Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
Hospitalization of infant causes stress of the parents. Stress which is experienced by parents during
infant’ s hospitalization has a negative impact. Some of the effects of parental stress include
physical problems (fatigue, insomnia, gastritis, headaches, anorexia), and psychosocial problems
(frustration, depression, self-blame, emotional and uncooperative) One of the services that can
minimize parental stress is implementation of family centered care. The objective of this research is
to know the relationship between the implementation of family centered care by nurse with parental
stress during infant’ s hospitalization in Perinatology Ward Panembahan Senopati Hospital,
Bantul,Yogyakarta.This research was a non-experimental, with a cross-sectional design. The
sampling technique was purposive sampling with a total of 95 respondents whose parents were
hospitalized in the Perinatology Ward of Panembahan Senopati Hospital, Bantul, Yogyakarta.
Data was perfomed by kendall tau test. Family centered care application carried out by nurses in
the Perinatology Ward of Panembahan Senopati Hospital Bantul, Yogyakarta, was in the majority
in the good category of 45 respondents (47.4%), and the stress experienced by parents in the low
stress category was 44 respondents (46.3%). Correlation test results p-value = 0.000 (p-value <
0.05)and r = 0.899.The conclussion was there was a relationship between the implementation of
family centered care performed by nurses with parental stress during infant’ s hospitalization. The
better implementation of family centered care, the lower the stress level of parents.
ABSTRAK
Hospitalisasi pada bayi dapat menyebabkan stres pada orangtua. Stres yang dialami orangtua
selama hospitalisasi bayi menimbulkan dampak negatif. Beberapa dampak yang muncul akibat
stres orangtua antara lain permasalahan fisik (kelelahan, insomnia, gastritis, sakit kepala,
anoreksia), dan masalah psikososial (frustasi, depresi, menyalahkan diri-sendiri, emosional dan
tidak kooperatif). Salah satu pelayanan yang dapat meminimalkan stres orangtua yaitu dengan
penerapan family centered care.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara penerapan family centered care oleh perawat dengan stres orangtua selama hospitalisasi bayi
di Ruang Perinatologi RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian non-eksperimental, dengan rancangan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dengan jumlah 95 responden orangtua yang bayinya dirawat
inap di Ruang Perinatologi RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta. Analisis data
dilakukan menggunakan uji kendall tau.Penerapan family centered care yang dilakukan oleh
perawat di Ruang Perinatologi RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta, mayoritas dalam
kategori baik yakni 45 responden (47.4%), dan stres yang dialami orangtua dalam kategori stres
rendah yakni sejumlah 44 responden (46.3%). Hasil uji korelasi didapatkan nilai p = 0.000 (nilai p
< 0.05) dan nilai r = 0.899. Kesimpulanya adalah terdapat hubungan antara penerapan family
centered care yang dilakukan perawat dengan stres orangtua selama hospitalisasi bayi. Semakin
baik penerapan family centered care,maka akan semakin rendah tingkat stres orangtua.
Korespondensi: Sarjiyah, RSUD Panembahan Senopati, Jln. DR. Wahidin Sudirohusodo No. 14 Bantul,
Yogyakarta, telp: 085742622611, email: sarjiyah46@gmail.com
89
Health Sciences and Pharmacy Journal, Vol. 2, No. 3, Desember 2018: 89-96
90
Sarjiyah, Endar Timiyatun, & Sri Hariyanti: Hubungan penerapan family centered care oleh perawat dengan stres orangtua
selama hospitalisasi bayi
Subjek penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi Tabel 1. Karakteristik usia, jenis kelamin,
pendidikan, lama kerja dan pengalaman
yang sedang dirawat inap di Ruang Perinatologi
pelatihan perawat di Ruang Perinatologi
RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
Karakteristik n %
sampling dengan jumlah 95 responden. Uji statistik Usia
yang digunakan adalah uji korelasi kendall tau. < 20 tahun 0 0
20-29 tahun 7 24.1
30-39 tahun 17 58.6
HASIL 40-49 tahun 4 13.8
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk ≥ 50 tahun 1 3.4
Jenis kelamin
tabel-tabel antara lain tabel karakteristik perawat, Laki-laki 0 0
tabel karakteristik orangtua, tabel penerapan family Perempuan 29 100
Pendidikan
centered care, tabel stres orangtua selama proses D III Keperawatan 27 93.1
hospitalisasi bayi serta tabel hubungan antara D IV Keperawatan 1 3.4
S1 Keperawatan + Ners 1 3.4
penerapan family centered care dengan stres Lama Kerja
orangtua selama proses hospitalisasi bayi. ≤ 5 tahun 3 10.3
> 5 tahun 26 89.7
Pengalaman pelatihan
1. Karakteristik perawat di Ruang Perinatologi
Pernah 29 100
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Belum pernah 0 0
Karakteristik yang digunakan untuk Total 29 100
menggambarkan perawat dalam penelitian 2. Karakteristik orangtua dari bayi yang menjalani
adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, lama hospitalisasi di Ruang Perinatologi RSUD
kerja dan pengalaman pelatihan. Karakteristik Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
perawat dapat dilihat pada Tabel 1. Karakteristik yang digunakan untuk
Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa perawat di menggambarkan orangtua dalam penelitian ini
Ruang Perinatologi RSUD Panembahan Senopati adalah usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi
Bantul, Yogyakarta, mayoritas berusia antara 30-39 sosial, pengalaman masuk rumah sakit, jumlah
tahun yakni sebanyak 17 (58.6%), berjenis kelamin anak, dukungan dari keluarga. Karakteristik
perempuan yakni sebanyak 29 perawat (100%), responden dapat dilihat dalam Tabel 2.
berpendidikan D III yakni sebanyak 27 perawat Tabel 2 menunjukan bahwa mayoritas orang tua
(93.1%), lama kerja perawat lebih dari 5 tahun yakni bayi yang menjalani hospitalisasai di Ruang
sebanyak 26 perawat (89.7%), dan semua perawat Perinatologi RSUD Bantul berusia antara 30-39 tahun
mempunyai pengalaman pelatihan yakni sebanyak 29 yakni sebanyak 52 responden (54.7%), berpendidikan
perawat (100%). SMA yakni berjumlah 49 responden (51.6%), tidak
bekerja yakni sebanyak 66 responden (69.5%),
penghasilan sama dengan atau di atas UMR (Upah
Minimal Regional) yakni sebanyak 49 responden
(51.6%), pernah memiliki pengalaman masuk rumah
sakit yakni sebanyak 56 responden (58.9%), memiliki
anak sama dengan atau lebih dari 2 yakni berjumlah
77 responden (81.1%),
91
Health Sciences and Pharmacy Journal, Vol. 2, No. 3, Desember 2018: 89-96
dan semua responden mendapatkan dukungan Tabel 3. Penerapan family centered care oleh
perawat di Ruang Perinatologi RSUD
dari keluarga yakni sebanyak 95 (100%).
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Penerapan family centered care n %
Tabel 2. Karakteristik orangtua berdasarkan Baik 45 47.4
usia, pendidikan, pekerjaan, status sosial- Cukup baik 32 33.7
ekonomi,pengalaman masuk rumah sakit, Kurang baik 18 18.9
jumlahanak dan dukungan keluarga di Ruang Total 95 100
Perinatologi RSUD Panembahan Bantul
Yogyakarta Berdasarkan Tabel3 terlihat bahwa
Karakteristik n %
Usia mayoritas responden menilai penerapan family
< 20 tahun 0 0 centered care yang dilakukan oleh perawatdi
20-29 tahun 36 37.9
30-39 tahun 52 54.7 RSUD Panembahan Senopati Bantul,
40-49 tahun 7 7.4 Yogyakarta,dalam kategoribaik yakni sebanyak
≥ 50 tahun 0 0
Pendidikan 45 responden (47.4%).
SD 13 13.7
SMP 22 23.2 4. Stres orangtua selama proses hospitalisasi bayidi
SMA 49 51.6
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Perguruan Tinggi 11 11.6
Pekerjaan Hasil penilaian stres orangtua yang
Tidak Bekerja 66 69.5
Bekerja 29 30.5 bayinya menjalani hospitalisasi di Ruang
Status ekonomi Perinatologi RSUD Panembahan Senopati
sosial
Bantul dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
< 1.527.150,00 46 48.4
≥ 1.527.150,00 49 51.6
Pengalaman masuk Tabel 4. Stres orangtua selama proses
rumah sakit hospitalisasi bayi di RSUD Panembahan
Belum Pernah 39 41.1 Senopati Bantul Yogyakarta
Pernah 56 58.9 Stres Orangtua n %
Jumlah anak Tinggi 9 9.5
1 18 18.9 Sedang 42 44.2
≥2 77 81.1 Rendah 44 46.3
Dukungan keluarga Total 95 100
Tidak 0 0
Iya 95 100 Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa
Total 95 100
mayoritas stres orangtua selama proses
3. Penerapan family centered care oleh hospitalisasi bayi di RSUD Panembahan
perawatdi Ruang Perinatologi RSUD Senopati Bantul, Yogyakarta, dalam kategori
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta rendah yakni sejumlah 44 responden (46.3%).
Hasil penilaian penerapanfamily centered 5. Hasil analisis hubungan antara penerapan
care yang dilakukan oleh perawat di Ruang family centered care dengan stres orangtua
Perinatologi RSUD Panembahan Senopati selama proses hospitalisasi bayi
Bantul dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Hasil uji analisis korelasi antara penerapan
family centered care dengan stres orangtua
selama proses hospitalisasi bayi di Ruang
Perinatologi RSUD Panembahan Senopati,
Bantul, tersaji pada tabulasi silang berikut ini:
92
Sarjiyah, Endar Timiyatun, & Sri Hariyanti: Hubungan penerapan family centered care oleh perawat dengan stres orangtua
selama hospitalisasi bayi
Tabel 5. Tabulasi silang antara penerapan family centered care oleh perawat dengan
stres orangtua selama proses hospitalisasi di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta
Penerapan family Stres orangtua selama proseshospitalisasi bayi
Total Nilai Nilai
centered care oleh Tinggi Sedang Rendah
r p
perawat n % n % n % n %
Baik 0 0 1 1.1 44 46.3 45 47.4
Cukup 1 1.1 31 32.6 0 0 32 33.7 0.889 0.000
Kurang 8 8.4 10 10.5 0 0 18 18.9
Total 9 9.5 42 44.2 44 46.3 95 100.0
Hasil uji korelasi: Kendall tau
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa stres ringan (68.0%) dan sebagian kecil stres berat
penerapan family centered care dalam kategori baik (2.7%) (7). Banyak aspek kehidupan orangtua yang
akan membuat tingkat stres orangtua selama proses akan berubah selama berada di rumah sakit, termasuk
hospitalisasi bayi di RSUD Panembahan Senopati, kebutuhan sehari-hari, dan masalah sosial- ekonomi
Bantul, Yogyakarta, semakin rendah yakni sebanyak yang dapat menyebabkan stres dan kecemasan bagi
44 responden (46.3%). Berdasarkan hasil uji Kendall orangtua. Faktor-faktor yang mempengaruhi stresor
tau didapati nilai p = 0.000 (nilai p keluarga saat anak sakit yaitu diagnosa penyakit,
< 0.05). Karena nilai p < 0.05, maka disimpulkan tindakan pengobatan atau perawatan, ketidaktahuan
terdapat hubungan antara penerapan family merawat penyakit anak, kurangnya sistem pendukung,
centered care dengan stres orangtua selama proses ketidak-mampuan menggunakan mekanisme koping
hospitalisasi bayi (Ha diterima dan Ho ditolak). dan kurangnya komunikasi pada keluarga (3).
Nilai r=0.899, menunjukkan bahwa terdapat Beberapa faktor lain yang menyebabkan stres orangtua
hubungan yang sangat kuat dengan arah yang disampaikan oleh Heidari dkk., yaitu kesalahan
positif antara penerapan family centered care diagnostik, lamanya diagnosis atau susahnya proses
dengan stres orangtua selama proses hospitalisasi pendiagnosisan, ketidakjelasan berapa lamanya bayi
bayi. Arah positif menunjukkan bahwa semakin akan dirawat, jam jenguk keluarga, dan batasan
baik penerapan family centered care oleh perawat, orangtua untuk bersama dengan bayinya (6).
maka semakin rendah stres yang dialami oleh Stres yang dialami oleh orangtua akibat
orangtua selama hospitalisasi bayi. perubahan peran orangtua, dan permasalahan yang
muncul saat anak dirawat. Permasalahan yang muncul
PEMBAHASAN
antara lain emosi anak, tidak tahu cara merawat anak,
Kondisi sakit anak yang mengharuskan anak
dan masalah financial (10). Rahayu, menyimpulkan
dirawat dirumah sakit berpengaruh pada orangtua.
bahwa stres yang dialami oleh orangtua selain akibat
Orangtua yang memiliki anak yang sedang di rawat di
dari ketidaktahuan orangtua dalam merawat anak yang
rumah sakit akan mengalami kecemasan, karena
sakit, juga akibat dari kurangnya support sistem, dan
orangtua sangat berperan penting dalam perawatan
kurangnya komunikasi dengan keluarga (11). Family
anak selama dirumah sakit. Orangtua sebagai orang
centered care merupakan salah satu cara yang dapat
utama pendamping anak, pasti akan berespon terhadap
dilakukan perawat kepada keluarga untuk mengurangi
penyakit dan hospitalisasi anak mereka. Reaksi yang
stres orangtua. Setelah peneliti melakukan penelitian
muncul antara lain: tidak percaya, marah atau merasa
didapatkan hasil bahwa penerapan family centered
bersalah, takut, cemas, dan frustasi hingga depresi (3).
care dapat mengurangi stres orangtua selama proses
Penelitian Fauziyah, mendapatkan hasil bahwa tingkat
hospitalisasi anak dan membantu orangtua dalam
stres orangtua sebagian besar mengalami
beradaptasi dengan stresor yang dialami orangtua
93
Health Sciences and Pharmacy Journal, Vol. 2, No. 3, Desember 2018: 89-96
selama anak dirawat di rumah sakit. Penerapan family terutama orangtua akan mengalami/merasakan
centered care dalam kategori baik akan membuat tingkat penderitaan terhadap penyakit yang diderita anak dan
stres orangtua selama hospitalisasi bayi semakin rendah juga berjuang untuk perawatan anak. Pelibatan orangtua
yakni sebanyak 44 responden (46.3%). Berdasarkan hasil dalam perawatan anak dan pengambilan keputusan,
uji Kendall tau didapati nilai p = 0.000 (nilai p < 0.05). pemberian informasi tentang kondisi anak menjadi kunci
Karena nilai p < 0.05, maka disimpulkan terdapat dalam mengatasi stres yang dialami orangtua dan anak
hubungan antara penerapan family centered care dengan (14). Turner dkk., menyampaikan bahwa kesempatan
stres orangtua selama proses hospitalisasi bayi (Ha orangtua untuk memegang/menyentuh anak pengaturan
diterima dan H0 ditolak). Nilai r = 0.899, menunjukkan tempat dan alat-alat medis, pelibatan orangtua dalam
bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dengan arah perwatan anak sangat diperlukan untuk mengatasi stres
yang positif antara penerapan family centered care orang tua (15). Ditambahkan juga oleh Heidari dkk.,
dengan stres orangtua selama proses hospitalisasi bayi. bahwa dalam penerapan family centered care, jawaban
Arah positif menunjukkan bahwa semakin baik dan respon dari perawat yang tepat terhadap pertanyaan-
penerapan family centered care, maka semakin rendah pertanyaan dari orangtua tentang kondisi bayi
stres yang dialami oleh orangtua selama hospitalisasi menurunkan stres yang sebagian besar dialami oleh
bayi. (Tabel 5). orangtua (6).
Apabila stres pada orangtua tidak segera ditangani, Dalam perawatan pasien berpusat pada keluarga,
maka dapat berakibat pada timbulnya dampak yang lebih pasien dan keluarga menentukan bagaimana mereka
besar seperti perasaan takut dan cemas, perilaku isolasi akan berpartisipasi dalam perawatan dan pengambilan
diri, tidak kooperatif dengan petugas kesehatan dan keputusan. family centered care sebagai standar
perasaan frustasi (12). Sehingga diperlukan proses praktik yang dapat menghasilkan pelayanan
perawatan yang menggunakan pendekatan perawatan berkualitas tinggi. Penerapan family centered care
yang baik. Orangtua harus mendapatkan dukungan memberikan perawatan dengan didasarkan pada saling
keluarga, dan lingkungan perawatan yang teraupetik. percaya, kolaborasi atau kemitraan yang bekerja sama
Dengan demikian perawat memiliki hubungan langsung dengan keluarga dengan memperhatikan aspek (bio,
dengan orangtua selama perawatan anak, dan hubungan psiko, sosio, dan spiritual) menghormati keragaman
memiliki fungsi yang penting untuk mengatasi stres pada dan mengakui keluarga adalah sumber dalam
orangtua. Ilda, dkk., mengatakan bahwa keterbukaan kehidupan anak (9). Menurut The Royal Children’ s
ruangan perawatan terhadap kehadiran dan partisipasi Hospital, penerapan family centered care memiliki
orangtua dengan penerapan konsep family centered care beberapa prinsip yaitu merawat pasien bersama-sama
dapat meningkatkan kepercayaan diri orangtua. Ibu yang dengan keluarga (16). Penelitian Dunst dan Trivette
ikut berpartisipasi dalam perawatan bayi di rumah sakit dalam Wong, menunjukan penerapan family centered
menunjukkan tingkat stres yang lebih rendah (13). care dalam praktek keperawatan dilakukan dengan
memperlakukan keluarga penuh perhatian,
Hal-hal yang terjadi pada anak selama menyampaikan informasi kepada keluarga agar
hospitalisasi dan reaksi anak terhadap hospitalisasi mereka memahami tentang kondisi dan perawatan
menjadi salah satu penyebab stres orangtua. Stres anak mereka, melibatkan partisipasi orangtua dalam
yang terjadi pada anak selama hospitalisasi menjadi pembuatan keputusan dan perawatan anak serta kerja
sumber stres yang dirasakan orangtua (3). Hal yang sama antara orangtua dan perawat (3).
sama juga disampaikan Hill dkk., bahwa keluarga
94
Sarjiyah, Endar Timiyatun, & Sri Hariyanti: Hubungan penerapan family centered care oleh perawat dengan stres orangtua
selama hospitalisasi bayi
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori system bagi anak dan orangtua disarankan memberikan
Wong dkk., yang menyatakan bahwa prinsip yang dukungan sehingga orangtua dapat mengatasi stres
harus diperhatikan dalam perawatan anak yaitu yang dialami selama proses hospitalisasi.
pertama, mencegah atau meminimalkan perpisahan
DAFTAR PUSTAKA
anak dan keluarganya dengan menggunakan family
1. Kemenkes RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan
centered care. Kedua, meningkatkan kemampuan
Indonesia 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
orangtua dalam mengontrol perawatan anaknya. 2017. Diunduh dari www.kemenkes.go.id
2. Badan Pusat Statistik. Survei Sosial Ekonomi
Pendidikan kesehatan merupakan strategi yang tepat
Nasional (susenas). Jakarta: BPS; 2014.
untuk menyiapkan orangtua sehingga terlibat aktif Diunduh dari http://microdata.bps.go.id
3. Wong, D.L. Buku Ajar Keperawatan
dalam perawatan anaknya. Ketiga, mencegah atau
Pediatrik Vol 1 Wong. Jakarta:EGC; 2009.
meminimalkan cidera tubuh atau nyeri, dan dampak 4. Nursalam RS, Utami S. Asuhan Keperawatan
Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan).
psikologis. Dan keempat, memodifikasi lingkungan
Jakarta: Salemba Medika; 2005.
fisik rumah sakit, dengan mendesain seperti dirumah 5. Majdalani, M.N., Doumit, M.A., Rahi, A.C.
The lived experience of parents of children
yaitu penataan dan dekorasi yang bernuansa anak (3).
admitted to the pediatric intensive care unit in
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila, Lebanon. International journal of nursing
studies. 2014 Feb 1;51(2):217-25
dkk., melalui penerapan family centered care, orang
6. Heidari, H., Hasanpour, M., & Fooladi, M.
tua menjadi yakin akan kemampuan untuk merawat 2015. An Exploration of the viewpoint of
parent and nurses on care provision in
bayi dan siap ketika membawa pulang bayi mereka
neonatal intensive care Unit. Iranian Journal
(17). Melalui tindakan atraumatik yang dilakukan oleh of Neonatology. 2015. Vo. 6. No. 4
7. Fauziyah, G.S. Tingkat stres orangtua pada anak
perawat saat merawat anak akan membuat perasaan
yang dihospitalisasi di Ruang Anak. (Skripsi).
orangtua tenang. Hal tersebutlah yang menurunkan Universitas Indonesia. 2014. Diunduh darihttp://
lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016_10/S57591_Ghin
stres yang dialami orangtua saat hospitalisasi anak.
a%Sonia%Fauziah
8. Hidayat, A.A. Pengantar ilmu keperawatan
SIMPULAN anak 1. Jakarta: Salemba Medika. 2005.
Ada hubungan antara penerapan family centered 9. American Academy of Pediatrics (AAP).
Patient and Family Centered Care and the
care oleh perawat dengan stres orangtua selama proses Pediatrican’ s Role. 2012. Diunduh dari
hospitalisasi bayi di RSUD Panembahan Senopati, http://pediatrics.aappublications.org/
10. Ames, K.E., Rennick, J.E., Baillargeon, S. A
Bantul, Yogyakarta. Asuhan keperawatan yang qualitative interpretive study exploring
berpusat pada keluarga/orangtua dan anak parents’ perception of the parental role in the
paediatric intensive care unit. Intensive and
memberikan banyak manfaat salah satunya adalah Critical Care Nursing. 2011 Jun 1;27(3):143-
menurunkan stres yang dialami oleh orangtua. 50.
11. Rahayu, S. & Insani, A.N. Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Stres Orangtua pada
SARAN Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang di
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang langsung Rawat di Unit Perawatan Intensif Neonatus
RSUD DR. Moewardi di Surakarta. Jurnal
berhubungan dengan pasien dan keluarga perlu Keperawatan Global. 2016 Desember; 1 (2):
meningkatkan penerapan family centered care. Tidak 55-103.
12. Supartini, Y. Buku Ajar Konsep Dasar
hanya perawat, mahasiswa yang melakukan praktek Keperawatan Anak Cetakan I. Jakarta: EGC.
asuhan keperawatan juga perlu didorong untuk 2014
13. Ilda, Z.A., Rustina, Y., Syahreni, E. Peningkatan
menguasai dan menerapkan prinsip asuhan family interaksi ibu-bayi dan kepercayaan diri ibu: Efek
centered care guna menurunkan stres pada orangtua. pelibatan ibu dalam perawatan bayi prematur di
ruang perinatologi. Jurnal Keperawatan
Anggota keluarga yang lain sebagai support Indonesia. 2013 Nov 15;16(3):168-75.
95
Health Sciences and Pharmacy Journal, Vol. 2, No. 3, Desember 2018: 89-96
9
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TERKAIT PENERAPAN FAMILY
CENTER CARE DI PELAYANAN KESEHATAN
Jika dilihat dari jurnal diatas, dampak positif dari Hubungan Penerapan Family
Centered Care oleh Perawat dengan Stres Orangtua Selama Hospitalisasi Bayi adalah
hubungan antara penerapan family centered care dengan stres orangtua selama proses
hospitalisasi bayi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dengan arah yang
positif antara penerapan family centered care dengan stres orangtua selama proses hospitalisasi
bayi. Arah positif menunjukkan bahwa semakin baik penerapan family centered care oleh
perawat, maka semakin rendah stres yang dialami oleh orangtua selama hospitalisasi bayi.
Keterbukaan ruangan perawatan terhadap kehadiran dan partisipasi orangtua dengan penerapan
konsep family centered care dapat meningkatkan kepercayaan diri orangtua. Selain itu dalam
penerapan family centered care, jawaban dan respon dari perawat yang tepat terhadap
pertanyaan-pertanyaan dari orangtua tentang kondisi bayi menurunkan stres yang sebagian
besar dialami oleh orangtua.
Penerapan family centered care memberikan perawatan dengan didasarkan pada saling percaya,
kolaborasi atau kemitraan yang bekerja sama dengan keluarga dengan memperhatikan aspek
(bio, psiko, sosio, dan spiritual) menghormati keragaman dan mengakui keluarga adalah
sumber dalam kehidupan anak.
Penerapan family centered care memiliki beberapa prinsip yaitu merawat pasien bersama-sama
dengan keluarga, prinsip yang harus diperhatikan dalam perawatan anak yaitu pertama,
mencegah atau meminimalkan perpisahan anak dan keluarganya dengan menggunakan family
centered care.
Melalui penerapan family centered care, orang tua menjadi yakin akan kemampuan untuk
merawat bayi dan siap ketika membawa pulang bayi mereka. Melalui tindakan atraumatik yang
dilakukan oleh perawat saat merawat anak akan membuat perasaan orangtua tenang. Hal
tersebutlah yang menurunkan stres yang dialami orangtua saat hospitalisasi anak.
Sementara, dampak negatif dari penerapan Family Centered Care adalah Terdapat
hubungan yang kuat dengan arah yang negatif maupun positif antara penerapan Familly
Centered Care dgn stess orang tua selama proses horspitalisasi bayi. Arah negatif menunjukkan
bahwa semakin buruknya penerapan Familly Centered Care oleh perawat, maka semakin
tingginya tingkatan stress yang di alami oleh orang tua selama horspitalisasi pada bayi
ANALISIS JURNAL HEALTH PROMOTION PADA REMAJA
PADA JURNAL
ABSTRAK
2
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
remaja di SMAN 1 Getasan Kab.
Permasalahan dalam kegiatan ini Semarang dan SMAN 1 Ampel
adalah “ kurangnya pengetahuan remaja sebelum dan setelah dilakukan
tentang kesehatan reproduksi dalam Pendidikan Kesehatan.
upaya pengendalian pernikahan dini serta Tingkat Frekue %
kehamilan tidak diinginkan.” Tujuan Pengetahuan nsi
kegiatan pengabdian: pemberian Tentang Kesehatan (n=35)
informasi yang benar tentang kesehatan Reproduksi
reproduksi, pacaran sehat dan pencegahan Sebelum dilakukan
perilaku seksual berisiko pada kelompok Pendidikan
remaja usia 15-19 tahun. Kesehatan
Cukup 15 42,9
METODE Baik 20 57,1
Pelaksanaan kegiatan pengabdian Total 35 100,0
kepada masyarakat dilaksanakan dengan Tingkat Frekue %
metode penyuluhan/ceramah dan diskusi Pengetahuan nsi
menggunakan Media Pembelajaran Tentang Kesehatan (n=35)
Interaktif. Reproduksi Setelah
dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pendidikan
1. Gambaran pengetahuan tentang Kesehatan
kesehatan reproduksi pada remaja di Cukup 2 5,7
SMAN 1 Getasan Kab. Semarang dan Baik 33 94,3
SMAN 1 Ampel sebelum dan setelah Total 35 100,0
dilakukan Pendidikan Kesehatan.
3. Gambaran pengetahuan tentang
Tingkat Frekuensi % pacaran yang sehat pada remaja di
Pengetahuan (n=35) SMAN 1 Getasan Kab. Semarang dan
Tentang SMAN 1 Ampel sebelum dan setelah
Kesehatan dilakukan Pendidikan Kesehatan.
Reproduksi Tingkat Frekuensi %
Sebelum Pengetahuan (n=35)
dilakukan Tentang
Pendidikan Kesehatan
Kesehatan Reproduksi
Kurang 8 22,9 Sebelum
Cukup 19 54,3 dilakukan
Baik 8 22,9 Pendidikan
Total 35 100,0 Kesehatan
Tingkat Frekuensi % Kurang 3 8,6
Pengetahuan (n=35) Cukup 17 48,6
Tentang Baik 15 42,9
Kesehatan Total 35 100,0
Reproduksi Tingkat Frekuensi %
Setelah dilakukan Pengetahuan (n=35)
Pendidikan Tentang
Kesehatan 3
Cukup 4 11,4 Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Baik 31 88,6 Vol. 1 No. 2, 2019
Total 35 100,0
2. Judul
3. Penulis
4. Publikasi
5. Masalah
6. Tujuan Penelitian
Untuk memberikan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi, pacaran sehat
dan pencegahan perilaku seksual berisiko pada kelompok remaja usia 15-19 tahun.
7. Hasil Penelitian
8. Metode Penelitian
9. Kesimpulan