalanan penyakit yang kronik dapat dijumpai
likenifikasi. Gambaran lesi dapat polisiklis, anular atau geografis.
Diagnosis:
Ditemukan gejala klinis dan pada pemeriksaan penunjang kerokan kulit dengan KOH
10% dijumpai hifa.
Terapi:
• Meningkatkan kebersihan badan.
• Menghindari pakaian yang tidak menyerap keringat.
Sistemik:
• Antihistamin.
• Griseofulvin, anak-anak : 15-20 mg/kg BB/hari. dewasa : 500-1000 mg per hari.
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu.
• Ketokonazol 200 mg/hari dalam 3 minggu.
Topikal:
• Salep Whilfield.
• Campuran asam salisilat 5%, asam benzoat 10% dan resorsinol 5% dalam spiritus,
• Tolnaftat.
• Imidazol.
• KetokonazoL
• Piroksolamin siklik 200 mg/hari dalam 3 minggu
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu