Sunteți pe pagina 1din 6

Kritik Arsitektur Deskriptif : Arsitektur Indische

Arsitektur Indische Kantor Pos Kota, Kota Tua Jakarta


Aulia Safadila Azza
NIM : 321810061
Prodi Arsitektur, Universitas Pelita Bangsa, Bekasi
Email : auliasafadilaazza@gmail.com

ABSTRACT
The effort to combine Dutch architecture with Indonesian local architecture began in the 18th century. The
maintenance of expensive 17th-century Dutch-style buildings in the tropics forced the Dutch to follow
Indonesian native architecture. The first attempt was made through the houses of the 18th and 19th century
Dutch East Indies villages. In the academic world, this style was known as the Indo-European Style (Indo-
Europese) or the Indian Style (Indisch Stijl), sometimes also called the Old Indian Style (Old Indian Style)
Oud Indische Stijl) to distinguish them from new styles.

The building that will be discussed is Gedung Pos Indonesia. The City Post Office is a historic building in the
Old City of Jakarta, Indonesia. This building was designed by Ir. R. Baumgartner in 1929. with the name
Post-en telegraaf kantoor. The City Post Office is one of the buildings that surrounds Fatahillah Square. The
building was designed in an early modern style (Nieuwe Zakelijkheid) which was popular in the Netherlands
and the Dutch East Indies in the late 1920s. Its architectural style is adapted to Indonesia's tropical climate
and is decorated with a "double facade", a distinctive element in tropical Indian architecture. Buildings near
the City Post Office are also designed in the same style, including the Bank Mandiri Museum.

Keywords : Indishe Architecture, Europe Architecture Concept

ABSTRAK
Usaha menggabungkan arsitektur Belanda dengan arsitektur lokal Indonesia sudah dimulai sejak abad ke-
18. Perawatan bangunan bergaya Belanda abad ke-17 yang mahal di kawasan tropis memaksa Belanda
untuk mengikuti arsitektur pribumi Indonesia. Usaha pertama diwujudkan lewat rumah-rumah desa Hindia
Belanda abad ke-18 dan 19. Dalam dunia akademik, gaya ini dikenal dengan sebutan Gaya Indo-Eropa
(Indo-Europese) atau Gaya Hindia (Indisch Stijl), kadang disebut juga Gaya Hindia Lama (Oud Indische
Stijl) untuk membedakannya dengan gaya baru.

Bangunan yang akan dibahas adalah Gedung Pos Indonesia. Kantor Pos Kota adalah bangunan bersejarah
di Kota Tua Jakarta, Indonesia. Gedung ini dirancang oleh Ir. R. Baumgartner tahun 1929 [1] dengan
nama Post- en telegraaf kantoor. Kantor Pos Kota adalah salah satu bangunan yang mengelilingi Alun-Alun
Fatahillah. Bangunan ini dirancang dengan gaya modern awal (Nieuwe Zakelijkheid) yang populer di
Belanda dan Hindia Belandapada akhir 1920-an. Gaya arsitekturnya disesuaikan dengan iklim tropis
Indonesia dan dihiasi "fasade ganda", elemen khas dalam arsitektur Hindia tropis. Bangunan-bangunan di
dekat Kantor Pos Kota juga dirancang dengan gaya yang sama, termasuk Museum Bank Mandiri.

Kata Kunci : Arsitektur Indische, Konsep Arsitektur Eropa


Pendahuluan Hasil Dan Pembahasan
Kantor Pos Kota adalah bangunan
bersejarah di Kota Tua Jakarta,
Indonesia. Gedung ini dirancang oleh
Ir. R. Baumgartner tahun
1929[1] dengan nama Post- en
telegraaf kantoor. Kantor Pos Kota
adalah salah satu bangunan yang
mengelilingi Alun-Alun Fatahillah.
Kota Tua Jakarta, juga dikenal
dengan sebutan Batavia Lama (Oud
Batavia), adalah sebuah wilayah kecil Gambar 1. Tampak Depan Bangunan Kantor Pos
di Jakarta, Indonesia. Wilayah khusus Indonesia
ini memiliki luas 1,3 kilometer Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
persegi melintasi Jakarta
Utara dan Jakarta I. UNSUR DESAIN
Barat (Pinangsia, Taman
Sari dan Roa Malaka). 1.1 Garis Bangunan
Unsur garis mengesankan ketegasan,
Dijuluki "Permata Asia" dan "Ratu
megah, dan kokoh. Pada bangunan
dari Timur" pada abad ke-16 oleh
terdapat banyak unsur garis pada
pelayar Eropa, Jakarta Lama
fasad bangunan. Bangunan memiliki
dianggap sebagai pusat perdagangan
banyak shading sehingga shading
untuk benua Asia karena lokasinya
pada bangunan memperlihatkan unsur
yang strategis dan sumber daya
garis pada bangunan. Selain shading
melimpa.
yang memberikan kesan garis adalah
Metode garis pada Jendela, kolomm
bangunan, dan garis yang berdimensi
Metode penulis dalam mengkritik pada bangunan dengan ukuran
bangunan adalah dengan dimensi yang berbeda dan berpola.
mengumpulkan data. Penulis mencari 1.2 Unsur Persegi
referensi tentang Arsitektur Indishce, Bangunan Pos Indonesia ini memiliki
dan jurnal kritik Arsitekur. Setelah itu banyak detail persegi pada fasade
penulis melakukan study presiden, nya, misalnya detail bangunan yang
penulis datang ke bangunan Kantor menggunakan persegi sebagai tekstur
Pos Kota untuk memperhatikan pada beberapa bagian dari fasade
langsung kondisi, serta konsep bangunan. Detail persegi yang
Arsitektural pada Bangunan. sifatanya tekstur membuat bangunan
terkesan berestetik dan monumental
klasik. Persegi yang membentuk
tekstur pada bangunan adalah pada
shading yang terdapat pada bagian
bawah bangunan, diatas shading
tersebut terdapat tekstur persegi, yang
pada persegi itu masih terdapat detail
yaitu pola segitiga yang pola ini ini
juga berlubang berfungsi sebagai
pencahayaan bangunan, walau kecil
namun memberi kesan alami dan berjajar dan seirama, terdapat
mengilangkan kesan kekakuan pada komponen garis dengan lebar dan
bangunan. Diatas persegi pun terdapat besar kemudian kecil pada bagian
tekstur persegi panjang seperti frame, kiri kemudian berlanjut ke tengah
detail tersebut membuat kesan bangunan bangunan memiliki
bangunan berestetika dan terkesan susunan tiang tiang atau kolom
kokoh. Kemudian pola persegi besar yang memberikan informasi
berderet pada bagian atas jendela bahwa bagian tengah adalah
bangunan, pada persegi pun terdapat bagian utama dari bangunan
detail pola segitiga yang berpola dan tersebut. Pintu masuk pun
berlubang sebagai fungsi pencahayan bangunan pun terdapat pada
dan ventilasi, pola ini pun memberi bagian tengah bangunan. Pada
kesan alami dan menghilangkan bagian tengah bangunan pun
kesan kaku pada bangunan. terdapat tangga untuk menuju
Selain bentuk persegi sebagai destail pintu masuk. Selanjutnya pada
tekstur pada bangunan terdapat pula bagian kanan pun serupa pada
bukaan bangunan yang sangat banyak bagian kiri karena bangunan ini
terdapat unsur persegi. Jendela yang berbentuk simetris.
berderet sejajar pada bangunan Pada bagian atas bangunan pun
mengesankan megah dan gaya pola garis sama denganbagian
arsitektur Klasik eropa. bawah, pola horizotal ini pun
1.3 Bentuk dan Pola Bangunan memiliki unsur garis yang berupa
Bentuk bangunan adalah simetris, tiang atau kolom kemudian
bagian bangunan kanan dan kiri sama persegi yang selaras dan harmoni.
dan memiliki pola bangunan selaras
dan simetris. II. AZAS DESAIN
Pola bangunan akan dijelaskan
menjadi 2 bagian yaitu vertikal dan
horizontal
a. Pola vertikal
Pola vertikal pada bangunan
adalah bagian bawah bangunan
membentuk garis lurus pada
bangunan sampai pada bagian
atas bangunan, yaitu tiang pada
bagian bawah bangunan
Gambar 2. Tampak Depan Bangunan
kemudian terkesan dilanjutkan Kantor Pos Indonesia
karena pada bagian atas bangunan
terdapat tekstur garis yang cukup Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
mencolok. Pada pola bangunan
vertikal pun bagian tengah nya
terlihat lebih banyak memilki
2.1 Perulangan Garis
detail.
Perulangan garis horizontal pada
b. Pola horizontal
bagian atas bangunan. Bentuk
Pola horizontal pada bangunan
garis bangunan mengikuti bentuk
terlihat bagian bawah
bangunan tersebut lalu
diperhatikan dari bagian kiri
pengulangan setiap garis nya
bawah sampai ke kanan bangunan
memiliki perbedaan posisi dan
membuat pola garis yang berderet
perbedaan dimensi, dengan
begitu pola garis seperti inipun III. PRINSIP DESAIN
memiliki irama. Kolom pada
bangunan, shading pada jendela
atau hanya tekstur sekalipun
membuat bentuk garis,
kebanyakan garis yang terdapat
pada bangunan adalah garis
vertikal, membuat bangunan
terkesan agung dan kokoh,
perulangan garis vertikal pada
bangunan pun memiliki
Gambar 3. Tampak Depan Bangunan
keseimbangan yang baik.
Kantor Pos Indonesia
2.2 Perulangan Bidang
Pada bangunan perulangan Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
bidang sama dengan perulangan
garis yaitu teratur dan seimbang,
perulangan bidang persegi
3.1. Keseimbangan
terlihat secara horizontal yaitu
pada jendela dan bukaan Bentuk bangunan simetris karena
bangunan, kemudian perulangan itu bentuk bangunan sudah
bidang persegi secara vertikal seimbanag. Bentuk bangunan
yaitu pada kolom dan tekstur terlihat sepeti ada 3 bagian yaitu
bangunan, perulangan bidang ini depan, kanan, dan kiri, hal ini
menciri khas kan bangunan karena posisi tengah bangun
kontemporer. berada lebih maju sedangkan
2.3 Harmoni Laras kanan dan kiri berada dibelakang
Bangunan sudah memenuhi azas dibagian tengah pun terdapat
desain harmoni dan laras. kolom yang besar membuat
Bangunan yang keseluruhan bangunan tampak kokoh dan
fasade nya berwarna putih agung, karena itu pengunjung
berkesan sederhana dan bersih akan merasakan kesan bangunan
namun karena memiliki detail yang kokoh dan monumental
bangunan membuat bangunan karena bagian tengah adalah
tampak tegas dan megah, detail pintu masuk utama bangunan.
bangunan pun terdapat garis dan Pun keseluruhan bangunan
bidang yang berbeda dimensi seperti detail seperti tekstur,
dan posisi namun tetap konsisten kolom, bukaan pada bangunan
dan teratur membuat bangunan sudah seimbang dan simetris,
memiliki sebuah harmoni dan semua itu tersusun secara
keselarasan. seimbang dan sama antara
bangunan bagian kanan dan kiri
kemudian bagian tengah
memang komponen detail nya
beberapa dibuat dimensi yang
lebih besar sebagai kesan bahwa
bagian utama bangunan.
3.2 Aksentualitas Kesimpulan
Aksentualitas atau penekanan Kantor Pos Kota adalah bangunan
pada bangunan ini ada pada bersejarah, Bangunan ini sebagai
bagian tengah bangunan, bagian bukti dan saksi bisu akan benarnya
tengah bangunan tampak seperti cerita-cerita bahwa pernah adanya
bagian depan bangunan hal ini orang Belanda datang ke Indonesia,
karena bagian tengah posisi nya mengambil alih kekuasaan
lebih maju dan pada bagian ini Indonesia, dan sampai pada akhirnya
pula terdapat aksentualitas Indonesia memerdekaan bangsa nya
seperti kolom kolom bangunan meski harus menunggu waktu
yang memilki dimensi besar, beratus-ratus tahun lamanya.
menekankan bahwa bagian itu
adalah bagian gerbang menuju Budaya, bahasa, bangunan banyak
ke dalam gedung. ditinggalkan Belanda di Indonesia.
Pada Bangunan yang ditinggalkan
Kemudian Aksentualitas juga Belanda nampak sangat memiliki
bisa berupa unsur garis. ciri khas tersendiri. Arsitektur
Aksentualitas garis terdapat pada Belanda bernama Arsitektur
bagian atas bangunan yakni garis Indische. Arsitektur Hindia Baru
horizonal yang ada sepanjang pada dasarnya merupakan aristektur
bangunan, menegaskan bentuk (barat) modern awal (contoh lainnya
dan posisi bangunan. adalah Rasionalisme dan Art Deco)
yang menggabungkan elemen
3.3 Proporsi
arsitektur lokal, seperti pinggiran
Bangunan terdiri dari komopen atap yang besar atau atap yang
persegi dan persegi panjang pada menjulang, agar sesuai dengan iklim
bagian depan komponen tersebut tropis di Indonesia.
berdimensi lebih besar dan Meski Hindia Baru mengacu pada
rentang kolom bagian depan aliran Rasionalisme Belanda yang
tepatnya bagian lobby pun besar, muncul di Indonesia tahun 1910-an,
membuat banguan memiliki istilah ini sengaja diseragamkan
ruang pada eksterior dan untuk semua gaya arsitektur antara
bangunan terkesan luwes. akhir abad ke-19 dan abad ke-20
sebelum Perang Dunia II agar
Bangunan ini meimiliki dimensi
mewakili berbagai gaya arsitektur
yang besar dan tidak memiliki
modern awal.
bentuk bentuk yang kontras
namun bentuk nya sederhana Arsitektur Indische adalah salah satu
yaitu persegi panjang dengan jenis konsep Arsitektur Eropa.
bagian tengah yang lebih maju, Arsitektur Belanda mengadaptasikan
namun bangunan ini memiliki konsep nya pada iklim di Indonesia.
detail yang cukup banyak. Detail Misalnya saja pada bagian double
detail bangunan ini membuat shading, shading dibuat double dan
bangunan lebih terlihat banyak karena iklim Indonesia yang
monumental dan menyeimbangi panas, juga bentuk bangunan yang
bangunan yang hanya berwarna tinggi maka akan membuat langit
putih. langit pada ruang menjadi tinggi
sehingga membuat ruangan terasa
lebih sejuk.
Kini Bangunan Kantor Pos Kota
masih difungsikan sebagai Kantor
Pos Kota. Selain itu Bangunan juga
difungsikan sebagai tempat
berbelanja oleh-oleh, serta terdapat
juga café dan Restaurant pada
Bangunan.

Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/19620824
/Kritik_Arsitektur
https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitekt
ur_Hindia_Baru
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.
php/paramita/article/view/16203

S-ar putea să vă placă și