Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
Threshing rice paddy is an important part of the rice processing process. Because the threshing and
machining process used to eradicate rice grain is one of the important factors so that rice yields can
be maximally obtained by farmers. Therefore, there needs to be an effort and innovation that must be
made for the availability of an effective rice grain threshing machine. So that the rice grain threshing
process can be carried out more efficiently, so that it can achieve more optimal yields and reduce the
possibility of failing post-harvest rice yields. The DC motor in this tool uses as a cylinder drive which
is used as threshing paddy rice. In order for the dc motor to rotate when it detects the presence of rice
grain which is inserted in the mouth of the machine, Infra red sensors and photo diode are installed to
detect the absence of rice grain. Signals that are read by Infra Red and photo diodes are sent to the
Leonardo as the controller. This paper presents the design of the grain threshing device using
Arduino uno. The motor parameters that are controlled are on and off the DC motor. The results of
the preparation and testing showed that the rice grain threshing tool made was in accordance with
the plan.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris Tabel 1. Kehilangan hasil selama
dimana memiliki area pertanaian yang sangat penanganan pasca panen padi musim tanam
luas. Sebagian besar masyarakat Indonesia 1990/1991 di Sumatera Utara
sangat bergantung dengan padi, karena padi No Tahapan Pasca Kehilangan
merupakan sumber makanan pokok. Seiring Panen Hasil (%)
dengan pertamabahan populasi masyarakat
1 Panen 10,67
Indonesia dan perubahan cuaca sewaktu-
waktu, maka permintaan beras meningkat dan 2 Merontokan dan 4,56
kelangkaan mungkin bisa saja terjadi. Maka Membersikan
dibutuhkan juga efisiensi terhadap waktu dan 3 Pengeringan 0,72
tenaga untuk memproses pengolahan padi 4 Penyimpanan 0,20
sebagai bahan pangan. Mulai dari penyedian
5 Pengilingan 4,06
lahan, pemilihan bibit, peliharaan, pengolahan
pasca panen dan sebagainya hingga menjadi Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan
beras yang bermutu dan kualitas tinggi. Dati I SU, 1992.
Saipul (2005: 1) menerangkan “Kendala Menurut Adhi (2008: 10) “Sebelum proses
yang umum dialami petani adalah nilai pemanenan, dilakukan pengeringan sawah
kehilangan hasil semasa penanganan pasca selama 7-10 hari sebelum masa panen dengan
panen. Di Sumatera Utara pada musim tanam menggunakan sabit tajam untuk memotong
1990/1991 ternyata kehilangan hasil untuk pangkal batang, kemudian hasil panen di
komoditi padi mencapai 20,21% secara rinci simpan pada suatu wadah atau tempat yang
dapat dilihat pada tabel berikut.” dialasi”. Proses pemanenan dengan
menggunakan tenaga mesin akan menghemat
waktu, dengan alat Reaper binder pemanenan
1
JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional)
dapat dilakukan selama 15 jam untuk setiap pengendali utama, kemudian diproses menjadi
hektar, sedangkan dengan Reaper harvester data output untuk memberikan intruksi ke
pemanenan hanya dilakukan selama 6 jam rangkaian driver motor untuk proses
untuk 1 hektar sawah perontokan dan pembersihan, sensor indra red,
Menurut Yusda dkk dalam Ciranti Akriana buzzer, serta LCD sesuai dengan data input
(2010: 3) menjelaskan “Rendahnya penerapan yang diberikan.
teknologi budidaya terlihat dari besarnya
kesenjangan potensi antara produksi dari hasil STUDI PUSTAKA
penelitian dengan hasil di lapangan yang A. Perontok Gabah
diperoleh oleh petani”. Hal ini disebabkan 1. Gebot
karena pemahaman dan penguasaan penerapan Adalah kegiatan menghempaskan/
paket teknologi baru yang kurang dipahami memukulkan kumpulan batang gabah
oleh petani secara utuh sehingga penerapan padi pada kayu atau bambu hingga
teknologinya kurang efisien. gabah rontok dari tangkai padi.
Rahman (2016) Telah merancang alat Kegiatan ini adalah cara sederhana yang
perontok gabah padi semi mekanis portabel. banyak dilakukan oleh mayoritas petani
Alat tersebut dirancang pada tugas akhir di Indonesia. Kegiatan ini sangat
dengan judul “Rancang Bangun Dan Uji terkenal dan kaya akan aspek sosial
Teknis Alat Perontok Padi Semi Mekanis budaya ditingkat petani pedesaan dan
Portabel”. Dalam tugas akhir tersebut, alat merupakan suatu proses yang dilakukan
dirancang dengan menggunakan pedal injakan terus oleh kelompok tani.
untuk operator mengoperasikan alat tersebut. 2. Threster
Penggunaan pedal pada alat tersebut dirasa Thresher adalalah alat perontok
masih belum efisien karena operator harus gabah padi sederhana yang pada
menginjak pedal agar alat beroperasi. Gabah umumnya berbebentuk tabung silinder
yang dihasilkan juga belum bersih karena dan mempunyai pedal yang dikayuh
masih bercampur dengan kotoran dari proses oleh operator agar dapat bekerja.
perontokan.
Mubarok (2019) Telah merancang alat B. Sistem Kendali
Sistem kendali pada umumnya dapat
perontok gabah dalam tugas akhir yang
dibagi menjadi a.) sistem kendali terbuka
berjudul “Rancang Bangun Alat Perontok
Gabah Padi Berbasis Arduino Uno”. Dalam dimana outpunya tidak mempengaruhi nilai
tugas akhir tersebut, alat dirancang dengan input sama sekali dan b.) sistem kendali
menggunakan Arduino Uno sebagai pusat tertutup kebalikannya.
kendali alat. Proses kerja alat dirasa kurang
efisien karena menggunakan motor DC yang C. Motor DC
kecepatannya tidak diatur sesuai dengan gabah Motor DC pada tugas akhir ini
yang akan dirontokkan. digunakan sebagai penggerak silinder
perontok agar dapat merontokkan gabah
Melihat kondisi tersebut, pada Tugas akhir yang masuk pada mesin. Motor DC yang
ini penulis akan merancang sebuah alat digunakan bekerja pada tegangan 24 V
perontok dan pembersih gabah padi yang dengan kecepatan maksimal 2750 rpm dan
dapat mengurangi biaya operasional, arus maksimal sebesar 19.2 A.
menghemat waktu, tepat guna dan mudah
dalam mobilitasnya tetapi memiliki kapasitas
dan efektifitas yang besar. Alat tersebut akan
dirancang tanpa menggunakan pedal dalam
proses perontokan. Penggunaan motor
berbahan bakar bensin akan diganti dengan
motor listrik DC. Sistem pengontrolan alat
dirancang dengan menggunakan ATmega
8535 yang telah terprogram sebagai Gambar 1. Motor dc
2
JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional)
D. Rangkaian H-Bridge Mosfet G. Sensor Infra Merah
Digunakan sebagai pengatur kecepatan Sensor infra merah digunakan sebagai
motor dc dengan mengatur duty cycle pendeteksi batang padi, apabila ada batang
dengan pemanfaatan sinyal pwm dari padi yang terdeteksi maka motor dc akan
keluaran Atmegaa 8535. berputar untuk merontokkan padi tersebut
dari batangnya.
Motor DC
R6
1k
Q1 Q2
IRFP260N
R8
IRFP260N
2k2
I. Sensor Optocoupler
Sensor optocoupler adalah suatu chip
Gambar 3.Memori Program Dan Memori atau integrated circuit (IC) yang bekerja
Data Atmega 8535 berdasarkan cahaya dari phototransistor.
Sensor optocoupler pada tugas akhir ini
F. LCD (Liquid Cristal Display) digunakan sebagai penghitung kecepatan
Fungsi LCD pada tugas akhir ini adalah motor dc dalam satuan rpm
untuk menampilkan proses kerja alat dan
hasil pengukuran yang terbaca oleh sensor
arus, sensor tegangan dan sensor kecepatan.
3
JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional)
Sensor arus digunakan untuk mengukur Bahasa pemograman umumnya
arus pada alat. digunakan untuk pembuatan hardware
aplikasi, perancangan software, dan
pengisian software aplikasi yang sudah
dibuat kedalam mikrokontroler.
K. Sensor Tegangan
Sensor tegangan pada tugas akhir ini
berfungsi untuk mengukur tegangan
keluaran rangkaian utama yang digunakan
sebagai acuan bagi alat kontrol untuk
mengontrol lebar pulsa PWM.
1 3
TR1 VI VO +24V
GND
BR1
C1 C2
220uF 470uf
2
V1
VSINE
U2
7805
KBU4B
1 3
VI VO +5V
Trafo 5A
GND
C3 C4
220uf 470uf
2
N. Bahasa Pemograman
4
JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional)
25
18
25
18
40
15
20
BR1
apabila tombol OFF ditekan. Prinsip kerja alat C1 C2
220uF 470uf
2
5
JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional)
2. Rangkaian alat keseluruhan
6
JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional)
mengukur kontras, 6 pin kontrol dan 2 pin Tabel 6. Pengujian Sensor Arus
ground. Tegangan
No ACS712
ACS712
1 Aktif 5V
2 TidakAktif 0V
Gambar 18. Tampilan LCD Tanpa
Program
H. Pengujian Sensor Tegangan
Pengujian dengan membandingkan
tegangan yang terukur pada multimeter dan
membandingkan dengan tegangan yang
terbaca pada LCD
Gambar 19. Tampilan LCD Setelah
.
Diberi Program
Tabel 7. Pengujian Sensor Tegangan
Sensor Tegangan
E. Pengujian Sensor Infra Red No
Pengujian ini dilakukan untuk Tegangan
mengetahui tahanan resistansi dan tegangan 1 Aktif 25 V
output photodioda. Pengujian ini dilakukan
2 TidakAktif 0V
dengan cara menghalangi sinar infra merah
yang menyinari fototransistor.
Tabel 4. Hasil Pengujian Sensor Infra Merah I. Pengujian Sensor Optocoupler
No Vo saat tidak Vo saat terhalang Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui respon keluaran pada
terhalang optocoupler yang menggunakan IC
komparator LM324 dan phototransistor.
1 4,93 V 0,04 V Apabila phototransistor mendeteksi
cahaya, maka IC LM324 akan
2 4,93 V 0,04 V menghasilkan output high sedangkan
apabila phototransistor tidak
mendeteksicahaya maka IC LM324 akan
menghasilkan output low.
F. Pengujian Driver Motor DC
Pengujian dengan mengukur tegangan Tabel 8. Pengujian Sensor Optocoupler
pada PORTD4 dan PORTD5 pada Atmega
Noninvert Invertin
8535 pada saat logika high dan low No Kondisi Vo (V3)
ing (V2) g (V1)
Mendap
Tabel 5. Pengukuran Rangkaian Driver Motor
atkan 3,6Volt 1,2 Volt 4,5 Volt
Titik High Low Tegangan 1
cahaya
Pengukuran (1) (0) (Volt)
Tidak
MOSFET 4,2 0,02 24
mendap
2 atkan 3,6Volt 5Volt 1Volt
G. Pengujian Sensor Arus cahaya
Pengujian dengan membandingkan arus
yang terbaca pada LCD dengan arus yang J. Pengujian Kecepatan Motor DC
terukur pada multimeter, kemudian Pengujian untuk mengetahui kecepatan
mengukur tegangan output pada sensor motor dc dan kecepatan silinder perontok.
arus. Pengujian ini membandingkan kecepatan
yang terbaca pada LCD dengan kecepatan
yang terukur pada tachometer.
7
JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional)
Tabel 9. Hasil Pengkuran Motor DC
Set kecepatan Tegangan Kecepatan Kecepatan
Arus (I)
No motor (V) motor dc (n1) silinder (n2)
500 rpm 23,4 V 0,26 A 500 rpm 151 rpm
1
600 rpm 23,4 V 0,52 A 600 rpm 205 rpm
2
700 rpm 23,4 V 0,92 A 700 rpm 243 rpm
3
800 rpm 23,4 V 1,23 A 800 rpm 263 rpm
4
900 rpm 23,4 V 1,23 A 900 rpm 297 rpm
5
1000 rpm 23,6 V 2,32 A 1000 rpm 345 rpm
6
1100 rpm 23,6 V 3,24 A 1100 rpm 382 rpm
7
1200 rpm 23,6 V 3,30 A 1200 rpm 415 rpm
8
1300 rpm 23,9 V 3,40 A 1300 rpm 452 rpm
9
1400 rpm 23,9 V 3,45 A 1400 rpm 476 rpm
10
1500 rpm 23,9 V 3,53 A 1500 rpm 515 rpm
11
8
JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional)
DAFTAR PUSTAKA International Review of Electrical
Engineering, 5(6), 2836-2845.
[4]Ogata, Katsuhiko. 2002. Modern Control
[1]A. E Fitzgerald, Charles., Stephen., & Engineering. Edisi Keempat. Jakarta:
Djoko Achyanto. 1992. Mesin-mesin Penerbit Erlangga.
Listrik. Edisi Keempat. Jakarta: Panarbit [5]Setiawan, Iwan. 2006. Programmable
Erlangga. Logic Controller Dan Teknik Perancangan
[2]Andrianto. 2013. Mari Mengenal Bahasa Sistem Kontrol. Yogyakarta: Penerbit Andi
C. Bandung: Penerbit Informatika [6]Syahrul. 2012. Mikrokontroler AVR
Bandung. ATMega 8535. Bandung: Penerbit
[3]Masdi, H., Mariun, N., Bashi, S.M., & Indormatika Bandung.
mohamed, A. (2010). Voltage sag [7]Universitas Negeri Padang. 2011. Buku
compensation in dsitribution system due to Panduan Penulisan Tugas Akhir / Skripsi.
SLG fault using D-STATCOM. Padang: Penerbit Universitas Negeri
Padang.
9
JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional)