Sunteți pe pagina 1din 12

ANALISIS PELAKSANAAN MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN

TINGGI

Hastangka, Danang Prasetyo 1,


1
MKWU PPKn STIPRAM Ambarrukmo Yogyakarta
hastangka@gmail.com, danang.ppsuny@gmail.com

Abstract
This study aims to determine (1) the policy of implementing the Pancasila Education course in Higher
Education, (2) the Pancasila Education teaching material, (3) the supporting resources of the Pancasila
Education course, (4) The solution to the implementation of the Pancasila Education course. The study
and analysis of Pancasila education in Higher Education is done by emphasizing on three important
aspects that have not been much of concern to researchers, observers, and educators. First, the policy
aspects related to Pancasila education in Higher Education which undergo various phases of change
both through legislative policies, ministerial regulations, and institutional policies carried out by
Universities in Indonesia. Second, the teaching material or material aspects used by the lecturers of
Pancasila Education courses. Third, aspects of teaching resources or lecturers who teach Pancasila
Education courses. The approach taken in this study emphasizes the approach to library research. The
method of collecting data is obtained through an inventory of data or documents, then examines data
or documents in the form of product policies, legislation, books, scientific journals, newspaper articles,
and documents relating to the topic of this study. The results of this study indicate that (1) the
Pancasila Education policy in Higher Education must be strengthened again by strengthening the
teaching capacity of Pancasila education, and monitoring the consistency of policies applied in each
tertiary institution is carried out regularly, (2) standardizing teaching material materials nationally
because At present there are many cases of misunderstanding and interpretation of the Pancasila, (3)
there needs to be special rules or standardization relating to the recruitment of lecturers of Pancasila
Education courses in Higher Education.

Keywords: policy, pancasila education, higher education

I. PENDAHULUAN Kewarganegaraan di sejumlah Perguruan


Kebijakan tentang pendidikan Tinggi seperti di Yogyakarta antara lain
Pancasila di Perguruan Tinggi pada era UKDW dan UMBY.
pasca reformasi menarik untuk dikaji dan Pada aspek kelembagaan di
ditinjau ulang. Berbagai problematika Perguruan Tinggi, Pengelolaan mata
dan dinamika tentang kebijakan kuliah Pendidikan Pancasila yang
pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi tergabung dalam Mata Kuliah Umum
menunjukkan bahwa Pendidikan (MKU) atau Mata Kuliah Wajib Umum
Pancasila masih dijalankan setengah hati (MKWU) tidak diberikan tempat
oleh pemerintah dan perguruan tinggi sebagaimana mestinya seperti unit
pada era pasca reformasi. Misalnya, khusus yang memiliki nomenklatur yang
Pendidikan Pancasila yang ditawarkan di jelas, begitu juga dosen pendidikan
Perguruan Tinggi masih menimbulkan Pancasila tidak diberikan status terkait
pro dan kontra di kalangan akademisi dengan jenjang karir dan homebase yang
seperti penyelenggaraan mata kuliah memiliki kekuatan untuk melaksanakan
Pendidikan Pancasila yang digabung dan menyelenggarakan kegiatan Tri
dengan Kewarganegaraan yang menjadi Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan dosen yang memiliki homebase di prodi.

Page 1
Pada aspek kebijakan negara Sampai sejauh ini belum banyak
menunjukkan Pendidikan Pancasila tidak kajian yang secara komprehensif
pernah masuk dalam upaya menjadi membahas tentang evaluasi atau analisis
dasar dan pedoman wajib bagi para kebijakan pendidikan Pancasila di
aparatur sipil negara untuk menjalankan Perguruan Tinggi pada era pasca
prinsip-prinsip bernegara. reformasi. Studi yang dilakukan oleh
Padahal peran matakuliah Gustin dan Suharno lebih memfokuskan
Pendidikan Pancasila sangatlah penting tentang evaluasi pembelajaran
dalam menghidupkan nilai-nilai pendidikan Pancasila dan
Pancasila. Hasil penelitian Tri Endang kewarganegaraan di sekolah menengah
(2015: 14-17) pernah meneliti terhadap pertama (SMP). Ruang lingkup kajian
250 responden tentang pentingnya Gustin dan Suharno memfokuskan pada
matakuliah ini, hasilnya jumlah pemahaman siswa, pelaksanaan
mahasiswa yang berpendapat ‘tidak pembelajaran, penilaian hasil dan
penting’ sebanyak 14%, ‘kurang penting’ tindaklanjut, kendala-kendala yang
sebanyak 10,8 %, dan ‘sangat penting’ dihadapi dalam pembelajaran Pancasila
sebanyak 75,2 %. Selain itu terdapat (Gustin dan Suharno, 2015).
pertanyaan tentang perbandingan antara Euforia reformasi dan
mata kuliah Pancasila dengan mata demokratisasi telah membawa
kuliah yang lain, yang berpendapat ‘di perubahan dan arus politik nasional dan
bawah derajat mata kuliah lain’ sebanyak pendidikan ke arah pendidikan liberal
16,4%, ‘sederajat dengan mata kuliah dan kapital. Eforia reformasi dan
lain’ sebanyak 18,4%, dan ‘di atas derajat demokratisasi yang dibawa pada masa
mata kuliah lain’ sebanyak 65,2%. Selain reformasi awal tahun 1998/1999
ini, hasil penelitian tersebut mengungkap membawa dampak pada persepsi dan
‘ada’ penurunan wawasan terhadap konsepsi tentang pendidikan Pancasila
Pancasila sebanyak 69,6% dan ‘tidak ada’ yang telah diletakkan sejak tahun 1978
sebanyak 30,4%. dalam bentuk Ketetapan MPR RI Nomor
Pentingnya mata kuliah ini juga II/MPR/1978 tentang Pedoman
didasarkan pada hasil survei bahwa Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
sbanyak 89 persen masyarakat juga (Ekaprasetya Pancakarsa) dan mulai
berpandangan bahwa berbagai masuk di lembaga pendidikan melalui
permasalahan bangsa seperti tawuran, kurikulum 1984 yang dikenal sebagai
konflik antara kelompok masyarakat dan mata pelajaran Pendidikan Moral
sebagainya terjadi karena kurangnya Pancasila (PMP) telah mereduksi
pemahaman dan pengamalan Pancasila pemahaman dan pemaknaan akan
dalam kehidupan sehari-hari. Demikian hakikat Pancasila yang sebenarnya.Pasca
hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) reformasi menjadi cikal bakal runtuhnya
pada 2011 terhadap 12.056 responden di pemahaman Pancasila di kalangan
181 kabupaten dan kota, pada 33 generasi muda karena Pancasila
provinsi di seluruh Indonesia (Rahadian, dianggap tabu pada era paska reformasi.
2018).

Page 2
Kajian ini akan menganalisis dan istilah yang diperkenalkan ialah
kebijakan Pendidikan Pancasila di Pancasila dan P4. Istilah “Pendidikan
Perguruan Tinggi pada era pasca Pancasila” belum menjadi populer ketika
reformasi yang mengalami berbagai itu. Istilah Pendidikan Pancasila mulai
dinamika dan perubahan. Fokus dari diperkenalkan pada pertengahan tahun
kajian ini akan melihat tiga aspek 1990an atau tahun 1995an untuk tingkat
mendasar yaitu: pertama, aspek Perguruan Tinggi. Hal ini yang
kebijakan yang diterapkan. Kedua, aspek membedakan dengan tingkat sekolah
materi dan bahan ajar yang digunakan. dasar yang sudah diperkenalkan dengan
Ketiga, aspek sumber daya pengajar. istilah “Pendidikan Moral Pancasila
Pendidikan Pancasila sejak awal (PMP)” yang diajarkan mulai tingkat
diperkenalkan dianggap sebagai identik Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah
dari gagasan penguasa untuk Menengah Atas (SMA).
menundukkan warga negara supaya Dinamika dan perubahan
memiliki rasa kepatuhan dan loyalitas kebijakan pendidikan Pancasila menjadi
pada penguasa dan pemerintah. menarik untuk dikaji dan ditinjau ulang
Pandangan ini pernah muncul dari untuk melihat dasar-dasar filosofis dari
berbagai kajian sebelumnya dan lahirnya kebijakan pendidikan Pancasila
pembahasan terkait dengan cikal bakal yang diterapkan oleh pemerintah dan
dan awal mula gagasan pendidikan lembaga dari sebelum reformasi sampai
Pancasila diperkenalkan kepada pada pasca reformasi.
masyarakat. Berbagai diskusi kritis Kebijakan pendidikan Pancasila
tentang kehadiran pendidikan Pancasila yang hendak dianalisis dan dievaluasi
di institusi pendidikan mulai sering dalam kajian ini lebih memfokuskan pada
muncul dan nampak dibicarakan ketika kebijakan pendidikan Pancasila pada
jatuhnya rezim Soeharto pada tahun pasca reformasi. Mengapa terjadi
1998 dan diskusi di ruang akademik perubahan kebijakan terkait dengan
mulai terbuka lebar dalam upaya penerapan pendidikan Pancasila di
mengkritisi kebijakan pemerintah dan Perguruan Tinggi? Apa yang
penguasa (dalam hal ini pemerintahan menyebabkan terjadi perubahan
Soeharto) yang tidak sesuai dengan kebijakan?, apakah ada perubahan
konsepsi demokrasi dan HAM. materi/bahan ajar yang diterapkan dalam
Salah satu materi pembicaraan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
yang dikritisi oleh kalangan intelektual pada pasca reformasi? Seperti apa
dan akademisi kampus ialah persoalan perubahan yang terjadi? Bagaimana
seberapa penting dan perlunya tenaga pengajar pendidikan Pancasila di
pendidikan Pancasila harus ada dan wajib Perguruan Tinggi sejak pascareformasi?
diberikan kepada mahasiswa. Pada waktu Pasca reformasi merupakan
itu, materi yang diperkenalkan untuk momentum yang penting dalam proses
tingkat perguruan tinggi ialah Pedoman transisi dan perubahan sosial dan politik
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila di Indonesia. Pasca reformasi menjadi
(P-4). Pada awal tahun 1980an, materi titik tolak bagaimana perubahan sosial

Page 3
dan politik berdampak secara sistematis inventarisasi data atau dokumen,
pada cara pandang dan pemahaman kemudian meneliti data atau dokumen
masyarakat tentang negara dan berupa produk kebijakan seperti Undang
bangsanya. Kata kunci penting pada era Undang, Peraturan Menteri, Buku Bahan
pasca reformasi ialah: pertama, jatuhnya Ajar Mata Kuliah Pancasila, buku, jurnal
rezim otoriter Soeharto yang telah ilmiah, artikel koran, dan dokumen yang
memimpin negara Indonesia selama 32 berkaitan dengan topik kajian ini.
tahun. Kedua, era demokratisasi bagi
masyarakat yang ditandai dengan III. TEMUAN PENELITIAN DAN
keterbukaan, kebebasan menyampaikan PEMBAHASAN
aspirasi dan pendapat. Ketiga, a. Kebijakan Pendidikan Pancasila
menguatnya peran masyarakat sipil di Kebijakan pendidikan Pancasila
berbagai bidang. pada era pasca reformasi mulai berubah
Kondisi sosial dan politik pada tahun 2003 melalui Undang-
Indonesia pasca reformasi yang telah Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
mengalami perubahan secara drastis dan Sistem Pendidikan Nasional yang sudah
dramatis membawa konsekuensi pada tidak lagi mencantumkan mata kuliah
perubahan struktur dan tatanan wajib yaitu Pancasila atau Pendidikan
pemerintah dari yang stabil menjadi tidak Pancasila pada jenjang pendidikan dasar
stabil. Wujud dari tatanan pemerintah sampai dengan Perguruan Tinggi.
yang tidak stabil ialah terjadi berbagai Dampak dari terbitnya Undang-Undang
perubahan struktur lembaga pemerintah Nomor 20 Tahun 2003 ini menjadikan
dan munculnya beberapa lembaga banyak Perguruan Tinggi di Indonesia
pemerintah yang baru seperti KPK, BNN, tidak lagi mengajarkan mata kuliah
KY, MK, Komisi Ombudsman, dan Pendidikan Pancasila atau Pancasila di
Komnas HAM. Selain itu, terjadi berbagai Perguruan Tinggi bahkan
perubahan kepemimpinan melalui sistem menggabungkan menjadi mata kuliah
demokrasi langsung seperti Presiden, Kewarganegaraan.
Gubernur, Walikota/Bupati. Dinamika dan Kebijakan pendidikan Pancasila
perubahan politik nasional telah pada tingkat nasional menunjukkan
membawa konsekuensi pada beberapa komitmen yang lemah pada filosofi dan
kebijakan yang dibuat mengalami sampai jati diri bangsa Indonesia tentang arti
pada perubahan kebijakan di bidang dan makna Pancasila sebagai bagian
pendidikan secara khusus kebijakan penting dalam proses pembentukan jati
pendidikan Pancasila pada tingkat diri dan kepribadian bangsa Indonesia.
Perguruan Tinggi. eforia reformasi menjadi titik tolak
penghapusan kebijakan pendidikan
II. METODE PENELITIAN Pancasila yang dihapuskan dari
Pendekatan yang dilakukan dalam kurikulum wajib nasional.
kajian ini menekankan pada pendekatan Pemahaman yang keliru tentang
kajian kepustakaan. Metode eksistensi pendidikan Pancasila dalam
pengumpulan data diperoleh melalui dunia pendidikan telah membawa

Page 4
konsekuensi penafsiran yang beragam terjadi sepanjang tahun 2003 sampai
tentang Pancasila dalam dunia tahun 2012. Negara dianggap lemah dan
pendidikan. Penafsiran dan pemahaman lalai akan dasar dan ideologi bangsanya.
yang beragam ini telah membawa arah Berbagai gerakan pentingnya penguatan
kebijakan pendidikan Pancasila menjadi nilai-nilai kebangsaan mulai muncul dan
berubah. Pertama, Pancasila dianggap berkembang kembali seiring dengan
milik rezim orde baru yang harus semakin meningkatnya persoalan
dihapuskan bersamaan dengan proses ideologis yang menguat di masyarakat.
reformasi dan demokratisasi. Kedua, Kondisi politik elit juga
Pancasila dianggap sebagai model menunjukkan dinamika yang tidak
penundukan warga negara oleh menentu. Berbagai persoalan konflik
penguasa supaya memiliki rasa antar partai politik semakin menguat
kepatuhan dan loyalitas pada penguasa. dengan berbagai perbedaan ideologis
ketiga, Pancasila dianggap sebagai yang ada. Pancasila tidak lagi menjadi
doktrin politik dan ideologis yang tidak acuan dan pedoman dalam berbangsa
relevan dengan jalan atau agenda dan bernegara. Berbagai desakan dari
reformasi, sehingga tidak perlu. masyarakat untuk kembali kepada
Dasar-dasar dan argumentasi Pancasila semakin menguat dengan
tentang keberadaan Pancasila pada adanya kampung Pancasila dan dusun
reformasi awal telah membawa Pancasila yang didirikan oleh warga
konsekuensi kebijakan politik tentang untuk kembali menegaskan dan
Pendidikan Pancasila dihapuskan melalui mengingatkan pentingnya Pancasila
proses legislasi yang disebut Undang- dalam kehidupan berbangsa dan
Undang. Dasar kebijakan ini kemudian bernegara harus berlandaskan pada
diikuti oleh banyak perguruan tinggi Pancasila sebagai falsafah negara. pada
yang tidak lagi mengikuti kebijakan level akademik, muncul gerakan
sebelumnya tentang arti dan makna intelektual untuk kembali pada Pancasila
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dengan mengadakan berbagai macam
dan bernegara. Pasca ‘menganak tirikan’ Kongres Pancasila sejak 2009 sampai
Pendidikan Pancasila di dunia pendidikan sekarang yang diinisasi oleh para
khususnya di Perguruan Tinggi, muncul intelektual Pancasila yang berpusat di
berbagai gejolak ideologis dan sosial Universitas Gadjah Mada.
yang berkembang di masyarakat dan Berbagai desakan dan dorongan
kalangan elit. Gejolak yang terjadi di level untuk kembali pada Pancasila telah
masyarakat ialah berbagai macam membawa proses kebijakan pemerintah
ideologi baru mulai tumbuh dan mulai membuat rumusan untuk
berkembang, mulai dari gerakan memasukkan kembali Pancasila ke dalam
radikalisme berbasis agama, sosial, kurikulum wajib nasional di Perguruan
politik, dan etnis berkembang. Terorisme Tinggi melalui terbitnya Surat Keputusan
mulai memasuki ranah sosial dan politik. Dirjen Dikti Nomor 43 /Dikti/2006
Konflik sosial dan komunal karena tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata
perbedaan ideologis semakin terus Kuliah Pengembangan Kepribadian di

Page 5
Perguruan Tinggi dan Undang-Undang yang mencantumkan Pancasila, UUD
Nomor 12 Tahun 2012 tentang 1945, Negara Kesatuan Republik
Pendidikan Tinggi. Kebijakan ini menjadi Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika
babak baru dari perubahan dan sebagai pilar. Hal ini menjadi persoalan
perkembangan tentang hadirnya kembali penyesatan dan penyimpangan materi
pendidikan Pancasila di Perguruan ajar Pancasila di Perguruan Tinggi. Para
Tinggi. Namun, kebijakan pemerintah ini pengajar yang tidak kritis terjebak
tidak serta merta diikuti dan dipatuhi menggunakan istilah tersebut sebagai
oleh Perguruan Tinggi di Indonesia untuk bahan ajar di kelas, akibatnya para
melaksanakan dan mengajarkan mata mahasiswa menjadi tidak paham tentang
kuliah Pancasila atau Pendidikan Pancasila. Istilah 4 pilar pertama kali
Pancasila di Perguruan Tinggi. diperkenalkan dan disosialisasikan oleh
b. Materi Perkuliahan MPR RI sejak akhir tahun 2009 oleh MPR
Materi bahan ajar Pendidikan RI. Istilah ini menjadi polemik karena
Pancasila di Perguruan Tinggi sejak pasca melakukan pilarisasi terhadap Pancasila,
reformasi mengalami berbagai UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal
perubahan dan inkonsisten. Terkait Ika. Meskipun istilah ini sudah dibatalkan
masalah konten perkuliahan, adalah oleh Mahkamah Konstitusi melalui
disebabkan terdapat keragaman putusan Nomor 100/PUU-XI/2013 bahwa
pandangan dari para dosen terhadap frasa empat pilar berbangsa dan
materi yang harus menjadi fokus bernegara bertentangan dengan
perkuliahan. Perbedaan sudut pandang Undang-Undang Dasar Negara Republik
tersebut disebabkan oleh perbedaan Indonesia tahun 1945 dan tidak memiliki
paradigma berpikir para dosen kekuatan hukum yang mengikat.
pengampu mata kuliah tersebut yang Bahan ajar yang diberikan kepada
bersifat multientry, terutama ditinjau dari mahasiswa pada era pasca reformasi
segi latar belakang akademiknya secara umum mengacu pada dua sumber
Materi Pendidikan Pancasila yang utama yaitu pertama, sumber dari tulisan
diterbitkan oleh para penulis Pancasila para akademisi yang memiliki minat di
dan akademisi dikembangkan melalui bidang Pancasila. Kedua, sumber buku
dua jalur. Jalur pertama, mengacu pada yang diterbitkan dari Kemenristek DIKTI.
materi pendidikan Pancasila atau Sumber kedua ini dapat dikatakan
Pancasila yang telah ditulis oleh sebagai sumber belajar yang diterbitkan
pendahulu sebelumnya seperti Soekarno, oleh pemerintah. Materi Pendidikan
Notonagoro, Soediman Kartohadiprodjo, Pancasila dilihat sebagai materi
Abdul Kadir Besar, BP-7, dan pendidikan Pancasila versi pemerintah.
Laboratorium Pancasila. Jalur kedua, Adapun isi materi ajar yang diterbitkan
materi pendidikan Pancasila sudah mulai oleh pemerintah tahun 2016 secara
berkembang disesuaikan dengan konteks struktural dan konseptual terdiri atas 7
kebijakan politik yang dimiliki oleh (tujuh) Bab. Pada Bab I berisi pengantar
pemerintah khususnya pada tahun 2009 Pendidikan Pancasila yang menguraikan
dengan muncul istilah 4 pilar kebangsaan tentang konsep, alasan, urgensi, dan

Page 6
sumber-sumber pendidikan Pancasila, Filsafat, Filsafat Pancasila sebagai
serta dinamika dan tantangan pendidikan genetivus subjectivus dan genetivus
Pancasila. objectivus, menjelaskan landasan
Pada Bab II berisi Pancasila dalam ontologis, epistemologis, dan aksiologis
arus sejarah bangsa yang menguraikan filsafat Pancasila, menggali sumber-
tentang periodisasi perumusan sejarah sumber historis, sosiologis, dan politis
Pancasila, pentingnya mempelajari dan Pancasila sebagai sistem filsafat, serta
memahami Pancasila dalam kajian menjelaskan esensi dan urgensi Pancasila
sejarah bangsa Indonesia, menjelaskan sebagai sistem Filsafat.
posisi dan peran penting Pancasila dalam Pada Bab VI berisi Bagaimana
arus sejarah bangsa Indonesia, berbagai Pancasila menjadi Sistem Etika. Dalam
pengertian Pancasila sebagai identitas bab ini menguraikan tentang konsep dan
bangsa, kepribadian bangsa, pandangan urgensi Pancasila sebagai sistem etika,
hidup, jiwa bangsa, dan perjanjian luhur. alasan dan penjelasan Pancasila sebagai
Pada Bab III berisi pemahaman tentang sistem etika, menggali sumber historis,
bagaimana Pancasila menjadi dasar sosiologis, dan politis Pancasila sebagai
negara Republik Indonesia menguraikan sistem etika, menjelaskan dinamika dan
tentang konsep negara, tujuan negara, tantangan Pancasila sebagai sistem
dan urgensi dasar negara, alasan kajian etika,serta mendeskripsikan esensi dan
Pancasila sebagai dasar negara, menggali urgensi Pancasila sebagai sistem etika.
sumber historis, yuridis, sosiologis, dan Pada Bab VII berisi Mengapa
politis, membangun dinamika dan Pancasila menjadi dasar nilai
tantangan Pancasila, menjelaskan pengembangan ilmu. Bab ini
hubungan Pancasila dengan proklamasi menguraikan tentang konsep dan
kemerdekaan, hubungan Pancasila urgensi Pancasila sebagai dasar nilai
dengan UUD 1945, penjabaran Pancasila pengembagan ilmu, alasan diperlukan
dalam pasal-pasal UUD 1945, dan Pancasila sebagai dasar nilai
implementasi Pancasila dalam pengembangan ilmu, sumber historis,
perumusan kebijakan negara. sosiologis, dan politis Pancasila sebagai
Pada Bab IV berisi Mengapa dasar nilai pengembangan ilmu,
Pancasila menjadi ideologi negara. Bab dinamika dan tantangan Pancasila
ini menguraikan tentang konsep sebagai dasar nilai pengembangan ilmu,
Pancasila sebagai ideologi negara, alasan serta mendeskripsikan esensi dan urgensi
diperlukan kajian Pancasila sebagai Pancasila sebagai dasar nilai
ideologi negara, menggali sumber- pengembangan ilmu.
sumber historis, politis, yuridis, sosiologis Buku teks yang telah diterbitkan
Pancasila sebagai ideologi negara, oleh DIKTI sangat penting dan cukup
argumen dan dinamika Pancasila sebagai membantu dalam proses pengayaan
ideologi negara. Pada Bab V berisi bahan ajar pendidikan Pancasila di
Pancasila merupakan sistem Filsafat, Perguruan Tinggi meskipun buku ini
dalam bab ini diuraikan tentang konsep perlu diperkuat dengan konten terkait
dan urgensi Pancasila sebagai sistem dengan sejarah lambang negara

Page 7
Indonesia yang belum dibahas dalam berisi Sila Kemanusiaan Yang Adil dan
buku yang telah diterbitkan oleh Beradab membahas tentang unsur-unsur
pemerintah melalui Kemenristek DIKTI. hakikat manusia, penjelmaan hakikat
Sedangkan sumber bacaan manusia, pengertian adil dan beradab,
tentang Pancasila yang diterbitkan oleh kesesuaian sifat-sifat dan keadaan
para akademisi sejak pasca reformasi negara dengan hakikat manusia, dan
memiliki berbagai varian. Pada tahun kepribadian bangsa Indonesia yang
2009, Kaelan menulis buku berjudul terkandung dalam Pancasila, dan hakikat
Filsafat Pancasila Pandangan Hidup manusia sebagai dasar ontologis HAM.
Bangsa Indonesia terdiri atas 10 Bab. Bab VII Sila Persatuan Indonesia
Pada Bab I berisi Filsafat dan Pandangan menjelaskan tentang peranan persatuan
Hidup. Bab ini menjelaskan pengertian Indonesia, pelaksanaan persatuan
Pancasila sebagai Filsafat Hidup bangsa Indonesia, kesesuaian sifat-sifat dan
Indonesia, pengertian ilmu dan Filsafat, keadaan negara, hakikat negara
ciri-ciri berpikir secara kefilsafatan, filsafat persatuan yang integralistik. Bab VIII
Pancasila. Bab II berisi Fungsi dan berisi Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh
Kedudukan Pancasila, bab ini Hikmat Kebijaksanaan dalam
menguraikan tentang Pancasila sebagai Permusyawaratan Perwakilan,
jati diri bangsa, Pancasila sebagai menjelaskan asas kerakyatan dalam
ideologi bangsa dan negara, Pancasila Negara Proklamasi, cita-cita kefilsafatan
sebagai dasar Filsafat Negara, dan yang terkandung dalam sila keempat,
Pancasila sebagai asas persatuan dan hakikat Sila Kerakyatan.
kesatuan bangsa Indonesia. Bab IX berisi Sila Keadilan Sosial
Bab III berisi Pancasila sebagai Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
suatu sistem Filsafat yang menguraikan menjelaskan cita-cita keadilan sosial,
tentang pengertian Pancasila sebagai cita-cita kemanusiaan yang terkandung
suatu sistem, kesatuan sila-sila Pancasila, dalam Sila kelima. Bab X berisi Aktualisasi
dasar ontologi, epistemologi, dan Pancasila yang menjelaskan tentang
aksiologi sila-sila Pancasila. Bab IV keharusan moral untuk
menjelaskan Pancasila sebagai sistem mengaktualisasikan Pancasila, aktualisasi
etika yang menjelaskan pengertian etika, Pancasila yang subjektif, ketaatan moral,
hubungan nilai, norma, dan fakta, nilai kesadaran untuk melaksanakan Pancasila,
dasar, nilai instrumental, nilai praksis, internalisasi Pancasila, dan implementasi
hubungan nilai, norma, dan moral, serta nilai-nilai Pancasila, dan aktualisasi
nilai etika yang terkandung dalam Pancasila secara objektif.
Pancasila. Bab V berisi Sila Ketuhanan Pada tahun 2010, Noor Ms Bakry
Yang Maha Esa yang menjelaskan menulis buku berjudul Pendidikan
tentang kesesuaian negara dan hakikat Pancasila. Buku ini terdiri atas 9 bab. Bab
nilai yang berasal dari Tuhan, dasar I membahas tentang Landasan dan
ontologis sila Ketuhanan, realisasi nilai- pengetahuan Pancasila. Bab II membahas
nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, perumusan dan pemantapan Pancasila.
hubungan negara dan agama. Bab VI Bab III membahas Pancasila dasar filsafat

Page 8
negara. Bab IV membahas Integralistik karena itu, pemerintah perlu untuk
bangsa dan negara. Bab V membahas menerbitkan buku-buku Pancasila yang
Filsafat dan Ideologi Pancasila. Bab VI dapat menjadi acuan bersama di semua
membahas Pembukaan Undang-Undang Perguruan Tinggi di Indonesia.
Dasar 1945. Bab VII membahas isi materi Sedangkan buku dari akademisi dapat
Undang-Undang Dasar Negara Republik membantu dalam memperkuat konten
Indonesia, Bab VIII membahas aktualisasi Pancasila.
nilai-nilai Pancasila. Bab IX membahas c. Sumber Daya Pengajar
Pancasila sebagai paradigma ilmu. Sumber daya pengajar Pancasila
Berdasarkan dari dua sumber sejak pasca reformasi belum mengalami
bacaan tentang Pancasila yang ditulis penyegaran yang signifikan
oleh dua akademisi Pancasila pascareformasi. Pada era Orde Baru
menunjukkan persamaan dan perbedaan. dibentu lembaga BP7 (Badan Pembinaan
Persamaan yang terlihat ialah kedua Pendidikan Pelaksanaan Pedoman
buku bacaan sebagai bahan ajar Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
Pancasila memiliki narasi yang hendak melalui Keputusan Presiden Nomor
disampaikan tentang pentingnya 10/1979 tentang BP7 yang bertugas
Pancasila dalam kehidupan berbangsa melaksanakan konsep P-4 atau
dan bernegara. Perbedaan yang Penataran P-4.
dimunculkan dari kedua sumber bacaan Lembaga iniilah yang menjadi
tersebut ialah Kaelan lebih menonjolkan ujung tombak tombak dalam mengkader
aspek tinjauan filsafat dan Bakry lebih para pendidik Pancasila. Namun, setelah
menekankan pada aspek tinjauan lembaga BP7 dibubarkan oleh
ketatanegaraan. pemerintah pasca reformasi, proses
Sedangkan buku yang diterbitkan kaderisasi menjadi macet dan terhenti
dari Kemenristek Dikti sebagai bentuk untuk melahirkan para pendidik Pancasila
pengembangan dari tulisan sebelum- yang sesuai dengan standar dan
sebelumnya terutama pada era pasca kompetensi yang diharapkan.
reformasi buku Pancasila yang disusun Terlebih lagi dalam liputan
oleh Kemenristek Dikti sebagai buku ajar Nicolas Manafe (2017) menuliskan
Pancasila di Perguruan Tinggi dapat penyataan Wiranto bahwa pembubaran
menjadi acuan dasar dalam BP7 dan P4 sebagai produk yang
mengembangkan bahan ajar dan merawat Pancasila tersebut, kini mulai
mengajarkan Pendidikan Pancasila dirasakan efeknya. Indonesia saat ini
kepada mahasiswa di Perguruan Tinggi. menghadapi kondisi yang
Dalam hal ini, buku dari pemerintah mengkhawatirkan dan ancaman nyata
menjadi penting supaya pemahaman dan terhadap ideologi negara. Apalagi, saat
pemaknaan tentang Pancasila yang ini Pancasila hanya diajarkan secara
mendasar di Perguruan Tinggi di sporadis, parsial, sehingga banyak yang
Indonesia sama, sedangkan aplikasi dan tidak memahami secara utuh ideologi
pengembangan dapat dilakukan di negara yang disepakati oleh pendiri
masing-masing Perguruan Tinggi. Oleh bangsa.

Page 9
Era pasca reformasi, banyak Universitas Gadjah Mada. Selain itu
kehilangan kader-kader pendidik pengampu yang relevan adalah Magister
Pancasila yang sesuai, sehingga pada Ilmu Sosial, meskipun harus dengan
pasca reformasi pendidikan Pancasila mengikuti program bimbingan teknis
hanya dilakukan kepada siapa saja yang dosen mata kuliah pancasila di
‘mau’ mengajar dan ‘bisa’ mengisi materi perguruan tinggi oleh direktorat jenderal
Pancasila. Meskipun bukan kepada orang sumber daya iptek dan pendidikan tinggi,
yang memiliki kompetensi dalam bidang kementerian riset, teknologi, dan
pengajaran Pancasila yang telah pendidikan tinggi.
dipersiapkan sebelumnya. Beberapa Output yang diharapkan dari
perguruan tinggi menggunakan dosen- kegiatan bimtek yakni meningkatnya
dosen yang bukan bidangnya tetapi penguasaan materi Pancasila dan
masih memiliki waktu jam mengajar meningkatnya kemampuan dosen
kurang kemudian diperbantukan menjadi pengampu Mata Kuliah Pancasila dalam
pengajar Pancasila di fakultas-fakultas mengembangkan materi serta
dan jurusan. Perguruan tinggi juga tidak mengaplikasikan metode perkuliahan
mau merekrut dan melakukan pendataan (Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek
ulang terkait dosen pengajar yang sesuai dan Pendidikan Tinggi, 2018: 4).
bidangnya dalam mengajarkan Pancasila. Selain itu, kementrian perlu
Sumber daya pengajar yang terjadi di mendorong pengangkatan dosen tetap
Perguruan Tinggi hanya dimiliki apa MKWU sebagai pengampu mata kuliah
adanya. Pengajar Pancasila di Perguruan tersebut. Selanjutnya dosen tersebut
Tinggi setidaknya memiliki empat diberikan wadah khusus seperti unit kerja
standar kompetensi yang dimiliki yaitu MKWU di perguruan tinggi, meskipun
standar kualifikasi akademik, standar, secara administrasi dosen pengampu
standar kompetensi pedagogik, standar MKWU diberikan homebase pada
kompetensi sosial, dan standar Program Studi yang ada di Perguruan
kompetensi kepribadian. Tinggi tersebut.
Mestinya pengampu mata kuliah
Pendidikan Pancasila diampu oleh dosen IV. KESIMPULAN
yang memiliki konsentrasi keilmuan yang Kajian ini menyimpulkan
relevan. Seperti halnya Magister bahwa kebijakan Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila dan di Perguruan Tinggi pada era pasca
Kewarganegaraan (PPKn) yang saat ini reformasi masih menyisakan
prodi Magister tersebut dimiliki oleh
persoalan dari aspek keberlanjutan
Program Pascasarjana Universitas Negeri
kebijakan, pengawasan, dan
Yogyakarta, Sekolah Pascasarjana
monitoring pelaksanaan kebijakan di
Universitas Pendidikan Indonesia dan ...
Perguruan Tinggi juga dapat level perguruan tinggi. Kedua, materi
merekrut Magister Filsafat dengan atau bahan ajar pendidikan Pancasila
konsentrasi Filsafat Pancasila yang saat yang diterapkan oleh masing-masing
ini dimiliki oleh Fakultas Filsafat dosen terkadang mengalami

Page 10
paradoks dan tidak sesuai dengan Dirjen Belmawa Kemenristek
acuan dan pedoman pendidikan DIKTI.(2016). Buku Ajar Mata
Pancasila yang ideal. Ketiga, sumber Kuliah Wajib Umum Pendidikan

daya pengajar yang melakukan Pancasila. Jakarta: Dirjen Belmawa


Kemenristek DIKTI.
pengajaran dan pendidikan Pancasila
Gustin dan Suharno. (2015). Evaluasi
di Perguruan Tinggi hanya diambil
Pembelajaran Pendidikan
seadanya. Oleh karena itu, perlu
Pancasila Dan Kewarganegaraan
adanya kebijakan pendidikan Dengan Pendekatan
Pancasila yang mengarah pada Saintifik,Harmoni Sosial: Jurnal
konsistensi sampai pada level bawah Pendidikan IPS Volume 2, No 2,
dan pengguatan materi ajar Pancasila September 2015 (144-157).
yang selama ini terabaikan. http://journal.uny.ac.id/index.php/
hsjpi.
Kaelan. (2009). Filsafat Pancasila
REFERENSI Pandangan Hidup Bangsa
Ali, F.A., Alam, A.S., Wantu, S.M.(2017). Indonesia. Yogyakarta: Paradigma.
Studi Analisa Kebijakan Konsep, Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun
Teori, Aplikasi Sampel Teknik 197 tentang Badan Pembinaan
Analisa Kebijakan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman
Pemerintah.Bandung: Refika Penghayatan dan Pengamalan
Aditama. Pancasila.
Bakry, Ms.Noor.(2010). Pendidikan Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Pancasila. Yogyakarta: Pustaka Rakyat Republik Indonesia Nomor
Pelajar. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Dewi, Rahayu Kusuma.(2016). Studi Penghayatan dan Pengamalan
Analisis Kebijakan. Bandung: Pancasila (EKAPRASETIA
Pustaka Setia. PANCAKARSA).
Direktorat Jenderal Sumber Daya IPTEK Nicolas Manafe. 2017. Kata Wiranto,
dan Pendidikan Tinggi. 2018. Pembubaran BP7 dan P4 Sebagai
Panduan Bimbingan Teknis Dosen Perawat Pancasila Kini Mulai
Mata Kuliah Pancasila Dan/Atau Dirasakan Efeknya.
Mata Kuliah Kewarganegaraan Di http://wartakota.tribunnews.com/
Perguruan Tinggi. KEMENTERIAN 2017/05/06/kata-wiranto-
RISET, TEKNOLOGI, DAN pembubaran-bp7-dan-p4-
PENDIDIKAN TINGGI. sebagai-perawat-pancasila-kini-
http://sumberdaya.ristekdikti.go.i mulai-dirasakan-efeknya.
d/wp- Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
content/uploads/2018/03/Pandua 100/PUU-XI/2013 dalam perkara
n-Bimtek-Pendidikan-Pancasila- Pengujian Undang-Undang
dan-Kewarganegaraan-Tahun- Nomor 2 Tauhn 2011 tentang
2018-1.pdf Perubahan Atas Undang-Undang

Page 11
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tri Endang Sungkowo Putri. 2015.
Partai Politik terhadap Undang- Pentingnya Pendidikan Pancasila
Undang Dasar Negara Republik sebagai Materi Pembelajaran di
Indonesia. Perguruan Tinggi.
Rahadian Paramita. 2018. Pelestarian jurnal.stt.web.id/index.php/Teknik
Pancasila, dari BP-& hingga BPIP. /article/download/10/10.
https://beritagar.id/artikel/berita/ Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
pelestarian-pancasila-dari-bp-7- tentang Pendidikan Tinggi.
hingga-bpip. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43 tentang Sistem Pendidikan
/Dikti/2006 tentang Rambu- Nasional
rambu Pelaksanaan Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi

Page 12

S-ar putea să vă placă și