Sunteți pe pagina 1din 8

Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788

Volume 1 No. 2, December 2019

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI


DESA BONTOMANAI KECAMATAN MANGARABOMBANG KABUPATEN TAKALAR

Sofyanto Torau
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Timur
Email : sofyanto.torau@uit.ac.id

ABSTRACT
The village government is very instrumental in every activity in the administration of the village
and must be able to carry out their duties in carrying out community development, development and
empowerment of rural communities. In line with this, the aim of this study is to find out the performance
of the village government in the context of implementing village community development in
Bontomanai village, Mangarabombang District, Takalar Regency. The research approach used is
qualitative which provides an overview of the problem under study and presents data and analyzes it.
Data collection techniques through interviews and observation and documentation. The results showed
that the performance of the village government in the context of village community development was
quite good, with several indicators proposed by Bernardin and Russel namely work quantity, work
quality, work knowledge, cooperation, creativity and personal quality of the village government in the
implementation of development so that it still needed to be improved . The indicators that have not yet
been achieved are the work knowledge and creativity of the village government which are still lacking
in the implementation of development.

Keyword: Performance, village government, village community development

ABSTRAK
Pemerintah desa sangat berperan dalam setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan di
desanya serta harus mampu menjalankan tugasnya dalam melaksanakan pemerintahannya,
pembinaan masyarakat, pembangunan serta pemberdayaan masyarakat desa. Sejalan dengan hal ini,
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pemerintah desa dalam rangka pelaksanaan
pembangunan masyarakat desa di desa Bontomanai Kecamatan Mangarabombang Kabupaten
Takalar. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang memberikan gambaran
mengenai permasalahan yang diteliti serta menyajikan data dan menganalisisnya. Teknik
pengumpulan data melalui wawancara serta observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja pemerintah desa dalam rangka pembangunan masyarakat desa sudah
cukup baik, dengan beberapa indikator yang dikemukakan oleh Bernardin dan Russel yakni kuantitas
kerja, kualitas kerja, pengetahuan kerja, kerjasama, kreativitas dan kualitias pribadi pemerintah desa
dalam pelaksanaan pembangunan sehingga masih perlu ditingkatkan. Adapun indikator yang belum
tercapai adalah pengetahuan kerja dan kreativitas pemerintah desa yang masih kurang dalam
pelaksanaan pembangunan.

Kata Kunci: Kinerja, Pemerintah Desa, Pembangunan Masyarakat Desa

PENDAHULUAN untuk memperoleh pemahaman tentang


Pembangunan masyarakat merupakan pembangunan masyarakat tersebut dilakukan
fenomena yang muncul sepanjang manusia melalui kajian pembangunan masyarakat.
hidup bermasyarakat dan keinginan manusia Dalam kajian tentang pembangunan

87
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019

masyarakat ini dikenal pula berbagai Adapun pemerintahan desa


perspektif. Fenomena pembangunan diselenggarakan oleh pemerintah desa (pasal
masyarakat selama ini utamanya di negara- 23). Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud
negara sedang berkembang dapat dilihat dalam pasal 23 adalah Kepala Desa atau yang
adanya perspektif yang dominan pada era disebut dengan nama lain yang dibantu oleh
tertentu. Perspektif tersebut pada eranya Perangkat Desa atau yang disebut dengan
telah mewarnai kebijakan dan pelaksanaan nama lain (pasal 25) Undang-undang Nomor 6
pembangunan masyarakat negara-negara Tahun 2014 Tentang Desa. Sejalan dengan hal
yang sedang berkembang. ini, Pemerintah Desa tentu sangat berperan
Pembangunan saat ini lebih dipusatkan dalam setiap kegiatan penyelenggaraan
pada manusia. Model pembangunan yang pemerintahan di desa, dalam hal ini adalah
berpusat pada manusia (people centered) Kepala Desa. Kepala Desa sebagai Kepala
serta terpenuhinya kebutuhan dasar Pemerintahan desa harus mampu
masyarakat, tetapi yang lebih penting lagi menjalankan tugas pokoknya yang tertuang
adalah pada upaya meningkatkan kualitas dalam pasal 26 Undang-undang Nomor 6
manusia agar dapat meningkatkan partisipasi Tahun 2014 tentang Desa, yakni Kepala Desa
secara nyata dalam berbagai aktifitas bertugas menyelenggarakan Pemerintahan
kehidupan untuk mendorong terciptanya desa, melaksanakan pembangunan Desa,
kegiatan produktif yang bernilai tinggi. pembinaan kemasyarakatan desa dan
Pembangunan merupakan sebuah pemberdayaan masyarakat desa.
proses pengembangan kapasitas masyarakat Pembangunan sebagai gerakan, dimana
dalam jangka panjang sehingga memerlukan harus dilaksanakan secara menyeluruh di
perencanaan yang tepat dan akurat. pedesaan. Sebagai gerakan maka diperlukan
Perencanaan ini berarti harus mampu kemampuan untuk menggerakkan
mencakup kapan, di mana dan bagaimana masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan harus dilakukan agar mampu pembangunan yang dilandasi oleh kesadaran
merangsang pertumbuhan ekonomi dan sosial untuk meningkatkan dirinya dalam keadaan
secara berkesinambungan (Nurdin, n.d.). yang lebih baik (Soewignjo, 1986). Dalam
Untuk itu diperlukan kinerja yang baik bagi hubungan ini maka peranan kepemimpinan
pemerintah dalam mengelola segala sumber sangat menonjol. Dalam berbagai penelitian,
daya yang ada agar pembangunan dapat keberhasilan daripada pembangunan desa
berhasil dan tepat sasaran. tampak besar sekali. Hal ini disebabkan oleh
Pembangunan desa adalah kepemimpinan yang tepat adalah yang sesuai
pembangunan manusia seutuhnya dan dengan kondisi masyarakat yang
seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan bersangkutan. Sehingga keberhasilan
desa bersifat multisektoral karena pembangunan di desa sangat ditentukan oleh
menyangkut semua kehidupan masyarakat, pemimpinnya dalam hal ini adalah kepala
sehingga pembangunan desa tidaklah desa.
merupakan pembangunan yang berdiri Berdasarkan gambaran tersebut,
sendiri tetapi merupakan suatu kesatuan menunjukkan bahwa keberhasilan dan
dengan pembangunan nasional di daerah. kegagalan suatu program pembangunan
Sifat multisektoral yang melekat pada sangat ditentukan oleh pemerintah desa
pembangunan desa mengharuskan terkait kinerjanya, terutama kepala desa
pembangunan desa harus dilaksanakan secara sebagai pemimpin dalam penyelenggaraan
terintegrasi dan terpadu, terpadu dalam urusan pemerintahan desa yang
perencanaan, pelaksanaan tersebut dicapai, merencanakan, mengatur serta melaksanakan
berdaya guna dan berhasil guna (Soewignjo, kegiatan pembangunan.
1986)

88
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019

Penelitian yang dilakukan oleh Maya belum melakukan upaya yang optimal dalam
Oribala dkk (2017) menunjukkan bahwa pembangunan dan pemberdayaan
keberhasilan atau kegagalan program masyarakatnya.
pembangunan desa sangat ditentukan oleh Berdasarkan permasalahan diatas, jelas
tingkat keteladanan kepala desa terkait bahwa yang paling bertanggung jawab dalam
kinerjanya, yakni dalam hal merencanakan, setiap urusan pemerintahan di desa adalah
menggerakkan, memotivasi, mengarahkan, kepala desa dibantu oleh perangkatnya.
komunikasi, pengorganisasian dan Sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-
pelaksanaan dapat dijalankan dengan baik. undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa
Pemerintah desa selalu identik dengan bahwa sudah seharusnya seorang kepala desa
berbagai keluhan masyarakat akan pelayanan melaksanakan tugasnya dengan penuh
yang tidak maksimal. Kegagalan tanggung jawabnya terutama dalam
pembangunan disebabkan salah satunya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
karena kurangnya pengawasan dan peran khususnya di Desa Bontomanai, sebagaimana
kepala desa dalam menggerakkan partisipasi telah dijelaskan bahwa keberhasilan suatu
masyarakat dalam proses berlangsungnya pembangunan sangat dipengaruhi oleh
pelaksanaan pembangunan desa (Laloma, kinerja pemerintah desa.
n.d.)
Di Desa Bontomanai selama masa
pemerintahan Kepala Desa dibantu oleh METODE
perangkat desa yang telah berlangsung satu Penelitian ini dilakukan di Desa
periode (dalam Undang-undang Nomor 6 Bontomanai Kecamatan Mangarabombang
Tahun 2014 tentang Desa pasal 36 ayat 1 dan Kabupaten Takalar menggunakan pendekatan
2 menyebutkan bahwa Kepala Desa deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini
memegang jabatan selama 6 tahun terhitung berusaha untuk menggambarkan pemecahan
sejak tanggal pelantikan dan Kepala Desa masalah yang ada berdasarkan data-data, jadi
dapat menjabat paling banyak 3 kali masa disamping juga menyajikan data, menganalisis
jabatan secara berturut-turut atau tidak dan menginterpretasi, ia juga bersifat
secara berturut-turut). Sampai penelitian ini komperatif dan korelasi (Narbuko, 2009).
dilakukan ada beberapa keluhan masyarakat Data yang dimaksud bersumber dari data
mengenai pembangunan fisik yang kurang primer yang dikumpulkan melalui wawancara
meningkat seperti pembangunan jalan dan observasi dengan informan mengenai
lingkungan yang kurang memenuhi standar, kinerja kepala desa dalam pelaksanaan
serta sarana dan prasarana yang menunjang pembangunan. Selain itu data sekunder yang
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa bersumber dari literatur yang berhubungan
yang masih kurang. dengan masalah penelitian seperti dokumen
Kurangnya partisipasi masyarakat dari kantor desa Bontomanai.
dalam hal perencanaan, pelaksanaan, hingga Informan penelitian merupakan subjek
pengawasannya, sebagai salah satu penyebab yang memahami informasi dan objek
kurang berhasilnya pembangunan di desa penelitian ini yakni : kepala desa Bontomanai,
Bontomanai. Sehingga masyarakat tidak Badan Permusawaratan Desa (BPD), Aparat
memiliki rasa tanggung jawab akan Desa (Sekretaris dan Staf Desa) Tokoh
pembangunan di desanya. Hal ini disebabkan Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda
karena kurangnya pengetahuan masyarakat dan Masyarakat Umum dan Masarakat Umum.
akan pentingnya pembangunan dan Analisis data dilakukan pada saat
partisipasinya dalam pembangunan di desa. pengumpulan data berlangsung dan setelah
Hal tersebut menjadi kritik tersendiri bagi selesai pengumpulan data dalam periode
kepala desa dan perangkatnya yang dinilai tertentu. Begitu juga pada saat wawancara

89
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019

langsung menganalisis jawaban dan jika 5 Pembangunan 25,000,000 Dana


dirasa kurang memuaskan maka pertanyaan Posyandu 1 Unit Desa
dilanjutkan. Analisis data ini meliputi reduksi Dusun Balang
data, display serta verifikasi/menyimpulkan. 6 Pembangunan 70,000,000 Dana
MCK 4 unit Desa
7 Pengadaan Air 40,000,000 Dana
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bersih Berskala Desa
Sebagaimana dijelaskan dalam Desa (PAMSIMAS)
Permendagri Nomor 114 tahun 2014 tentang Jumlah 438,748,000
Pedoman Pembangunan Desa yang Sumber: Hasil olahan dokumen kantor desa
menyatakan bahwa pembangunan desa
dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan
melibatkan seluruh masyarakatnya dengan Pendapatan yang diperoleh Desa
semangat gotong royong. Adapun hasil kerja Bontomanai untuk tahun 2018 bersumber
dari :1) Dana Desa (DD) Rp. 1,012,717,000,-
pemerintah Desa dapat dilihat dari indikator 2) Bagi Hasil Pajak dan Retribusi (BHPR) Rp.
kinerja yakni: kuantitas kerja (quantity of 58,540,500,- 3) Alokasi Dana Desa (ADD) Rp.
work),kualitas kerja (quality of work), 899,170,100,- sehingga total dana yang
pengetahuan kerja (job knowledge), dikelola desa Bontomanai tahun 2018 adalah
kreativitas (creativiness), kerjasama sebesar Rp. 1,970,427,600,-. Dana Desa (DD)
(cooperation) dan kualitas pribadi (personal diperuntukkan bidang pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa, sedangkan
qualities) (Bernardin, H.J. & Russel, 1993).
Alokasi Dana Desa (ADD) diperuntukakan
bidang pemerintahan dan pembinaan
Kuantitas Kerja (quantity of work) masyarakat desa. Tahun 2018 peraturan
Kuantitas pekerjaan adalah indikator Bupati Takalar membagi persentasi
yang dapat menggambarkan jumlah kerja penggunaan Dana Desa yakni 40 % digunakan
yang dilakukan oleh pemerintah desa dalam untuk kegiatan pembangunan desa(fisik) dan
jangka waktu tertentu, dalam hal ini dapat 60% digunakan untuk kegiatan
diukur melalui jumlah pembangunan yang pemberdayaan masyarakat desa.
terealisasi sebagai berikut:
Tabel 2 Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
Tabel 1 Realisasi Pembangunan Tahun 2018 Tahun 2018
Sumber Sumber
No Kegiatan Biaya No Kegiatan Biaya
Dana Dana
1 Pembangunan 92,833,000 Dana 1 Pengadaan Bibit 101,400,000 Dana
Jalan Paving Block Desa Sapi 16 Ekor Desa
Dusun
2 Pengadaan Hand 90,000,000 Dana
Bontomanai
Traktor 3 Unit Desa
2 Pembangunan 27,562,000 Dana
Jalan Paving Block Desa 3 Pengadaan 25,000,000 Dana
Dusun Balang Handsprayer 10 Desa
3 Pembangunan 13,972,000 Dana Unit
Jalan Paving Block Desa 4 Pengadaan Alat 15,000,000 Dana
Dusun Balang Komunikasi HT 10 Desa
4 Perintisan Jalan 169,381,000 Dana Unit
Tani Dusun Balang Desa 5 Pengadaan Mesin 80,000,000 Dana
Pompa Air 10 Unit Desa

90
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019

6 Pengadaan Mesin 20,000,000 Dana Pembagian ini tidak sama pada tahun
Pemotong Rumput Desa 2016 dan 2017 yakni 70% diprioritas kan
10 Unit untuk pembangunan dan 30% dari pagu
7 Pengadaan Mesin 7,000,000 Dana diperuntukkan bidang pemberdayaan
Penggiling Tepung Desa masyarakat. Perubahan komposisi tersebut di
2 Unit
tahun 2018 sejalan dengan Permendes Nomor
8 Pengadaan Motor 25,000,000 Dana
Pengangkut Desa
19 Tahun 2017 Tentang Prioritas Penggunaan
Sampah/Viar Dana Desa Tahun 2018 yang berfokus untuk
9 Pengadaan Mesin 7,000,000 Dana membiayai program atau kegiatan
Kompressor 2 Unit Desa pemberdayaan masyarakat. Hal ini sejalan
pula dengan tujuan dana desa yakni untuk
10 Pelatihan dan 6,000,000 Dana pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
Praktek bagi Desa desa. Oleh karena itu meskipun tujuan dana
Kelompok Tani desa yang bersumber dari Anggaran
11 Pelatihan Pengurus 10,000,000 Dana Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
BUMDes Desa
memiliki prioritas pembangunan dan
12 Sosialisasi tentang 10,000,000 Dana
pemberdayaan masyarakat, namun tidak
Narkoba Desa
13 Pelatihan 10,000,000 Dana berarti pembangunan fisik saja yang
Teknologi Tepat Desa diutamakan namun juga pemberdayaan
Guna masyarakat sehingga terwujud kemandirian
14 Insentif Kader 10,800,000 Dana desa serta desa terbebas dari belenggu
Kebersihan Desa kemiskinan dan dapat memenuhi
15 Insentif Kader 10,800,000 Dana kebutuhannya secara mandiri.
keamanan Desa Dari hasil penelitian dilapangan bahwa
16 Insentif Kader 10,800,000 Dana meskipun anggaran untuk pemberdayaan
Kesehatan Desa masyarakat lebih besar, namun kegiatannya
17 Insentif Kader 18,000,000 Dana lebih banyak pada pengadaan alat, padahal
Posyandu Desa seharusnya disamping pengadaan alat juga
18 Insentif Kader 14,400,000 Dana
harus diberikan pelatihan bagaimana
Teknik Desa
menggunakan alat tersebut dan manajemen
19 Penertaan Modal 102,769,000 Dana
Desa untuk Desa usaha sehingga dapat meningkatkan taraf
BUmDes hidup masyarakat.
Jumlah 573,969,000 Sedangkan dalam kegiatan
pembangunan fisik yang bertujuan pada
Sumber: Hasil olahan dokumen kantor desa
peningkatan ekonomi dan pemberdayaan
masyarakat juga belum maksimal. Hasil
Pada Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa
penelitian menunjukkan bahwa untuk
jumlah kegiatan yang penganggarannya
pekerjaan fisik seharusnya dilaksanakan
bersumber dari Dana Desa telah terealisasi
dengan pola swakelola sehingga dapat
sesuai dengan Peraturan Bupati Takalar
memberdayakan masyarakat lokal desa,
Nomor 43 Tahun 2018 Tentang Tata Cara
namun beberapa kegiatan dikerjakan oleh
Pembagian dan Penetapan Besaran dan
rekanan yang ditunjuk oleh kepala desa.
Prioritas Dana Desa Setiap Desa Kabupaten
Pola swakelola sebenarnya ditunjang
Takalar, dimana bidang pembangunan desa
pula oleh regulasi pemerintah melalui
sebesar Rp. 438.7148.000,- atau sebesar 40%
program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) yang
dari pagu Dana Desa Bontomanai Tahun 2018
dikeluarkan berdasarkan Keputusan Bersama
serta bidang Pemberdayaan Masarakat adalah
(SKB) 4 Menteri yakni Menteri
sebesar 573.969.000,- atau sebesar 60% dari
PPN/Bappenas, Menteri Keuangan, Menteri
pagu.

91
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019

Dalam Negeri, dan Menteri Desa Profil Kepala Desa + Perangkat Desa

Jabatan
Tingkat Masa Kerja (TMT Pelatihan yang pernah di ikuti

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Pendidikan Kerja)


Embung Desa, Ketahanan Pangan, Siskeudes,
Transmigrasi pada 18 Desember 2017 lalu Kepala Desa S1 12 thn
Perpajakan, Kampung KB, Kesling

memandatkan, bahwa Dana Desa digunakan Sekretaris Desa S1 30 thn


Embung Desa, Ketahanan Pangan, Siskeudes,
Perpajakan, Kampung KB, Kesling
untuk Padat Karya Tunai di Desa. Kaur Umum SMA 12 thn

PKTD merupakan kegiatan Kasi Pemerintahan SMA 10 thn


Siskeudes, peningkatan kapasitas aparat
desa

pemberdayaan masyarakat desa, khususnya Kaur Keuangan


Kasi Pemberdayaan Masy
SMA
SMA
1 thn
3 thn

yang miskin dan marginal yang bersifat Kasi Pembangunan SMA 12 thn
Peningkatan Kapasitas aparat desa,
siskeudes, perpajakan
produktif, dengan mengutamakan Staf SMA 10 thn
Peningkatan Kapasitas aparat desa,
siskeudes, perpajakan

pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan KADUS BONTOMANAI


KADUS BONTO BILA
SD
SMA
25 thn
3 thn
Penyuluhan Pertanian dan Kesehatan
Penyuluhan Pertanian dan Kesehatan
teknologi lokal untuk memberikan tambahan KADUS BONTO PA'JA SMA 2 thn Penyuluhan Pertanian dan Kesehatan
KADUS BALANG SMA 12 thn Penyuluhan Pertanian dan Kesehatan
upah/pendapatan, meningkatkan daya beli, KADUS LAKATONG PULAU SMA 15 thn Penyuluhan Pertanian dan Kesehatan

mengurangi kemiskinan, dan sekaligus KADUS MATTEKE SMP 15 thn Penyuluhan Pertanian dan Kesehatan

mendukung penurunan angka stunting. Sumber : Dokumen Kantor Desa 2018


Dari uraian tersebut di atas menunjukkan
bahwa kuantitas kerja pemerintah desa dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat
pembangunan masyarakat cukup terpenuhi pendidikan perangkat desa yang masih
dalam segi jumlah karena sudah sesuai dengan rendah. Dari total 14 orang, yang
regulasi yang ada, namun dari sisi pemenuhan berpendidikan S1 hanya 2 orang (14,4%), SMA
kebutuhan masyarakat belum optimal. 10 orang (71,4%), SMP 1 orang (7,1 %), SD 1
orang (7,1 %) sehingga perangkat desa
Kualitas Kerja (quality of work) mayoritas berpendidikan SMA. Padahal di
Indikator penentu dalam menilai level kepala desa sebaiknya tingkat
kualitas kerja seseorang adalah melalui pendidikan adalah S1 karena menyangkut
kinerjanya. Banyak hal yang dapat dengan perencanaan yang berakibat pada
mempengaruhi kualitas kerja baik internal keberhasilan pembangunan itu sendiri.
maupun eksternal. Dalam hal internal berasal Disamping itu minimnya kapasitas yang
dari pribadi masing-masing pegawai seperti dimilki karena hampir tidak pernah diikutkan
kemampuan dan pengalaman. Adapun pada pelatihan yang sesuai dengan bidang
eksternal yaitu penunjang dalam pelaksanaan kerja masing-masing. Begitu pula kepala desa
seperti sarana dan prasarana atau target yang dan sekretaris desa yang seharusnya lebih
telah ditetapkan. banyak lagi mengikuti peningkatan kapasitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik dari segi tata kelola pemerintahan,
kualitas kerja Pemerintah Desa dalam kepemimpinan dan kelembagaan. Saat ini
pelaksanaan pembangunan masyarakatnya aparat desa adalah sebagai Human Capital
masih perlu ditingkatkan. Hal ini sejalan sesuai dengan manajemen modern yang
dengan data yang ada dilapangan bahwa berpandangan bahwa manusia bukan lagi
disamping keterbatasan sumberdaya manusia sekedar sebagi sumber tetapi juga sebagai
baik dari segi tingkat pendidikan maupun penggerak sehingga dibutuhkan kapasitas
keterampilan yang diperoleh dari pelatihan- yang memadai.
pelatihan sesuai bidang kerja perangkat desa Kualitas kerja pemerintah desa
masih minim. Bontomanai berdasarkan observasi dan
wawancara yang dilakukan pada penelitian ini
Tabel 3 Data Aparat Desa Bontomanai Tahun menunjukkan bahwa sudah cukup baik namun
2018 masih harus ditingkatkan.

Pengetahuan Kerja (Job Knowledge)


Pengetahuan kerja bagi pemerintah
desa merupakan hal yang harus dipahami

92
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019

untuk mendapatkan hasil yang baik dan berbentuk fisik seperti perbaikan jalan tani,
optimal. Pengetahuan kerja seseorang dapat jalan paving, serta pembangunan posyandu
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan (tabel 1). Pemerintah desa belum bisa
serta pengalaman yang dimiliki. Selain itu mengoptimalkan potensi desanya dalam
haruslah sejalan baik dari pengetahuan meningkatkan pendapatan desa untuk
tentang perencanaan maupun dalam proses membiayai pembangunan yang hanya
implementasinya dilapangan. Perencanaan bersumber dari ADD dan DD yang serba
pembangunan menjadi dasar bagi pemerintah dibatasi dengan regulasi sehingga merupakan
desa untuk menciptakan program-program kendala dalam pelaksanaan program
unggulan guna memajukan desanya. pembangunan.
Salah satu elemen yang mendasar dalam
penyelenggaraan pembangunan desa adalah Kerjasama (Coorporation)
ketersediaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Kerja sama biasanya dilakukan atas
Pemerintah Desa (RKPDes). Kedua dokumen dasar tujuan yang sama, yaitu tujuan yang
ini merupakan arah kebijakan pembangunan hendak dicapai. Dalam suatu organisasi sangat
dalam satu periode kepemimpinan kepala diperlukan adanya suatu kerja sama kelompok
desa. Sehingga kualitas RPJMDes dan RKPDes (team work), karena semua penggerak suatu
menjadi hal yang penting pula dalam proses organisasi adalah manusia, bukan mesin,
penyusunannya, kualitas dokumen maupun komputer atau yang lainnya (Setyanti, 2012).
kesesuaian dengan regulasi. Hal penting lain Kerjasama dalam organisasi atau instansi
adalah pengkajian keadaan desa yang wajib berarti pegawai saling membantu dalam hal
dilakukan dalam penyusunan perencanaan. pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kerjasama antar pemerintah desa dalam
pengetahuan kerja pemerintah desa pelaksanaan pembangunan bermanfaat guna
Bontomanai dalam pelaksanaan menumbuhkan semangat dan mempermudah
pembangunan belum memuaskan. Hal ini jalannya kegiatan agar setiap program
disebabkan karena kemampuan pengetahuan pembangunan dapat selesai tepat waktu.
yang masih terbatas sebagai akibat tingkat Dalam pelaksanaa pembangunan desa
pendidikan yang masih standar serta Bontomanai bekerjasama dengan Badan
kurangnya pelatihan dan bimbingan yang Permusyawaratan Desa (BPD), instansi
sifatnya teknis menyangkut bidang kerja terkait, dan semua elemen masyarakat. Begitu
masing-masing aparat (lihat tabel 3). juga kerjasama yang dilakukan dengan pihak-
pihak terkait mulai tahap perencanaan sampai
Kreativitas (Creativiness) tahap pelaksanaan program pembangunan.
Kreativitas biasanya merupakan Penelitian ini menunjukkan bahwa
pengembangan atas pemecahan masalah dan pemerintah desa mampu menjalin kerjasama
menjadi solusi dari permasalahan atau baik antar pemerintah desa sendiri maupun
pekerjaan. Penyampaian ide atau gagasan dengan BPD sebagai pengawas dalam
biasanya terjadi didalam forum diskusi atau pelaksanaan pembangunan serta elemen-
rapat, namun tidak menutup kemungkinan elemen tertentu untuk bekerjasama dalam
gagasan atau ide tersebut muncul saat bekerja. mencapai tujuan pembangunan.
Hasil penelitian terkait hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar Kualitas Pribadi (personal qualities)
kreativitas dari pemerintah desa Bontomanai Kualitas pribadi menyangkut
dalam pelaksanaan pembangunan masih kepribadian, kepeimpinan, keramah tamahan,
standar. Ide-ide yang disampaikan umumnya dan integritas pribadi masing-masing
masih terkait dengan pembangunan desa yang individu. Kualitas pribadi yang dimaksudkan

93
Jurnal Ilmiah Pranata Edu ISSN : 2656-6788
Volume 1 No. 2, December 2019

adalah mengenai kemauan pemerintah desa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu iklim
untuk mengerjakan pekerjaannya dan atau keterlambatan bahan material sehingga
keramahan dalam melakukan pelayanan beberapa program tidak sesuai dengan waktu
kepada masyarakat. yang telah ditentukan begitu juga dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggaran yang terbatas. Dalam hal partisipasi
kualitas pribadi pemerintah desa cukup baik, masyarakat masih perlu ditingkatkan dalam
dimana pola kepemimpinan yang diterapkan pelaksanaan kegiatan pembangunan
kepala desa cenderung demokratis dan tegas
dibeberapa kondisi serta kepala desa berbaur Saran
dengan aparat desa dan masyarakat sehingga Berdasarkan kesmpulan diatas, maka
tidak ada sekat diantara pemimpin dengan beberapa saran kepada pemerintah desa
bawahan bahkan dengan masyarakatnya. seperti : harus lebih memahami fungsi dan
Sebagian besar informan juga tugas pokok masing-masing, harus lebih
mengungkapkan bahwa kepala desa selalu bersinergi dengan BPD dalam menjalankan
berupaya untuk mensejahterakan tugas memberdayakan masyarakat, harus
masyarakat. menumbuhkan kesadaran masyaraat untuk
Aparat desa sendiri cukup ramah berkontribusi dalam setiap pelaksanaan
dengan masyarakat terutama dalam hal pembangunan, harus mampu menganalisis
pelayanan, tanggap dalam bekerja meskipun potensi-potensi desa serta kendala dalam
masih ada aparat desa yang tidak bertanggung pembangunan, harus mampu menciptakan
jawab terhadap amanah yang diemban. ide-ide atau gagasan bagi program
Kemauan aparat desa untuk bekerja cukup pembangunan yang inovatif, mampu
tinggi, dimana mereka saling memberikan mengadakan forum-forum diskusi terkait
saran serta masukan juga motivasi satu sama pembangunan untuk membuka wawasan
lain. Hal ini menggambarkan bahwa serta mampu mengoptimalkan potensi desa
pemerintah desa bersama dengan masyarakat sehingga dapat menambah pendapatan desa.
bekerjasama untuk mengerjakan program
pembangunan masyarakat desanya.
REFERENSI
Bernardin, H.J. & Russel, J. E. . (1993). No Title
SIMPULAN DAN SARAN Human Resource Management an
experiental approach. Singapore: Mc
Simpulan
Graw-Hill, Inc. Davis, Keith ...
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Laloma, A. (n.d.). DESA TOLOK SATU
dilakukan mengenai kinerja pemerintah desa KECAMATAN TOMPASO MAYA ONIBALA
dalam rangka pelaksanaan pembangunan BURHANUDDIN KIYAI.
masyarakat di desa Bontomanai Kecamatan Narbuko, K. (2009). No Title Metodologi
Mangarabombang Kabupaten Takalar dengan Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
melihat bagimana kuantitas kerja, kualitas Nurdin, N. (n.d.). Network Model of Local
kerja, pengetahuan kerja, kerjasama, Development Planning : Case of Local
kreativitas dan kualitas pribadi pemerintah Development Planning Forum in Bone
desa sudah cukup baik dan masih perlu .
ditingkatkan. Adapun indikator yang belum Setyanti, S. W. (2012). Membangun Kerjasama
terpenuhi yaitu pengetahuan kerja dan Tim (Kelompok). 4(3), 59–65.
kreativitas pemerintah desa yang masih Soewignjo. (1986). No Title Administrasi
kurang dalam pelaksanaan kegiatan Pembangunan Desa dan Sumber-sumber
pembangunan. Pendapatan Desa. Jakarta: Ghalia
Adapun kendala dalam pelaksanaan Indonesia.
kegiatan pembangunan desa seringkali

94

S-ar putea să vă placă și