Sunteți pe pagina 1din 5

Arfian., et al, Hubungan Kadar SGOT dengan Kadar Leukosit pada Pasien NSTEMI….

Hubungan Kadar SGOT dengan Kadar Leukosit pada


Pasien NSTEMI di ICCU RSD dr. Soebandi Jember
(Correlation between SGOT Level and Leukocytes in
NSTEMI Patients at ICCU dr. Soebandi Hospital, Jember)

Finty Arfian, Suryono, Rini Riyanti


Fakultas Kedokteran Universitas Jember
Jl. Kalimantan 37, Jember 68121
Email: suryonocardio.fk@unej.ac.id

Abstract
Acute Coronary Syndrome (ACS) is a syndrome that occurs because of blockage of the coronary
artery causing clinical symptoms due to unfulfilled oxygen supply. Atherosclerosis is suspected as
the main cause of ACS. Inflammation is one pathophysiology of atherosclerosis characterized by
leukocytosis. NSTEMI is one spectrum of ACS that diagnosed by anamnesis, ECG, and cardiac
marker such as troponin. SGOT is also released into the circulation when there is myocardial
damage. Studies has reported that SGOT increased from the normal range during a myocardial
infarction. The purpose of this study was to determine the relationship between levels of SGOT
and leukocytes in patients with NSTEMI. The sample included 10 patients with NSTEMI in July-
December 2016 from ICCU RSD dr. Soebandi Jember. The data was collected from medical
record. The result showed that the average of SGOT increased from the normal range, while the
average levels of leukocytes were in normal range. Pearson correlation test showed that there was
no significant relationship between the two variables with p=0.083>0.05. In conclusion, there was
no relationship between the levels of SGOT and leukocytes in patients with NSTEMI at ICCU RSD
dr. Soebandi Jember.

Keywords: NSTEMI, SGOT, Leukocyte

Abstrak

Sindrom Koroner Akut adalah sindrom yang terjadi karena tersumbatnya arteri koronaria yang
akan menimbulkan gejala klinis akibat tidak terpenuhinya pasokan oksigen. Aterosklerosis diduga
sebagai penyebab utama SKA. Inflamasi adalah salah satu patofisiolgi aterosklerosis yang
ditandai dengan leukositosis. NSTEMI adalah salah satu spektrum SKA yang didiagnosa melalui
anamnesis, gambaran EKG dan biomarker yaitu troponin. Selain troponin, SGOT juga dikeluarkan
ke dalam sirkulasi saat miokard mengalami kerusakan. Penelitian menyebutkan bahwa SGOT
mengalami kenaikan dari rentang normal saat terjadi infark miokard. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui hubungan antara kadar SGOT dan kadar leukosit pada pasien NSTEMI. Sampel
penelitian berjumlah 10 orang pasien NSTEMI pada bulan Juli- Desember 2016 dari ICCU RSD dr.
Soebandi Jember yang diambil data rekam medik berupa kadar SGOT dan kadar leukosit. Hasil
penelitian didapatkan rata-rata kadar SGOT mengalami kenaikan dari batas normal sementara
rata-rata kadar leukosit berada pada rentang normal. Dari Uji Korelasi Pearson didapatkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variable dengan nilai p=0,083>0,05. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kadar SGOT dan kadar leukosit pada pasien
NSTEMI di ICCU RSD dr. Soebandi Jember

Kata kunci: NSTEMI, SGOT, Leukosit

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari 2018 113


Arfian., et al, Hubungan Kadar SGOT dengan Kadar Leukosit pada Pasien NSTEMI….

Pendahuluan permeabilitas miokard meningkat sehingga


Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan enzim dan protein jantung keluar dan terdeteksi
suatu masalah kardiovaskular yang utama di sirkulasi. Beberapa biomarker jantung yang
karena menyebabkan angka perawatan rumah terdeteksi sirkulasi seperti troponin, Mioglobin,
sakit dan angka kematian yang tinggi yang Myosin, CKMB, LDH, dan SGOT terdeteksi di
disebabkan oleh ateroklerosis. sirkulasi [8]. SGOT sendiri telah diteliti
Aterosklerosis ditandai dengan penebalan perbedaannya pada spektrum SKA pada tahun
dinding arteri yang membentuk unit lesi, atau sebelumnya dan menunjukkan kenaikan kadar
ateroma. Pada tahun 1990, teori inflamasi mulai SGOT pada pasien NSTEMI [9].
berkembang sebagai patofisiologi SGOT adalah Serum Glutamic
aterosklerosis. Salah satu dasar terjadinya Oxaloacetic Transaminase adalah salah satu
atherosklerosis adalah terbentuknya cedera enzim transaminase yang dilepaskan saat
endotel akibat faktor-faktor resiko klasik seperti terjadi infark miokardium. SGOT adalah enzim
hiperlipidemia, hipertensi, merokok, kenaikan transaminase yang pengeluarannya tidak begitu
homosistein plasma, diabetes militus yang akan spesifik, namun selalu meningkat saat terjadi
menyebabkan disfungsi endotel dan berlanjut ke infark. SGOT ditemukan utamanya di otot
inflamasi kronis pada dinding endotel [1]. jantung, hati, dan otot skelet [10].
Terjadinya inflamasi berpengaruh pada Fakta diatas menunjukkan bahwa
peningkatan permeabilitas vaskuler. Ketika biomarker inflamasi pada proses aterosklerosis
terjadi peningkatan permeabilitas vaskuler, ditandai dengan leukositoasis yang
maka terjadi migrasi, adhesi leukosit, dan terjadi menyebabkan keruskan miokard pada NSTEMI
influks Ox-LDL ke dalam tunika intima. yang ditandai dengan kadr SGOT. Sehingga
Beberapa monosit pun mulai masuk ke dalam dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tunika intima dan berubah menjadi makrofag hubungan kadar SGOT dengan kadar leukosit
jaringan. Makrofag jaringan karena suatu respon pada pasien NSTEMI di ICCU RSD dr. Soebandi
akan memakan Ox-LDL dan berubah menjadi Jember. Hasil penelitian ini diharapkan
foam cell [2]. Foam cells akan berubah menjadi memberikan manfaat kepada pasien untuk
fatty streaks [3]. Fibrous cup terdiri dari otot membantu penegakan diagnosis NSTEMI
polos dan jaringan fibrosa sangat berperan maupun kepada klinisi untuk membantu
dalam stabilitas plak ateroma [1]. Apabila terjadi efektivitas pengobatan NSTEMI.
peningkatan degradasi matriks oleh MMP,
penurunan sekresi matriks akan sangat Metode Penelitian
berpengaruh pada stabilitas dari plak
ateroma.Apabila plak ateroma mengalami Jenis penelitian ini adalah penelitian
ruptur, akan menimbulan trombosis dan memicu analitik observasional dengan menggunakan
terjadinya oklusi [4]. Hal ini bila terjadi di dalam desain cross sectional untuk melihat hubungan
pembuluh darah jantung akan mengakibatan antara kadar SGOT dengan kadar leukosit pada
menurunnya fungsi miokard sehingga terjadi pasien NSTEMI di ICCU RSD dr. Soebandi
manifestasi klinis berupa sindroma koroner akut. Jember pada bulan Juli-Desember 2016.
Terjadinya inflamasi dalam proses aterosklerosis Penelitian ini dilakukan di ICCU RSD dr.
ditandai dengan kenaikan kadar leukosit atau Soebandi Jember pada bulan Desember 2016
leukositosis. dengan mengambil data berupa rekam medik
Leukositosis sendiri selain dipengaruhi pasien NSTEMI berupa kadar leukosit dan kadar
oleh reaksi dari sumsum tulang terhadap, SGOT . Besar sampel dari penelitian ini adalah
inflamasi, juga dipengaruhi oleh infeksi, 10 pasien NSTEMI. Data akan dianalisis
penggunaan kortikosteroid, dan anemia persebaran datanya dengan Shapiro Wilk,
hemolitik [5]. apabila data tersebar normal akan dianalis
SKA terdiri dari Unstable AnginaPectoris dengan Spearman dan apabila tidak tersebar
(UAP), Non ST Segment Elevation Myocardial normal akan dianalisis dengan Pearson.
Infarction (NSTEMI), dan ST Segment
Elevation Myocardial Infarction (STEMI). Hasil Penelitian
Penyebab tersering kunjungan ke RS pada
penyakit jantung adalah UA dan NSTEMI [6]. Distribusi Jenis Kelamin Pasien NSTEMI
NSTEMI adalah salah satu spektrum Pada penelitian ini didapatkan pasien
SKA. Oklusi pada NSTEMI bersifat parsial [7]. berjumlah 10 orang dari bulan Juli-Desember
Pada saat terjadi nekrosis miokard, dan didapatkan persebaran pasien NSTEMI

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari 2018 114


Arfian., et al, Hubungan Kadar SGOT dengan Kadar Leukosit pada Pasien NSTEMI….

paling banyak terjadi pada laki-laki dengan Kurva Scatter


perempuan dengan perbandingan 70%:30% dari Pada Gambar 3 didapatkan kurva Scatter
jumlah 10 pasien. Distribusi jenis kelamin pada dengan hasil berupa garis tidak membentuk
pasien NSTEMI dapat dilihat pada Gambar 1. suatu hubungan linier antara kedua variabel.
Berdasarkan uji Korelasi Pearson
didapatkan nilai signifikansi sebesar
p=0,083>0,05. Sebelumnya dilakukan uji
normalitas berupa Uji Saphiro Wilk sebagai
syarat untuk dilakukan uji parametrik dan
didapatkan masing-masing nilai p=0,632>0,05
untuk SGOT dan p=0,159>0,05 untuk leukosit.
Keduanya merupakan data yang memiliki
distribusi normal sehingga bisa dilakukan uji
parametrik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak adanya hubungan antara kadar SGOT dan
leukosit pada pasien NSTEMI karena keduanya
memiliki nilai p > 0,05.
Gambar 1. Distribusi Jenis Kelamin Pasien
NSTEMI

Distribusi UsiaPasien NSTEMI


Sementara pada Gambar 2 didapatkan
bahwa pada NSTEMI didapatkan persebaran
usia paling banyak terdapat pada usia 50-69
tahun dengan presentase 70%.

Gambar 3. Kurva Scatter

Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa pada pasien NSTEMI, terdapat 8 dari 10
pasien yang mengalamai peningkatan kadar
SGOT, sedangkan 2 pasien lainnya (20%)
berada pada rentang normal. Selain itu, rata-
Gambar 2. Distribusi Usia Pasien NSTEMI rata SGOT pada pasien NSTEMI adalah ±58,4
U/L. Didapatkan rata rata kenaikan kadar SGOT
Karakteristik Pasien NSTEMI pada pasien NSTEMI hampir 2x lipat. Hal ini
Dari Tabel 1 didapatkan rata-rata kadar sesuai dengan penelitian Mahayyun pada tahun
SGOT meningkat dari rentang normal dan kadar 2015 yang menyebutkan bahwa kadar SGOT
leukosit yang masih berada dalam rentang pada pasien NSTEMI meningkat dengan rata-
normal pada pasien NSTEMI. rata dua kali lipat sebesar 65,88 U/L [9].
NSTEMI adalah salah satu spektrum SKA
Tabel 1. Karakteristik Pasien NSTEMI yang melibatkan oklusi trombus secara parsial
dan kerusakan miokard pada NSTEMI
Keterangan Leukosit SGOT digambarkan dengan enzim penanda jantung
Tidak berupa troponin. Diagnosis NSTEMI sendiri
4 8
normal menurut WHO ditegakkan melalui 2 kriteria dari
Normal 6 2 3 kriteria yaitu nyeri dada, gambaran EKG, dan
10,84 x biomarker berupa troponin maupun CKMB.
Rata-rata ± 58,40 U/L
109/L ±3,415 Namun troponin diperiksa secara kualitatif
SD ±32,039 U/L
x 109/L sehingga pada NSTEMI didapatkan nilai

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari 2018 115


Arfian., et al, Hubungan Kadar SGOT dengan Kadar Leukosit pada Pasien NSTEMI….

troponin >0,1 U/L atau nilai troponin positif, adanya perbedaan keluasan kerusakan
sehingga troponin tidak bisa digunakan untuk miokard. UAP dan NSTEMI sama sama terjadi
menggambarkan keluasan miokard secara karena oklusi yang bersifat parsial. Namun UAP
kuantitatif. Biomarker jantung dikeluarkan dan NSTEMI dibedakan melalui kerusakan
berupa enzim maupun protein-protein di dalam jantung dimana NSTEMI ditandai oleh
sirkulasi karena saat miokard mengalami kerusakan jantung yang lebih berat daripada
kerusakan maka permeabilitas miokard UAP. Hal ini yang dimungkinkan sebagai
meningkat sehingga enzim seperti SGOT,LDH penyebab tidak terjadinya perbedaan yang
maupun protein seperti troponin, CKMB, bermakna pada kadar leukosit pada UAP dan
Myoglobin keluar ke dalam sirkulasi. NSTEMI pada penelitian sebelumnya, sehingga
Pada penelitian ini didapatkan rata-rata pada penelitian ini tidak terjadi kenaikan kadar
kenaikan kadar leukosit pada pasien NSTEMI leukosit yang tersebar merata pada pasien
sebesar ±10,84 x109/L dan tidak menunjukkan NSTEMI. Sementara kerusakan jantung ditandai
adanya nilai diatas rentang normal pada dengan kenaikan kadar SGOT yang hampir
Leukosit. Pada penelitian Wahyuningati 2016 terjadi pada semua pasien NSTEMI. Hal ini yang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang dimungkinkan menjadi penyebab tidak ada
bermakna antara jumlah leukosit pada pasien hubungan antara kadar leukosit dan kadar
NSTEMI dan UAP. Namun antara jumlah SGOT pada pasien NSTEMI di ICCU RSD
leukosit pasien NSTEMI dan STEMI memiliki dr.Soebandi Jember.
perbedaan yang bermakna [11]. Hal ini sesuai Selain itu dalam penelitian ini pengukuran
dengan penjelasan Overbaugh pada tahun 2009 leukosit dilakukan pada saat pasien masuk ke
yang menyatakan bahwa jenis oklusi antara dalam ICCU dan tidak diketahui kadar leukosit
UAP dengan NSTEMI bersifat parsial [12]. standard pada masing-masing pasien NSTEMI.
Beberapa penelitian tentang infark miokard Sehingga kenaikan kadar leukosit pada pasien
banyak yang meneliti antara hubungan NSTEMI tidak terlihat dan menjadi salah satu
leukositosis dengan kejadian infark miokard. alasan tidak naiknya rata-rata kadar leukosit
Namun sampai sekarang belum ada penelitian pada pasien NSTEMI. Rata-rata kadar leukosit
yang meneliti hubungan kejadian NSTEMI yang berada dalam rentang normal
dengan kenaikan jumlah leukosit sendiri. memungkinkan hasil yang tidak signifikan pada
Peranan leukosit sendiri sebagai mediator analisis data jika dihubungkan dengan kadar
inflamasi telah banyak yang meneliti. Inflamasi SGOT yang 80% mengalami kenaikan dari
sebagai salah satu peran terjadinya sindroma rentang normal.
koroner akut berkembang di semua fase Ada beberapa hal yang menjadi
atherosklerosis, mulai dari fase inisiasi, kelemahan dalam penelitian ini yaitu tidak ada
perkembangan, dan terjadinya ruptur plak data yang menyebutkan kadar SGOT dan kasar
atherosklerosis. Ini dimungkinkan bahwa leukosit pada pasien NSTEMI sebelum ada
leukosit dapat dijadikan diagnostik dan indikator onset nyeri dada, sehingga peneliti tidak
prognostik infark miokard akut. mengetahui seberapa besar kenaikan SGOT
Pada analisis penelitian didapatkan dan kenaikan leukosit yang terjadi pada pasien.
kenaikan kadar leukosit tidak tersebar secara Selain itu jumlah leukosit dipengaruhi oleh
merata dan tidak mencapai presentase 50% dan banyak faktor, kenaikan leukosit dipengaruhi
rata-rata kadar leukosit pada pasien NSTEMI oleh keadaan fisiologi seperti stres, senang,
juga berada dalam batas normal. takut, marah, olahraga secara sementara
SKA terjadi karena rupturnya plak menyebabkan peningkatan leukosit yang tidak
athersklerosis yang menstimulasi agregasi dan diketahui oleh peneliti. Kenaikan SGOT juga
pembentukan trombus yang akan menyebabkan banyak dipengaruhi oleh syok, keganasan,
oklusi pembuluh darah sehingga akan polimiositis, heart failure, anemia, hemolisis, dan
mengurangi perfusi miokard. Ketika kebutuhan lain-lain. Faktor-faktor yang dapat menaikkan
oksigen menurun akan terjadi peningkatan SGOT tersebut tidak diketahui oleh peneliti
metabolisme anaerob yang akan meningkatkan sehingga menjadi keterbatasan dalam penelitian
produksi laktat sehingga menyebabkan iskemia ini. Selain itu onset terjadinya nyeri dada tidak
miokard. Seperti yang kita ketahui SKA memiliki diketahui oleh peneliti sehingga akan
3 spektrum yaitu UAP, NSTEMI, dan STEMI. berpengaruh pada hasil pengukuran kadar
Ketiganya memiliki kesamaan dalam pola nyeri SGOT maupun kadar leukosit.
dada dan memiliki perbedaan dalam
pemeriksaan EKG dan biomarker karena

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari 2018 116


Arfian., et al, Hubungan Kadar SGOT dengan Kadar Leukosit pada Pasien NSTEMI….

Simpulan dan Saran dengan Atherosklerosis Arteri Karotis


Interna pada Pasien Stroke Iskemik.
Berdasarkan hasil analisis data berupa uji Semarang. Program Pasca Sarjana Ilmu
korelasi parametrik Pearson didapatkan bahwa Biomedik dan Program Pendiikan Dokter
tidak ada hubungan antara kadar SGOT dan Spesialis Univeritas Diponegoro; 2009
kdar leukosit pada pasien NSTEMI di ICCU RSD [6] Perhimpunan Kardiovaskuler Indonesia.
dr.Soebandi Jember. Pedoman Tatalaksana Sindroma Koroner
Penelitian masih bisa dilanjutkan dengan Akut. Jakarta: Centra communicatons;
menggunakan hitung jenis leukosit berupa 2015.
neutrofil yang bisa digunakan untuk mengukur [7] Stivano RV, Torry A, Lucia P, Jeffrey O.
seberapa besar tingkat inflamasi pada NSTEMI, Gambaran faktor resiko penderita SKA.
mengukur kadar leukosit dan kadar SGOT Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Unsrat.
secara serial sehingga dapat mengetahui 2013:1-8.
berapa kenaikan SGOT dan leukosit. Selain itu [8] Nur S, Djanggan S. Sensitivitas dan
peneliti selanjutnya dapat menganalisis data spesifitas troponin T dan I pada diagnosis
dalam bentuk range data berkelompok sehingga infark miokard akut. Majalah Kedokteran
dapat diketahui keluasan miokard secara Indonesia. 2007: 57(10):363-372.
kualitatif untuk meningkatkan prevensi mortalitas [9] Izzatul MM. Perbedaan Kadar SGOT pada
pada pasien NSTEMI, Sindrom Klinis Penyaki Sindrom Koroner
Akut di RSD. dr. Soebandi Jember. Jember:
Daftar Pustaka Fakultas Kedokteran Universitas Jember;
[1] Boer C, A Zirlik. STEMI and STEMI: The 2015
dangerous brother.E u r o p e a n H e a r t h [10] Kristen JO. Acute coronary sindroma.
Journal. 2007: 28:1403-1404. Ajonline. 2009: 19(5): 42-52.
[2] L i b b y P M D . H i s t o r y o f d i s c o v e r y : [11] Liong BK, Uleng B, Darmawanty ER.
Inflammation athreosclerotic. NIH Public Hubungan kadar transaminase terhadap
Access. 2012: 32(9):2045-2051. mortalitas atau lama perawatan pasien
[3] Russell R. Atherosclerosis: An inflamatory infark miokard. Jurnal Kedokteran Yarsi.
dissease. N Egl J. Med. 1999: 340:115-126. 2009: 20(1): 029-035.
[4] Ozb e n B, Erd o g a n O. Th e ro l e o f [12]Galih W. Perbedaan Jumlah Leukosit pada
inflammation and allergy in acute coronary Spektrum Sindrom Koroner Akut di RSD dr.
syndromes. Inflammation & Allergy – Drug Soebandi Jember. Jember: Fakultas
Targets. 2008: 7:136-44. Kedokteran Universitas Jember; 2015.
[5] Agus S. Hubungan Jumlah Leukosit Total

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari 2018 117

S-ar putea să vă placă și