Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
MKK
Objektif :
Mempelajari penerapan K3 di Industri yang menguntungkan semua pihak dan berkelanjutan
Metoda :
Studi literatur: membuat 2 makalah
Studi kasus: membuat makalah tentang penerapan hal-hal yang dipelajari di manajemen K3
di suatu tempat.
Tindakan adalah tindakan pekerja dan pemilik yang teramati dan terukur, selanjutnya disingkat
menjadi tindakan. Sebelum K3 berarti semua tindakan sebelum adanya K3 dan seterusnya.
Tindakan ideal yang diinginkan adalah adanya tindakan K3 yang menghasilkan iklim sosial yang
positif yang meningkatkan produktifitas (rujuk ke objektif Occupational Health).
Belief adalan kepercayaan yang dibangun melalui experience yang merupakan faktor motivasi
pekerja/pemilik dalam melihat situasi dan bertindak (ber-reaksi) atas situasi tersebut. Belief tidak
bisa dilihat langsung melainkan harus melihat pola tersebut melalui kuesioner yang kemudian
diterjemahkan.
Tabel ini sangat penting karena merupakan titik awal untuk membangun business plan yang
merupakan tujuan utama dari kuliah ini.
Enhanced vision merupakan prosedur penterjemahan visi menjadi peta strategi. Titik berat
prosedur ini adalah memikirkan secara mendalam tentang arti dan practicality visi yang
diharapkan menghasilkan hal-hal yang bisa ditindaklanjuti secara kongkrit.
Penilaian
Alat Range nilai Maksimum
1. Tabel Hazard (TH) 0, 11 - 15 15
2. Tabel hubungan Hasil dengan Budaya (THB) 0, 10 - 12 12
3. Peta Strategi (PS) 0, 10 - 12 12
4. Program Kerja (PK) 0, 10 - 12 12
5. Peta Jalan (PJ) 0, 10 - 12 12
6. Prevention Balance Sheet (PBS) 0, 10 - 12 12
7. Tugas (3 kali) 0, 1 - 5 15
8. Presentasi 0, 6 - 10 10
TOTAL 100
Kategori nilai
Cukup Baik Sangat
Baik
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
10 11 12
11 12 13 14 15
Jadwal
Jumlah pertemuan 5 x dibagi menjadi:
Empat kali kuliah
Satu kali presentasi
Alur pemikiran
Analisa organisasi Sistem Manajemen Business Plan
- Sisi medis: hazard - Program K3 Program
- Sisi bisnis: perilaku - Program peningkatan K3 dan
peningkatan produktifitas yang
produktifitas berjalan beriringan
Instrumen
- Tabel Hazard (TH) - Peta strategi (PS) - Program Kerja (PK)
- Tabel Hasil vs - Prevention balance
Budaya (THB) sheet (PBS)
- Peta jalan (PJ)
Teori/Model
- Lingkaran - ISO 9001 (sistem) - Return on
Pembelajaran (LP) - Balance scorecard Prevention
- Lingkaran Aksi - Causal loop - Fiksasi fungsional
Reaksi (LAR) - Cynefin
- Systems Thinking - Atomic Habits
Management - Start With Why
- Misi, Visi, Nilai - Theory U
- Change
management vs
Change Leadership
- Burke-Litwin Model
of Organizational
Performance and
Change
Item pembelajaran
- Berpikir sistemik - Sistem dan strategi - Mekanisme dan
- Identifikasi perilaku - Strategi intervensi penghitungan
dan sifatnya perilaku benefit
- Budaya dan perilaku - Model intervensi - Identifikasi sumber
- Intervensi budaya benefit dan
dan perilaku realisasi benefit
KONSEP:
Pemahaman dasar manajemen melalui sebuah model
MODEL:
Model manajemen yang digunakan dalam kuliah adalah sebagai berikut:
Manager
Strategy
Structure
Systems
Culture
Organizational behaviour
Management Leadership
(Indirect influence) (direct influence)
Model ini mengatakan bahwa untuk mempengaruhi perilaku organisasi ada 2 cara yaitu langsung
melalui Leadership dan tidak langsung atau Management melalui sistem, struktur, strategi dan
budaya.
Definisi dari ke-empat paramater tersebut:
1. Strategy mean the goals of the organization and the ways in which it seeks to realize them
2. Structure mean the division and grouping of tasks, authorities and responsibilities, structure
determines the position of an relationship between members of the organization.
3. Systems mean the conditions and agreements relating to the manner in which processes
(information, communication and decision-making) and flows (cash and goods) proceed
4. Culture can be defined as the combined sum of the individual opinions, shared values and
norms of the members of the organization
Organizational behaviour (OB) atau perilaku organisasi (PO) menentukan hasil yang akan dicapai
organisasi tersebut.
Dari model ini ada beberapa point yang dapat digunakan sebagai premis untuk membangun
model organisasi dan bagaimana mempengaruhi perilaku organisasi yaitu:
1. Manajemen adalah mempengaruhi perilaku organisasi
2. Perilaku dapat dipengaruhi secara langsung dan tidak langsung
3. Mempengaruhi secara tidak langsung melalui strategy, structure, system dan culture
KONSEP:
Untuk dapat mempengaruhi perilaku organisasi sebagaimana disebutkan didalam model
manajemen maka perlu didefinisikan dan dipahami beberapa konsep sebagai berikut:
1. Organisasi
2. Perilaku organisasi
3. Paradigma
1. ORGANISASI:
Yang dimaksud dengan organisasi disini adalah suatu sistem socio-technology yang terbuka
yaitu yang dipengaruhi oleh lingkungannya dan terdiri dari sekelompok orang (sosial) yang
memanfaatkan/berinteraksi dengan teknologi. Yang dimaksud dengan menganalisa organisasi
disini adalah menganalisa perilaku organisasi.
2. PERILAKU ORGANISASI:
Yang dimaksud dengan perilaku organisasi atau organizational behaviour adalah
Organizational behavior (OB) or organisational behaviour is the: "study of human
behavior in organizational settings, the interface between human behavior and the
organization, and the organization itself".
Sumber: Wikipedia. Organizational Behaviour. 2019.
https://en.wikipedia.org/wiki/Organizational_behavior (Accessed 2019-10-06).
Yang dimaksud dengan perilaku organisasi pada kuliah ini di tahapan ini adalah seperti yang
disebutkan diatas dan perilaku sebuah organisasi itu sendiri akibat adanya suatu stimuli atau
aksi dari lingkungannya.
3. PARADIGMA:
Menurut KBBI pa·ra·dig·ma n 1 Ling daftar semua bentukan dari sebuah kata yang
memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut; 2 model dalam teori ilmu
pengetahuan; 3 kerangka berpikir
Sumber: Ebta Setiawan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KemDikBud (Pusat Bahasa).
2019. https://kbbi.web.id/paradigma (Accessed 2019-10-05).
Pada kuliah ini yang dimaksud dengan paradigma adalah mental model atau kerangka berpikir
seseorang dalam melihat dunia yang akan menentukan reaksi orang tersebut terhadap aksi
atau stimuli.
PENDEKATAN ANALISA:
Pendekatan analisa organisasi menggunakan paradigma atau kerangka berpikir systems thinking
atau berpikir secara sistemik. Rujukan berpikir secara sistemik adalah sebagai berikut:
1. Introduction to Systems Thinking https://thesystemsthinker.com/introduction-to-systems-
thinking/
2. Systems Thinking https://youtu.be/Miy9uQcwo3U
Dari video diatas ada beberapa point yang akan selalu digunakan dalam kuliah ini:
1. Alat berpikir sistemik adalah sintesis/sintesa
2. Sintesis adalah "trying to gain an understanding of an entity through the context of its relations
within the whole that it is a part of"
3. Premis sintesis adalah interconnectedness.
Dari rujukan artikel diatas systems thinking atau berpikir secara sistemik dikaitkan dengan mental
model yang didefinisikan sebagai "A mental model is a model that is constructed and simulated
within a conscious mind.".
Sumber: The Systems Thinker. What are mental models? 2018.
Leverage Networks, Inc. https://thesystemsthinker.com/what-are-mental-models/ (Accessed
2019-10-05).
Mental model adalah buah pemikiran sistemik dan merupakan abstraksi dari suatu sistem yang
sesungguhnya dan untuk dapat mengkonstruksi suatu mental model atau paradigma diperlukan
conscious mind atau dengan kata lain diperlukan kesadaran terlebih dulu baru kemudian terbentuk
paradigma.
MENTAL MODEL:
Salah satu konsep penting dalam berpikir sistemik adalah mental model yang didefinisikan sebagai
berikut:
1. A mental model is a model that is constructed and simulated within a conscious mind.
Sumber: The Systems Thinker. What are mental models? 2018.
Leverage Networks, Inc. https://thesystemsthinker.com/what-are-mental-models/ (Accessed
2019-10-05).
2. Mental models are the beliefs and assumptions we hold about how the world works.
Sumber: Kim, Daniel H. Introduction to Systems Thinking. 2018. Leverage Networks, Inc.
https://thesystemsthinker.com/introduction-to-systems-thinking/ (Accessed 2019-10-05).
Pendekatan ini mengikuti "Form follows consciousness" dengan kutipan sebagai berikut:
"You are probably familiar with the philosopher Rene Descartes's famous statement, "I think,
therefore I am." That's not where we start from the Theory U vantage point. From a U perspective
we would say, I attend (this way); therefore it emerges (that way). For example: the quality of my
listening co-shapes how the conversation unfolds. Or, speaking more generally, the quality of result
in any social system is a function of the consciousness from which people in that system operate.
Boiled down to three words, the idea can be expressed as form follows consciousness.
Sumber dari Scharmer, C Otto. Part I: A Framework for Seeing the Field, SubPart 2: Theory U-Form
Follows Consciousness, Paragraph 2. In The Essentials of Theory U : Core Principles and
Applications. Oakland, CA : Berret-Koehler Publishers, 2018.
KONSEP:
Memahami bagaimana perilaku organisasi memberikan hasil dengan mensintesis
model manajemen dan premis Theory U yaitu bentuk mengikuti kesadaran.
MODEL:
Manager
Strategy
Structure
Systems
Culture
Organizational behaviour
Management Leadership
(Indirect influence) (direct influence)
Contoh:
Kesadaran: akan safety, berperilaku: bekerja dengan aman, bentuk/hasil: tidak ada
kecelakaan kerja
KONSEP:
Memahami bagaimana paradigma terbentuk melalui cara bagaimana otak memproses info sensorik.
MODEL:
The Triune Brain: otak mempunya tiga lapisan
LAPISAN ISTILAH LETAK FUNGSI
1. R complex Reptil Brain stem dan cerebellum Automatic muscle movement
2. Limbic Paleomamm Amygdala, hypothalamus, Emotion, coordinate and refine
system al hippocampus movement
3. Cerebral Neomammal Cerebrum Voluntary movement, process
cortex sensory info
Sumber: Sweeney, Michael S. Brain Development: Evolution. In Brain the Complete Mind. 65 - 71.
Washington, D.C.: National Geographic Society. 2009.
PREMIS:
Info sensorik harus diproses oleh semua lapisan agar didapatkan gambaran yang utuh tentang
apapun yang diamati. Dan untuk memfasilitasi hal ini diperlukan hormon neurotransmitter
Dopamine.
MODEL:
Pemrosesan info sensorik secara utuh
Stimuli
(Aksi) Reaksi
Reptil
DOPAMINE
Paleomammal
Neomammal
KONSEP:
Memahami Aksi - Reaksi melalui sintesis The Triune Brain, Emotion dan Four Ways to Deal
with Problematic Situations
MODEL:
Bukan Ke proses
ancaman berikutnya
Paleomammal Pleasure atau Bukan Stop decoding - Mengerjakan dengan
bukan? Pleasure FORCE pengawasan
Ke proses
Pleasure berikutnya
Neomammal Pola terasosiasi Tidak Stop decoding - Mengerjakan dengan
dengan feeling terasosiasi ADAPT bimbingan
pleasure?
Terasosiasi Voluntary Mengerjakan atas inisiatif
movement - sendiri dan dengan
COLLABORATE sungguh2
Courtesy of Eka Satya Putra
Sumber:
1. Sweeney, Michael S. Brain Development: Evolution. In Brain the Complete Mind. 65 - 71.
Washington, D.C.: National Geographic Society. 2009.
2. Sweeney, Michael S. The Feeling Brain: Emotions. In Brain the Complete Mind. 206 - 213.
Washington, D.C.: National Geographic Society. 2009.
3. Kahane, Adam. Collaboration Is Not The Only Option. In Collaborating with the Enemy. 11 -
23. Oakland: Berret-Koehler Publishers, Inc. 2017.
Rujuk video musik Man in the Mirror dengan membaca lirik dibawah
They follow each other on the wind ya' know, 'Cause they got nowhere to go
That's why I want you to know, I'm starting with the man in the mirror
I'm asking him to change his ways, And no message could have been any clearer
If you want to make the world a better place, (If you want to make the world a better place)
Take a look at yourself, and then make a change, (Take a look at yourself, and then make a change)
(Na na na, na na na, na na, na nah), I've been a victim of a selfish kind of love
It's time that I realize, That there are some with no home, not a nickel to loan
Could it be really me, pretending that they're not alone?, A willow deeply scarred, somebody's broken heart
They follow the pattern of the wind ya' see, 'Cause they got no place to be
And no message could have been any clearer, If you want to make the world a better place
(If you want to make the world a better place), Take a look at yourself, and then make a change
(Take a look at yourself, and then make a change), I'm starting with the man in the mirror
(Change his ways, ooh!), And no message could have been any clearer
If you want to make the world a better place, Take a look at yourself and then make that
I'm starting with the man in the mirror, (Man in the mirror, oh yeah!)
No message could have been any clearer, (If you want to make the world a better place)
You can't close your, your mind!, (Then you close your, mind!)
That man, that man, that man, that man, With the man in the mirror
(Man in the mirror, oh yeah!), That man, that man, that man,
You know, that man, No message could have been any clearer
If you want to make the world a better place, (If you want to make the world a better place)
Take a look at yourself and then make the change, (Take a look at yourself and then make the change)
(Ooh), Oh no, no no
(Yeah! Make that change!), I've got to make that change, today!
Brother, Hoo!
Come on!
You know it!
You know it!
You know it!
You know it
(Change)
Make that change.
From <https://www.google.com/search?
q=man+in+the+mirror+lyric&oq=man+in+the+&aqs=chrome.4.69i57j69i65j69i60j69i61j0l2.7928j1j7
&sourceid=chrome&ie=UTF-8>
KONSEP:
Membuat model mekanisme Aksi - Reaksi dengan The Triune Brain dan form follows
consciousness sebagai premis. Model ini sebagai cermin untuk bercermin.
PREMIS:
Model The Triune Brain mengatakan ada 3 lapisan otak dan bila model ini di-sintesis dengan
3 aktifitas manusia dalam hidup maka didapatkan premis baru sebagai berikut:
- Doing (reptilian)
- Feeling (paleomammalia)
- Thinking (neomammalia)
Doing, feeling, thinking membentuk narasi hidup (paradigma) dengan esensi "what we are
and wish to be" (esensi "what we are and wish to be" adalah kesadaran).
"What we are and wish to be" membentuk suatu idaman yang bersifat:
- Subyektif
- Intrinsik
Narasi hidup (paradigma) = How ?
"What we are and wish to be = Why?
MODEL:
ISTILAH
1. kontemplasi/kon·tem·pla·si/ /kontémplasi/ n renungan dan sebagainya dengan kebulatan
pikiran atau perhatian penuh;
Sumber: Ebta Setiawan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KemDikBud (Pusat Bahasa).
2019. https://kbbi.web.id/kontemplasi (Accessed 2019-10-09).
2. "Mindfulness adalah momen kesadaran saat di mana kita berlatih membawa perhatian penuh
untuk apa pun yang kita lakukan pada saat itu,"
Sumber: Ariska Puspita Anggraini. Demi Kesehatan Mental, Mari Praktikkan Mindfulness di
Segala Rutinitas. Kompas. 2018-10-11.
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/11/070700820/demi-kesehatan-mental-mari-
praktikkan-mindfulness-di-segala-rutinitas?page=all (Accessed 2019-10-09)
ISTILAH:
3. Form follows consciousness
Sumber:
Scharmer, C. Otto. Theory U - Form Follows Consciousness. In The Essentials of Theory U:
Core Principles and Applications. 16 - 32. Oakland: Berret-Koehler Publishers, Inc. 2018.
KONSEP:
"For the big decisions in life, you need to reach a deeper region of consciousness. Making
decisions then becomes not so much about "deciding" as about letting an inner wisdom emerge.
We've been bamboozled into believing that cognition is rational-that our mind is a gigantic computer,
or a blackboard on which we can reach a decision by calculating pluses and minuses. Recent
research on cognition shows that our mind rarely make a strictly logical deductions. Instead, we rely
on patterns - and on feelings associated with those patterns.
Sumber:
Kahane, Adam. Closed Fist, Open Palm. In Solving Tough Problems. 107 - 112. San Fransisco:
Berret-Koehler Publishers, Inc. 2007.
PREMIS:
1. For the big decisions in life, you need to reach a deeper region of consciousness
Pernyataan ini saya artikan bahwa untuk mencari makna dalam hidup maka kita harus berada
dalam keadaan mindfulness dan mengartikulasikan makna hidup tersebut dalam sebuah misi,
nilai dan visi. MNV ini merupakan suatu idaman yang hendak dicapai dalam hidup.
KONSEP:
Lingkaran pembelajaran (LP) : adalah bayangan yang dihasilkan oleh The Mirror (LAR) sebagai
suatu umpan balik (feedback) untuk pembelajaran bagi yang bercermin
MODEL:
3 2 1
Rule
What we must and may do
Insight
What we know and understand
Principle
What we are and wish to be
Pembelajaran tingkat:
1. Mekanikal - Lingkaran Pembelajaran Pertama - Reformasi
2. Konseptual - Lingkaran Pembelajaran Kedua - Transformasi
3. Perpetual - Lingkaran Pembelajaran Ketiga - Mutasi
Sumber:
1. Kahane, Adam. Solving Tough Problems. San Fransisco: Berret-Koehler Publishers, Inc.
2007.
2. Swieringa, J. and Wierdsma, A. On Organizations. In Becoming a Learning Organization:
Beyond the Learning Curve, 10 - 18. Cambridge: University Press, 1994.
Paul_O_Neill_CEO_of_Alcoa_-_It_s_all_about_safety.m...
Bahan diskusi:
1. Dari paparan yang telah diberikan simpulkan bagaimana manusia melihat
dunianya dan bagaimana ber-reaksi terhadap dunia yang dilihatnya? Apa
sumber reaksi tersebut?
2. Kerangka kerja dasar konseptual apa yang digunakan oleh Paul O'Neill dan
bagaimana:
a. Menurunkan kerangka kerja dasar konseptual
b. Mempraktekkan kerangka kerja dasar konseptual
3. Apa hubungan kerangka kerja dasar dengan safety secara:
a. Intangible
b. Tangible (praktek)
Jelaskan dengan model/sintesis dan terminologi yang telah dipaparkan.
KONSEP:
Konsep besar analisa organisasi adalah menganalisa organisasi dari perilakunya (individu dan
kolektif) untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perilaku sebagai masukan sistem manajemen,
sebagaimana hazard dalam analisa safety, untuk dibuat model intervensinya sehingga program K3
dapat berjalan secara berkelanjutan dan membuahkan benefit.
Definisi perilaku dan bagaimana melakukan intervensi perilaku dengan model LP.
MODEL:
1 Perintah
2 Debat
3 Dialog
1. Perilaku didefinisikan sebagai gabungan ketiga hal tersebut (tindakan, asumsi dan konteks)
2. Perilaku
a. Pada tingkatan tindakan, bersifat mekanikal atau mekanistik atau otomatis berdasarkan
rule yang telah ditetapkan yang menyatakan apa yang benar dan apa yang salah untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan
b. Pada tingkatan asumsi, bersifat benar-salah berdasarkan insight
c. Pada tingkatan konteks, bersifat sebab-akibat berdasarkan prinsip
3. Bila tindakan tidak membuahkan hasil yang diinginkan maka intervensi berupa koreksi harus
dilakukan melalui:
a. Perintah, memastikan tindakan sesuai Rule
b. Bila sudah benar tapi hasil tidak sesuai maka koreksi harus dilakukan pada tingkatan
berikutnya (2)
4. Koreksi pada tingkatan 2 adalah dengan:
a. Debat, mengupdate atau merevisi insight untuk mendapatkan rule yang membuahkan
hasil yang diinginkan.
b. Bila insight sudah benar dan rule sudah relevan tapi hasil masih tidak sesuai maka
koreksi harus dilakukan pada tingkatan berikutnya (3)
5. Koreksi pada pada tingkatan 3 adalah dengan:
a. Dialog, merumuskan ulang konteks permasalahan berdasarkan suatu prinsip atau nilai
b. Atau meninjau ulang prinsip atau nilai tersebut untuk mendapatkan pemahaman
bersama yang lebih holistik dan komprehensif
KONSEP:
Setelah diketahui perilaku dan intervensinya maka perlu diturunkan sifat perilaku dari LAR. Dalam
model ini perilaku diasumsikan sebagai response atas stimuli atau aksi-reaksi berdasarkan idaman.
MODEL:
Subjektif-Intrinsik
PREMIS:
Berdasarkan LAR, proses pengolahan stimuli (aksi) menjadi response (reaksi) terbagi menjadi
3 sifat yaitu:
1. Objektif - ekstrinsik untuk hasil
2. Subjektif - ekstrinsik untuk reaksi
3. Subjektif - intrinsik untuk idaman
Koreksi perilaku yang dilakukan berdasarkan LAR diatas berhubungan dengan idaman yang
bersumber dari narasi hidup yang bersumber dari paradigma.
Tentunya untuk dapat melakukan koreksi terhadap idaman yang bersumber dari narasi
hidup maka harus dimulai dari adanya awareness terhadap keberadaan narasi hidup dan
paradigma. Dengan kata lain harus ada kesadaran akan adanya paradigma dan
bagaimana mengubah paradigma.
PENJELASAN:
Dari model ini terlihat bahwa hasil adalah akibat dari aksi-reaksi (perilaku) yang bersumber dari
idaman sehingga idaman harus di-intervensi untuk mendapatkan aksi-reaksi yang
menghasilkan hasil yang diinginkan.
Dengan demikian ada beberapa hal penting sebagai berikut:
1. Intervensi lebih baik dilakukan dari idaman atau sumber perilaku
2. Intervensi idaman harus bersifat subjektif intrinsik agar efektif atau dengan kata lain harus
mampu berempati.
KONSEP:
Menggabungkan LAR dan LP sebagai konsep/model dasar/generik untuk melakukan perubahan.
MODEL:
PREMIS:
1. Bila LP mendefinisikan langkah intervensi (perintah, debat dan dialog) maka LAR
mendefinisikan konten dari langkah intervensi tersebut.
2. Merubah paradigma dapat merubah konteks tapi merubah paradigma diperlukan kesadaran
dan kemauan (motivasi intrinsik) untuk merubah identitas diri.
3. Merubah perilaku dari identitas diri merupakan suatu perubahan yang berkelanjutan.
Merujuk kepada tujuan intervensi yaitu untuk mendapatkan perilaku (konteks, asumsi,
tindakan) yang berkesesuaian dengan suatu sebab akibat yang akan membawa kepada hasil
yang diinginkan.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan sebab perilaku adalah sesuatu yang harus dicari
sedangkan hal yang diinginkan adalah diketahui juga yaitu K3 yang menguntungkan bagi
semua pihak dan berkelanjutan.
(Bahan diskusi)
Bagaimana dengan perilaku?
Apa definisi perilaku dan bagaimana mengukurnya.
Telah kita ketahui dari LP bahwa perilaku adalah fungsi dari tindakan, asumsi, konteks atau perilaku
= f(tindakan(f(asumsi(f(konteks))))) sehingga pengukuran perilaku adalah gabungan dari
pengukuran ketiga hal tersebut.
Bagaimana mengukur tindakan, asumsi dan konteks?
Kembali ke LP
Indikator pengukuran
Pola
Pola Kejadian
hubungan
perilaku (Event)
1
Experience Belief
Merujuk kembali ke Roger Connors dan Tom Smith dalam bukunya Change the culture, change
the game, budaya didefinisikan sebagai Experience yang menghasilkan Belief yang berujung
kepada Tindakan dan baik dalam perilaku maupun budaya terdapat unsur tindakan dan suatu
tindakan dapat menandakan Perilaku (objektif dan rasional) ataupun Budaya (subjektif)
maka permasalahan dapat disederhanakan menjadi:
Mengidentifikasi tindakan yang memberikan hasil yang diinginkan dan menganalisa experience
dan belief sebagai pemicu tindakan dari sisi budaya dan konteks dan asumsi sebagai pemicu
tindakan dari sisi perilaku dan mensintesa hubungan sebab akibat untuk dapat diterapkan
disemua lini. Maka Y adalah hasil sebagai akibat dan X adalah tindakan sebagai sebab.
X=f(XB,XP) XP
Dengan demikian diperlukan Experience dan Konteks sebagai pemicu perubahan yang
dapat membawa kepada perubahan yang holistik dan komprehensif.
Experience dan Konteks tersebut adalah antara lain melalui change leadership dengan
instrumen visi bersama.
Bahan diskusi
Rujuk ke video change management dan change leadership
Rujuk kepada artikel Building your Company vision
Diskusikan:
Bagaimana (mekanisme) perubahan melalui change leadership
Mengapa visi bersama sangat penting
Apa yang disebut dengan visi bersama dan apa unsurnya
Apa fungsi visi bersama
Sebutkan hasil perpotongan tiga sumbu chart Y-XBE-XPR?
Dan merujuk ke tujuan yaitu intervensi adalah untuk mendapatkan perilaku (konteks, asumsi,
tindakan) yang berkesesuaian dengan suatu sebab akibat yang akan membawa kepada hasil yang
diinginkan.
Maka dari kedua hal diatas diperlukan suatu pendekatan analisa dan intervensi untuk mendapatkan
hasil yang diinginkan.
Tabel diatas diisi dengan keterangan kejadian atau event sebelum K3 yang mengindikasikan
adanya kekurangan dalam organisasi yang berhubungan dengan K3 dan proses bisnis dan
kejadian apa yang diinginkan sesudah K3.
KONSEP:
PENJELASAN:
Mengisi format THB dengan bantuan model tindakan sebagai budaya atau rasional sebagai panduan
untuk mengisi baris Belief dan Experience.
Model lain yang dapat digunakan adalah model Learning Organization oleh Joop Swieringa dan
Andre Wierdsma yang membagi organisasi tiga:
TYPE LEARNING STRATEGY STRUCTURE CULTURE SYSTEM
PROCESS
Entrepen Deciding/doing Aggressive Simple Power Necessary
eurial • Short-term • Centralisation • Loyalty evil
• (pro)active • Only top mgmt and • Large family
• Focus/niche operational • Devotion,
• intuitive • informal mutual
helpfulness
• Informality
• Discipline
Prescrpiti Thinking, Command Functional line-staff Role Control
ve deciding/doing • Long term • Functional org • Rationality and • Order
• Reactive, structure, powers, logic • Measurem
defensive responsibilities • Efficiency ent and
• Cost/market • Separate staff and • Stability rules
leadership line • Formalistic and • Analytical
• (pre)caution • Specialization mechanistic • Uniform
• Many hierarchies • Rules are rules • Reactive
• Centralization: formal • Sensitive to
power with strategic status and
top position
• Many formal rules, • Avoidance of
procedures, systems conflict
Learning Doing/reflectin Continued Organic networks Task-oriented Supportive
g/thinking/deci development • Loosely combined • Flexible • Information
ding • Mission units….. • Problem for
directed • Decentralization oriented reflection
• Short and • Mixing of thinkers • Creative on the
medium term (staff) and doers (line) system
• Rational and • Coordination through • Information
intuitive discussion for action,
• Active and in the
proactive system
• Various • Dealing
focuses with
complexity
PENJELASAN:
3SB dikondisikan sesuai tipe organisasi (entrepeneur, prescriptive atau learning). Bila antara
organisasi dengan lingkungan terjadi gap yang menyebabkan tidak tercapainya hasil yang
diinginkan maka harus dilakukan intervensi terhadap 3SB agar organisasi mencapai tipe yang
sesuai dengan lingkungan dan mendapatkan hasil yang diinginkan.
PREMIS:
Baik melalui THB ataupun 3SB dapat dikonstruksi intervensi yang efektif terhadap perilaku dan 3SB
sehingga organisasi dapat mencapai hasil yang diinginkan.
PENJELASAN:
Setelah mendapatkan gambaran global tentang analisa organisasi melalui THB dan 3SB maka perlu
diketahui detil tentang perilaku dan metoda intervensi perilaku.
Merujuk kepada penggabungan LAR dan LP yang salah satu premisnya adalah perubahan
berkelanjutan dilakukan melalui perubahan identitas maka ada beberapa model yang menggunakan
pendekatan yg sama (intervensi idaman sebagai sumber perilaku) yaitu:
1. Model tiga lapisan perubahan perilaku dalam buku Atomic Habits oleh James Clear
2. Model Theory U dalam buku The Essentials of Theory U oleh C. Otto Scharmer
3. Model Lingkaran Emas dalam buku Start with Why oleh Simon Sinek
Sumber:
Clear, James. How Your Habits Shape Your Identity (and Vice Versa). In Atomics Habit, 29 -
41. London: Clays Ltd. Elcograf S.p.A. 2018.
Sumber:
Scharmer, C. Otto. Introduction: The Blind Spot. In Theory U: Leading from the Future as It
Emerges, 6 - 8. San Fransisco: Berrett-Koehler Publishers, Inc. 2009.
Sumber:
Sinek, Simon. Lingkaran Emas. In Start With Why, 52 - 74. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. 2019.
MODEL:
Beberapa metoda intervensi adalah sebagai berikut:
1. Proses dua langkah untuk mengubah identitas dan membangun kebiasaan yang lebih baik
dalam 4 langkah.
Sumber: Clear, James. Bagaimana Kebiasaan Membentuk Identitas Anda (dan Sebaliknya),
Bagaimana Membangun Kebasaan yang Lebih Baik dalam 4 Langkah Sederhana. In Atomic
Habits. 35 - 66. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2019.
2. Lingkaran Emas
Sumber: Sinek, Simon. Sudut Pandang Alternatif. In Start With Why. 51 - 120. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama. 2019.
3. Diagnose the Competing Commitment, dalam model ini seseorang harus mendefinisikan dua
komitment yang berlawanan yang sedang dihadapi dan merumuskan "Big Assumption" (yang
terdapat didalam narasi hidup) dan mengkoreksi "Big Assumption" tersebut.
Rujuk ke artikel "The Real Reason People Won't Change" yang merupakan ringkasan dari
buku "Immunity to change".
4. Daniel Pink dalam bukunya Drive menjelaskan konstruksi motivasi dan intervensi. Dapat
dilihat di website https://www.samuelthomasdavies.com/book-summaries/business/drive/
5. Timothy D. Wilson dalam bukunya Redirect menjelaskan tiga metode untuk mengkoreksi
narasi hidup yaitu:
a. Story editing
b. Story prompting
c. Do good be good
Inti perubahan yang dianjurkan adalah bagaimana mengubah pandangan hidup diri sendiri
sebagai sesuatu yang positip sehingga menjadi dorongan berkelanjutan (motivasi
berkelanjutan) untuk melakukan hal-hal yang positip
KONSEP:
Pembahasan tentang perilaku, sifat dan intervensi sampai saat ini dapat diringkas sebagai berikut:
1. Perilaku merupakan gabungan dari tindakan yang bersumber dari asumsi yang bersumber
dari konteks.
2. Intervensi perilaku ada tiga yaitu perintah, debat dan dialog.
3. Sifat perilaku adalah subjektif - ekstrinsik (tangible) dan subjektif - intrinsik (intangible).
4. LP mendefinisikan langkah intervensi dan LAR mendefinisikan konten intervensi.
5. Karena perilaku yang tangible merupakan hasil atau akibat perilaku yang intangible maka
untuk mendapatkan perilaku yang berkelanjutan dilakukan intervensi perilaku dari identitas.
6. Intervensi perilaku dari identitas menyebabkan adanya intervensi tambahan yaitu metalog dan
dengan demikian intervensi dan sifatnya dapat dibagi menjadi 4:
a. Tindakan/Event - Perintah - Reaktif
b. Asumsi/Pattern - Debat - Adaptif
c. Konteks/Systemic structure/Mental Model - Dialog - Reflective
d. Visi - Dialog - Generative
7. Sampai dengan tahap ini diharapkan mahasiswa mendapatkan gambaran umum (besar)
tentang perilaku, sifat dan intervensinya yang akan merupakan detil atau konten dari THB
sebagai masukan untuk sistem manajemen.
KONSEP:
Metode intervensi perilaku yang dipilih bergantung dari tujuan yang hendak dicapai. Tujuan
melakukan intervensi/koreksi adalah untuk mendapatkan perilaku (konteks, asumsi, tindakan) yang
berkesesuaian dengan suatu sebab akibat yang akan membawa kepada hasil yang diinginkan.
PREMIS:
Merujuk kepada artikel triple loop learning mengenai LP, dapat diketahui bahwa sifat hasil yang
diinginkan dibagi menjadi 2 yaitu Low Complexity dan High Complexity. Masing-masing jenis
kompleksitas memerlukan jenis intervensi yang berbeda.
Systems_Thinking_Management_-_YouTube.mp4_otte...
Low complexity dapat diselesaikan dengan cara berpikir linier (salah-benar) namun untuk High
complexity dengan cara berpikir sistemik (mencari hubungan kausal atau causal loop baru mencari
solusi).
Enam jenis instrumen yang digunakan untuk berpikir sistemik dapat dilihat di website
https://medium.com/disruptive-design/tools-for-systems-thinkers-the-6-fundamental-concepts-of-
systems-thinking-379cdac3dc6a
Bahan diskusi
Berdasarkan pemaparan dibawah mengenai lingkaran pembelajaran, apa tingkat
kesulitan penerapan K3 yang menguntungkan semua pihak sebagai hasil yang
diinginkan? Jelaskan alasannya?
Triple+Loop+Learning
Bahan diskusi:
Apa saja intervensi perilaku yang dapat diterapkan?
Apa perbedaan LP dengan LAR?
Joop Swieringa dan Andre Wierdsma dalam bukunya Becoming a learning organization
menyebutkan bahwa sistem adalah "the conditions and agreements relating to the manner in which
processes (information, communication and decision-making) and flows (cash and goods) proceed".
Jadi sistem dapat dikatakan sebagai himpunan kondisi dan kesepakatan bagaimana proses dan
alur berjalan.
Dari Merriam Webster sistem disebutkan sebagai kata benda dengan definisi sebagai berikut:
a. A regularly interacting or interdependent group of items forming a unified whole.
Items = devices, artificial objects
b. An organized set of doctrines, ideas, or principles usually intended to explain the
arrangement of a systemic whole
Sepintas nampak berbeda namun ada kesamaannya yaitu sistem pada dasarnya membicarakan
pola hubungan antara elemen didalamnya (item, proses, ide, doktrin). Pola hubungan disebutkan
sebagai "conditions and agreements", "interacting or interdependant" ataupun "systemic whole".
Kedua hal ini (elemen dan pola hubungan) membentuk suatu sistem untuk suatu tujuan tertentu.
Tujuan bersama
Item (barang, proses)
Doktrin (aturan, klausal)
Hubungan
Sistem adalah keniscayaan dan merupakan realita hidup sehari-hari sehingga dalam pembahasan
intervensi perilaku sistem memberikan indikasi sehat atau tidaknya sebuah sistem dan juga indikasi
untuk memperbaikinya. Hal ini dipelajari dalam sifat sistem yang disebut Systems Archetypes.
Bahan diskusi:
Sebutkan sistem yang ada disekeliling anda.
Diskusikan apakah perilaku adalah hal yang dipengaruhi oleh sistem atau tidak dan
jelaskan jawabannya.
Salah satu contoh sistem adalah ISO 9001:2015 yang bertujuan untuk menggaransi barang
atau jasa dari pihak yang membuat kepada pihak yang menerima.
Aktifitas dalam proses tunggal dan prosess ganda dalam suatu sistem kaitannya dengan analisa hazard
Dengan mengambil analogi SMM ISO 9001:2015 maka manajemen pun mempunyai sistem dan
salah satu model sistem adalah seperti tercantum pada artikel Mastering the Management
System.
Didalam model ini ada lima langkah untuk memanej sebuah organisasi yaitu:
1. Develop the Strategy
2. Translate the Strategy
3. Plan operations
4. Monitor and learn
5. Test and adapt the Strategy
Model ini menjelaskan bagaimana membuat strategi dengan input:
1. MVN
2. Evaluasi strategi terdahulu (memilih ulang atau memperbarui)
Dengan mekanisme:
1. Definisikan MVN (ingat change leadership)
2. Lakukan analisa strategi (gunakan THB)
3. Rumuskan strategi
4. Buat Peta Strategi (PS) melalui:
a. Definisikan objektif dan tema
b. Tentukan ukuran dan target (tentukan key result dengan menggunakan lead/lag
indicator)
c. Tentukan inisiatif
5. Buat Program Kerja (PK) melalui:
a. Peta strategi ditambahkan dengan program kerja
Bahan diskusi:
Mengapa pada gambar diatas Learning and Growth diletakkan dibawah?
Ada berapa kategori intervensi K3?
Apakah Learning and Growth dapat dikatakan sebagai intervensi preventif?
Esensi apa yang harus disampaikan di intervensi preventif?
Sumber: Copee, GH. Occupational health services and practice: Infrastructures, Practice
and Approaches in Occupational Health. From
http://www.ilocis.org/documents/chpt16e.htm#JD_Ch16_2 [Accessed 8 December 2019)
Empathy-Map-Canvas-006
Bahan diskusi
Bila perspektif L&G dianalogikan dengan intervensi promotif dan proses internal dengan
intervensi preventif, diskusikan dan jelaskan esensi analogi tersebut.
Apakah ada kaitannya dengan LP dan LAR? Jelaskan jawaban.
Bila ada, analogikan antara LP/LAR dengan perspektif L&G/Proses intgernal dan LP/LAR.
Dalam membuat strategi dan program kerja banyak yang harus dipertimbangkan.
Pembuatan strategi memerlukan:
1. MVN yang jelas sebagai hasil akhir (ingat aljabar)
2. Faktor terukur sebagai unsur persamaan (tindakan, logika, emosi)
Karena, seperti telah dijelaskan terdahulu, yang dicari adalah persamaan untuk mengubah dari
kondisi kini menjadi kondisi sesuai MVN.
Kondisi kini diuraikan dengan faktor terukur yang sama agar dapat dirumuskan persamaannya dan
salah satu model yang sangat membantu adalah kerangka pengambilan keputusan Cynefin.
COMPLEX COMPLICATED
XBE dan XPR korelasi XBE dan XPR korelasi
dengan hubungan dengan hubungan non-
non-linier dengan linier
tanda berlawanan
CHAOTIC SIMPLE
XBE dan XPR tidak ada XBE dan XPR korelasi dengan
korelasi hubungan linier dengan tanda
berlawanan
Dalam artikel tersebut dijelaskan gejala, tindakan yang harus diambil dalam semua situasi
sehingga artikel bersangkutan dapat membantu merumuskan strategi dan permasalahannya
Mohon diingat kembali definisi strategi.
Rujuk pula artikel Choosing Strategies for Change untuk menambah pengetahuan tentang
strategi.
Tahapan-tahapan dalam peta jalan diisi sesuai dengan model intervensi atau dengan kata
lain model intervensi dibuat terlebih dahulu baru kemudian dibuat peta jalan.
Bahan diskusi:
Sebutkan sifat dan tingkatan intervensi.
Bahan diskusi:
Jelaskan bagaimana anda mengajak melakukan inovasi untuk mendapatkan benefit
melalui K3.
Opini
Cost saving melalui prevention of disruption dan effect of disruption adalah kuratif dan/atau
rehabilitatif.
Cost saving lebih mungkin muncul atau dilakukan di perspektif Internal Process business melalui
inisiatif:
- Kualitas (better quality ratio) yang bersifat preventif
- Mengurangi dan/atau menghilangkan waste atau loss yang bersifat preventif
- Peningkatan produktifitas
Semua inisiatif diatas dilakukan berdasarkan inovasi.
Added value lebih mungkin terjadi di perspektif customer karena customer yang menilai apakah ada
added value dari semua inovasi yang dilakukan di internal process business.
Contoh added value antara lain:
- Kualitas produk yang lebih baik dari kompetitor (jadi ditentutkan oleh pihak luar yaitu
kompetitor dan customer)
- Imej korporat yang lebih baik, inipun ditentukan oleh kompetitor dan customer.
Kesimpulan
- Cost untuk promotif akan lebih berpengaruh di perspektif Learning & Growth dengan benefit
yang masih intangible seperti inpirasi, motivasi, pengetahuan. Yang paling dekat dengan hasil
tangible adalah skill tapi peningkatan skill operasional setahu saya umumnya tidak atau jarang
diberikan pada intervensi promotif.
- Benefit yang tangible didapatkan dari inisiatif preventif untuk perspektif internal process
business dalam bentuk peningkatan kualitas, pengurangan waste dan peningkatan
produktifitas melalui inovasi.
Analisa organisasi:
1. The real reason people won't change
2. Discovering your authentic leadership
3. Leadership that gets result
4. Level 5 leadership
5. Find Innovation
6. Building your company vision
Sistem manajemen
1. Systems archetype
2. Using the balance scorecard
3. Mastering the management system
4. A leaders frame work
5. Choosing strategies for change
Business plan
1. RoP final
2. With safety, Alcoa shows…..