Sunteți pe pagina 1din 16

Malvin Leonel

201806020008/12018000545

1. Sebutkan seluruh antibiotik (Bukan nama dagang) yang tergolong dalam kelas resisten bagi
seluruh mikroba diatas (Escherichia coli, klebsiella pneumoniae, staphylococcus aureus,
streptococcus pneumoniae, salmonella spp, dan mycobacterium tuberculosis)! Tuliskan sumber
pustaka yang Anda gunakan

 Escherichia Coli [1]


1. Penicillin
2. Amoxicillin
3. Streptomycin
4. Trimetoprin dan Sulfametoksasol
5. Tetracycline
6. Ampicillin
7. Doxycycline
8. Erythromycin
9. Lincomycin
10. Danofloxacin
11. Erythromycin

 Klebsiella pneumoniae [2]


1. Colistin
2. Polymyxin B
3. Carbepenem
4. Clindamycin
5. Erythromycin
6. Linezolid
7. Penicillin
 Mycobacterium tuberculosis: [3]
1. Rifampisin
2. Isoniazid
3. Etambutol
4. Pirazinamid
5. Streptomisin
6. Florokuinolon
7. Kanamisin (Injeksi)
8. Amikasin (injeksi)
9. Kapreomisin (Injeksi)

 Staphylococcus aureus:
1. Vancomycin
2. Methicillin
3. Linezolid
4. Tigecycline [4]
5. Methicillin
6. Penicillin
7. Oxacillin
8. Tetracyclines
9. Aminoglycoside
10. Streptrogramins
11. Floroquinolones
12. Fusidic acid [5]

 Streptococcus Pneumoniae: [6]


1. Macrolides
2. Florokuinolon
3. Lincosamides
4. Tetracyclines
5. Trimethiprim-sulfamethoxazole
6. Beta-lactam

 Salmonella spp:
1. Amplicillin
2. Chloramphenicol
3. Gentamycin
4. Streptomycin [7]
5. Tetracycline
6. Sulphonamide
7. Streptomycin
8. Tobramycin
9. Kanamycin
10. Ceftriaxon
11. Cephalosporin
12. Macrolides
13. Ketolides [8]

Daftar Pustaka:

1. M.M firdhana Krisnaningsih, Widya Asmara, dan M Haryadi Wibowo. Uji


sensitivitas isolate Escherichia coli patogen pada ayam terhadap beberapa jenis
antibiotic. Bagian Mikrobiologi FKH UGM

2. Kidd TJ, Mills G, Sá‐Pessoa J, Dumigan A, Insua JL, Ingram R, et al. A


Klebsiella pneumoniae antibiotic resistance mechanism that subdues host defences and
promotes virulence [Internet]. EMBO Molecular Medicine. John Wiley & Sons, Ltd;
2017 [cited 2019Dec6]. Available from:
https://www.embopress.org/doi/full/10.15252/emmm.201607336

3. Penatalaksanaan Tuberkulosis Resisten Obat (Tuberculosis Multi Drug


Resistance) [Internet]. eprints.ums.ac.id. 2014 [cited 3 November 2019]. Available
from: https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&cd=1&ved=2ahUKEwi88dPA9s3lAhULdCsKHYbLA38QFjAAegQ
IAhAB&url=http%3A%2F%2Feprints.ums.ac.id%2F60446%2F3%2FBAB
%2520I.pdf&usg=AOvVaw0WzGM4Pyq22Xp7qyIwn1Cj
4. Multidrug-Resistant Staphylococcus aureus, India, 2013–2015 - Volume 22,
Number 9-September 2016 - Emerging Infectious Diseases journal - CDC [Internet].
Centers for Disease Control and Prevention. Centers for Disease Control and Prevention;
[cited 2019Dec6]. Available from: https://wwwnc.cdc.gov/eid/article/22/9/16-
0044_article
5. J. Timothy Foster. Antibiotic resistance in Staphylococcus aureus. Current status
and future prospects. FEMS Microbiology Reviews. 2017
6. Cherazard R, Epstein M, Doan T-L, Salim T, Bharti S, Smith MA. Antimicrobial
Resistant Streptococcus pneumoniae: Prevalence, Mechanisms, and Clinical
Implications [Internet]. American journal of therapeutics. U.S. National Library of
Medicine; 2017 [cited 2019Dec6]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28430673

7. O . I. Afolami1 and A. K. Onifade. Salmonella spp. Mechanism ofDrug


Resistance, Gene Variations and ClinicalImplications. Asian Journal of Research in
Medical and PharmaceuticalSciences. 2018
8. Mąka Ł, Maćkiw E, Ścieżyńska H, Popowska M. Occurrence and antimicrobial
resistance of Salmonella spp. isolated from food other than meat in Poland [Internet].
Annals of agricultural and environmental medicine : AAEM. U.S. National Library of
Medicine; 2015 [cited 2019Dec6]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26403102
2. Jelaskan mekanisme resistensi antibiotic yang terjadi pada setiap mikroba diatas Escherichia
coli, klebsiella pneumoniae, staphylococcus aureus, streptococcus pneumoniae, salmonella spp,
dan mycobacterium tuberculosis ) Tuliskan sumber pustaka yang anda gunakan

A. Escherichia Coli
- Mekanisme resistensi Amplicillin dan amoxycillin

Resistensi terhadap ampicillin dan amoxycillin disebabkan oleh kemampuan


bakteri menghasilkan enzim b-lactamase yang dibuat oleh gen dalam plasmid
faktor R. enzim b-lactamase ini dapat menyebabkan cincin b-lactam pada
amplicillin dan amoxicillin terputus sehingga antibiotic tidak dapat bekerja.
Mekanisme resistensi pada amplicillin dan amoxycillin juga berhubungan dengan
permeabilitas membrane, yaitu terjadinya mutase membrane terluar yang disandi
secara kromosomal sehingga lebih stabil daripada yang disandi oleh gen pada
plasmid. Pada resistensi terhadap ampicillin dan amoxicillin dapat terjadi
resistensi silang (resistensi mikroba terhadap antimikroba tertentu juga menujukan
resistensi terhadap antimikroba lain)[1]

- Mekanisme resistensi terhadap streptomycin

Resitensi terhadap streptomycin berhubungan dengan genetik. Resistensi terhadap


streptomycin disebabkan oleh mutase dan seleksi mutan secara acak dan
streptomycin disini berperan sebagai agen seleksi yang memungkinkan terjadinya
multiplikasi bakteri resistensi dan menekan bakteri yang sensitif terhadap
streptomycin. Mutasi yang terjadi adalah perubahan tempat pengikatan normal
streptomycin pada ribosim bakteri. Yang terpenting dari mekanisme resistensi
terhadap streptomycin adalah inaktivasi aminoglikosida oleh enzim inaktivator
aminoglikosida. Enzim-enzim tersebut adalah asetilase, adrenilase, fosforilase
gugus hidroksil spesifik atau gugus amino. Kegagalan penetasi dan penurunan
afinitas obat pada ribosom dapat menjadi mekanisme lain resistensi. [1]
- Mekanisme resistensi terhadap erythromycin

Escherichia coli adalah bakteri gram negative yang resisten terhadap


erythromycin. Resistensi dapat terjadi karena modifikasi reseptor atau target obat
yang diperantarai olehh plasmid yang melibatkan gen erythromycin resistace
methylase dan inaktivasi antibiotik (disebabkan karena hidrolisis) oleh enzim
esterase yang dihasilkan oleh spesies enterobacteriaceae [1]

B. Klebsiella pneumoniae
- Mekanisme resistensi Polimiksin

Resistensi terhadap polimixin terjadi karena remodeling pada lipid A yang


disebabkan oleh mutase mgrB (MgrB adalah suatu peptide yang terikat pada
membrane kecil (47 asam amino untuk umpan balik negative dari sistem
pengaturan 2 komponen PhoPQ). Mutasi ini diatur oleh PhoPQ yang dapat
memberikan resistensi terhadap polimiksin dan pepetida antimikroba mamalia.
Modifikasi lipid A dengan Ara4N dan 2-hidroksimirristat juga memediasi
resistensi terhadap polimiksin. Resistensi dari polimiksin yang disebabkan
modifikasi lipid A disebabkan karena substitusi lipid A fosfat dengan Ara4N atau
PetN yang membatasi interaksi polimiksin dengan permukaan bakteri.[2]

- Mekanisme ressitensi Colistin

Mekanisme resistensi terhadap colistin mirip dengan mekanisme terhadap


polimixin yaitu remodeling pada lipid A yang disebabkan oleh mgrB, dan
modifikasi lipid A dengan Ara4N yang membatasi interaksi polimiksin dengan
permukaan bakteri[2]

- Mekanisme resistensi Carbapenem

Resistensi terhadap carbapenem disebabkan oleh produksi karbapenemase dan


beta-laktamase yang menahan aktivitas carbapenemase lemah dalam
kombinasinya dengan impermeabilitas membrane beberapa carbapenemases
(KPC, NDM-1, VIM, IMP, OXA-48) bertanggung jawab dalam membuat bakteri
menjadi tidak sensitive terhadap carbapenem tanpa adanya permeabilitas
tambahan terhadap zat lain. Enzim ini dibuat oleh gen dalam kromosom yang
diperoleh seperti plasmid dan transposon[3]

C. Staphylococcus aureus
- Mekanisme resistensi methicillin

Yang mendasari mekanisme resistensi terhadap metichillin adalah melalui akuisisi


gen yang mengkode homolog dari PBP2 yang disebut PBP2a (Hartman dan
Tomasz 1984; Peacock dan Paterson 2015). Yang tidak rentan terhadap aktivitas
obat karena sirine situs yang aktif dari TP PBP2a yang terletak didalam dan tidak
bisa dicapai oleh β-lactam. Karena itu, enzim dari bakteri dapat mengambil alih
biosintesis PG jika PBP2 TP tidak aktif. Aktivitas dari transglikosilase PBP2
diperlukan untuk biosintesis peptidoglikan karena PBP2a yang tidak berfungsi.
Jadi, biosintesis PG adalah bentuk kerjasama antara dua protein ketika TP PBP2
tidak aktif.[4]

Ketika strain dari MRSA tumbuh saat ada β-lactams, PG yang terbentuk memiliki
ikatan yang buruk. karena itu peptidoglikan memiliki efek proinfalasi yang
menjadi lebih kuat dan dapat memperparah patologi selama infeksi jika MRSA
terbena oleh β-lactam. Struktur PG yang berubah juga menjelaskan
ketigakmampuan regulator gen aksesori global untuk diinduksi dalam beberapa
MRSA[4]

- Mekanisme resistensi Vancomycin

Mekanisme utama dari resistensi vancomycin adalah strain yang muncul selama
pengobatan jangka panjang yang dapat menjadi mutase pada gen kromosom yang
mempengaruhi biosintesis dan homeostatis dinding sel. Dasar dari resistensi
Vancomycin ini adalah ketidakpekaan dan peningkatan ketebalah dan perubahan
struktur dari dinding sel. Peningkatan ketebalan dari dinding sel ini
mengakibatkan obat harus melakukan perjalanan yang lebih jauh untuk memenuhi
lipid II. Target vancomycin yang seharusnya adalah permukaan luar membrane
sitoplasma pada septum divisi dimana terjadi biosintesis dinding sel. Pengurangan
dalam cross-linking pada peptidoglikan menyebabkan adanya target palsu D-Ala-
D-Ala yang menyebabkan obat menempel dan tidak terdifusi ke membrane.
Selain itu, sejumlah glikopeptida yang terikat pada lapisan luar dinding sel yang
diperbesar bertindak untuk mencegah difusi obat. Peningkatan level substitusi dari
D-alanine pada asam teichoic juga dapat mengubah muatan sel untuk
menghambat glikopeptida bermuatan positif[4]

- Mekanisme resistensi tetrasiklin

Efflux

Pada staphylococcus ada dua pompa efflux Tet yang terkait dengan 14 heliks
transmembrane yang disebut dengan TetA (k) dan TetA (L). Tetk dikode oleh
plasmid pT181 multicopy dan terintergrasi dalam SCC meclll kromosom strain
MRSA. Protein Tet efflux menukar proton dengan molekul tetrasiklin terhadap
gradient konsenterasi. Substitusi besar pada cincin D dari tigecycline ini
mencegah molekul mendapat akses menuju pengikatan obat dalam protein.[5]

Proteksi ribosomal

Penentuan dari TetO/ M biasanya dikode pada transport konjugatif yang terletak
secara kromosom seperti Tn916 dan Tn1545. Gen resistensi ini mengkode protein
dengan aktivitas GTPase yang memiliki kemiripan dengan Ef-G . Namun, TetO
atau M GTPase tidak dapat berfungsi sebagai factor perpanjangan. Protein TetO
atau M akan mengikat ke situs pengikatan EF-G pada ribosom dalam keadaan
pasca-translokasi dan melepasan Tet yang terikat. Efisiensi yang tinggi dari
mekanisme ini menandakan terjemahan yang berlanjut pada konsenterasi Tet
yang terhambat. Penentuan TetO/M ini memiliki sedikit efek pada efektifitas
tigecycline.[5]

D. Streptococcus pneumoniae
- Floroquinolone

Pada resistensi floroquinolone, terjadi akumulasi mutase, yaitu mutase spontan


dan bertahap pada gen-encoding, GNA gyrase, gyrA, dan gen yang mengkode
parC, pare dan topoimerase IV. Akumulasi tersebut menyebabkan perubahan pada
daerah penentu kuinolon-resistensi penentu gyrA dan parC yang mempengaruhi
situs pengikatan floroquinolone dan mengurangi pengikatan obat pada kompleks
enzim-DNA. Peningkatan efflux juga dapat menyebabkan resistensi melalui
mutasi pada gen pengatur. Ekspersi dari pompa efflux dikendalikan oleh gen
regulator PmRA. pat A dan patB juga terlibat dalam mekanisme resistensi
floroquinolone. [6]

- Tetracyclines

Mekanisme resistensi terhadap tetracyclines adalah perlindungan ribosom yang


dimediasi oleh gen tet (O) dan tet (M) resistensi bakteri terhadap tigecyline
turunan tetracycline adalah mutase ribosom. Yang paling penting adalah resistensi
silang dari isolate-isolat yang resisten terhadap tigeccycline sehingga membuat
antibiotic tidak mempan terhadap bakteri [7]

- Trimetophrime-sulfometoxazaole

Resistensi terhadap TMP-SMX bersifat sekunder akibat mutase pada genom


bakteri. Resistensi terhadap TMP-SMX terjadi melalui substitusi asam amino
tunggal pada gen DHFR yang mengakibatkan pengikatan thrimethoprime.
Pengulangan dari 1 atau 2 asam amino dalam kromosom dihidropteroat sintase
menyebabkan resistensi. [7]

E. Salmonella spp
- Streptomycin

Resistensi dari streptomycin biasanya disebabkan oleh modifikasi enzimatik dari


aminoglikosida. Mekanisme resistensi dari aminoglikosida pada Salmonella
disebabkan oleh fosfotransferase, asetiltransferase, dan nukleotidiltransferase
yang dapat menonaktifkan dan memodifikasi aminoglikosida asetiltransferase
aminoglikosida biasanya disebut aac. Gen ini dapat menyebabkan salmonella
resisten terhadap gentamycin, torbramycin, dan kanamycin. Aminoglikosida
fosfotransferase memberi resistensi terhadap kanamycin dan neomycin disebut
aph. Contohya adalah strA dan strB yang membuat salmonella resisten terhadap
streptomycin. [8]

- Ceftriaxon
Salmonella dapat resisten terhadap antibiotik cephalosporin dengan memproduksi
cephalosporinase berlebih (enzim yang dapat menghambat cephalosporin).
Kebanyakan dari enzim penghambat ini adalah b-lactamase (ESBLs). Karena
EBL terletak pada elemen genetic seluler yang menyebar secara horizontal pada
bakteri dengan memperoleh gen ESBL dari bakteri lain yang resisten. Karena
mekanisme ini bakteri yang sensitif dapat menjadi resisten. Penyebaran klonal
dan transfer horizontal gen blaCMY-2 ikut menyebabkan resistensi terhadap
cephalosporin. [8]

- Erythromycin
Resistensi pada erythromycin dapat terjadi melalui beberapa mekanisme yang
diperentarai oleh plasmid (perombakan reseptor, atau target obat yang melibatkan
gen erythromycin resistance methylase dan inaktivasi antibiotic oleh enzim
esterase. Bakteri yang diperlukan untuk menambah gugus metal ke RNA ribosom
sehingga salmonella dapat mensintesis protein. Mekanisme ini menyebabkan
bakteri resisten terhadap erythromycin [8]

F. Mycobacterium Tuberculosis
- Mekanisme resistensi Isoniazid

Mekanisme resistensi terhadap isoniazid dimulai karena mutase dari beberapa gen
seperti inhA, ahpC, katG, ndh dan kas A. pada mekanisme resistensi ini, terjadi
substitusi asam amino pada Ser315Thr yang menyebabkan produksi INH-NAD
berkurang (INH-NAD digunakan untuk aktivitas mikroba). KatG memiliki
kemampuan yang lebih efektif dari enzim mutan untuk perubahan INH. Mutan
Ser315Thr menjadi katalase-peroksidase yang menyebabkan berkurangnya
metaboolisme INH. Pada posisi 315 ini, terjadi substitusi asam amino yang
berfungsi untuk menghilangkan keseimbangan dari kebutuhan katalase-
peroksidase. Resistensi disebabkan karena substitusi asam amino katG 463. Pada
wild type gen katG pada bakteri ini diubah dengan mutagenesis site-directed.[9]

- Mekanisme resistensi Rifampisin

Resistensi terhadap rifampisin sering digunakan untuk mengukur efek terapi.


Resistensi terhadap rifampicin disebabkan karena mutase pada ‘hot spot region’
dari rantai kodon pada den rpoB yang bisa mengakibatkan penurunan pada
afinitas dari rifampisin sehingga menyebabkan resistensi. Perubahan asam amino
pada posisi 514 dan 533 dapat mengakibatkan resistensi rifampisin pada tingkat
yang rendah.[9]

- Mekanisme resistensi Etambutol

Mekanisme resistensi terhadap etambutol disebabkan karena mutase pada embB


kodon 306 (embB306). Pada mutase ini, terjadi pembentukan operon emb oleh
tiga gen yang berfungsi untuk mengkode enzim arabinosil transferase (embA,
embB, dan embC). Mutasi pada kodon 330 juga turut menyebabkan resistensi
karena asam amino fenilalanin berubah menjadi asam valin (TTC menjadi TCA).
Selain itu, resistensi disebabkan karena terjadi mutasi missense yang terjadi pada
3 kodon tambahan isolate (Phe285Leu, Phe330Val, dan Thr630lle). Mutasi pada
kodon 285 ini mengakibatkan perubahan TTC menjadi TTA sehingan fenilalanin
berubah menjadi asam amino leusin. [9]

Daftar Pustaka:

1. M.M firdhana Krisnaningsih, Widya Asmara, dan M Haryadi Wibowo.


Uji sensitivitas isolate Escherichia coli patogen pada ayam terhadap beberapa
jenis antibiotic. Bagian Mikrobiologi FKH UGM

2. Kidd TJ, Mills G, Sá‐Pessoa J, Dumigan A, Insua JL, Ingram R, et al. A


Klebsiella pneumoniae antibiotic resistance mechanism that subdues host
defences and promotes virulence [Internet]. EMBO Molecular Medicine. John
Wiley & Sons, Ltd; 2017 [cited 2019Dec6]. Available from:
https://www.embopress.org/doi/full/10.15252/emmm.201607336

3. Zhang X, Chen D, Xu G, Huang W, Wang X. Molecular epidemiology


and drug resistant mechanism in carbapenem-resistant Klebsiella pneumoniae
isolated from pediatric patients in Shanghai, China [Internet]. PLOS ONE. Public
Library of Science; [cited 2019Dec6]. Available from:
https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0194000

4. Multidrug-Resistant Staphylococcus aureus, India, 2013–2015 - Volume


22, Number 9-September 2016 - Emerging Infectious Diseases journal - CDC
[Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. Centers for Disease
Control and Prevention; [cited 2019Dec6]. Available from:
https://wwwnc.cdc.gov/eid/article/22/9/16-0044_article
5. J. Timothy Foster. Antibiotic resistance in Staphylococcus aureus. Current
status and future prospects. FEMS Microbiology Reviews. 2017
6. ceyssens P-J, Bambeke FV, Mattheus W, Bertrand S, Fux F, Bossuyt EV,
et al. Molecular Analysis of Rising Fluoroquinolone Resistance in Belgian Non-
Invasive Streptococcus pneumoniae Isolates (1995-2014) [Internet]. PLOS ONE.
Public Library of Science; [cited 2019Dec6]. Available from:
https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0154816
7. Cherazard R, Epstein M, Doan TL, Salim T, Bharti S, Smith MA.
Antimicrobial Resistant Streptococcus pneumoniae: Prevalence, Mechanisms, and
Clinical Implications. American journal of therapeutics. 2017 May 1;24(3):e361–
9. 
8. Al kraiem A, Yang G, Al kraiem F, Chen T. Challenges associated with
ceftriaxone resistance in Salmonella. Frontiers in Life Science. 2018;11(1):26-34
9. 2. Irianti D, Munifyasin D, Kusumaningtyas R. Mengenal Anti-
Tuberkulosis. Yogyakarta; 2016.

3. Sebutkan seluruh antibiotik kombinasi untuk mengatasi resistensi pada mikroba 


diatas (Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus, Streptococcus 
pneumoniae, Salmonella spp, dan Mycobacterium tuberculosis) dan mekanisme aksi setiap 
obat yang dikombinasikan (Drug A, Drug B, dst)! Tuliskan sumber pustaka yang Anda 
gunakan!

- Escherichia coli (mecillinam dan cefotaxime)

Banyak bakteri mendapatkan gen resistensi sehingga pengobatan tidak efektif.


Khususnya gen CTX-M-15 yang menkode ESBL (Extended beta-lactamase) yang dapat
menyebabkan pada resistensi pada E. coli. Dengan memberikan mecillinam dan
cefotaxime bersamaan dapat mencegah resistensi karena bakteri menjadi sensitif lagi
karena mutase CTX-M-15 yang bekerja seperti saklar mecillanam dan sefotaksim sebagai
kombinasi untuk mengobatan ESBL yang resisten karena CTX-M-15N135D adalah suatu
mutan yang menunjukan resistensi pada mecillnam. Pemberian mecillinam dan
sefotaksim berpotensi membatasi evolusi gen blaCTX-M015 membatasi varian yang
resisten mecillinam dan cephalosporine [1]

- Klebsella pneumonia (baicalein dan sefotaksim)

Gen bakteri CTX-M dikaitkan dengan resistensi cefotaximine ekspresi CTM-M yang
terkait dengan menurunan MIC cefotaxime. Namun gen TEM dan CTX-M-9 bukan
penentu resistensi terhadap sefotaksin. Ekspresi gen TEM, ETX-M-1 dan CTX-M-9
dihambat oleh baicalein dalam strain bakteri, tetapi nilai sinergi sinofon dan sefotaksin
tidak ada penurunan. Hal ini dapat terjadi karena memiliki bergagai jenis b-lactamase dan
mekanisme resistensi lainnya, yang menurupi efek penghambat baicalein pada ekspresi
gen ESBL [2]

- Staphylococcus aureus (Vancomycin dan beta lactam)

Ketika dikombinasikan dengan b-lactam, nilai MIC vancomycin menurun dan


memberikan aktivitas sinergis terhadap VSSA dan MRSA. Ceftaroline memiliki efek
paling menguntungkan saat dikombinasikan dengan vancomycin. Hal ini dapat terjadi
karena penghambatan biosintesis peptidoglikan, dan vancomycin menyebabkan
berkuranya resistensi dari beta—lactam dan mengurangi potensi resistensi antibakteri
yang tidak diinginkan. Mekanisme lainnya adalah vancomycin dah b-lactam menghambat
polimerisasi peptidoglikan secara berbedapada tahap sintesis dinding sel dan dengan
demikian menjadi potensiasi. [3]

- Streptococcus pneumoniae (cephalosphorin dan makrolida)

Cefalosporine intravena dapat dikombinasikan dengan agen makrolida (memperluas


cakupan gram negative dan efektif terhadap s. pneumonia resisten). Makrolida memiliki
efek immunomedulator dan menyebabkan lisis bakteri. Hal ini menunjukan ada
kemungkinan pengobatan awal dengan makrolida sebelum cephalosporin dapat
meningkatkan hasil dengan mencegah inflamasi yang disebabkan oleh respon inflamasi
terhadap lisis bakteri yang cepat yang dapat disebabkan oleh pengobatan dengan
cephalosporin. Makrolida memiliki efek aktiinflamasi yang mengurangi pelepasan
interleukin-8 dan tmf-alpha. Selain itu makrolida juga menghambat sintesis protein dan
berpotensi menurunkan sifat virulensi dari bakteri [4] [5]

- Salmonella spp (kanamycin dan penicillin atau kanamycin dan erythromycin)

Aktifitas sinergis antara kanamycin dan penicillin atau kanamycin dan erythromycin
terlibat dalam berbagai mekanisme penghambatan bakteri. Terapi kombinasi memberikan
efek bakterisidal yang lebih tinggi daripada jika diberikan secara terpisah. Kanamycin
dan erythromycin menganggu bakteri dalam mengikan unit ribosom 30s dan 50s dan
penicillin menghambat sintesis peptidoglycan. Efek menguntungkan dari kombinasi ini
adalah spectrum yang luas, aktivitas sinergis, dan pengembangan resistensi rendah. [6]

- Mycobacterium tuberculosis (Isoniazid dan Ethambutol)

regulator dari transkripsional TetR dalam M. Tuberculosis yang dikode oleh Rv0273c
dikarekteristikan oleh protein pengikat EMB yang berperan dalam interaksi INH dan
EMB. EtBR bertindak sebagai penekan dan secara negative mengatur ekspresi inhA gen
target INH. Dosis dari ethambutol yang tidak mematikan dapat meningkatkan kerentan
bakteri terhadap isoniazid ketika obat diberikan bersamaan. Regulasi EtbR pada
sensitivitas obat tidak melalui pompa efflux tetapi menuju langsung ke target obat
isoniazid, yaitu inhA. Ekspresi inhA yang berlebihan dapat meningkatkan resistensi
isoniazid pada M. Tuberculosis. Situs pengikatan untuk EtbR dalam urutan regulasi
dengan inhA diketahui bahwa EtbR bertindah sebagai penekan untuk mengarut ekspresi
inhA. Karena itu, setelah induksi dari EMP penghambatan inhA akan menghasilkan
peningkatkan efek bakteriosidal isoniazid pada M. Tuberculosis. inbR adalah factor
transkripsi yang ditandai dan responsif oleh INH.ini menuunjukan mikobakteria resisten
terhadap beberapa obat dengan mengatur jumlah ekspresi gen target potential. EtbR
langsung berinteraksi dengan obat anti-TB lain. EtbR diindetifikasi sebagai factor
transkripsi response-EMB yang mengatur ekspresi inhA ethambutol memicu efek
bakteriosidal dari obat lini pertama lain melalui jalur EMB-EtbR-InhA. Ethambuthol
adalah obat bakteriosidal yang dapat meningkatkan efek bakteriosidal dari obat lain, yaitu
isoniazid. Kombinasi antara isoniazid dan ethambutol telah digunakan untuk pengobatan
TB. [7]

Daftar Pustaka:

1. Carola E. H. Rosenkilde, Christian Munck, Andreas Porse, Marius Linkevicius,


Dan I. Andersson, Morten O. A. Sommer. Collateral sensitivity constrains resistance
evolution of the CTX-M-15 β-lactamase. Nature Communications, 2019; 10

2. Cai W, Fu Y, Zhang W, Chen X, Zhao J, Song W et al. Synergistic effects of


baicalein with cefotaxime against Klebsiella pneumoniae through inhibiting CTX-M-1
gene expression. BMC Microbiology. 2016;16(1).

3. Tran K, Rybak M. β-Lactam Combinations with Vancomycin Show Synergistic


Activity against Vancomycin-Susceptible Staphylococcus aureus , Vancomycin-
Intermediate S. aureus (VISA), and Heterogeneous VISA. Antimicrobial Agents and
Chemotherapy [Internet]. 2018;62(6):1-8. Available from:
https://aac.asm.org/content/62/6/e00157-18

4. Metersky ML, Priya A, Mortensen EM, Lindenauer PK. Association Between the
Order of Macrolide and Cephalosporin Treatment and Outcomes of Pneumonia. Open
Forum Infect Dis [Internet]. 2017 Jul 13 [cited 2019 Dec 6];4(3). Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5597857/

5. Bacterial Pneumonia Medication: Fluoroquinolones, Cephalosporins, Macrolides,


Monobactams, Antibiotics, Lincosamide, Tetracyclines, Carbapenems, Oxazolidinones,
Aminoglycosides, Penicillins, Amino, Penicillins, Extended-Spectrum, Penicillins,
Natural, Sulfonamides, Glycopeptides, Pleuromutilin, Glucocorticoids, Vaccines
[Internet]. [cited 2019 Dec 6]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/300157-medication

6. Dawan J, Uddin M, Ahn J. Development of de novo resistance in Salmonella


Typhimurium treated with antibiotic combinations. FEMS Microbiology Letters.
2019;366(10).

7. Zhu C, Liu Y, Hu L, Yang M, He Z. Molecular mechanism of the synergistic


activity of ethambutol and isoniazid against Mycobacterium tuberculosis. Journal of
Biological Chemistry [Internet]. 2018 [cited 6 December 2019];293(43):16741-16750.
Available from: http://m.jbc.org/content/293/43/16741

S-ar putea să vă placă și