Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
net/publication/320186705
CITATIONS READS
0 2,994
2 authors, including:
Anton Setyawan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
34 PUBLICATIONS 42 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Anton Setyawan on 19 February 2018.
2)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Surakarta 57102
email: Steffiherda@yahoo.com
Abstrak
Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis pasokan kayu gaharu, faktor penghambat
pasokan kayu gaharu, dan jumlah yang dihasilkan dari satu pohon kayu gaharu dalam
sekali pemanenan. Data diperoleh dari ketua kelompok tani perkebunan di Rasau Jaya,
Petugas Penyuluh Lapangan di Rasau Jaya, Kepala Kantor Cabang di Rasau Jaya, dan
pemilik perusahaan. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa pasokan kayu gaharu pada bulan November 2015 sampai Agustus
2016 mengalami kekurangan bahkan kekosongan pasokan. Faktor yang menghambat
ketersediaan pasokan yaitu faktor alam dan vaksin atau obat yang disuntikan ke pohon
gaharu. Hasil panen yang didapat dari satu pohon gaharu sebanyak 5 kg per pohon
dengan asumsi sekali panen mencapai 10 pohon gaharu dengan jumlah total kayu gaharu
sebanyak 50 kg.
Abstract
This research aims to find out supply of aloes, aloes wood supply inhibiting factor, and
the amount generated from a single tree in a single aloes wood harvesting. Data obtained
from farmer groups plantation in Rasau jaya, extension agents in Rasau jaya, head of
the branch office in Rasau jaya, and owner of the company. The research method using
qualitative methods. The study concluded that the supply of aloes wood in November
2015 until August 2016 experienced a supply shortage even emptiness. Factors that
inhibit the availability of the supply is natural factors and vaccines or drugs are injected
to aloes tree. Yields obtained from the agarwood trees to 5kg per tree with the assumption
that once the harvest reached 10 with a total of tree aloes aloes wood as much as 50 kg.
92
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 2, Desember 2016
Menurut penelitian Wuwung (2013) kecuali untuk komoditas tertentu seperti lada
manajemen rantai pasokan adalah sebuah dan vanili.
sistem yang melibatkan proses produksi, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengiriman, penyimpanan, distribusi, dan pasokan kayu gaharu, faktor penghambat
penjualan produk dalam rangka memenuhi pasokan kayu gaharu, dan jumlah yang
permintaan produk tersebut. Di dalam rantai dihasilkan dari satu pohon kayu gaharu dalam
pasokan meliputi seluruh proses dan kegiatan sekali pemanenan.
yang terlibat di dalam penyampaian produk
hingga sampai ke tangan konsumen. Tinjauan Pustaka
Menurut Heizer dan Render (2001) Menurut Heizer (2010) manajemen
supply chain management bisa meliputi rantai pasokan (supply chain management)
penetapan (1) pengangkut, (2) pentransferan adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan
kredit dan tunai, (3) pemasok (supplier), (4) serta pelayanan, pengubahan bentuk menjadi
distributor dan bank, (5) utang dan piutang, (6) barang setengah jadi dan produk akhir, serta
pemenuhan pesanan, (7) pemenuhan pesanan, pengiriman barang ke pelanggan. Seluruh
dan (8) membagi-bagi informasi mengenai aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian
ramalan permintaan, produksi, dan kegiatan dan pengalihdayaan (outsourcing), serta
pengendalian persediaan. fungsi lain yang penting bagi hubungan antara
Menurut Poerwanto (2010) risiko-risiko pemasok dengan distributornya.
yang dapat muncul dalam alur rantai pasok Menurut Storey (2006), fokus dalam
(supply chain), yaitu (1) Risiko gangguan penelitiannya yaitu strategi pasokan, strategi,
pasokan, (2) Risiko kebutuhan dan rencana dan manajemen rantai pasok ditujukan
pasokan, (3) Risiko harga pembelian, (4) untuk strategi operasi. Salah satu fungsi dan
Risiko persediaan dan barang usang (obsolete), proses yang sering hilang yaitu jaringan
(5) Risiko proses yang tidak efisien, (6) suplai. Sedangkan jaringan lainnya diperluas
Risiko keahlian dan kualifikasi sumber daya misalnya pendekatan yang berfokus pada
manusia. Implikasi dari kegagalan-kegagalan kegiatan pembelian dan komponen dari
rantai pasokan akan menyebabkan timbulnya kegiatan pasokan tersebut (komponen sistem).
kerugian yang besar dan penundaan dalam Menurut Heizer (2010) perusahaan harus
pengiriman kepada pelanggan yang signifikan. memutuskan suatu strategi rantai pasokan
Adapun perkebunan adalah segala dalam rangka memperoleh barang dan jasa
kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu dari luar. Salah satu strategi adalah pendekatan
pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya bernegosiasi dengan banyak pemasok dan
dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, mengadu satu pemasok dengan pemasok yang
memasarkan barang dan jasa hasil tanaman lain. Strategi kedua adalah mengembangkan
tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan hubungan kemitraan jangka panjang dengan
dan teknologi, permodalan serta manajemen sedikit pemasok untuk memuaskan pelanggan.
untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku Strategi ketiga adalah integrasi vertical yang
usaha perkebunan dan masyarakat. mana perusahaan dapat memutuskan untuk
Dalam Wikipedia, Perkebunan dibedakan menggunakan integrasi balik secara vertikal
menjadi dua menurut sifat intensifnya, yaitu dengan membeli pemasok tersebut.Variasi
agroforestri dan silvikultur (budidaya hutan). keempat adalah kombinasi sedikit pemasok
Perkebunan pemeliharaan memegang peranan dengan integrasi vertikal yang dikenal sebagai
penting, sementara dalam agroforestri dan jaringan keiretsu. Di dalam keiretsu pemasok
silvikultur tanaman cenderung dibiarkan menjadi bagian dari kesatuan perusahaan.
untuk tumbuh sesuai kondisi alam. Menurut Jebarus (2001) Secara umum
Perkebunan hampir selalu menerapkan cara penerapan konsep supply chain management
budidaya monokultur karena sifat intensifnya, dalam perusahaan akan memberikan manfaat
93
Manajemen Rantai Pasok Kayu Gaharu di Kalimantan Barat
(92-101)
yaitu kepuasan pelanggan, meningkatkan dari produk yang akan diangkut, volume
pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan dari barang yang diangkut, administrasi,
aset yang semakin tinggi, peningkatan laba, bea masuk atau cukai yang harus dibayar,
dan perusahaan semakin besar. risiko dan kerusakan terhadap produk, biaya
Menurut Ma’arif (2003) mengelola handling dan pengepakan.
supply chain berarti merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, dan Metode Penelitian
mengontrol arus barang dari pemasok kepada Jenis penelitian ini adalah deskriptif
konsumen. Ada beberapa hal yang dapat dengan pendekatan kualitatif, yaitu
dilakukan untuk mengelola supply chain menggunakan data berbentuk kata, skema, dan
yaitu Penundaan atau pengunduhan, saluran gambar. Menurut Moleong (2004:6) penelitian
perakitan, mengurangi atau menghentikan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
pengiriman, pemesanan seluruhnya, pembelian untuk memahami fenomena tentang apa yang
yang tidak menggunakan faktur, pemesanan dialami oleh subjek penelitian secara holistik
elektronik dan transfer dana, pembelian yang dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
tidak menyebabkan persediaan, standardisasi, kata dan bahasa pada suatu kontes khusus
membangun line of credit untuk pemasok, yang alamiah dan dengan memanfaatkan
mengurangi bank float, koordinasi jadwal berbagai metode alamiah.
produksi dan pengiriman dengan pemasok Pada penelitian ini objeknya adalah
dan distributornya, saling berbagi dalam manajemen rantai pasok. Objek penelitian
penelitian pasar, dan mengoptimalkan menurut Maryadi et al. (2013) adalah variabel
penggunaan ruang-ruang kosong di gudang. yang diteliti, baik berupa peristiwa, tingkah
Menurut Cheny (2004), perusahaan laku, aktivitas, ataupun gejala-gejala sosial
melakukan berbagai inisiatif dan pendekatan lainnya.
untuk membahas berbagai isu yang terkait Sumber data dalam penelitian ini didapat
dengan rantai pasokan yaitu strategi dari pemilik perusahaan, kepala kantor
pembelian, manajemen pasokan, logistik cabang, petugas penyuluh lapangan (PPL),
integrasi, dan penyediaan jaringan koordinasi. dan petani di perkebunan. Menurut Moleong
Menurut Ma’arif (2003) terdapat dua (2004), sumber data utama adalah kata-
hal yang harus diperhatikan dalam penerapan kata dan tindakan orang-orang yang diamati
supply chain, pertama internal supply chain, dan diwawancarai. Sumber data utama
yaitu melihat bisnis prosesnya dan melihat dicatat melalui catatan tertulis atau melalui
hal yang dapat di-improve dari sisi teknologi perekaman, pengambilan foto atau film.
dan mengacu pada efisiensi dalam operation Sumber data dalam penelitian ini diperoleh
company. Kedua eksternal supply chain, secara jelas dan pasti.
beberapa komponen yang dibutuhkan dipasok Menurut Sugiyono (2010) teknik
dari luar sehingga masing-masing supplier pengumpulan data merupakan langkah yang
mempunyai mata rantai. paling strategis dalam penelitian karena tujuan
Menurut Haming (2012) untuk utama dalam penelitian adalah mendapatkan
menunjang kelancaran dalam penerimaan data. Teknik pengumpulan data yang dipakai
bahan dari pemasok dan penyaluran keluar dalam penelitian ini adalah menggunakan
kepada konsumen sarana angkutan adalah metode wawancara dan dokumentasi.
hal yang penting. Pihak perusahaan dan Tahapan penelitian ini adalah (1)
pemasok dalam memilih jenis angkutan yang Pengumpulan data. Pengumpulan data adalah
akan digunakan perlu mempertimbangkan langkah pertama dalam melaksanakan suatu
enam vaktor, yaitu transportasi apa yang penelitian, di mana peneliti menggali sedalam
tersedia, persediaan bahan dan produk yang mungkin data yang terkait dengan penelitian.
akan diangkut, jarak pengangkutan, sifat Pada penelitian ini data yang dikumpulkan
94
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 2, Desember 2016
95
Manajemen Rantai Pasok Kayu Gaharu di Kalimantan Barat
(92-101)
96
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 2, Desember 2016
Dari skema alur distribusi di atas diketahui gaharu sesuai dengan keinginan atau melalui
bahwa pasokan yang masuk ke perusahaan pemesanan dan langsung dikirim ke tempat
pusat berasal dari perkebunan yang berada tujuan pembeli. Adapun pembeli yang berasal
di wilayah Bontang dan Balikpapan dikirim dari luar negeri maka barang dikirim hanya
ke kantor cabang Kalimantan timur, wilayah sampai Jakarta kemudian barang dibawa oleh
Rasau Jaya dan Sekadau dikirim ke kantor pembeli tersebut ke Negara masing-masing
cabang Kalimantan barat, wilayah Sampit dengan perizinan yang dimiliki.
dikirim ke kantor cabang Kalimantan tengah,
wilayah Riau dikirim ke kantor cabang Riau, Petani ke Perusahaan
dan wilayah Wonosobo dan Kendal yang
dikirim ke kantor cabang Jawa Tengah. - Super king 170 jt–300 jt
Kayu gaharu yang masuk dari petani ke - Menengah 10 jt–40 jt
kantor cabang terlebih dahulu akan disortir - Kemendangan 500 rb–3 jt
ulang di kantor cabang PT. ESA yang berada
di masing-masing daerah. Penyortiran
ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan
Perusahaan ke Pembeli
perusahaan yang meminta pengelompokan
kayu berdasarkan kualitas dan berdasarkan - Super king 200 jt–350 jt
dengan permintaan dari pembeli kayu gaharu. - Menengah 15 jt–50 jt
Setelah sampai di perusahaan pusat - Kemendangan 750 rb–4 jt
maka perusahaan langsung mengirim barang
kepada pembeli. Pembeli lokal dapat datang Sumber: PT. Elang Samudra Abadi
langsung ke perusahaan dan memilih kayu Gambar 2. Skema Alur Harga Kayu Gaharu
Harga rata-rata dari petani berkisar antara ke perusahaan rata-rata 50 ribu/kg dengan
170 juta–300 juta/kg untuk kualitas super king, mengunakan pengiriman jasa kargo.
10 juta–40 juta/kg untuk kualitas menengah,
sedangkan untuk kelas kemendangan 300 2. Pembahasan
ribu–3 juta/kg. Harga tersebut dijual oleh a. Kondisi Pasokan Kayu Gaharu
perusahaan dengan harga kualitas super king di PT. Elang Samudra Abadi.
200 juta–350 juta/kg, kualitas menengah Pasokan yang terdapat di perusahaan
15 juta–50 juta/kg, sedangkan untuk kelas PT. Elang Samudra Abadi saat ini
kemendangan 750 ribu–4 juta/kg. Harga sedang mengalami kekosongan
tersebut ditentukan berdasarkan kondisi pasokan atau tidak terdapat kayu
pasar kayu gaharu dan permintaan pembeli. gaharu di perusahaan pusat. Hal
Biaya transportasi pengangkutan kayu yang ini terjadi karena perkebunan yang
dikeluarkan dari perkebunan sampai ke dimiliki oleh perusahaan belum bisa
kantor cabang rata-rata sebesar 3 juta dengan memanen kayu gaharu dari hasil
menggunakan truck pick up, sedangkan perkebunan sendiri. Sering terjadinya
biaya pengangkutan dari kantor cabang kegagalan dalam panen kayu gaharu
97
Manajemen Rantai Pasok Kayu Gaharu di Kalimantan Barat
(92-101)
98
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 2, Desember 2016
Alur rantai pasok kayu gaharu PT. Elang b. Faktor yang menghambat tersedianya
Samudra Abadi dimulai dari petani kemudian pasokan kayu gaharu di PT. Elang
dikirim ke kantor cabang, di kantor cabang Samudra Abadi yang pertama yaitu faktor
dilakukan penggudangan, kemudian kayu alam, jika cuaca terlalu ekstrem hujan
gaharu dikirim ke perusahaan pusat di Solo atau curah hujan terlalu tinggi maka
dan dari kantor pusat kemudian dikirim akan menyebabkan kematian karena
kepada pembeli. tumbuhnya jamur di pohon gaharu dan
PT. Elang Samudra Abadi pada tahun kayu gaharu akan tergenang air hujan.
2013 menghasilkan kayu gaharu sebanyak Setelah musim hujan dan terjadi cuaca
130 kilogram, pada tahun 2014 sebanyak 100 panas yang berlebih maka akan terjadi
kilogram, dan pada bulan Januari 2015 sampai kekeringan terhadap pohon gaharu dan
Oktober 2015 menghasilkan 50 kilogram. pohon akan mati. Faktor yang kedua yaitu
Pada bulan November 2015 sampai Agustus vaksin, jika vaksin yang disuntikan ke
2016 PT. Elang Samudra Abadi sedang pohon gaharu tidak cocok dengan pohon,
mengalami kekurangan pasokan bahkan yaitu obat campuran di dalam vaksin
kekosongan dalam pasokannya. tidak sesuai, maka pohon gaharu akan
mati. Kedua faktor tersebut merupakan
Simpulan pemicu utama terjadinya kegagalan
Dari penelitian yang telah dilakukan dalam pemanenan kayu gaharu.
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: c. Kayu gaharu yang bisa dihasilkan dari
a. Kondisi pasokan kayu gaharu PT. masing-masing pohon kayu gaharu di
Elang Samudra Abadi pada saat ini PT. Elang Samudra Abadi bisa mencapai
sedang mengalami kekurangan bahkan 5 kilogram per batang kayu. Satu kali
kekosongan pasokan. Hal ini terjadi panen bisa mencapai 10 batang kayu
karena sering terjadinya kegagalan dengan total pemanenan bisa mencapai
dalam pemanenan kayu gaharu. 50 kg untuk kayu yang menghasilkan
Kekosongan dalam pasokan ini terjadi resin. Jumlah batang kayu gaharu yang
sejak bulan November 2015 sampai dipanen oleh perusahaan sesuai dengan
Agustus 2016. Kegagalan dalam panen permintaan dari pembeli dan kebutuhan
disebabkan oleh beberapa faktor yang perusahaan.
dapat mempengaruhi pertumbuhan kayu Hasil penelitian mengenai manajemen
gaharu bahkan kematian terhadap pohon rantai pasok kayu gaharu pada perkebunan
gaharu. PT. Elang Samudra Abadi Gaharu Green Gold
99
Manajemen Rantai Pasok Kayu Gaharu di Kalimantan Barat
(92-101)
Daftar Pustaka
Brito, Luiz Artur dan Priscila Laczynski Miguel. 2011. Supply Chain Management Measurement
and its Influence on Operational Performance. Vol. 4, No. 2. Hal 56-70.
Chen dan Paulraj. April 2004. Understanding Supply Chain Management Critical Research
and a Theoretical Framework. Vol. 42, No. 1. Hal 131-163.
Gyfter.https://aisgyfterdotcom.wordpress.com/manajemen-rantai-pemasok-supply-chain-
management/. Diunduh 30 Oktober 2015.
Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamudin. 2012. Manajemen Produksi Modern. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kagira, Elias Kiarie. Et.all. 2012. Sustainable Methods of Addresing Challenges Facing Small
Holder Tea Sector in Kenya: A Supply Chain Management Approach. Vol. 2, No. 2, Hal
75.
Ma’arif, Syamsul dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Operasi. Jakarta: PT. Grasindo.
Maryadi, et al. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: BP-FKIP UMS.
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Poerwanto, Hendra. https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan.
Diunduh 19 November 2015.
Pusat penelitian dan pengembangan pertanian. http://perkebunan.litbang.pertanian.
go.id/?p=3507. Diunduh 25 Februari 2016.
Putra, Nusa. 2011. Penelitian Kualitatif Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT.Indeks.
Render, Barry dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba
Empat.
2010. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.
Sartika, Ika. Pengembangan Model Rantai Pasok Produk Mudah Rusak dengan
Mempertimbangkan Kualitas. 22 Oktober 2015.
Sharma, Vishal. 2013. Supply Chain Management of Rice in India: A Rice Processing
Company’s Perspective. Vol. 4, No, 1, Hal 25-36.
Somashekhar, Raju dan Hema Patil. 2014. Agriculture Supply Chain Management a Scenario
in India. Vol. 04, No. 07. Hal 89-99.
100
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 18, No. 2, Desember 2016
Stevenson, William J dan Sum Chee Chuong. 2014. Manajemen Operasi Perspektif Asia.
Jakarta: Salemba Empat.
Storey, John et al. 2006. Supply Chain Management Theory, Practice and Future Challenges.
Vol. 26, No. 7. Hal 754-774.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
.2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suvittawat, Adisak. 2014. Production Analysis of Banana Supply Chain Management in
Thailand. Vol. 2, No. 1, Hal 66-71.
Wuwung, Stevany Carter. 2013. Manajemen Rantai Pasokan Produk Cengkeh. Jurnal EMBA,
Vol. 1, No. 3. Hal 230-238.
Yeboah, Nyamah Edmond. 2014. Agricultural Supply Chain Risk Identification-A Case Finding
From Ghana. Vol. 5, No. 2, Hal 31-48.
101