Sunteți pe pagina 1din 14

74

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia


Vol. 16, No. 1, 2001, 74 - 87

PENGALAMAN ORGANISASI, EVALUASI TERHADAP KINERJA


DAN HASIL KARIR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK:
PENGUJIAN PENGARUH GENDER
Yeni Kuntari
STIE Widya Manggala Semarang
Indra Wijaya Kusuma
Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

During the last few years, there has been an increase in the number of women
working in the field of accounting, specifically working as a public accountant. As a
consequence, there has been an increasing gender issue in career opportunity, pro-
fession accountability, performance evaluation, conpensation, and career promotion.
Having the interesting development of the gender issue, this research has two
objectives. Firstly, this research will observe the effect of gender difference to the
organizational experience, performance evaluation, and career outcomes in accounting
firm. Secondly, this research will observe the relationship between variable of
organizational experience and variable of performance evaluation, and also relation-
ship between variable of performance evaluation and the variable of career outcomes.
The samples of this research are auditors and supervisors working in major
accounting firm. The test of hypothesis will use Analysis of variance and correlation.
The result of the research shows that in term of organizational experience, performance
evaluation and career outcomes, there is no significant difference between male auditor
and female auditor. The research test indicates that there is a positive correlation
between variable of organizational experience and variable of performance evaluation,
and also between variabel of performance evaluation and variable of career outcomes.
Keywords: gender, kepuasan kerja, akuntan publik, pengalaman organisasi, hasil karir.

PENDAHULUAN (1971) serta Terborg dan Ilgen (1975) yang


menyatakan bahwa ada perbedaan kompensasi
Meningkatnya jumlah wanita yang mema-
antara pekerja pria dan wanita, perbedaan pada
suki dunia kerja dalam beberapa tahun terakhir
gaji yang diterima (Kidd dan Shannon, 1996;
mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan
Groshen, 1995), perbedaan prospek promosi
diversitas yang berkaitan dengan gender. Pada
(Olson dan Becker, 1983; Stewart dan
sebagian besar organisasi ternyata perbedaan
Gudykunst, 1982), perbedaan dalam tantangan
gender masih mempengaruhi kesempatan
tugas (Mai-Dalton dan Sullivan, 1981) serta
(opportunity) dan kekuasaan (power) dalam
perbedaan akses terhadap wewenang dan
suatu organisasi.
tanggung jawab (Harlan dan Weiss, 1982).
Penelitian empiris yang menunjukkan Wall Street Journal memberi istilah adanya
diskriminasi terhadap wanita dalam organisasi fenomena “The Glass Ceiling” untuk meng-
diantaranya dilakukan oleh Levitin, et al. gambarkan hambatan bagi wanita untuk
2001 Kuntari & Kusuma 75

memasuki karir yang lebih tinggi dalam publik wanita, secara umum akuntan publik
manajemen organisasi dan ditandai adanya pria dan wanita setuju bahwa akuntan publik
dominasi pria pada manajemen tingkat atas. wanita diberi pembebanan tugas dan diijinkan
Adanya diskriminasi dalam pekerjaan dapat untuk mengembangkan spesialisasi industri
menurunkan kinerja serta prospek karir wanita yang sama seperti rekan prianya. Berkaitan
yang disebabkan karena adanya kesempatan dengan kesempatan akuntan publik wanita
yang terbatas dalam peningkatan kemampuan untuk mencapai posisi partner, ada perbedaan
dan pengembangan hubungan kerja yang dapat persepsi diantara keduanya. Responden pria
mendukung karir mereka. memandang bahwa kesempatan akuntan wani-
Isu mengenai diskriminasi terhadap gender ta untuk menjadi partner lebih besar, daripada
dalam kantor akuntan publik juga menjadi hal pandangan responden wanita. Penelitian
yang menarik untuk diteliti, mengingat adanya Laksmi dan Indriantoro (1999) menemukan
kompetisi yang tidak terbatas dalam karir pada beberapa hal yang berbeda dengan penelitian
kantor akuntan serta adanya tekanan (pressure) yang dilakukan oleh Trapp et al. (1989). Hasil
dalam pekerjaan. Pada tahun 1983, American pengujian mengenai isu tentang kesempatan
Woman’s Society of Certified Public bagi akuntan publik wanita menunjukkan
Accounting (AWSCPA) melakukan survey masih adanya perbedaan signifikan anatara
mengenai karir auditor wanita. Hasil survey persepsi akuntan publik wanita dan akuntan
menunjukkan bahwa pada kantor akuntan, publik pria, hal ini sejalan dengan penelitian
profesi akuntan wanita yang bekerja pada Hayes dan Hollman (1996).
bidang pajak sebanyak 48%, di bidang audit Kepuasan kerja wanita juga telah menjadi
dan konsultasi 47%. Dari keseluruhan respon- tema beberapa penelitian. Ward et al. (1986)
den, setengahnya bahkan tidak pernah berpin- meneliti tingkat kepuasan kerja auditor wanita
dah tempat kerja sejak awal karir, namun pada lima aspek, yaitu pekerjaan secara umum,
mereka sulit mengalami kemajuan karir. Pada supervisi, rekan kerja, promosi, serta gaji. Dari
awal tahun 1970-an, banyak kantor akuntan kelima aspek tersebut yang memberi kepuasan
yang berusaha menghindari dalam menerima terendah bagi pekerja wanita adalah gaji dan
auditor wanita walaupun masih ada yang kesempatan promosi yang tersedia. Hayes dan
bersedia merekrut mereka, dengan alasan Hollman (1996) menemukan bahwa akuntan
bahwa auditor wanita harus bekerja di publik wanita tidak dipromosikan secepat
lingkungan laki-laki. Dalam hal ini auditor akuntan publik pria. Trapp et al. (1989) juga
wanita menghadapi berbagai kendala seperti menunjukkan bahwa terdapat perbedaan per-
adanya anggapan bahwa klien enggan dilayani sepsi antara responden pria dan wanita menge-
oleh akuntan wanita, adanya pembatasan dari nai penghasilan yang diterima oleh akuntan
manajemen misalnya wanita tidak mungkin publik wanita.
ditugaskan di lapangan. Di Inggris sekitar Dari uraian di atas nampak bahwa faktor
tahun 1980 akuntan wanita menempati angka gender dapat berpengaruh terhadap karir
diantara 35% sampai dengan 50% dari akuntan, khususnya pada kantor akuntan.
keseluruhan pegawai dalam kantor akuntan Penelitian ini akan melihat pengaruh perbe-
(Lehman, 1992). daan gender ini pada pengalaman organisasi,
Penelitian yang dilakukan Trapp et al. kinerja dan hasil karir seorang akuntan. Dari
(1989) menemukan ada beberapa perbedaan penelitian ini diharapkan dapat diketahui
persepsi di antara akuntan publik pria dan apakah faktor gender berpengaruh terhadap
akuntan publik wanita terhadap isu-isu yang karir seorang akuntan, khususnya di Indonesia,
berkaitan dengan akuntan publik wanita. Untuk sehingga dapat dijadikan sebagai alat perban-
isu-isu mengenai kesempatan bagi akuntan dingan dengan negara-negara lain yang sudah
76 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Januari

lebih dulu mengangkat isu gender sebagai tema pelabelan negatif, kekerasan, bekerja untuk
penelitian akuntansi. Jika hasil penelitian waktu yang lebih lama dan memikul beban
menunjukkan adanya diskriminasi gender, ganda (Fakih, 1996).
maka harus diwaspadai apakah disebabkan Pandangan mengenai gender juga dihu-
karena faktor internal atau faktor eksternal dari bungkan dengan maskulinitas dan femininitas.
individu yang bersangkutan. Jika faktornya Sifat-sifat maskulin diidentifikasi sebagai sifat-
dari dalam akuntan wanita (internal), maka sifat pria, yaitu sifat superioritas, keras serta
diharapkan mereka dapat lebih meningkatkan sifat kuat yang cenderung mempunyai konotasi
sikap profesionalnya sehingga dia dapat positif dalam dunia kerja. Sifat-sifat seorang
menunjukkan kemampuan yang tidak berbeda pemimpin sering diidentifikasi sebagai sifat
dengan akuntan pria yang akan menghilangkan maskulin. Hal itu berkebalikan dengan sifat-
keraguan kantor akuntan dalam memberikan sifat feminin.
tanggung jawab yang lebih tinggi dalam
pekerjaan. Jika diskriminasi disebabkan karena Pada bidang ilmu-ilmu sosial istilah gender
faktor eksternal, seperti keraguan akan kemam- diperkenalkan untuk mengacu pada perbedaan-
puan auditor wanita maka hendaknya sikap ini perbedaan antara pria dan wanita tanpa
dihilangkan saja karena baik auditor pria dan konotasi-konotasi yang sepenuhnya bersifat
wanita mempunyai kemampuan, hak, dan biologis (McDonald et al. 1997 dalam
kewajiban yang sama. Samekto, 1999). Oleh karena itu pemahaman
gender dalam penelitian ini mengacu pada
perbedaan-perbedaan antara pria dan wanita
LANDASAN TEORI DAN PENGEM- yang merupakan bentukan sosial yang tetap
BANGAN HIPOTESIS melekat walaupun tidak disebabkan oleh
Menurut Fakih (1999), pengertian gender perbedaan-perbedaan biologis yang menyang-
yang pertama ditemukan dalam kamus adalah kut jenis kelamin.
“penggolongan gramatikal terhadap kata-kata Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
benda dan kata-kata lain yang berkaitan de- mengetahui hambatan yang dihadapi wanita
ngannya, yang secara garis besar berhubungan sehubungan dengan adanya fenomena “The
dengan dua jenis kelamin serta ketiadaan jenis Glass Ceiling”. Morisson, et al. (1987)
kelamin atau kenetralan”. menemukan bahwa karir pekerja wanita sering
Perbedaan gender diantara pria dan wanita terhenti pada tingkat general manager.
dibentuk oleh suatu proses yang sangat Perbedaan kesuksesan karir antara wanita dan
panjang. Pembentukan perbedaan tersebut pria adalah karir wanita dihasilkan dari
dapat disebabkan oleh beberapa hal misalnya, perkembangan karir yang berbeda dengan laki-
melalui sosialisasi, budaya yang berlaku serta laki (Van Velsor dan Hughes, 1990). Khirkam
kebiasaan-kebiasaan yang ada. Perbedaan dan Loft (1993) menyatakan bahwa karir
gender ini sebenarnya tidak menjadi masalah wanita di kantor akuntan bergerak dari yang
sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gen- bersifat klerikal (book keeper) menjadi seorang
der (Laksmi dan Indriantoro, 1999). Dalam akuntan. Anderson et al. (1994) mengatakan
kenyataannya, perbedaan gender telah menye- bahwa faktor gender, struktur keluarga dan
babkan berbagai ketidakadilan baik bagi pria penampilan fisik mempengaruhi kemajuan
maupun wanita. Ketidakadilan gender tersebut karir di kantor akuntan. Jika terdapat isu yang
dapat berwujud dalam berbagai bentuk berhubungan dengan keluarga maka isu ini
ketidakadilan, misalnya marginalisasi, proses dapat menimbulkan efek negatif terhadap karir
pemiskinan ekonomi, subordinasi pengambilan seorang akuntan pada jangka panjang, tetapi
keputusan, stereotyping dan diskiriminasi, tidak berpengaruh pada jangka pendek. Hal
tersebut dapat dimungkinkan karena beban
2001 Kuntari & Kusuma 77

rumah tangga yang harus ditanggung oleh Untuk memahami hal tersebut di atas,
seorang wanita akan dapat mempengaruhi dalam penelitian ini diajukan model konseptual
profesionalismenya dalam menapak pada untuk mengetahui apakah ada pengaruh
jenjang karir berikutnya (King dan Stockard, perbedaan gender dan karir akuntan (khusus-
1990). Beberapa kondisi tersebut semakin nya pengalaman organisasi, evaluasi terhadap
menunjukkan perjalanan karir auditor wanita kinerja serta hasil karir) yang dimodifikasi dari
menghadapi fenomena “The Glass Ceiling”. penelitian Greenhause, et al. (1990) pada
gambar sebagai berikut:

Gender

Pengalaman Organisasi:
- Hubungan dengan Pimpinan
- Otonomi Pekerjaan Evaluasi Hasil Karir:
- Penerimaan Terhadap Kinerja - Prospek Karir
- Dukungan Supervisor - Kepuasan Karir
- Strategi Karir

Dari model tersebut dapat dilihat bahwa 1986). Pengalaman yang tidak menyenangkan
perbedaan gender mempengaruhi pengalaman tersebut dapat memberi konsekuensi yang
organisasi, evaluasi terhadap kinerja dan hasil disfungsional pada kesuksesan karir mereka.
karir auditor pria dan wanita (Kanter, 1979; Perlakuan diskriminasi dapat menurunkan
Baird dan Karm, 1983; Mai-Dalton dan kinerja dan prospek karir mereka yang dise-
Sullivan, 1981; Barnes dan Farell, 1991; babkan adanya kesempatan yang lebih kecil
Greenhause, 1987; Hayes dan Hollman, 1996; dalam mengembangkan diri. Kecilnya kesem-
Schwartz, 1996). Selain itu dapat dilihat juga patan dapat berupa kurangnya dukungan
bahwa ada korelasi positif antara pengalaman pimpinan, pemberian tugas-tugas rutin yang
organisasi dengan evaluasi terhadap kinerja, dapat menekan motivasi serta menurunkan
ada korelasi positif antara evaluasi kinerja kemampuan yang pada akhirnya menurunkan
dengan hasil karir. (Kanter, 1979; Ilgen dan kinerja mereka.
Youtz, 1986; James dan Brett, 1984). Baird dan Kram (1983) menyatakan bahwa
karir seseorang juga didukung oleh supervisor
PENGALAMAN ORGANISASI mereka. Dukungan supervisor dapat berupa
informasi, petunjuk dalam melakukan tugas,
Anggota minoritas suatu organisasi, misal- umpan balik kinerja karyawan, serta penugasan
nya pekerja wanita dan pekerja kulit hitam untuk pekerjaan-pekerjaan yang menantang.
sering mengalami perlakuan diskriminasi Fernandez (1975) dalam Greenhause et al.
dalam sejumlah hal, diantaranya adalah (1990) menemukan juga bahwa anggota
dukungan pimpinan, dukungan supervisor, minoritas kurang memiliki kekuasaan dan
otonomi dalam melakukan pekerjaan, peneri- otonomi dalam pekerjaan mereka dibanding
maan oleh rekan sekerja serta partisipasi dalam anggota lain. Mereka memiliki keterbatasan
menentukan strategi karir (Ilgen dan Youtz,
78 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Januari

untuk dapat menentukan keputusan-keputusan pada wanita kurang disukai dibanding pria
dalam pekerjaan mereka. Penelitian Slocum serta dalam hal promosi, penempatan wanita
dan Strawser (1977) menemukan CPA sebagai seorang manajer lebih memerlukan
(Certified Public Accountant) dari anggota pemikiran yang hati-hati. Dari uraian tersebut
minoritas kurang memiliki otonomi kerja. dapat disimpulkan bahwa auditor wanita
Hubungan informal dalam organisasi juga cenderung kurang memiliki pengalaman
diidentifikasi sebagai faktor penting yang organisasi (dalam format alternatif).
dapat mempengaruhi pertumbuhan serta H1 : Auditor wanita cenderung memiliki
promosi karir seseorang (Kanter, 1979). Lebih pengalaman organisasi yang lebih
jauh lagi Ilgen dan Youtz (1986) menyatakan rendah dibanding auditor pria.
bahwa anggota minoritas sebagai kelompok H1A : Auditor wanita cenderung memiliki
outgroup mengalami kesulitan untuk masuk tingkat hubungan dengan pimpinan
dalam jaringan informal suatu organisasi. yang lebih rendah dibanding auditor
Strategi karir dipandang sebagai penentu pria.
kesuksesan promosi untuk jenjang karir yang H1B : Auditor wanita memiliki otonomi kerja
lebih tinggi. Menurut Gould dan Penley (1984) yang lebih rendah dibanding auditor
strategi karir meliputi usaha mencari tugas- pria.
tugas menantang serta kerja lembur. Strategi
karir dapat membantu pekerja mencapai tujuan H1C : Auditor wanita memiliki tingkat parti-
karir mereka. Anggota minoritas yang secara sipasi dalam menentukan strategi karir
terus-menerus menerima perlakuan yang yang lebih rendah dibanding auditor
kurang menyenangkan cenderung menghindari pria.
penugasan serta kerja lembur. Ilgen dan Youtz H1D : Auditor wanita mendapat dukungan
(1986) mengungkapkan bahwa anggota mino- supervisor yang lebih rendah diban-
ritas kurang aktif dalam melakukan pendekatan ding auditor pria.
pada manajemen dalam mengembangkan karir H1E : Auditor wanita cenderung kurang
mereka. diterima oleh rekan kerja daripada
Pada model konseptual yang telah diajukan auditor pria.
digambarkan mengenai hubungan antara
gender dengan faktor-faktor pengalaman orga-
EVALUASI TERHADAP KINERJA
nisasi yang merupakan indikator potensial
adanya perlakuan diskriminatif. Dukungan Evaluasi kinerja merupakan penilaian ter-
pimpinan merupakan suatu aspek struktur hadap pekerja atas pekerjaan yang dilaku-
kesempatan organisasi (Kanter, 1979) yang kannya (Carrol dan Tosi, 1977). Tujuan
dapat membantu karir (Roche, 1979). Baik evaluasi kinerja adalah untuk membuat
Ilgen dan Youtz (1986) serta Kanter (1979) keputusan-keputusan tentang penempatan
berpendapat bahwa anggota organisasi mino- personel, identifikasi kebutuhan-kebutuhan
ritas kurang disukai untuk mempunyai penga- pelatihan dan pengembangan, serta sebagai
laman organisasi. Ada beberapa bukti yang dasar untuk mengalokasikan penghargaan.
menunjukkan bahwa auditor wanita kurang Evaluasi kinerja dapat dilakukan oleh atasan
mendapat dukungan karir dibanding auditor langsung (supervisor), rekan sekerja atau
pria (Shirley dan Karen, 1984), bahkan karyawan yang bersangkutan. Menurut Ferris
beberapa kantor akuntan enggan menerima (1981) evaluasi kinerja dalam kantor akuntan
sebagai auditornya. Mai-Dalton dan Sullivan publik menurut norma dilakukan oleh
(1981) menemukan dari penelitian laboratori- supervisor.
nya bahwa pemberian tugas yang menantang
2001 Kuntari & Kusuma 79

Perbedaan gender menimbulkan perbedaan seorang auditor wanita. Hasil penelitian ini
evaluasi terhadap kinerja (Fiske dan Tailor, konsisten dengan perasaan akuntan publik pria
1984; Dobbins, 1986, 1988; Barnes-Farell, terhadap sikap profesional akuntan publik
1991). Dari penjelasan di muka, akuntan wanita. Hayes dan Hollman (1996) menun-
wanita cenderung memiliki kinerja yang lebih jukkan bahwa akuntan publik wanita tidak
rendah dibanding akuntan pria. Adanya tugas dipromosikan secepat akuntan publik pria.
rutin, tugas yang tidak menantang, kesen- Perbedaan gaji yang diterima oleh wanita dan
jangan kepentingan supervisor dalam memper- pria ditunjukkan oleh Barron et al. (1989),
hatikan karir bawahan, dan jarangnya super- dimana auditor pria menerima gaji yang lebih
visor memberi umpan balik (feedback) besar dibanding auditor wanita dengan tugas
terhadap karir bawahan merupak faktor-faktor yang sama. Sementara itu Wellington (1991)
yang dapat mempengaruhi kinerja pekerja menyatakan bahwa sekalipun kesenjangan
(Greenhause dan Greenhause et al. 1990). antara gaji pria dan wanita semakin berkurang,
Keadaan tersebut sering menimbulkan bias namun masih saja terdapat kesenjangan
pada supervisor dalam memberikan evaluasi diantara gaji keduanya. Ward et al. (1986)
terhadap kinerja bawahan, khususnya terhadap meneliti tingkat kepuasan kerja wanita pada
auditor wanita. lima aspek, yaitu pekerjaan secara umum,
H2 : Auditor wanita cenderung mendapat supervisi, rekan kerja, promosi, dan gaji. Studi
evaluasi kinerja yang lebih rendah tersebut menunjukkan bahwa meskipun secara
dibanding auditor pria. umum akuntan publik wanita tampak puas
terhadap sebagian besar aspek pada lingkungan
kerjanya, namun terdapat aspek yang memberi
HASIL KARIR kepuasan terendah bagi mereka yaitu gaji dan
Hasil karir dapat dilihat dalam dua kesempatan promosi yang tersedia.
perspektif, yaitu perspektif internal (pandangan H3 : Auditor wanita memiliki hasil karir
karyawan yang bersangkutan) dan perspektif yang lebih rendah dibanding auditor
eksternal (pandangan atasan). Dua perspektif pria.
hasil karir ini menghasilkan dua tipe hasil H3A : Auditor wanita memiliki prospek karir
karir, yaitu prospek karir dan kepuasan karir. yang lebih rendah dibanding auditor
Prospek karir adalah ada tidaknya kemung- pria.
kinan seorang karyawan untuk mendapatkan
promosi dalam perusahaannya. Faktor yang H3B : Auditor wanita memiliki kepuasan
menentukan prospek karir ini terletak pada karir yang lebih rendah dibanding
pandangan atasan terhadap kinerja auditor pria.
bawahannya. Kepuasan karir adalah kepuasan
yang diperoleh seorang karyawan atas HUBUNGAN PENGALAMAN ORGANI-
kedudukan atau jabatan yang diperoleh selama SASI DAN EVALUASI TERHADAP
ini (Mobley, 1982; Stumf dan London, 1981). KINERJA
Dari beberapa hasil survey mengindika- Adanya pembatasan kesempatan terhadap
sikan bahwa akuntan publik wanita merasakan anggota minoritas mengenai hubungan dengan
adanya kesenjangan mobilitas untuk mencapai pimpinan, otonomi dalam bekerja, penerimaan,
jenjang karir yang lebih tinggi dibanding dukungan supervisor serta partisipasi dalam
akuntan publik pria. Pillsburg (1989) mela- strategi karir dapat mempengaruhi kinerja
porkan bahwa responden wanita merasa ada pekerja dengan beberapa cara (Ilgen dan
perlakukan diskriminatif terhadap pemberian Youtz, 1986). Penugasan rutin, tugas-tugas
tugas, yang berakibat pada terhambatnya karir yang tidak menantang, kurangnya perhatian
80 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Januari

supervisor terhadap aspirasi pekerja dapat METODOLOGI PENELITIAN


menghambat kemajuan profesionalitas pekerja
Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data
atas suatu pekerjaan (Greenhause, 1987).
Seorang manajer dengan otonomi pekerjaan Sampel yang digunakan dalam penelitian
yang sedikit akan memilki sedikit kesempatan adalah staf kantor akuntan publik serta
untuk melatih kemampuan pengambilan supervisor yang bekerja pada kantor akuntan
keputusan (Hackman dan Oldham, 1976), publik yang besar. Pemilihan kantor akuntan
sehingga mungkin dinilai sebagai manajer publik besar didasarkan pada pertimbangan
yang tidak efektif (Kanter, 1976). Kurangnya bahwa jenjang karir akuntan jelas terlihat serta
hubungan dengan pimpinan serta tidak memiliki evaluasi kinerja untuk setiap
diterimanya dalam organisasi informal sehing- karyawannya. Nama dan alamat masing-
ga menyebabkan perasaan tidak diterima dapat masing kantor akuntan diperoleh dari direktori
membatasi sumber daya yang tersedia bagi KAP tahun 1998 yang diterbitkan oleh IAI.
manajer untuk mencapai kinerja optimal. Dari Penelitian ini menggunakan data primer
teori-teori tersebut diprediksikan bahwa mengenai pengalaman organisasi dan hasil
kedekatan dengan pimpinan, tingkat dukungan karir yang diterima para akuntan serta
supervisor, perasaan diterima organisasi, penilaian kinerja oleh supervisor mereka serta
tingkat otonomi pekerjaan dan tingkat parti- kemungkinan prospek karir seorang akuntan
sipasi dalam strategi karir berhubungan secara menurut supervisor. Data diperoleh dengan
positif dengan evaluasi kinerja. menggunakan metode kuesioner yang dikirim
H4 : Pengalaman organisasi berhubungan kepada responden. Ada dua macam kuesioner
positif dengan evaluasi terhadap yang dikirim untuk masing-masing KAP.
kinerja Kuesioner pertama ditujukan kepada staf
auditor yang berisi pertanyaan-pertanyaan
mengenai pengalaman organisasi dan hasil
HUBUNGAN EVALUASI KINERJA DAN
karir. Kuesioner kedua ditujukan kepada
HASIL KARIR
supervisor yang berisi pertanyaan-pertanyaan
Model yang diajukan menunjukkan hu- mengenai evaluasi kinerja staf auditor serta
bungan positif antara evaluasi kinerja dan hasil kemungkinan prospek karir seorang auditor.
karir. Observasi yang dilakukan oleh Mobley Setiap pertanyaan bersifat tertutup. Kuesioner
(1982) dan Stump dan London (1981) juga dilengkapi dengan pertanyaan mengenai
menunjukkan bahwa penilaian kinerja sering data demografi responden.
memainkan peranan yang signifikan terhadap
kemungkinan promosi seorang pekerja. Porter
Variabel Penelitian dan Pengukuran
dan Lawler (1968) menemukan bahwa tingkat
kinerja yang rendah akan membatasi frekuensi Variabel bebas (independent variabel)
dan besarnya penghargaan yang diterima oleh dalam penelitian ini adalah gender, dan
manajer dan keadaan ini akan mempengaruhi variabel terikat (dependent variabel) adalah
tingkat kepuasan manajemen. Berdasarkan pengalaman organisasi, evaluasi terhadap
temuan-temuan tersebut diprediksikan bahwa kinerja, dan hasil karir.
penilaian kinerja berhubungan positif dengan Penelitian ini menggunakan instrumen
hasil karir. yang berupa kuesioner yang diadopsi dari
H5 : Evaluasi terhadap kinerja berhubungan peneliti-peneliti terdahulu yang telah teruji
positif dengan hasil karir. validitas dan reliabilitasnya. Peneliti dalam
penelitian ini juga melakukan pengujian
kembali validitas dan reliabilitas instrumen
2001 Kuntari & Kusuma 81

yang digunakan. Pertimbangannya adalah Pengalaman organisasi adalah fasilitas


karena adanya perbedaan responden, perbeda- yang pernah dinikmati akuntan dalam rangka
an waktu penelitian serta perbedaan pengembangan karir seperti, hubungan dengan
lingkungan dimana penelitian dilaksanakan. pimpinan, otonomi pekerjaan, penerimaan,
Untuk uji validitas dan reliabilitas peneliti dukungan supervisor serta partisipasi dalam
menggunakan sampel auditor dan supervisor strategi karir. Pengalaman organisasi diukur
pada beberapa kantor akuntan publik di dengan menggunakan 20 item pertanyaan yang
Semarang dengan pertimbangan kemudahan diperoleh dari Greenhause et al. (1990). Ada
akses. Uji validitas dilakukan untuk menge- lima aspek pengalaman organisasi yang diukur
tahui apakah suatu alat ukur yang telah disusun yaitu hubungan dengan pimpinan, dukungan
adalah valid. Menurut Sekaran (1992), supervisor, otonomi pekerjaan, penerimaan
validitas menunjukkan ketepatan dan kecer- serta partisipasi dalam strategi karir. Masing-
matan alat ukur dalam melakukan fungsi masing aspek atau dimensi tersebut terdapat
ukurnya. Uji validitas dilakukan dengan empat item pertanyaan.
mengkorelasi antara skor yang diperoleh untuk Evaluasi terhadap kinerja adalah peni-
masing-masing pertanyaan dengan skor total. laian terhadap pekerja atas pekerjaan yang
Teknik yang digunakan dalam menguji vali- dilakukannya. Pengukuran menyangkut ke-
ditas adalah dengan korelasi Product Moment mampuan, kerjasama, pengetahuan dan kua-
Pearson. Pengujian dilakukan dengan taraf litas kerja. Instrumen terdiri dari 15 item,
signifikansi 0,05. Sugiyono (1994) menyata- diperoleh dari instrumen yang dikembangkan
kan bahwa untuk seleksi butir yang mengukur oleh Touliatos et al. (1984).
kemampuan dapat dipilih butir-butir yang
memiliki rbt = 0,3 atau lebih. Namun sebaik- Hasil karir adalah kemungkinan seorang
nya tetap diusahakan untuk memperoleh butir- pekerja memperoleh promosi pada jabatan
butir koefisien korelasi yang lebih tinggi dari yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya serta
batas normal. Dari keseluruhan item yang diuji kepuasan seorang pekerja atas karir yang telah
hanya satu item yang dinyatakan gugur. Untuk dicapainya sekarang. Prospek karir diukur
pengujian reliabilitas digunakan teknik Alpha. dengan melihat ada tidaknya kemungkinan
Teknik Alpha yang dikembangkan oleh seorang karyawan mendapatkan promosi serta
Cronbach ini dipilih karena merupakan teknik lamanya masa jabatan yang diduduki selama
pengujian konsistensi reliabilitas antara item ini, yaitu selama tujuh tahun atau lebih (Veiga,
yang paling populer dan menunjukkan indeks 1981 dan Gold dan Penley, 1984). Hasil karir
konsistensi yang cukup sempurna (Sekaran, diukur dengan menggunakan empat item
1992). Koefisien Alpha yang semakin mende- pertanyaan yang dikembangkan oleh
kati nilai 1 berarti butir-butir pertanyaan dalam Greenhause et. al. (1990).
koefisien semakin reliabel. Hasil pengujian Gender adalah penggolongan gramatikal
reliabilitas terhadap keseluruhan instrumen terhadap kata benda yang secara garis besar
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh berhubungan dengan dua jenis kelamin serta
koefisien alpha 0,976. ketiadaan jenis kelamin atau kenetralan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian Variabel ini merupakan variabel dummy yang
ini adalah ukuran pengalaman organisasi yang penggolongannya dilakukan dengan memberi
dikembangkan oleh Greenhause et al. (1990), tanda 1 untuk wanita dan tanda 2 untuk pria.
ukuran evaluasi terhadap kinerja dikembang-
kan oleh Touliatos et al. (1984) dan ukuran ANALISIS DATA
hasil karir yang dikembangkan oleh
Greenhause et al. (1990). Terhadap data yang diperoleh kemudian
dilakukan proses match antara auditor wanita
82 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Januari

dan auditor pria yang mempunyai relatif antara variabel evaluasi kinerja dengan hasil
kesamaan umur, lama bekerja, bagian dan karir digunakan analisis korelasi. Peneliti juga
tingkatan dalam struktur organisasi. Proses melakukan pengujian tambahan untuk menge-
tersebut dilakukan untuk menghilangkan tahui apakah data yang diuji memiliki varian
pengaruh faktor lain terhadap pengalaman yang sama dengan menggunakan alat uji
organisasi, evaluasi terhadap kinerja dan hasil Levene’s Test.
karir sehingga kalau ada perbedaan pada hasil
penelitian hanya disebabkan karena faktor
ANALISIS HASIL PENELITIAN
gender.
Untuk mengantisipasi rendahnya jawaban Pengumpulan Data
responden yang memenuhi kriteria untuk Keseluruhan kuesioner yang dikirim
diolah yang disebabkan umur responden, kepada responden sebanyak 240 eksemplar
peneliti mendasarkan pada Hall’s Career untuk auditor dan 240 eksemplar untuk
Model dari Douglas T. Hall (1978) dalam supervisor. Jumlah kuesioner yang diterima
Luthan (1995) yang membagi usia seorang kembali sebanyak 84 eksemplar kuesioner dari
pekerja berdasar kinerjanya menjadi empat auditor dan 78 eksemplar dari supervisor atau
tahap, yaitu: dengan respon rate kuesioner auditor sebanyak
1. Usia 15-25 tahun pada tahap exploration 35% dan respon rate kuesioner supervisor
sebesar 32%. Dari kuesioner yang kembali,
2. Usia 25-45 tahun pada tahap establishment
yang dapat diolah dan dianalisis dari kuesioner
3. Usia 45-60 tahun pada tahap maintenance auditor sebanyak 70 (83%) dan dari supervisor
4. Usia lebih dari 60 tahun tahap decline 70 (89%). Sebagian besar kuesioner yang tidak
dapat diolah disebabkan karena adanya
Untuk mengetahui perbedaan auditor pria pengendalian variabel gender yang dibatasi
dan wanita dalam pengalaman organisasi, pada umur dan jabatan responden, sementara
evaluasi kinerja dan hasil karir digunakan alat umur dan jabatan responden sangat bervariasi.
analisis ANOVA. Untuk mengetahui hubungan Perhitungan tingkat pengembalian kuesioner
antara variabel pengalaman organisasi dan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1.
evaluasi terhadap kinerja serta hubungan

Tabel 4.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian

Auditor Supervisor
Kuesioner yang dikirim 240 eks 240 eks
Kuesioner yang kembali 84 eks 78 eks
Kuesioner yang tidak kembali 156 eks 162 eks
Kuesioner yang dapat dinalisis 70 eks 70 eks
Kuesioner yang tidak dapat dianalisis 14 eks 8 eks
Tingkat pengembalian kuesioner 35 % 32 %

Statistik deskriptif semua variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
2001 Kuntari & Kusuma 83

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Variabel

Standar Batas Bawah


Variabel Gender Rata-rata
Deviasi Batas Atas
Wanita 78.24 9.34 56.00-95.00
Pengalaman Organisasi Pria 78.72 10.09 63.00-97.00
Total 78.49 9.67 56.00-97.00
Wanita 14.71 3.42 6.00-20.00
Evaluasi Kinerja Pria 15.06 3.33 9.00-19.00
Total 14.88 3.36 6.00-20.00
Wanita 49.71 8.98 29.00-70.00
Hasil Karir Pria 52.25 8.03 34.00-64.00
Total 51.01 8.54 29.00-70.00

UJI HIPOTESIS Level confidence pada penelitian ini adalah


95% dengan level toleransi kesalahan adalah
Pengujian terhadap data yang diperoleh
5%. Kesimpulan hasil penelitian diarahkan
dilakukan dengan alat analisis ANOVA untuk
pada nilai p (p-value). Bila nilai p lebih besar
menguji hipotesis 1 sampai hipotesis 3 dan
dari batas toleransi 5% berarti hasil analisis
analisis korelasi untuk menguji hipotesis 4 dan
menolak hipotesis alternatif yang diuji dan bila
hipotesis 5. Peneliti juga melakukan pengujian
nilai p lebih kecil dari batas toleransi 5% maka
tambahan untuk mengetahui apakah data yang
hasil analisis penelitian gagal menolak
diolah memiliki varian yang sama. Jika data
hipotesis alternatif yang diuji. Hasil dari
yang diolah memiliki varian yang tidak sama
pengujian yang dilakukan dapat dilihat pada
kemudian dilanjutkan dengan pengujian statis-
tabel 4.3.
tik non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney U.

Tabel 4.3 Hasil uji ANOVA dan Uji Levene’s

Uji ANOVA Uji Levene’s


Variabel dan Aspek
Nilai-p Nilai-p
Pengalaman Organisasi 0.835 0.343
Hubungan dengan Pimpinan 0.961 0.059
Otonomi pekerjaan 0.436 0.708
Penerimaan 0.010 0.226
Dukungan Supervisor 0.821 0.255
Strategi Karir 0.729 0.655
Evaluasi kinerja 0.667 0.991
Hasil karir 0.215 0.951
Prospek karir 0.093 0.647
Kepuasan karir 0.002 0.750
84 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Januari

Variabel dan aspek pimpinan, dukungan supervisor, otonomi


pekerjaan, penerimaan serta strategi karir.
Karena hasil uji Levene’s menunjukkan
Evaluasi terhadap kinerja menyangkut
bahwa data yang diuji memiliki varian yang
kemampuan, kerjasama, pengetahuan, serta
sama maka tidak dilanjutkan dengan uji
kualitas kerja bawahan. Hasil karir meliputi
statistik non-parametrik. Dari pengujian kore-
dua aspek yang diteliti yaitu kepuasan karir
lasi diperoleh hasil bahwa korelasi variabel
dan prospek karir. Instrumen yang digunakan
pengalaman organisasi dengan variabel
dalam penelitian ini adalah instrumen yang
evaluasi terhadap kinerja memiliki p-value
telah digunakan oleh peneliti sebelumnya.
sebesar 0.00. Ini menunjukkan bahwa korelasi
antara dua variabel tersebut signifikan. Nilai p Dari hasil analisis data menunjukkan
dari uji korelasi antara variabel evaluasi bahwa tidak ada perbedaan pengalaman
terhadap kinerja dan variabel hasil karir organisasi auditor wanita dan auditor pria. Dari
sebesar 0.00. Ini menunjukkan bahwa ada kelima aspek pengalaman organisasi yang
korelasi signifikan diantara dua variabel yang diteliti yaitu hubungan dengan pimpinan,
diuji tersebut. dukungan supervisor, otonomi pekerjaan,
penerimaan serta strategi karir hanya aspek
penerimaan (acceptance) yang menunjukkan
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN perbedaan yang signifikan. Hal ini menun-
IMPLIKASI jukkan bahwa ada perbedaan tingkat peneri-
Tujuan penelitian ini adalah untuk menge- maan oleh rekan sekerja pada auditor wanita
tahui pengaruh gender terhadap pengalaman dibanding auditor pria. Auditor wanita
organisasi, evaluasi terhadap kinerja dan hasil memiliki tingkat penerimaan yang lebih rendah
karir seorang auditor pada kantor akuntan yang ditunjukkan oleh nilai mean-nya.
publik serta mengetahui hubungan variabel Sementara pada empat aspek lain yaitu
pengalaman organisasi dengan variabel hubungan dengan pimpinan, dukungan super-
evaluasi terhadap kinerja dan hubungan visor, otonomi pekerjaan dan strategi karir
variabel evaluasi terhadap kinerja dengan tidak ada perbedaan yang signifikan diantara
variabel hasil karir. Penelitian ini merupakan auditor wanita dan auditor pria. Pengujian
penelitian yang dimodifikasi dari penelitian terhadap variabel evaluasi terhadap kinerja
Greenhause, et al. (1990) yang meneliti menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
pengaruh ras terhadap pengalaman organisasi, evaluasi kinerja antara auditor wanita dan
evaluasi terhadap kinerja dan hasil karir dalam auditor pria. Pengujian terhadap variabel hasil
suatu organisasi. karir menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
hasil karir antara auditor wanita dan auditor
Penelitian ini menggunakan responden
pria. Dua aspek dari variabel hasil karir yaitu
auditor dari kantor akuntan yang berukuran
kepuasan karir dan prospek karir. Aspek
besar di Indonesia yang berafiliasi dengan
pertama yaitu prospek karir setelah diuji
kantor akuntan asing (Big Four) dengan
ternyata menunjukkan tidak ada perbedaan
pertimbangan pada kantor akuntan tersebut
prospek karir antara auditor wanita dibanding
terdapat jenjang karir yang jelas serta memiliki
dengan auditor pria. Aspek kedua yaitu
evaluasi kinerja untuk setiap karyawannya.
kepuasan karir menunjukkan adanya perbedaan
Penelitian ini menggunakan data primer yang
kepuasan karir antara auditor wanita dengan
diperoleh dengan metode survey. Ada tiga
auditor pria. Meskipun ada perbedaan yang
variabel dependen yang diteliti yaitu penga-
signifikan namun hasil pengujian menolak
laman organisasi, evaluasi terhadap kinerja dan
hipotesis yang diajukan karena ternyata auditor
hasil karir. Ada lima aspek yang diteliti dalam
wanita memiliki tingakat kepuasan yang lebih
pengalaman organisasi yaitu hubungan dengan
2001 Kuntari & Kusuma 85

tinggi dibanding auditor pria. Temuan ini Meskipun adanya keterbatasan yang ada
sesuai dengan penelitan Glenn, Taylor dan peneliti berharap hasil penelitian ini dapat
Wlaver (1977) bahwa ada perbedaan kepuasan bermanfaat dalam menambah serta mengem-
kerja diantara pria dan wanita, dan kebutuhan bangkan literatur akuntansi perilaku. Penelitian
wanita untuk merasa puas dalam bekerja masalah gender di bidang akuntansi ini juga
ternyata lebih rendah dibanding pria. diharapkan sebagai alat perbandingan dengan
Hasil pengujian hubungan pengalaman negara-negara lain yang telah lebih dahulu
organisasi dengan evaluasi terhadap kinerja mengangkat isu gender sebagai tema penelitian
juga menunjukkan adanya hubungan yang akuntansi.
positif dan signifikan diantara kedua variabel Untuk penelitian-penelitian selanjutnya
tersebut. Begitu juga dengan pengujian diharapkan dilakukan dengan memperbaiki
hubungan antara variabel evaluasi terhadap keterbatasan-keterbatasan yang telah dikemu-
kinerja dengan variabel hasil karir, keduanya kakan di atas, bahkan mungkin ditambah
menunjukkan hubungan yang positif dan variabel-variabel lain yang dapat mengukur
signifikan. kemajuan karir seorang auditor.
Penulis mengakui adanya sejumlah keter-
batasan dalam penelitian ini yang mungkin DAFTAR PUSTAKA
dapat mengurangi kegunaan dari hasil pene-
litian. Model penelitian ini mungkin masih Abdurahim, A. 1998. Pengaruh Perbedaan
relatif sederhana dalam menjelaskan pengaruh Gender Terhadap Perilaku Akuntan
gender terhadap kemajuan karir seorang Pendidik. Thesis (tidak diterbitkan).
auditor sehingga perlu ditambahkan variabel- Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah
variabel lain seperti pendidikan dan karak- Mada.
teristik personal juga dengan melihat faktor Anderson, C., E.N. Johnson & P.M.J. Reckers.
lain seperti budaya organisasi. 1994. Perceived Effects of Gender,
Peneliti tidak mengukur kemampuan Family Structure, and Physical
pengaruh adanya non-respons bias pada pene- Appeareance on Career Progression in
litian ini. Data yang didapat dari responden Public Accounting : A Research Note
yang tidak menjawab kemungkinan berbeda Accounting, Organizational and Society,
dengan jawaban yang diperoleh dari respon- Vol. 19. No.6, pp : 483-491.
den. Yang menjadi kelemahan selanjutnya, Barnes, F, J., L”Heureux-Barret, T and
metode yang digunakan dalam penentuan Conway, J. 1991. Impact of gender
sampel dengan purposive sampling yang related job feature on the accurate
mungkin dapat mengurangi tingkat gene- evaluation of performance information.
ralisasi hasil penelitian. Organizational Behavior & Human
Sedikitnya sampel penelitian yang diana- Decision Proceess, (Feb.) pp. 23-25.
lisis yaitu 70 sampel auditor dan 70 sampel Billings, R.S., & Wroten, S.P. 1978. Use of
supervisor masih relatif kecil jika dibanding- path analysis in industrial/ organizational
kan dengan populasi akuntan publik secara psychology: criticisms and suggestions.
keseluruhan. Penggunaan metode mail survey Journal of Applied Psychology, 63, 677-
menimbulkan gangguan pada validitas internal, 688.
karena dengan menterjemahkan instrumen Carrol, J. S. & T. Henry. 1977. Organizational
terdahulu mungkin saja dapat menimbulkan Behavior. John Wiley & Sons Inc. USA.
makna serta pemahaman yang berbeda.
Collins, K. 1993. Stress and Departure From
The Public Accounting Proffesion : A
86 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Januari

Study of Gender Differences. Accounting Hayes, Robert, D., & Hollman, Kenneth, W.
Horizons 7 (March) : 29-38 1996. Managing diversity : accounting
Eric N. Johnson, Steven E., Kaplan and Philip firms and female employees. The CPA
M.J., Reckers. 1998. An Examination of Journal, May : 36-39.
Potential Gender – Based Differences in Hooks, M., 1992. Gender effect and labor
Audit Manager’s Performance Evaluation supply in public accounting: an agenda of
Judgemennt. Behavioral Research in research issues, Accounting, Organi-
Accounting, 10, pp : 47-75 zations and Society, 17 (April/May).
Fakih, M. 1999. Gender dan Perubahan Hooks, K., and S., Cheramy. 1994. Facts and
Organisasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. myths about women CPAs. Journal of
Ferris, K. R. 1981. A test of the expectancy Accountancy, (October) : 79-86.
theory of motivation in an accounting Ilgen, D.R., & Youtz, M.A. 1986. Factor
environment. The Accounting Review. affecting the evaluations and deve-
Jully (53) 3 ; 605-615. lopment of minorities in organizations.
_____ , and Larcker, Advid F. 1983. Research in Personnel and Human
“Explanatory Variable of Auditor Perfor- Resource Management: A Research
mance in a Large Public Accounting annual : 307-337..
Firm”. Accounting, Organizations and James, L.R., & Brett, J.M. 1984. Mediators,
Society, pp : 1-11 moderators and test for mediation.
Gould, S. & Penley, I. E. 1984. Career Journal of Applied Psychology. 69 : 307-
strategis and salary proffession : a study 321.
of their relationships in a municipal Jiambalvo, J. 1979. Performance evaluation
bureaucracy. Organizational Behavior and directed job effort: model and
and Human Performnace, 34, 244-265. analysis in a cpa firm setting. Journal of
Greenhaus, J.H., Parasuraman, S., & Wormley, Accounting Research, Autumn, pp : 436-
W.M. 1990. “Effects of race on organi- 455.
zational experiences, job performnace Kidd, P. M. & M. Shannon. 1996. Does the
evaluations, and career outcomes”, level of occupational aggregation affects
Academy of Management Journal, Vol. estimates of the gender wage gap?
22, (1), pp : 64-86. Industrial & Labour Relation Review,
Groshen, E. 1995. The structure of the Vol. 49. No. 2 : 233-243.
female/male wage differential. Journal Kanter, R.M., 1979. Differential access to
of Human Resources, Vol. 26 No. 3 opportunity and power. Discrimination in
(Summer) : 457-472 Organizations, pp: 52-68. San Fransisco :
Hackman, J.R. & Oldham, G.R. 1976. Jossey Bass.
Motivation Through the Design of Work : Kirkham, Linda, M. dan Anne Loft. 1993.
Test of Theory. Organizational Behavior Gender and the construction of the
and Human Performance, 16 ; 250-279. professional accountant. Accounting,
Harlan, A., & Weiss, C.L. 1982. Sex Organizations and Society, Vol. 18 No. 6,
differences in factors affecting mana- pp : 507-558.
gerial career advancement. Women in The Larkin, Joseph M. “Does gender affect auditor
Workplace : 59-100 kaps performance?”, The Women CPA,
Spring, 1990, pp : 20-24.
2001 Kuntari & Kusuma 87

Laksmi, A.C. dan N. Indriantoro. 1997. Sekaran, U. 1992. Research Methods for
Persepsi Akuntan Publik Laki-laki dan Business : A Skill Buliding Approach.
Perempuan Terhadap Isu-isu yang Second Edition. Jhon Wiley & Sons Inc.
berkaitan dengan Akuntan Publik Schwartz, F.N. 1996. Women in the
Perempuan. Makalah dalam Simposium profession. Journal of Accountancy,
Nasional Akuntansi II. February : 39-42.
Levitin, T., Quinn, R.P., and Stannes, G.L. Sugiyono. 1994. Metode Penelitian Adminis-
1971. “Sex discrimination against the trasi. Penerbit Alfabeta Bandung.
american working women”. American
Behavioral Scientist, (15”2), pp:238-254. Stewart, L.P., & Gudykunst, W.B. 1982.
Differential factors influencing the
Luthans, F. 1995. Organizational Behavior.
hierarchical level and number of
Singapore: McGraw Hill International
promotions of males and females within
Editions.
an organization. Academy of Management
Mai-Dalton, R.R., & Sullivan, J.J. 1981. The Journal, 25 : 586-597.
effect of manager’s sex on the assignment
Stumpf, S.A., & London, M. 1981. Capturing
to a challenging or dull task and reason
rater policies in evaluating candidates for
for the choice. Academy of Management
promotion. Academy of Management
Journal, 24 : 603-612.
Journal, 24 : 752-768.
Maupin, Rebekah, J. & Cheryl, R., Lehman.
1994. Talking Heads : Stereotypes, status, Terborg, J.R., & Ilgen, D.R. 1975. A
sex-roles and satisfaction of female and theoritical approach in sex discrimina-
male auditors. Accounting, Organizations tionin traditional masculine occupations,
and Society, Vol. 19, No. 4/5, pp: 427- Organizational Behavior and Human
437. Performance, 13 : 352-376.
Mobley, W.H. 1982. Supervisor and employee Touliatos, J., Bedian, A.G., Mossholder, K.W.,
race and sex effect on performance & Barkman A. I. 1984. Job-related
appraisal. Academy of Management perceptions of male and female govern-
Journal, 25 : 598-606. ment industrial, and public accountans.
Social Behavior and Personality, 12 : 61-
Olson, C.A., & Becker, B.E. 1983. Sex
68.
discriminationin the promotion proccess,
Industrial and Labor Relation Review, Trapp, M.W., R.H., Hermansen, and D.H.,
36: 624-641. Turner. 1989. Current perceptions of
issues related to women in public
Palmer, G., & Kandasaami, T. 1997. Gender in
accounting. Accounting Horizons,
management: a sociological perspective.
(March), pp : 71-85.
The International Journal of Accounting
and Bussiness Society. August, Vol. 5, Ward, S.P., O.B., Moseley, and D.R. Ward.
(1), pp : 67-69. 1986. The women CPA : a question of
Samekto, Agus. 1999. Perbedaan kinerja laki- job satisfaction, The Women CPA,
laki dan wanita pada kantor akuntan (October), pp : 4-10.
publik di Surabaya. Thesis (tidak Wellington, Allison, J. 1991. Changes in the
diterbitkan). Fakultas Ekonomi UGM. male/female wage gap, 1976-1985.
Journal of Human Resources,
(XXVIII.2), pp : 383-401.

S-ar putea să vă placă și