Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
*
Penulis untuk korespondensi: sajimanadjie@gmail.com
Menurut data Riskesdas tahun 2013, putri. Penelitian pemberian suplementasi zat gizi
Anemia gizi besi masih merupakan masalah mikro pernah dilakukan sebelummya oleh
kesehatan masyarakat dengan prevalensi pada Sukati. dkk (2010) menujukkan hasil pemberian
anak balita sebesar 28.1 %. Anak 5-12 tahun 29 suplemen satu pil besi dan vitamin A disertai
% ibu hamil 37.1 %. remaja putri 13-18 tahun pemberian snack mengandung energy. 2 kali per
dan wanita usia subur 15-49 tahun masing- minggu selama 12 minggu dapat meningkatkan
masing sebesar 22.7 %.2 kadar Hb sebesar 1.40 g/dl.5
Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Snack bar merupakan bentuk makanan
Program Pencegahan dan Penanggulangan selingan yang praktis, dengan nilai gizi yang
Anemia Gizi Besi dengan sasaran yaitu anak lengkap dan termasuk makanan yang awet untuk
sekolah menengah (SMP dan SMA) melalui disimpan. Bahan dasar snack bar ini adalah
pemberian suplementasi (kapsul) zat besi. Pada tepung kacang, peningkatan penyerapan Fe pada
tahun 2014 Kalimantan Selatan melaksanakan kacang yang dalam penelitian ini menggunakan
pemeriksaan Hb remaja puteri di 13 kabupaten kacang nagara. perlu penambahan protein
kota. hasil pemeriksaan awal didapatkan hasil terutama protein hewani untuk meningkatkan
prevalensi anemia sebesar 49% dan turun penyerapan Fe pada kacang-kacangan.
menjadi 31% setelah dilakukan intervensi Pembuatan snack bar dengan penambahan ikan
pemberian tablet tambah darah. kemudian pada gabus merupakan pengembangan bahan dari
tahun 2015 pemeriksaan sebelum dan sesudah produk makanan selingan tersebut. Setiap 100
pemberian tablet tambah darah (TTD) adalah gram Snack Bar diperkirakan mengandung 3.7
36.33% berubah menjadi 17.81%. Sementara itu mg zat besi dan 24.2 gram protein, sehingga
untuk beberapa kabupaten/kota prevalensi dapat memenuhi 23.56% kecukupan Fe dan
anemia sesudah intervensi masih jauh diatas 38.61% kecukupan protein.
prevalensi provinsi seperti Hulu Sungai Utara Hasil penelitian sebelumnya yang
(29.92%). Barito kuala (28.95%). Banjarbaru dilakukan oleh Dewi dkk (2016) Pemberian
(26.17%). Hulu Sungai Tengah (24.17%). Tanah Snack Bar Tepung Kacang Nagara dan Ikan
bumbu (23.83%) dan Kabupaten Banjar (18. haruan pada hewan coba yang menderita anemia
14%).3 menunjukan hasil peningkatan kadar Hb berkisar
Program pemerintah untuk dapat antara 2.82 – 3.35 g/dl, sedangkan pada remaja
menurunkan prevalensi anemia ternyata hasilnya putri terjadi peningkatan kadar Hb rata-rata
kurang bermakna oleh karena prevalensi anemia sebesar 0.4 g/dl setelah mendapat intervensi
yang masih cukup tinggi. Program Pencegahan snack bar tepung kacang nagara dan ikan
dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi tidak haruan6. Hasil penelitian lain dari Susianto dah
selalu berhasil karena di beberapa Kusharisupeni (2013) tentang “ Role of tempe
kabupaten/kota prevalensi anemia tidak banyak formula as a source of vitamin B12 and its
menurun. misalnya pada hasil pemeriksaan implementation For vegetarian diet”. dimana
anemia remaja putri tahun 2015 di kabupaten penelitian dilakukan terhadap remaja laki-laki
Barito Kuala dimana intervensi pemberian tablet dan perempuan dengan memberikan suplemen
tambah darah hanya menurunkan 2.5%3. vitamin B12 dan ekstrak tempe selama 3 bulan.
Sementara itu Penelitian oleh Briawan dkk. di Pemberian suplemen vitamin B12 dapat
Kota Bekasi hanya menurunkan prevalensi menaikan kadar B12 pada level 284.4 pmol/L.
kejadian anemia pada siswi SMP dan SMK sedangkan yang mendapatkan ekstrak tempe
sebesar 3.4%. Hal tersebut disebabkan antara kenaikan kadar B12 sebesar 211.1 pmol/L.
lain penerimaan (compliance) suplemen yang Kemudian setelah 3 bulan tanpa intervensi.
rendah.4 kelompok yang mendapatkan suplemen vitamin
Memperhatikan dampak anemia gizi yang B12 mengalami penurunan kadar B12 pada level
sangat luas, maka diperlukan upaya penanganan 140.7 pmol/L (66.65%), sedangkan pada
anemia gizi kurang pada remaja putri. Berkaitan kelompok yang mendapatkan ekstrak Tempe
dengan hal tersebut perlu dilakukan intervensi hanya mengalami penurunan 1.65% atau 207.6
pemberian makanan tambahan pada remaja pmol/L.7 Hal ini menunjukkan bahwa
dalam produk snack bar dan vitamin C pada tubuh rendah dan turun menjadi 0.5 mg pada
tablet besi dapat meningkatkan penyerapan zat individu dengan cadangan besi tinggi.
besi. Ketidakhadiran faktor tersebut penyerapan Pada kelompok kontrol dan P2 terjadi
zat besi nonheme hanya 2% - 3%. sebaliknya peningkatan 1.08±0.66 g/dl dan 1.04±0.78 g/dl.
adanya faktor ini bisa meningkatkan penyerapan secara statistic tidak terdapat perbedaan pada
zat besi nonheme sampai 8% bahkan hingga 20% kedua kelompok tersebut (0.986). Ini
pada orang yang mengalami kekurangan zat menunjukan bahwa snack bar yang terbuat dari
besi13. Dalam beberapa penelitian penambahan daging ikan gabus dan kacang Nagara
daging. ikan. atau ungags pada diet vegetarian. mempunyai pengaruh yang sama terhadap
rata-rata penyerapan zat besi nonheme peningkatan kadar Hb dengan pemberian
meningkat 2,6 kali lipat14. suplemen Fe. Kandungan daging ikan pada
Jaringan otot dan asam askorbat adalah Snack bar dan vitamin C pada sangobion
faktor utama yang dapat meningkatkan mempunyai fungsi sebagai factor yang dapat
penyerapan zat besi dalam makanan15. Menurut meningkatkan penyerapan zat besi. Daging Ikan
Manju B. Reddy et al. (2006), menyebutkan sebagai bahan pembuatan snack bar merupakan
bahwa 30 g Jaringan otot dianggap setara dengan sumber zat besi . Sareen S. Gropper and Jack L.
25 mg asam askorbat14. Asam askorbat berfungsi Smith. (2013) menyebutkan 50% sampai 60%
sebagai pereduksi besi Ferri (Fe+3) menjadi ferro zat Besi dalam daging. ikan. dan unggas adalah
(Fe+2), bentuk ferro (Fe+2) lebih larut dan dua besi heme= sisanya adalah besi nonheme. besi
kali lebih mudah diserap dibandingkan bentuk heme lebih mudah diserap dan diperkirakan
ferri (Fe+3). Daging, ikan. dan unggas mencapai 15- 35% (Hurrell et.al. 2006). Hasil
meningkatkan penyerapan zat besi nonheme, penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk. (2014)
pencernaan protein jaringan otot terutama bahwa zat besi yang terkandung dalam biscuit
peptida yang mengandung sistein dapat yang ditambahkan tepung ikan gabus
mereduksi Ferri (Fe+3) menjadi ferro (Fe+2)16. mempunyai bioavailabilitas tertinggi sampai
Layrisse et. al dalam Hurrell et.al (2006) Daging 76.32%18. Selain sumber zat besi ikan juga
sapi, hati sapi, dan ikan meningkat sebesar 150% merupakan sumber protein. Protein hewani.
penyerapan zat besi nonheme pada subyek termasuk dari ikan dapat meningkatkan
manusia yang mengkonsumsi makanan dari penyerapan zat besi. Pencernaan protein jaringan
kacang hitam dan jagung17, sememtara itu Bjorn- otot terutama peptida yang mengandung sistein
Rasmussen dan Hallberg (1979) dalam Hurrell dapat mereduksi Ferri (Fe+3) menjadi ferro
et.al (2006) melaporkan bahwa penambahan (Fe+2). bentuk ferro (Fe+2) .lebih larut dan dua
ayam, daging sapi, atau ikan ke dalam makanan kali lebih mudah diserap dibandingkan bentuk
jagung meningkatkan penyerapan zat besi ferri (Fe+3) 16.
nonheme 2-3 kali lipat17. Suplemen Fe sering digunakan untuk
Tingginya peningkatan kadar Hb pada P1 penanggulangan anemia. Bentuk suplemen yang
dibandingkan control dan P2 juga dimungkinkan digunakan adalah garam ferro. seperti ferro
sebagai akibat kondisi defisiensi zat besi yang sulfate. ferro gluconate. dan ferrous fumarate.
dialami oleh kelompok tersebut. Rerata kadar Hb Bentuk ferro (Fe+2) lebih mudah larut dan
P1 sebelum intervensi lebih rendah (11.12±0.53 diserap dibandingkan bentuk Ferri (Fe+3).
g/dl) dibandingkan kelompok control Perkiraan tingkat penyerapan garam ferrous
(11.74±0.62 g/dl) . dan dan P2 (11.65±0.59 adalah 10-15%19. Pemberian suplemen Fe pada
g/dl). Menurut Hurrell dan Egli (2010) bahwa kontrol berupa sangobion. setiap tablet/kapsul
status besi mempengaruhi penyerapan besi non mengandung 250 Ferrous Gluconate dan 50 mg
heme. Menurut Sareen S. Gropper and Jack L. vitamin C. Kandungan 250 Ferri Glukonat ini
Smith. 2013 penyerapan zat besi sekitar 10% setara dengan 30 mg besi elemental (WHO : 500
untuk orang dengan status besi normal dan 35% mg Ferri Glukonat setara dengan 60 mg besi
untuk orang-orang yang memiliki zat besi elemental)20. Adanya vitamin C dalam
kurang atau penyerapan zat besi bisa meningkat sangobion dapat meningkatkan penyerapan zat
3 sampai 6 mg setiap hari bila cadangan besi besi nonheme. Menurut Per Tidehag (1995)