Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KARTA RAHARJA
http://ejurnal.malangkab.go.id/index.php/kr
Abstract
The big role accepted by the village as mandated by the law, also gives a big responsibility. Therefore the village
government must be able to apply the principle of accountability in its governance, where all the end of the activities of village
governance must be accountable to the village community in accordance with the provisions. For this reason, this research
seeks to dig up information about village financial governance by using the village financial system, allocating village funds
to improve services to the community and strategies in the form of direction of activities for village governments and village
institutions in managing APBDes that can support services and community empowerment. This study uses a qualitative
approach, with research locations in the Pagak District and Kalipare Subdistrict, Malang Regency. The results of the study
indicate that village financial governance using the village financial system is known that the application of the village
financial management system has been available and applied to village governments in all regions of Malang Regency, with
the accompanying instructor for the application of this application system is the Financial and Development Supervisory
Agency (BPKP) . The Application System supports administrative financial management of the village. It's just that the local
government needs to be extra in implementing Permendagri 20/2018 and the Minister of Home Affairs Circular Letter No
4122/5165/37.
Abstrak
Peran besar yang diterima oleh desa sebagaimana amanat UU, memberikan tanggung jawab yang besar pula.
Oleh karena itu pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, di mana
semua akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
desa sesuai dengan ketentuan. Untuk itu penelitian ini berusaha menggali informasi tentang tata kelola keuangan desa
dengan mempergunakan sistem keuangan desa, pengalokasian dana desa untuk meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat dan strategi dalam bentuk arahan kegiatan bagi pemerintah desa dan lembaga desa dalam pengelolaan
APBDes yang dapat mendukung pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini mempergunakan pendekatan
kualitatif, dengan lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Pagak dan kecamatan Kalipare Kabupaten Malang. Hasil
kajian menunjukkan bahwa tata kelola keuangan desa dengan mempergunakan sistem keuangan desa diketahui aplikasi
sistem tata kelola keuangan desa telah tersedia dan diterapkan bagi pemerintah desa di seluruh wilayah Kabupaten
Malang, dengan instritusi pendamping untuk penerapan sistem aplikasi ini adalah Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP). Sistem Aplikasi mendukung tata kelola keuangan desa secara administratif. Hanya saja
pemerintah daerah perlu ekstra dalam mengimplementasi Permendagri 20/2018 dan Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri No 4122/5165/37 tersebut.
34
proses perencanaan APBDesa Permendagri No dan strategi pemerintah desa terhadap pengelolaan
113 tahun 2014. Sebaiknya perencanaan APBDesa APBDes dalam mendukung pelayanan dan
lebih mengutamakan pembangunan desa non fisik pemberdayaan.
seperti tingkat pendidikan dan mata pencaharian.
Selanjutnya penelitian Mardona H (2016)
tentang pengelolaan keuangan desa di Desa
Marga Mulia Kecamatan Kongbeng Kabupaten
Kutai Timur penelitiannya menyimpulkan ada
usaha yang dilakukan desa untuk mengemas
penggunaan anggaran ke dalam skala prioritas
program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan
desa dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap
kebutuhan masyarakat desa. Hanya saja belum
secara menyeluruh dan tersistematis, dan kesannya
hanya sekadar menggunakan anggaran. Jika
merujuk pada Penggunaan ADD di Desa Marga
Mulia Belum ada perhatian terhadap bidang-bidang
pelaksanaan pembangunan desa secara menyeluruh.
Pelaksanaan keuangan desa yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat desa senantiasa bertumpuh
pada RPJM Desa dan RKP Desa yang menjadi pijakan
bagi penyusunan APBDesa. Sedangkan dalam
hal mekanisme atau prosedur yang ditempuh,
telah ada upaya pelaksanaan keuangan desa yang
berpedoman pada aturan yang telah ditetapkan.
Selain kedua penelitian di atas, Atmaja (2016)
meneliti tentang Analisis Pengelolaan Keuangan
Dan Kekayaan Desa (Studi Kasus di Desa Plesungan
Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar).
Analisisnya menunjukkan tata kelola keuangan
dan kekayaan pemerintah Desa Plesungan ada
yang sudah sesuai dan juga ada yang belum sesuai Gambar 1. Alur Penelitian
dengan UU. Peraturan Desa Plesungan pada
umumnya sudah sesuai dengan UU. Meski begitu,
Desa Plesungan belum memiliki ketentuan khusus
sebagaimana yang diamanatkan UU No 6 tahun 2014 II. Metode
tentang Desa. Sistem administrasi dan informasi Penelitian ini adalah peneltian deskriptif
desa, masyarakat belum bisa mengakses informasi dengan pendekatan kualitatif. Pasalnya, lebih
desa karena pemerintah Desa Plesungan belum mengutamakan makna dan tindakan dari
menyediakan akses administrasi dan informasi pengalaman sekelompok manusia dan perilaku
desa. sosial yang dalam konteks ini adalah langkah-
Penelitian Nurmawati et.al (2016) tentang langkah para pengambil keputusan (Creswell,
Implementasi Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa 2014; McNabb, 2013). Pengumpulan data dilakukan
Kabupaten Badung dengan Berlakunya UU No 6 dengan wawancara dan Focus Group Discussion
Tahun 2014 tentang Desa. Untuk Kabupaten Badung (FGD). Penelitian dilakukan di Kecamatan Pagak
yang mengenal desa dinas dan desa pakraman, dan Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang dengan
pendaftaran pengelolaan keuangan desa diberikan subjek penelitian di antaranya Camat di wilayah
kepada desa dinas. Sementara desa pakraman, lokasi kajian, Kepala Desa Kalipare dan Sumber
subak, dsb, tidak boleh menerima bantuan keuangan Manjing Kulon, serta Ketua BPD Desa Kalipare dan
yang diberikan oleh pemerintah, meski pada 2015 Sumber Manjing Kulon. Penentuan sampel dilakukan
untuk Provinsi Bali masih berdasarkan kebijakan dengan metode purposive sampling melalui
Kemendagri masih diperkenankan untuk memberi informan kunci. Kemudian, sampel selanjutnya
bantuan ke desa pakraman. ditentukan dengan metode snowball sampling
Berangkat dari permasalahan di atas, maka dimana sampel diperoleh berdasarkan informasi
penelitian ini akan membahas tata kelola kuangan dari responden sebelumnya. Metode pengumpulan
desa dalam sistem keuangan desa; pengalokasian data dilakukan untuk mendapatkan data primer
dana desa dalam meningkatkan pelayanan publik; dan sekunder. Tahapan ini dilakukan melalui
36
Tabel 1.
Analisis Temuan Sistem Aplikasi Tata Kelola Keuangan Desa
Subtansi Fokus
Temuan Lapangan Hasil Analisa
Penelitian
Eksistensi Aplikasi Aplikasi Sistem Tata Kelola Keuangan Desa telah tersedia dan diterapkan bagi pemerintah desa di Sistem Aplikasi
Sistem Tata Kelola seluruh wilayah Kabupaten Malang, dengan instritusi pendamping untuk penerapan sistem aplikasi mendukung tata
Keuangan Desa ini adalah Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP). kelola keuangan
Telah tersedia petunjuk teknis yang dapat menerapkan Aplikasi Sistem Tata Kelola Keuangan Desa. desa secara
Upaya peningkatan pemahaman, dan ketrampilan pengoperasian Aplikasi Sistem Tata Kelola administratif
Keuangan Desa telah dilakukan melalui pelatihan-pelatihan serta adanya panduan dalam bentuk
Petunjuk Pengoperasian Aplikasi Sistem Tata Kelola Keuangan Desa
terdapat petunjuk pengoperasian modul pelaporan. terangkum dalam suatu siklus pengelolaan
Sampai dengan aplikasi ini dibuat belum ada keuangan desa yang meliputi perencanaan,
regulasi mengenai keharusan desa membuat laporan pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan
keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan pertanggung jawaban keuangan desa. Perencanaan
(PP No 71 Tahun 2010). Oleh karena itu, untuk pembangunan desa dituangkan dalam APBDesa.
penyederhanaan aplikasi ini belum menggunakan Siklus tersebut mencakup pelaksanaan dari
sistem akuntansi sebagaimana dimaksud dalam wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki
SAP. Prosedur akuntansi akan diterapkan secara oleh desa. Sehingga dalam praktiknya, aparatur
penuh apabila telah ada regulasi yang jelas pemerintah desa dituntut untuk dapat memahami
mengenai keharusan desa mengikuti standar dan mengelola keuangan desa dengan baik dan
akuntansi pemerintahan. Selain itu, pemahaman benar sesuai dengan ketentuan perundang‐
SDM perangkat desa mengenai akuntansi menjadi undangan yang berlaku. Keuangan Desa menurut
pertimbangan belum diterapkannya sistem UU Desa adalah semua hak dan kewajiban desa
akuntansi tersebut. yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu
Sehubungan dengan tata kelola keuangan berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
desa maka diketahui bahwa di Kabupaten Malang pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan
telah terdapat sistem aplikasi yang dipergunakan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan,
dalam tata kelola keuangan desa. Institusi yang belanja, pembiayaan yang perlu diatur dalam
intensif mendampingi dalam penerapan system pengelolaan keuangan desa yang baik. Siklus
aplikasi ini adalah Badan Pengawasan Keuangan pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan,
Dan Pembangunan (BPKP). Adapun hasil analisa pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
temuan dalam sistem tata kelola keuangan desa pertanggungjawaban, dengan periodisasi satu
dapat dilihat pada Tabel 1. tahun anggaran, terhitung mulai 1 Januari s.d 31
Kondisi tata kelola keuangan dengan Desember.
mempergunakan system aplikasi ini memberi Hasil penelusuran lapangan diketahui bahwa,
manfaat positif bagi aparatur desa. Proses tata upaya pemberdayaan desa menemukan beragam
kelola yang meliputi perencanaan pembangunan tantangan dan pembelajaran. Salah satu tantangan
desa, penganggaran keuangan desa pelaksanaan yang akan dihadapi oleh pengelola keuangan desa
keuangan desa, penatausahaan keuangan desa, dalam waktu dekat adalah penyesuaian tata kelola
pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa keuangan desa terhadap Permendagri No 20 Tahun
dan pengawasan keuangan desa telah diwadahi 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
dalam aplikasi keuangan desa ini. Hal mana pada Selain itu hal yang menarik lainnya, adalah
eksistensi Sistem Aplikasi sangat mendukung tata penerapan Keputusan Bersama Menteri Dalam
kelola keuangan desa secara administratif. Negeri, Menteri Keuangan, Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi
2) Dinamika Regulasi dalam Tata Kelola Dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Keuangan Desa Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
UU No 6 Tahun 2014 (UU Desa) beserta No 140-8698 Tahun 2017, No 954/KMK.07/2017,
peraturan pelaksanaannya telah mengamanatkan No 116 Tahun 2017, No 01/SKB/M.PPN/12/2017
pemerintah desa untuk lebih mandiri dalam Tentang Penyelarasan Dan Penguatan Kebijakan
mengelola pemerintahan dan berbagai sumber Percepatan Pelaksanaan UU No 6 Tahun 2014
daya alam yang dimiliki, termasuk di dalamnya Tentang Desa.
merencanakan pembangunan desa serta mengelola
keuangan dan kekayaan milik desa. Semua itu
38
BPD untuk menolak RAPBDesa; f) Kewenangan dalam klausul mengenai fasilitasi penggunaan Dana
pembinaan dan pengawasan bukan hanya pada Desa untuk kegiatan pembangunan desa paling
level kabupaten/kota dan provinsi, tetapi hingga sedikit 30% (tiga puluh persen) wajib digunakan
level Kementerian. untuk membayar upah masyarakat dalam rangka
Sebagaimana diketahui aturan baru akan menciptakan lapangan kerja di Desa dan ketentuan
mengakibatkan aturan turunan baru. Mekanisme mengenai upah kerja dibayar secara harian atau
baru akan mengakibatkan penyesuaian secara sosial mingguan dalam pelaksanaan kegiatan yang
dan teknis di lapangan (Wahyuni, Haris, & Suwena, dibiayai dengan Dana Desa. Dengan begitu maka
2017, p. 9). Dalam hal ini pengelola keuangan di berpengaruh terhadap tata kelola keuangan desa.
desa juga harus menyesuaikan tata kelola keuangan Dinamika regulasi ini, berdampak bagi
yang sudah berjalan selama ini dengan aturan dan Pemerintah daerah secara ekstra dalam
mekanisme yang baru. Hal ini dihadapi tidak hanya mengimplementasi Permendagri 20/2018
desa, pemerintah kabupaten/kota dan provinsi dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No
pun juga harus menyiapkan pola penguatan 4122/5165/37 tersebut. Hal ini dirasakan demikian
kapasitas dan pendampingan desa sehingga perlu adalnya penguatan kapasitas pemerintah desa
pengelolaan keuangan desa tidak menjebak desa perlu dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota
pada aspek teknokratis dan administatif saja. dan provinsi serta melaksanakan pendampingan
Selain itu, implementasi UUDesa tidak boleh hanya desa sehingga pengelolaan keuangan desa tidak
dimaknai dengan pengelolaan akutansi Dana Desa. menjebak desa pada aspek teknokratis dan
Pengelolaan keuangan desa yang dilakukan harus administratif.
berdasar atas azas-azas transparansi, partisipatif,
serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran B. Pengalokasian Dana dalam
(Sari, 2019, p. 108). Meningkatkan Pelayanan Publik
Keuangan Desa adalah semua hak dan
b) Keputusan Bersama kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
Sehubungan dengan eksistensi Keputusan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan
Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, uang serta segala sesuatu yang berupa uang dan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak
Dan Transmigrasi Dan Menteri Perencanaan dan kewajiban Desa. Pengelolaan Keuangan Desa
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi
Pembangunan Nasional No: 140-8698 Tahun 2017, perencanaan, penganggaran, penatausahaan,
No: 954/KMK.07/2017, No: 116 Tahun 2017, No: pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan
01/SKB/M.PPN/12/2017 tentang Penyelarasan keuangan desa (Tahir, Anwar, & Dinakhir, 2019).
Dan Penguatan Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Dalam rangka pengelolaan keuangan desa agar lebih
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan
Desa tertanggal 18 Desember 2017, maka terdapat masyarakat dan sesuai peraturan perundangan,
sejumlah implikasi dalam kaitannya dengan maka harus dikelola secara transparan, akuntabel,
pengelolaan desa. Hal ini mengingat bahwa; a) partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan
berdasarkan Peraturan Pemerintah No 43 tahun disiplin anggaran.
2014 tentang Keuangan Desa dalam Pasal 118 Pelaksanaan kebijakan pengelolaan keuangan
menyebutkan, RKP Desa mulai disusun oleh Desa untuk dapat sesuai amanah UU No 6 tentang
Pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan. Desa dan Peraturan Pelaksanaannya, Pedoman
RKP Desa ditetapkan dengan peraturan Desa Pengelolaan Keuangan desa, dan mencerminkan
paling lambat akhir bulan September tahun keberpihakan terhadap kebutuhan riil masyarakat,
berjalan; b) Berdasarkan Peraturan Pemerintah maka setiap tahunnya Pemerintah Desa bersama
No 43 tahun 2014 tentang Keuangan Desa dalam Badan Permusyawaratan Desa menetapkan
Paragraf 5 APB Desa Pasal 101 menyebutkan Peraturan Desa tentang Anggaran pendapatan dan
bahwa Rancangan peraturan Desa tentang APB Belanja Desa (APBDesa) secara partisipatif dan
Desa disepakati bersama oleh kepala Desa dan transparan yang proses penyusunannya dimulai
Badan Permusyawaratan Desa paling lambat bulan dengan lokakarya desa, konsultasi publik dan rapat
Oktober tahun berjalan. Musyawarah BPD untuk penetapannya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
implikasi yang terjadi dari penelusuran di lapangan Desa (RAPBDes) di dalamnya memuat pendapatan,
terdapat desa-desa di Kabupaten Malang yang Belanja dan Pembiayaan yang pengelolannya
telah menyusun RKP maupun APBDes, melakukan dimulai 1 Januari sampai 31 Desember. Kebijakan
penyesuaian penyusunan ulang terhadap APBDes pengelolaan keuangan desa untuk tahun anggaran
dan RKP terutama kegiatan padat karya sebagaimana 2017 merupakan sistem pengelolaan keuangan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Pemerintah daerah perlu “ekstra” dalam mengimplementasi Pola penguatan kapasitas
Nomor 20 Tahun 2018 Permendagri 20/2018 dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri pemerintah desa perlu dilakukan
Surat Edaran Menteri Dalam Nomor 4122/5165/37 tersebut., saat ini sedang dilaksanakan Bimtek oleh pemerintah kabupaten/kota
Negeri Nomor 4122/5165/37 berhubungan dengan kedua regulasi tersebut. dan provinsi serta melaksanakan
tentang Tindak Lanjut Peraturan Penyesuaian penyusunan ulang terhadap APB Des dan RKP oleh pendampingan desa sehingga
Menteri Dalam Negeri Nomor 20 pemerintah desa terutama kegiatan padat karya sebagaimana pengelolaan keuangan desa
Tahun 2018 Tentang Pengelolaan dalam klausul mengenai fasilitasi penggunaan Dana Desa untuk tidak menjebak desa pada aspek
Keuangan Desa yang ditujukan kegiatan pembangunan desa paling sedikit 30% (tiga puluh persen) teknokratis dan administatif
pada Bupati/Walikota se- wajib digunakan untuk membayar upah masyarakat dalam rangka
Indonesia tertanggal 25 Juli 2018 menciptakan lapangan kerja di Desa dan ketentuan mengenai upah kerja
dibayar secara harian atau mingguan dalam pelaksanaan kegiatan yang
dibiayai dengan Dana Desa;
yang baru bagi desa. Sehingga masih harus banyak Dalam hal pengalokasian dana desa untuk
dilakukan penyesuaian-penyesuaian secara meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat
menyeluruh sampai pada teknis implementasinya. maka dapat diidentifikasi jumlah anggaran belanja
Sehubungan dengan pengalokasian dana desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan
desa untuk meningkatkan pelayanan terhadap pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan
masyarakat, mak hal ini dapat dilihat dari komponen desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
belanja desa. Belanja Desa merupakan semua pemberdayaan masyarakat desa. Sebagai ilustrasi
pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kebijakan umum belanja desa di Desa Sumber
kewajiban desa dalam satu tahun anggaran yang Manjing Kulon sebagai berikut:
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
desa (Rosielita, Sulindawati, & Sinarwati, 2017, p. 4). Tabel 3.
Belanja Desa dipergunakan dalam rangka mendanai Pagu Pembangunan Desa
penyelenggaraan kewenangan desa. Belanja Desa
yang ditetapkan dalam APB Desa sesuai pasal
No Bidang Persen
100 PP Nomor 47 Tahun 2015 digunakan dengan
ketentuan: Paling sedikit 70% (≥ 70%) dari jumlah 1 Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 31.47%
anggaran belanja desa digunakan untuk mendanai
2 Pelaksanaan Pembangunan Desa 50.34%
penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan 3 Pembinaan Kemasyarakatan Desa 5.03%
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa (4
4 Pemberdayaan Masyarakat 12.42%
bidang). Paling banyak 30% (≤ 30%) dari jumlah
anggaran belanja desa digunakan untuk penghasilan Jumlah 100.00%
tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat
desa; Operasional pemerintah desa; Tunjangan dan Sumber: Diolah dari APBDes Sumber Manjing Kulon, 2017
operasional Badan Permusyawaratan Desa; Insentif
Rukun Tetangga dan Rukun Warga yaitu bantuan Sedangkan dalam hal Operasional
kelembagaan yang digunakan untuk operasional RT Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Sumber
dan RW. Manjing Kulon dapat dilihat pada Tabel 4.
Penghasilan tetap, operasional pemerintah Apabila mengacu bahwa paling sedikit 70% (≥
desa, dan tunjangan dan operasional BPD serta 70%) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan
insentif RT dan RW dibiayai dengan menggunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan
sumber dana dari Alokasi Dana Desa. Sedangkan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa (4 bidang). Sedangkan paling
masyarakat. Kebutuhan pembangunan meliputi banyak 30% (≤ 30%) dari jumlah anggaran
tetapi tidak terbatas pada kebutuhan primer, belanja desa digunakan untuk penghasilan tetap
pelayanan dasar, lingkungan, dan kegiatan dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa;
pemberdayaan masyarakat desa. Pengertian Tidak Operasional pemerintah desa; Tunjangan dan
Terbatas adalah kebutuhan pembangunan di luar operasional Badan Permusyawaratan Desa; dan
pelayanan dasar yang dibutuhkan masyarakat desa. Insentif Rukun Tetangga dan Rukun Warga yaitu
40
Tabel 4. di Desa Sumber manjing Kulon adalah pelayanan
Operasional Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Sumber dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,
Manjing Kulon
infrastruktur dan lingkungan desa, rehabilitasi/
pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan
No Bidang Keterangan Persentase desa, pembangunan sarana dan prasarana
kesehatan, Pembangunan dan rehabilitasi sarana
1 Penghasilan Tetap Kepala
Desa dan Perangkat Desa
ADD 68% dan prasarana pendidikan, Pembangunan dan
rehabilitasi sarana dan prasarana sosial budaya
2 Tunjangan Kepala Desa dan keagamaan, Pengembangan usaha ekonomi
dan Perangkat Desa dan ADD 13%
penghasilan tambahan
produktif, Pembangunan dan rehabilitasi sarana
dan prasarana ekonomi, serta Pelestarian
3 Operasional Kepala Desa lingkungan hidup. Sedangkan prioritas kegiatan
PBH 7%
dan Perangkat Desa
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa Tahun
4 Operasional Pemerintah 2017 adalah Peningkatan kemasyarakatan desa.
ADD 2%
Desa
Paling sedikit 70% (≥ 70%) dari jumlah Penggunaan dana dalam belanja desa Penggunaan operasional penyelenggaraan
anggaran belanja desa digunakan untuk untuk Penyelenggaraan Pemerintahan Desa pemerintahan mencapai 21,38% dari jumlah
mendanai penyelenggaraan pemerintahan mencapai 31.47%, Pelaksanaan Pembangunan anggaran belanja desa. Hal ini berarti
desa, pelaksanaan pembangunan desa, Desa mencapai 50.34%, Pembinaan penggunaan operasional penyelenggaraan
pembinaan kemasyarakatan desa, dan Kemasyarakatan Desa mencapai 5.03%, pemerintahan Desa secara rata-rata
pemberdayaan masyarakat desa (4 bidang). Pemberdayaan Masyarakat mencapai 12.42% memenuhi ketentuan yang berlaku sesuai PP.
Sedangkan paling banyak 30% (≤ 30%) 43 tahun 2014
dari jumlah anggaran belanja desa untuk
operasional penyelenggaraan pemerintahan
desa
42
Hasil kajian di lapangan menunjukkan bahwa, (RKP Desa), merupakan penjabaran dari RPJM Desa
alokasi dana untuk kegiatan bidang pemberdayaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
masyarakat mencapai 12,52% dari seluruh kegiatan. Perencanaan pembangunan desa
Hal ini menunjukkan bahwa porsi pemberdayaan jelas melibatkan masyarakat, yaitu melalui
masih perlu ditingkatkan khususnya dalam pos penyusunan rencana pembangunan desa melalui
belanja APBDes. Hal yang menarik dari temuan musyawarah desa. Badan Permusyawaratan Desa
lapangan adalah bahwa, walaupun porsi untuk menyelenggarakan Musyawarah Desa berdasarkan
kegiatan pemberdayaan masih perlu ditingkatkan, laporan hasil pengkajian keadaan desa. Musyawarah
namun demikian secara proses dalam penyusunan Desa dilaksanakan terhitung sejak diterimanya
APBDes beberapa desa di lokasi kajian telah laporan dari kepala desa. Hal‐hal yang dibahas
menunjukkan nilai yang baik dalam mendukung dan disepakati dalam Musyawarah Desa yaitu: a)
proses pemberdayaan. Adapun analisis dengan Laporan hasil pengkajian keadaan desa;b) Rumusan
mempergunakan diagram Fujikake dari diperoleh arah kebijakan pembangunan desa yang dijabarkan
penilaian bisa dilihat pada Gambar 2. dari visi dan misi kepala desa; c) Rencana prioritas
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa,
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.
Musyawarah Desa dilakukan dengan diskusi
kelompok secara terarah yang dibagi berdasarkan
bidang penyelenggaraan pemerintahan desa,
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.
Dalam hal rencana kerja pemerintah desa
(RKP Desa), pemerintah desa menyusun RKP Desa
sebagai penjabaran RPJM Desa. RKP Desa disusun
oleh pemerintah desa sesuai dengan informasi
dari pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan
dengan pagu indikatif desa dan rencana kegiatan
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi,
Gambar 2. Analisis Pemberdayaan Dalam Penyusunan APBDes
dan pemerintah daerah kabupaten/kota. RKP
Desa mulai disusun oleh pemerintah desa pada
Hasil penelusuran lapangan dapat diperoleh bulan Juli tahun berjalan. RKP Desa ditetapkan
informasi bahwa, berdasarkan 12 indikator yaitu dengan peraturan desa paling lambat akhir bulan
tingkat partisipasi, pengemukaan opini, perubahan September tahun berjalan. RKP Desa menjadi
kesadaran, pengambilan tindakan, kepedulian dan dasar penetapan APB Desa. Kepala desa menyusun
kerjasama, kreativitas, menyusun tujuan baru, RKP Desa dengan mengikutsertakan masyarakat
negosiasi, kepuasan, kepercayaan diri, keterampilan desa. Sesuai Permendagri Nomor 114 Tahun 2014
manajerial, dan pengambilan keputusan, rata- tentang Pedoman Pembangunan Desa, tahapan
rata dalam proses penyusunan APBDes rata-rata penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP
memliki nilai yang baik. Hal yang perlu mendapat Desa) meliputi:
perhatian adalah kepuasan, perubahan lesadaran
dan kreativitas sebagai tantangan bagi aparatur
pemerintah desa dalam penyusunan APBDes.
Hal ini disadari bahwa, penyusunan APBDes
merupakan manifestasi dalam penyusunan
dokumen-dokumen rencana pembangunan desa.
Perencanaan pembangunan desa disusun sesuai
dengan kewenangan pemerintah desa dengan
mengacu pada perencanaan pembangunan
kabupaten/kota dengan melibatkan seluruh
masyarakat desa dengan semangat gotong royong.
Perencanaan pembangunan desa disusun secara
berjangka dan ditetapkan dengan Peraturan
Desa meliputi: a) Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam)
Gambar 3. Tahapan Penyusunan RKP
tahun; dan b) Rencana Pembangunan Tahunan Desa
atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa
Tata Kelola Keuangan Aplikasi Sistem Tata Kelola Keuangan Penerapan Regulasi baru Strategi Penguatan
Desa Dalam Sistem Desa telah tersedia dan diterapkan bagi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Regulasi
Keuangan Desa pemerintah desa di seluruh wilayah Tahun 2018 Strategi Peningkatan
Kabupaten Malang, dengan instritusi Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor Kapasitas Aparatur
pendamping untuk penerapan sistem 4122/5165/37 tentang Tindak Lanjut Pengelolaan Keuangan
aplikasi ini adalah Badan Pengawasan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Desa
Keuangan Dan Pembangunan (BPKP). Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan
Telah tersedia petunjuk teknis yang dapat Desa
menerapkan Aplikasi Sistem Tata Kelola SKB 4 Menteri Nomor: 140-8698 Tahun
Keuangan Desa. 2017, Nomor: 954/KMK.07/2017, Nomor:
Upaya peningkatan pemahaman, dan 116 Tahun 2017, Nomor: 01/SKB/M.
ketrampilan pengoperasian dilakukan PPN/12/2017 Tentang Penyelarasan
melalui pelatihan-pelatihan serta Dan Penguatan Kebijakan Percepatan
adanya panduan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Pengoperasian Aplikasi Sistem Tata Kelola Tahun 2014 Tentang Desa
Keuangan Desa
Pengalokasian Penggunaan dana dalam belanja desa Alokasi untuk pelaksanaan pembangunan Penguatan Kapasitas
Dana Desa Dalam untuk Penyelenggaraan Pemerintahan desa paling tinggi dibandingkan bidang Aparatur Pengelolaan
Meningkatkan Desa mencapai 31.47%, Pelaksanaan lainnya terlebih Pemberdayaan Masyarakat Keuangan Desa
Pelayanan Publik dan Pembangunan Desa mencapai 50.34%,
pemberdayaan Pembinaan Kemasyarakatan Desa mencapai
5.03%, Pemberdayaan Masyarakat
mencapai 12.42%
Tabel 9.
Arahan Strategi dan Kegiatan Pengelolaan APBDes Dalam mendukung Pelayanan dan Pemberdayaan
Strategi Penguatan • Menetapkan kebijakan/regulasi mendukung Pengelolaan • Dinas Pemberdayaaan Masyarakat dan Desa
Regulasi Keuangan Desa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri • Bagian Tata Pemerintahan Desa
Nomor 20 Tahun 2018; • Biro Hukum Pemerintah kabupaten
• Penyesuaian Peraturan Bupati/Walikota tentang Pengelolaan • Dinas Pemberdayaaan Masyarakat dan Desa
Keuangan Desa terutama mengenai hal-hal yang meliputi: • Bagian Tata Pemerintahan Desa
• Pengaturan belanja sub bidang penanggulangan bencana • Biro Hukum Pemerintah kabupaten
keadaan darurat dan keadaan mendesak yang berskala
lokal Desa;
• Peraturan penyertaan modal;
• Pedoman Penyusunan APBDesa:
• Peraturan kriteria keadaan Luar Biasa untuk Perubahan
Perdes tentang Perubahan APBDesa; dan
• Pengaturan jumlah uang tunai yang dapat disimpan oleh
Kaur Keuangan di Desa.
Strategi Peningkatan • Peningkatan sosialisasi mengenai Peraturan Menteri Dalam • Dinas Pemberdayaaan Masyarakat dan Desa
Kapasitas Aparatur Negeri Nomor 20 Tahun 2018 • Bagian Tata Pemerintahan Desa
Pengelolaan Keuangan
Desa • Meningkatkan intensitas pelatihan dalam rangka peningkatan • Dinas Pemberdayaaan Masyarakat dan Desa
kapasitas bagi Aparatur Kabupaten/Kota, Kecamatan dan • Bagian Tata Pemerintahan Desa
Pemerintah Desa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 20 Tahun 2018.
• Meningkatkan intensitas pelatihan dan pembinaan dalam • Dinas Pemberdayaaan Masyarakat dan Desa
rangka mengoptimalkan pelaksanaan program padat karya • Bagian Tata Pemerintahan Desa
tunai.
44
Kondisi ini menyiratkan bahwa, pemberdayaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa mencapai
masyarakat dengan indikator tingkat partisipasi, 31.47%, Pelaksanaan Pembangunan Desa mencapai
pengemukaan opini, perubahan kesadaran, 50.34%, Pembinaan Kemasyarakatan Desa mencapai
pengambilan tindakan, kepedulian dan kerjasama, 5.03%, Pemberdayaan Masyarakat mencapai
kreativitas, menyusun tujuan baru, negosiasi, 12.42%. Penggunaan operasional penyelenggaraan
kepuasan, kepercayaan diri, keterampilan pemerintahan mencapai 21,38% dari jumlah
manajerial, dan pengambilan keputusan, rata-rata anggaran belanja desa. Hal ini berarti penggunaan
dalam proses perencanaan dan penyusunan APBDes operasional penyelenggaraan pemerintahan Desa
rata-rata memliki nilai yang baik karena sistem, secara rata-rata memenuhi ketentuan yang berlaku
mekanisme telah jelas dan didukung pedoman yang sesuai PP No 43 Tahun 2014.
ada. Pemerintah desa harus menyesuiakan
Pengelolaan Keuangan Desa berdasarkan
C. Strategi Pemerintah Desa Permendagri No 20 Tahun 2018. Pemerintah Desa
Terhadap Pengelolaan APBDes juga perlu meningkatkan kapasitas dan kemampuan
Dalam Mendukung Pelayanan dan melalui keikutsertaan yang intensif dalam program
Pemberdayaan pelatihan dan pembinaan Pengelolaan Keuangan
Eksistensi desa walaupun bukan bagian Desa berdasarkan Permendagri No 20 Tahun 2018.
pemerintahan secara langsung dari pemerintah Selain itu pemerintah Kabupaten Malang
daerah (bukan unit kerja/SKPD Pemda), namun perlu Menetapkan kebijakan/regulasi mendukung
desa tetap memiliki hubungan koordinasi dan Pengelolaan Keuangan Desa berdasarkan
administratif dengan pemerintahan yang ada Permendagri No 20 Tahun 2018; serta harus adanya
di atasnya yang disebut sebagai pemerintah penyesuaian Peraturan Bupati/Walikota tentang
supra desa. Pemerintah Supra Desa terdiri dari Pengelolaan Keuangan Desa terutama mengenai
Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Kabupaten/ hal-hal yang meliputi; Pengaturan belanja sub
Kota, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. bidang penanggulangan bencana keadaan darurat
Setiap jenjang tingkatan pemerintah supra desa dan keadaan mendesak yang berskala lokal Desa;
memiliki fungsi pengawasan dan pembinaan Peraturan penyertaan modal; Pedoman Penyusunan
kepada pemerintah desa sebagaimana di atur dalam APBDesa: Peraturan kriteria keadaan Luar Biasa
UU Desa. Bentuk pembinaan dan pengawasan untuk Perubahan Perdes tentang Perubahan
yang dilakukan pemerintah supra desa antara APBDesa; dan Pengaturan jumlah uang tunai yang
lain memberikan panduan/pedoman, bimbingan dapat disimpan oleh Kaur Keuangan di Desa.
dan supervisi, pembinaan peningkatan kapasitas, Di sisi lain perlu peningkatan sosialisasi
hingga melakukan fasilitasi dan pengawasan atas mengenai Permendagri No 20 Tahun 2018;
penyelenggaraan pemerintahan desa. Meningkatkan intensitas pelatihan dalam rangka
Sehubungan dengan strategi dalam bentuk peningkatan kapasitas bagi Aparatur Kabupaten/
arahan kegiatan bagi pemerintah desa dan Kota, Kecamatan dan Pemerintah Desa berdasarkan
lembaga desa dalam pengelolaan APBDes yang Permendagri No 20 Tahun 2018, serta; Memperkuat
dapat mendukung pelayanan dan pemberdayaan pendamping pembangunan desa dan kontrol
masyarakat maka analisis perumusan strategi bisa masyarakat.
dilihat dalam Tabel 8 dan 9. Dalam hal Pengelolaan Keuangan Desa,
Muatan substansi yang perlu ditindaklanjuti selain
dari pengaturan atas Permendagri 20/2018 adalah
IV. Kesimpulan pengaturan mengenai kegiatan dalam bidang 5; tata
Terkait temuan penelitian dan pembahasan di cara penyertaan modal; pedoman penyusunan apb
atas, maka dalam hal ini pemerintah daerah perlu desa; kriteria keadaan luar biasa, serta pengaturan
ekstra dalam mengimplementasi Permendagri No jumlah uang tunai yang disimpan oleh kaur
20 Tahun 2018dan Surat Edaran Menteri Dalam keuangan untuk memenuhi kebutuhan operasional
Negeri Nomor 4122/5165/37 tersebut., saat ini pemerintah desa.
sedang dilaksanakan Bimtek berhubungan dengan
kedua regulasi tersebut. Pola penguatan kapasitas
pemerintah desa perlu dilakukan oleh pemerintah Ucapan Terima Kasih
kabupaten/kota dan provinsi serta melaksanakan Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan
pendampingan desa sehingga pengelolaan keuangan banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai
desa tidak menjebak desa pada aspek teknokratis pihak yang telah membantu guna terwujudnya
dan administatif. penelitian ini. Kepada pemerintah Kabupaten
pengalokasian dana desa untuk meningkatkan Malang, Badan Penelitian dan Pengembangan
pelayanan terhadap masyarakat menunjukkan Kabupaten Malang, Pemerintah Kecamatan Pagak
bahwa penggunaan dana dalam belanja desa untuk dan Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang.
46