Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Sofyanto Torau
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Timur
Email : sofyanto.torau@uit.ac.id
ABSTRACT
The village government is very instrumental in every activity in the administration of the village
and must be able to carry out their duties in carrying out community development, development and
empowerment of rural communities. In line with this, the aim of this study is to find out the performance
of the village government in the context of implementing village community development in
Bontomanai village, Mangarabombang District, Takalar Regency. The research approach used is
qualitative which provides an overview of the problem under study and presents data and analyzes it.
Data collection techniques through interviews and observation and documentation. The results showed
that the performance of the village government in the context of village community development was
quite good, with several indicators proposed by Bernardin and Russel namely work quantity, work
quality, work knowledge, cooperation, creativity and personal quality of the village government in the
implementation of development so that it still needed to be improved . The indicators that have not yet
been achieved are the work knowledge and creativity of the village government which are still lacking
in the implementation of development.
ABSTRAK
Pemerintah desa sangat berperan dalam setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan di
desanya serta harus mampu menjalankan tugasnya dalam melaksanakan pemerintahannya,
pembinaan masyarakat, pembangunan serta pemberdayaan masyarakat desa. Sejalan dengan hal ini,
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pemerintah desa dalam rangka pelaksanaan
pembangunan masyarakat desa di desa Bontomanai Kecamatan Mangarabombang Kabupaten
Takalar. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang memberikan gambaran
mengenai permasalahan yang diteliti serta menyajikan data dan menganalisisnya. Teknik
pengumpulan data melalui wawancara serta observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja pemerintah desa dalam rangka pembangunan masyarakat desa sudah
cukup baik, dengan beberapa indikator yang dikemukakan oleh Bernardin dan Russel yakni kuantitas
kerja, kualitas kerja, pengetahuan kerja, kerjasama, kreativitas dan kualitias pribadi pemerintah desa
dalam pelaksanaan pembangunan sehingga masih perlu ditingkatkan. Adapun indikator yang belum
tercapai adalah pengetahuan kerja dan kreativitas pemerintah desa yang masih kurang dalam
pelaksanaan pembangunan.
87
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019
88
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019
Penelitian yang dilakukan oleh Maya belum melakukan upaya yang optimal dalam
Oribala dkk (2017) menunjukkan bahwa pembangunan dan pemberdayaan
keberhasilan atau kegagalan program masyarakatnya.
pembangunan desa sangat ditentukan oleh Berdasarkan permasalahan diatas, jelas
tingkat keteladanan kepala desa terkait bahwa yang paling bertanggung jawab dalam
kinerjanya, yakni dalam hal merencanakan, setiap urusan pemerintahan di desa adalah
menggerakkan, memotivasi, mengarahkan, kepala desa dibantu oleh perangkatnya.
komunikasi, pengorganisasian dan Sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-
pelaksanaan dapat dijalankan dengan baik. undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa
Pemerintah desa selalu identik dengan bahwa sudah seharusnya seorang kepala desa
berbagai keluhan masyarakat akan pelayanan melaksanakan tugasnya dengan penuh
yang tidak maksimal. Kegagalan tanggung jawabnya terutama dalam
pembangunan disebabkan salah satunya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
karena kurangnya pengawasan dan peran khususnya di Desa Bontomanai, sebagaimana
kepala desa dalam menggerakkan partisipasi telah dijelaskan bahwa keberhasilan suatu
masyarakat dalam proses berlangsungnya pembangunan sangat dipengaruhi oleh
pelaksanaan pembangunan desa (Laloma, kinerja pemerintah desa.
n.d.)
Di Desa Bontomanai selama masa
pemerintahan Kepala Desa dibantu oleh METODE
perangkat desa yang telah berlangsung satu Penelitian ini dilakukan di Desa
periode (dalam Undang-undang Nomor 6 Bontomanai Kecamatan Mangarabombang
Tahun 2014 tentang Desa pasal 36 ayat 1 dan Kabupaten Takalar menggunakan pendekatan
2 menyebutkan bahwa Kepala Desa deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini
memegang jabatan selama 6 tahun terhitung berusaha untuk menggambarkan pemecahan
sejak tanggal pelantikan dan Kepala Desa masalah yang ada berdasarkan data-data, jadi
dapat menjabat paling banyak 3 kali masa disamping juga menyajikan data, menganalisis
jabatan secara berturut-turut atau tidak dan menginterpretasi, ia juga bersifat
secara berturut-turut). Sampai penelitian ini komperatif dan korelasi (Narbuko, 2009).
dilakukan ada beberapa keluhan masyarakat Data yang dimaksud bersumber dari data
mengenai pembangunan fisik yang kurang primer yang dikumpulkan melalui wawancara
meningkat seperti pembangunan jalan dan observasi dengan informan mengenai
lingkungan yang kurang memenuhi standar, kinerja kepala desa dalam pelaksanaan
serta sarana dan prasarana yang menunjang pembangunan. Selain itu data sekunder yang
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa bersumber dari literatur yang berhubungan
yang masih kurang. dengan masalah penelitian seperti dokumen
Kurangnya partisipasi masyarakat dari kantor desa Bontomanai.
dalam hal perencanaan, pelaksanaan, hingga Informan penelitian merupakan subjek
pengawasannya, sebagai salah satu penyebab yang memahami informasi dan objek
kurang berhasilnya pembangunan di desa penelitian ini yakni : kepala desa Bontomanai,
Bontomanai. Sehingga masyarakat tidak Badan Permusawaratan Desa (BPD), Aparat
memiliki rasa tanggung jawab akan Desa (Sekretaris dan Staf Desa) Tokoh
pembangunan di desanya. Hal ini disebabkan Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda
karena kurangnya pengetahuan masyarakat dan Masyarakat Umum dan Masarakat Umum.
akan pentingnya pembangunan dan Analisis data dilakukan pada saat
partisipasinya dalam pembangunan di desa. pengumpulan data berlangsung dan setelah
Hal tersebut menjadi kritik tersendiri bagi selesai pengumpulan data dalam periode
kepala desa dan perangkatnya yang dinilai tertentu. Begitu juga pada saat wawancara
89
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019
90
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019
6 Pengadaan Mesin 20,000,000 Dana Pembagian ini tidak sama pada tahun
Pemotong Rumput Desa 2016 dan 2017 yakni 70% diprioritas kan
10 Unit untuk pembangunan dan 30% dari pagu
7 Pengadaan Mesin 7,000,000 Dana diperuntukkan bidang pemberdayaan
Penggiling Tepung Desa masyarakat. Perubahan komposisi tersebut di
2 Unit
tahun 2018 sejalan dengan Permendes Nomor
8 Pengadaan Motor 25,000,000 Dana
Pengangkut Desa
19 Tahun 2017 Tentang Prioritas Penggunaan
Sampah/Viar Dana Desa Tahun 2018 yang berfokus untuk
9 Pengadaan Mesin 7,000,000 Dana membiayai program atau kegiatan
Kompressor 2 Unit Desa pemberdayaan masyarakat. Hal ini sejalan
pula dengan tujuan dana desa yakni untuk
10 Pelatihan dan 6,000,000 Dana pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
Praktek bagi Desa desa. Oleh karena itu meskipun tujuan dana
Kelompok Tani desa yang bersumber dari Anggaran
11 Pelatihan Pengurus 10,000,000 Dana Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
BUMDes Desa
memiliki prioritas pembangunan dan
12 Sosialisasi tentang 10,000,000 Dana
pemberdayaan masyarakat, namun tidak
Narkoba Desa
13 Pelatihan 10,000,000 Dana berarti pembangunan fisik saja yang
Teknologi Tepat Desa diutamakan namun juga pemberdayaan
Guna masyarakat sehingga terwujud kemandirian
14 Insentif Kader 10,800,000 Dana desa serta desa terbebas dari belenggu
Kebersihan Desa kemiskinan dan dapat memenuhi
15 Insentif Kader 10,800,000 Dana kebutuhannya secara mandiri.
keamanan Desa Dari hasil penelitian dilapangan bahwa
16 Insentif Kader 10,800,000 Dana meskipun anggaran untuk pemberdayaan
Kesehatan Desa masyarakat lebih besar, namun kegiatannya
17 Insentif Kader 18,000,000 Dana lebih banyak pada pengadaan alat, padahal
Posyandu Desa seharusnya disamping pengadaan alat juga
18 Insentif Kader 14,400,000 Dana
harus diberikan pelatihan bagaimana
Teknik Desa
menggunakan alat tersebut dan manajemen
19 Penertaan Modal 102,769,000 Dana
Desa untuk Desa usaha sehingga dapat meningkatkan taraf
BUmDes hidup masyarakat.
Jumlah 573,969,000 Sedangkan dalam kegiatan
pembangunan fisik yang bertujuan pada
Sumber: Hasil olahan dokumen kantor desa
peningkatan ekonomi dan pemberdayaan
masyarakat juga belum maksimal. Hasil
Pada Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa
penelitian menunjukkan bahwa untuk
jumlah kegiatan yang penganggarannya
pekerjaan fisik seharusnya dilaksanakan
bersumber dari Dana Desa telah terealisasi
dengan pola swakelola sehingga dapat
sesuai dengan Peraturan Bupati Takalar
memberdayakan masyarakat lokal desa,
Nomor 43 Tahun 2018 Tentang Tata Cara
namun beberapa kegiatan dikerjakan oleh
Pembagian dan Penetapan Besaran dan
rekanan yang ditunjuk oleh kepala desa.
Prioritas Dana Desa Setiap Desa Kabupaten
Pola swakelola sebenarnya ditunjang
Takalar, dimana bidang pembangunan desa
pula oleh regulasi pemerintah melalui
sebesar Rp. 438.7148.000,- atau sebesar 40%
program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) yang
dari pagu Dana Desa Bontomanai Tahun 2018
dikeluarkan berdasarkan Keputusan Bersama
serta bidang Pemberdayaan Masarakat adalah
(SKB) 4 Menteri yakni Menteri
sebesar 573.969.000,- atau sebesar 60% dari
PPN/Bappenas, Menteri Keuangan, Menteri
pagu.
91
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019
Dalam Negeri, dan Menteri Desa Profil Kepala Desa + Perangkat Desa
Jabatan
Tingkat Masa Kerja (TMT Pelatihan yang pernah di ikuti
yang miskin dan marginal yang bersifat Kasi Pembangunan SMA 12 thn
Peningkatan Kapasitas aparat desa,
siskeudes, perpajakan
produktif, dengan mengutamakan Staf SMA 10 thn
Peningkatan Kapasitas aparat desa,
siskeudes, perpajakan
mengurangi kemiskinan, dan sekaligus KADUS MATTEKE SMP 15 thn Penyuluhan Pertanian dan Kesehatan
92
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019
untuk mendapatkan hasil yang baik dan berbentuk fisik seperti perbaikan jalan tani,
optimal. Pengetahuan kerja seseorang dapat jalan paving, serta pembangunan posyandu
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan (tabel 1). Pemerintah desa belum bisa
serta pengalaman yang dimiliki. Selain itu mengoptimalkan potensi desanya dalam
haruslah sejalan baik dari pengetahuan meningkatkan pendapatan desa untuk
tentang perencanaan maupun dalam proses membiayai pembangunan yang hanya
implementasinya dilapangan. Perencanaan bersumber dari ADD dan DD yang serba
pembangunan menjadi dasar bagi pemerintah dibatasi dengan regulasi sehingga merupakan
desa untuk menciptakan program-program kendala dalam pelaksanaan program
unggulan guna memajukan desanya. pembangunan.
Salah satu elemen yang mendasar dalam
penyelenggaraan pembangunan desa adalah Kerjasama (Coorporation)
ketersediaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Kerja sama biasanya dilakukan atas
Pemerintah Desa (RKPDes). Kedua dokumen dasar tujuan yang sama, yaitu tujuan yang
ini merupakan arah kebijakan pembangunan hendak dicapai. Dalam suatu organisasi sangat
dalam satu periode kepemimpinan kepala diperlukan adanya suatu kerja sama kelompok
desa. Sehingga kualitas RPJMDes dan RKPDes (team work), karena semua penggerak suatu
menjadi hal yang penting pula dalam proses organisasi adalah manusia, bukan mesin,
penyusunannya, kualitas dokumen maupun komputer atau yang lainnya (Setyanti, 2012).
kesesuaian dengan regulasi. Hal penting lain Kerjasama dalam organisasi atau instansi
adalah pengkajian keadaan desa yang wajib berarti pegawai saling membantu dalam hal
dilakukan dalam penyusunan perencanaan. pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kerjasama antar pemerintah desa dalam
pengetahuan kerja pemerintah desa pelaksanaan pembangunan bermanfaat guna
Bontomanai dalam pelaksanaan menumbuhkan semangat dan mempermudah
pembangunan belum memuaskan. Hal ini jalannya kegiatan agar setiap program
disebabkan karena kemampuan pengetahuan pembangunan dapat selesai tepat waktu.
yang masih terbatas sebagai akibat tingkat Dalam pelaksanaa pembangunan desa
pendidikan yang masih standar serta Bontomanai bekerjasama dengan Badan
kurangnya pelatihan dan bimbingan yang Permusyawaratan Desa (BPD), instansi
sifatnya teknis menyangkut bidang kerja terkait, dan semua elemen masyarakat. Begitu
masing-masing aparat (lihat tabel 3). juga kerjasama yang dilakukan dengan pihak-
pihak terkait mulai tahap perencanaan sampai
Kreativitas (Creativiness) tahap pelaksanaan program pembangunan.
Kreativitas biasanya merupakan Penelitian ini menunjukkan bahwa
pengembangan atas pemecahan masalah dan pemerintah desa mampu menjalin kerjasama
menjadi solusi dari permasalahan atau baik antar pemerintah desa sendiri maupun
pekerjaan. Penyampaian ide atau gagasan dengan BPD sebagai pengawas dalam
biasanya terjadi didalam forum diskusi atau pelaksanaan pembangunan serta elemen-
rapat, namun tidak menutup kemungkinan elemen tertentu untuk bekerjasama dalam
gagasan atau ide tersebut muncul saat bekerja. mencapai tujuan pembangunan.
Hasil penelitian terkait hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar Kualitas Pribadi (personal qualities)
kreativitas dari pemerintah desa Bontomanai Kualitas pribadi menyangkut
dalam pelaksanaan pembangunan masih kepribadian, kepeimpinan, keramah tamahan,
standar. Ide-ide yang disampaikan umumnya dan integritas pribadi masing-masing
masih terkait dengan pembangunan desa yang individu. Kualitas pribadi yang dimaksudkan
93
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019
adalah mengenai kemauan pemerintah desa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu iklim
untuk mengerjakan pekerjaannya dan atau keterlambatan bahan material sehingga
keramahan dalam melakukan pelayanan beberapa program tidak sesuai dengan waktu
kepada masyarakat. yang telah ditentukan begitu juga dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggaran yang terbatas. Dalam hal partisipasi
kualitas pribadi pemerintah desa cukup baik, masyarakat masih perlu ditingkatkan dalam
dimana pola kepemimpinan yang diterapkan pelaksanaan kegiatan pembangunan
kepala desa cenderung demokratis dan tegas
dibeberapa kondisi serta kepala desa berbaur Saran
dengan aparat desa dan masyarakat sehingga Berdasarkan kesmpulan diatas, maka
tidak ada sekat diantara pemimpin dengan beberapa saran kepada pemerintah desa
bawahan bahkan dengan masyarakatnya. seperti : harus lebih memahami fungsi dan
Sebagian besar informan juga tugas pokok masing-masing, harus lebih
mengungkapkan bahwa kepala desa selalu bersinergi dengan BPD dalam menjalankan
berupaya untuk mensejahterakan tugas memberdayakan masyarakat, harus
masyarakat. menumbuhkan kesadaran masyaraat untuk
Aparat desa sendiri cukup ramah berkontribusi dalam setiap pelaksanaan
dengan masyarakat terutama dalam hal pembangunan, harus mampu menganalisis
pelayanan, tanggap dalam bekerja meskipun potensi-potensi desa serta kendala dalam
masih ada aparat desa yang tidak bertanggung pembangunan, harus mampu menciptakan
jawab terhadap amanah yang diemban. ide-ide atau gagasan bagi program
Kemauan aparat desa untuk bekerja cukup pembangunan yang inovatif, mampu
tinggi, dimana mereka saling memberikan mengadakan forum-forum diskusi terkait
saran serta masukan juga motivasi satu sama pembangunan untuk membuka wawasan
lain. Hal ini menggambarkan bahwa serta mampu mengoptimalkan potensi desa
pemerintah desa bersama dengan masyarakat sehingga dapat menambah pendapatan desa.
bekerjasama untuk mengerjakan program
pembangunan masyarakat desanya.
REFERENSI
Bernardin, H.J. & Russel, J. E. . (1993). No Title
SIMPULAN DAN SARAN Human Resource Management an
experiental approach. Singapore: Mc
Simpulan
Graw-Hill, Inc. Davis, Keith ...
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Laloma, A. (n.d.). DESA TOLOK SATU
dilakukan mengenai kinerja pemerintah desa KECAMATAN TOMPASO MAYA ONIBALA
dalam rangka pelaksanaan pembangunan BURHANUDDIN KIYAI.
masyarakat di desa Bontomanai Kecamatan Narbuko, K. (2009). No Title Metodologi
Mangarabombang Kabupaten Takalar dengan Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
melihat bagimana kuantitas kerja, kualitas Nurdin, N. (n.d.). Network Model of Local
kerja, pengetahuan kerja, kerjasama, Development Planning : Case of Local
kreativitas dan kualitas pribadi pemerintah Development Planning Forum in Bone
desa sudah cukup baik dan masih perlu .
ditingkatkan. Adapun indikator yang belum Setyanti, S. W. (2012). Membangun Kerjasama
terpenuhi yaitu pengetahuan kerja dan Tim (Kelompok). 4(3), 59–65.
kreativitas pemerintah desa yang masih Soewignjo. (1986). No Title Administrasi
kurang dalam pelaksanaan kegiatan Pembangunan Desa dan Sumber-sumber
pembangunan. Pendapatan Desa. Jakarta: Ghalia
Adapun kendala dalam pelaksanaan Indonesia.
kegiatan pembangunan desa seringkali
94