Sunteți pe pagina 1din 8

Pillar of Physics Education, Vol. 11.

No 1, Februari 2018, 169-176

PENGARUH LKPD TERINTEGRASI MATERI GELOMBANG GEMPA BUMI


TERHADAP KOMPETENSI FISIKA PESERTA DIDIK DI SMA

Tri Anggun Wahyuni1)Ahmad Fauzi2)Syafriani2)


1)
Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
2)
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
anggun.wahyuni17@yahoo.com, afz_id@yahoo.com, syafriani05@yahoo.com

ABSTRACT
The motivation of learners can be enhanced through contextual and meaningful learning by integrating real
problems that exist in the surrounding environment into teaching materials of learners, such as earthquake
waves. The purpose of this research is to investigate the difference, influence and contribution of LKPD
integrated material of earthquake wave to the competence of learners in CPS type simplex model on wave
material in class XI SMA N 2 Padang. This type of research is quasi experiment with randomized control group
design only design. The study population is all students of class XI MIPA SMA N 2 Padang. Sampling of
research using technique of Purposive sampling. The research data is the data of students learning outcomes
knowledge competence, attitudes and skills and the value of integrated LKPD earthquake waves. In order to
know the difference of competence of the students, there are two equality test (t test), while to know the influence
and contribution of LKPD to the competence of the learner, the regression and correlation test is done on the
real level of 0,05 for all the competence.The results of the research through correlation test obtained the value
of knowledge rs 0,78, attitude 0,62 and skill 0.73. LKPD's contribution to the knowledge aspect is very strong,
with a contribution percentage of 60.49%. LKPD contribution to attitude aspect is strong, with contribution
percentage equal to 38,73%. LKPD's contribution to skills aspect is strong, with a contribution percentage of
53.03%.

Keywords : , Creative Problem Solving Tipe Simplex, Earthquake Waves, Competence

PENDAHULUAN kedua di dunia. Hasil ini diperoleh dari studi


tentang pendidikan untuk kategori pendidikan sains
Pendidikan adalah salah satu bentuk (OECD, 2014). Kualitas pendidikan di Indonesia
perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan bahkan jauh tertinggal terlebih dalam bidang sains,
sarat perkembangan[1]. Pendidikan yang mampu khususnya bidang Fisika. Masalah utama dalam
mendukung pembangunan di masa mendatang pembelajaran fisika pada pendidikan formal
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya
potensi peserta didik sehingga yang bersangkutan serap peserta didik. Kurikulum 2013
mampu menghadapi dan memecahkan problema mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam
kehidupan yang dihadapinya. Berdasarkan tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran menyentuh tiga
pendidikan nasional yaitu mengembangkan kompetensi yaitu sikap, pengetahuan, dan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban keterampilan. Hasil akhirnya adalah peningkatan
bangsa yang bermartabat dalam rangka dan keseimbangan antara kemampuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk menjadi manusia yang baik (Soft Skills) dan
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan untuk hidup secara layak (Hard Skill) dari peserta
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, didik.
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara Berdasarkan kenyataan yang ditemui
yang demokratis serta bertanggung jawab[2]. dilapangan, harapan pemerintah sepenuhnya belum
Pemerintah telah mengembangkan terlaksana. Dimana hasil belajar fisika peserta didik
kurikulum guna peningkatan mutu pendidikan di kels XI SMAN 2 Padang masih rendah terutama
Indonesia. Namun fakta di lapangan belum pada aspek pengetahuan bila dibandingkan dengan
menunjukan hasil yang memuaskan. Kualitas KKM yang telah ditetapkan yaitu 80.
pendidikan Indonesia hanya menempati posisi ke Penulis juga telah melakukan analisis
64 dari 65 negara anggota Programme for terhadap soal ujian semester peserta didik.
International Assassment (PISA). Hasil ini Berdasarkan analisis terhadap soal ujian peserta
merupakan hasil studi yang dilakukan lembaga didik, tingkatan soal ujian yang bersifat
PISA yang digelar setiap tiga tahun sekali. Dengan pemahaman (C2) dan aplikasi (C3) keatas, sebagian
kata lain, kualitas pendidikan Indonesia terburuk besar dari peserta didik mengetahui rumus, kurang
memahami konsep dan tidak tahu bagaimana

169
mengaplikasikannya, sehingga hasil belajar fisika divergen menekankan kepada menunda keputusan
yang diperoleh peserta didik masih rendah. ketika menggeneralkan informasi, sedangkan
Berdasarkan observasi pada kompetensi sikap yaitu berpikir konvergen melibatkan suatu analisis,
peserta didik belum memiliki sikap tanggung jawab menilai, dan mengevaluasi untuk mengumpulkan
dan kesadaran sepenuhnya terhadap proses informasi.
pembelajaran, terlihat ketika diberikan tugas Model pembelajaran CPS memiliki
sebagian besar dari peserta didik tidak mengerjakan kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model
tugas tersebut. Pada saat dilaksanakan ulangan pembelajaran CPS antara lain: pembelajaran
harian, peserta didik juga kurang memiliki sikap menggunakan model CPS memberikan kesempatan
jujur, sebagian dari mereka ada yang berusaha kepada peserta didik untuk melibatkan diri dan
melihat catatan, dan menyalin jawaban teman.Pada menumbuhkan minat menyelesaikan tantangan dan
kompetensi keterampilan, peserta didik belum permasalahan yang realistis, pembelajaran menjadi
memperlihatkan sikap aktif, meskipun guru sudah lebih bermakna dan fokus, pembelajaran ini dapat
berusaha agar pembelajaran bersifat dua arah membentuk konsep diri sehingga terbuka terhadap
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hal ini pengalaman-pengalaman baru dan lebih kreatif,
menjelaskan bahwa masih rendahnya kompetensi pembelajaran menjadi wadah peserta didik untuk
peserta didik dalam pembelajaran Fisika, dimana mengembangkan bakat dan kecakapan diri.
peserta didik belum mampu untuk melakukan Sedangkan kekurangan model pembelajaran CPS
kegiatan pemecahan masalah melalui kerja ilmiah. adalah pembelajaran CPS melalui langkah-langkah
Dengan demikian, sama halnya dengan kompetensi yang cukup banyak sehingga membutuhkan waktu
pengetahuan, kompetensi keterampilan peserta yang cukup lama, pembelajaran CPS lebih efektif
didik bermasalah. jika dilaksanakan pada kelas yang tidak terlalu
Berdasarkan permasalahan di atas, banyak, Jika peserta didiknya banyak, dibutuhkan
diperlukan model atau strategi pembelajaran yang pembimbingnya lebih banyak dari kelas biasa[4].
dapat membuat pembelajaran fisika menjadi lebih Model Pembelajaran Creative Problem
menarik, tidak membosankan, dapat memotivasi Solving tipe Simplex diharapkan dapat
peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif, serta meningkatkan kreaktifitas serta kompetensi peserta
dapat mengembangkan kemampuannya. didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran harus melibatkan partisipasi yang Model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan
lebih tinggi dari peserta didik agar dapat memahami hasil belajar fisika peserta didik yang masih
konsep pelajaran yang dipelajari. Salah satu model rendah. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
pembelajaran yang diduga dapat melibatkan peran mengatasi masalah rendahnya kompetensi peserta
aktif peserta didik adalah model pembelajaran didik adalah dengan mengintegrasikan masalah
creative problem solving tipe sinplex. Dalam yang ada dalam kehidupan sehari-hari peserta didik
strategi ini hampir semua kegiatan pembelajaran kedalam proses pembelajaran. Salah satu masalah
dilakukan oleh peserta didik. Guru berperan sebagai yang dipandang tepat dapat diintegrasikan dan
fasilitator yang akan membantu segala kesulitan sesuai dengan keadaan daerah peserta didik adalah
yang dialami peserta didik selama pembelajaran Gempa Bumi.
berlangsung. Guru juga berperan membimbing Bencana gempa merupakan bencana alam
peserta didik untuk saling berbagi ilmu yang telah yang menimbulkan getaran di kulit bumi, sehingga
mereka dapatkan dengan teman mereka. dapat merusak tatanan kulit bumi. Gempa sangat
Model pembelajaran Creative Problem berbahaya sekali karena terjadi secara mendadak
Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran dan tiba-tiba. Menurut Mulyono[5] gempa bumi
yang berpusat pada keterampilan pemecahan merupakan peristiwa geologi, dampak yang
masalah yang diikuti dengan penguatan kreatifitas diakibatkannya bersifat menyeluruh. Menurut
berfikir. Isaken[3] mendefinisikan ,”CPS is a Mulyono ada beberapa sebab yang menimbulkan
methodological framework designed to assist gempa dalam bumi, antara lain runtuhnya gua-gua
problem solvers with using creativity to achieve dalam bumi, tabrakan meteor, peledakan gunung
goals,overcome obtacles and increase the likelihood api. Dilihat dari efek atau akibat yang ditimbulkan,
of enhancing creative performance”. Secara bebas kejadian-kejadian yang mungkin terjadi mengiringi
kutipan tersebut artinya CPS merupakan kerangka peristiwa gempa bumi antara lain gelombang
kerja metodologi yang didesain untuk membantu tsunami, kerusakan bangunan, mengubah topografi
memecahkan masalah dengan menggunakan atau bentuk muka bumi, menyebabkan keretakan
kreatifitas dalam mencapai tujuan dan permukaan bumi, menyebabkan perubahan tata air
meningkatkan performa kreatif. Dalam setiap tanah, mengakibatkan trauma psikis dan mental.
langkah pemecahan masalah CPS tipe simplex oleh sebab itu, materi bencana gempa bumi ini
memiliki tujuan untuk menuntun peserta didik perlu diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran.
dalam menyelesaikan permasalahan dengan Guru sudah melaksanakan pembelajaran
berpikir dan konvergen dalam tahapannya. Berfikir Fisika menurut kurikulum 2013, namun belum

170
seutuhnya terlaksana secara maksimal. Guru belum diberikan sesuai dengan kenyataan yang
menghubungkan materi Fisika dengan ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari,
permasalahan bencana alam. Padahal materi Fisika sehingga pembelajaran fisika akan menjadi
sangat erat kaitannya dengan permasalahan yang bermakna dan dapat meningkatkan hasil belajar.
sering terjadi di sekitar peserta didik, sehingga Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian yang
materi Fisika tidak hanya terkait dengan rumus- dilakukan oleh Zukir[7] menyimpulkan bahwa
rumus saja. Peserta didik biasa nya cenderung penggunaan LKS terintegrasi bencana gempa bumi
menghafal dan tidak tahu cara mengaplikasikannya dalam pembelajaran Problem Based Instruction
karena mengahafal hanya akan melahirkan dapat membentuk karakter siswa siaga bencana
kemampuan berpikir tingkat rendah. gempa bumi serta mampu meningkatkan
Pengintegrasian materi gelombang gempa pencapaian hasil belajar.
bumi juga dipandang sangat tepat dalam membantu Penelitian yang relevan juga membahaa
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran model pembelajaran creative problem solving,
fisika. Pengintegrasian materi gelombang gempa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh
bumi dalam pembelajaran fisika diharapkan dapat Estuhono[8], hasil penelitiannya tentang
melatih kemampuan pemecahan masalah peserta Pengembangan Perangkat Pembelajarn Fisika
didik, dan meningkatkan motivasi belajar fisika. Dengan Model CPS dengan Strategi Brainstorming
Pengintegrasian materi gelombang gempa bumi Pada Konsep Getaran Terintegrasi Materi Gempa
kedalam materi pembelajaran fisika dapat Bumi menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran
memotivasi rasa ingin tahu dan membangkitkan yang dikembangkan sangat valid, praktis dan
semangat dalam belajar. Melalui pengintegrasian efektif.Sedangkan hasil penelitian relevan lain
ini peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang yang juga membahas mengenai LKS terintegrasi
telah mereka bangun untuk kehidupan nyata. materi bencana menyebutkan bahwa hasil belajar
Pengintegrasian ini dilakukan melalui pemberian fisika peserta didik yang diajarkan dengan
materi gelombang gempa bumi kedalam mata menggunakan LKS terintegrasi bencana lebih
pelajaran fisika yang termuat di dalam Lembar meningkat dibandingkan sebelumnya yang diteliti
Kerja Peserta Didik (LKPD). oleh Rustam[9].
LKPD merupakan istilah baru dari LKS. Selain dapat meningkatkan motivasi peserta
Sesuai dengan kurikulum sebelumnya yang mana didik dalam pembelajaran melalui pemberian
Lembar Kerja yang digunakan siswa disekolah pengalaman belajar yang komntekstual dan
dengan istilah LKS (lembar kerja siswa), namun autentik, LKPD juga berfungsi meningkatkan
seiring dengan perubahan kurikulum yang saat ini kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
digunakan ialah kurikulum 2013 , untuk itu lembar Peningkatan kemampuan pemecahan masalah ini
kerja yang digunakan istilah nya berganti menjadi disajikan dalam LKPD dengan bentuk soal
LKPD (lembar kerja peseta didik). Berdasarkan penyelesaian masalah. Proses penyelesaian masalah
perubahan kurikulum tersebut maka definisi, juga dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki
identitas, tujuan penyusunan, peran, fungsi, peserta didik.
manfaat, kriteria, dan struktur penyusunan LKPD Berdasarkan permasalahan yang telah
masih mengacu dan berpedoman kepada LKS dikemukakan, penulis mencoba memperbaiki
hanya saja istilah yang digunakan berubah dari pembelajaran dengan menerapkan model
siswa menjadi peserta didik. pembelajaran Creative Problem Solving tipe
LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak Simplex menggunakan LKPD terintegrasi materi
berupa lembar–lembar kertas yang berisi materi, Gelombang Gempa Bumi. Untuk itu penulis ingin
ringkasan, dan petunjuk–petunjuk pelaksanaan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh LKDP Terintegrasi Materi Gelombang Gempa
peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar Bumi Terhadap Kompetensi Peserta Didik Model
yang harus dicapai[6]. Lembaran-lembaran tersebut Pembelajaran Creative Problem Solving Tipe
menjadi penghubung antara pendidik dan peserta Simplex Pada Materi Gelombang dikelas XI SMA
didik sehingga membuat tugas pendidik menjadi N 2 Padang”.
lebih ringan. Hal ini dikarenakan penggunaan
LKPD dapat membuat peserta didik menjadi METODE PENELITIAN
mandiri dan tidak begitu tergantung kepada
pendidik. Jenis penelitian yang telah dilakukan dalam
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) penelitian untuk mencapai tujuan adalah
terintegrasi materi gelombang gempa bumi mampu eksperimen semu (Quasi Experiment).
mengajak peserta didik berpikir luas dan analisis. Suryabrata[10] menjelaskan bahwa tujuan dari
LKPD terintegrasi gelombang gempa bumi ini penelitian eksperimen semu adalah untuk
dinilai dapat menarik minat dan memotivasi peserta memperoleh informasi yang merupakan perkiraan
didik untuk belajar karena permasalahan yang bagi informasi dalam keadaan yang tidak

171
memungkinkan untuk mengontrol atau penelitian diterima atau ditolak. Analisis data yang
memanipulasi semua variabel yang relevan. digunakan dalam penelitian ini yaitu uji t (uji
Rancangan penelitian yang digunakan adalah kesamaan dua rata-rata) yang dilakukan terlebih
Randomized Control Croup Only Design . Menurut dahulu uji normalitas dan uji homogenitas.
Djamas[10], desain penelitian eksperimen semu Uji normalitas dilakukan untuk melihat
sama dengan desain penelitian eksperimen apakah kelas sampel terdistribusi normal atau tidak.
sungguhan. Pada rancangan ini sampel penilitian Data terdistribusi normal jika nilai L yang
dibagi atas dua kelompok kelas yaitu kelompok didapatkan dari perhitungan (Lo) lebih kecil dari Lt.
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas Uji homogenitas digunakan untuk melihat
eksperimen diterapkan model pembelajaran CPS apakah data yang diperoleh homogen atau tidak.
(Creative Problem Solving) tipe Simplex dengan Sampel dikatakan homogen jika Fh lebih kecil dari
menggunakan LKPD terintegrasi materi Ft. Setelah dilakukan uji normalitas dan
Gelombang Gempa Bumi sedangkan pada kelas homogenitas, kemudian menentukan uji statistik
kontrol menerapkan model pembelajaran CPS (uji kesamaan dua rata-rata) yang akan digunakan.
(Creative Problem Solving) tipe Simplex dan tidak Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk
menggunakan LKPD terintegrasi materi menyelidiki perbedaan kompetensi peserta didik
Gelombang Gempa Bumi. setelah menggunakan LKPD.
Populasi untuk penelitian ini adalah semua Uji pengaruh dilakukan untuk menyelidiki
peserta didik pada kelas XI SMAN 2 Padang yang pengaruh LKPD terintegrasi materi gelombang
terdaftar pada Tahun Ajaran 2016/ 2017. Sampel gempa bumi terhadap kompetensi peserta didik
merupakan bagian dari populasi yang menjadi dilakukan dengan analisis regresi linear sederhana.
objek dalam penelitian, dan dapat menggambarkan Persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai
populasi secara keseluruhan (Representative). berikut[11].
Sampel dalam penelitian ini dibagi bagi atas dua 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋...............................................(1)
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kedua kelas dipilih dengan teknik Purposif a dan b masing-masing menyatakan taksiran dari
Sampling yaitu pengambilan sampel dengan parameter regresi linear, 𝑎 merupakan konstanta
pertimbangan tertentu. Kedua kelas diambil atas regresi atau harga yang memotong sumbu Y,
dasar guru yang sama dan berbagai pertimbangan sedangkan b merupakan koefisien regresi yang
lainnya seperti adanya peneliti lain yang sudah disebut gradien atau kemiringan garis.
menerapkan perlakuan pada kelas tertentu. Untuk menguji model linear yang
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah diperoleh benar-benar cocok dengan keadaan atau
LKPD terintegrasi materi gelombang gempa bumi, tidak, dipakai perhitungan terhadap JK(G) yaitu
sedangkan Variabel terikat adalah kompetensi jumlah kuadrat kekeliruan eksperimen dan JK(TC)
pengetahuan, sikap, dan keterampilan Fisika peserta yaitu jumlah kuadrat tuna cocok. Jika
didik kelas XI MIPA SMAN 2 Padang. Dan Fh,<𝐹 1−𝛼 (𝑘−2𝑛−𝑘) maka hipotesis model linear
Variabel kontrol adalah guru yang mengajar, materi diterima.
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, jenis Besarnya hubungan antara variabel bebas
dan jumlah soal yang di ujiakan pada kedua kelas, dengan variabel terikat dinyatakan dengan koefisien
serta model pembelajaran yng digunakan. korelasi. Untuk menentukan besarnya kontribusi
Instrumen adalah alat pengumpul data yang variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan
merupakan prosedur sistematis dengan dengan menentukan koefisien determinasi.
memperhatikan aturan yang telah ditentukan. Koefisien determinasi diperoleh dengan cara
Instrumen ini mencakup pada ranah pengetahuan, menguadratkan koefisien korelasi.
sikap, dan keterampilan dan nilai LKPD. Instrumen
kompetensi pengetahuan dalam penelitian ini HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
adalah lembaran tes tertulis berupa essay yang
dilaksanakan diakhir penelitian. Instrumen yang Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2
digunakan pada aspek sikap yaitu berupa lembar Padang, dari tanggal 20 April sampai 27 Mei
penilaian observasi sikap setiap pertemuan. 2017.Selama proses penelitian di ambil data
Sedangkan untuk aspek keterampilan dengan kompetensi peserta didik untuk kompetensi yang
menggunakan rubrik kinerja yang dinilai pada saat diambil diantaranya adalah kompetensi sikap,
melakukan praktikum. Instrumen yang digunakan pengetahuan,dan keterampilan untuk kedua kelas.
dalam LKPD yaitu pengetahuan dengan melakukan Untuk kelas eksperimen juga diambil data hasil
evaluasi yang ada di dalam LKPD, sikap melalui penilian LKPD, dimana LKPD untuk kelas
lembar penilaian diri dan keterampilan melalui eksperimen adalah LKPD terintegrasi gelombang
lembar kinerja. gempa bumi. Seluruh data hasil penelitian ini
Analisis data bertujuan untuk menguji diperoleh melalui penilaian yang dilakukan dalam
apakah hipotesisi yang dikemukakan dalam proses pembelajaran serta penilaian pada akhir

172
pembelajaran. Deskripsi hasil penelitian tersebut Tabel 2. Hasil Uji Normalitas, homogenitas dan
dijelaskan sebagai berikut. kesamaan dua rata- rata kelas sampel
1. Deskripsi Data dan Analisis Data pada aspek pengetahuan, sikap dan
a. Perbedaan Kompetensi Peserta didik keterampilan
Dari hasil penelitian diperoleh deskripsi data Parameter Kompetensi Pengetahuan
perbedaan untuk kompetensi pengetahuan, sikap statistik Eksperimen Kontrol
dan keterampilan. Data kompetensi pengetahuan, N 35 35
sikap dan keterampilan. Data kompetensi 𝛼 0,05 0,05
pengetahuan diperoleh melali tes akhir dengan Lo 0,135 0,122
bentuk instrume berupa tes uraian. Data kompetensi Lt 0,149 0,149
sikap diperoleh melalui lembar observasi untuk Distribusi Normal
setiap pertemuan. Penilaian kompetensi Fh 1,01
keterampilan menggunakan rubrik kinerja yang Ft 1,80
dinilai pada saat praktikum. Pengambilan data
Keterangan Homogen
ketiga aspek dilakukan untuk kedua kelas sampel.
th 5,01
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh
tt 2,00
nilai rata-rata, simpangan baku, dan varians untuk
kelas eksperimen dan kontrol seperti dalam tabel Hipotesis Ho di tolak = Hi diterima
berikut: Parameter Kompetensi Sikap
Tabel 1. Data Perbedaan Kompetensi Pengetahuan, statistik Eksperimen Kontrol
Sikap, dan Keterampilan. N 35 35
Ket. Eksperimen Kontrol 𝛼 0,05 0,05
N 35 35 Lo 0,129 0,138
𝑋 86,03 74,63 Lt 0,149 0,149
Pengetahuan S 9,48 9,54 Distribusi Normal
S2 89,91 91,08 Fh 1,04
𝑋 87,5 84,9 Ft 1,80
Sikap S 3,11 3,05 Keterangan Homogen
S2 9,69 9,32 th 3,53
𝑋 86,94 83,57 tt 2,00
Keterampilan S 5,74 6,19 Hipotesis Ho di tolak = Hi diterima
S2 32,99 38,43 Parameter Kompetensi Keterampilan
Dilihat pada Tabel 1, nilai rata-rata kelas statistik Eksperimen Kontrol
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas N 35 35
kontrol untuk ketiga aspek kompetensi. Nilai 𝛼 0,05 0,05
simpangan baku kelas eksperimen untuk Lo 0,134 0,133
kompetensi sikap lebih besar dari kelas kontrol, Lt 0,149 0,149
artinya nilai simpangan baku kelas eksperimen Distribusi Normal
lebih merata dibandingkan kelas kontrol, begitupun Fh 1,16
sebaliknya. Ft 1,80
Nilai varians kelas eksperimen lebih besar Keterangan Homogen
jika dibandingkan dengan nilai varians kelas th 2,36
kontrol, artinya kompetensi sikap kelas eksperimen tt 2,00
lebih beragam dari pada kelas kontrol. Hipotesis Ho di tolak = Hi diterima
Untuk mengetahui perbedaan kompetensi Berdasarkan Tabel 2 diatas, tampak bahwa
kedua kelas ini berarti atau tidak, maka dilakukan Lo lebih kecil dari Lt untuk aspek pengetahuan,
uji perbedaan (uji kesamaan dua rata-rata). Langkah sikap dan keterampilan pada taraf nyata 0,05.
awal dalam melakukan uji perbedaan adalah dengan Artinya data hasil belajar kompetensi pengetahuan,
melakukan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan sikap dan keterampilan kedua kelas sampel
untuk menguji normal atau tidaknya sebara n data terdistribusi normal. Kemudian untuk uji
pada kelas sampel yang dilakukan dengan homogenitas, karena nilai Fh kecil dari nilai Ftuntuk
menggunakan uji Liliefors. Selanjutnya dilakukan ketiga aspek pengetahuan maka kedua kelas sampel
uji homo-genitas. Uji homogenitas dilakukan untuk dinyatakan homogen baik pada aspek pengetahuan,
mengetahui apakah kedua kelas sampel berasal dari sikap dan keterampilan. Sedangkan untuk uji
populasi yang homogen atau tidak. Hasil uji kesamaan dua rata-rata, berdasarkan tabel di atas
normalitas, homogenitas dan uji kesamaan dua rata- tampak bahwa th besar dari tt untuk ketiga aspek
rata kompetensi pengetahuan, sikap dan kompetensi. Kriteria pengujian terima Ho jika-
keterampilan peserta didik dapat dilihat pada Tabel ttabel<thitung<ttabel. Karena th berada di luar daerah
2 berikut.

173
penerimaan Ho maka Ho ditolak dan Hi diterima. Hal Uji keberartian dilakukan dengan meng
ini berarti kedua kelas sampel mempunyai nilai gunakan uji F. Dari hasil perhitungan diperoleh
rata-rata yang berbeda secara signifikan. Sehingga nilaiFh=1,24 dan Ft=2,34. Uji korelasi dilakukan
dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang berarti untuk menyelidiki kuat atau lemahnya hubungan
LKPD terintegrasi gelombang gempa bumiterhadap antara kompetensi sikap dengan nilai sikap pada
hasil belajar kompetensi pengetahuan, sikap dan LKPD. Hasil uji korelasi diperoleh nilai r= 0,62.
keterampilan peserta didik . Nilai ini menunjukkan korelasi antara kompetensi
sikap dengan nilai sikap berada pada kategori kuat.
b. Pengaruh LKPD Terintegrasi Gelombang Besar pengaruhnya dapat ditentukan melalui
Gempa Bumi tehadap Kompetensi Peserta koefisien determinasi. Dari hasil perhitungan
Didik didapatkan pengaruh nilai sikap pada LKPD
Pengaruh LKPD terintegrasi gelombang terhadap kompetensi sikap adalah 38,73%.
gempa bumidapat diketahui setelah dilakukan uji Hasil yang ketiga, pengaruh LKPD terhadap
kesamaan. Uji kesamaan dilakukan dengan kompetensi keterampilan. Pendekatan model
menentukan persamaan regresi linear sederhana dan persamaan regresi linear pada kompetensi
uji korelasi. Uji regresi dan korelasi dilakukan keterampilan sebagai berikut:
setelah terbukti bahwa terdapat perbedaan yang 𝑌 = 2,41 + 0,99𝑋...................................(4)
berarti antara kedua sampel pada kompetensi Nilai 2,41 disebut juga konstanta regresi yang
peserta didik. Pada penelitian ini ada tigahasil berarti peserta didik sudah memiliki kompetensi
pengaruh LKPD terintegrasi gelombang gempa keterampilan sebelum diberi LKPD. Nilai 0,99
bumi terhadap kompetensi peserta didik. disebut juga koefisien regresi yang menentukan
Hasil yang pertama, pengaruh LKPD arah regresi linear. Dalam hal ini karena nilai
terintegrasi gelombang gempa bumi terhadap koefisien regresi positif maka menunjukkan
pengetahuan. Data hasil uji regresi pada kompetensi hubungan yang positif. Artinya kenaikan nilai
pengetahuan diperoleh pendekatan model keterampilan akan diikuti oleh kenaikan
persamaan regresi linear: kompetensi keterampilan.
𝑌 = 1,15 + 𝑋 ...........................................(2) Setelah dilakukan Uji keberartian dengan
Nilai 1,15 artinya peserta didik sudah memiliki menggunakan uji F diperoleh nilai Fh= -1,52 dan
pengetahuan sebelum diberi LKPD. Nilai 1 disebut Ft=2,25. Uji korelasi dilakukan untuk menyelidiki
juga koefisien regresi yang artinya kenaikan nilai kuat atau lemahnya hubungan antara kompetensi
tugas pengetahuan akan diikuti oleh kenaikan keterampilan dengan nilai keterampilan pada
kompetensi pengetahuan. LKPD. Hasil uji korelasi diperoleh nilai r= 0,73.
Hasil perhitungan uji keberartian diperoleh Nilai ini menunjukkan korelasi antara kompetensi
Fh=-0,31 dan Ft = 3,12. Nilai ini menunjukkan keterampilan dengan nilai keterampilan berada
model regresi linear antara kompetensi pengetahuan pada kategori kuat. Besar pengaruhnya dapat
dengan nilai tugas pengetahuan dalam LKPD ditentukan melalui koefisien determinasi. Dari hasil
terintegrasi gelombang gempa bumi adalah berarti. perhitungan didapatkan pengaruh nilai keterampilan
Hasil perhitungan uji korelasi didapatkan nilai pada LKPD terhadap kompetensi keterampilan
koefisien korelasi atau r sebesar 0,78. Nilai ini adalah 53,03%.
menunjukkan korelasi antara kompetensi
2. Pembahasan
pengetahuan dengan nilai tugas pengetahuan berada
pada kategori kuat. Besar pengaruh tugas a. Perbedaan LKPD Terintegrasi Gelombang
pengetahuan terhadap kompetensi pengetahuan Gempa Bumi Terhadap Kompetensi Peserta
adalah 60,49% yang ditentukan melalui koefisien Didik
determinasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Hasil yang kedua, pengaruh LKPD terhadap
dilakukan menunjukkan bahwa rata-rata
kompetensi sikap. Pendekatan model persamaan
regresi linear pada kompetensi sikap sebagai kompetensi peserta didik kelas eksperimen lebih
berikut: tinggi dibandingkan kelas kontrol. Kompetensi ini
mencakup tiga aspek diantaranya pengetahuan,
𝑌 = 44,97 + 0,49𝑋...................................(3)
sikap dan keterampilan. Untuk kompetensi
Nilai 44,97 disebut juga konstanta regresi yang
pengetahuan rata-rata hasil belajar kelas
berarti peserta didik sudah memiliki kompetensi
eksperimen adalah 86,028 sedangkan rata-rata kelas
sikap sebelum diberi LKPD. Nilai 0,49 disebut juga
kontrol adalah 74,628. Untuk kompetensi sikap,
koefisien regresi yang menentukan arah regresi
rata-rata kelas eksperimen adalah 87,5 sedangkan
linear. Dalam hal ini karena nilai koefisien regresi
rata-rata kelas kontrol adalah 84,9. Untuk
positif maka menunjukkan hubungan yang positif.
kompetensi keterampilan, rata-rata kelas
Artinya kenaikan nilai sikap akan diikuti oleh
eksperimen adalah 86,94 sedangkan rata-rata kelas
kenaikan kompetensi sikap.
kontrol adalah 83,57. Perbedaaan hasl belajar yang
berarti antara kedua kelas sampel merupakan akibat

174
dari pengaruh pemberian treatment di kelas mengeksplorasi, mendiskusikan dan secara berarti
eksperimen yaitu LKPD terintegrasi gelombang membangun konsep dan hubungan antar konsep
gempa bumi. yang melibatkan masalah dalam situasi nyata[13].
b. Pengaruh dan Kontribusi LKPD Melalui pembelajaran autentik peserta didik tidak
Terintegrasi Materi Gelombang Gempa hanya belajar fakta-fakta abstrak atau situasi
Bumi Terhadap Kompetensi Peserta Didik artifisial, tetapi merupakan fakta dan situasi yang
Perbedaan hasil belajar kompetensi sikap terjadi dalam kenyataan. Pengintegrasian masalah
antara kedua kelas sampel juga menunjukkan gelombang gempa bumi dan penambahan materi
adanya pengaruh pengintegrasian materi gelombang gelombang gempa bumi ke dalam LKPD bertujuan
gempa bumi kedalam materi fisika. Hasil agar proses pembelajaran bersifat kontekstual dan
pengamatan memperlihatkan bahwa selama proses bermakna. Jadi, setelah menggunakan LKPD
pembelajaran berlangsung, peserta didik dapat terintegrasi gelombang gempa bumi ini siswa tidak
menumbuhkan karakter siaga bencana gempa bumi. hanya mempelajari konsep, tetapi juga mampu
Peserta didik menyadari bahwa bencana gempa menerapkan dan mengaitkannya dalam kehidupan
bumi dapat mengganggu kehidupan masyarakat sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
yang tinggal disekitar pantai. Kesadaran ini menyatakan bahwa “pembelajaran kontekstual
menumbuhkan sikap yang baik salah satunya adalah konsep belajar yang membantu guru
bersyukur kepada Tuhan akan keadaan yang aman, mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
terhindar dari bencana gempa bumi sehingga kehidupan sehari-hari peserta didik dan mendorong
peserta didik dapat belajar dengan perasaan tenang peserta didik membuat hubungan antara
dan aman. Sikap ini berdampak pada keseriusan pengetahuan yang dimilikinya dengan
peserta didik selama proses pembelajaran, sehingga penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
hasil belajar kompetensi sikap lebih baik. anggota keluarga dan masyarakat”[14]. Dengan
Sedangkan berdasarkan analisis data hasil demikian peserta didik akan aktif dalam kegiatan
belajar pada kompetensi keterampilan untuk kedua pembelajaran sehingga proses pembelajaran
kelas sampel juga menunjukka perbedaan yang menjadi lebih menyenangkan.
berarti. Perbedaan hasil belajar kompetensi Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
keterampilan kedua kelas sampel disebabkan oleh peningkatan motivasi serta aktivitas dalam
pengintegrasian materi gelombang gempa bumi pembelajaran berdampak pada terdongkraknya hasil
kedalam materi Fisika. Melalui materi ini, peserta belajar peserta didik untuk semua kompetensi. Hal
didik diajak serta diarahkan untuk berperilaku lebih ini juga didukung oleh model pembelajaran yang
baik, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah digunakan yaitu Creative Problem Solving Tipe
yang lebih baik. Simplex. Penggunaan LKPD terintegrasi gelombang
Adanya perbedaan hasil belajar yang gempa bumi dalam pembelajaran Creative Problem
signifikan anatara kedua kelas sampel Solving Tipe Simplex tidak hanya membuat peserta
mengindikasikan adanya pengaruh pengintegrasian didik merasakan pengalaman pembelajaran yang
materi bencana kedalam materi fisika. Pengaruh memberikan pengalaman kepada peserta didik
tersebut ditandai dengan perbedaan pola pikir untuk menyelesaikan masalah secara sistematis
peserta didik. Pada awalnya, peserta didik berdasarkan langkah-langkah yang digunakan
menganggap fisika hanya sebagai pelajaran yang dalam model pembelajaran.
susah dipahami dan berisi banyak rumus. Namun, Berdasarkan uraian di atas, dapat
setelah diberikan materi tambahan tentang disimpilkan pengintegrasian materi gelombang
gelombang gempa bumi, peserta didik menyadari gempa bumi membuat pembelajaran bersifat
bahwa fisika dapat menjelaskan segala sesuatu yang kontekstual dan lebih bermakna. Pembelajaran yang
ada disekitar peserta didik. Seperti gempa bumi bersifat kontekstual dan bermakna dapat
yang sering terjadi dan dirasakan sendiri oleh meningkatkan motivasi hasil belajar peserta didik.
peserta didik. Ternyata gelombang yang menjadi Peningkatan motivasi hasil belajar peserta didik
penyebab gempa bumi itu bisa dipelajari dengan akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar
materi fisika. Selain itu, masalah gempa bumi ini peserta didik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
diharapkan dapat meningkatkan kepekaan peserta bahwa kelas sampel sama-sama mengalami
didik terhadap lingkungan sekitar. peningkatan hasil belajar untuk semua kompetensi,
Pengintegrasian masalah gempa bumi ini akan tetapi kelas eksperimen yang menggunakan
kedalam LKPD diharapkan pembelajaran menjadi LKPD terintegrasi gelombang gempa bumi
lebih kontekstual, autentik dan bermakna. Selain mengalami peningkatan hasil belajar yang lebih
itu, mengangkat masalah yang bersifat kontekstual signifikan dibandingkan kelas kontrol.
dan autentik dalam pembelajaran juga dapat Tingkat keberartian hubungan LKPD
meningkatkan motivasi belajar peserta didik[12]. terintegrasi materi gelombang gempa bumi dengan
Pembelajaran autentik merupakan pendekatan hasil belajar untuk ketiga kompetensi yaitu sikap,
pedagogik yang membuat peserta didik pengetahuan dan keterampilan adalah kuat. Dari

175
perhitungan terhadap koefisien determinasi didapat [6] Prastowo. Andi.2011. Panduan Kreatif
persentase kontribusi LKPD terintegrasi materi Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta :
gelombang gempa bumi terhadap hasil belajar Diva Press.
peserta didik untuk kompetensi pengetahuan adalah [7] Zukir, Muhammad. 2012. Pengaruh LKS
60,49%, sikap 38,73% dan keterampilan 53,03%. Terintegrasi Materi Bencana Gempa Bumi
Dengan demikian secara garis besar dapat Pada Konsep Elastisitas dan Getaran
disimpulkan LKPD terintegrasi materi gelombang
Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam
gempa bumi memiliki kotribusi kuat terhadap hasil
Pembelajaran Problem Based Instruction
belajar fisika peserta didik.
(PBI) di Kelas XI SMA N 1 Padang. Padang:
UNP.
KESIMPULAN [8] Estuhono. 2014. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika Dengan Model CPS
Setelah melakukan penelitian tentang Dengan Strategi Brainstorming Pada Konsep
Pengaruh LKPD terintegrasi materi gelombang
Getaran Terintegrasi Materi Gempa Bumi.
gempa bumi terhadap kompetensi peserta didik
Padang: UNP. (Tidak dipublikasikan)
kelas XI SMAN 2 Padang dapat ditarik kesimpulan
bahwa LKPD terintegrasi materi gelombang gempa [9] Ilmarsah, Nurul R,ahmad fauzi dan syafriani.
bumi memberikan pengaruh yang berarti terhadap (2016). Pengaruh LKS Terintegrasi Materi
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan Gempa Bumi Pada Konsep Usaha, Energi,
peserta didik kelas XI MIPA SMAN 2 Padang. Momentum, Dan Impuls Terhadap
Jadi, dapat disimpulkan LKPD terintegrasi materi Kompetensi Fisika Kelas XI SMAN 4 Padang
gelombang gempa bumi mempengaruhi kompetensi Dalam Model Pembelajaran Search, Solve,
fisika peserta didik pada materi gelombang di kelas Create, And, Share (SSCS) Problem Solving.
XI MIPA SMAN 2 Padang dengan kontribusi pada Jurnal pillar of physics education
aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan kuat. UNP(Vol.7.April 2016,169-176)
[10] Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi
DAFTAR PUSTAKA Penelitian. Jakarta : Gravindo Persada.
[1] Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. [11] Djamas, Djusmaini. 2012. Bahan Ajar Mata
Jakarta: Bumi Aksara. Kuliah Metodologi Penelitian dan Publikasi.
[2] Undang-undang Republik Indonesia No 20 Padang: Universitas Negeri Padang.
tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan [12] Berns. 2010. Contextual Teachig and
Nasional. Jakarta: DPR-RI. Learning : Preparing Students For New
[3] Isaken,Scott G. 1995. “On the Conceptual Economy. Jurnal Pendidikan Volume 5 No
Foundation of Creative Problem solving”. 5:1-8.
Foundations of Creative Problem solving, [13] Donovan, M S., Bransford.J. D. and
1(4): 52-63 Pellegrino, J.W. 1999. How People Learn
[4] Treffingger. 2003. Creative Problem Solving Bridging Reseach and Practice. Washington,
(CPS Versi 6.1TM). Center for creative learning DC. National Academy Press.
inc and Creative Problem Solving,inc. [14] Yamin, Martinis. 2012. Desain Baru
Orchard Park NY. Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta:
[5] Mulyono, Agung. 2008. Pengantar Ilmu Ciputat Mega Mall.
Kebumian Pengetahuan Geologi Untuk
Pemula. Bandung : Pustaka Setia Bandung.

176

S-ar putea să vă placă și