Sunteți pe pagina 1din 12

PENYELIDIKAN TERPADU

DAERAH PANAS BUMI GUNUNG TALANG


KABUPATEN SOLOK – SUMATERA BARAT

Oleh:
Arif Munandar., Edi Suhanto., Dedi Kusnadi.,Alanda Idral, Muhamad Solaviah
SUBDIT . PANAS BUMI

ABSTRACT
The stratigphy units of the Talang geothermal area consist of Quaternary volcanic rocks, and
Pre-Tertiary rocks. These include the metamorphic rocks, which are distributed in southwest and
northeast as basement rock (Pre-Tertiary) that is unconformably covered by Old volcanic product, and
Bk. Kili intrusive rocks. Furthermore, the Bk. Bakar volcanic rocks are covered by D. Talang volcanic
rocks. The youngest volcanic rocks are Batino, and Jantan products, which consist of pyroclastic and
lava flow (4200 ± 100 B.P or Upper Quaternary). The secondary deposits are lahar as surficial
deposits rocks.
The geological structures dominantly comprise NW – SE trending normal faults. These structures
likely control appearances of manifestations in the study area, and also the crater structures as
eruption points.
The Geothermal features consist of hot springs, fumaroles/solfataras, steaming ground, and altered
rocks. Type of hot spring water is dominantly bicarbonate with neutral pH, and also suphate types
(acid and neutral pH). Based on silica (SiO2) and gas geothermometry, the temperature of reservoir is
suggested ranging from 160 to 219°C.
Based on resistivity method, the prospect areas are about 4 km2 and 8 km2 for Talang and Cupak
prospect area respectively, which give the geothermal energy resources estimation of about 36 – 37
Mwe for Talang geothermal prospect, and 81 – 83 Mwe for Cupak geothermal prospect.

SARI

Satuan stratigrafi daerah panas bumi Talang disusun oleh batuan vulkanik kuarter, dan
batuan pre-tersier.Batuan tertua yang dianggap sebagai batuan dasar (basement rock) di daerah
penyelidikan adalah batuan metamorf yang berumur Pra-Tersier, yang di ditutupi secara tidak
selaras oleh batuan produk Vulkanik Tua. Selanjutnya dijumpai Satuan Batuan produk Bk. Kili
(batuan intrusi), Bk. Bakar, Batuan Vulkanik D. Talang, G. Batino, dan G. Jantan, yang merupakan
kerucut termuda (4200 ± 100 B.P or Upper Quartenary). Satuan endapan permukaan berupa lahar
merupakan satuan batuan termuda yang ada di daerah penyelidikan.
Struktur yang berkembang di daerah penyelidikan umumnya berjenis sesar normal yang berarah
baratlaut – tenggara yang merupakan bagian dalam sistem sesar besar Sumatera (Semangko Fault)
dan struktur-struktur kawah sebagai pusat erupsi.
Manifestasi panas bumi di daerah penyelidikan terdiri atas mata air panas, lapangan
fumarola/solfatara, steaming ground, batuan teralterasi, dan letusan freatik. Klasifikasi tipe air panas
terdiri dari tipe air panas sulfat asam, sulfat netral dan bikarbonat. Berdasarkan perhitungan suhu
geotermometri T silika (SiO2) = 160°C dan geotermometri gas = 219°C.
Luas prospek sistem G. Talang diperkirakan dari luas tahanan jenis rendah minimal 4 km2, sedangkan
luas prospek Cupak minimal 8 km2. Nilai potensi energi yang dihitung dengan metode volumetrik
menghasilkan daya listrik berkisar antara 36 – 37 MWe untuk prospek Batu Berjanjang dan pada
kelompok Cupak didapat potensi energi antara 81 – 83 MWe.

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-1
gejala tektonik berupa busur magma dan sistem
1. PENDAHULUAN
sesar Sumatera. Keduanya merupakan gejala
Kebutuhan energi dimasa tektonik utama yang bersifat regional,
mendatang akan semakin meningkat, membujur sepanjang 1650 Km dari Aceh
sedangkan cadangan sumberdaya sampai ke teluk Semangko, dikenal sebagai
energi terutama minyak bumi sesar Semangko yang masih aktif.
semakin menipis. Oleh karena itu Batuan tertua yang dianggap sebagai
pemerintah mengeluarkan kebijakan batuan dasar (basement rock) di daerah
mengenai diversifikasi enrgi sebagai penyelidikan dijumpai di bagian baratdaya (Bk.
langkah dalam mengantisipasi krisis Putus) dan timurlaut (Bk. Muncung), yang
energi dimasa mendatang. disusun oleh batuan metamorf yang berumur
Energi panas bumi merupakan Pra-Tersier. Selanjutnya secara tak selaras
salah satu sumberdaya energi yang diendapkan batuan vulkanik tua yang terdiri dari
dapat dimanfaatkan sebagai energi aliran piroklastika dan aliran lava yang tak
alternatif, yang potensinya sangat terpisahkan, tersebar di bagian barat dan timur
besar dan tersebar hampir di seluruh daerah penyelidikan, berumur Quarter Bawah
kepulauan Indonesia, serta sampai Tersier Atas. Di bagian utara terdapat
mempunyai sifat yang ramah dua bukit, yaitu Bk. Kili Kecil dan Kili Gadang,
lingkungan/sedikit polusi dibanding bukit tersebut diperkirakan sebagai intrusi yang
dengan sumberdaya energi lainnya. pemunculannya dipicu oleh keberadaan sesar
Salah satu upaya mendukung normal Batu Barjanjang. Di sekitar Bk. Kili
kebijakan di atas, maka pada tahun Gadang dan Kili Kecil tersebut terdapat
anggaran 2003 Proyek Inventarisasi pemunculan mata air panas bertemperatur 40
Potensi Panas Bumi melakukan dan 49°C dengan pH = 7 (netral). Batuan
penyelidikan terpadu yang meliputi produk Bk. Bakar tersebar di bagian timur
beberapa disiplin ilmu kebumian, daerah penyelidikan yang tersusun dari
seperti; geologi, geokimia, dan piroklastika dan lava andesitik, sebagian besar
geofisika di daerah panas bumi G. telah terlapukan sangat kuat. Di bagian tengah
Talang, Kabupaten Solok, Propinsi daerah penyelidikan terdapat Danau Talang,
Sumatera Barat yang dilaksanakan yang diduga sebagai bekas pusat erupsi masa
oleh staf Subdit Panas Bumi, lampau, hal ini diperkuat dengan dijumpainya
Direktorat Inventarisasi Sumber batuan berstruktur kerak roti (bread cracks) di
Daya Mineral. sekitar tepi danau tersebut dan batuan
Dasar pertimbangan pemilihan teralterasi. Pusat erupsi yang sekarang berupa
lokasi panas bumi G. Talang adalah danau kawah (crater lake) ini diperkirakan
adanya pemunculan mata air panas, dipicu oleh keberadaan struktur sesar normal
steaming ground, hidrothermal Danau Talang yang berarah baratlaut-tenggara.
eruption, dan batuan alterasi, serta Kemudian muncul G. Batino yang diperkirakan
hasil dari penyelidikan terdahulu sebagai bagian dari Gunungapi Talang tua
yang menunjukkan keberadaan (2450 m dpl). Gunungapi strato ini disususun
sistem panas bumi di daerah oleh perselingan antara batuan piroklastika dan
tersebut. lava. Dijumpainya batuan piroklastika dengan
Secara administratif, daerah penyebaran yang cukup luas di bagian utara,
panas bumi G.Talang termasuk diduga merupakan hasil erupsi yang cukup kuat
kedalam wilayah Kabupaten Solok, terjadi dalam sejarah letusanya, menyisakan
Propinsi Sumatera Barat, pada posisi dinding kaldera di bagian timur dan selatan
geografis terletak antara 100°35′30″ kawah Batino. Produk termuda batuan vulkanik
- 100°44′30″ Bujur Timur dan berasal dari G. Jantan yang merupakan kerucut
0°52′00″ - 0°59′05″ Lintang Selatan termuda dari Gunungapi Talang (2600 m dpl).
(Gambar 1). Satuan batuan produk Gunung Jantan tersebar di
bagian utara, yang disusun oleh lava andesitik
dan aliran piroklastika.
2. HASIL PENYELIDIKAN
Berdasarkan hasil “Radiocarbon Dating”
2.1. Geologi dari sampel “charcoal” di lokasi sekitar Tabe
2.1.1. Geologi Daerah (TL-27) pada satuan piroklastika ini
Penyelidikan memberikan umur absolut 4200 ± 100 B.P
Tatanan geologi di daerah (Kuarter Atas). Di bagian puncak G. Jantan
penyelidikan didominasi oleh gejala- terdapat kawah-kawah yang tidak aktif lagi.
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-2
Aktivitas berupa hembusan 200 x 800 m dan di sekitar mata air panas Padang
fumarola/solfatara, steaming ground Damar. Hasil analisis sebanyak 10 contoh batuan
dan batuan alterasi terdapat di bagian ubahan dengan meggunakan PIMA disajikan pada
atas tubuh G. Jantan, yaitu di sekitar Tabel 1.
Gabuo Atas, Gabuo Ilalang, dan Berdasarkan kondisi temperatur sekarang di daerah
Gabuo Bawah. Letusan freatik Gabuo Atas, yaitu: 96°C maka kehadiran mineral
terakhir terjadi di Gabuo Atas pada illite diperkirakan merupakan sisa atau fosil yang
September 2001. Selanjutnya terbentuk pada masa lampau (T=220 - 300°C).
endapan permukaan terdapat di Mineral-mineral ubahan yang terdapat di Padang
bagian utara daerah penyelidikan Damar terdiri atas monmorillonite, kaolinite dan
yang umumnya berlereng relatif gypsum. Adanya mineral dari kelompok sulfate
landai, dan sebagian di kaki baratlaut yaitu gypsum (CaSO4.2H2O), dan juga hadirnya
Gunung Batino. Penyusun batuan ini mineral kaolinite yang pembentukannya berasal
terdiri dari material vulkanik tua yang dari fluida hidrotermal yang berkomposisi asam
terombakan yang bersifat laharik, (pH=3-4) maka diperkirakan bahwa di lokasi
(Gambar 2). tersebut pada masa lampau pernah terjadi aktivitas
hembusan steam/fumarola yang menghasilkan
batuan alterasi tersebut. Tipe ubahan di daerah
2.1.2. Manifestasi Panas Bumi penyelidikan adalah “argilic” sampai “advance
Pemunculan manifestasi panas bumi di argilic”.
daerah penyelidikan terdiri atas mata air
panas, lapangan fumarola/solfatara, • Sinter Karbonat
steaming ground, batuan teralterasi, dan Sinter karbonat dijumpai hampir di semua lokasi
letusan freatik. mata air panas, kecuali mata air panas Bukit Kili
Gadang, Kili Kecil dan Gabuo Atas., dengan
• Mata Air Panas ketebalan bervariasi dari beberapa mm sampai 2
Mata air panas ini muncul di Batu meteran.
Barjanjang, Bk. Gadang, Padang Damar,
Garara, Sonsang, Buah Batuang serta di 2.1.3. Panas yang Hilang/Heat loss
Bk. Kili Gadang dan Kili Kecil. Pengukuran kehilangan panas/heat loss di lakukan
Umumnya ber-pH netral, T = 40 - 53°C, di lokasi-lokasi pemunculan gejala kenampakan
kecuali di Gabuo Atas T = 94°C dan pH panas bumi seperti: mata air panas, kolam air
= 2, dengan debit antara 1 sampai 70 l/m. panas, tanah panas. Hasil perhitungan “heat loss” di
daerah penyelidikan sebesar 1.5 MW, angka ini
• Lapangan Fumarola/Solfatara merupakan angka minimal karena belum semua
Manifestasi ini berada di Gabuo Bawah, manifestasi yang ada dihitung.
Gabuo Ilalang, dan Gabuo Atas, dengan
ketinggian antara 1200 sampai 1900 m 2.3. Geokimia
dpl., T = 80 hingga 96°C, hembusan 2.3.1. Hasil Analisis Air dan Tipe Air Panas
lemah-cukupkuat, dengan kadar uap air Hasil analisis kimia dari 8 sampel air panas dan tiga
cukup tinggi, tercium bau gas belerang. sampel air dingin tertera pada Tabel 2. Komposisi
Di sekitarnya terdapat batuan ubahan kimia dari mata air panas menurut diagram segi tiga
hasil proses hidrotermal tersebut. Cl - SO4 -HCO3 (Gambar 4) dan Na-K-Mg
(Gambar 5) terletak pada posisi sulfat dan
• Letusan Freatik bikarbonat dan termasuk “immature water”.
Letusan freatik ini terjadi pada 25 Konsentrasi sulfat tinggi pada air panas Gabuo Atas
September 2001 di bagian atas tubuh di sebabkan oleh tingginya konsentrasi gas dalam
Gunung Jantan (Gabuo Atas, 1840 m uap pada temperatur tinggi (di permukaan 95 oC),
dpl.). Menyisakan lubang/kawah kaya dengan gas-gas G.Api aktif Talang
berukuran 1.5 x 1 m dengan kedalaman diantaranya H2S, bercampur dengan air meteorik
0.5 m dan terdapat bualan air panas dan terjadi reaksi oksidasi membentuk air terlarut
dengan T = 94°C, dan pH = 2. sulfat yang bersifat asam (pH = 2.22). Sedangkan
tipe air sulfat netral (pH = 8.26) di Buah Batuang,
• Batuan Ubahan Hidrotermal dimungkinkan terjadi karena masih adanya bocoran
Batuan ubahan tersebar di daerah gas H2S ke lokasi tersebut, namun telah terjadi
Gabuao Atas, Gabuo Ilalang dan Gabuo netralisasi air panas disebabkan tingginya
Bawah, dengan luas penyebaran sekitar konsentrasi kation terlarut dan tingginya debit air
panas. Sedangkan tipe air bikarbonat Batu
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-3
Berjanjang, Sungai Jernih, Padang maksimum, (Fournier, 1981 dan Giggenbach,
Damar, Sonsang, Garara dan air panas 1988).
Bukit Kili Kecil diindikasikan oleh
konsentrasi bikarbonat yang lebih tinggi. 2.4. Geofisika
2.4.1. Geomagnetik
2.3.2. Hasil Analisis Tanah dan Udara Pada peta anomali magnet total (Gambar
Tanah 5) menunjukan adanya beberapa kelurusan anomali
Konsentrasi Hg tanah, bervariasi magnet dengan nilai rendah/tinggi yang berarah
antara 45 ppb (di A8500) s.d. 6332 ppb hampir baratlaut-tenggara yang ditafsirkan sebagai
(pada batuan teralterasi) pada nilai cerminan dari struktur patahan yang mempunyai
background adalah 1069 ppb. Nilai Hg hubungan erat dengan kenampakan manifestasi
yang cukup signifikan diindikasikan panas bumi. Hasil pengukuran magnet di daerah ini
dengan nilai > 2500 ppb dan nilai antara dibagi dalam tiga kelompok, yaitu daerah dengan
400- 2500 ppb yang terletak di sekitar nilai besaran anomali magnet tinggi dengan nilai >
Gabuo Atas, Gabuo Bawah, Buah 50 gamma ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat
Batuang sampai mendekati Batu magnetik sebagai batuan vulkanik terdiri dari
Berjanjang. Luas anomali tinggi Hg ini bongkah andesit sampai lava. Daerah ini muncul
diperkirakan 1,5 km2. Sedangkan nilai di bagian tengah, utara dan barat laut. Daerah
terendah kurang dari 150 ppb terletak di anomali magnet rendah dengan nilai 50 s/d -250
bagian tenggara daerah penyelidikan. gamma, ditafsirkan sebagai batuan bersifat
Konsentrasi CO2 tanah terendah nonmagnetik terdiri dari batuan meta, piroklastika,
0,13 % (C9500) dan tertinggi 3 %. Nilai menyebar di bagian barat dan baratlaut dan
background diperoleh 1,41%. Nilai CO2 tenggara. Daerah dengan anomali magnet < -250
yang cukup signifikan diindikasikan oleh gamma, ditafsirkan sebagai batuan yang
nilai > 1,5 % dan antara 1,0–1,5%, nonmagnetik ditafsirkan sebagai daerah ubahan
terletak di sekitar manifestasi Gabuo kuat, terlihat di bagian selatan dan timurlaut daerah
Atas, Gabuo Bawah, Buah Batuang penyelidikan.
sampai mendekati Batu Berjanjang. Luas
anomali sebaran CO2 bernilai tinggi ini 2.4.2. Gaya Berat
mencapai ± 3 km2. Dengan menggunakan densitas contoh
batuan dan hasil estimasi Parasnis, maka
2.3.3. Hasil Analisis Gas perhitungan anomali Bouguer menggunakan
Fumarola Gabuo Atas (T = densitas 2,61 g/cm3.
94,5oC) ditandai dengan adanya
sublimasi belerang sedangkan fumarola a. Anomali Bouguer (densitas = 2,61 g/cm3)
Gabuo Bawah (T = 69 oC) tidak dijumpai Daerah penyelidikan umumnya didominasi
sublimasi belerang. Komposisi gas yang oleh anomali gaya berat negatif , yaitu mulai dari
terdeteksi pada Gabuo Atas ditunjukkan ujung barat daya sampai kearah timur laut,
oleh konsentrasi CO2 (93,77%) dan H2S sedangkan anomali positif hanya terdapat dibagian
(2,66%) yang lebih tinggi daripada ujung timurlaut daerah penyelidikan (Gambar 6).
konsentrasi N2 (2,06%). Sedangkan pada Anomali negatif tinggi yang mendominasi
Gabuo Bawah konsentrasi N2 (42,91%) bagian tengah daerah penyelidikan kompleks mata
sangat tinggi dan lebih tinggi daripada air panas (MAP) Cupak (Padang Damar -
konsentrasi gas lainnya, seperti Songsang) sampai MAP Batu Berjanjang
CO2(19,56%) dan H2S (0,44%). Ini diperkirakan berkaitan dengan struktur sesar dan
mengindikasikan bahwa gas dari Gabuo zona hancuran, dan berkaitan dengan daerah/zona
Bawah sudah terkontaminasi oleh udara ubahan.
luar. Standart konsentrasi N2 dalam Nilai anomali negatif sedang yang terdapat
udara normal sekitar 78%. dibagian baratdaya dan agak ke timur laut daerah
penyelidikan diperkirakan berkaitan dengan zona
2.3.4. Pendugaan Suhu Bawah sesar yang terdapat di daerah tsb. Daerah anomali
Permukaan negatif rendah di baratdaya ditempati oleh batuan
Temperatur bawah permukaan vulkanik tua (andesit dan breksi tufa), lava andesit
di daerah penyelidikan G. Talang adalah dari gunungapi Batino dan fragment breksi dari
160oC (geotermometer SiO2) sebagai endapan sekunder.
temperatur minimum dan 219oC Anomali positif yang terdapat di bagian
(geotermometer gas) sebagai temperatur timur laut daerah penyelidikan didominasi oleh
batuan metamorfik (filit).
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-4
b. Struktur gaya berat AB/2 = 500m (Gambar 8). Anomali G. Talang
Pola lineasi dari ketiga anomali pada peta ini memiliki pola yang mirip dengan
Bouguer, sisa dan regional anomali pada peta AB/2 = 500 m. Nilai tahanan
memperlihatkan pola liniasi berarah jenis terendah adalah 15 Ωm di titik B-2000. Pola
baratlaut-tenggara, yang disertai dengan anomali Cupak relatif sama, namun nilai tahanan
pembelokan dan pengkutuban anomali jenis relatif mengecil sehingga sebaran anomali
(posistif dan negatif), mencerminkan relatif melebar terutama ke arah barat dan timur.
arah utama struktur sesar di daerah
penyelidikan berarah baratlaut – tenggara c. Penampang Tahanan Jenis Sebenarnya
searah dengan sesar Sumatra. Pemodelan tahanan jenis pada lintasan B
Diperkirakan sistem sesar di daerah G. dibuat dengan menggunakan empat data sounding
Talang/penyelidikan merupakan di titik B-2000, B-2900, B-4500, dan B-6000 dan
“segmen sistem sesar besar Sumatra dibantu dengan data mapping lainnya (Gambar 9).
yang bergerak mendatar”. Sedangkan Secara umum, struktur tahanan jenis dibagi menjadi
lekuk-lekuk terban (pembelokan dua kelompok: kelompok di dalam anomali G.
anomali) dan pengukutuban anomali Talang dan di luar anomali . Kelompok anomali G.
diperkirakan disebabkan oleh sesar Talang secara umum menunjukkan tiga lapisan
merencong yang diremajakan kembali tahanan jenis: lapisan pertama adalah lapisan
sekitar akhir tersier(?) dengan arah resistif dengan nilai tahanan jenis > 1000 Ωm dan
timurlaut-baratdaya. ketebalan berkisar antara 50 – 200 m. Lapisan
resistif ini diinterpretasikan berkorelasi dengan
2.4.3. Geolistrik dan Head-on batuan vulkanik (piroklastik dan bongkah lava)
a. Peta tahanan jenis semu AB/2 = 500 yang masih segar. Lapisan kedua adalah lapisan
m konduktif dengan nilai tahanan jenis berdegradasi
Sebaran tahanan jenis semu dari 12 s.d. 30 Ωm, berarah baratlaut dengan
secara umum masih memiliki pola ketebalan berkisar antara 500 – 1000 m.
dimana nilai tahanan jenis relatif tinggi
di selatan dan merendah ke utara
(Gambar 7). Luas anomali Batu d. Struktur head-on
Berjanjang masih relatif sama namun Lapisan konduktif diinterpretasikan
nilai tahanan jenis di B-2900 lebih berkorelasi dengan batuan vulkanik terubah argilik
rendah yaitu 15 Ωm. Yang terlihat dan berfungsi sebagai batuan penudung bagi sistem
menonjol adalah kemunculan anomali panas G. Talang. Lapisan ketiga adalah basemen
rendah lainnya di tenggaranya dan tahanan jenis bernilai sekitar 60 Ωm dan
memiliki luas yang lebih lebar serta diinterpretasikan sebagai berkorelasi dengan batuan
konsetrik ke titik C-2000 di sekitar Air vulkanik yang terubah propilitik yang merupakan
Sirah - Kaladi. Nilai tahanan jenis batuan reservoar. Sementara kelompok kedua
terendah adalah 34 Ωm di C-2000. adalah kelompok di luar reservoar yang secara
Dengan mempertimbangkan bahwa umum memiliki struktur dua lapisan tahanan jenis
kedua anomali rendah ini berkaitan resistif: lapisan resisitif pertama bernilai >1000 Ωm
dengan proses hidrotermal yang sama dengan ketebalan sampai 250 m dan berkorelasi
dari G. Talang, maka kedua anomali ini dengan batuan piroklastik dan bongkah lava yang
dikelompokkan menjadi anomali G. masih segar, dan lapisan resistif kedua bernilai 150
Talang. Namun demikian, anomali G. – 200 Ωm yang berkorelasi dengan batuan
Talang ini masih belum terlihat piroklastik yang sedikit terubah/ terpengaruh oleh
kecenderungan meluas ke arah barat, fluida panas bumi.
yakni ke arah kompleks manifestasi Pengukuran head-on dilakukan pada
panas bumi G. Talang (di Buah Batuang Lintasan-X dengan panjang lintasan pengukuran
dan Gabuo). Anomali Cupak yang di 2000 m, jarak titik ukur 100 m, arah lintasan
utara, nilai tahanan jenis terendah di titik baratdaya – timurlaut. Hasilnya (Gambar 10)
A-10500 dan A-11000 masing-masing menunjukkan sebaran titik-titik potong tidak jelas
18 Ωm dan 20 Ωm. membentuk kelurusan-kelurusan yang mengarah
pada pola struktur tegas, namun cenderung
b. Peta tahanan jenis semu AB/2 = membatasi zona tahanan jenis semu rendah (< 30
1000 m Ωm) di sekitar mata air panas Batu Berjanjang.
Pola umum sebaran tahanan
jenisnya masih sama seperti pada peta

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-5
2.5 Model Tentatif Panas Bumi (Semangko) dan struktur kawah sebagai pusat
erupsi
Berdasarkan hasil penyelidikan terpadu
- Sesar normal Batu Berjanjang merupakan struktur
dapat dibuat suatu model tentatif sistem
yang mengontrol pemunculan mata air panas,
panas bumi di daerah G. Talang tersebut
dengan temperatur 40 - 55°C dan pH netral yang
(Gambar 11). Secara umum, model
diinterpretasikan sebagai ‘out flow’
tentatif ini memuat dua buah sistem
- Klasifikasi tipe air panas terdiri dari tipe air panas
panas bumi yaitu sistem panas bumi G.
sulfat asam, sulfat netral dan bikarbonat.
Talang dan sistem panas bumi Bukit Kili
- Pola lineasi gaya berat memperlihatkan pola
- Cupak.
struktur berarah baratlaut - tenggara
- Hasil magnet menunjukkan adanya kelurusan
a. Potensi Energi
anomali magnet yang berkorelasi dengan pola
Berdasarkan perhitungan suhu aliran sungai dan anak sungai atau alur yang
geotermometri T silika (SiO2) = 160°C terdapat di daerah penyelidikan yang diduga
dan geotermometri gas = 219°C, luas mencerminkan keberadaan sesar-sesar berarah
areal prospek (A) dari penyebaran baratlaut-tenggara dan hampir utara-selatan.
anomali tahanan jenis rendah kelompok - Anomali tahanan jenis semu mengindikasikan
2 adanya dua sistem panas bumi di daerah survei:
G.Talang sekitar 4 km dan kelompok
2 sistem G. Talang dan sistem Bt. Kili – Cupak
Cupak sekitar 9 km , dan dengan
- Luas prospek sistem G. Talang diperkirakan dari
formula :
luas tahanan jenis rendah sekitar 4 km2, dan 8
Q = 0.2317 x A x (Tag – Tcut-off), km2, untuk daerah Talang, dan Cupak dengan
potensi berkisar antara 36 – 37 MWe, dan 81 –
maka estimasi potensi energi pada 83 MWe.
kelompok G.Talang berkisar antara 36 –
37 MWe, dan kelompok Cupak didapat DAFTAR PUSTAKA
potensi energi sebesar 81 – 83 Mwe yang
cukup besar bila dikembangkan sebagai Fournier, R.O., 1981, “Application of Water
energi pembangkit listrik, dan dapat Geochemistry Geothermal Exploration and
dimanfaatkan secara langsung (‘direct reservoir Engineering, Geothermal System:
used’) guna sterilisasi lahan pertanian Principles and Case Histories”. New York: John
dan pengeringan hasil Willey & Sons
pertanian/perkebunan. Giggenbach, W.F. 1988. “Geothermal Solute
Equilibria Deviation of Na-K-Mg-Ca, Geo-
3. KESIMPULAN
Indicators. Geochemica Acta No. 52. pp.2749 –
- Terdapat dua daerah prospek panas 2765
bumi, yaitu; daerah prospek panas Nikmatul Akbar dkk., 1972, “Inventarisasi
bumi G. Talang dan daerah prospek Kenampakan Gejala Panas Bumi di Gunung
Bk. Kili Talang, Sumatera Barat”, Direktorat Vulkanologi
- Struktur yang berkembang di daerah Silitonga dkk., 1995, “Peta Geologi Lembar Solok,
penyelidikan umumnya berjenis sesar Skala 1:250.000”, Pusat Penelitian dan
normal yang berarah baratlaut – Pengembangan Geologi, Bandung
tenggara yang merupakan bagian Telford, W.D et. al. 1982. “Applied Geophysics.”,
dalam sistem sesar besar Sumatera Cambridge: Cambridge Universty Press.

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-6
Gambar 1: Peta lokasi daerah penyelidikan.

Gambar 2. Peta geologi daerah penyelidikan panas bumi G. Talang, Kab. Solok,
Sumatera Barat
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-7
Cl

M
at
80

ur
e
w
rs

at
te

er
60

wa

s
ic
an

40
lc

Ph
Vo

er
ip
he
ra
20

l w
at
er
s
S tea m h ea te d w ate rs
SO 20 40 60 80 HCO
4 3

Gambar 3.: Diagram segi tiga air panas Cl – HCO3 – SO4, daerah panas bumi G. Talang

N a /1 0 0 0

80

% Na K

60 F u ll e q u ilib riu m
160°
T Kn 10
° 0°
0
T Km 22

40
x

P a rtia l e q u ilib riu m


bo
r
ei
w

20
Im m a tu re w a te rs
ROCK

K /1 0 0 20 40 60 % Mg 80 Mg

Gambar 4.: Diagram segi tiga kandungan relatif Na-K-Mg, daerah panas bumi G. Talang

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-8
Gambar 5. Peta anomali magnetik total, daerah panas bumi G. Talang, Kab. Solok, Sumatera Barat

Gambar 6. Peta anomali Bouguer densitas 2,61 g/cm3, daerah panas bumi G. Talang, Kab. Solok, Sumatera Barat

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-9
Gambar 7. Peta tahanan jenis semu AB/2 = 500 m, daerah panas bumi G. Talang, Kab. Solok,
Sumatera Barat

Gambar 8. Peta tahanan jenis semu AB/2 = 1000 m, daerah panas bumi G. Talang, Kab. Solok,
Sumatera Barat

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-10
Gambar 9. Struktur tahanan jenis Lintasan B, daerah panas bumi G. Talang, Kab. Solok,
Sumatera Barat

Gambar 10. Penampang tahanan jenis semu dan struktur Head-on, Lintasan X, daerah panas bumi G. Talang,
Kab. Solok, Sumatera Barat

Gambar 11. Model tentatif panas bumi daerah G. Talang, Kab. Solok, Sumatera Barat

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-11
Tabel 1.: Geotermometer mineral batuan ubahan.

TEMPERATUR (°C)
MINERAL 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
Opal
Na-alunite
Halloysite
Kaolinite
Gypsum
Illite
Montmorillonite

Tabel 2.: Hasil analisis air panas dan air dingin di daerah panas bumi G. Talang, Kab. Solok
KodeConto APGA APBBT APBB APSJ APPD APSS APGR APBKK ADDB ADST ADSJ
X (m) 687974 688780 689138 687014 685105 684627 684890 684241 690969 690884 685450
Y (m) 9893190 9893416 9894855 9898573 9901498 9902526 9902005 9906037 9888957 9892615 9898150
Elevasi (m) 1790 1400 1348 862 614 532 575 433 1470 1392 862
T(oC) 95.0 47.8 56.8 43.1 55.5 39.6 53.7 50.0 23.1 19.0 27.0
PH 2.22 8.26 8.18 8.20 8.58 8.52 8.57 8.62 7.60 7.66 8.11
EC 4770 795 323 400 1214 1035 1184 1331 69 51 341
( S/cm)
SiO2(mg/L) 327.81 142.88 154.24 120.37 157.55 131.5 159.97 152.27 3.37 64.58 91.17
Al 36.64 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Fe 20.11 0.97 0.03 0.04 0.22 0.03 0.28 1.24 0 0.01 0.03
Ca 134.4 78.72 34.56 40.32 72 67.2 80 96.5 6.5 6.72 32.64
Mg 46.08 32.26 11.52 17.28 43.2 37.44 28.8 54.72 3.46 0.46 16.13
Na 68.06 56.13 27.49 35.4 176 160 160 190 5.71 5.63 24.84
K 2.22 11.67 6.1 6.51 33.75 29.74 32.94 37.8 2 2.44 5.82
Li 0.05 0.08 0.04 0.06 0.31 0.27 0.3 0.49 0 0 0
As 0 0 0 0 0.1 0 0.2 0.1 0 0 0
NH4 7.99 0.67 0.67 0.77 1.3 2.14 0.74 1.58 0.19 0.19 0.65
B 5.04 0.83 0.36 0.43 2.34 2.27 2.12 3.17 0.07 0.25 0.36
F 4 1 0.5 1 1 1 1 0.5 0 0.5 0.5
Cl 10 32.66 10 16.33 106.5 71 97.98 198 2 3 20
SO4 1597 273.00 65.92 50.00 190.00 191.00 85.00 243.08 0 0 74.16
HCO3 0 132.13 141.4 215 383.63 373.2 463.6 417.24 51.88 34.59 120
CO3 0 11.4 0 0 63.84 50.16 34.2 27.36 0 0 0
meq cat 19.18 9.46 4.08 5.22 15.85 14.36 14.31 18.84 0.92 0.69 4.24
meq an. 33.76 9.21 4.00 5.08 15.43 13.82 13.32 18.42 0.91 0.68 4.10
IB -27.55 1.38 1.05 1.33 1.35 1.90 3.56 1.14 0.91 1.09 1.69
Keterangan: Gabuo Atas (APGA), Air Panas Buah Batuang (APBBT), Air Panas Batu Bajanjang
(APBB), Air Panas Sungai Jernih (APSJ), Air Panas Padang Damar (APPD), Air Panas Sonsang
(APSS), Air Panas Garara (APGR), Air Panas Bukit Kili Kecil (APBKK), Air Dingin Danau Dibawah
(ADDB), Air Dingin Selayo Tanang (ADST), dan Air Dingin Sungai Jernih (ADSJ).

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
32-12

S-ar putea să vă placă și