Sunteți pe pagina 1din 8

Soal :

1. Jelaskan pengertian dan tujuan dari ergonomi?


2. Jelaskan hubungan antropometri terhadap desain stasiun kerja?
3. Mengapa seorang pekerja mengalami stress yaitu overstress dan understress?
4. Lakukan observasi (pengamatan) dan interview terhadap seorang pekerja dan hitunglah beban
kerja fisik pekerja tersebut bedasarkan jumlah KALORI?

Jawab :

1. Pengertian dan Tujuan Ergonomi


a. Pengertian Ergonomi
- Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas
maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun
mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.
Pheasant. (1988), Ergonomics is the aplication of scientific information about
human being (and scientific methods of acquiring such information) to the problems
of design.
Corlett & Clark. (1995), Ergonomics is the study of human abilities and
characteristics which affect the design of equipment, systems and job.
Annis & McConville. (1996), Ergonomics is the ability to apply information
regarding human characters, capacities, and limitation to the design of human tasks,
machine system, living spaces, and environment so that people can live, work and
play safely, comfortably and efficiently.
Manuaba. (1998), Ergonomic design is the application of human factors,
information to the design of tools, machines, systems, tasks, jobs and environments
for productive, safe, comfortable and effective human functioning.
Sumber : Buku Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas
Oleh : Tarwaka, Solichul HA. Bakri, dan Lilik Sudiajeng
- IEA. (2000), Ergonomics (or Human Factors) is as the scientific discipline
concerned with the understanding of interactions among human an other elements of
a system, and the profession that applies theory principles, data and method to
design in order to optimize human well-being and overall system performance
Waldemar K. and William S. M. (2003), Ergonomics (or Human Factors) is as the
scientific discipline concerned with the understanding of interactions among human
an other elements of a system, and the profession that applies theory principles, deta
and methode to design in order to optimize human well-being and overall system
performance. Ergonomists contribute to the design and evalution of tasks, jobs,
products, environments, and systems in order to make them compatible with the
needs, abilities and limitations of people.
Christine Durant, et.al. (2006), Ergonomics is the study of the way in which we
work interact with the characteristics of the environment; it includes finding ways to
be more efficient, as well as ways to protect people from sustaining injury.
HSE. (2007), Ergonomis is a science concern with the ‘fit’ between people and their
work. It puts people first, taking account of their capabilities and limitation.
Ergonomics aims to make sure that tasks, equipment, information, and the
environment suit each worker.
Cherrie Berry. (2009), Ergonomics is the study of people while they use equipment
in specific enviroments to perform certain tasks. Ergonomics seeks to minimize
adverse effects of environment upon people and thus to enable each person to
maximize his or her contribution to a given job.
UCDHS. (2009), Ergonomics as the science of fitting workplace conditions at job
demands to the capabilities of the employee. Ergonomics considers the capabilities
and limits of a worker as they interact with tools, equipment, work methods, and task
in the work environment. Each employee is different so a single setup doesn’t work
for everyone. Ergonomics covers all aspects of a job, from the physical streses it
places and joins, muscles, nerves, tendons and bones, to the environmental factors
which can affect hearing, vision and general comfort and hold. Desingning
workplaces with the understanding that individuals differ in size and physical
condition is the first step in reducing the likelihood of injuries.
Sumber : Ergonomi Industri – Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Aplikasi di Tempat Kerja
Oleh : Tarwaka, PGDip. Sc., M.Erg

- Eko Nurmianto. (1996), Ergonomi atau Ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya


berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan
atau hukum. Ergonomi mempunyai berbagai batasan arti, di Indonesia disepakati
bahwa ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan
pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya
produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia
seoptimaloptimalnya.
Sumber : Buku Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri Jilid 1 Untuk
Sekolah Menengah Kejuruan
Oleh : Bambang Suhadri

- Eko Nurmianto. (1998), Ergonomi didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek


manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engineering, manajemen dan desain perancangan.
Sritomo Wignjosoebroto. (1995), Ergonomi didefinisikan sebagai disiplin keilmuan
yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya.
Sumber : Ergonomi - Manusia, Peralatan dan Lingkungan
Oleh : Dr. Gempur Santoso, Drs., M.Kes

- Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘kerja atau usaha’ dan
nomos yang berarti ‘aturan’. Ergonomi dapat diartikan sebagai pengaturan kerja.
Ergonomi adalah pengaturan kerja (ergon-kerja dan nomos-aturan)
Kroemer et al. (2001), ergonomi sebagai aplikasi dari prinsip-prinsip ilmiah, metode,
dan data yang diambil dari berbagai disiplin ilmu untuk pengembangan sistem di
mana manusia memegang peranan yang signifikan.
Iftikar Z. Sutalaksana et al. (1979), ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang
sistematis yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan
keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup
dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan
melalui pekerjaan itu, dengan efektif, nyaman, aman, dan efisien.
Sumber : Buku Dasar-Dasar Studi Waktu & Gerakan untuk Analisis &
Perbaikan Sistem Kerja
Oleh : Yanto – Billy Ngaliman

- Frederick Winslow Taylor. (1911), Ergonomics is the study of the interaction


between people and machines and the factors that affect the interaction. Its purpose
is ro improve the performance of systems by improving human-machines interaction.
Sumber : Buku Introduction to Ergonomics Third Edition
Oleh : R. S. Bridger

b. Tujuan
- Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :
1) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera
dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
3) Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan
sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Sumber : Buku Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas
Oleh : Tarwaka, Solichul HA. Bakri, dan Lilik Sudiajeng
- Tujuan dari ergonomi adalah mengatur pekerjaan sehingga hasil yang ingin dicapai
dapat tercapai.
Kroemer et al. (2001), tujuan utama ergonomi adalah “memanusiakan” pekerjaan.
Tujuan ini kemudian disimbolkan dengan “E&E” yaitu Ease and Efficiency.
Sumber : Buku Dasar-Dasar Studi Waktu & Gerakan untuk Analisis &
Perbaikan Sistem Kerja
Oleh : Yanto – Billy Ngaliman

- The implementation of ergonomics in system design should make the system work
better by eliminating aspects of system functioning which are undesirable,
uncontrolled, or unaccounted for, such as :
 Inefficiency : when worker effort produces suboptimal output.
 Fatigue : in badly designed job people tire unnecessarily.
 Accident, injuries, and errors: due to badly designed interfaces or excess stress
either mental or physical.
 User difficulties: due to inappropriate combinations of subtasks making the
dialogue/interaction cumbersome and unnatural.
 Low morale and apathy.
Sumber : Buku Introduction to Ergonomics Third Edition
Oleh : R. S. Bridger

- Patkin. (1995), penerapan ergonomi untuk membantu pekerjaan pembedahaan yakni


dengan cara mendesain suatu instrumen tertentu sehingga dapat menghindari
ketidaksesuaian kapasitas manusia dengan teknologi.
Sumber : Ergonomi - Manusia, Peralatan dan Lingkungan
Oleh : Dr. Gempur Santoso, Drs., M.Kes

2. Hubungan antropometri terhadap desain stasiun kerja.


Untuk mendesain peralatan secara ergonomis yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
atau mendesain peralatan yang ada pada lingkungan seharusnya disesuaikan dengan manusia
dilingkungan tersebut. Apabila tidak ergonomis akan menimbulkan berbagai dampak negatif
bagi manusia baik dalam waktu jangka pendek (short term) maupun jangka panjang (long
term). Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah,
antara lain: nyeri, kelelahan, bahkan kecelakaan.
Sumber : Ergonomi - Manusia, Peralatan dan Lingkungan
Oleh : Dr. Gempur Santoso, Drs., M.Kes

Dalam menentukan ukuran stasiun kerja, alat kerja dan produk pendukung lainnya, data
antropometri tenaga kerja memegang peranan penting. Menurut Sutarman (1972), bahwa
dengan mengetahui ukuran antropometri tenaga kerja akan dapat dibuat suatu desain alat-alat
kerja yang sepadan bagi tenaga kerja yang akan menggunakan, dengan harapan dapat
menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan estetika kerja. Lebih lanjut MacLeod
(1995) menjelaskan bahwa faktor manusia harus selalu diperhitungkan dalam setiap desain
produk dan stasiun kerja.
Sumber : Buku Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas
Oleh : Tarwaka, Solichul HA. Bakri, dan Lilik Sudiajeng

3. Penyebab pekerja mengalami stress yaitu overstress dan understress.


Menurut Patton (1998) bahwa perbedaan reaksi antara individu tersebut sering disebabkan
karena faktor psikologis dan sosial yang dapat merubah dampak stressor bagi individu.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Kondisi individu seperti umur, jenis kelamin, temperamental, genetic, intelegensia,
pendidikan, kebudayaan dll.
b. Ciri kepribadian seperti introvert atau ekstrovert, tingkat emosional, kepasrahan,
kepercayaan diri dll.
c. Sosial-kognitif seperti dukungan sosial, hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya.
d. Strategi untuk menghadapi setiap stress yang muncul.
Cartwright et. al. (1995) mencoba memilah penyebab stress akibat kerja menjadi 6 kelompok
penyebab yaitu:
a. Faktor intrinsik pekerjaan.
b. Faktor hubungan kerja
c. Faktor pengembangan karier
d. Faktor struktur organisasi dan suasana kerja
e. Faktor dari luar pekerjaan
Faktor-faktor lain yang kemungkinan besar dapat menyebabkan stress akibat kerja antara
lain:
a. Ancaman pemutusan hubungan kerja
b. Perubahan politik nasional
c. Krisis ekonomi nasional
Sumber : Ergonomi Industri – Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di
Tempat Kerja
Oleh : Tarwaka, PGDip. Sc., M.Erg

Understress yang terjadi saat seseorang mulai kehilangan tantangan. Manajemen kantor yang
salah atau minimnya kesempatan untuk berpartisipasi dan menunjukkan skill sering
menyebabkan stres tipe ini. Understress bisa mendorong kita pada masalah baru. Jenuh dan
perasaan tak berdaya adalah dua efek dari stres ini, akibatnya kita jadi kehilangan motivasi
untuk bekerja.
Overstress. Stres ini terjadi setelah seseorang bekerja keras atau berusaha berlebihan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan demi memenuhi tenggat. Kondisi ini terus berulang karena
kita tak punya waktu untuk break dan menarik napas sejenak, sehingga pikiran kita hanya
terfokus pada cara menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Overstress bisa berakibat pada
berkurangnya kemampuan atau kreatifitas.
Sumber : https://nasional.kompas.com/read/2008/10/24/11212663/mengenal.4.tipe.stres.

Understress seseorang yang mengalami beban mental. Ketika kita kehilangan tantangan,
kurang memiliki partisipasi dalam menyelesaikan pekerjaan baik individu ataupun secara
berkelompok, ciri-ciri seperti ini merupakan stress tingkat lanjutan. Kita semua pasti pernah
merasakan/ mengalami perasaan jenuh dan tiada berdaya meskipun fisik sehat dan prima.
Stress seperti ini dapat dilepaskan dengan berteriak, namun tetap meperhatikan lingkungan
sekitar. Dapat juga melakukan relaksasi dengan jalan-jalan ditempat teduh, memasukkan kaki
dalam air. Air dan angin dapat membantu menenangkan suasana hati yang panas atau galau.
Usahakan meskipun dengan memaksakan diri sendiri untuk menyenangkan orang lain.
Overstress seseorang yang mengalami beban fisik. Kerja keras adalah kegiatan yang rentan
terhadap overstress. Oleh karena itu imbangilah pekerjaan dengan kemampuan sehingga
stress yang berlebihan (overstress) tidak menghampiri.
Sumber : kodzan.blogspot.com/2013/09/katagori-stress-dan-tips-untuk-mengelola-
stres.html?m=1

S-ar putea să vă placă și