Sunteți pe pagina 1din 7

P-ISSN : Obesitas...

Kebiasaan Konsumsi Fast Food terhadap 2527-3310


E-ISSN : 2548-5741
doi: 10.30867/action.v3i1.90 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal,Mei 2018; 3(1): 9-15
PEMBERIAN SNACK BAR MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN
(HB) PADA REMAJA PUTRI
(Giving Snack Bar increases levels of hemoglobin (Hb) in young women)
Sajiman Syahwal1*, Zulfiana Dewi 2
1,2
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin. E-mail: sajimanadjie@gmail.com

Received: 1/3/2018 Accepted: 29/3/2018 Published online: 3/5/2018

ABSTRAK it is caused, among others, acceptance (compliance)


supplement low. The research objective study the
Program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia differences in Hb girls who get Snack Bar (SB) and
Gizi Besi tidak selalu berhasil karena prevalensi iron Supplements (SF). This study is an experiment
anemia tidak banyak menurun, hal tersebut disebabkan with a sample of young women with Hb <12 g / dl were
antara lain penerimaan (compliance) suplemen yang divided into 3 groups: control (SF), P1 (SB and SF)
rendah. Tujuan penelitian mempelajari perbedaan Hb and P2 (SB), with group members at least 15 people,
remaja putri yang mendapatkan Snack Bar (SB) dan analysis using t test, research results the mean Hb
Suplemen Fe (SF). Penelitian ini adalah eksperimen before intervention (Ob0)) ; Control = 11.74 ± 0.62 g /
dengan sampel remaja putri dengan Hb < 12 g/dl yang dl, P1 = 11:12 ± 0:53 g / dl and P2 = 11.65 ± 0:59 g /
terbagi dalam 3 kelompok : kontrol (SF), P1 (SB dan dl, while after intervention (Ob1) Control = 12.81 ±
SF) dan P2 (SB), dengan anggota kelompok minimal 15 0:54 g / dl, P1 = 12.88 ± 0:56 g / dl and P2 = 12.69 ±
orang, analisis menggunakan uji t test. Hasil penelitan 0.69 g / dl. There is a difference Hb Ob0 and Ob1, in
rerata Hb sebelum intervensi (Ob 0) ; Kontrol = all groups (p = 0.000). An increase in Hb Ob0 and Ob1
11.74±0.62 g/dl, P1 = 11.12±0.53 g/dl dan P2 = 0 in all groups, with a mean control = 1.08 ± 0.66 g /
11.65±0.59 g/dl, sedangkan sesudah intervensi (Ob 1) ; dl, P1 = 1.75 ± 0.61 g / dl and P2 = 1.04 The ± 0.78 g
Kontrol = 12.81±0.54 g/dl, P1 = 12.88±0.56 g/dl dan / dl. There are differences between the mean change in
P2 = 12.69±0.69 g/dl. Ada perbedaan Hb Ob0 dan Ob1 Hb between P1 and P2 with controls (p = 0.016),
pada semua kelompok (p = 0.000). Terjadi peningkatan between the control with P2 no different (p = 0.986).
Hb Ob0 dan Ob1 pada semua kelompok, dengan rerata The mean Hb 1 month post-intervention (Ob2)2)
Kontrol = 1.08±0.66 g/dl, P1 = 1.75±0.61 g/dl dan P2 increased compared Ob1 1. The highest increase in P1;
= 1.04±0.78 g/dl. Terdapat perbedaan rerata 0:29 ± 0:36 g / dl, while P2; 0:25 ± 0:33 g / dl and
perubahan Hb diantara P1 dengan Kontrol dan P2 (p control; 0:18 ± 0:18 g / dl. Did not differ between the
= 0.016), antara Kontrol dengan P2 tidak berbeda study group Hb rise after Ob2 2. The combination SB
(p=0.986). Rerata Hb 1 bulan pasca intevensi (Ob 2 ) and SF is able to increase Hb higher than other
mengalami kenaikan dibandingkan Ob 1. Kenaikan groups. While the administration is no different from
tertinggi pada P1 ; 0.29±0.36 g/dl, sementara P2 ; SF SB in improving adolescent anemia Hb.
0.25±0.33 g/dl dan kontrol; 0.18±0.18 g/dl. Tidak
berbeda kenaikan Hb diantara kelompok penelitian Keywords: Hemoglobin, snack bar, irom supplements,
setelah Ob2 . Kombinasi SB dan SF mampu adolesent
meningkatkan Hb lebih tinggi dibandingkan kelompok
lain. Sementara pemberian SB tidak berbeda dengan SF
dalam meningkatkan Hb remaja yang anemia. PENDAHULUAN
Anemia Gizi adalah salah satu masalah
Kata kunci: Hemoglobin, snack bar, suplemen fe,
remaja putri gizi yang sering ditemukan pada remaja.
Masalah ini disebabkan karena intake zat besi
ABSTRACT dan kualitas menu yang rendah. serta banyaknya
zat besi yang dikeluarkan bersama menstruasi.
Prevention and Control Program Iron deficiency
Anemia is not always successful because of the
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana
prevalence of anemia did not decline significantly, kadar Hb kurang dari normal. Kadar Hb normal
pada remaja putri adalah >12 g/dl. Remaja putri
dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl.1

*
Penulis untuk korespondensi: sajimanadjie@gmail.com

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 9


Sajiman Syahwal

Menurut data Riskesdas tahun 2013, putri. Penelitian pemberian suplementasi zat gizi
Anemia gizi besi masih merupakan masalah mikro pernah dilakukan sebelummya oleh
kesehatan masyarakat dengan prevalensi pada Sukati. dkk (2010) menujukkan hasil pemberian
anak balita sebesar 28.1 %. Anak 5-12 tahun 29 suplemen satu pil besi dan vitamin A disertai
% ibu hamil 37.1 %. remaja putri 13-18 tahun pemberian snack mengandung energy. 2 kali per
dan wanita usia subur 15-49 tahun masing- minggu selama 12 minggu dapat meningkatkan
masing sebesar 22.7 %.2 kadar Hb sebesar 1.40 g/dl.5
Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Snack bar merupakan bentuk makanan
Program Pencegahan dan Penanggulangan selingan yang praktis, dengan nilai gizi yang
Anemia Gizi Besi dengan sasaran yaitu anak lengkap dan termasuk makanan yang awet untuk
sekolah menengah (SMP dan SMA) melalui disimpan. Bahan dasar snack bar ini adalah
pemberian suplementasi (kapsul) zat besi. Pada tepung kacang, peningkatan penyerapan Fe pada
tahun 2014 Kalimantan Selatan melaksanakan kacang yang dalam penelitian ini menggunakan
pemeriksaan Hb remaja puteri di 13 kabupaten kacang nagara. perlu penambahan protein
kota. hasil pemeriksaan awal didapatkan hasil terutama protein hewani untuk meningkatkan
prevalensi anemia sebesar 49% dan turun penyerapan Fe pada kacang-kacangan.
menjadi 31% setelah dilakukan intervensi Pembuatan snack bar dengan penambahan ikan
pemberian tablet tambah darah. kemudian pada gabus merupakan pengembangan bahan dari
tahun 2015 pemeriksaan sebelum dan sesudah produk makanan selingan tersebut. Setiap 100
pemberian tablet tambah darah (TTD) adalah gram Snack Bar diperkirakan mengandung 3.7
36.33% berubah menjadi 17.81%. Sementara itu mg zat besi dan 24.2 gram protein, sehingga
untuk beberapa kabupaten/kota prevalensi dapat memenuhi 23.56% kecukupan Fe dan
anemia sesudah intervensi masih jauh diatas 38.61% kecukupan protein.
prevalensi provinsi seperti Hulu Sungai Utara Hasil penelitian sebelumnya yang
(29.92%). Barito kuala (28.95%). Banjarbaru dilakukan oleh Dewi dkk (2016) Pemberian
(26.17%). Hulu Sungai Tengah (24.17%). Tanah Snack Bar Tepung Kacang Nagara dan Ikan
bumbu (23.83%) dan Kabupaten Banjar (18. haruan pada hewan coba yang menderita anemia
14%).3 menunjukan hasil peningkatan kadar Hb berkisar
Program pemerintah untuk dapat antara 2.82 – 3.35 g/dl, sedangkan pada remaja
menurunkan prevalensi anemia ternyata hasilnya putri terjadi peningkatan kadar Hb rata-rata
kurang bermakna oleh karena prevalensi anemia sebesar 0.4 g/dl setelah mendapat intervensi
yang masih cukup tinggi. Program Pencegahan snack bar tepung kacang nagara dan ikan
dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi tidak haruan6. Hasil penelitian lain dari Susianto dah
selalu berhasil karena di beberapa Kusharisupeni (2013) tentang “ Role of tempe
kabupaten/kota prevalensi anemia tidak banyak formula as a source of vitamin B12 and its
menurun. misalnya pada hasil pemeriksaan implementation For vegetarian diet”. dimana
anemia remaja putri tahun 2015 di kabupaten penelitian dilakukan terhadap remaja laki-laki
Barito Kuala dimana intervensi pemberian tablet dan perempuan dengan memberikan suplemen
tambah darah hanya menurunkan 2.5%3. vitamin B12 dan ekstrak tempe selama 3 bulan.
Sementara itu Penelitian oleh Briawan dkk. di Pemberian suplemen vitamin B12 dapat
Kota Bekasi hanya menurunkan prevalensi menaikan kadar B12 pada level 284.4 pmol/L.
kejadian anemia pada siswi SMP dan SMK sedangkan yang mendapatkan ekstrak tempe
sebesar 3.4%. Hal tersebut disebabkan antara kenaikan kadar B12 sebesar 211.1 pmol/L.
lain penerimaan (compliance) suplemen yang Kemudian setelah 3 bulan tanpa intervensi.
rendah.4 kelompok yang mendapatkan suplemen vitamin
Memperhatikan dampak anemia gizi yang B12 mengalami penurunan kadar B12 pada level
sangat luas, maka diperlukan upaya penanganan 140.7 pmol/L (66.65%), sedangkan pada
anemia gizi kurang pada remaja putri. Berkaitan kelompok yang mendapatkan ekstrak Tempe
dengan hal tersebut perlu dilakukan intervensi hanya mengalami penurunan 1.65% atau 207.6
pemberian makanan tambahan pada remaja pmol/L.7 Hal ini menunjukkan bahwa

10 Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018


Pemberian Snack Bar Meningkatkan Hb...

mengkonsumsi suplemen hanya mengatasi adalah meminta kesediaan dan persetujuan


masalah gizi untuk sementara. karena cepat dari siswi dan orang tua.
terjadi penurunan. b. Penentuan status anemi pada remaja
Berdasarkan asumsi diatas maka peneliti Penentuan status anemia pada remaja
tertarik untuk mengamati Perbedaan kadar dilakukan dengan menganalisa profil Hb.
Hemoglobin (Hb) remaja putri yang kemudian remaja putri dikelompokan
mendapatkan snack Bar dan Suplemen Fe di kota menjadi tiga kelompok. yaitu P1
Banjarbaru. Tujuan Penelitian ini untuk (mendapatkan snack bar dan Suplemen Fe).
mempelajari perbedaan kadar Hb remaja putri P2 (mendapat snack bar) dan Kontrol
yang mendapatkan snack bar dan suplemen Fe di (mendapat suplemen Fe).
kota Banjarbaru. Penelitian ini diharapkan dapat c. Pemberian Perlakuan
memberikan alternatif intervensi gizi dalam P1 : pemberian snack bar tepung kacang
mengatasi anemia pada remaja putri nagara dan ikan haruan sebanyak 50 gram
dan 12 butir suplemen Fe yang dikonsumsi 3
kali dalam seminggu selama 1 bulan
DESAIN PENELITIAN P2 : pemberian snack bar tepung kacang
Penelitian ini merupakan jenis penelitian nagara dan ikan haruan sebanyak 50 gram 3
eksperimen, dengan desain Non-Equivalen kali dalam seminggu selama 1 bulan
Group Desain dimana pretes-postes penelitian
menggunakan Kontrol tanpa penugasan random. Kontrol : diberikan suplemen tablet besi
Populasi adalah remaja putri yang menderita sebanyak 12 butir 3 kali dalam seminggu
anemia di SMPN kota Banjarbaru, besar sampel selama 1 bulan penelitian
ditentukan menurut, Gay dan Diehl (1992, untuk
penelitian eksperimental, sampel minimumnya Dalam penelitian ini pengukuran kadar Hb
adalah 15 subjek per group8. Dalam penelitian dilakukan dalam tiga tahap. tahap pertama
ini terdapat 3 (tiga) kelompok. yaitu 2 (dua) dilakukan sebelum dilakukan intervensi. tahap
kelompok perlakuan dan 1 Kontrol. sehingga kedua dilakukan sesudah intervensi dan tahap
Jumlah sampel adalah 45 orang, dengan kriteria ketiga dilakukan setelah 1 (satu) bulan pasca
inklusi dan eksklusi sebagai berikut : intervensi
a. Inklusi, yaitu Sampel darah yang diambil untuk
1. Menderita anemia dengan kadar Hb < 12 pemeriksaan kadar Hb adalah sampel darah
g/dl kapiler dalam hal ini adalah diujung jari.
2. Mendapatkan persetujuan dari orang tua pengambilan dilakukan dengan metode
3. Sudah pernah mengalami menstruasi skinpuncture. yaitu dengan menusuk pada
4. Bersedia mengikuti kegiatan penelitian kulit ujung jari dan ini sedikit menimbulkan
mulai awal sampai akhir rasa nyeri. Pengambilan sampel darah dan
b. Eksklusi, yaitu pemeriksaan kadar Hb dilakukan oleh tenaga
1. Mengundurkan diri dari partisipasi Analis Kesehatan yang bertugas
kegiatan penelitian Laboraturium kesehatan. Kadar Hb diukur
2. Mengalami komplikasi atau efek sampai dengan metode CyanmetHb untuk mengetahui
akibat perlakuan penelitian perbedaan kadar Hb menggunakan uji statistik
yaitu uji beda. Pengolahan dan analisis data
Penelitian dilakukan selama 18 minggu, menggunakan program komputer. Penelitian
mulai Mei 2017 sampai dengan September ini telah mendapatkan Rekomendasi
2017. Penelitian akan dilakukan dengan langkah Persetujuan etik dari komisi etik penelitian
– langkah sebagai berikut : kesehatan Poltekkes Kemenkes Malang
dengan nomor Regestrasi : 251/KEPK-
a. Persetujuan setelah penjelasan (PSP) POLKESMA/2017.
Sebelum kegiatan uji coba produk pada
remaja putri. langkah pertama yang dilakukan

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 11


Sajiman Syahwal

HASIL DAN PEMBAHASAN Terjadinya peningkatan kadar Hb sesudah


intervensi ini sama yang ditemukan oleh Ikeu
1. Kadar Hemoglobin sebelum dan sesudah Tanziha dkk (2013) pada anak SD yang
intervensi mendapatkan kudapan 3 kali dalam seminggu,
Hasil pemeriksaan kadar Hb terhadap tiga yaitu 11.70 g/dl sebelum intervensi menjadi
kelompok penelitian yang dilakukan sebelum 11.96 g/dl setelah intervensi10, demikian juga
dan sesudah intervensi terlihat pada gambar 4 yang ditemukan oleh L. Iannotti et.al (2016)
berikut ini. pada anak usia sekolah di Haiti, dimana terjadi
peningkatan kadar Hb 0.14 ± 1.28 g/dl pada anak
Tabel 1. Hasil pemeriksaan kadar Hb – anak yang diberi Snack selai kacang yang
sebelun dan sesudah Intervensi difortifikasi11. Hal yang sama juga ditemukan
oleh AR Abizari et al (2014) di Ghana, Anak
Kadar Hemoglobin (g/dl) yang mendapat makanan tambahan (PMT)
Kelompok
Sebelum Sesudah Selisih Campuran kedelai jagung yang diperkaya
Perlakuan
Intervensi Intervensi Perubahan mikronutrien menunjukkan peningkatan
Kontrol 11.74±0.62 12.81±0.54 1.08±0.66 konsentrasi Hb yang signifikan yaitu 0.6 g/dl
P1 11.12±0.53 12.88±0.56 1.75±0.61 lebih tinggi dibandingkan yang tidak
P2 11.65±0.59 12.69±0.69 1.04±0.78 mendapatkan PMT12.
Rerata 11.51±0.63 12.79±0.56 1.29±0.75 Perlakuan 1 mengalami peningkatan kadar
Hb lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
Pada tabel 1 menunjukan bahwa rerata penelitian yang lain dengan rerata peningkatan
kadar Hb sebelum intervensi < 12 g/dl. dimana adalah 1.75±0.61 g/dl. Hasil analisis
masing- masing untuk kontrol = 11.74±0.62 g/dl, menunjukan bahwa terdapat perbedaan rerata
P1 = 11.12±0.53 g/dl dan P2 = 11.65±0.59 g/dl. perubahan kadar Hb diantara kelompok
Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat penelitian (p = 0.01). Perbedaan terjadi antara
perbedaan kadar Hb antara P1 dengan kontrol P1 dengan Kontrol dan P2 (p = 0.016).
dan P2 (p = 0.013). Sementara antara kontrol Sementara antara Kontrol dengan P2 tidak
dengan P2 tidak berbeda (p=0.93). Sementara itu berbeda (p=0.986).
pemeriksaan kadar Hb sesudah intervensi Kontrol adalah kelompok remaja putri
menunjukan rerata > 12 g/dl. dimana kontrol = yang mendapatkan suplementasi tablet besi
12.81±0.54 g/dl, P1 = 12.88±0.56 g/dl dan P2 = (Sangobion), sedangkan P1 adalah kelompok
12.69±0.69 g/dl. Hasil analisis menunjukan tidak remaja putri yang mendapatkan snack bar dan
ada perbedaan kadar Hb pada semua kelompok tablet besi, serta P2 adalah kelompok remaja
penelitian sesudah intervensi (p = 0.661). putri yang hanya mendapatkan snack bar.
Sementara hasil analisis menunjukan ada Suplementasi tablet besi yang diberikan pada
perbedaan kadar Hb antara sebelum dan sesudah Kontrol dan P1 mengandung Ferrous Gluconate
intervensi pada semua kelompok penelitian (p = 250 . Manganese Sulfate 0.2 mg. Copper Sulfate
0.000). 0.2 mg. Vit C 50 mg. 1 mg. Vit B12 7.5
Bila dibandingkan dengan keadaan mcg. 25 mg. sedangkan pada snack bar ikan
sebelum dan sesudah intervensi hasil ini haruan dan tepung kacang Nagara yang
menunjukan adanya peningkatan kadar pada diberikan pada P1 dan perlakuan mengandung
semua kelompok penelitian. dengan rerata protein 10.86% dan kadar Fe = 1.91 mg persaji
peningkatan untuk kontrol = 1.08±0.66 g/dl, P1 (50 gram)6 .
= 1.75±0.61 g/dl dan P2 = 1.04±0.78 g/dl. Hasil Pada kelompok P1 mengalami
analisis menunjukan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kadar Hb lebih tinggi dibandingkan
rerata perubahan kadar Hb diantra kelompok dengan kelompok penelitian yang lain. hal ini
penelitian (p = 0.01). Perbedaan terjadi antara P1 menunjukan bahwa kombinasi snack bar dan
dengan kontrol dan P2 (p = 0.016). Sementara suplementasi Fe dapat meningkatkan
antara kontrol dengan P2 tidak berbeda bioavailabilitas dari zat besi yang berasal dari
(p=0.986). kedua sumber tersebut. Keberadaan daging ikan

12 Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018


Pemberian Snack Bar Meningkatkan Hb...

dalam produk snack bar dan vitamin C pada tubuh rendah dan turun menjadi 0.5 mg pada
tablet besi dapat meningkatkan penyerapan zat individu dengan cadangan besi tinggi.
besi. Ketidakhadiran faktor tersebut penyerapan Pada kelompok kontrol dan P2 terjadi
zat besi nonheme hanya 2% - 3%. sebaliknya peningkatan 1.08±0.66 g/dl dan 1.04±0.78 g/dl.
adanya faktor ini bisa meningkatkan penyerapan secara statistic tidak terdapat perbedaan pada
zat besi nonheme sampai 8% bahkan hingga 20% kedua kelompok tersebut (0.986). Ini
pada orang yang mengalami kekurangan zat menunjukan bahwa snack bar yang terbuat dari
besi13. Dalam beberapa penelitian penambahan daging ikan gabus dan kacang Nagara
daging. ikan. atau ungags pada diet vegetarian. mempunyai pengaruh yang sama terhadap
rata-rata penyerapan zat besi nonheme peningkatan kadar Hb dengan pemberian
meningkat 2,6 kali lipat14. suplemen Fe. Kandungan daging ikan pada
Jaringan otot dan asam askorbat adalah Snack bar dan vitamin C pada sangobion
faktor utama yang dapat meningkatkan mempunyai fungsi sebagai factor yang dapat
penyerapan zat besi dalam makanan15. Menurut meningkatkan penyerapan zat besi. Daging Ikan
Manju B. Reddy et al. (2006), menyebutkan sebagai bahan pembuatan snack bar merupakan
bahwa 30 g Jaringan otot dianggap setara dengan sumber zat besi . Sareen S. Gropper and Jack L.
25 mg asam askorbat14. Asam askorbat berfungsi Smith. (2013) menyebutkan 50% sampai 60%
sebagai pereduksi besi Ferri (Fe+3) menjadi ferro zat Besi dalam daging. ikan. dan unggas adalah
(Fe+2), bentuk ferro (Fe+2) lebih larut dan dua besi heme= sisanya adalah besi nonheme. besi
kali lebih mudah diserap dibandingkan bentuk heme lebih mudah diserap dan diperkirakan
ferri (Fe+3). Daging, ikan. dan unggas mencapai 15- 35% (Hurrell et.al. 2006). Hasil
meningkatkan penyerapan zat besi nonheme, penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk. (2014)
pencernaan protein jaringan otot terutama bahwa zat besi yang terkandung dalam biscuit
peptida yang mengandung sistein dapat yang ditambahkan tepung ikan gabus
mereduksi Ferri (Fe+3) menjadi ferro (Fe+2)16. mempunyai bioavailabilitas tertinggi sampai
Layrisse et. al dalam Hurrell et.al (2006) Daging 76.32%18. Selain sumber zat besi ikan juga
sapi, hati sapi, dan ikan meningkat sebesar 150% merupakan sumber protein. Protein hewani.
penyerapan zat besi nonheme pada subyek termasuk dari ikan dapat meningkatkan
manusia yang mengkonsumsi makanan dari penyerapan zat besi. Pencernaan protein jaringan
kacang hitam dan jagung17, sememtara itu Bjorn- otot terutama peptida yang mengandung sistein
Rasmussen dan Hallberg (1979) dalam Hurrell dapat mereduksi Ferri (Fe+3) menjadi ferro
et.al (2006) melaporkan bahwa penambahan (Fe+2). bentuk ferro (Fe+2) .lebih larut dan dua
ayam, daging sapi, atau ikan ke dalam makanan kali lebih mudah diserap dibandingkan bentuk
jagung meningkatkan penyerapan zat besi ferri (Fe+3) 16.
nonheme 2-3 kali lipat17. Suplemen Fe sering digunakan untuk
Tingginya peningkatan kadar Hb pada P1 penanggulangan anemia. Bentuk suplemen yang
dibandingkan control dan P2 juga dimungkinkan digunakan adalah garam ferro. seperti ferro
sebagai akibat kondisi defisiensi zat besi yang sulfate. ferro gluconate. dan ferrous fumarate.
dialami oleh kelompok tersebut. Rerata kadar Hb Bentuk ferro (Fe+2) lebih mudah larut dan
P1 sebelum intervensi lebih rendah (11.12±0.53 diserap dibandingkan bentuk Ferri (Fe+3).
g/dl) dibandingkan kelompok control Perkiraan tingkat penyerapan garam ferrous
(11.74±0.62 g/dl) . dan dan P2 (11.65±0.59 adalah 10-15%19. Pemberian suplemen Fe pada
g/dl). Menurut Hurrell dan Egli (2010) bahwa kontrol berupa sangobion. setiap tablet/kapsul
status besi mempengaruhi penyerapan besi non mengandung 250 Ferrous Gluconate dan 50 mg
heme. Menurut Sareen S. Gropper and Jack L. vitamin C. Kandungan 250 Ferri Glukonat ini
Smith. 2013 penyerapan zat besi sekitar 10% setara dengan 30 mg besi elemental (WHO : 500
untuk orang dengan status besi normal dan 35% mg Ferri Glukonat setara dengan 60 mg besi
untuk orang-orang yang memiliki zat besi elemental)20. Adanya vitamin C dalam
kurang atau penyerapan zat besi bisa meningkat sangobion dapat meningkatkan penyerapan zat
3 sampai 6 mg setiap hari bila cadangan besi besi nonheme. Menurut Per Tidehag (1995)

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 13


Sajiman Syahwal

terdapat dua mekanisme pengaruh vitamin C Kecilnya peningkatan kadar Hb 1 bulan


pada menyerapan besi nonheme. Pertama itu pasca intervensi dibandingkan sesudah
mencegah pembentukan senyawa besi yang intervensi mungkin disebabkan menulai
tidak larut dan tidak dapat diserap dan kedua menurunnya cadangan zat besi dalam tubuh.
mereduksi ferri (Fe+3) menjadi ferro (Fe+2) 21. Menurut Adang (2005), menurunnya cadangan
besi yang menyebabkan defisiensi besi terdiri
2. Kadar Hemoglobin 1 Bulan Pasca atas tiga tahap, dimulai dari deplesi besi yang
Intervensi ditandai dengan menurunnya kadar Feritin dan
besi dalam sumsum tulang pada tahap ini kadar
Tabel 2. Hasil pemeriksaan Hb sesudah Hb masih normal. Kemudian tahap kedua
intervensi dan 1 bulan pasca intervensi eritropoesis defisiensi besi yang ditandai dengan
penurunan feritin serum, besi serum, saturasi
Kadar Hemoglobin (g/dl) transferin dan besi di sumsum tulang yang
Kelompok 1 bulan
kosong, tetapi TIBC meningkat >390 µg/dl dan
intervensi Sesudah Selisih pada tahap ini kadar Hb juga masih normal dan
pasca
intervensi perubahan tahap ke tiga yaitu anemia defisiensi besi (iron
intervensi
Kontrol 12.81±0.54 12.99±0.44 0.18±0.18 deficiency anemia) yaitu tahap defisiensi besi
P1 12.88±0.56 13.18±0.40 0.29±0.36 yang berat yang ditandai selain kadar feritin
P2 12.69±0.69 12.94±0.49 0.25±0.33 serum serta Hb yang turun. Semua komponen
Rerata 12.79±0.56 13.03±0.12 0.24±0.05 lain juga akan mengalami perubahan seperti
gambaran morfologi sel darah mikrositik
Pada tabel 2 menunjukan bahwa rerata hipokromik, sedangkan RDW dan TIBC
kadar Hb 1 bulan pasca intevensi mengalami meningkat >410 µg/dl22.
kenaikan dibandingkan sesudah intervensi.
Kenaikan tertinggi terjadi pada P1 yaitu
0.29±0.36 g/dl, sementara pada P2 ; 0.25±0.33 KESIMPULAN
g/dl dan control ; 0.18±0.18 g/dl. Hasil analisis Pemberian Snack Bar Tepung Kacang
menunjukan terdapat perbedaan kadar Hb Nagara dan Ikan haruan dapat meningkatkan
sesudah intervensi dengan kadar Hb 1 bulan kadar hemoglobin pada remaja putri.
pasca intervensi (P<0.05). Disarankan untuk melakukan penelitian
Rerata kadar Hb 1 bulan pasca intevensi lebih lanjut mengenai mengaruh pemberian
mengalami kenaikan dibandingkan sesudah Snack bar dan suplemen Fe terhadap parameter
intervensi. Kenaikan tertinggi 1 bulan pasca status besi seperti Feritin dan Transferin
intervensi terjadi pada P1 yaitu 0.29±0.36 g/dl,
sementara kenaikan Hb paling kecil adalan
kelompok kontrol 0.18±0.18 g/dl. Hal ini KEPUSTAKAAN
menunjukkan bahwa mengkonsumsi suplemen
hanya mengatasi masalah gizi untuk sementara 1. Proverawati A. Anemia Dan Anemia
karena cepat terjadi penurunan. Hasil analisis Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika;
menunjukan terdapat perbedaan kadar Hb 2011.
sesudah intervensi dengan kadar Hb 1 bulan 2. Balitbangkes. Laporan Riskesdas 2013.
pasca intervensi (P<0.05). Hal ini menunjukan Jakarta; 2013.
walaupun sudah tidak mendapatkan intervensi 3. Dinkes Provinsi Kalsel. Profil Kesehatan
selama 1 bulan cadangan besi dalam tubuh Kalimantan Selatan Tahun 2015.
kelompok penelitian masih cukup tinggi Kalimantan Selatan; 2016.
sehingga produksi Hb masih terjadi. Walaupun 4. Briawan D, Arumsari E, Pusporini. Faktor
demikian rerata kenaikan kadar Hb 1 bulan pasca Resiko Anemia pada Siswi peserta program
intervensi 0.24±0.05 g/dl dan tidak sebesar Suplementasi. Jurnal Gizi dan Pangan.
sesudah intervensi yang mencapai 1.29±0.75 2011;6(1):74-83.
g/dl. 5. Permaesih D, Ernawati F, Ridwan E, Sihadi.

14 Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018


Pemberian Snack Bar Meningkatkan Hb...

Efektivitas Suplementasi Zat Gizi Mikro journal of clinical nutrition.


Terhadap Status Besi Dan Vitamin A Pada 2010;91(5):1461S-1467S.
Murid SLTP. Bogor; 2010. 16. Kapsokefalou M, Miller DD. Effects of
6. Zulfiana, Dewi, Netty, Sajiman. Profil meat and selected food components on the
Hemoglobin (Hb) pada remaja putri yang valence of nonheme iron during in vitro
mendapat Snack Bar tepung kacang Nagara digestion. Journal of Food Science.
(Vigna unguiculata) dan Ikan Haruan 1991;56(2):352-355.
(Ophicephalus melanopterus) di Kota 17. Hurrell RF, Reddy MB, Juillerat M, Cook
Banjarmasi tahun 2016. 2016. JD. Meat protein fractions enhance
7. Susianto, Kusharisupeni. Role of tempe nonheme iron absorption in humans. The
formula as a source of vitamin B12 and its Journal of nutrition. 2006;136(11):2808-
implementation for vegetarian diet. VNJ. 2812.
2013;1(1). 18. Sari DK, Marliyanti SA, Kustiyah L,
8. Gay R, Diehl P. Research Methods for Khomsan A, Gantohe TM. Bioavailabilitas
Business and Management. New York, Fortifikan, Daya Cerna Protein, serta
United States of America: MacMillan Kontribusi Gizi Biskuit yang Ditambah
Publishing Company; 1992. Tepung Ikan Gabus (Ophiocephalus
9. Husaini MA. Pendiagnosaan Status Besi striatus) dan Difortifikasi Seng dan Besi.
Berdasarkan Nilai Hemoglobin Pada Anak Agritech. 2015;34(4):359-364.
Wanita Di Perkebunan Teh, Jawa Barat. 19. Fei C. Iron Deficiency Anemia: A Guide to
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal Oral Iron Supplements. Clinical Corelation
of Nutrition and Food Research). The nyu langone online journal of medicine
1993;6(1):1-7. https://www clinicalcorrelations org. 2015.
10. Tanziha I, Prasojo G, Rahmawati I, 20. WHO. Intermittent Iron and Folic Acid
Rusmawati D. Pengaruh Pemberian Supplementation in Menstruating Women.
Kudapan Terhadap Status Gizi dan Status Geneva: World Health Organization; 2011.
Anemia siswa SDN Pasanggrahan 2 21. Tidehag P. Iron absorption and iron status
Purwakarta. EKOLOGIA. 2013;13(1):35- related to diet: an experimental and
50. epidemiological study. 1995.
11. Iannotti L, Dulience SJ-L, Joseph S, Cooley 22. Muhammad A, Sianipar O. Penentuan
C, et al. Fortified Snack Reduced Anemia in defisiensi besi anemia penyakit kronis
Rural School-Aged Children of Haiti: A menggunakan peran indeks sTfR-F.
Cluster-Randomized, Controlled Trial. PloS Indonesian Journal of Clinical Pathology
one. 2016;11(12):e0168121. and Medical Laboratory. 2018;12(1):9-15.
12. Abizari A-R, Buxton C, Kwara L, Mensah-
Homiah J, Armar-Klemesu M, Brouwer ID.
School feeding contributes to micronutrient
adequacy of Ghanaian schoolchildren.
British Journal of Nutrition.
2014;112(6):1019-1033.
13. Gropper SS, Smith JL. Advanced Nutrition
and Human Metabolism. Cengage Learning;
2012.
14. Manju B, Cook, Reddy, Richard F, Hurrell,
James D. Meat consumption in a varied diet
marginally influences nonheme iron
absorption in normal individuals. Journal
Nutrition. 2006;136(3):576-581.
15. Hurrell R, Egli I. Iron bioavailability and
dietary reference values–. The American

Jurnal AcTion, Volume 3, Nomor 1, Mei 2018 15

S-ar putea să vă placă și