Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
PERSEPSI IBU TENTANG KEKERASAN VERBAL PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI
KEJORONGAN LANGGAM SAIYO KENAGARIAN KINALI KECAMATAN KINALI
KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2019
Ns.Hermalinda,M.Kep,Sp.Kep.An *a, Ns. Deswita, M.Kep, Sp.Kep.An *b, Lethievia Adzro Junesya*c
a
* Pembimbing I Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
*bPembimbing II Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
*cProgram Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Email:
Verbal veracity in children is all utterances that have the nature of insulting, shouting, cursing and issuing
inappropriate words. Verbal abuse on children there is no definitive data to explain how much has happened
because parents as perpetrators do not realize that they have ever verbally abused children. The purpose of this
study is to explore mothers' perceptions about verbal abuse in children. This research method uses quality
methods with a descriptive phenomenological design with a sample of 4 participants. The data collection
method uses in-depth interview techniques. Data saturation was obtained in the fourth participant so that
research was sufficient for the fourth participant. From the data analysis, several themes were identified,
among others: parents' knowledge about child abuse, factors that cause parents to verbally abuse children, the
impact of verbal violence on children, how to overcome and reduce the impact of verbal violence on children.
From the results of the study it is expected that health workers can take action to prevent verbal violence in
children through education to parents about the impact of preventing verbal violence on children.
Abstrak : Persepsi Ibu Tentang Kekerasan Verbal Pada Anak Usia Prasekolah di Kejorongan Langgam
Saiyo Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2019
Kekersan verbal pada anak yaitu semua ucapan yang mempunyai sifat menghina, membentak, memaki dan
mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Kekerasan verbal pada anak belum ada data yang pasti untuk
mejelaskan berapa banyak yang pernah terjadi karena orangtua sebagai pelaku tidak menyadari pernah
melakukan kekerasan verbal pada anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengeksplorasi persepsi ibu tentang
kekerasan verbal pada anak. Metode penelitian ini menggunakan metode kualititaf dengan desain fenomenologi
deskriptif dengan sampel penelitian sebanyak 4 partisipan. Metode pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara mendalam. Saturasi data sudah diperoleh pada partisipan keempat sehingga penelitian dicukupkan
sampai partisipan ke empat. Dari analisis data terindentifikasi beberapa tema antara lain : pengetahuan orang tua
tentang kekerasan pada anak, faktor yang menyebabkan orangtua melakukan kekerasan verbal pada anak,
dampak kekerasan verbal pada anak, cara mengatasi dan mengurangi dampak kekerasan verbal pada anak. Dari
hasil penelitian diharapkan tenaga kesehatan dapat melakukan tindakan pencegahan kekerasan verbal pada anak
melalui edukasi kepada orang tua tentang dampak pencegahan kekerasan verbal pada anak.
PENDAHULUAN
Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan anak namun hal yang wajar dan bahagian dari
semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan mendisiplinkan anak (Lestari, 2016).
secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan Hal yang sering menyebabkan orangtua
seksual, penelantaran, ekploitasi komersial atau melakukan kekerasan terutama kekerasan verbal
eksploitasi lainnya, yang mengakibatkan adalah kenakalan. Terutama saat anak memasuki
cidera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap usia 3 tahun, usia ini merupakan masa-masa
kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh pembentukan otak dan perilaku anak. Pada masa ini
kembang anak atau martabat anak, yang dilakukan anak dianggap sangat kritis untuk perkembangan
dalam konteks hubungan tanggung jawab emosi dan psikologis. Perkembangan superego
(Kemenkes RI, 2010). terjadi selama periode ini dan kesadaran mulai
United Nations Children’s Fund, 2014 muncul. Kenakalan anak pada usia 3 sampai 6
melaporkan kekerasan yang terjadi terhadap anak- tahun merupakan hal yang wajar, dengan cara
anak di dunia sebagian tidak tercatat. Data yang seperti itu anak mempelajari lingkungan secara
diperoleh dari 190 negara menunjukkan bahwa kreatif, tetapi kadang orangtua melihat hal itu
sekitar dua pertiga dari anak-anak diseluruh dunia sebagai suatu hal yang mengganggu, dan orang tua
antara usia 2-14 tahun telah mengalami dampak tidak segan-segan melakukan kekerasan verbal
kekerasan fisik, seksual dan verbal. Perserikatan seperti memarahi dan membentak anak (Wong,
Bangsa Bangsa, 2014 juga melaporkan, 120 juta 2012).
anak didunia menjadi menjadi korban kekerasan Kekerasan verbal juga dapat terjadi karena
fisik, kekerasan verbal serta kekerasan seksual dan faktor orangtua itu sendiri. Berdasarkan penelitian
hanya 39 negara yang mampu melindungi anak- dari Fitriana,dkk (2015) dengan judul faktor-faktor
anak secara hukum dari kekerasan yang mereka yang berhubungan dengan perilaku orangtua dalam
alami. Mayoritas kasus itu terjadi di Negara-negara melakukan kekerasan verbal terhadap anak usia
Amerika latin, seperti Brazil, Venezuela, Panama, prasekolah didapatkan hasil bahwa faktor usia,
El Salvador, dan Guatemala. Sementara di Negara- pengetahuan, sikap, pengalaman serta lingkungan
negara Eropa Barat dan Amerika Utara, hampir mempunyai hubungan dengan perilaku orangtua
satu dari tiga anak umur 13-15 tahun mengalami melakukan kekerasan verbal pada anaknya
kekerasan. (Fitriana, 2015).
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Kekerasan verbal yang dilakukan oleh
Pusat Data dan Informasi Komisi Nasional orangtua pada anak usia pra sekolah dapat
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebanyak menimbulkan beberapa dampak pada anak salah
4.294 kasus kekerasan pada anak yang dilakukan satunya gangguan perkembangan kecerdasan
oleh keluarga dan pengasuh. Kasus terbanyak (kognitif) anak , juga terkait dengan proses belajar
terjadi ditahun 2013, yaitu 931 kasus kekerasan anak (Lestari, 2016). Hasil penelitian yang
anak. Namun, jumlah ini terus menurun menjadi dilakukan oleh Astuti (2013) dengan judul
921 kasus di tahun 2014, 822 kasus di 2015 dan hubungan tingkat verbal abuse orang tua terhadap
571 kasus di 2016 (KPAI, 2016). perkembangan kognitif anak prasekolah (3-6
Menurut Lawson dalam Huraerah, 2012 Tahun) Di TK Atma Bakti didapatkan bahwa ada
mengklasifikasikan kekerasan anak (child abuse) hubungan antara tingkat verbal abuse orang tua
menjadi empat bentuk, yaitu emotional abuse, terhadap perkembangan kognitif anak prasekolah
verbal abuse, physical abuse, dan sexual abuse (3-6 Tahun) Di TK AtmaBakti (Astuti, 2013).
(Huraerah, 2012). Salah satu kekerasan yang sering Persepsi adalah proses otomatis yang terjadi
didapatkan anak dirumah selama pengasuhan oleh dengan cepat dan kadang tidak disadari dimana kita
orangtua yaitu kekerasan verbal. Kekerasan Verbal dapat mengenali stimulus yang kita terima serta
adalah tindakan secara lisan yang membawa efek dapat mempengaruhi tindakan kita (Notoatmodjo,
kekerasan baik dengan kata-kata tersurat (surface 2010). Persepsi manusia memiliki perbedaan sudut
structure) ataupun kata-kata yang tersirat (deep pandang dalam penginderaan. Persepsi dipengaruhi
structur). Verbal abuse dilakukan dalam bentuk oleh faktor ekternal atau berasal dari luar dan
memarahi, mengomel, membentak, dan memaki internal yang berasal dari dalam diri seseorang
anak dengan cara berlebihan dan merendahkan tersebut seperti pengalaman atau pengetahuan yang
martabat anak, termasuk mengeluarkan kata-kata dimiliki (Mustika, 2014).
yang tidak patut didengar oleh anak (Lestari, 2016). Pengetahuan ibu akan mempengaruhi perilaku
Di Indonesia sendiri masih belum banyak data ibu dalam melakukan kekerasan verbal pada
yang menjelaskan mengenai angka kejadian anaknya, karena pengetahuan yang baik juga akan
kekerasan verbal karena orangtua sebagai pelaku membentuk persepsi yang baik. Berdasarkan
tidak menyadari bahwa orangtua pernah melakukan penelitian Putri, dkk (2012) tentang persepsi
kekerasan verbal kepada anak karena orangtua orangtua tentang kekerasan verbal dari 4 responden
menganggap memarahi, mengomel dan berbicara yang memiliki pendidikan sarjana mengerti bahwa
kasar pada anak bukan bentuk dari kekerasan pada kekerasan verbal adalah kekerasan terhadap
perasaan menggunakan dengan kata-kata kasar Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik
tanpa menyentuh fisik anak. untuk mengeksplorasi persepsi orangtua tentang
Berdasarkan suvei awal yang dilakukan kekerasan verbal pada anak dengan menggunakan
peneliti terdapat kurang lebih 70.000 warga di penelitian kualitatif desain fenomenologi.
Kenagarian Kinali, Kabupaten Pasaman Barat yang
tersebar di 17 Kejorongan. Survei awal peneliti di METODE PENELITIAN
salah satu Kejorongan yaitu Kejorongan Langgam
Saiyo peneliti mendapatkan ada 35 orangtua yang Penelitian ini menggunakan metode penelitian
memiliki anak usia pra sekolah. Dari hasil kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
wawancara peneliti pada 2 orang ibu yang memiliki Populasi sebagai situasi sosial dalam penelitian ini
anak usia pra sekolah bahwa ibu hanya mengerti adalah seluruh orangtua yang memiliki anak usia
jika kekerasan itu hanya dalam bentuk tindakan pra sekolah di Kejorongan Langgam Saiyo,
fisik seperti memukul anak dan ibu menganggap Kenagarian Kinali Kabupaten Pasaman Barat.
mengomel dan memarahi anak itu hanya hal biasa Teknik pengambilan partisipan dalam penelitian ini
saja dalam mendidik anak. adalah purposive sampling.