Sunteți pe pagina 1din 16

Implementasi Manajemen Strategik Program Pendidikan Dan Latihan

Kebijakan Revolusi Mental

Kapitan Kelibai1
Suryadi2
Bedjo Sujanto3

Abstract
This study aims to determine and mean descriptively the implementation of strategic management of
educational programs and the training of mental revolution policies. Data collection methods that are
owned are through observation, interviews, field notes and documents that can be accounted for. Data
analysis method is carried out data analysis techniques obtained through the type of research both
through secondary data and primary data, then analyzed descriptively and conclusively concluded.
Data analysis includes testing, grouping and testing or collecting data / evidence to draw research
results in the form of descriptions written in narratives to complete the overall picture. The results of
the study found in this study are mental revolution education and training have a strategic, practical,
and massive management system to improve the way of thinking, ways of working and ways of life for
Praja Pioneers of the Mental Revolution (PPRM), the Pioneer of the Mental Revolution (KPRM) and
the Revolutionary Mental Revolutionary Apparatus (APRM). The findings of this study are the
implementation of education and mental revolution training there are two educational processes in it,
namely formal education and informal education. The goal is the value of the mental revolution can
change the character and character or mental of the apparatus and also understand strategic
management (Planning, Implementation and Monitoring / Evaluation).

Keywords: Strategic Management, Education and Training, Policy Program, Mental Revolution

PENDAHULUAN etos kerja yang tinggi, serta dapat


Pembangunan SDM, menjadi urgen meningkatkan sikap kerjasama yang baik atau
dan mendasar bagi kebutuhan dalam lebih pada nilai kegotong-royongan. Hal ini
mengelola, merencanakan, dan melaksanakan bukan sesuatu yang baru bagi Bangsa dan
berbagai bentuk kebutuhan dalam dirinya Negara, karena budaya tersebut menjadi sebuah
sendiri, kelompok maupun organisasi/lembaga. budaya yang original dan tertanam sejak dari
Hal ini, dapat dilihat dalam proses transformasi jaman dahulu kala, sebelum Proklamasi 17
yang terbuka, mengalami perubahan yang cepat Agustus 1945, atau Bangsa ini meraih
maka, dapat diamati perkembangan dunia dan kemerdekaannya.
perkembangan berbagai perilaku manusia Oleh sebab itu, sudah saatnya
secara kontinu sudah berlangsung, terjadi Pemerintah atau Negara harus memiliki
secara global, regional maupun nasional. paradigma yang tepat dan dapat diterima serta
Dalam proses untuk melakukan timbal- menjadi tujuan dan target yang terukur untuk
balik dan menjadi jawaban atas problem- masa depan bangsa yang lebih baik dan maju.
problem tersebut maka, lebih terarah pada Paradigma tersebut adalah revolusi mental
proses peningkatan SDM, terutama pada terutama pada lembaga/instansi pemerintahan
lembaga/instansi pemerintahan maupun swasta
untuk merubah pola berfikir, meningkatkan

1
Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Email: kapitankelibai@gmail.com
HP. 085197308338-082133166788
2
Universitas Negeri Jakarta
3
Universitas Negeri Jakarta

56
Jurnal Ilmiah Wawasan Pendidikan Vol 4, No.3, Agustus 2018

dan swasta yang terlibat sebagai bentuk risiko yang dihadapi, dan akan terjadi.
penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat. Manajemen strategik adalah sekelompok
keputusan dan tindakan manajerial yang
Menurut Joko Widodo Presiden
menentukan kinerja jangka panjang organisasi.
Repoblik Indonesia dalam Jansen Sinamo
Manajemen strategik mencakup semua dasar
(2014:10), bahwa revolusi mental dimulainya
fungsi manjemen yakni strategi organisasi
dari masing-masing diri sendiri, lingkungan
harus direncanakan, diorganisasikan,
keluarga, lingkungan tempat tinggal, serta
dilaksanakan, dan dikendalikan.
lingkungan kerja dan kemudian meluas menjadi
Oleh karena manajemen strategik
lingkungan kota dan lingkungan Negara.
sangat penting dalam proses telah mencakup
Hendrik Lim (2016:22), mengatakan
visi dan misi, sasaran, menetapkan strategi
revolusi mental adalah berarti sebuah kesadaran
menyeluruh untuk mencapai tujuan dan target.
atau penerimaan untuk menggugat, melawan,
Hal ini, merupakan salah satu strategi
membongkar cengkraman kuasa
peningkatan sumber daya manusia dalam
subsconsciousness - suatu jerat pemikiran lama
berperilaku, bertindak, dan berorganisasi.
yang terpola - atau sering disebut dengan efek
Selanjutnya, Michael A. Hitt, R.
conditioning.
Duanne Ireland, dan Robert E. Hoslisson
Berdasarkan pandangan tersebut, maka
(2014:15), yang dikutip oleh H. Rachmat,
revolusi mental sangat layak menjadi
menyebutkan bahwa manajemen strategik
paradigma konseptual untuk membangun dan
adalah proses untuk membantu perusahaan
menata, secara efektif dan efesien dalam
dalam mengidentifikasi hal-hal yang ingin
meningkatkan pemikiran yang bersifat terbuka,
dicapai dan cara mencapai hasil yang bernilai.
profesional, akuntabel, dan loyalitas yang
Berdasarkan pengertian tersebut maka,
tinggi bagi pemimpin maupun
pada hakekatnya manajemen strategik
manajer/pengelola dalam lembaga/instansi
merupakan pengambilan keputusan dan tidakan
pemerintahan.
yang mengarah pada pengembangan strategi
Oleh Karena itu, perlu adanya sistem
yang efektif dan efisien lembaga/instansi
pengelolaan yang tepat, memiliki perencanaan
mencapai tujuannya.
yang terukur agar dapat diterima dan
Keputusan/kebijakan perumusan
dilaksanakan secara bersama- sama baik di
strategis akan mendorong suatu organisasi
lingkup organisasi, perkantoran dan lain
berkomitmen pada produk, sumber daya dan
sebagainya. Untuk lebih tersusun secara
teknologi spesifik yang berkelanjutan dengan
sistematik maka, perlu perencanaan yang
kurun waktu yang lama, strategi sangat
startegis dalam pengelolaannya, secara terukur,
menentukan keunggulan kompetetif jangka
dan berkelanjutan. Maka, membutuhkan
panjang.
manajemen dalam pengukuran dan sistemnya
Menurut David (2009:6) Penyusunan
berkelanjutan. Karena manajemen yang tepat
strategi mengharuskan lembaga/insatansi untuk
adalah Manajemen Startegik berperan sebagai
menetapkan tujuan, membuat
ukuran yang tepat dan dapat berkelanjutan
kebijakan/keputusan untuk memotivasi para
dalam membuat perencanaan.
staf/karyawan, dan mengalokasikan sumber
Manajemen strategik merancang
daya, sehingga startegi-strategi yang
secara komprehensif untuk menyusun
dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan
perencanaan yang tepat, efektif dan efesien,
strategi mencakup pengembangan budaya yang
serta berkesenambungan.
sportif pada strategis, penciptaan struktur
Menurut Stephen dan Mary (2005:218)
organisasi yang efektif dan relevan sesuai
Manajemen Strategik, memiliki berbagai tata
dengan penyiapan yang telah tersedia.Proses
pengelolaan yang sistematik untuk mencapai
manajemen strategik terdiri atas tiga tahap
tujuan menuju sebuah perubahan dengan segala

57
Kapitan Kelibai, Implementasi Manajemen …

yaitu: perumusan strategi, penerapan strategi negara. Bangsa kita akan lemah dan menjadi
dan penilaian strategi. tidak bermartabat. Kemudian produktivitas
Hal ini, dapat diartikan bahwa, dalam dan daya saing kita menjadi rendah.
membuat sebuah perencanan dan
Menurut Stephen dan Mery
mengonsepkan sebuah program tentunya sesuai
(2005:218) Manajemen strategik merancang
dengan kebutuhan dan tujuan untuk mencapai
secara komprehensif untuk menyusun
perubahan yang signifikan berdasarkan sumber
perencanaan yang tepat, efektif dan efesien,
daya yang dimiliki. Olehnya itu, perlu adanya
serta berkesenambungan. Manajemen
program pengambilan kebijakan/keputusan
Strategik, memiliki berbagai tata pengelolaan
strategis agar dapat diimplementasikan dalam
yang sistematik untuk mencapai tujuan menuju
sistem organisasi atau lembaga/instansi.
sebuah perubahan dengan segala bentuk risiko
Pemerintahan saat ini telah
yang dihadapi, dan akan terjadi. Manajemen
menggaungkan kembali program yang
strategik adalah sekelompok keputusan dan
memokuskan pada revolusi mental di seluruh
tindakan manajerial yang menentukan kinerja
sistem serta para stackholder baik secara
jangka panjang organisasi. Manajemen
vertikal maupun horisontal di semua lembaga
strategik mencakup semua dasar fungsi
Negara. Keberanian dalam menggaungkan
manjemen yakni strategi organisasi harus
kembali spirit revolusi mental. Sebuah
direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan,
pemikiran analitis kolektif secara nasional yang
dan dikendalikan.
hilang ditelan bumi dalam kurun waktu yang
Oleh karena manajemen strategik
cukup lama.
sangat penting dalam proses telah mencakup
Revolusi mental
visi dan misi, sasaran, menetapkan strategi
sebenarnya telah disampaikan oleh pendiri
menyeluruh untuk mencapai tujuan dan target.
Negara ini dan Presiden pertama di Indonesia
Hal ini, merupakan salah satu strategi
pada peringatan 17 Agustus 1956, Soekarno
peningkatan sumber daya manusia dalam
melihat revolusi nasional Indonesia saat itu
berperilaku, bertindak, dan berorganisasi.
sedang mendek/ berhenti. Padahal tujuan
Selanjutnya, Michael A. Hitt, R.
revolusi untuk meraih kemerdekaan seutuhnya
Duanne Ireland, dan Robert E. Hoslisson, yang
belum tercapai. Pembangunan fisik setelah
dikutip oleh H. Rachmat (2014:15),
kemerdekaan sudah dijawab, dapat kita lihat
menyebutkan bahwa manajemen strategik
hasilnya, berbagai gedung pencakar langit
adalah proses untuk membantu perusahaan
begitu megah, jalan tol, infratruktur di daerah
dalam mengidentifikasi hal-hal yang ingin
juga sudah menunjukan hasil nyata, namun
dicapai dan cara mencapai hasil yang bernilai.
perlu disadari masih banyak kekurangan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka,
Era globalisasi sudah merambah
pada hakekatnya manajemen strategik
dinegeri ini, dimana batas-batas geografi, social
merupakan pengambilan keputusan dan tidakan
budaya menjadi kurang penting. kita juga
yang mengarah pada pengembangan strategi
mengalami krisis nilai dan karakter, krisis
yang efektif dan efisien lembaga/instansi
pemerintah, krisis relasi sosial. Perlunya
mencapai tujuannya. Keputusan/kebijakan
revolusi mental adalah karena penyakit seperti
perumusan strategis akan mendorong suatu
emosi/mental/jiwa akan berdampak pada
organisasi berkomitmen pada produk, sumber
individu seperti malasnya seseorang dan tidak
daya dan teknologi spesifik yang berkelanjutan
mempunyai karakter. Kemudian dampaknya
dengan kurun waktu yang lama, strategi sangat
akan menular kepada masyarakat yang ditandai
menentukan keunggulan kompetetif jangka
dengan gangguan ketertiban, keamanan,
panjang.
kenyamanan, kecemburuan sosial, dan
Penyusunan strategi mengharuskan
ketimpangan sosial. Lebih jauh lagi, akan
lembaga/insatansi untuk menetapkan tujuan,
berdampak negatif pada bangsa dan

58
Jurnal Ilmiah Wawasan Pendidikan Vol 4, No.3, Agustus 2018

membuat kebijakan/keputusan untuk karena itu, Presiden Joko Widodo, membuat


memotivasi para staf/karyawan, dan keputusan dan Instruksi yang tepat dengan
mengalokasikan sumber daya, sehingga kembali menggelorakan gerakan revolusi
startegi-strategi yang dirumuskan dapat mental ditengah kegundahan rakyat Indonesia
dijalankan. Penerapan strategi mencakup menghadapi masa depan berbangsa dan
pengembangan budaya yang sportif pada bernegara.
strategis, penciptaan struktur organisasi yang Sebagaimana dalam Rancangan
efektif dan relevan sesuai dengan penyiapan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
yang telah tersedia. 2015-2019, dengan Visi dan Misi, Program
Menurut David (2009:6) Proses Prioritas, dan target, strategi yang ingin dicapai
manajemen strategik terdiri atas tiga tahap oleh Pemerintah, telah ditetapkan dalam
yaitu: perumusan strategi, penerapan strategi Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dan penilaian strategi. Nomor 34 tahun 2015 tentang Rencana
Hal ini, dapat diartikan bahwa, dalam Pembangunan Jangka Menengah. Olehnya itu,
membuat sebuah perencanan dan program revolusi mental juga menjadi salah
mengonsepkan sebuah program tentunya sesuai satu program jangkah menengah dan jangka
dengan kebutuhan dan tujuan untuk mencapai panjang, agar mencapai Indonesia yang
perubahan yang signifikan berdasarkan sumber mandiri, berdaulat dan berkpribadian dalam
daya yang dimiliki. Olehnya itu, perlu adanya menghadapi tantangan global saat ini dan yang
program pengambilan akan datang.
kebijakan/keputusan strategis agar Presiden mengatakan program ini
dapat diimplementasikan dalam sistem sangat baik dan mejawab berbagai tantangan
organisasi atau lembaga/instansi. Pemerintahan masa depan bangsa dan negara dan menetapkan
saat ini telah menggaungkan kembali program dalam RPJM, sehingga diperkuat lagi dengan
yang memokuskan pada revolusi mental di Instruksi Presiden (Inpres) nomor 12 Tahun
seluruh sistem serta para stackholder baik 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi
secara vertikal maupun horisontal di semua Mental (GNRM).
lembaga Negara. Keberanian dalam Tujuan dari Revolusi Mental untuk
menggaungkan kembali spirit revolusi mental. mencapai target pembangunan Nasional secara
Sebuah pemikiran analitis kolektif secara komprehensif adalah: 1) mengubah cara
nasional yang hilang ditelan bumi dalam kurun pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara
waktu yang cukup lama. kerja yang berorientasi pada kemajuan dan
Revolusi mental merupakan salah satu kemoderenan sehingga Indonesia menjadi
kebijakan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan
beberapa kementerian berdasarkan Instruksi bangsa-bangsa lain di dunia; 2) membangkitkan
Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2016 kesadaran dan membangun sikap optimisme
tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental dalam menatap masa depan Indonesia sebagai
(GNRM), bertujuan untuk mencapai target negara dengan kekuatan besar untuk berprestasi
pembangunan nasional secara merata dan tinggi, produktif dan berpotensi menjadi bangsa
komprehensif. maju dan modern dengan fondasi tiga pilar
Kebijakan tersebut, difokuskan dengan Trisakti;3) mewujudkan Indonesia yang
program revolusi mental yang telah berdaulat secara politik, mandiri secara
dilaksanakan oleh beberapa lembaga ekonomi, dan berkepribadian yang kuat melalui
kementerian,yakni : Program Gerakan pembentukan manusia Indonesia baru yang
Indonesia Melayani, Program Gerakan unggul menerapkan nilai-nilai integritas, kerja
Indonesia Bersih, Program Gerakan Indonesia keras, dan semangat gotong royong.
Tertib, Program Gerakan Indonesia Mandiri, Gerakan nasional revolusi mental
dan Program Gerakan Indonesia Bersatu. Oleh diharapkan agar mampu membangun budaya

59
Kapitan Kelibai, Implementasi Manajemen …

yang jujur, bekerja keras, toleransi, dan latihan (diklat) revolusi mental secara
berintegritas dan bergotong royong. Tentunya hirarki organisasi sampai pada stackholder
setiap revolusi bisa berlangsung cepat atau lainya. Sasarannya adalah untuk merubah, pola
lambat, namun yang paling esensial dari berfikir (maindset), etos kerja, dan berjiwa
revolusi bukanlah pada aspek teknik gotong-royong, memiliki integritas, serta
kecepatannya, melainkan pada unsur sesuatu bertanggungjawab (akuntabilitas) dalam
yang baru (kebaruan) yang ditimbulkan pengelolaannya. Motode dan model program
(newness). Oleh karena tentunya memiliki revolusi mental juga memiliki tata-pengelolaan
berbagai risiko dalam operasionalnya, dengan dalam mendidik dan melatih para staf bahkan
berbagai penafsiran atau pemahaman yang pemimpin sampai pada tingkat pemerintahan
multi-kompleks untuk mengaplikasikan. Hal yang paling kecil, dan para stackholder yang
ini tidak terlepas dari manajemen risiko, agar tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
segala perencanaan yang dilakukan tentu telah Kementerian Dalam Negeri Republik
diantisipasi risikonya. Indonesia, melalui salah satu Direktorat
Untuk melakukan sebuah perubahan Jenderal (dirjen) Badan Pendidikan Sumber
dalam pengelolaan atau menyusun perencanaan Daya Manusia (BPSDM), melaksanakan
secara sistematik, tentunya memiliki rancangan pendidikan dan latihan revolusi mental secara
yang komprehensif dalam melakukan struktural untuk memastikan perubahan yang
perubahan, baik dari sisi perilaku, karakter dan akan dirasakan, dan dilaksanakan secara hirarki
budaya organisasi. Oleh karena itu, proses organisasi lingkup kementerian sampai di
untuk mencapai cita-cita perencanaannya, baik Daerah dan para stackholder, sehingga para
secara politik, pemerintahan, pendidikan dan pemimpin meningkatkan kinerja sesuai dengan
lainnya, sangat diperlukan sebuah kebijakan cita-cita dan target. Selain itu, telah
dan keputusan yang tepat untuk mencapai dilaksanakan kurang lebih 3 (tiga) tahun dalam
target, serta efektif dan efisien serta dapat masa kemimpinan saat ini, sehingga sudah
merumuskan proses mencerdaskan dan seharusnya akan dilakukan penelitian, untuk
mesejahterakan masyarakat. mengetahui perencanaan, implementasi, dan
Esensi utama dalam gagasan tersebut, hasilnya (output) dari program pendidikan dan
terletak pada kehendak untuk merombak cara latihan kebijakan revolusi mental.
berfikir, cara bekerja dengan terlebih dahulu Sistem yang digunakan dalam proses
menanamkan rasa percaya atas kemampuan program tersebut tidak terlepas dari
dari diri sendiri, menanamkan optimisme serta menggunakan tata pengelolaan yang telah
menekankan daya kreatifitas dalam dibuat dalam modul dengan proses perencanaan
menghadapi berbagai tantangan kehidupan sesuai target.
bermasyarakat dan bernegara. Revolusi dari bahasa latin revolution,
Sebagai langkah yang dapat dilakukan yang berarti berputar arah adalah perubahan
dalam mewujudkan revolusi mental pada fundamental (mendasar) dalam struktur
Kementerian Dalam Negeri untuk menanam organisasi yang terjadi dalam periode waktu
revolusi mental pada lembaga. Pada setiap yang relative singkat. Mental adalah cara
peserta dan pegawai perlu ditanamkan untuk berpikir atau kemampuan untuk berpikir,
dapat merubah dalam dirinya agar melakukan belajar, dan merespon terhadap suatu situasi
perubahan kearah lebih baik. atau kondisi. Mengutip kamusWebster
Salah satu lembaga kementerian yang Dictionary (2015:54), kata revolusi punya
sudah melaksanakan pendidikan dan latihan beberapa makna. Kata revolusi dikaitkan
revolusi mental tersebut adalah kementrian dengan pergerakan sebuah benda seperti
Dalam Negeri, yang secara kontinu telah bintang atau planet dalam orbitnya.
dilaksanakan selain dari tugas rutin seperti Dalam kehidupan sehari-hari praktek
menerbitkan E-KTP dan lainnya. Pendidikan revolusi mental menjadi manusia yang

60
Jurnal Ilmiah Wawasan Pendidikan Vol 4, No.3, Agustus 2018

berintegritas, mau bekerja keras, dan punya 9. Memperteguh ke-bhinekaan dan


semangat gotong royong. memperkuat restorasi sosial Indonesia
melalui kebijakan memperkuat
Dari bidang pemerintahan sendiri sudah banyak
pendidikan ke-bhinekaan.
langkah- langkah yang diambil oleh
Tiga Nilai Revolusi Mental
pemerintah, misalnya reformasi, merubah
1. Integritas (jujur, dipercaya,
aturan yang berbelit- belit menerapkan sikap
berkarakter, bertanggung jawab)
disiplin dalam pemerintahan dan lain- lain.
2. Kerja Keras (etos kerja, daya saing,
Prioritas Pembangunan yang ditetapkan
optimis, inovatif dan produktif)
oleh Pemerintahan Jokowi dan Yusuf Kalla
3. Gotong royong (kerja sama, solidaritas,
diberi nama Nawa Cita (9 agenda prioritas)
komunal, berorientasi pada
(2011:67) :
kemaslahatan.
1. Menghadirkan kembali Negara untuk
Lembaga pendidikan dan pelatihan
melindungi dan memberikan rasa aman
sebagai organisasi yang memiliki tugas dan
pada segenap seluruh warga Negara.
tanggung jawab memberikan pendidikan dan
2. Membuat Pemerintah tidak absen
pelatihan sudah pasti memiliki peran untuk
dengan membangun tata kelola
mensukseskan program yang telah dicanangkan
Pemerintah yang bersih, efektif,
oleh pemerintah sekarang ini. Agenda no 6
demokratis dan terpercaya.
(enam) diatas sangat relevan untuk
3. Membangun Indonesia dari pinggiran
diaktualisasikan pada lembaga pendidikan.
dengan memperkuat daerah-daerah dan
Pendidikan akan mempengaruhi orang
desa dalam kerangka Negara kesatuan.
dalam melakukan hal-hal dalam kehidupan,
4. Menolak Negara lemah dengan
jika pendidikannya baik, maka perbuatannya
melakukan reformasi sistem dan
akan baik. Revolusi mental memang harus
penegakan hukum yang bebas korupsi,
dimulai dari dunia pendidikan dan secara
bermartabat dan terpercaya.
simultan berjalan dibidang-bidang lainnya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia.
Mengapa dunia pendidikan. Pendidikan
6. Mewujudkan melalui peningkatan
merupakan usaha agar manusia dapat
kualitas pendidikan dan pelatihan
mengembangkan potensi dirinya melalui proses
dengan program Indonesia Pintar,
pembelajaran. Walaupun secara formal
Indonesia Kerja dan Indonesia
manusia menuntut ilmu pada lembaga
Sejahtera, kemandirian ekonomi
pendidikan pada jangka waktu tertentu, namun
dengan menggerakkan sektor-sektor
prinsipnya proses belajar yang dialami manusia
strategis ekonomi domestik.
berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar
7. Meningkatkan produktivitas rakyat dan
adalah proses yang terus-menerus, yang tidak
daya saing di pasar Internasional.
pernah berhenti dan terbatas pada dinding
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
kelas. Hal ini didasari pada asumsi bahwa di
melalui kebijakan penataan kembali
sepanjang kehidupannya, manusia akan selalu
kurikulum pendidikan nasional dengan
dihadapkan pada masalah-masalah, rintangan-
mengedepankan aspek pendidikan
rintangan dalam mencapai tujuan yang ingin
kewarganegaraan, yang menempatkan
dicapai dalam kehidupan ini.
secara proporsional aspek pendidikan,
Pelatihan adalah setiap usaha untuk
seperti pengajaran sejarah
memperbaiki performansi pekerja pada suatu
pembentukan bangsa, nilai-nilai
pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
patriotisme dan cinta Tanah Air,
tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang
semangat bela negara dan budi pekerti
ada kaitannya dengan pekerjaannya.
di dalam kurikulum pendidikan
Pada dunia kediklatan ada 5 standar yang
Indonesia.
mesti ada untuk dilaksanakan, yakni standar isi,

61
Kapitan Kelibai, Implementasi Manajemen …

proses, kompetensi alumni, tenaga komprehenship dengan para pegawai yang lain
kediklatan, sarana dan prasarana. Sejalan serta meningkatkan prestasi kerja.
dengan judul diatas maka penulis berpendapat
Menurut Amin (2008:98) Pegawai
bahwa ada berbagai hal yang harus dan mampu
(sumberdaya manusia) dengan segudang
dilaksanakan agar diklat semakin lebih baik,
harapan menuju ke tempat diklat, dan sebagai
serta menjadi kebutuhan, dengan kata kunci
lembaga diklat juga memiliki harapan untuk
revolusi mental. Demikian pula peserta yang
melakukan tugasnya dengan penuh tanggung
dipanggil mengikuti diklat, diharapkan akan
jawab agar semua dapat berjalan dengan baik.
menjadi berubah setelah mengikuti diklat.
Segala pelaksanaan yang berkaitan dengan
Menurut Joyce (2005:77) Revolusi
keadiklatan akan dapat berjalan dengan baik,
mental memiliki makna luar biasa bagi
apabila pada taraf minimal terjalin komunikasi
kemajuan diri sendiri maupun lembaga.
yang baik. Berbagai langkah dapat dilakukan
Indikator revolusi mental yang ingin dicapai
oleh lembaga untuk melaksanakan revolusi
adalah integritas, etos kerja, dan gotong royong.
mental diantaranya:
Apabila PNS memiliki tiga indikator revolusi
1. Untuk mewujudkan integritas ;
mental diharapkan dapat meningkatkan
sejauhmana mereka memiliki kesatuan
produktivitas pelayanan publik menjadi lebih
sikap, mental,pikiran, tindakan yang
baik dan lebih cepat.
selaras dengan nilai- nilai baik, hal
Manusia dalam organisasi dapat
yang dapat dilakukan menciptakan
diperlakukan sebagai tanaman, ia akan diteliti
budaya kepercayaan, menepati janji,
dan dihargai kebutuhannya, dialokasikan
bertanggung jawab, menyadari hal- hal
investasi, disediakan program untuk dilatih,
kecil itu penting, konsisten.
dimotivasi, dan dikembangkan secara khusus
2. Untuk mewujudkan etos kerja ; suara
sampai memperoleh kapasitas paling optimal
hati yang tulus dan ikhlas dari setiap
untuk berkontribusi bagi organisasi.
sumberdaya manusia untuk mau
Tahun 2016 ini pemerintah targetkan
bekerja keras tanpa pamrih dalam
70 persen PNS bisa mengalami revolusi mental.
memberikan pelayanan terbaik yang
70 persen itu bisa tiga juta lebih,"
diberikan kepada setiap orang. Hal
Kompas (26/5/2016).
yang dapat dilakukan ;melaksanakan
Berbagai hal dapat dilakukan oleh
tugas sesuai bidang tugasnya, memiliki
Diklat sebagai lembaga yang mendiklat para
prakarsa, mentaati segala peraturan,
pegawai, seperti melaksanakan disiplin bagi
mau bekerjasama,
peserta selama mengikuti kediklatan, tanpa
3. Untuk mewujudkan gotong royong;
memandang suku, budaya, agama, pangkat,
bekerja bersama-sama untuk mencapai
golongan. Satu kata yang memiliki banyak
suatu hasil yang diharapkan, Hal yang
makna,, menurut kamus bahasa Indonesia
dapat dilakukan memiliki semanagt
disiplin berarti melatih batin dan watak supaya
kebersamaan, kekeluargaan, keadilan,
perbuatannya menaati tata tertib. Disiplin diri
sukarela, tanggung jawab.
berarti melatih diri melakukan segala sesuatu
Melaksanakan tiga nilai revolusi mental ini
dengan tertib dan teratur secara
dimulai sekarang dari diri sendiri, sesuai
berkesinambungan untuk meraih impian dan
dengan tugas dan tanggung jawab kita masing-
tujuan yang ingin dicapai dalam hidup.
masing. Agar dapat hidup dengan kebenaran
Penerapan disiplin pegawai adalah suatu bentuk
dan hikmat, kadang kita harus berlogika dengan
pilihan yang berusaha memperbaiki dan
diri kita(Meyer 2005:122). John P. Kotter dan
membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku
Dan S. Cohen (2002:35), menyatakan bahwa
pegawai sehingga para pegawai tersebut secara
jantung perubahan bukan berada dalam pikiran,
sukarela berusaha bekerja secara

62
Jurnal Ilmiah Wawasan Pendidikan Vol 4, No.3, Agustus 2018

melainkan pada mental, yakni: “Sikap atau bahwa deskripsi ditulis dalam narasi untuk
Perasaan melengkapi gambaran menyeluruh tentang apa
yang terjadi dalam aktivitas atau peristiwa yang
Kita ingin menyaksikan terjadinya revolusi
dilaporkan.
mental, dan kita dapat memulainya dari
lingkungan kita sendiri, dimulai dari hal- hal HASIL DAN PEMBAHASAN
yang kecil,dan mulailah dari sekarang. Mari Dalam implementasi program
membangun Indonesia supaya lebih baik lagi, pendidikan dan pelatihan revolusi mental
kemajuan bangsa adalah kebanggan kita tersebut, telah terdapat tata cara atau
semua. mekanisme manajemen yang sesuai dengan
proses manajemen yang secara strategis. Hal
METODOLOGI ini sebagaimana manajemen strategik telah
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah dilakukan, baik dalam menyusun
jenis penelitian lapangan (Filld Research) perencanaan, implementasi serta
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. melakukan monitoring evaluasi terhadap
Metode ini bertujuan untuk memahami keadaan program dan kebijakan yang dilakukan
yang berhubungan dengan gejala eksternal secara jangka menengah maupun jangka
maupun internal yang terdapat pada pajang dalam periodesasi siklus
implementasi pendidikan revolusi mental. pemerintahan.
Secara teoritis metode ini digunakan untuk
Dalam perencanaan tentunya tidak
pencarian data dengan interpretasi yang tepat
terlepas dari sistem perencanaan (Planning),
bertujuan membuat gambaran secara
pengorganisasian (Organization), aplikasi
sistematis.
(Application), dan control (Controling).
Subjek dalam penelitian ini adalah para
Perencanaan selalu digunakan dalam setiap
pelaksana program pendidikan dan latihan
penerapan manajemen baik manajemen
revolusi mental pada Kementerian Dalam
perencanaan maupun ilmu manajemen
Negeri.
lainnya. Oleh karena manajemen terdapat
Teknik Analisa Data dua aspek pelaku didalamnya yaitu, manusia
dan pengelolaan. Perencanaan yang
Teknik analisa data yang digunakan
dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan
adalah menggunakan analisis data, yang
program pendidikan dan pelatihan revolusi
didapatkan dari proses penemuan data melalui
mental pada kementerian dalam negeri
teknik dan jenis data penelitian. Data yang
selama kurang lebih telah berjalan tiga
digunakan untuk dianalisis secara deskriptif,
tahun, tentunya disetiap perencanaan yang
dan menyimpulkan dalam bentuk yang
dilakukan baik secara formal dalam institusi
tertanggungjawab. Robert K. Yin (2009:98),
pendidikan formal maupun para Aparatur
bahwa: data analysis consists of examining,
Sipil Negara (ASN) sudah dilakukan
categorizing, tabulating, testing, or otherwise
perencanaan yang berkesinambungan, dan
recombining evidence, to draw epiricaly based
memiliki proses- proses yang tidak terlepas
75 conclusions. Artinya: Analisis data meliputi
dari visi, misi, target dan sasaran yang telah
pengujian, pengelompokan, memasukan ke
di rancang, untuk mencapai apa yang telah
dalam tabel, mengetes, atau menggabungkan
direncanakan. Hal ini jika dilihat
kembali bukti-bukti/data, untuk
sebagaimana sistem perencanaan yang telah
menggambarkan kesimpulan yang berbasis
disebutkan bahwa, perencanaan harus
data.
memiliki beberapa aspek dalam mendesain
Analisis deskriptif sebagai narasi
adalah Planning, organization, application,
dalam menyimpulkan data yang dimiliki dalam
and controlling.
penelitian. Genzuk dalam Emzir (2017:175)

63
Kapitan Kelibai, Implementasi Manajemen …

Planning, adalah merencanakan NAWACITA. Dalam program tersebut


rancangan yang strategis dalam desain salah satu pointernya adalah meningkatkan
program-program yang memiliki visi, misi, nilai karakter bangsa. Hal ini, dilakukan
tujuan, target, dan sasaran yang akan dengan membuat program kebijakan
dicapai. Organizatioan, adalah dalam menuju sebuah perubahan bangsa adalah
perencanaan tersebut akan dilakukan baik pada sistem kelembagaan Negara
pengorganisasianterhadap perencanaan maupun masyarakat. Oleh sebab itu,
yang direncanakan baik secara system yang program revolusi mental dilakukan dengan
mengelola ataupun personality, atau bagian- kebijakan secara nasional. Gerakan tersebut
bagian sesuai dengan yang telah memiliki berbagai sasaran sebagaimana
dikonsepkan dalam rancangan tersebut. penjelmaan dari beberapa
Application, adalah melakukan atau Kementerian/Lembaga Negara salah
melaksanakan rencana yang telah satunya Kementerian Dalam Negeri, dengan
direncanakan sebagaimana visi, misi, tujuan Gerakan Indonesia Bersatu. Maka meracang
target dan sasaran. Oleh karena itu, maka atau melakukan perencanaan baik secara
pelaksanaan atau diimplementasikan formal maupun informal yang didasarkan
melalui program-program yang telah di pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12
rancang secara stretgis dan memiliki tujuan Tahun 2016, kemudian Peraturan Menteri
dan target serta sasaran yang akan dicapai. Koordinator Pembagunan Manusia dan
Controlling, adalah dalam Kebudayaan (Permenko PMK) Nomor 03
perencanaan yang sudah ditetapkan Tahun 2017 Tentang Peta Jalan Gerakan
kemudian diorganisasikan serta dapat Nasional Revolusi Mental dan Permenko
dilaksanakan tentunya dilakukan control PMK Nomor 04 Tahun 2017 Tentang
untuk memastikan semua program yang Pedoman Umum Gerakan Nasional
dilakukan sesuai dengan target dan tujuan Revolusi Mental. Hal ini diberikan tugas
serta sasaran yang akan dicapai, dan jika kepada Kementerian Dalam Negeri untuk
terdapat kekurangan atau kelebihan melakukan sosialisasi, maupun pendidikan
didalamnya maka, dapat direkomendasikan dan pelatihan kepada para Aparatur Sipil
untuk menjadi perubahan dalam rancangan Negara (ASN) di bawah koordinasi dan
berikutnya. instruktif wilayah kerja.
Berdasarkan pengertian dan cara Melalui Kementerian Dalam
pelaksanaan perencanaan dalam setiap Negeri, dibentuk Kelompok Kerja (Pokja)
manajemen maka peneliti menemukan atau Gugus pada tataran
beberapa temuan berdasarkan hasil kememnterian/Lembaga, dan kementerian
observasi, wawancara, dan Dalam Negeri Melalui Direktorat Jenderal
dokumen/dokumentasi yang dapat Politik, Hukum, dan Pemerintahan
dipertanggungjawabkan. Perencanaan melakukan perencanaan secara startegis
dalam pelaksanaan program pendidikan dan yang dilaksanakan secara teknis oleh Badan
pelatihan revolusi mental melalui program Pengembangan Sumber Daya Manusia
pemerintah yang dilandaskan pada empat Kementrian Dalam Negeri. Hal ini telah
konsesus yaitu Pancasila, UUD 1945, dilaksanakan sejak tahun 2015, dengan
Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Maka merancang perencanaan melalui mekanisme
Pemerintah saat ini, melaksanakan program birokrasi yang ditransformasikan dalam
Gerakan Nasional Revolusi Mental sebagai bentuk tugas pokok maupun tambahan
salah satu program staretgis dalam Rencana untuk melaksanakan program diklat
Pembangunan Jangka Menengah dan tersebut.
Jangka Pajang periodesasi yang disebut Dalam mendesain pelaksanaan
sebagai Program Pembangunan pendidikan tesebut, adalah melakukan

64
Jurnal Ilmiah Wawasan Pendidikan Vol 4, No.3, Agustus 2018

rancangan terhadap Sistem Pengembangan 1-3 tahun. Kemudian KPRM adalah para
Sumber Daya Manusia Pemerintahan Dalam praja IPDN yang sudah dalam tahap akhir
Negeri (SPSDMPDN). Hal ini dilakukan studi, maupun yang diberikan tugas uji coba
agar dapat secara teratur dan pada daerah-daerah. Sedangkan APRM
tertanggungjawab oleh para ASN yang adalah para praja yang telah lulus kemudian
berada pada posisi Jabatan Pimpinan Tinggi menjadi ASN dan para ASN dilingkup
Madya dan Jabatan Tinggi Pratama secara kementerian dan sampai pada daerah
langsung mengkoordinir, dan kemudian (Provinsi dan Kab/Kota).
dilakukan pengesahan terhadap tim yang Pelaksanaan diklat tersebut baik
sangat substansial untuk melaksanakan informal maupun formal bertujuan untuk
penyususnan perencanaan yang disebut melatih, membina dan dapat diaplikasikan
dengan Standar Perangkat Pembelajaran baik sebagai pengawas,
Dalam Negeri (SPPDN). Kemudian tim ini, instruktur/widyaswara, fasilitator, dan
yang melakukan penyusunan perencanaan administrator, telah dilaksanakan di pusat
melalui tahapan yang telah menjadi rujukan maupun di daerah (provinsi dan Kab/kota),
dalam pelaksanaannya. selama kurang lebih tiga tahun. Sehingga
Berdsarkan kondisi tersebut maka, para praja, kader maupun aparatur antusias
perencanaan yang dilakukan melalui dan dapat merubah pola berfikir, kinerja dan
program pendidikan dan pelatihan revolusi sikap kehidupan yang mengalami perubahan
mental pada Kementerian Dalam Negeri dalam diri sendiri, lingkungan, dan sikap
telah sesuai dengan salah satu hakekat dari yang sesuai harapan tujuan dan target
manajemen strategik, yaitu dilakukan revousi mental.
planning, diorganisasikan, diaplikasikan Dalam penelitian tersebut peneliti
dan pengontrolan. meyimpulkan, bahwa implementasi
Implementasi adalah melaksanakan, program pendidikan dan pelatihan kebijakan
melakukan, atau mengaplikasikan sebuah revolusi mental menjadi sangat penting dan
perenacanaan yang telah direncankan menjadi kebutuhan Negara yang perlu
dengan tujuan, target, dan sasaran yang ditingkatkan agar bangsa ini terlepas dari
ingin dicapai dalam kegiatan pemerintahan segala cengkraman baik, dari aspek pola
maupun non pemerintahan. Hal ini berkaitan berfikir, meningkatkan integritas sebagai
dengan pelakasanaan program pendidikan bangsa dan meningkatkan etos kerja yang
dan pelatihan revolusi mental pada penuh bertanggungjawab serta merubah
Kementerian Dalam Negeri yang cara hidup atau pola hidup saling
pelaksnaan secara teknisnya adalah pada menghormati, bekerjsama, dan bergotong
Badan Pengembangan Sumber Daya royong dalam kepentingan bangsa dan
Manusia Kementerian dan lebih spesefik Negara.
lagi dilaksanakan melalui Pusat Monitoring dan evaluasi merupakan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Hal dua kata yang sama dalam dalam
ini telah dilakukan baik secara formal pelaksanaannya, namun tidak sama
maupun informal yang melibatkan para fungsinya. Keduanya memiliki fungsi yang
Paraja Pelopor Revolusi Mental (PPRM), berbeda dalam pelaksanaannya. Monitoring
Kader Pelopor Revolusi Mental (KPRM) adalah, melakukan pemantauan dalam
dan Aparatur Pelopor Revolusi Mental pelaksanaan kegiatan berdasarkan visi dan
(APRM). misi, target tujuan dan sasaran. Sedangkan
PPRM adalah para praja yang evaluasi adalah suatu proses yang sistematis
melaksanakan studi pada Institut dan berkelanjutan untuk menentukan
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Praja kualitas.
yang melanjutkan studi selama kurang lebih

65
Kapitan Kelibai, Implementasi Manajemen …

Berdasarkan penelitian hasil temuan monitoring/evaluasi sehingga dapat


peneliti melalui observasi, wawancara dan mendekteksi dan mengetahui keberhasilan
dokumen yang diperoleh dalam pelaksanaan dari suatu perencanaan yang dirancang.
monitoring dan evaluasi terhadap program Kegiatan perencanaan tidak hanya dilakukan
pendidikan dan pelatihan revolusi mental, oleh manjer atas, tetapi dilakukan oleh
memiliki hasil yang sangat baik dalam manajer tengah sampai pada manajer bawah
program tersebut. Pembuktian itu terjadi bahkan semua elemen yang terlibat dalam
pada perubahan dalm pola berfikir, suatu organisasi/lembaga.
peningkatan kinerja, dan system kerjasama Dalam merencanakan sebuah tujuan
antara sesame secara hirarki struktural yang ingin diraih atau dicapai, maka tentuntu
maupun horizontal serta dapat dirasakan memilih atau memiliki serta memutuskan dan
perubahan tersebut di masyarakat. Hal ini, juga mendefenisikan tujuan, sasaran target
telah dilaksanakan pada internal dan menetapkan startegi untuk mengelola
kementerian Dalam Negeri maupun di aktivitas yang akan dilaksanakan. Hal ini,
Daerah (Provinsi dan Kab/Kota), sesuai menurut Stephen P. Robbins dan Mary
dengan petunjuk proses monitoring dan Coulter yang dikutip Karyoto (2016:52)
evaluasi sesuai peraturan menteri dan bahwa perencanaan adalah mendefinisikan
edaran yang telah diberikan. sasaran-sasaran, menetapkan startegi, dan
Monitoring dan evaluasi (monev), mengembangkan rancangan kerja untuk
dilakukan agar dapat mengetahui, hasil mengelola aktivitas-aktivitas.
pelaksanaan, jika perlu mendapat temuan Dengan adanya aturan diberbagai
akan menjadi rekomendasi dalam program segmen kegiatan, semua pekerja difungsikan
atau kegiatan tersebut, dan merupakan sesuai posisi, jabatan, dan kemampuannya.
kegiatan yang berkelanjutan maka sangat Dan kemudian para pekerja dapat memahami,
penting untuk dilakukan mengatur waktu dan menjadikan panduan
monitoring/evaluasi. untuk bekerja. Kaitannya dengan
Dalam pelaksanaan monitoring dan perencanaan program pendidikan dan latihan
evaluasi dari pendidikan revolusi mental kebijakan revolusi mental yang telah
adalah untuk mengetahui, menyaksikan, direncanakan tersebut, telah memiliki desain
mendorong, dan memotivasi serta menjadi yang bersifat berkelanjutan untuk dapat
pelopor agar yang telah didik sebagai memastikan berbagai kendala, hambatan, dan
instruktur, administrator dan sebagai kader peluang serta solusi dalam segala bentuk
pelopor revolusi mental selalu siap dan sasaran, tujuan, target dan strategi.
mampu menjadi aparatur yang pola berfikir Dari penjelasan tersebut di atas sesuai
demi integritas dan bekerja keras untuk dengan penuturan kepala seksi Direktur
merubah gaya hidup yang sederhana bahkan Ideologi dan Wawasan Kebangsaan
bergotong royong dalam bertugas, bekerja, Kementerian Dalam Negeri (Bapak Yodi
dan tertanggungjawab. Kegiatan Indarwan , 2018), bahwa, perencanaan dalam
monitoring/evaluasi menjadi salah satu program pendidikan dan latihan kebijakan
proses untuk dapat menjadi rekomendasi revolusi mental adalah dilakukan secara
dalam peningkatan kegiatan sesuai dengan struktural kelembagaan, baik pusat maupun
visi, misi, target, tujuan dan sasaran serta daerah, pembekalan kepemimpinan dengan
hasil sebagaimana diharapkan. jumlah yang lumayan banyak, membentuk
pengawas untuk mengawasi, dan tim
PEMBAHASAN monitoring/evaluasi (monev),dan
Perencanaan merupakan salah satu membentuk struktur organisasi dalam
faktor yang penting untuk menetapkan mengorganisir dalam bentuk kelopok kerja
rencana strategis, operasional dan melakukan

66
Jurnal Ilmiah Wawasan Pendidikan Vol 4, No.3, Agustus 2018

(pokja) baik ditingkat pusat maupun sampai administrator serta peserta. Hal ini
pada tingkat Daerah kabupaten dan Kota. sebagaimana disampaikan oleh Kepala Sub
Bidang Pamong Praja, bahwa dalam
Dari hasil wawancara tersebut dapat
perencanaan baik waktu, dan anggaran
diketahui bahwa perencanaan amat sangat
mengarah pada pembuatan modul atau
penting untuk implementasi strategi dan
menyusun bahan, melakukan trainer of
evaluasi yang berhasil, terutama karena
trinner terhadap para tim yang akan
aktivitas keorganisasian, motivasi dalam
ditugaskan di daerah, pengawas, operator
mewejudkan hasil yang baik.
(CTC), yang dikelola oleh Badan Pamong
Berdasarkn pendapat tersebut dapat
Praja.
dijelaskan oleh Koordinator Sekretariat
Oleh sebab itu, dalam menyusun atau
Revolusi Mental Kementerian Dalam Negeri
mendesain perencanaan maka, keseluruhan
(Bapak Wawan Hermawan) sekaligus
proses perencanaan adalah proses yang paling
sebagai Wakil Ketua Penyusunan Substansi
ampuh untuk mengembangkan rasa kesatuan
Revolusi Mental, bahwa dalam perencenaan
dan saling mendukung diantara sesama
bertujuan agar pola pikir, pola kerja dan pola
anggota tim manajemen, baik pada tingkat
hidup dapat menjadi baik dan
yang paling tinggi sampai pada stacholder
bertanggungjawab, serta merasa memiliki
yang lain, yang memiliki komitmen masa
secara penuh dalam bertugas. Selain itu,
depan yang ingin dicapai atau diraih.
dalam perencanaan menyusun materi,
Menurut Ario Santiko salah satu
mengikuti aturan secara administrasi, aturan
Widyaswara perencanaan sesuai regulasi,
secara subsatnsi, baik ASN, Ormas, LSM,
penyusunan kegiatan, pelaksanaan kegiatan
serta Akademisi dalam menyusun sistem
dan perangkat pembelajaran.
pengembangan kompetensi sumber daya
Implementasi adalah salah satu proses
manusia pemerintahan dalam negeri, dengan
yang telah dilaksanakan, dilakukan, atau
memiliki Surat Keputusan/Surat Tugas.
diaplikasikan, pada individu, organisasi
Hal ini disampaikan oleh salah satu
kemasyarakatan dan bahkan institusi Negara.
Widyaswara/Instruktur Revolusi Mental dan
Implementasi dalam ilmu manajemenadalah
Bela Negara (Ibu Diah), bahwa sebagai ASN
pelaksanaan dari perencanaan yang startegis,
kami selalu memiliki tanggungjawab dalam
bersifat paten dan berkelanjutan. Yang
melaksanakan kebijakan pimpinan baik
dilakukan atau dilaksnakan adalah program
secara organisasi vertikal maupun horizontal
yang dianggap startegis, dan terukur secara
yang diberikan tugas untuk melaksanakan
terarah, dan memiliki ukuran baik secara
dan menyusun Standar Kompetensi, Silabus,
tahunan maupun bulanan.
untuk menjelaskan kepada peserta. Selain itu
Dalam pelaksanaan program
juga perencenaan tersebut dilaksanakan
pendidikan dan latihan kebijakan revolusi
penuh oleh Badan Pengembangan Sumber
mental, yang telah direncanakan secara
Daya Manusia (BPSDM) Kementerian
startegis, melalui institusi untuk setiap
Dalam Negeri.
tahunan dalam periodesasi. Misalnya dalam
Dalam menyusun perencanaan secara
pelksanaan pemerintahan, sosial, ekonomi
struktural dengan menggunakan mekanisme
maupun sector lainnya, tentunya memiliki
ASN, karena yang melaksanakan tersebut
program yang strategis untuk dilaksanakan
adalah para Aparatur Sipil Negara (ASN)
secara bertahap atau tahunan. Pelaksanaan
pula, dengan demikian melalui struktur
program diklt kebijakan revolusi mental yang
organisasi dengan jabatan yang telah
telah dirancang dan dilaksankan secara
ditentukan. Perencanaan tersebut
sistematis, maka Kementerian Dalam Negeri
direncanakan untuk melatih (Trainer Of
telah melaksanakan salah satu Gerakan
Trinner) bagi para instruktur, pengawas, dan
Nasional Revolusi Mental Indonesia Bersatu,

67
Kapitan Kelibai, Implementasi Manajemen …

dengan memiliki perencanaan strategis Hal ini sejalan dengan penjelasan


melalui berbagai tujuan, sasaran dan target Derektorat Badan Politik, Pemerintahan dan
yang telah direncanakan secara sistematis dan Hukum (BOLPUM) Kementerian Dalam
tentunya bertahap secara tahunan. Hal ini Negeri (Prabawa), Praja Pelopor Revolusi
telah dilaksanakan sejak tahun 2015 hingga Mental (PPRM), adalah para praja yang
saat ini, dan setiap tahunan memiliki target melaksanakan studi di Institut Pemerintahan
dan sasaran yang terukur. Dalam Negeri (IPDN), selama kurang lebih
Dalam pelaksanaan program kebijakan 1- 4 Tahun. Berkaitan dengan ini target
ini, karena pelaksananya adalah ASN, maka Kementerian Dalam Negeri agar para lulusan
tentunya memiliki tata cara yang telah diatur praja tersebut menjadi Kader Pelopor
sesuai dengan struktur, jabatan, maupun tugas Revolusi Mental (KPRM), kemudia menjadi
secara administrasi, pengawasan, Aparatur Pelopor Revolusi Mental (APRM).
instruktur/widyaswara, kelompok kerja yang PPRM, mengikuti pendidikan dan
terbentuk secara hirarki organisasi baik di latihan selama 1-4 tahun tersebut, dibekali
tingkat pusat maupun sampai pada daerah dengan segala bentuk ilmu pemerintahan,
(provinsi dan kab/kota). birokrasi, administrator, kepemimpinan, dan
Implementasi program pendidikan dan pelayanan terhadap masyarakat. Tentunya
latihan revolusi mental sesuai dengan regulasi ditanamkan nilai-nilai revolusi mental
yang telah diterapkan sebagai pelaksana didalamnya agar para praja dapat
Aparatur maka tentunya memiliki tugas dan mengaplikasikan dilingkungan kerja,
fungsi yang telah diberikan diantara adalah lingkungan masyarakat, baik diperkotaan
pelayan publik, pelaksana kebijakan publik, samapai pada level Negara.
dan perekat kebangsaan. Kader Pelopor Revolusi Mental
Sebagai perekat kebangsaan tentunya (KPRM), adalah para praja yang telah
di didik untuk menjadi aparatur yang melaksnakan akhir studi pada IPDN dan
memiliki pola berfikir, etos kerja dan diberikan tuga uji coba selama kurang lebih
kegotong-royongan disamping melaksanakan 3-6 bulan di Daerah-daerah, tentunya
fungsi dan tugas lainnya yang melekat. Hal mengikuti pendidikan dan latihan (diklat)
ini, sebagaimana yang disampaikan oleh revolusi mental, agar mampu berfikir, bekerja
Derektur Jenderal Politik dan Hukum keras, dan memiliki sikap gotong rayong
Pemerintahan Dalam Negeri bahwa,apartur sebagai aparatur yang memiliki tugas dan
pelopor revolusi mental memiliki peran yang tanggungjawab sesuai dengan peraturan
sangat berfariasi dalam melaksanakan tugas perundangan. Hal ini, para kader praja
dan fungsinya, sebagai perekat kebangsaan menjadi pelopor, atau menjadi panutan bagi
dalam meningkatkan wawasan kebangsaan ASN yang memiliki nilai-nilai revolusi
melalui revolusi mental agar benar-benar mental terssebut.
menjadi pelayanan yang baik, melaksanakan Apartur Pelopor Revolusi Mental
kebijakan, dan menjadi perekat bangsa baik (APRM), adalah para praja yang diangkat
secara internal ASN maupun pada sebagai ASN maupun ASN yang ada
masyarakat. dilingkup pusat dan daerah provinsi dan
Kementrerian Dalam Negeri, telah Kabupaten/Kota.
melaksnanakan program pendidikan dan Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh
latihan revolusi mental sejak Tahun 2015, Direktur Jenderal Politik Pemerintahan dan
yang sasarannya pada Praja Pelopor Revolusi Hukum (POLPUM) Kementerian Dalam
Mental (PPRM), Kader Pelopor Revolusi Negeri, bahwa bagi setiap PPRM , KPRM
Mental (KPRM) dan Aparatur Pelopor dan APRM, dididik, dibinah, dilatih, dan
Revolusi Mental (APRM). dibekali untuk dapat menjalankan kebijakan

68
Jurnal Ilmiah Wawasan Pendidikan Vol 4, No.3, Agustus 2018

pemerintah, melakukan peyanan dan sebagai kemauan (will), seperti menguatkan niat dan
perekat Bangsa dan Negara. menhimpun tenaga untuk melaksanakan
Oleh karena itu, dalam mendidik, prinsip-prinsip luhur dalam kehidupan nyata.
melatih, membinah dan membekali setiap 4). Pembiasaan (habit), yakni pengembangan
peserta baik pendidikan formal sikap untuk merespons berbagai situasi
(Sekolah/Perguruan Tinggi) dan Informal dengan baik secara konsisten dan
(lembaga pendidikan dan Pelatihan yang berkelanjutan.
tertanggungjawab), bukan hanya didik secara Oleh sebab itu, berbagai pola interaksi
teoritis semata dan pengetahuan (knowledge), sehat merupakan tumbuhnya sebuah
Namun dilakukan penggodoka secara komunitas responsif untuk menandai sebuah
berkesenambungan menjadi aparatur/ASN komunitas yang bersifat non-represif. Untuk
yang dapat bertanggungjawab dalam dapat menjadikan pendidikan tidak hanya
mengaplikasikan nilai-nilai revolusi mental menghasilkan insan yang cerdas, tetapi
dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa terlebih penting adalah berkarakter atau
dan bernegara. pembentukan watak.
Pada esensinya, PPRM,KPRM dan Implementasi diklat revolusi mental,
APRM mengikuti DIKLAT untuk mampu berfokus pada nilai-nilai revolusi mental agar
melakukan perubahan dan merubah pola para Aparatur dan masyarakat dapat merubah
piker, memiliki etos kerja yang tinggi, cara berfikir atau pola berfikir (mindset), cara
bersaing, dan memiliki pola hidup gotong kerja yang tinggi atau etos kerja, dan cara
royong. Hal ini, adalah merupakan sebagai hidup yang memiliki kebersamaan atau
budaya dan tradisi kebangsaan Indonesia bergotong-royong.
sejak dahulu. Undang-undang nomor 25 tahun 2004
Menurut Thomas Lickona yang tentang sistem perencanaan pembangunan
dikutip Hendarman (2015:48), School Must nasional merupakan pengendalian dan
help children understand core values, adopt evaluasi terhadap pelaksanaan rencana
commit to them, and then act upon them in pembangunan. Terhadap pelaksanaan
their own lives. Artinya, dalam pendidikan rencana pembangunan sesuai Peraturan
karakter, sekolah/kampus harus mendorong Pemerintah nomor 39 tahun 2006, disebutkan
peserta didik untuk mampu memahami nilai- bahwa monitoring merupakan suatu kegiatan
nilai moral yang baik (moral knowing), mengamati secara seksama suatu keadaan
mampu merasakan nilai-nilai luhur itu ke atau kondisi, termasuk perilaku atau kegiatan
lubuk hati yang paling dalam (moral feeling), organisasi dengan tujuan agar informasi yang
dan akhirnya memiliki komitmen kuat untuk diperoleh hasil pengamatan tersebut dapat
melaksanakan apa yang di ketahui dan menjadi landasan dalam mengambil
dirasakannya ke dalam tindakan nyata (moral keputusan tindakan selanjutya. Sedangkan
action). menurut OECD (1998:137) disbutkan bahwa
Hal ini pun di ungkapkan Megawangi evaluasi merupakan proses menentukan nilai
dikutip Hendarman bahwa dalam atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan,
implementasinya ada empat aspek yang harus atau program yang dilakukan oleh organisasi
dilakukan pembentukan watak, sebagai pemerintah maupun swasta yang sedang
berikut : 1). Perhatian pada sisi emosional berjalan.
peserta didik, seperti menghargai diri sendiri Dengan konseptual tersebut di atas
(self-respect), kemampuan ber-empatthy, sejalan dengan pendapat Yodi Indrawan
dapat menahan diri (self-control) dan rendah Kepala Seksi Karakter Kebangsaan Ditjen
hati. 2). Meningkatkan life- skill, seperti Politik dan Pemerintahan bahwa proses
kemampuan mendengarkan orang lain dan evaluasi sudah dilaksanakan seperti
kemapuan berkomunikasi. 3). Menumbuhkan pelayanan administrasi dan proses

69
Kapitan Kelibai, Implementasi Manajemen …

monitoring evaluasi selalu dilakukan pada bertujuan untuk membentuk watak dan karakter
tahun berjalan untuk memastikan setiap serta menanamkan nilai-nilai revolusi mental
program yang dilaksanakan dapat diketahui yang dimulai dari diri sendiri, lingkungan kerja,
kelebihan dan kekurangannya. lingkungan masyarakat serta lingkungan
perkotaan bahkan sampai pada instusi/Negara.
Dalam hal monitoring evaluasi dapat
Perencanaan yang dilakukan sangat
dijadikan sebagai kerangka acuan untuk
strategis untuk diimplementasikan sesuai
melaksanakan kebijakan-kebijakan yang
dengan kebutuhan serta menjadi terobosan
berhubungan dengan rangkaian kegiatan
mendasar bagi kehidupan berbangsa dan
membandingkan realisasi , masukan (input),
bernegara.
keluaran (output), dan hasil (outcame)
Diklat memimiliki sistem pengelolaan
terhadap rencana dan standar. Monitoring
yang strategis, praktis, dan masif untuk
evaluasi mengarah pada kegiatan hasil
mencapai target dan sasaran yang
produk dari suatu rangkaian program sebagai
berkesinambungan. Sasaran tersebut pada Praja
dasar mengambil keputusan tentang tingkat
Pelopor Revolusi Mental (PPRM), Kader
keberhasilan yang telah dicapai dan tindakan
Pelopor Revolusi Mental (KPRM) dan
selanjutnya yang diperlukan dalam kebijakan
Aparatur Pelopor Revolusi Mental (APRM),
organisasi. Secara prinsip monitoring
yang memiliki cara berfikir yang loyal, dan
evaluasi dilakukan pada kegiatan
tertanggungjawab (Integritas), Cara kerja yang
berlangsung guna memastikan kesesuaian
inovati,kreatif dan progresif (etos kerja) serta
proses dan pencapaian sesuai rencana atau
cara hidup yang bergotong-royong dalam
tidak. Hal ini bila ditemukan penyimpangan
kehidupan berbagsa dan bernegara.
maka, dapat dibenahi sehingga kegiatan
berjalan sesuai dengan rencana dan targetnya.
DAFTAR PUSTAKA
Jadi hasil monitoring evaluasi menjadi (input)
Asri Budiningsih,2004.Pembelajaran Moral,
bagi kepentingan oraganisasi.
Rineka Cipta, Jakarta
Hal yang sama sesuai dengan
penuturan Eka Triwulansari Widyaswara Amin Ibrahim, 2008. Teori dan Konsep
Nasional bahwa monitoring evaluasi terfokus Pelayanan Publik Serta
pada berapa banyak alumni yang mengikuti Implementasinya, Mandar Maju,
pendidikan revolusi mental, mengukur Bandung
implementasi revolusi mental pada tempat
Darmin Ahmad,2012.Talent Management,
kerja masing-masing yang dimulainya sejak
Gramedia, Jakarta
dini dengan penataan yang berkelanjutan
untuk menggerakan organisasi. Doni Koesoema, 2015 Strategi Pendidikan
Oleh karena itu, dalam setiap proses Karakter,Revolusi Mental dalam
kebijakan Pemerintah perlu adanya relevansi Pendidikan, Kanisius Yogyakarta
tataran Pemerintahan sehingga diharapkan
Heri Gunawan, 2011. Pendidikan
memenuhi kelayakan sebagai pedoman untuk
Karakter Konsep dan Implementasi
melaksanakan revolusi mental secara
Alfabeta,Bandung
komprehensif kepada aparatur negara dan
masyarakat meliputi tiga dimensi perubahan Joyce Meyer,2005.Mengelola Emosi
yaitu revolusi kultural, revolusi fungsional, Anda,Gospel Press, Batam
dan revolusi struktural.
Mundzier Suparta, 2012, Selamatkan Bangsa
KESIMPULAN dari Korupsi, Inspektorat Kemenag RI
Pendidikan dan latihan
(DIKLAT) merupakan salah satu proses untuk Madya Utama, 2002, Dinamika Hidup
membina, melatih, dan menggodok. DIKLAT Beriman,Kanisius, Yogyakarta

70
Jurnal Ilmiah Wawasan Pendidikan Vol 4, No.3, Agustus 2018

Wibowo, 2011.Manajemen Kinerja,


Rajagarfindo, Jakarta

Bahan Ajar Pelatihan Revolusi Mental Bagi


ASN, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Teknis Fungsional tahun 2016

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang


Aparatur Sipil Negara

71

S-ar putea să vă placă și