Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
net/publication/301308626
CITATIONS READS
2 605
1 author:
Ali Shodikin
Universitas Islam Darul 'Ulum, Lamongan, Indonesia
12 PUBLICATIONS 9 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Abductive-Deductive Strategy: How To Apply It In Improving Student Mathematics Literacy In Junior High School View project
All content following this page was uploaded by Ali Shodikin on 19 October 2017.
Ali Shodikin1
Abstract
Learning with abductive-deductive strategy is the type of a new approach
learning of mathematical thought processes. The purpose of this research is
to improve students’ mathematical disposition using abductive-deductive
strategy. Research carried out a nonrandomized control group, prescale-
postscale design in eleventh class in one high school in Pati regency,
Central Java. Data analysis was conducted quantitative-qualitative
research by category early mathematical ability (KAM) and overall. In
addition, purpose of research is to also analyze the interaction between
learning and KAM. The results showed that the increase of students
who got a mathematical disposition learning with abductive-deductive
strategy have same result with the students who got expository. In more
detail, the category of upper class and middle class is showing the same
increase. While the below categories has an increased disposition smaller
than the expository. Interaction between learning and KAM to increase
the disposition showed no significant relationship. This research expected
teachers to notice early mathematical ability of students in mathematics
and give special attention related to increase in students’ mathematical
disposition, due to certain student groups despite a suitable learning to
improve students’ mathematical ability and disposition, however different
the early mathematical ability showed different results
Keywords: Strategi Abduktif-Deduktif, Peningkatan, Disposisi
Matematis.
A. Pendahuluan
Belajar tidak hanya mengembangkan ranah kognitif, tetapi juga
afektif (sikap). Hal ini menjadi perhatian khusus oleh pemerintah,
terbukti dengan dicanangkannya pendidikan karakter pada setiap
elemen pendidikan. Demikian pula dalam belajar matematika, ketika
siswa atau mahasiswa berusaha menyelesaikan masalah matematis,
181
Ali Shodikin - Strategi Abduktif-Deduktif Pada ...
diperlukan rasa ingin tahu, ulet, percaya diri, melakukan refleksi atas
cara berpikir. Dalam matematika hal tersebut dinamakan disposisi
matematis (Karlimah, 2010: 10). Katz (dikutip oleh Mahmudi, 2010: 5)
mendefinisikan disposisi sebagai kecenderungan untuk berperilaku
secara sadar (consciously), teratur (frequently), dan sukarela (voluntary)
untuk mencapai tujuan tertentu. Perilaku-perilaku tersebut di
antaranya adalah percaya diri, gigih, ingin tahu, dan berpikir
fleksibel.
Disposisi matematis dalam konteks pembelajaran, berkaitan
dengan bagaimana siswa bertanya, menjawab pertanyaan,
mengkomunikasikan ide-ide matematis, bekerja dalam kelompok, dan
menyelesaikan masalah. Pendapat ini diperkuat oleh Sumarmo (2013:
7) yang mendefinisikan disposisi matematis (mathematical disposition)
sebagai keinginan, kesadaran, kecenderungan dan dedikasi yang kuat
pada diri siswa atau mahasiswa untuk berpikir dan berbuat secara
matematik. Sehingga terdapat hubungan yang kuat antara disposisi
matematis dan pembelajaran. Pembelajaran matematika selain
untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis atau aspek
kognitif siswa, diperlukan pula disposisi matematis. Pembelajaran
matematika di kelas harus dirancang khusus sehingga selain dapat
meningkatkan kemampuan matematis siswa, juga meningkatkan
disposisi matematis. Beyers (2011) mengungkapkan bahwa disposisi
juga penting bagi guru dan juga siswa.
Disposisi siswa dalam menghadapi matematika dan keyakinannya
dapat mempengaruhi prestasi mereka dalam matematika. Hal ini
diungkapkan oleh Wilson, P. (2011) bahwa disposisi matematis
memberikan pengaruh terhadap kemampuan matematis siswa. Wall
(2008: 60) menambahkan bahwa watak atau sikap merujuk kepada
sifat-sifat dan keyakinan yang siswa miliki tentang matematika.
Keyakinan siswa mengenai kecakapannya mengerjakan matematika
dan memahami sifat-sifat matematika mempunyai pengaruh yang
penting terhadap bagaimana mereka mendekati soal dan pada
akhirnya bagaimana keberhasilan mereka menyelesaikan soal (Zan,
dkk, 2006). Sikap siswa (suka, tidak suka, dan kesenangan) tentang
matematika sama pentingnya dengan keyakinannya. Anak-anak yang
senang dan puas jika dapat menyelesaikan soal atau senang mengatasi
soal yang membingungkan akan lebih gigih untuk mencoba yang
kedua atau ketiga kalinya, dan bahkan mencari soal yang baru. Sikap
negatif memiliki pengaruh sebaliknya.
Proses Kunci
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
Mengorganisasi Menggeneralisasi
untuk belajar temuan-temuan
Proses Abduktif
Proses Deduktif
Orientasi terhadap
Pembahasan
masalah strategi masalah
yang lebih banyak
Kelas O X1 O
Eksperimen
Pre-skala Perlakuan Post-
skala
Kelas Kontrol O X O
Pre-skala Ekspositori Post-
skala
Gambar 2. Desain Penelitian
Gambar 2. Desain Penelitian
Gambar
Gambar 3.
3. Tahapan-Tahapan
Tahapan-TahapanPenelitian
Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data meliputi
dokumentasi, angket dan wawancara. Sedangkan instrumen yang
dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari lima macam instrumen, yakni
bahan ajar, instrumen angket disposisi, lembar pengamatan kinerja guru,187
, Vol. 7, No. 2, Januari-Juni 2015
lembar penilaian aktivitas siswa, dan instrumen wawancara yang telah
divalidasi oleh ahli.
Indikator-indikator disposisi matematis dalam penelitian ini meliputi:
(1) rasa percaya diri, (2) gigih dan tekun mengerjakan tugas, (3) berminat,
Ali Shodikin - Strategi Abduktif-Deduktif Pada ...
Tabel 4
Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Peningkatan Disposisi Matematis
Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis (KAM)
KAM Perbandingan t t’ Sig. Sig. Ho
Rata-rata (E:K) (2 (1
tailed) tailed)
Atas 0.003 : -0.23 .973 - .356 .178 Terima
Tengah -0.01 : -0.04 .290 - .773 .387 Terima
Bawah -0.11 : 0.16 -1.770 - .107 .054 Terima
Keseluruhan -0.02 : -0.03 .065 - .948 .474 Terima
Ho: Rata-rata peningkatan disposisi matematis siswa kelas
eksperimen lebih rendah atau sama dengan pada kelas kontrol ditinjau
dari KAM (atas, tengah, bawah) maupun keseluruhan.
Berdasarkan Tabel 4 di atas, diperoleh bahwa secara keseluruhan
nilai sig. (1 tailed) > 0,05, sehingga Ho diterima. Dilihat lebih rinci dari
kategori KAM, baik pada KAM atas, tengah dan bawah juga diperoleh
nilai sig. (1 tailed) > 0,05, sehingga Ho diterima. Ini berarti peningkatan
disposisi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan
strategi abduktif-deduktif lebih rendah atau sama dengan siswa yang
mendapat pembelajaran ekspositori baik ditinjau dari KAM (atas,
tengah, bawah) maupun keseluruhan. Dari melihat perbandingan
rata-rata peningkatan disposisi matematis siswa, secara keseluruhan
maupun kategori KAM atas dan tengah diperoleh bahwa rata-
rata peningkatan disposisi kelas eksperimen lebih besar daripada
rata-rata peningkatan kelas kontrol, sehingga kesimpulannya rata-
rata peningkatan disposisi matematis siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan strategi abduktif-deduktif (kelas eksperimen)
sama dengan siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori (kelas
kontrol). Hal ini disebabkan beberapa hal diantaranya: (1) disposisi
awal siswa terhadap matematika sudah cukup tinggi, (2) disposisi
siswa dipengaruhi oleh pembelajaran sebelumnya yang merupakan
akumulasi akibat, (3) aktivitas siswa kedua kelas dalam mengikuti
pembelajaran terkesan sama, (4) tuntutan dalam pembelajaran
dengan strategi abduktif-deduktif kepada siswa untuk lebih aktif
dengan kondisi awal siswa yang tidak terbiasa dengan berpikir keras
memunculkan rasa lelah dalam berpikir.
Tabel 5
Hasil Uji Interaksi antara Pembelajaran dan Kemampuan Awal
Matematis (KAM) Terhadap Peningkatan Disposisi Matematis
Type III Ho
Sum of Mean
Source Squares Df Square F Sig.
Kelas 1.159E-6 1 1.159E-6 .000 .998 Terima
KAM .115 2 .058 .373 .690 Terima
Kelas * Terima
.375 2 .187 1.212 .305
KAM
R Squared = .045 (Adjusted R Squared = -.032)
Ho: tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap peningkatan
disposisi matematis
Berdasarkan tabel uji interaksi di atas, nilai signifikansi untuk
faktor pembelajaran (Kelas), KAM maupun interaksi Kelas * KAM
memiliki nilai sig. > 0,05, sehingga Ho diterima. Kesimpulannya
baik faktor pembelajaran, faktor KAM maupun interaksi antara
pembelajaran dan KAM tidak memberikan perbedaan yang
signifikan terhadap peningkatan disposisi matematis siswa. Namun
demikian, ada beberapa hal yang dapat dianalisis berdasarkan hasil
uji statistika interaksi antara pembelajaran (Kelas) dan KAM terhadap
peningkatan disposisi matematis. Grafik di bawah ini digunakan
untuk memperjelas analisis interaksi antara pembelajaran (Kelas) dan
KAM terhadap peningkatan disposisi matematis. Interaksi antara
pembelajaran (Kelas) dan KAM juga dapat dilihat dari grafik interaksi
berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Akinsola, M. K. & Olowojaiye, F. B. (2008). Teacher Instrutional Method
and Student Attitude Toward Mathematics. International
Electronic Journal of Mathematics Education, 3(1), 60-73.
Aliseda, A. (2007). Abductive Reasoning: Challenges Ahead. Theoria, 60,
261-270.
Beyers, J. (2011). Development and Evaluation of an Instrument to Assess
Prospective Teachers’ Dispositions with Respect to Mathematics.
International Journal of Business and Social Science, 2(16); 20-
32.
Darhim. (2004). Pengaruh Pembelajaran Matematika Kontekstual terhadap
Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar. Disertasi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Hoang, T. N. (2008). The Effects of Grade Level, Gender, and Ethnicity on
Attitude and Learning Environment in Mathematics in High School.
International Electronic Journal of Mathematics Education,
3(1), 47-59.
Kilpatrik, J., Swafford, J. & Findel, B., (2001). The Mathematics Teacher
and Curriculum Change. Washington: National Academy
Press.
Karlimah. (2010). Pengembangan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan
Masalah Serta Disposisi Matematis Mahasiswa PGSD Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah. Disertasi pada SPs UPI Bandung:
Tidak Diterbitkan.
Kesumawati. 2010. PMRI Approach (Realistic Mathematics Education
Approach of Indonesia) to Improve Understanding Mathematical
Ability and Disposition SMP Student. Palembang: Jurusan
Pendidikan Matematika, FKIP Universitas PGRI Palembang.
Kusnandi (2008a). Pembelajaran Matematika dengan Strategi Abduktif-
Deduktif untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Membuktikan
pada Mahasiswa. Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Kusnandi (2008b). Kerangka Kerja Teoritis Pembuktian Matematika untuk
Mahasiswa S1. Laporan Penelitian Hibah Kompetitif Internal
UPI.