Sunteți pe pagina 1din 13

Jurnal Evaluasi Pendidikan

Volume 9, Nomor 1, Maret 2018


DOI: doi.org/10.21009/JEP.091.08

EVALUASI PROGRAM MAGANG PADA PENYELENGGARAAN


PENDIDIKAN SMK DENGAN MODEL (3+1) PROGRAM
KEAHLIAN KEHUTANAN DI SMK NEGERI 1 PAGELARAN –
CIANJUR (Implementasi Model CIPPO)

Yadi Mulyadi ABSTRACT


SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur
This study aims to determine the product and outcomes of the apprenticeship program on the
implementation of vocational education with model (3 + 1) in the Forestry Expertise Program at
SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur. The research evaluation used CIPPO evaluation model. The
research approach used descriptive qualitative techniques. In this study the data collecting
techniques included interviewes, documentation studies, observations, quantitative descriptive
Gaguk Margono dan research, and questionnaire. The result of the research shows that in general the apprenticeship
Wardani Rahayu program on vocational education with model (3 + 1) runs well and in accordance with the
Universitas Negeri Jakarta purpose of vocational secondary education to prepare graduates who have competence in
accordance with the needs of DU/DI, so that the presence of apprenticeship program is still
needed but must be appropriate with the curriculum set by the government. Implementation of
the apprenticeship program at the Forestry Expertise Program at SMK Negeri 1 Pagelaran
Cianjur is relevant to the KTSP Curriculum due to the 4-year study period, and is less relevant to
the 2013 curriculum due to the 3-year study period. Therefore, the implementation of the
apprenticeship program in the spectrum of 2013 curriculum can be implemented by changing
the time of apprenticeship in the third year or to be maintained in the fourth year with the
adjustment of study period at Forestry Technology Expertise Competency of Forest Product
Processing Technology in Spectrum of 2013 curriculum back to 4 years

Keywords : Evaluation Program, Apprenticeship, SMK 3 + 1 Model, Forestry,


CIPPO

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui product dan outcomes dari program magang
pada penyelenggaraan pendidikan SMK dengan model (3+1) pada Program Keahlian
Kehutanan di SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur sebagai penelitian evaluatif dengan
menggunakan model evaluasi CIPPO. Pendekatan pada penelitian deskriptif kualitatif
dilakukan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, studi dokumentasi,
observasi dan pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif dilakukan dengan teknik
pengumpulan data melalui angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum
program magang pada pendidikan SMK dengan model (3+1) berjalan dengan baik dan
sesuai dengan tujuan pendidikan menengah kejuruan, yaitu: mempersiapkan lulusan yang
memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan DU/DI, sehingga keberadaan program
magang masih diperlukan namun harus sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan
pemerintah. Pelaksanaan program magang pada Program Keahlian Kehutanan di SMK
Negeri 1 Pagelaran Cianjur relevan dengan Kurikulum KTSP karena masa studi 4 tahun,
dan kurang relevan dengan Kurikulum 2013 karena masa studi 3 tahun. Untuk itu
Alamat Korespondensi
pelaksanaan program magang pada spektrum kurikulum 2013 masih dapat dilaksanakan
Jl Siliwangi Gg. Laksana I dengan cara mengubah waktu pelaksanaan magang pada tahun ketiga atau tetap
No. 1221 Rt 001 Rw 016 dipertahankan pada tahun keempat dengan adanya penyesuaian masa studi pada
Kel. Sayang Cianjur 43213 Kompetensi Keahlian Kehutanan Teknologi Pengolahan Hasil Hutan pada Spektrum
Kurikulum 2013 kembali menjadi 4 tahun.
e-mail: yadhie1972@gmail.com
Kata Kunci : Evaluasi Program, Magang, SMK Model 3+1, Kehutanan,
CIPPO

84
Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

secara intensif dilatih skill keterampilannya,


1. Pendahuluan
sehingga penyelenggaraan pendidikan SMK
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), menurut dengan masa studi empat tahun akan memberikan
PP No. 29 Tahun 1990 menyebutkan bahwa waktu yang relatif lebih lama kepada peserta didik
pendidikan menengah kejuruan SMK merupakan untuk melaksanakan kegiatan link and match
salah satu bentuk pendidikan formal dalam sistem melalui kegiatan praktik kerja industri dan magang
pendidikan nasional di Indonesia yang bertujuan (on the job training) sebagai proses pembelajaran
mempersiapkan lulusannya mampu memasuki dan pelatihan kerja kepada peserta didik supaya
dunia kerja sesuai dengan pengetahuan dan lebih merasa percaya diri untuk masuk ke dalam
keterampilan tertentu pada tingkat menengah. DU/DI. Untuk itu program magang pada
Untuk itu proses pembelajaran dan pelatihan penyelenggaraan pendidikan SMK dengan model
kerja pada kurikulum pendidikan SMK dirancang (3+1) pada Progam Keahlian Kehutanan di SMK
berbasis kompetensi dengan pendekatan pada Negeri 1 Pagelaran Cianjur ini menurut Mukhidin
DU/DI (Permendikbud No. 0490/U/1992), dan Purnama (2016), diharapkan dapat
sehingga pada kurikulum SMK ada implementasi menghasilkan lulusan yang mempunyai
pembelajaran dan pelatihan kerja melalui kegiatan kemandirian, kematangan, dan keterampilan
pendidikan sistem ganda (link and macth) yang sehingga penyelenggaraan pendidikan SMK
bertujuan meningkatkan kesesuaian lulusan SMK dengan model (3+1) diharapkan dapat menjadi
dengan kebutuhan DU/DI (Permedikbud No. solusi dalam menghasilkan sumber daya manusia
323/U/1997). Artinya penyelenggaraan pendidikan lulusan SMK yang terampil, berkualitas, dan siap
kejuruan SMK mempunyai peranan strategis bekerja pada perusahaan (DU/DI).
dalam menghasilkan sumber daya manusia dalam Pelaksanaan program magang pada
proses pembangunan nasional, sebagaimana yang penyelenggaraan pendidikan SMK dengan model
dikemukakan Okoye et.al. (2013), bahwa (3+1) pada Program Keahlian Kehutanan di SMK
pendidikan kejuruan secara luas merupakan Negeri 1 Pagelaran Cianjur dilakukan sesuai
sistem pendidikan yang diharapkan mampu dengan SK Dikdasmen No. 251/C/Kep/mn/2008,
meningkatkan ekonomi suatu negara. tentang: Spektrum Keahlian Menengah Kejuruan
Pendidikan sistem ganda sebagai salah satu yang mengharuskan pelaksanan pendidikan untuk
bentuk dari implementasi kurikulum pada Kompetensi Keahlian Kehutanan selama empat
pendidikan kejuruan SMK, ternyata tidak tahun dan PP No. 19 Tahun 2005 di mana lama
terkelola dengan baik sehingga menimbulkan penyelenggaraan SMK/SMA tiga tahun dan
permasalah pada minimnya mutu dan kompetensi maksimum empat tahun sesuai tuntutan program
lulusan SMK yang menyebabkan lemahnya daya keahlian; serta Permenhut No. P.11/menhut–
saing lulusan SMK dan rendahnya keterserapan II/2014, tentang: Penyelenggaraan Pendidikan
lulusan SMK oleh DU/DI. Hal ini memperlihatkan Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Negeri.
bahwa output lulusan SMK dengan kebutuhan Implementasi pelaksanaan program magang
DU/DI belum sepadan sehingga menimbulkan pada penyelenggaraan pendidikan SMK dengan
pengangguran terbuka terhadap lulusan SMK. model (3+1) yang diterapkan pada Program
Rendahnya mutu dan kompetensi lulusan Keahlian Kehutanan di SMK Negeri 1 Pagelaran
pendidikan kejuruan SMK melatarbelakangi Cianjur dilakukan karena menurut Muslih (2014),
adanya kebijakan penyelenggaraan pendidikan bahwa program magang merupakan salah satu
SMK dengan masa studi empat tahun dengan muatan kurikulum dalam pendidikan kejuruan
model pendidikan (3+1), karena menurut SMK yang dapat membentuk kompetensi peserta
Mustagfirin Amin (2014) siswa SMK berbeda didik sehingga dapat menjembatani sekolah
dengan siswa SMA, di mana siswa SMK harus sebagai lembaga pendidikan dengan perusahaan

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 85


Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

(DU/DI) sebagai pengguna lulusan karena yang dilaksanakan mulai: 28 Oktober 2016 sampai
menurut OECD (2010), bahwa kerjasama dengan 18 April 2017.
sekolah dengan perusahaan (DU/DI) menjadi Teknik dan metode pengumpulan data
metode yang efektif terutama dalam dilakukan dengan cara: (1) melakukan interview/
mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja. wawancara; (2) penyebaran kuisioner/angket;
Menurut Billett (2011), bahwa program (3) melakukan observasi/pengamatan; dan (4)
pendidikan kejuruan harus mampu membantu melakukan studi dokumentasi (Sugiyono,
individu peserta didik membangun keahlian yang 2016:309).
sesuai dengan kebutuhan sesuai tuntutan dunia Analisis data dilakukan secara deskriptif
kerja. kualitatif dan deskriptif kuantitatif dengan cara
Tujuan dan fokus perhatian pada penelitian menganalisis data hasil temuan di lapangan dan uji
ini untuk mengetahui hasil (product) dan dampak statistik dengan angka (prosentase) dengan
(outcomes) setelah peserta didik lulus dari pemberian kategori berdasarkan kriteria
Program Keahlian Kehutanan yang kuantitatif tanpa pertimbangan (Arikunto dan
menyelenggarakan pendidikan SMK dengan model Abdul Jabar, 2014:35) terhadap pelaksanaan
(3+1) melalui kegiatan program magang pada program magang pada penyelenggaraan
tahun keempat, apakah program magang tersebut pendidikan SMK dengan model (3+1) pada
bermanfaat bagi lulusan dalam meningkatkan Program Keahlian Kehutanan di SMK Negeri 1
kualifikasi, kompetensi, dan daya saing serta Pagelaran Cianjur, yaitu: (1) evaluasi konteks
keterserapan lulusan oleh perusahaan (DU/DI). (context) berkaitan dengan landasan hukum
Hal ini dilakukan karena proses evaluasi terhadap penyelenggaraan program magang, (2) evaluasi
program magang harus bermuara pada masukan (input) berkaitan dengan komponen-
peningkatan mutu pendidikan dengan adanya komponen pendukung proses pembelajaran dan
peningkatan kompetensi peserta didik sebagai pelatihan kerja, (3) evaluasi proses (process)
outcomes yang diharapkan memiliki kompetensi berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajran
dan daya saing yang tinggi di DU/DI serta dan pelatihan kerja, (4) evaluasi hasil (product)
memiliki inovasi dan kreatifitas pada bidang berkaitan dengan prestasi akademik dan non
profesinya, sehingga data dan informasi pada akademik peserta didik sebagai capaian hasil dari
penelitian evaluatif program magang ini proses pembelajaran dan pelatihan kerja, dan (5)
diharapkan dapat memberikan gambaran dan evaluasi dampak (outcomes) berkaitan dengan
informasi berkaitan dengan penyelenggaraan daya saing dan keterserapan lulusan oleh
pendidikan SMK masa studi empat tahun dengan perusahaan (DU/DI).
model (3+1), apakah dapat menjadi kerangka Kriteria-kriteria keberhasilan pelaksanaan
strategik bagi proses pengembangan pendidikan program magang pada penyelenggaraan
SMK dengan lama studi empat tahun yang mampu pendidikan SMK 4 tahun dengan model (3+1)
meningkatkan mutu program pendidikan SMK. pada Program Keahlian Kehutanan di SMK
Negeri 1 Pagelaran Cianjur, menurut Pedoman
2. Metode Penelitian
Pelaksanaan Magang (2014) di antaranya yaitu:
Tujuan penelitian secara umum sesuai dengan 1. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
fokus dan tujuan penelitian evaluasi model di bidang kehutanan
context, input, process, product dan outcomes 2. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan
(CIPPO) untuk mengkajii pelaksanaan program kerja di bidang kehutanan
magang pada penyelenggaraan pendidikan SMK 3. Pengenalan lingkungan dan suasana kerja
dengan model (3+1) pada Program Keahlian secara psikologi (interpersonal skill)
Kehutanan di SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur,

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 86


Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

4. Penguasaan tata laksana administrasi, Komponen Evaluasi Masukan (Input)


produksi dan pemasaran atau teknis Hasil evaluasi input secara keseluruhan
pekerjaan operasional bidang kehutanan termasuk ke dalam kategori baik (79,95 %),
secara langsung di lapangan artinya seluruh sub komponen pada pelaksanaan
5. Penanaman kepedulian tentang kualitas program magang seperti: perencanaan kegiatan
proses dan hasil kerja dan pembiayaan program magang sudah sesuai
6. Penghayatan tentang tugas, tanggung jawab, aturan yang berlaku dengan melibatkan peran
hak dan kewajiban sebagai pekerja yang serta orang tua dan komite sekolah; peserta didik
profesional sebagai sasaran program sudah memenuhi
Desain penelitian evaluasi program magang krteria evaluasi karena peserta didik ditempatkan
pada penyelenggaraan pendidikan SMK dengan pada perusahaan (DU/DI) yang memiliki
model (3+1) Program Keahlian Kehutanan di kompetensi yang sesuai dengan kompetensi
SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur, dirancang sesuai kejuruan; kondisi dan kelengkapan sarana
dengan implementasi pada model CIPPO prasarana pada Program Keahlian Kehutanan
sebagaimana Gambar 1. SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur relatif cukup
lengkap dalam melaksanakan kegiatan praktik
3. Hasil dan Pembahasan dasar, meskipun masih memerlukan kolaborasi
dengan perusahaan (DU/DI) terutama untuk
a. Hasil Evaluasi dan Keputusan
pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja yang tidak
Komponen Evaluasi Konteks (Context) dapat dilakukan di sekolah; kompetensi tenaga
Hasil evaluasi konteks secara keseluruhan pendidik dan kependidikan sudah sesuai dengan
termasuk kedalam kategori sangat baik (82,73 %), kualifikasi kompentensi keahlian kehutanan, hanya
karena tujuan dan sasaran program memenuhi proporsi kebutuhan peserta didik dengan jumlah
kriteria evaluasi dan relevan dengan tujuan tenaga pendidik dan kependidikan belum ideal;
pendidikan menengah kejuruan dalam menyiapkan kurikulum yang relevan dengan proses
lulusan yang memiliki kualifikasi dan kompetensi pembelajaran dan pelatihan kerja untuk
yang sesuai dengan DU/DI; keberadaan dan pelaksanaan kegiatan magang sebagai
manfaat program sesuai dengan kebutuhan implementasi penyelenggaraan pendidikan SMK
masyarakat dan DU/DI, sehingga keberlanjutan dengan model (3+1), yaitu: Spektrum Kurikulum
program magang masih tetap dipertahankan KTSP karena masa studi Program Keahlian
meskipun berdasarkan SK Dikdasmen No. Kehutanan selama empat tahun, sementara
4678/D/Kep/MK/2016, pelaksanaan program dengan implementasi Spektrum Kurikulum 2013
magang pada penyelenggaraan pendidikan SMK menjadi kurang relevan karena masa studi untuk
dengan model (3+1) menjadi kurang relevan dan Kompetensi Keahlian Kehutanan menjadi tiga
kurang memenuhi kriteria evaluasi karena lama tahun; peran serta orang tua sudah cukup tinggi
masa studi Program Keahlian Kehutanan hanya meskipun peran komite sekolah terutama ketua
tiga tahun. Artinya pelaksanaan program magang komite sekolah masih belum maksimal; peran
pada penyelenggaraan pendidikan SMK dengan manajemen pengelolaan sekolah dan program
model (3+1) memenuhi kriteria evaluasi dan keahlian, sudah cukup baik sehingga tercipta
relevan dengan SK Dikdasmen No. kondisi yang kondusif untuk terciptanya tujuan
251//Kep/Mn/2008 karena lama masa studi pembelajaran dan pelatihan kerja.
Program Keahlian Kehutanan selama empat
tahun.

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 87


Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

Program Magang pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK dengan Model


(3+1) Program Keahlian Kehutanan di SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur
(Implementasi Model CIPPO

Komponen 1.Landasan Hukum Program


Konteks (Context) 2.Tujuan Program
3.Keberadaan dan Manfaat Program

1.Perencanaan Program
2.Sasaran Program
3.Sarana & Prasarana
Komponen
Masukan (Input) 4.SDM Pendidik & Kependidikan
5.Kurikulum
6.Stakeholder (Orang Tua, DUDI,
dan Pemerintah)
7.Manajemen Sekolah dan Program
Keahlian

1.Pengorganisasian Program
Magang
2.Pembelajaran dan Pelatihan Kerja
Komponen di Sekolah dan DU/DI Hasil dan
Proses (Process) 3.Prosedur Pelaksanaan Program Keputusan Saran dan
Kesimpulan Rekomendasi
Magang Evaluasi
4.Penilaian dan Evaluasi Hasil
Belajar

1.Prestasi Aktual Program Keahlian


2.Prestasi Akademik (US dan UN)
Komponen Hasil 3.Prestasi Non Akademik (UKK dan
(Product) Magang)
4.Kerjasama Sekolah dengan DU/DI

1.Keterserapan Lulusan
2.Pengakuan DU/DI terhadap
Komponen Kompetensi Lulusan
Dampak 3.Kontribusi Lulusan terhadap
(Outcomes) Keluarga
4.Produktivitas Kerjasama Sekolah
dengan DUDI

Gambar 1. Desain Penelitian Evaluasi Program Magang dengan Model CIPPO

Komponen Evaluasi Proses (Process) di perusahaan sesuai dengan standar proses


dengan standar nasional pendidikan; pengendalian
Hasil evaluasi proses secara keseluruhan
dan pengawasan program magang dilakukan
termasuk kedalam kategori baik (79,39 %),
dengan adanya laporan pertanggungjawaban
karena pengorganisasi pelaksanaan program
penggunaan anggaran dan pelaksanaan monitoring
magang dilakukan dengan adanya panitia
ke lokasi perusahaan tempat peserta didik
kelompok kerja program magang; sinkronisasi
magang.
program terhadap peserta didik, orang tua, dan
perusahaan sudah dilakukan dengan baik, proses
pembelajaran dan pelatihan kerja di sekolah dan

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 88


Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

Komponen Evaluasi Hasil (Product) program magang dilakukan di perusahaan


(DU/DI) yang sesuai dengan kompetensi keahlian
Hasil evaluasi pada komponen hasil (product) sehingga setelah lulusan bekerja di perusahaan
secara keseluruhan termasuk sangat baik (91,30 %), (DU/DI) ternyata lulusan dapat memberikan
karena prestasi aktual Program Keahlian Kehutanan kontribusi positif terhadap peningkatan kinerja
SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur sudah berkiprah perusahaan.
pada tingkat propinsi dan nasional baik pada ajang
lomba kompetensi siswa maupun pada kegiatan b. Pembahasan Hasil dan Keputusan
jambore nasional SMK Kehutanan se-Indonesia;
prestasi hasil Ujian Sekolah, Ujian Nasional dan Ujian Komponen Evaluasi Konteks (Context)
Nasional Praktik Kejuruan atau Uji Kompetensi
Keahlian seluruh peserta didik lulus 100 % dan (1) Landasan Hukum
seluruhnya mendapat sertifikat profesi level 2 sesuai Landasan hukum operasional progam magang
KKNI dari LSP-BNSP dan mendapatkan pada penyelenggaraan pendidikan SMK dengan model
sertifikat/surat keterangan magang dari perusahaan (3+1) pada saat proses pembelajaran dan pelatihan
(DU/DI) yang bermanfaat sebagai referensi dalam kerja menggunakan Kurikulum KTSP sudah sesuai dan
melamar pekerjaan. Selanjutnya untuk hubungan relevan karena masa studi untuk Program Keahlian
kerjasama sekolah dengan perusahaan (DU/DI) sampai Kehutanan berdasarkan Spektrum Kurikulum 2013
saat ini sudah lebih dari 20 perusahaan (DU/DI) yang selama empat tahun, namun pada saat proses
menjalin kemitraan dalam pelaksanaan program pembelajaran dan pelatihan kerja menggunakan
magang dan melakukan kerjasama (MoU) dalam Kurikulum 2013 operasional pelaksanaan program
rekruitmen pengangkatan tenaga kerja dengan pihak magang pada penyelenggaraan pendidikan SMK dengan
Program Keahlian Kehutanan SMK Negeri 1 Pagelaran model (3+1) menjadi kurang sesuai karena
Cianjur. berdasarkan Spektrum Kurikulum 2013 masa studi
Program Keahlian Kehutanan menjadi tiga tahun.
Komponen Evaluasi Dampak (Outcomes) Artinya proses penyelenggaraan program magang
pada pendidikan SMK dengan model (3+1) pada
Hasil evaluasi dampak (outcomes) secara Program Keahlian Kehutanan di SMK Negeri 1
keseluruhan termasuk ke dalam kategori sangat Pagelaran Cianjur berbenturan dengan ketentuan
baik (81,84 %), karena keterserapan lulusan Standar Proses pada UU No. 5 Tahun 2005, tentang:
Program Keahlian Kehutanan dari SMK Negeri 1 Standar Nasional Pendidikan di mana proses
Pagelaran Cianjur yang bekerja pada perusahaan pembelajaran dan pelatihan kerja harus mengikuti ke
(DU/DI) bidang kehutanan rataan tiap tahun pada Kurikulum yang ditentukan Pemerintah
sebesar 66,36 % dengan posisi kerja umumnya (2) Tujuan dan Sasaran Program Magang
sebagai pengawas tenaga lapang, bekerja pada
bidang non kehutanan sebesar 15,72 %, Penyelenggaraan program magang pada
wiraswasta dan lainnya 11,22 % dan melanjutkan pendidikan SMK dengan model (3+1) merupakan
pendidikan sebesar 6,73 %, sebagaimana tertera proses pembelajaran dan pelatihan kerja pada
pendidikan kejuruan SMK yang sesuai dengan
pada Gambar 2; Untuk produktivitas kerjasama Permendikbud No. 0490/U/1992 dan Permendikbud
sekolah dengan DU/DI mengalami peningkatan No. 323/U/19997, karena menurut Nurjanah (2013),
dengan adanya beberapa Perusahaan (DU/DI) program magang merupakan salah satu implementasi
yang bekerja sama dengan Program Keahlian pelaksanaan pendidikan sistem ganda pada kurikulum
Kehutanan SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur SMK. Selanjutnya Muslih (2014), mengemukakan
terutama dalam penyaluran lulusan untuk bekerja bahwa program magang merupakan salah satu bentuk
pada perusahaan selain untuk kegiatan program pendidikan dan pelatihan kerja yang dalam pendidikan
magang; lulusan memiliki kompetensi yang sesuai kejuruan SMK yang dapat membentuk kompetensi
dengan perusahaan (DU/DI) karena kegiatan peserta didik sehingga dapat menjembatani sekolah
dengan DU/DI) sebagai pengguna lulusan.

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 89


Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

Grafik Keterserapan Lulusan Program Keahlian Kehutanan


SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur Tahun 2010 s/d 2015
30

25

20

15

10

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
TAHUN LULUS

KEMNHUT Perhutani/BUMN BUMS Kehutanan


BUMS Non Kehutanan Wiraswasta Lain-lain
Kuliah

Gambar 2. Grafik Prosentase Keterserapan Lulusan

Penyelenggaraan program magang pada bahwa pendidikan kejuruan di SMK membutuhkan


pendidikan kejuruan SMK sejalan dengan tujuan waktu ajar empat tahun karena peserta didik
pendidikan nasional menengah kejuruan yang harus secara intensif dilatih keterampilannya,
tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun sehingga menurut Amirudin et.al. (2016), bahwa
2003 dan PP No. 29 Tahun 1990, bahwa masa studi empat tahun merupakan solusi untuk
pendidikan kejuruan di SMK dilakukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang terampil,
mempersiapkan peserta didik siap bekerja pada berkualitas dan siap untuk bekerja pada DU/DI
bidang tertentu sesuai kebutuhan DU/DI karena karena peserta didik mempunyai waktu yang
menurut Malayu (2003), program magang (on the relatif lama untuk melaksanakan pelatihan kerja di
job training) merupakan kegiatan pelatihan kerja DU/DI.
supaya peserta didik mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman kerja yang Komponen Evaluasi Masukan (Input)
berkaitan dengan keterampilan dasar tertentu.
(1) Perencanan Program Magang
(3) Keberadaan dan Manfaat Program Bentuk perencanaan program magang pada
Magang penyelenggaraan pendidikan SMK dengan model
Keberadaan dan manfaat program magang (3+1) pada Progam Keahlian Kehutanan ini dibuat
pada penyelenggaraan pendidikan SMK dengan dalam bentuk program kerja tahunan sesuai
model (3+1), dilakukan untuk meningkatkan dengan pelaksanaan kegiatan program magang,
kompetensi lulusan karena menurut Amin (2014), sehingga perencanaan yang dibuat tidak

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 90


Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

menjabarkan perencanaan kegiatan magang yang (4) Sumber Daya Manusia (Tenaga
berkesinambungan untuk jangka menengah Pendidikan dan Kependidikan)
maupun jangka panjang sesuai bagian dari Kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan
penetapan rencana strategi pencapaian dari pada Program Keahlian Kehutanan di SMK Negeri
program magang. Artinya, bentuk perencanaan 1 Pagelaran Cianjur sudah sesuai dengan PP No.
program magang yang berbentuk program kerja 19 Tahun 2005 dan Permendiknas No. 16 Tahun
merupakan bentuk perencanaan jangka pendek 2007, tentang kualifikasi akademik tenaga
tahunan (annual plan) yang hanya merencanakan pendidik, karena seluruh tenaga pendidik
operasional kegiatan dan pembiayaan dalam kurun produktif kehutanan dan toolman sebagai tenaga
waktu setahun sehingga disebut sebagai annual kependidikan pada Program Keahlian Kehutanan
operation planning (Usman, 2014:82), sehingga seluruhnya berlatarbelakang pendidikan S1
perencanaan program magang ini harus dinamis Kehutanan dan SMK Kehutanan, namun untuk
dan fleksibel terhadap perubahan yang terjadi proporsi jumlah tenaga pendidik dan
pada tiap tahunnya (Herujito, 1992:35). kependidikan dengan jumlah peserta didik sampai
saat ini belum proporsional atau belum mencapai
(2) Sasaran Program kondisi yang ideal.
Sasaran program pada penyelenggaraan
pendidikan SMK dengan model (3+1) pada (5) Kurikulum
Program Keahlian Kehutanan di SMK Negeri 1
Pagelaran terbagi menjadi dua, yaitu: (1) peserta Operasional pelaksanaan program magang
didik sebagai peserta magang sudah sesuai dengan pada penyelenggaraan pendidikan SMK dengan
standar proses PP No. 19 Tahun 2005 (2) model (3+1) pada Program Keahlian Kehutanan
perusahaan (DU/DI) sebagai institusi pasangan di SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur sesuai dengan
program magang. Merupakan perusahaan (DU/DI) Spektrum Kurikulum KTSP karena masa studi
yang memenuhi kriteria pada Pedoman Program Keahlian Kehutanan selama empat
Pelaksanaan Program Magang. Untuk itu memilih tahun, dan menjadi kurang sesuai dengan
perusahaan (DU/DI) menurut Qomariah (2006) Spektrum Kurikulum 2013 karena masa studi
harus memenuhi kriteria: jenis usahanya harus untuk Kompetensi Keahlian Kehutanan menjadi
sesuai dengan kompetensi keahlian peserta didik, tiga tahun. Artinya berdasarkan ketentuan
sinkron dengan tuntutan kurikulum, miliki Spektrum Kurikulum 2013 yang menyebutkan
instruktur/pembimbing, penentuan waktu dan bahwa Kompetensi Keahlian Kehutanan masa
jumlah kuota peserta ditentukan bersama, dan studinya tiga tahun, maka sebaiknya kegiatan
peserta didik mendapatkan pembekalan sesuai program magang tidak dilakukan pada tahun
dengan jenis kegiatan pada perusahaan (DU/DI). keempat. Untuk itu supaya pelaksanaan program
magang ini tidak menyalahi ketentuan kurikulum
(3) Sarana dan Prasarana yang diberlakukan pemerintah sebaiknya waktu
pelaksanaan magang tetap dalam kurun waktu
Kondisi dan kelengkapan sarana prasarana masa studi tiga tahun.
pada Program Keahlian Kehutanan dan SMK
Negeri 1 Pagelaran Cianjur cukup lengkap dan
sudah memenuhi Standar Sarana Prasarana sesuai (6) Peran Masyarakat Pendidikan (Orang
dengan PP No. 19 Tahun 2005, sehingga seluruh Tua, Komite Sekolah, dan DU/DI, serta
kegiatan praktik dasar dapat dilaksanakan di Stakeholder lainnya)
sekolah, meskipun masih memerlukan kolaborasi Peran dan partisipasi masyarakat, yang dalam
dengan perusahaan (DU/DI) melalui kegiatan hal ini orang tua peserta didik dan perusahaan
pelatihan kerja yang tidak dapat dilakukan di (DU/DI) yang menjadi institusi pasangan program
sekolah. magang terlihat dari adanya kesanggupan terhadap

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 91


Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

kompensasi pembiayaan program magang yang (2) Proses Pembelajaran dan Pelatihan
komponen pembiayaan berasal dari orang tua dan Kerja
perusahaan (DU/DI). Hal ini menunjukkan bahwa, Pada prinsipnya proses pembelajaran dan
peran dan fungsi dari masyarakat (orang tua dan pelatihan kerja pada penyelenggaraan pendidikan
perusahaan) sudah sesuai dengan UU No. 20 SMK dengan model (3+1) pada Program Keahlian
Tahun 2003 terutama pada Pasal 54 dan 55, yang Kehutanan di SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur
menyebutkan bahwa yang dimaksud peran sudah memenuhi standar proses menurut UU
masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta No. 19 Tahun 2005, dengan cara
masyarakat secara perorangan, kelompok, mengimplementasikan pendidikan sistem ganda
keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan melalui kegiatan program magang sebagai
organisasi kemasyarakatan dalam rangka implementasi dari kebijakan PP No. 29 Tahun
penyelenggaraan dan pengendalian mutu 1990 di mana pendidikan kejuruan harus mampu
pendidikan. menyiapkan peserta didiknya supaya memiliki
kompetensi dan soft skill yang sesuai dengan
(7) Manajemen Pengelolaan Program kebutuhan DU/DI dengan melakukan kolaborasi
Magang dan kerjasama dengan DU/DI, sebagai
implementasi dari Permendikbud No.
Peran manajemen sekolah pada
0490/U/1992 dan Permendikbuk No. 323/U/1997.
penyelenggaraan program magang pada
pendidikan SMK dengan model (3+1) pada
Program Keahlian Kehutanan di SMK Negeri 1 (3) Pengendalian dan Pengawasan
Pagelaran Cianjur sudah sesuai dengan Standar Program Magang
Pengelolaan Pendidikan menurut PP No. 19 Proses pengendalian dan pengawasan pada
Tahun 2005. Hal ini terlihat dari terselenggaranya prinsipnya berada pada Kepala Sekolah selaku
program magang yang setiap tahunnya berjalan penanggungjawab kegiatan. Adapun bentuk
dengan baik dan terbangunnya kondisi yang pengawasan Kepala Sekolah terhadap pelaksanaan
relatif nyaman terhadap terwujudnya proses kegiatan program magang dilakukan dengan
pembelajaran dan pelatihan kerja di SMK Negeri melakukan monitoring langsung ke lokasi
1 Pagelaran Cianjur. perusahaan tempat peserta didik magang maupun
dengan cara meminta panitia kelompok kerja
Komponen Evaluasi Proses (Process) magang untuk membuat laporan akhir
pertanggungjawaban kegiatan program dan
(1) Pengorganisasi Program Magang realisasi penggunaan biaya yang selanjutnya
dilaporkan ke komite sekolah dan orang tua
Proses pengorganisasian program magang peserta didik melalui forum rapat antara orang
dilakukan oleh Panitia Kelompok Kerja Magang tua dengan pihak sekolah dan program keahlian.
yang ditetapkan berdasarkan SK Kepala Sekolah,
sebagai penanggungjawab kegiatan, di mana Komponen Evaluasi Hasil (Product)
pengorganisasian dari program magang ini
dilakukan dalam bentuk team work di bawah (1) Prestasi Aktual Program Keahlian
Kepala Program Keahlian Kehutanan dan Prestasi aktual menjadi salah satu product
koordinasi dengan Wakil kepala sekolah Bidang dalam evaluasi karena prestasi aktual dapat
Humastri. Artinya pengorganisasian program menggambarkan pencapaian prestasi dari proses
magang sudah sesuai dengan standar pengelolaan pembelajaran dan pelatihan kerja, terutama sejauh
menurut PP No. 19 Tahun 2005 sehingga mana institusi mencapai tujuannya. Bentuk
pelaksanaan program magang ini dapat berjalan prestasi aktual yang pernah diraih oleh peserta
dengan baik. didik pada Program Keahlian Kehutanan di

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 92


Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

antaranya pada ajang Lomba Kompetensi Siswa Komponen Evaluasi Dampak (Outcomes)
Tingkat Provinsi Jawa Barat dan Lomba Karya
Ilmiah dan Konservasi Sumber Daya Hutan pada (1) Keterserapan Lulusan
Jambore Nasional SMK Kehutanan se-Indonesia. Rataan keterserapan lulusan pada bidang
Hal ini menunjukkan adanya eksistensi peserta kehutanan tiap tahun sebesar 66,36 % dengan
didik Program Keahlian Kehutanan dari SMK posisi kerja umumnya sebagai pengawas tenaga
Negeri 1 Pagelaran Cianjur yang berprestasi pada lapangan, sementara yang bekerja pada bidang
tingkat propinsi dan nasional yang non kehutanan sebesar 15,72 %, wiraswasta dan
menggambarkan bahwa proses pembelajaran dan lainnya 11,22 % dan melanjutkan pendidikan
pelatihan kerja yang dilakukan di SMK Negeri 1 sebesar 6,73 %; artinya pelaksanaan program
Pagelaran Cianjur sudah sesuai dengan standar magang memberikan dampak baik terhadap
proses menurut PP No. 19 Tahun 2005. peningkatan kepercayaan DU/DI dalam menerima
lulusan dari Program Keahlian Kehutanan. Hal ini
(2) Prestasi Akademik dan Non Akademik sesuai dengan Amirudin et. al. (2016), bahwa salah
Prestasi peserta didik dalam pelaksanaan satu keberhasilan dari penyelenggaraan
Ujian Sekolah, Ujian Nasional, dan Ujian Nasional pendidikan SMK dengan masa studi empat tahun
Praktik Kejuruan atau Uji Kompetensi Keahlian ditunjukkan dengan banyaknya lulusan yang
ternyata menunjukkan kelulusan 100%, artinya terserap oleh DU/DI, artinya penyelenggaraan
proses penilaian yang dilakukan terhadap peserta pendidikan dengan masa studi empat tahun
didik sudah sesuai dengan standar penilaian ternyata mampu memberikan tingkat kepercayaan
menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Hal DU/DI terutama dalam meningkatkan penyerapan
ini terjadi karena proses pembelajaran dan lulusan oleh DU/DI (Yudha, 2015).
pelatihan kerja yang dilakukan di DU/DI tidak
mengganggu fokus peserta didik dalam (2) Kompetensi Lulusan
menghadapi pelaksanaan ujian nasional karena Kompetensi keahlian dari lulusan
kegiatan magang dilakukan pada tahun keempat pendidikan SMK dengan masa studi empat tahun
sementara kegiatan ujian nasional dilakukan pada ternyata mampu menghasilkan lulusan yang
tahun ketiga (Yudha, 2015). memiliki kompetensi yang dapat memberikan
dampak positif terhadap kinerja perusahaan
(3) Hubungan Kerjasama dengan dengan memberikan prestasi kerja yang baik
Perusahaan (DU/DI) terhadap perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan SMK dengan masa studi empat tahun
Hubungan dan kerjasama Program Keahlian
mampu meningkatkan produktivitas lulusannya
dengan perusahaan (DU/DI) sampai saat ini ada
sehingga lebih siap bekerja karena secara
26 perusahaan (DU/DI) yang menjalin kerjasama
psikologi peserta didik dengan adanya kegiatan
dan kemitraan (MoU) bukan hanya dalam
program magang secara tidak langsung
pelaksanaan program magang namun termasuk di
memberikan kepercayaan kepada lulusan. Hal ini
dalamnya kerjasama dalam rekruitmen
sesuai dengan Amirudin et. al. (2016), bahwa
pengangkatan calon tenaga kerja dari lulusan SMK
penyelenggaraan pendidikan SMK dengan masa
Negeri 1 Pagelaran Cianjur pada perusahaan
studi empat tahun merupakan solusi dalam
membutuhkan tenaga kerja. Artinya pola
menghasilkan SDM yang terampil, berkualitas,
hubungan kerjasama sekolah dengan DU/DI yang
dan siap bekerja, karena menurut Yudha (2015),
dilakukan SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur sudah
pelaksanaan pelatihan kerja pada tahun keempat
sesuai dengan tujuan dikembangkannya pola
pada pendidikan SMK dengan model (3+1) dapat
kerjasama pendidikan kejuruan dengan DUDI
membuat peserta didik mendapat pengalaman
dalam pendidikan sistem ganda (Muslih, 2014).
kerja lebih banyak dan secara psikologi lebih siap
bekerja.

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 93


Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

4. Kesimpulan berbenturan dengan implementasi Kurikulum


2013 yang ditetapkan pemerintah. Untuk itu
Berdasarkan hasil dan keputusan dari
penulis dalam penelitian ini merekomendasikan
penelitian evaluasi ini dapat ditarik kesimpulan
beberapa hal sebagaimana berikut:
secara umum bahwa keberadaan dan manfaat
(1) Manajemen Sekolah dan Program Keahlian
program magang pada penyelenggaraan
Kehutanan SMK Negeri 1 Pagelaran Cianjur,
pendidikan SMK dengan model (3+1) pada
hendaknya dapat mendorong dan memberi
Program Keahlian Kehutanan di SMK Negeri 1
masukan kepada Lembaga Pusdiklat SDMLHK
Pagelaran Cianjur sudah sesuai dengan tujuan
Kementerian Kehutanan sebagai pembina
penyelengaraan pendidikan kejuruan, terutama
teknis SMK Kehutanan se-Indonesia dan
dalam mempersiapkan dan meningkatkan mutu
Direktorat PSMK yang menentukan kebijakan
serta daya saing lulusan, sehingga keberadaan dan
kurikulum untuk secara bersama-sama
keberlanjutan program magang pada
melakukan kajian lebih lanjut dengan seluruh
penyelenggaraan pendidikan SMK dengan model
stakeholder dan SMK Kehutanan se-Indonesia
(3+1), hendaknya perlu dipertahankan dan
tentang perlu tidaknya mempertahankan
dilanjutkan, karena perusahaan (DU/DI) lebih
Spektrum pada Pendidikan Kejuruan
menyukai lulusan SMK yang sudah mengikuti
Kehutanan tetap empat tahun atau minimal
kegiatan program magang.
tidak digeneralisir seluruhnya menjadi tiga
Proses dan mekanisme serta sifat
tahun tetapi disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan program magang pada
kompetensi keahlian. Hal ini perlu dilakukan
penyelenggaraan pendidikan SMK dengan model
supaya mekanisme pelaksanaan program
(3+1) pada Program Keahlian Kehutanan di SMK
magang pada penyelenggaraan pendidikan
Negeri 1 Pagelaran Cianjur ternyata dipengaruhi
SMK dengan model (3+1) sebagai kerangka
oleh Spektrum Kurikulum yang ditetapkan
strategik pada penyelenggaraan pendidikan
pemerintah. Penyelenggaraan program magang
SMK empat tahun sesuai dengan ketentuan
pada pendidikan SMK dengan model (3+1)
dari kurikulum yang ditetapkan pemerintah.
memenuhi kriteria evaluasi dan relevan, ketika
(2) Manajemen Sekolah dan Program Keahlian
menggunakan Spektrum Kurikulum KTSP karena
masih dapat mempertahankan keberadaan
masa studi pada Program Keahlian Kehutanan
selama empat tahun, dan pelaksanaan program dan keberlangsungan program magang pada
penyelenggaraan pendidikan SMK pada
magang pada penyelenggaraan pendidikan SMK
Program Keahlian Kehutanan di SMK Negeri
dengan model (3+1) menjadi kurang memenuhi
1 Pagelaran Cianjur sesuai ketentuan
kriteria evaluasi dan kurang sesuai ketika
Spektrum Kurikulum 2013 yang menetapkan
menggunakan Spektrum Kurikulum 2013 karena
masa studi Program Keahlian Kehutanan
masa studi Program Keahlian Kehutanan hanya
selama tiga tahun, dengan mengubah waktu
tiga tahun.
pelaksanaan program magang bukan pada
tahun keempat misalnya pada semester 5
Saran dan Rekomendasi
pada tahun ketiga setelah pelaksanaan
prakerin.
Mengingat keberadaan dan keberlangsungan
program magang pada penyelenggaraan
pendidikan SMK dengan model (3+1) pada
Program Keahlian Kehutanan di SMK Negeri 1
Pagelaran Cianjur ini sudah sesuai dengan tujuan
pendidikan menengah kejuruan, hendaknya
manajemen sekolah dan program keahlian perlu
melakukan terobosan dan perubahan mekanisme
pelaksanaan program magang, sehingga tidak

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 94


Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

5. Daftar Pustaka
Amin, M. Mustaghfirin. “Kebijakan Direktorat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
PSMK dalam Mempersiapkan SMK 4 Tahun.” Nomor: 323/U/1997 Tentang Kerjasama
hhtp://m.sindonws.com/read/875305/144/sis SMK dengan Dunia Usaha / Dunia Industri
wa-smkakansekolah-4tahun. Berita Tanggal: (DU/DI).
20 Juni 2014.
Malayu, S.P. Hasibuan. 2003. Manajemen Sumber
Amiruddin, Djoko Kustono, Syamsul Hadi dan Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Djuanda. Analisis Implementasi Pendidikan Aksara.
Sistem Ganda pada SMK Masa Studi 3 Tahun
dan 4 Tahun. Jurnal Teknologi dan Kejuruan. Mukhidin, Purnama, Wawan. Kajian
Volume 39. Nomor 1, Februari 2016. h: 87- Penyelenggaraan Program SM 3+1.
98. File.upi.edu/direktori/fptk/jur-pend/kajian_
39.2BI.pdf.11-9/ 2016.
Arikunto, Suharsimi, Abdul Jabar, Cepi Safruddin.
Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Muslih. “Analisis Efektivitas Program Magang
Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. untuk Sinkronisasi Link and Match Perguruan
Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Bumi Aksara, Tinggi dengan Dunia Industri.” Jurnal
2014. Manajemen dan Bisnis. Volume 14. Nomor
01, April 2014. h. 64.
Billet, Stehen. 2011. Vocational Edication
(Purposes Traditons and Prospect). Griffith Nurjanah, Fitri. Studi Eksplorasi Pembelajaran
University. QLD, Australia: Springer. Tahun ke-4 pada Kompetensi Keahlian Teknik
Elektronika Industri di SMK negeri 7 Semarang.
Herujito, Yayat M. Dasar Dasar Manajemen. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Bogor: Jurusan Ilmu Ilmu Sosial Ekonomi Semarang. 2013.
Pertanian. Fakultas Pertanian, IPB, 1992.
OECD, 2010. Learning for Jobs, Synthesis Report
Keputusan Direktur Jenderal Manajemen of the Organisation for Economic Co-
Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: Operation and Development (OECD)
251/C/Kep/Mn/2008. Spektrum Keahlian Reviews of Vocational Education and
Pendidikan Menengah Kejuruan. Kementerian Training.
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta, 2008.
Okoye, K.R.E., Chijioke, Okwelle, P. 2013.
Keputusan Direktur Jenderal Manajemen “Private Public Partnership and Technical
Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: Vocation Education and Training (TVET) in a
4678/D/Kep/MK/2016. Spektrum Kompetensi Development Economy”. Arabian Journal of
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan. Business and Manajement. Volume 2. hh. 51-
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 61.
Jakarta, 2016.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor P.11/Menhut-II/2014. Penyelengga-
Nomor: 0490/1992 Tentang Kerjasama SMK raan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
dengan Dunia Usaha / Dunia Industri Kehutanan Negeri. Jakarta, 2014.
(DU/DI).

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 95


Yadi Mulyadi Evaluasi Program Magang Pada Penyelenggaraan Pendidikan SMK Dengan
Gaguk Margono dan Model (3+1) Program Keahlian Kehutanan Di SMK Negeri 1 Pagelaran –
Wardani Rahayu Cianjur (Implementasi Model Cippo)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Richard Sandi Yuda. Penyelenggaraan SMK 4
16 Tahun 2007, tentang: Kualifikasi Akademik Tahun Menunjang Daya Saing Lulusan Siswa
Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Pemesinan SMK Negeri 2 Depok. E-Jurnal
Pendidikan Teknik Mesin. Volume 3, Nomor
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6. Tahun 2015. hh: 387-393.
41 Tahun 2007, tentang: Standar Penilaian.
SMK Negeri 1 Pagelaran – Cianjur. Petunjuk
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 Pelaksanaan Magang Kompetensi Kehutanan
Tentang Pendidikan Menengah. Tahun Pelajaran 2014/2015. Cianjur, 2014.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Sugiyono. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis
Tentang Standar Nasional Pendidikan. dan Disertasi. Bandung: Alfa Beta, 2015.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Qomariah, Siti. “Pengaruh Program On The Job Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Training (OJT) dan Prestasi Belajar Mata Diklat Nasional.
Mesin–Mesin Bisnis Terhadap Kesiapan
Memasuki Dunia Kerja pada Siswa Kelas III Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik dan
Program Keahlian Penjualan SMK Negeri 6 Riset Pendidikan Edisi 4. Jakarta: Bumi
Surakarta Tahun Diklat 2005/2006.” Aksara, Cetakan Kedua, Januari 2014.
Surakarta: FKIP – UNS, 2006.

Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol. 9, No. 1, Maret 2018 96

S-ar putea să vă placă și