Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Research Report
(Transverse strength of heat-cured acrylic resin enhanced with ultra high molecular
weight polyethylene fiber)
ABSTRACT
Background: Acrylic resin is the most common material for fabricating removable dentures. It possesses fine
properties in many aspects, but it also has weaknesses regarding the ideal criteria for a perfect removable denture
especially the transverse strength. Ultra high molecular weight polyethylene fiber (UHMWPE) has some properties that
are suggested for enhancing the transverse strength of acrylic resin. Purpose: The aim for this study was to assemble
the data in relation to the transverse strength of acrylic resin enhanced with UHMWPE. Method: This study was a
laboratory experiment involving 32 pieces of samples and the samples were divided into four different groups equally.
UHMWPE then was added in several concentrations, i.e. 0 wt% (control), 3 wt%, 6 wt% and 9 wt%. The dimension for
all samples were 60mm x 10mm x 3.3mm according to ISO 1567:1999 standard. Results: There were significant
difference between the control group and treatment groups (p<0.05). The highest result was the 6-wt% group
( 120.3150) and the lowest result was the 9-wt% group ( 99,8975). There was no significant difference between
control group and the 3-wt% group. Conclusion: The increasing concentration of fiber does not always mean
enhancing the transverse strength of acrylic resin, thus a peak concentration is apparent.
6
7
pembengkokan dan tidak terlihat secara kasat juga dapat menyebabkan basis gigi tiruan lepasan
mata bila beban hanya diberikan sekali, namun tidak estetis5.
dengan penambahan beban secara berlanjut, Penggunaan fiber reinforcement sebagai
keretakan ini menjadi semakin besar dan dalam usaha penambahan kekuatan terhadap basis gigi
sehingga terjadi kerusakan yang melemahkan tiruan lepasan telah terbukti meningkatkan sifat-
bahan. Pada saat pemberian beban terakhir yang sifat mekanis dari resin akrilik. Efektifitas fiber ini
melebihi kapasitas mekanik yang tersisa pada bergantung pada material fiber yang digunakan;
bahan, maka struktur tersebut akan hancur3. persentase, modulus dan distribusi fiber dalam
Dalam kaitannya dengan resin akrilik, matriks; panjang, orientasi dan bentuk dari fiber6.
basis gigi tiruan lepasan dapat mengalami paparan Beberapa jenis fiber yang telah digunakan adalah
tekanan transversa secara terus menerus selama glass fiber, ultra high molecular weight
proses pengunyahan akibat dari adaptasi basis gigi polyethylene (UHMWPE) fiber, carbon fiber dan
tiruan lepasan yang buruk terhadap permukaan aramid (Kevlar) fiber11. Pada penelitian
mukosa yang mendasarinya, oklusi yang tidak sebelumnya, diungkapkan bahwa glass fiber
seimbang, morfologi palatum, kekuatan mastikasi mampu berikatan secara kimia dengan silane
yang berlebihan atau deformasi gigi tiruan lepasan coupling agent dan dapat menjadi penguat yang
saat penggunaan dalam rongga mulut4. efektif2. UHMWPE memiliki sifat
Data statistik menunjukkan bahwa sering biokompatibilitas yang tinggi, terbukti dari
terjadi kepatahan pada garis tengah gigi tiruan banyaknya penggunaan dalam pembuatan protesis
lepasan, yaitu sebesar 35% dari total 320 sampel, sendi yang terbuat dari UHMWPE pada bidang
71% terjadi pada gigi tiruan lengkap rahang atas orthopedi12. UHMWPE memiliki warna yang
dan 29% terjadi pada gigi tiruan lengkap rahang semi transparan sehingga tidak terlalu
bawah. Data menunjukkan bahwa patah pada berpengaruh terhadap warna akhir dari basis gigi
garis tengah gigi tiruan lengkap rahang atas lebih tiruan, modulus elastisitas yang tinggi serta dapat
sering terjadi dibandingkan dengan gigi tiruan berikatan secara kimia dengan resin akrilik.
lengkap rahang bawah10. Sebaliknya, patah pada Sedangkan carbon fiber dan aramid fiber jarang
gigi tiruan sebagian rahang atas adalah sebesar digunakan karena estetiknya kurang bagus11.
13,4% dan pada gigi tiruan sebagian rahang Pada penelitian ini digunakan uji
bawah sebesar 46,4%3. kekuatan transversa karena masih kurangnya
Selain akibat dari kegagalan kekuatan penelitian uji kekuatan transversa menggunakan
transversa, faktor lain yang turut berperan dalam UHMWPE. Berdasarkan hal tersebut di atas,
patah pada basis gigi tiruan lepasan adalah maka perlu diteliti kekuatan transversa resin
kesalahan desain, kesalahan fabrikasi atau akrilik heat-cured dengan metode penambahan
pemilihan bahan yang kurang baik. Faktor-faktor UHMWPE.
diatas merupakan faktor predisposisi yang dapat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperparah deformasi pada basis gigi tiruan mengetahui pengaruh konsentrasi penambahan
lepasan akibat dari perubahan distribusi beban UHMWPEterhadap kekuatan transversa resin
dalam basis gigi tiruan tersebut10. akrilik heat-cured dan untuk memperoleh data-
Saat ini jenis bahan yang lazim digunakan data besarnya kekuatan transversa dari resin
dalam usaha memperkuat resin akrilik adalah aklirik heat-cured yang diperkuat dengan
menggunakan logam dengan berbagai bentuk dan UHMWPE.
menggunakan fiber reinforcement. Penambahan Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
logam stainless steel atau logam campuran kobalt mengetahui jumlah konsentrasi efektif
kromium8 dalam bentuk metal wire, plate atau penambahan UHMWPE yang dapat digunakan
filler dapat meningkatkan kekuatan transversal dalam resin akrilik sehingga dapat diaplikasikan
resin akrilik6,10. Banyak laporan hasil yang kurang pada teknik pembuatan gigi tiruan lepasan.
memuaskan mengenai penambahan metal wire
atau potongan logam sebagai bahan penguat basis BAHAN DAN METODE
gigi tiruan lepasan dari resin akrilik. Hal ini
mungkin terjadi karena akrilik mengalami Bahan yang digunakan dalam penelitian
penyusutan terhadap bahan penguat sehingga ini adalah resin akrilik heat-cured (Vertex
menghasilkan networks of void yang dapat Basiq20, Belanda), ultra high molecular weight
melemahkan struktur dengan menciptakan titik polyethylene (UHMWPE) fiber strand (Biodental
konsentrasi stress yang baru3. Adanya perlekatan Tech, Australia), gipsum keras (Moldano Heraeus
yang buruk antara resin akrilik dan perkuatan Kulzer, Jerman), vaseline, cold mould seal
logam juga memicu fraktur pada basis gigi tiruan (Vertex Divosep, Belanda) dan akuades. Alat
lepasan. Selain itu, penambahan perkuatan metal yang digunakan adalah master model kuningan
7
8
dengan dimensi 60mm x 10mm x 3,3mm, kuvet setting setelah 2 jam. Setelah gipsum setting,
tembaga, press hidrolik (Wassermann Dental- kuvet dibuka dan model logam kuningan diambil.
Maschinen, Jerman), alat uji kekuatan transversa Kuvet kemudian disiram dengan air panas yang
(Autograph Shimadzu AG-10 TE, Jepang), neraca mengalir untuk menghilangkan sisa vaseline yang
elektrik dengan ketelitian 0,01 gram (Pocket Scale masih menempel pada gipsum dan ditunggu
MH-Series,China). hingga dingin dan kering setelah 2 jam.
Penelitian ini merupakan penelitian Pembuatan sampel adalah sebagai berikut:
eksperimental laboratoris dengan 32 sampel yang Kuvet yang telah berisi cetakan diolesi permukaan
didistribusikan merata dalam 4 kelompok berbeda cetakannya dengan bahan separasi cold mould
(masing-masing 8 sampel) yaitu kelompok kontrol seal secara merata dan ditunggu hingga kering.
(KO): tidak diberikan penambahan UHMWPE, Bubuk dan cairan resin akrilik yang telah ditakar,
kelompok perlakuan I (KP1): diberikan diaduk merata dalam pot porselen; ditunggu
penambahan UHMWPE 3%, kelompok perlakuan hingga fase dough kemudian adonan dimasukkan
II (KP2): diberikan penambahan UHMWPE 6% ke dalam cetakan. Bagian atas dari adonan ditutup
dan kelompok perlakuan III (KP3): diberikan dengan plastik cellophane kemudian kuvet
penambahan UHMWPE 9%. antagonis dipasang dan ditekan menggunakan
Cara kerja penelitian ini adalah sebagai press hidrolik secara perlahan hingga tekanan
berikut: Pertama-tama menentukan konsentrasi mencapai 2000 psi (13,8 MPa) supaya kelebihan
UHMWPE dalam bubuk polimer resin akrilik. akrilik dapat mengalir keluar.
Perbandingan bubuk dan cairan resin akrilik yaitu Press kemudian dilepaskan tekanannya dan
24 gr : 12 ml. Perbandingan ini lebih tinggi dibuka. Kuvet antagonis dibuka dan kelebihan
daripada rasio normal13, yaitu 24 gr : 10 mldengan akrilik dipotong, dan selanjutnya ditutup kembali
tujuan untuk mencukupi kebutuhan cairan resin dan ditekan secara perlahan menggunakan press
akrilik dalam proses ikatan kimiawi UHMWPE hidrolik. Kemudian press dilepaskan tekanannya
dan matriks resin akrilik. Perhitungan berat dan dibuka. Kuvet antagonis dibuka kembali dan
UHMWPE berdasarkan persen beratnya dikalikan kelebihan akrilik dipotong lalu ditutup kembali
dengan jumlah berat bubuk resin akrilik kelompok untuk penekanan terakhir1.Pada kelompok
kontrol. Perhitungan berat bubuk resin akrilik perlakuan I, II dan III, setelah potongan
pada KP1, KP2 dan KP3 adalah berat bubuk resin UHMWPE dan bubuk resin akrilik tercampur
akrilik KO dikurangi dengan berat UHMWPE homogen, cairan resin akrilik dicampurkan dan
pada masing-masing kelompok perlakuan. KO: kemudian diaduk hingga rata dalam pot porselen.
rasio bubuk dan cairan resin akrilik adalah 24 gr : Kemudian ditunggu hingga fase dough dan
12 ml. KP1: UHMWPE jenis stranddipotong dilakukan packing akrilik sesuai dengan tahap-
sepanjang masing-masing 3 mm13, kemudian tahap yang telah dijelaskan di atas.Selanjutnya
ditimbang sebesar 0,72 gr dan dicampur dengan pada seluruh kelompok dilakukan proses curing
23,28 gr bubuk resin akrilik menggunakan sesuai aturan pabrik, yaitu pada suhu 100 °C
pengaduk manual hingga tercampur homogen. selama 20 menit dan kemudian dibiarkan dingin
KP2: UHMWPE sebesar 1,44 gr dan dicampur secara perlahan. Setelah dingin, kuvet dibuka dan
dengan 22,56 gr bubuk resin akrilik. KP3: sampel dikeluarkan dari dalam kuvet dan
UHMWPE sebesar 2,16 gr dan dicampur dengan dihaluskan dengan stone atau kertas gosok di
21,84 gr bubuk resin akrilik. bawah air yang mengalir hingga halus dan datar
Selanjutnya dilakukan pembuatan mould permukaannya sesuai dengan kriteria sampel.
sampel resin akrilik dengan cara gipsum keras tipe Pengujian kekuatan transversa
III (w/p ratio = 30 ml/100 gr) dicampur dan menggunakan alat Autograph Shimadzu AG-10
diaduk di atas vibrator1. Kemudian adonan TE buatan Jepang dengan kecepatan gerak beban
gipsum keras dimasukkan ke dalam kuvet bagian 0,17 mm/detik dan jarak antara dua penyangga
bawah yang diletakkan di atas vibrator. Master adalah 40 mm. Sebelum dilakukan uji kekuatan
model yang telah diulasi dengan vaseline transversa, sampel diberi tanda pada bagian
diletakkan tepat di tengah kuvet sebanyak satu tengah panjangnya untuk memudahkan
buah dan didiamkan sampai gipsum setting meletakkan sampel pada alat uji tepat pada garis
kurang lebih 10 menit. Setelah gipsum setting, tengah, kemudian direndam dalam air suling
permukaan gipsum diulasi dengan bahan separasi dengan suhu ruang selama 48 jam sebelum
(vaseline), kemudian kuvet bagian atas dipasang pengujian sesuai dengan spesifikasi ADA No. 12
dan diisi dengan gipsum keras diatas vibrator tahun 1974. Setelah direndam, sampel diletakkan
hingga penuh. Kuvet kemudian ditekan dengan tepat ditengah alat penguji agar kekuatan alat
press manual hingga gipsum tidak mengalir keluar terpusat pada garis tengah sampel. Alat uji akan
dari tepi kuvet, lalu didiamkan hingga gipsum bergerak menekan sampel perlahan hingga sampel
8
9
bengkok dan akhirnya patah. Alat akan berhenti
secara otomatis dan akan menunjukkan angka Tabel 2. Hasil uji deskriptif terhadap kekuatan
tertentu yang merupakan data besarnya beban transversa resin akrilik masing-masing
dalam satuan Newton. Kekuatan transversa kelompok.
kemudian dihitung menggunakan rumus1:
Kelompok Jumlah Rerata Standar
Sampel (MPa) Deviasi
KO 8 106,9888 6,71277
KP1 8 108,4875 9,10406
KP2 8 120,3150 6,74970
Keterangan: = kekuatan transversa (MPa atau KP3 8 99,8975 6,57323
Nmm-2); P= beban maksimum pada saat fraktur
(N); l= jarak antara dua penyangga (mm); b =
lebar sampel (mm); d = ketebalan sampel (mm). Hasil uji F dinyatakan memiliki
perbedaan karena signifikansi lebih kecil dari 0,05
Pengukuran kekuatan transversa dan kemudian dapat dilakukan uji Least
dilakukan di Laboratorium Dasar Bersama Significance Difference (LSD) untuk mengetahui
Universitas Airlangga. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar kelompok. Pada uji
perbedaan kekuatan transversa resin akrilik heat- LSD didapatkan hasil perbedaan yang signifikan
cured yang ditambah dengan UHMWPE maupun tidak signifikan dan perbedaan
dilakukan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji dinyatakan signifikan apabila bertanda * (Tabel 3).
LSD.
Tabel 3. Uji LSD kekuatan transversa (MPa) pada
HASIL kelompok KO, KP1, KP2 dan KP3.
10
11
Pada penelitian ini digunakan rasio cairan metal wire and E-glass fiber’. J Dent Tehran
terhadap bubuk resin akrilik yang lebih tinggi Univ Med Sci 2006;3(4):167–72.
daripada aturan pabrik, yaitu 12 ml : 24 gr13. Hal 6. Bashi, TK & Al-Nema, LM. ‘Evaluation of
tersebut dimaksudkan untuk memudahkan proses some mechanical properties of reinforced
manipulasi bahan karena penambahan serat acrylic resin denture base material (An in-
memerlukan tambahan cairan untuk mencapai vitro study)’. Al-Rafidain Dent J
konsistensi yang sama dengan adonan resin akrilik 2009;9(1):57–65.
yang tidak diberi tambahan serat. Keuntungan 7. Phoenix, RD, Cagna, DR & De Freest, CF
lainnya adalah bahwa kelebihan cairan resin 2003. Stewart’s clinical removable partial
akrilik dapat membasahi (pre-impregnation) prosthodontics. 3rd ed. Hanover
permukaan potongan serat secara adekuat Park:Quintessence Publishing Co, Inc. p. 96.
sehingga dapat meningkatkan perlekatan secara 8. Hirajima, Y, Takahashi, H & Minakuchi, S.
kimiawi antara resin akrilik dan serat13. ‘Influence of a denture strengthener on the
Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa resin deformation of a maxillary complete
akrilik yang ditambahkan serat dengan denture’. Dent Mater 2009;28(4):507–12.
konsentrasi 6% dan 9% mengalami pemudaran 9. McCabe, JF 1990. Applied dental materials.
warna yang dapat terlihat secara kasat mata. Hal 7th ed. Oxford: Blackwell Scientific
ini mungkin disebabkan karena warna serat Publications. p. 87–96.
UHMWPE yang putih translusens, sehingga pada 10. Khasawneh, SF & Arab, JM. ‘A clinical
konsentrasi tinggi warna tersebut tampak dan study of complete denture fractures at four
menyebabkan warna merah muda dari resin military hospitals in Jordan’. Jordanian
akrilik memudar. Royal Med Serv 2003;10(2):27–31.
Pada penelitian ini dapat disimpulkan 11. Intan Nirwana. ‘Kekuatan transversa resin
bahwa ada peningkatan yang signifikan terhadap akrilik hybrid setelah penambahan glass fiber
kekuatan transversa resin akrilik dengan dengan metode berbeda’. Maj Ked Gigi
penambahan UHMWPE sebesar 6%, namun (Dent J) 2005;38(1):16–9.
kurang signifikan terhadap penambahan serat 12. McKelvogue, B 2010. ‘Improvements to
UHMWPE sebesar 3% dan 9%. UHMWPE: A scientific review’. J
Undergrad Research. Mankato: Minnesota
DAFTAR PUSTAKA State University.
13. Lee, SI, Kim, CW & Kim, YS. ‘Effects of
1. Anusavice, KJ 2003. Phillips science of chopped glass fiber on the strength of heat-
dental materials. 11th ed. Philadelphia: WB cured PMMA resin’. J Korean Acad
Saunders Co. p. 246–9, 721–48. Prosthodont 2001;39(6):589–98.
2. Narva, KK, Lassila, LV & Vallittu, PK. ‘The 14. Lončar, A, Vojvodić, D, Jerolimov, V,
static strength and modulus of fiber Komar, D & Žabarović, D. ‘Fibre reinforced
reinforced denture base polymer’. Dent polymers part II: Effect on mechanical
Material 2005;21:421–8. properties’. Acta Stomatol Croat
3. El-Sheikh, AM & Al-Zahrani, SB. ‘Causes of 2008;42(1):49–63.
denture fracture: A survey’. Saudi Dent J 15. Vallittu, PK, Lassila, VP & Lappalainen, R.
2006;18(3):149–54. ‘Transverse strength and fatigue of denture
4. Kostoulas, I, Kavoura, VT, Frangou, MJ & acrylic-glass fiber composite’. Dent Mater
Polyzois GL. ‘Fracture force, deflection, and 1994;10(2):116–21.
toughness of acrylic denture repairs 16. Lončar, A, Vojvodić, D & Komar, D. ‘Fibre
involving glass fiber reinforcement’. J reinforced polymers part I: Basics and
Prostho 2008;17:257–61. construction problems’. Acta Stomatol Croat
5. Vojdani, M & Khaledi, AAR.‘Transverse 2006;40:72–82.
strength of reinforced denture base resin with
11