Sunteți pe pagina 1din 8

Jurnal

Nasional Volume 5, Nomor 3, Desember 2013 (146 - 153)


PARIWISATA ISSN: 1411-9862

Pengaruh Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata


terhadap Kepuasan Wisatawan
di Candi Prambanan
Tinjauan Khusus pada Kemampuan Berbahasa Verbal

Ratih Melatisiwi Purwaningsih


Alumni Magister Kajian Pariwisata
Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Abstract

This research is aimed at exploring the tourists’ satisfaction on the tour guides’ service especially
on the verbal language proficiency so that the tourists can become repeat visitors. This research employs
rationalistic method and uses qualitative data analysis. This research entwines and explores three variables
i.e; verbal language proficiency, tourists’ satisfaction, and the motivation to visit again. The data collecting
technique of the tourists’ satisfaction to visit again is obtained by performing a structured interview. The
data analysis on verbal language proficiency is conducted by collecting, simplifying, also presenting the
observation and interview data in the form of narrative text. The data testing is conducted by using the
triangulation technique on the source.
The result of the research shows that the verbal language proficiency of the tour guides in Prambanan
Temple has a strong influence on the tourists’ satisfaction. The verbal language proficiency of the tour guides
that influences the tourists’ satisfaction is the utterances (representative, directive, comissive, expressive,
declarative, the using of standard and non standard language, the strong Javanese accent usage, style or
guiding style, opinion (monologue and dialogue), the facial expression, and the body language. The tourists
feel satisfied with the services from the tour guide and influenced to have a will to revisit Prambanan
Temple.

Keywords:
The quality of service, language proficiency, tourist’s satisfaction

Intisari

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi tingkat kepuasan wisatawan terhadap kualitas


pelayanan pemandu wisata, khususnya pada kemampuan berbahasa verbal sehingga mempunyai
keinginan untuk menjadi repeat visitor. Metode yang digunakan adalah rasionalistik dengan
analisis data kualitatif. Penelitian ini mengaitkan dan mengeksplor tiga variabel yaitu kemampuan
berbahasa verbal, kepuasan wisatawan, dan motivasi untuk berkunjung kembali. Teknik
pengambilan data pada kemampuan berbahasa verbal dilakukan dengan cara observasi dan in-
depth interview, sedangkan pada kepuasan wisatawan dan motivasi untuk berkunjung kembali
dilakukan dengan cara wawancara terstruktur.

JNP 146
Ratih Melatisiwi Purwaningsih, Pengaruh Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata terhadap Kepuasan Wisatawan di Candi Prambanan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa verbal pemandu wisata di Candi
Prambanan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kepuasan wisatawan. Ujaran (representatif,
direktif, komisif, ekspresif, deklarasi, penggunaan bahasa baku dan tidak baku, penggunaan logat
jawa yang kental, gaya atau style pemanduan), wacana (monolog dan dialog), ekspresi air muka,
dan bahasa tubuh merupakan aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan wisatawan. Wisatawan
merasa puas dengan pelayanan pemandu wisata dan terpengaruh untuk datang kembali ke Candi
Prambanan.

Kata Kunci:
Kualitas Pelayanan, Kemampuan Berbahasa, Kepuasan Wisatawan.

PENDAHULUAN Selain itu tersedianya jasa pemandu wisata juga


dirasa perlu untuk meningkatkan pelayanan. Hal
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai ini disebabkan oleh apabila wisatawan merasa
provinsi di Indonesia mengandalkan pariwisata puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
sebagai sektor unggulan. Pelbagai ODTW yang pemandu wisata maka ada kemungkinan untuk
ada mampu mengundang wisatawan untuk wisatawan tersebut melakukan kunjungan ulang.
datang berkunjung. Salah satu komponen pen­ Oleh karena itu diperlukan sebuah penelitian
dukung yang penting dalam kemajuan ODTW untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan
adalah pemandu wisata. Pemandu wisata terhadap kualitas pelayanan khususnya dalam
mem­punyai peran besar dalam memberikan hal kemampuan bahasa pemandu wisata.
pelbagai informasi yang diperlukan wisatawan Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi
(McDonnell, 2001). Peran pemandu wisata DI Yogyakarta dengan objek wisata Candi
dalam industri pariwisata demikian penting Prambanan yang terletak di Jalan Raya Solo-
bahkan sering pula disebut sebagai “A country’s Yogya tepatnya di Desa Karangasem, Kecamatan
ambassador to the visitor” atau dengan kata lain Prambanan, Kabupaten Sleman. Metode pene­
pemandu wisata bertindak sebagai duta bangsa litian yang digunakan adalah rasionalistik
(Simpala, 2010). Pemandu wisata adalah orang dengan analisis data kualitatif. Menurut
pertama yang diajak bicara oleh wisatawan dan Sugiono (2011) apabila masalah belum jelas dan
seringkali melihat pemandu wisata sebagai wakil masih remang-remang cocok menggunakan
atau representasi dari suatu tempat (Cole, 2008). metode kualitatif karena peneliti kualitatif akan
Candi Prambanan sebagai salah satu objek langsung masuk ke objek, kemudian melakukan
wisata unggulan di Yogyakarta merupakan satu penjelajahan dengan grand tour question, sehingga
di antara banyak ODTW yang menyediakan masalah akan ditemukan dengan jelas. Selain
jasa pemandu wisata. Sebagaimana diketahui itu penelitian ini dilakukan dengan membuat
bahwa Candi Prambanan selain mempunyai sebuah interaksi antarapeneliti dengan subjek
sejarah yang panjang, juga memiliki banyak penelitian secara alamiah, tidak menonjol dan
cerita menarik seputar legenda, mitos hingga tidak memaksa atau memanipulasi data.
hubungannya dengan Candi Sewu maka di­ Penelitian ini mengeksplorasi dan mengait­
butuhkan kemampuan berbahasa yang baik kan dua variabel yaitu kemampuan berbahasa
dari pemandu wisata. Oleh karenanya Pengelola sebagai variabel bebas serta kepuasan wisatawan
Candi Prambanan bekerjasama dengan dan motivasi untuk melakukan kunjungan ulang
Himpunan Pramuwisata untuk menyediakan sebagai variabel terikat. Pemilihan narasumber
jasa pemandu wisata yang bisa disewa oleh dilakukan dengan purposive sampling. Analisis
wisatawan saat berada di Candi Prambanan. data dilakukan dengan pengumpulan hasil

147 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 5, Nomor 3, Desember 2013

wawancara pada variabel terikat berdasarkan itu kebutuhan yang harus dipenuhi wisatawan
indikator yang telah ditetapkan sebelumnya ketika berada di sebuah ODTW adalahmampu
dan langsung dilanjutkan dengan pengumpulan mendapatkan segala informasi mengenai ODTW
hasil wawancara dan observasi pada variabel yang wisatawan kunjungi pada saat itu. Selain
bebas. Data yang diperoleh kemudian harapan, wisatawan juga harus mempunyai
dianalisis dan direduksi sehingga diketahui respon-respon mengenai ODTW ataupun
hubungan di antara masing-masing variabel. penye­lenggaranya. Oleh karena itu kepuasan
Dari hubungan-hubungan tersebut diketahui wisatawan bisa dikatakan sangat bergantung
berbagai macam kemampuan berbahasa pada kinerja produk ataupun penyelenggaraan
verbal pemandu wisata yang mempengaruhi wisata. Apabila kinerja pemandu wisata
kepuasan wisatawan di Candi Prambanan dan tidak dapat memenuhi harapan maka respon
motivasi wisatawan untuk berkunjung kembali. wisatawan akan negatif, sebaliknya apabila
Berbagai macam kemampuan berbahasa verbal kinerja pemandu wisata dapat memenuhi
yang mempengaruhi kepuasan wisatawan dan harapan wisatawan maka respon wisatawan
motivasi wisatawan untuk berkunjung kembali menjadi positif. Jika kinerja pemandu wisata
tersebut dibahas dengan hasil observasi dan melebihi harapan wisatawan maka wisatawan
wawancara pada variabel bebas kemudian akan merasa puas.
dijabarkan dengan data-data pendukung seperti Kualitas pelayanan pemandu wisata
studi pustaka dan hasil wawancara dengan mem­punyai peran penting karena mampu
HPI Candi Prambanan dan PT Taman Wisata mempe­ngaruhi wisatawan untuk mendatangi
Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. suatu objek wisata sehingga nantinya dapat
Uji keabsahan data dari masing-masing variabel mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung
menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu kembali. Selain itu seorang pemandu wisata
membandingkan dan mengecek balik derajat harus mempunyai suatu keunggulan atau
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh keistime­waan dalam pelayanan sehingga
melalui waktu dan alat yang berbeda (Patton mampu membuat wisatawan merasa puas. Salah
dalam Moleong, 1989). satu keunggulan yang dimiliki pemandu wisata
adalah mampu untuk berkomunikasi dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN baik. Mampu untuk berkomunikasi dengan
baik dalam hal ini yaitu mampu memberikan
Kemampuan Berbahasa Verbal Pemandu informasi yang benar kepada wisatawan. Oleh
Wisata dan Kepuasan Wisatawan karena itu bagi seorang pemandu wisata memer­
lukan kemampuan berbahasa verbal yang baik.
Kepuasan wisatawan merupakan hasil
Seorang pemandu wisata dituntut untuk
interaksi antara pengalaman dan ekspektasi
mempunyai kemampuan berbahasa verbal yang
wisata­wan sebelum dan sesudah suatu produk
baik demi menjalankan tugas-tugasnya. Tiga
atau layanan. Sebelum wisatawan datang ke
tugas utama pemandu wisata adalah: a) untuk
suatu ODTW pada umumnya mereka sudah
mengatur dan melaksanakan kegiatan perjalanan
mempunyai sebuah pengharapan yang nantinya
wisata bagi wisatawan yang ditanganinya ber­
ingin mereka capai ketika berada di ODTW.
dasarkan program perjalanan (itinerary) yang
Harapan wisatawan itu terbagi menjadi dua
telah ditetapkan, b) untuk menunjukkan dan
yaitu keinginan dan kebutuhan wisatawan.
mengantarkan wisatawan ke objek-objek dan
Salah satu keinginan dasar wisatawan yang
daya tarik wisata yang dikehendaki, c) untuk
ingin dicapai ketika berada di sebuah ODTW
memberikan informasi dan penjelasan mengenai
adalah ingin dapat merasakan keadaan yang
objek dan daya tarik wisata yang dikunjungi,
berbeda dari rutinitas sehari-harinya. Selain

JNP 148
Ratih Melatisiwi Purwaningsih, Pengaruh Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata terhadap Kepuasan Wisatawan di Candi Prambanan

informasi sejarah dan budaya, dan pelbagai mengandung salah satu dari kelima makna
informasi lainnya. Dari ketiga tugas tersebut tersebut.
semuanya mengarah kepada kemampuan a. Representatif
berbahasa peamandu wisata. Mengacu pendapat Cohen (dalam Gurung,
Salah satu kemampuan berbahasa verbal 1996; McDonnell, 2001) bahwa pemandu
yang dimiliki oleh pemandu wisata ada wisata harus dapat memberikan informasi
kemam­puan monolog dan dialog dalam yang benar dan menginterpretasikan objek
menyampaikan informasi kepada wisatawan. wisata sehingga dapat memberikan wawasan
Pada saat mendampingi wisatawan di suatu dan pemahaman budaya kepada wisatawan.
ODTW pemandu wisata harus bisa bermonolog Oleh karenanya ujaran representatif sangat
saat menjelaskan sesuatu. Pemandu wisata dibutuhkan. Representatif dalam artian
harus menjadi pembicara yang baik sehingga setiap ujarannya mengandung kebenaran
wisatawan sebagai pendengar bisa mengerti dari sebuah keadaan yang ada misalnya
dan memahami informasi yang disampaikan. mengenai penutupan Candi Siwa.
Setelah pemandu wisata bermonolog kemudian Tindak ujaran representatif juga memiliki
barulah wisatawanmerespon dan terjadi dialog muatan tematik. Hal ini mengacu pada
di antara keduanya. Kesalahan pemandu pendapat Dardjowidjojo (2005) bahwa
wisata dalam berbicara dan memproduksi ketika berujar seharusnya mengandung
wacana akan mengurangi tingkat kepuasan muatan tematik yaitu di dalam informasi
wisatawan bahkan dapat merusak citra dari yang disampaikan terdapat informasi baru
ODTW tersebut. Kemampuan berbahasa verbal dan lama, jadi pada saat pemandu wisata
tidak hanya mengenai bagaimana seseorang berujar pasti mengandung informasi yang
dapat berujar dan membuat wacana tetapi juga benar adanya dan tidak dibuat-buat. Oleh
mengenai ekspresi air muka dan bahasa tubuh. sebab itu walaupun sebagian besar cerita
Dalam sebuah percakapan seringkali dijumpai mengenai Candi Prambanan berupa legenda
ekspresi air muka dan bahasa tubuh seperti dan mitos yang sulit untuk dibuktikan akan
tersenyum, mengangguk, dan sebagainya. tetapi sudah ada kesepakatan mengenai
Semuanya terlihat begitu biasa dalam kehidupan jalan ceritanya sehingga antara pemandu
sehari-hari oleh karenanya hal ini hampir wisata satu dan lainnya pasti menceritakan
menjadi sebuah kebiasaan bagi seseorang dan cerita yang sama.
dapat dilakukan secara refleks. b. Direktif
1. Ujaran Di dalam ujaran pemandu wisata selain
Tugas pemandu wisata adalah untuk berisi tentang informasi juga berisi mengenai
menyampaikan informasi dan menemani anjuran atau direktif, seperti pendapat
wisatawan selama berada di objek wisata. Dardjowidjojo (2005) bahwa dalam unsur
Selama di kawasan Candi Prambanan, direktif yaitu pembicara (pemandu wisata)
wisatawan sangat membutuhkan ujaran- melakukan tindak ujaran dengan tujuan
ujaran yang dilontarkan oleh pemandu agar pendengar (wisatawan) melakukan
wisata untuk memahami objek wisata yang sesuatu. Oleh sebab itu pada saat akan
dikunjunginya. Sesuai dengan pendapat memberikan anjuran kepada wisatawan,
Searle (dalam Dardjowidjojo, 2005) bahwa pemandu wisata biasanya melihat reaksi dan
di dalam setiap ujaran terkandung makna respon wisatawan terlebih dahulu sebelum
representatif, direktif, komisif, ekspresif, memberikan anjuran. Pemandu wisata tidak
dan deklarasi maka pada saat melakukan secara langsung mengatakan anjuran-anjuran
pemanduan, setiap ujaran pemandu wisata yang dimaksud tetapi mengawalinya dengan

149 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 5, Nomor 3, Desember 2013

sebuah narasi singkat. Hal ini dimaksudkan bercerita menggunakan bahasa baku, seperti
agar wisatawan tidak merasa tersinggung rombongan perjalanan dinas dan pelajar.
dan tetap merasa puas dengan informasi Merujuk pendapat Artha dan Ahimsa-Putra
yang disampaikan. (2004) bahwa bahasa adalah alat komunikasi
c. Komisif dasar yang dimiliki oleh manusia. Oleh
Tindak ujaran komisif ini hampir mirip sebab itu baku atau tidaknya bahasa yang
dengan direktif hanya saja pada tindak diujarkan oleh pemandu wisata menjadi
ujaran komisif ini “anjuran atau perintah” tidak begitu penting selama wisatawan
diarahkan kepada pembicara (pemandu mampu memahami dan mengerti informasi
wisata). Pemandu wisata menggunakan yang disampaikan.
tindak ujaran ini pada saat menceritakan g. Penggunaan Logat Jawa yang Kental
mengenai dirinya sendiri ketika bersama Pemandu wisata di Candi Prambanan
wisatawan, misalnya saat pemandu mem­ selain menguasai pemanduan dalam
perkenalkan diri dan memulai untuk Bahasa Indonesia, juga mampu memandu
pemanduan serta ungkapan pemandu wisata dengan Bahasa Inggris. Akan tetapi pada
mengenai tekadnya untuk terus menemani saat pemandu wisata memandu wisatawan
wisatawan selama berada di kawasan Candi seringkali terdengar logat jawa yang sangat
Prambanan. kental meskipun pada saat itu mereka sedang
d. Ekspresif memandu dengan menggunakan Bahasa
Tindak ujaran ekspresif dipakai oleh Indonesia, juga ketika para pemandu wisata
pemandu wisata untuk menyatakan keadaan itu memandu dengan menggunakan Bahasa
psiko­logisnya mengenai sesuatu. Hal ini Inggris. Hal ini dapat terjadi mengingat
dapat diketahui pada saat pemandu wisata mayoritas pemandu wisata merupakan
mengucapkan selamat datang, menyatakan masyarakat lokal dan penutur aktif Bahasa
rasa terima kasih atas kunjungan wisatawan, Jawa. Oleh karena itu dalam setiap ujarannya
dan ucapan-ucapan ekspresif lain seperti: terbawa gaya bahasa lokal dengan ciri khas
aduh, wah, dan sebagainya. penggunaan kata “ya” pada akhir kalimat,
e. Deklarasi misalnya; “Today is very hot ya.” Walaupun
Pemandu wisata pada saat menyampaikan demikian wisatawan tidak merasa keberatan
informasi kepada wisatawan juga mengan­ karena hal ini malah menjadi ciri khas dari
dung tindak ujaran deklarasi. Tindak ujaran pemandu itu sendiri.
deklarasi ini menyatakan suatu keadaan h. Gaya atau Style Pemanduan
baru yang muncul karena ujaran sebelum­ Cara dan style pemandu wisata dalam
nya, misalnya pada saat pemandu wisata menyam­paikan berbagai informasi mengenai
menjelaskan mengenai penutupan Candi Candi Prambanan juga dapat mempengaruhi
Siwa. kepuasan wisatawan. Wisatawan merasa
f. Penggunaan Bahasa Baku dan Tidak Baku puas ketika pemandu wisata menyampaikan
Pada saat menyampaikan cerita mengenai informasi dengan santai, apa adanya dan
sejarah Candi Prambanan, pemandu wisata tidak terkesan teks book. Selain itu wisatawan
lebih banyak menggunakan bahasa tidak tidak nyaman dengan cara penyampaian
baku daripada bahasa baku karena wisata­ informasi yang terkesan satu arah seperti
wan merasa lebih santai dan terkesan layaknya guru dan murid. Pemandu wisata
akrab dengan pemandu wisata. Walaupun memang bisa bertindak sebagai mentor
demikian masih ada beberapa wisatawan (McDonnell, 2001), akan tetapi bukan hal itu
yang lebih menyukai jika pemandu wisata yang diinginkan wisatawan.

JNP 150
Ratih Melatisiwi Purwaningsih, Pengaruh Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata terhadap Kepuasan Wisatawan di Candi Prambanan

2. Wacana b. Dialog
Pemandu wisata dalam menyampaikan Setelah pemandu wisata bermonolog
informasi kepada wisatawan, selain bisa kemudian barulah wisatawan merespon
berujar dengan baik juga mampu untuk dan terjadi dialog di antara keduanya.
mengeluarkan berbagai wacana sehingga Dialog yang terjadi di antara keduanya
mampu mempermudah pemahaman wisata­ pada umumnya diawali dengan pertanyaan-
wan akan penjelasan pemandu wisata. Pada pertanyaan baik dari sisi pemandu wisata
umumnya wacana dibagi menjadi dua yaitu maupun wisatawan. Berdialog dapat dikata­
monolog dan dialog (Dardjowidjojo, 2005). kan sebagai kegiatan lanjutan yang dilaku­
Kemampuan berwacana dilakukan pemandu kan antara wisatawan dan pemandu wisata
wisata pada saat menemani wisatawan setelah didahului oleh monolog. Banyak
berkeliling di ODTW Candi Prambanan. dialog terjadi ketika pemandu wisata mence­
Dialog dan monolog dilakukan dengan silih ritakan mengenai keadaan Candi Prambanan
berganti seperti ketika pemandu wisata silih sebelum dan sesudah gempa 2006.
berganti berujar menggunakan bahasa baku Pada saat mendampingi wisatawan,
dan tidak baku. pemandu wisata selalu mencoba untuk
a. Monolog ber­mo­nolog dan berdialog dengan baik
Pada saat mendampingi wisatawan di Candi akan tetapi demi meningkatkan kepuasan
Prambanan, pemandu wisata harus bisa wisatawan menurut Cohen (dalam Gurung,
bermonolog dan berdialog saat menjelaskan 1996; McDonnell, 2001) ada beberapa hal
sesuatu. Pemandu wisata harus bisa menjadi yang perlu diperhatikan oleh pemandu
pembicara yang baik saat bermonolog agar wisata antara lain; 1) Seleksi (selection), 2)
wisatawan sebagai pendengar bisa mengerti Interpretasi (interpretation), 3) Informasi
dan memahami informasi yang disampaikan. (information) dan 4) Interaksi (interaction).
Hal ini sesuai dengan McDonnell (2001) Oleh karena itu ketika pemandu wisata
berpendapat bahwa pemandu wisata mempunyai kemampuan menyeleksi,
merupakan orang yang mentransmisi dan menginterpretasi, memberi informasi, dan
menginterpretasi informasi. Oleh karenanya berinteraksi dengan wisatawan kepuasan
ketika menjelaskan mengenai Candi wisatawan akan meningkat.
Prambanan pemandu wisata bermonolog 3. Ekspresi Air Muka
terlebih dahulu, kemudian baru berdialog Pada saat melakukan penjelasan kepada
dengan wisatawan. wisatawan, pemandu wisata juga meng­
Ketika wisatawan memulai perjalanan gunakan ekspresi muka untuk mengungkap­
untuk berkeliling candi, pemandu wisata kan sesuatu yang tidak bisa dikatakan
ber­monolog untuk menceritakan mengenai dengan kata-kata, begitu juga yang dilakukan
sejarah, legenda, mitos, maupun berbagai oleh pemandu wisata di Candi Prambanan.
cerita seputar Candi Prambanan. Seperti Ekspresi muka yang ditunjukkan oleh
pendapat Dardjowidjojo (2005) bahwa pada pemandu wisata terlihat alami sebagai
umumnya saat orang bermonolog akan respon dari luapan perasaan saat menemani
mengikuti pola narasi tertentu dan memilah- wisatawan, sebagai contoh pemandu wisata
milah mana yang layak untuk diucapkan dan menge­luarkan ekspresi tersenyum selama
mana yang tidak. Oleh karena itu pada saat menemani wisatawan. Hal ini menunjukkan
pemandu wisata mulai untuk bermonolog, bahwa pemandu wisata merasa bahagia
wisatawan lebih banyak bersikap diam dan selama menemani wisatawan berkeliling
memperhatikan penjelasannya. Candi Prambanan. Sebagaimana diketahui

151 JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 5, Nomor 3, Desember 2013

bahwa pemandu wisata adalah representasi Pengaruh Kemampuan Berbahasa Verbal


dari masyarakat lokal (Cole, 2008), oleh Pemandu Wisata terhadap Kepuasan
karena itu sikap dan ekspresi air muka Wisatawan
sangat berpengaruh pada kesan wisatawan
terhadap tempat yang mereka kunjungi. Candi Prambanan sebagai salah satu situs
Ekspresi air muka yang dibuat oleh para warisan dunia telah mampu mendatangkan
pemandu wisata di Candi Prambanan selain banyak wisatawan dengan berbagai latar
untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak belakang, suku bangsa dan asal wilayah baik
bisa dikatakan, juga sebagai salah satu cara dalam maupun luar negeri. Walaupun banyak
menunjukkan bahwa wisatawan sangat wisatawan datang berkunjung ke Candi
dihormati dan diterima. Ekspresi air muka Prambanan namun tidak semuanya menggu­
juga merupakan salah satu cara untuk nakan jasa pemandu wisata. Wisatawan
mem­perkuat pemaknaan dari ujaran yang manca­negara lebih banyak menggunakan jasa
dilontarkan oleh pemandu wisata sehingga pemandu wisata daripada wisatawan nusantara.
wisatawan menjadi lebih memahami Hal ini dapat dipahami mengingat wisatawan
informasi yang diberikan. Ketika wisatawan mancanegara selama ini hanya mengetahui
memahami apa yang diungkapkan oleh informasi seputar Candi Prambanan lewat media
pemandu wisata maka kepuasan wisatawan cetak dan elektronik. Wisatawan nusantara
terhadap pelayanan pemandu wisatapun yang menggunakan jasa pemandu wisata
tercapai. antara lain rombongan pelajar, rombongan
4. Bahasa Tubuh per­j­alanan dinas, serta rombongan keluarga
Bahasa tubuh merupakan pelengkap ujaran, ataupun wisatawan umum yang mempunyai
wacana, dan ekspresi air muka. Dalam keter­tarikan terhadap Candi Prambanan.
sebuah percakapan selain mengucapkan Selain itu wisatawan nusantara merasa sedikit
kata-kata terkadang tubuh juga ikut mem­ keberatan harga yang perlu dibayarkan untuk
berikan gerakan-gerakan tertentu yang mendapatkan jasa pemandu wisata.
mampu menguatkan makna dari perkataan Dari uraian tersebut dipahami bahwa
yang terucap. Hal ini kerap dilakukan oleh kemampuan berbahasa verbal pemandu wisata
pemandu wisata di Candi Prambanan pada di Candi Prambanan mempunyai pengaruh
saat menjelaskan sebuah objek kepada terhadap kepuasan wisatawan dan motivasi
wisatawan. Bahasa tubuh biasanya digunakan untuk berkunjung kembali. Kemampuan ber­
pemandu wisata di Candi Prambanan untuk bahasa verbal pemandu wisata yang mempe­
menunjukkan sebuah objek yang sulit ngaruhi kepuasan wisatawan adalah ujaran
untuk dijelaskan dengan kata-kata. Bahasa (representatif, direktif, komisif, ekspresif,
tubuh juga menjadi salah satu cara untuk deklarasi, penggunaan bahasa baku dan tidak
meminimalisir kesalahpahaman yang terjadi baku, penggunaan logat jawa yang kental, gaya
antara pemandu wisata dan wisatawan, atau style pemanduan), wacana (monolog dan
misalkan ketika menjelaskan mengenai dialog), ekspresi air muka, dan bahasa tubuh.
ragam hias yang ada di candi. Selain itu Ketika merasa puas terhadap kemampuan
bahasa tubuh juga digunakan untuk menun­ berbahasa pemandu wisata maka wisatawan
jukkan sikap hormat dan sopan. Pada juga termotivasi untuk berkunjung kembali ke
saat wisatawan merasa senang dan puas Candi Prambanan.
terhadap bahasa tubuh yang ditunjukkan
oleh pemandu wisata maka secara otomatis
kepuasan wisatawan pun terpenuhi.

JNP 152
Ratih Melatisiwi Purwaningsih, Pengaruh Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata terhadap Kepuasan Wisatawan di Candi Prambanan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Daftar Pustaka


Kesimpulan Artha, Arwan Tuti dan Heddy Shri Ahimsa-
Kesimpulan penelitian mengenai Pengaruh Putra., 2004. Jejak Masa Lalu, Sejuta Warisan
Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata Terhadap Budaya. Yogyakarta: Kunci Ilmu.
Kepuasan Wisatawan di Yogyakarta (Tinjauan Cole, Stroma, 2008. Tourism, Culture and
Khusus Pada Kemampuan Berbahasa Verbal): a) Development: Hopes, Dreams and Realities in
Kemampuan berbahasa verbal pemandu wisata East Indonesia. Clevedon: Cromwell Press.
di Candi Prambanan mempunyai pengaruh
Dardjowidjojo, Soenjono, 2003. Psikolinguistik:
yang kuat terhadap kepuasan wisatawan.
Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.
Kemampuan berbahasa verbal pemandu wisata
Jakarta: Yayasan Obor.
yang mempengaruhi kepuasan wisatawan
adalah ujaran (representatif, direktif, komisif, Gurung, Ghana., et al. 1996. “The Evolving Role
ekspresif, deklarasi, penggunaan bahasa baku of Tourist Guides: The Nepali Experience,”
dan tidak baku, penggunaan logat jawa yang Tourism and Indigenous Peoples. eds. Butler,
kental, gaya atau style pemanduan), wacana Richard., and Thomas Hinch. London:
(monolog dan dialog), ekspresi air muka, dan International Thomson Business Press.
bahasa tubuh. Dari keempat aspek tersebut McDonnell, Ian., 2001. The Role of the Tour Guide
ujaran merupakan kemampuan berbahasa in Transferring Cultural Understanding.
verbal yang pengaruhnya paling kuat; b) Working Paper, No. 3, Sydney: School of
Kemampuan berbahasa verbal pemandu wisata Leisure, Sport and Tourism University of
di Candi Prambanan dapat mempengaruhi Technology.
dan memotivasi wisatawan untuk berkunjung Moleong, Lexy J., 1989. Metodologi Penelitian
kembali. Walaupun kunjungan tersebut tidak Kualitatif. Bandung: Remadja Karya CV.
langsung dilakukan dalam waktu dekat tetapi
Simpala, MM, 2010. Tour Guide: Teori dan Praktik
pemandu wisata telah berhasil memotivasi
dalam Pariwisata. Jakarta: Indie Publishing.
wisatawan untuk berkunjung kembali.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Rekomendasi Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Dari kesimpulan yang diperoleh dalam
penelitian ini maka diberikan rekomendasi
sebagai berikut: a) HPI Candi Prambanan harus
mempertahankan pelayanannya khususnya
pada kemampuan berbahasa agar dapat terus
berbagi informasi dan memuaskan wisatawan
yang datang ke Candi Prambanan; b) HPI Candi
Prambanan sebaiknya lebih banyak mengadakan
perekrutan anggota baru mengingat jumlah
wisatawan yang membutuhkan jasa pemandu
wisata di Candi Prambanan dengan jumlah
pemandu wisata tidak sebanding; c) PT Taman
sebaiknya menawarkan dan menginformasikan
mengenai jasa pemandu wisata kepada
wisatawan sejak pembelian tiket karena tidak
semua wisatawan mengetahui bahwa di Candi
Prambanan tersedia jasa pemandu wisata.

153 JNP

S-ar putea să vă placă și