Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
The low level of farms income from agricultural sector mainly happens in dry season
had to inappropriate soil cultivation. The utilization of soil for brick ste manufacturing
is one of this case. The excavation process occurs on top soil inflicting degradation of
soil fertility. Soil in the impact of this condition has a problem in providing chemical
element for the agriculture, especially the lack of N. One of alternative attempts to
increase the soil fertility in providing N on formerly brick ste excavation-soil is by
supplying Petroganik fertilizer and compost. Petroganik and compost is an organic
fertilizer containing N, P, K, the other nutrient, similar to the other organic fertilizers.
The aims of the research are to determine the effect Petroganik fertilizer and compost
application on N uptake and toward the growth of corn on former brick ste excavation-
soil, and to know the chosen dosage which is resulting in growth and N uptake of corn.
Research used is Random Block Design with 9 treatment and 3 replication. Dosage of
treatment T0 : Control, Petroganik (14, 17, 20, 23) t/ha and compost (14, 17, 20, 23)
t/ha. Indicator plant was used Hybrid Corn BISI 2. The result of experiment showed
that : 1. Significant effect in increasing uptake of N the corn. The treatment of
Petroganik 17 t/ha (P2) increasing 145 % and compost 14 t/ha (P2) increasing 93.8
%, 2. Insignificant effect on plant growth (height, number of leaf) However, it gives
significant effect on dry weight of the corn biomass. The treatment Petroganik 17 t/ha
(P2), increases 101.45 %, 3. The application of Petroganik fertilizer is more effective in
increasing the growth and N uptake of corn than that of compost since the application
of 17 t/ha of Petroganik has already increased the N uptake and growth of corn .
Keywords : Compost, Corn, Degradation, Petroganik, Vertisol
terhindarkan. Kondisi lahan bekas galian fisik, kimia dan biologi. Berdasarkan
untuk pembuatan batu bata sangat uraian di atas maka perlu penelitian
memprihatinkan, lahan bekas galian guna tentang pengaruh pemberian pupuk
pemanfaatan pembuatan batu bata Petroganik dan kompos pada Vertisol
sedalam 1 - 5 meter lebih dapat terlihat bekas galian batu bata terhadap serapan
dengan jelas. Salah satu fungsi tanah N dan pertumbuhan pada tanaman
adalah menyediakan kandungan unsur jagung (sebagai tanaman indikator).
hara, karena ketersedian unsur hara Program ini juga merupakan suatu upaya
sangat menentukan kesuburan tanah. mereklamasi lahan bekas galian batu bata
Unsur hara sangat dibutuhkan untuk yang sesuai dengan kondisi lingkungan
pertumbuhan tanaman, salah satu unsur dan sosial masyarakat sehingga nantinya
hara yang paling banyak dibutuhkan oleh dapat diadopsi oleh masyarakat.
tanaman adalah unsur nitrogen karena
berfungsi memperbaiki pertumbuhan METODOLOGI
vegetatif dan pembentukan protein Penelitian ini dilakukan di rumah kaca.
tanaman. Pemberian bahan organik dapat Analisis dasar tanah dilaksanakan di
secara langsung atau tidak langsung Laboratorium Kimia dan Fisika Tanah,
meningkatkan ketersediaan dan serapan Fakultas Pertanian Universitas
N tanaman. Menurut Syukur and Indah Brawijaya.. Waktu penelitian mulai bulan
(2006), fungsi bahan organik dalam tanah November 2013 sampai dengan bulan
diantaranya menyediakan unsur N, P, K Mei 2014. Tanah diambil dari lahan
serta unsur-unsur mikro dan sebagai bekas galian pembuatan batu bata yang
sudah tidak digunakan lagi (kedalaman 1-
penyangga kation, sehingga unsur hara
1.5 m dari top soil) yang berada di Desa
dalam tanah dapat dipertahankan.
Sraturejo, Kecamatan Baureno,
Pupuk Petroganik merupakan salah Kabupaten Bojonegoro secara komposit
satu bentuk bahan organik yang sudah pada kedalaman 0 - 20 cm (lapisan olah
diolah serta efektif dan efisien untuk tanah Vertisol). Tanah yang telah diambil
diaplikasikan dilapangan. Pupuk dari lahan kemudian dikering udarakan
Petroganik mempunyai keunggulan serta dihaluskan dan diayak lolos ayakan
diantaranya kadar C-Organik tinggi, 2 mm, selanjutnya ditimbang setara 8 kg
berbentuk butiran, aman, ramah tanah kering oven (1 polybag = setara 8
lingkungan (bebas mikroba patogen) dan kg tanah kering oven) dan dimasukkan
bebas dari biji-bijian/gulma. Kadar air kedalam polybag. Sebelum tanah tersebut
pupuk petroganik tergolong rendah diberi perlakuan, terlebih dahulu
sehingga efisien dalam pengangkutan dan dilakukan analisa dasar. Pupuk organik
yang digunakan adalah pupuk Petroganik
penyimpanan. Sedangkan kompos
dan kompos (sampah kota). Tanaman
merupakan jenis pupuk organik dari indikator yang digunakan adalah jagung
bahan-bahan organik yang telah hibrida BISI-2. Penelitian ini
mengalami proses pelapukan karena menggunakan Rancangan Acak Lengkap
adanya interaksi antar mikroorganisme (RAL) dengan 9 perlakuan dosis (Tabel
(bakteri pendekomposisi) yang berperan 1). Setiap perlakuan dilakukan ulangan
di dalamnya Wahyono and Sahwan sebanyak 3 kali, dengan demikian
(1998). Pemberian pupuk organik adalah terdapat 27 polybag perlakuan.
untuk memperbaiki fungsi tanah, secara
97
Bobot Kering Tanaman Jagung 101.5 % dari kontrol dan pada perlakuan
kompos adalah perlakuan kompos dosis
Dari hasil analisis ragam bobot kering
23 t/ha (K4) sebesar 16.52 g meningkat
tanaman jagung, diketahui bahwa
138 % dari kontrol. Perlakuan dengan
terdapat perbedaan yang nyata pada
nilai rerata bobot kering tanaman jagung
perlakuan Petroganik dan kompos. Nilai
terendah yaitu perlakuan kontrol (T0)
rerata tertinggi perlakuan Petroganik
sebesar 6.93 g (Tabel 5).
adalah perlakuan Petroganik dosis 17
t/ha (P2) sebesar 13.97 g meningkat
Tabel 3. Pengaruh Petroganik dan kompos terhadap bobot kering tanaman jagung pada
6 MST
No Perlakuan
Bobot kering (gram) Perubahan (%)
1 Kontrol (tanpa pemberian pupuk) 6.93 a 0
2 Tanah + Pupuk Petroganik 14 t/ha 12.09 cd 74.45
3 Tanah + Pupuk Petroganik 17 t/ha 13.97 d 101.50
4 Tanah + Pupuk Petroganik 20 t/ha 7.88 a 13.70
5 Tanah + Pupuk Petroganik 23 t/ha 10.16 bc 46.61
6 Tanah + Kompos 14 t/ha 9.15 ab 32.03
7 Tanah + Kompos 17 t/ha 10.25 bc 47.90
8 Tanah + Kompos 20 t/ha 8.82 ab 27.27
9 Tanah + Kompos 23 t/ha 16.52 e 138.38
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada
Uji Duncan taraf 5 %.
Pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa klorofil, asam nukleat dan enzim Hairiah
perlakuan Petroganik dosis 17 t/ha (P2) et al. (2000) Tanaman jagung menyerap
mempunyai nilai bobot kering tanaman nitrogen dalam bentuk ion nitrat dan
yang tertinggi dibanding dengan amonium. Nitrogen adalah komponen
perlakuan P1, P3 dan P4. Sedangkan utama dari berbagai substansi penting di
perlakuan kompos dosis 23 t/ha dalam tanaman. Nitrogen digunakan
mempunyai bobot kering tanaman yang untuk membentuk senyawa penting
tertinggi dibanding dengan perlakuan K1, seperti klorofil, asam nukleat dan enzim.
K2 dan K3. Hal ini disebabkan semakin Apabila senyawa seperti klorofil
tinggi serapan N akan dapat terbentuk maka akan memudahkan
meningkatkan bobot kering tanaman tanaman untuk melakukan proses
karena jumlah N yang dapat diserap fotosintesis. Sehingga hasilnya akan
berpengaruh terhadap kandungan protein ditranslokasikan ke organ vegetatif
sehingga berpengaruh terhadap tanaman untuk membentuk organ baru
pertumbuhan sel – sel pada tanaman. seperti daun maupun menambah tinggi
Peningkatan nilai persentase kadar tanaman. Seiring dengan bertambah
nitrogen akan diikuti dengan peningkatan tinggi dan banyaknya jumlah daun jagung
kadar protein kasar sebesar 6.25 g. juga akan meningkatkan bobot kering
Tanaman jagung menyerap nitrogen jagung. Menurut Nuraini and Nanang
dalam bentuk ion nitrat dan amonium. (2003), salah satu fungsi unsur N dalam
Nitrogen adalah komponen utama dari tanaman adalah merangsang aktivitas
berbagai substansi penting di dalam meristem dengan semakin meningkatnya
tanaman. Nitrogen digunakan untuk jumlah N yang diserap oleh tanaman,
membentuk senyawa penting seperti maka jaringan meristematik pada titik
100