Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Email: Nuriseptia98@gmail.com
Abstract: Teaching and learning process is generally Teacher Centered, so students have difficulty finding
certain concepts themselves. As teaching instructors can apply various learning models that are expected to be
contextual learning models. Contextual learning model is one model that can improve the process of learning
science or the activities of students and teachers. This research is a study that uses literature study methods
from various physical education library sources. Through this research it is expected to improve students'
process skills. The data obtained from the results of this study are learning outcomes data consisting of students'
scientific processes and data from the results of literature studies that have been done by the author. The results
showed the average value of student activity in the first cycle included in the category enough, then became
good in the second cycle and the better in the third cycle. Questions raised are questions asked. Questions
raised are questions asked. Rather than the skills that are issued, a high percentage of cycle to cycle is on the
skills of formulating hypotheses, while the skills most mastered by students are when the skills ask questions.
Student learning outcomes on aspects of general knowledge about improving classical students' mastery
learning from cycle I to cycle III. Based on the results of data analysis, it was found that an increase in students'
process skills in business and energy material through contextual learning
Keywords: Science Process; Work and Energy; Contextual Learning
Abstrak: Proses belajar mengajar umumnya bersifat Teacher Centered, sehingga siswa sulit menemukan
sendiri suatu konsep tertentu. Sebagai pengajar seharusnya guru dapat mengaplikasikan berbagai model
pembelajaran diantaranya adalah model pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran kontekstual salah satu
model yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains maupun aktivitas siswa dan guru. Penelitian ini
adalah penelitian yang menggunakan metode kajian pustaka dari berbagai sumber pustaka Pendidikan Fisika.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Data yang diperoleh dari
hasil penelitian ini adalah data hasil belajar berupa keterampilan proses sains siswa dan data hasil kajian pustaka
yang telah dilakukan penulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I
termasuk dalam kategori cukup, kemudian menjadi baik pada siklus II dan semakin baik pada siklus III.
Keterampilan proses sains yang diuji adalah keterampilan mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis,
merencanakan percobaan, menafsirkan dan berkomunikasi. Dari kelima keterampilan yang diuji, persentase
peningkatan tertinggi dari siklus ke siklus adalah pada keterampilan merumuskan hipotesis, sedangkan
keterampilan yang paling dikuasai siswa adalah pada keterampilan mengajukan pertanyaan. Hasil belajar siswa
pada aspek pengetahuan secara keseluruhan terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa secara klasikal dari
siklus I sampai siklus III. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa terjadi peningkatan keterampilan
proses sains siswa pada materi usaha dan energi melalui pembelajaran kontekstual.
Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains; Usaha dan Energi; Pembelajaran Konstektual
1
Hussain, A., Azeem, M., & Shakoor, A, “Physics Teaching Methods: Scientific Inquiry Vs Traditional
Lecture”,International Journal of Humanities and Social Science, 1 (19), hlm. 269-276
2
BSNP., Panduan penilaian kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Badan Standar
Nasional Pendidikan 2007, (Jakarta: Erlangga, 2007) hlm. 211
3
Depdiknas, Peraturan Pemerintah RI Nomor 22, (Tahun 2006, tentang Standar Isi) hlm.26
4
Coughlan, S, “Asia Tops Biggest Global School Rankings”, E-Journal (United State: Knowledge, 2015)
hlm.15
5
Aktamis, A., & Ergin, O, “The Effect of Scientific Process Skills Education on Students’ Scientific Creativity,
Science Attitudes and Academic Achievements”, Journal Asia-Pacific Forum of Science Learning and
Teaching. Vol 9(1), hlm.1-21.
8
Kemendikbud, Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,
(Jakarta: Kemendikbud, 2016) hlm 120
9
Tawil, M., & Liliasari, Keterampilan-Keterampilan Sains dan Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA
(Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, 2014) hlm.210
10
Kheng, Y. T, Longman Science Process Skills Form 4, (Malaysia: Malaysia Sdn. Bh, 2011) hlm.25
11
Mega Yati Lestari, Nirva Diana, “Keterampilan Proses Sains (KPS) pada Praktikum Fisika Dasar I”,
Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 2018, hlm.50
12
Afrizon, R., Ratnawulan, & Fauzi, “Peningkatan Perilaku Berkarakter Dan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Kelas Ix Mtsn Model Padang Pada Mata Pelajaran Ipa-Fisika Menggunakan Model Problem Based
Instruction”, Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 2012, hlm.16.
Energi merupakan salah satu konsep paling penting dalam ilmu pengetahuan. Energi tidak
dapat didefinisikan secara ringkas saja. Akan tetapi pada materi kali ini karena energi
berhubungan dengan usaha, maka energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
melakukan usaha.15
Metode
Jenis penelitian ini adalah study literature (kajian pustaka). Studi literatur adalah
metode pengumpulan data dengan membaca buku referansi atau dokumentasi yang
berhubungan dengan penelitian tentang sistem informasi geografis dan pemetaan potensi
13
Aprilliana Widyasari, Sukarmin, Sarwanto, “Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Pada Materi Usaha,
Energi, Dan Daya Untuk Peserta Didik Kelas X Smk Harapan Kartasura”, E-Journal Pendidikan Fisika, Vol 4,
No. 2, 2015, hlm.128
14
Libman, Z, “Integrating real-life data analysis in teaching descriptive statistics: A constructivist approach”,.
Journal of Statistics Educations. Vol.18(1).2016, hlm. 1-23.
15
Giancoli, Fisika, Jilid I, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010), hlm.201
16
Sanjaya, W, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung: Kencana, 2006)
hlm.34
Adapun langkah-langkah yang digunakan penulis dalam kajian pustaka ini yaitu:
Aktivitas belajar merupakan aktivitas yang terjadi pada saat proses pembelajaran yang
didesain sehingga siswa dapat memperoleh tujuan yang akan dicapai.18 Berdasarkan analisis
penulis melalui penerapan pembelajaran konstektual terdapat peningkatan keterampilan
proses sains siswa. Dikutip dari jurnal Ega Oktofika, terdapat siklus seperti pada gambar 1:19
17
Erna Kharistiani, Eko Aribowo, “sistem informasi geografis pemetaan potensi sma/smk berbasis web (studi
kasus : kabupaten kebumen)”, Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Vol 1(1), 2018, hlm. 716
18
Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015) hlm.25
19
Ega Oktofika, Rosane Medriati, dan Eko Swistor, “Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil
Belajar Siswa melalui Penerapan Model Discovery Learning di Kelas X IPA 3”, Jurnal Kumparan Fisika, 2018,
hlm.25
Keterampilan proses sains merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dilatih
dalam mengembangkan pengetahuan.21 Pada penelitian ini, ada lima indikator yang diukur
yakni mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan
dan berkomunikasi. Kelima indikator keterampilan proses sains diukur melalui penilaian
hasil tes yang diuji dengan lima butir soal, yang mana masing-masing soal mengukur satu
indikator. Setiap indikator pada keterampilan proses sains diberi skor maksimum 20.
Kemudian hasil dari penjumlahan skor masing-masing indikator dikategorikan sesuai dengan
skala pencapaian keterampilan proses sains. Pencapaian keterampilan proses sains yang harus
diperoleh pada penelitian ini, berada dikategori “cukup”, “baik” dan “sangat baik”.
Gambar2. Grafik rata-rata presentase pencapaian keterampilan proses sains pada tiga siklus
20
Op. Cit
21
Astra, I. M., & Wahidah, R. S,” Peningkatan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Melalui Model Guided
Discovery Leaning Kelas XI pada Materi Suhu dan Kalor”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Fisika, 2018, hlm. 181
Berdasarkan uraian diatas mengenai hasil penelitian keterampilan proses sains, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran fisika melalui pembelajaran konstektual dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
penelitian relevan yang menyimpulkan bahwa melalui penerapan prmbrlajaran konstektual
dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
PENUTUP
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Terjadi peningkatan keterampilan
proses sains siswa melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada materi usaha dan
energi, (2) Aktivitas pengajar melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada materi
usaha dan energy mengalami peningkatan, (3) Aktivitas siswa melalui penerapan model
pembelajaran kontekstual pada materi usaha dan energy juga mengalami peningkatan. Dari
hasil penelitian yang relevan bahwa Pada siklus I rata-rata skor aktivitas belajar siswa yaitu
24 termasuk dalam kategori cukup, siklus II dan III rata-rata skor aktivitas belajar siswa yaitu
28 dan 34 termasuk dalam kategori baik. Kemudian rata-rata persentase pencapaian
kompetensi keterampilan proses sains pada indikator mengajukan pertanyaan, merumuskan
hipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan dan berkomunikasi yang paling tinggi yaitu
indikator mengajukan pertanyaan. Selanjutnya Pada siklus I daya serap klasikal yaitu 70,5 %
dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 63,33 % dikatakan belum tuntas, pada siklus II daya
serap klasikal yaitu 76,5 % dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 80 % dikatakan tuntas, dan
pada siklus III daya serap klasikal yaitu 83,6 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 100 %
dikatakan tuntas.
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah (1) Bagi pengajar hendaknya
dapat menerapkan pembelajaran kontekstual pada materi-materi yang relevan. (2). Untuk
menerapkan pembelajaran kontekstual di perlukan sarana pendukung yang memadai, oleh
karenanya di sarankan kepada pihak terkait di sekolah agar dapat menyempurnakan sarana
pendukung yang telah ada.
Daftar Pustaka
Aktamis, A., & Ergin, O. 2008. The Effect of Scientific Process Skills Education on
Students’ Scientific Creativity, Science Attitudes and Academic Achievements.
Journal Asia-Pacific Forum of Science Learning and Teaching. Vol 9(1) : 1-21.
Aprilliana Widyasari, Sukarmin, Sarwanto. 2015. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual
Pada Materi Usaha, Energi, Dan Daya Untuk Peserta Didik Kelas X Smk
Harapan Kartasura. Vol 4, No. 2, 2015 (hal 128)
Selamet, S. & Suma. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual REACT terhadap
Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP.
E-Journal Program Pascasarjana Universitas Ganesha Program Studi IPA. 3(1) : 1-
12.
Tawil, M., & Liliasari. 2014. Keterampilan-Keterampilan Sains dan Implementasinya Dalam
Pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar
Wasis & Nurzaini, M. 2016. Penerapan Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi REACT
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Fluida Statis di
Kelas X SMAN 1 Gedangan. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. 5(2): 1116.