Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
Pekanbaru Class IIA Penitentiary has the duty to carry out periodic and continuous
guidance for prisoners with the intention that prisoners are aware of their mistakes and no
longer want to commit criminal acts and become citizens who are responsible for themselves,
their families and their environment. Therefore, to achieve maximum work results, the
agency must have quality human resources so that the objectives of the agency can be
achieved maximally. This study aims to analyze the Leadership and Remuneration System of
Employee Performance with Motivation as an Intervening Variable. This research was
conducted at the Staff of Pekanbaru Class IIA Correctional Institution; the number of samples
used was 122 employees. Data collection techniques using questionnaires, and analysis of
path analysis data with SPSS Version 23. The results of the study show that: 1) The influence
of leadership and the remuneration system on employee work motivation 2) The effect of
leadership and remuneration systems on employee performance. 3) Effect of leadership and
remuneration systems on employee performance through employee motivation. 4) There are
effects of employee motivation on employee performance.
ABSTRAK
1
Intervening. Penelitian ini dilakukan pada Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Pekanbaru, jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 122 orang pegawai. teknik
pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, dan analisis data analisis jalur dengan
alat SPSS Versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengaruh kepemimpinan dan
sistem remunerasi terhadap motivasi kerja pegawai 2) Pengaruh kepemimpinan dan sistem
remunerasi terhadap kinerja pegawai. 3) Pengaruh kepemimpinan dan sistem remunerasi
terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja pegawai. 4) Terdapat terdapat pengaruh
motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Sistem Remunerasi, Motivasi Kerja Dan Kinerja
Pegawai
PENDAHULUAN
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru adalah salah satu Unit Pelaksana
Teknis dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau, yang
merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai tugas melakukan pembinaan
terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan yang ada di wilayah Pekanbaru. Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru mempunyai tanggung jawab yang tidak ringan dalam
mewujudkan visi dan misinya. Dengan tugas yang sedemikian strategis, tentu perlu didukung
dengan sumber daya manusia yang handal untuk mencapai visi, misi dan tujuannya, baik
tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Salah satu indikator terwujudnya
sumber daya manusia yang handal adalah diraihnya sebuah kinerja yang tinggi.
Tahun 2014 sampai 2016 terlihat penuruan nilai rata-rata 80-90 terjadi penurunan nilai,
dari tabel ini terlihat bahwa kinerja pegawai dari tahun tersebut terjadi penurunan yang sangat
signifikan setiap tahunnya yang di karenakan kurangnya motivasi dalam bekerja.
Apabila dihubungkan dengan penilaian kinerja pada tahun 2015 sampai 2016 terjadi
kontradiksi dalam hal kehadiran dimana dalam penilaian kinerja yang di capai pegawai yang
mendapatkan nilai rata-rata 70-80 hanya sedikit bila di bandingkan dengan jumlah kehadiran
yang izin absen tidak melaksanakan pekerjaan, yang mana maksud dari peneliti disini adalah
tidak adanya pengawasan yang dilakukan seorang pimpinan kepada bawahannya terkait
dalam pengisian jurnal harian dari pegawai, dimana terlihat dalam hasil penilaian kinerjanya
masuk dalam kategori bagus sedangkan dalam data absen terlihat banyak pegawai yang tidak
melaksanakan pekerjaan.
Salah satu elemen penting yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah
kepemimpinan. Tead (1995) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam
mempengaruhi orang-orang agar mereka ingin bekerja sama dalam mencapai tujuan yang kita
inginkan.
2
Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan
pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch dan Keeps, 1992).
Jadi kinerja pegawai merupakan hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas
berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah
dalam rangka meningkatkan kinerja pegawainya adalah dengan memberikan tunjangan
kinerja atau remunerasi. Seperti yang diterapkan di Kementerian Hukum dan HAM RI yang
sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2011 tentang Tunjangan Kinerja Bagi
Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tunjangan kinerja ini
diberikan pertama kali pada bulan Januari 2011. Pemberian remunerasi ini tidak terpisahkan
dari Kebijakan Reformasi Birokrasi yang bertujuan untuk mewujudkan clean and good
governance.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Kepemimpinan dan Sistem Remunerasi Terhadap Kinerja Pegawai
dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening pada Kantor Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Pekanbaru”.
PERUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada rumusan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk:
3
MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dan diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi: Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dan memberikan
manfaat bagi perkembangan ilmu akuntansi atas kinerja individual dengan menggunakan
teori perilaku. Menyediakan bukti empiris bahwa motivasi, remunerasi, dan
Kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pegawai, yang nantinya dapat
ditindaklanjuti oleh peneliti-peneliti lain dan menjadi referensi.
Bagi Pemerintah: Penelitian ini akan memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam
pengambilan kebijakan mengenai pemberian remunerasi dalam memotivasi pegawai
untuk peningkatan kinerja pegawai di masa yang akan datang.
TELAAH PUSTAKA
4
2. Pengaruh Sistem Remunerasi terhadap Kinerja Pegawai
Penelitian ini membahas tentang adanya pengaruh antara sistem remunerasi terhadap
kinerja pegawai. Remunerasi merupakan bagian dari kompensasi yang diberikan oleh instansi
kepada karyawannya. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan
sebagai balas jasa untuk hasil kerja mereka (Handoko, 2003). Jadi melalui kompensasi
tersebut karyawan dapat meningkatkan prestasi kerja, motivasi, kinerja serta meningkatkan
kebutuhan hidupnya. Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, ada beberapa
penelitian sebelumnya yang mendukung hipotesis ini.
Penelitian lainnya yang juga mendukung hipotesis ini adalah Palagia dkk (2012) yang
menggunakan remunerasi, motivasi, dan kepuasan kerja sebagai variabel independen,
sedangkan kinerja pegawai sebagai variabel dependennya. Penelitian menggunakan sampel
sebanyak 112 orang pegawai pada Kantor Pajak di Kota Makasar dengan metode analisis
regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika remunerasi, motivasi, dan
kepuasan kerja ditingkatkan, maka akan meningkatkan kinerja pegawai pada instansi
tersebut.
Penelitian lain yang dilakukan di luar negeri dilakukan oleh Hameed (2014) pada
Sektor Perbankan di Pakistan. Penelitian ini menggunakan gaji, penghargaan dan insentif,
dan kompensasi tidak langsung sebagai variabel independen, serta kinerja pegawai sebagai
variabel dependennya. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel-variabel
independen tersebut memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
baik secara simultan maupun secara parsial. Kompensasi sangat penting untuk meningkatkan
kinerja pegawai.
5
berdasarkan grading, reformasi birokrasi perlu dan akan dilakukan secara bertahap untuk
seluruh jajaran Pegawai Negeri, yang dimulai oleh Kementerian Keuangan, dengan merubah
sistem remunerasi dimana penerimaan pegawai selain gaji yang didasarkan pada golongan,
juga diberikan penghasilan tambahan sebagai kontra prestasi dari kinerja saat ini. Hal ini
menunjukkan bahwa remunerasi pegawai negeri sipil merupakan suatu hal yang dapat
memberikan solusi bagi perbaikan kinerja pegawai.
Motivasi dapat menunjuk berbagai cara untuk tujuan individu, prosedur di mana
individu memilih tujuan dan prosedur mereka di mana orang lain yang mencoba untuk
mengubah perilaku mereka. Motivasi penting untuk seorang karyawan, bahkan merupakan
salah satu faktor yang paling penting untuk pencapaian karyawan, target dan tujuan
organisasi (Berman et al., 2010). Ololube (2006) menegaskan bahwa motivasi dalam bekerja,
apakah intrinsik atau ekstrinsik sangat penting dalam kehidupan para pekerja karena mereka
membentuk alasan mendasar untuk bekerja dalam hidup. Ini merupakan kekuatan yang
kompleks dan kebutuhan yang menyediakan energi bagi seorang individu untuk melakukan
tugas tertentu (Shulze & Steyn, 2003). Selain itu, motivasi karyawan berfungsi sebagai
komponen penting dari operasi bisnis dimana motivasi tinggi ini bertepatan dengan kepuasan
kerja, rasa 4 bangga dalam pekerjaan seseorang, komitmen seumur hidup untuk organisasi
yang meningkatkan kinerja dan produktivitas (Linz et al., 2006).
Penelitian ini ingin meneliti pengaruh motivasi yang memediasi hubungan antara
sistem remunerasi dan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Larasati (2014) melakukan
penelitian dengan menggunakan motivasi kerja sebagai variabel independen dan kinerja
sebagai variabel dependen pada Kantor Wilayah Telkom Jawa Barat. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja yang terdiri dari kebutuhan prestasi, kebutuhan
afiliasi, dan kebutuhan kekuasaan secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
Penelitian lain yang dilakukan di luar negeri juga menunjukkan hasil yang sama.
Kiruja (2013) menyatakan bahwa pegawai merasa tidak puas dengan kompensasi atau
pembayaran yang dilakukan perusahaannya dan lingkungan pekerjaan mereka. Sampel
penelitian yang dilakukannya adalah sebanyak 315 sampel pada Institusi Pelatihan Teknik
Level Menengah Sektor Umum di Kenya. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa motivasi
mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada Insitusi Pelatihan Teknik Level
Menengah Sektor Umum di Kenya.
6
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan kinerja
pekerja, sedangkan antara motivasi intrinsik dan kinerja tidak memiliki pengaruh. Hal ini
sejalan dengan equity theory yang menekankan bahwa pemberian remunerasi yang adil
cenderung menghasilkan kinerja pekerja yang lebih tinggi.
Peningkatan motivasi pegawai ini merupakan hal yang sangat berarti bagi setiap
organisasi, baik itu organisasi pemerintahan maupun organisasi di lingkungan perusahaan.
Seorang pegawai yang mempunyai motivasi tinggi dalam bekerja akan memberikan yang
terbaik bagi suatu organisasi. Hal inilah yang menyebabkan motivasi sangat memberikan
kontribusi yang penting bagi setiap organisasi. Prawirosentono (1999) mengatakan bahwa
kinerja dipengaruhi oleh motivasi karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi. Bila
motivasi karyawan itu rendah, maka hasil kerja atau kinerjanya juga rendah.
KERANGKA PENELITIAN
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas, maka dapat disusun model konseptual
dalam penelitian ini seperti berikut:
7
Gambar : Kerangka Penelitian
Sumber: Data Olahan, 2018
HIPOTESIS
Dengan melihat gambaran secara umum berdasarkan latar belakang dan perumusan
masalah yang diajukan maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pegawai Kantor Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Pekanbaru, dengan alamat: Jl. Lembaga Pemasyarakatan No.19, Cinta Raja, Kec. Sail, Kota
Pekanbaru, Adapun waktu penelitian dari Mei 2019 hingga Juni 2019.
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Data kuantitatif, yaitu Data
kuantitatif adalah data informasi yang berupa simbol angka atau bilangan berdasarkan
simbol-simbol angka tersebut, perhitungan secara kuantitatif dapat dilakukan untuk
menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum didalam suatu parameter dan sangat
mudah dilakukan. (Sugiyono;2014;12)
Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer, yaitu data yang diambil secara langsung dari objek penelitian. Cara yang
digunakan dalam memperoleh data primer yaitu dengan cara observasi, wawancara dan
kuesioner.
8
2. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh penulis dari dokumen-dokumen yang
ada di instansi tersebut. Data ini berupa gambaran umum instansi, misalnya sejarah
berdirinya, struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab.
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan Kuesioner. Yaitu suatu alat pengumpulan data yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari sampel dengan
membuat suatu daftar pertanyaan yang berupa lembaran angket atau kuesioner yang diajukan
dan diisi oleh para responden yang telah ditentukan sebelumnya, dan akan diolah oleh penulis
untuk disajikan dalam bentuk tabulasi.
Pada penelitian ini menggunakan metode analisis jalur dengan menggunakan SPSS 21
For Windows. Adapun langkahnya adalah:
9
Selanjutnya untuk pengolahan data hasil penyebaran keuesioner, penulis
menggunakan program komputer adalah statistic for product and service solution versi 17.00.
karena semua jawaban responden yang diberikan dalam bentuk kualitatif, maka jawaban
tersebut diberikan skala sehingga menjadi data-data yang bersifat kuantitatif, kategori yang
berdasarkan pada skala likert.
Untuk menguji pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent, maka
dapat digunakan uji t. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen
(Ghozali,2008:58). Uji t digunakan untuk melihat pengaruh kepemimpinan dan iklim
organisasi terhadap etos kerja dan kinerja pegawai Badan Pendapatan Daerah Kota
Pekanbaru.secara parsial (secara individu). Caranya adalah dengan membangingkan nilai t
hitung dengan t tabel. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, namun jika t
hitung ≤ t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Berdasarkan pada hasil penelitian di atas, maka pembahasan uji hipotesis dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Diketahui t hitung (3.124) > t tabel (1.983) dengan nilai sig. 0.002 < 0.05. Artinya
variabel Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja Pegawai Kantor
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru. Dengan total pengaruh langsung sebesar
0.2522 = 6.35%. Adapun nilai korelasinya adalah sebesar 0.384. Yang menunjukkan Korelasi
cukup kuat antara variabel Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai.
Diketahui t hitung (5.151) > t tabel (1.983) dengan nilai sig. 0.000 < 0.05. Artinya variabel
Sistem Remunerasi berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja Pegawai Kantor
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru. Dengan total pengaruh langsung sebesar
0.4162 = 17.3%. Adapun nilai korelasinya adalah sebesar 0.496. Yang menunjukkan Korelasi
cukup kuat antara variabel Sistem Remunerasi terhadap Motivasi Kerja Pegawai.
Diketahui t hitung (3.160) > t tabel (1.983) dengan nilai sig. 0.002 < 0.05. Artinya variabel
Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru. Dengan total pengaruh langsung sebesar 0.2212 =
4.68%. Adapun nilai korelasinya adalah sebesar 0.468. Yang menunjukkan Korelasi cukup
kuat antara variabel Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai
Diketahui t hitung (3.917) > t tabel (1.983) dengan nilai sig. 0.000 < 0.05. Artinya variabel
Sistem Remunerasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Lembaga
10
Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru. Dengan total pengaruh langsung sebesar 0.2912 =
8.46%. Adapun nilai korelasinya adalah sebesar 0.631. Yang menunjukkan Korelasi kuat
antara variabel Sistem Remunerasi terhadap Kinerja Pegawai.
6. Pengaruh Sistem Remunerasi terhadap Kinerja Pegawai melalui Motivasi Kerja Pegawai
Diketahui t hitung (5.259) > t tabel (1.983) dengan nilai sig. 0.000 < 0.05. Artinya variabel
Motivasi Kerja Pegawai berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru. Dengan total pengaruh langsung sebesar 0.4022 =
16.16%. Adapun nilai korelasinya adalah sebesar 0.631. Yang menunjukkan Korelasi kuat
antara variabel Motivasi Kerja Pegawai terhadap Kinerja Pegawai.
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
11
1. Berdasarkan pada pengujian hipotesis, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai. Hasil penelitian menunjukkan
hubungan yang positif dan signifikan, maka setiap peningkatan atau perbaikan terhadap
kepemimpinan akan meningkatkan motivasi kerja pegawai.
2. Berdasarkan pada pengujian hipotesis, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
sistem remunerasi terhadap motivasi kerja pegawai. Hasil penelitian menunjukkan
hubungan yang positif dan signifikan, maka setiap peningkatan atau perbaikan terhadap
kepemimpinan, maka akan meningkatkan motivasi kerja pegawai.
3. Berdasarkan pada pengujian hipotesis, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Penelitian menunjukkan hubungan yang positif
dan signifikan, maka setiap peningkatan atau perbaikan terhadap kepemimpinan, maka
akan meningkatkan kinerja pegawai.
4. Berdasarkan pada pengujian hipotesis, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
sistem remunerasi terhadap kinerja. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif
dan signifikan, maka setiap peningkatan atau perbaikan terhadap sistem remunerasi,
maka akan meningkatkan kinerja pegawai.
5. Berdasarkan pada pengujian hipotesis, maka dapat dikatakan bahwa motivasi kerja
mampu untuk menjadi variabel mediasi (intervening) hubungan antara variabel
kepemimpinan terhadap variabel kinerja pegawai bank Lembaga Pemasyarakatan Kelas
IIA Pekanbaru.
6. Berdasarkan pada pengujian hipotesis, maka dapat dikatakan bahwa motivasi kerja
mampu untuk menjadi variabel mediasi (intervening) hubungan antara variabel sistem
remunerasi terhadap variabel kinerja pegawai bank Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Pekanbaru.
7. Berdasarkan pada pengujian hipotesis, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
motivasi kerja terhadap kinerja. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif dan
signifikan, maka setiap peningkatan atau perbaikan terhadap motivasi kerja, maka akan
meningkatkan kinerja pegawai.
1. Kepemimpinan
1) Perilaku yang harus ditunjukkan oleh pemimpin, senantiasa mencerminkan perilaku yang
baik, seperti datang pada waktunya, pulang pada waktunya, menaati setiap peraturan
yang ada di Kantor, sehingga karyawan menjadikan pemimpin sebagai tauladan dalam
bekerja, dan mengikuti perilaku baik dari pimpinan mereka.
12
2) Pemimpin harus memiliki strategi untuk dapat mengarahkan pegawai untuk dapat
bekerja dengan baik, agar dapat meningkatkan kinerja organisasi. Adapun langkah yang
bisa dilakukan seperti: melakukan komunikasi yang baik dengan para bawahan, bersedia
menjadi pendengar yang baik, bersedia mencarikan solusi bagi masalah yang dihadapi
oleh pegawai, dan selalu mendiskusikan setiap permasalahan kerja yang ada di Kantor.
2. Sistem Remunerasi
Adapun langkah yang bisa ditempuh untuk memperbaiki iklim kerja yang ada pada
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru, maka dapat dilakukan beberapa langkah
berikut ini:
1. Meningkatkan komitmen pegawai dalam bekerja. Adapun langkah yang dapat dilakukan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru untuk meningkatkan komitmen pegawai
dalam bekerja adalah dengan: membangun suatu lingkungan dan susana keterbukaan,
menarik, menyenangkan dan penuh penghargaan, Menumbuhkan rasa cinta dan memiliki
terhadap instansi, sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
2. Senantiasa apresiasi dari kantor saat menyelesaikan pekerjaan tepat, seperti selalu
berusaha untuk memberikan ucapan selamat kepada pegawai yang menyelesaikan
pekerjaannya secara tepat dan cepat, memberikan bonus terhadap pegawai yang dapat
mencapai hasil kerja yang maksimal.
3. Motivasi Kerja
Adapun langkah yang bisa dilakukan untuk memperbaiki Motivasi Kerja pegawai
adalah sebagai berikut:
1) Berikan contoh perilaku jujur oleh pemimpin yang ada di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Pekanbaru,
2) Berikan penghargaan kepada pegawai yang jujur, serta berikan hukuman kepada pegawai
yang kedapatan tidak jujur dalam bekerja,
3) Terapkan perilaku adil kepada siapapun yang melakukan kebohogan harus di hukum.
4. Kinerja
1) Memberikan pemahaman yang baik kepada pegawai tentang standar pekerjaan yang akan
dilakukan,
2) Menerapkan standar pekerjaan yang baik kepada seluruh pegawai,
3) Berikan penghargaan kepada pegawai yang mampu untuk menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan standar yang telah dilakukan.
13
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Darmawan, Didit. 2013. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Surabaya: Pena Semesta.
Fahmi, Irham. 2013. Perilaku Organisasi : Teori, Aplikasi dan Kasus. Bandung: CV.
Alfabeta.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ghozali, Imam. 2008. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Grobler,
Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Yokyakarta: Laksana.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk) Edisi Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: ANDI.
Machasin dan Susi Hendriani. 2011. Reformasi Kepemimpinan Ideal dan Profesional.
Pekanbaru: Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau.
Nitisemito, Alex S. 2008. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurmansyah, E. C, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Pekanbaru;Unilak
Press
Rivai Veithzal, dkk, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori
Ke Praktek, Rajawali Pers, Jakarta.
Robbins SP, dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba.
S.P,Hasibuan, Malayu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sugiyono. 2014, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner dan Proses Analisis Data Perilaku Organisasional.
Yogyakarta: CAPS.
Suwatno dan Donni Juni Priansa. 2013. Manajemen SDM. Bandung: CV. Alfabeta.
14
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN SISTEM REMUNERASI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN MOTIVASI
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KANTOR
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA PEKANBARU
JURNAL
OLEH:
BENNY AFMAN
1510248357
Menyetujui
Ketua Komisi Pembimbing
16