Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract
Rapid technological developments helped bring an increase in the level of business competition.
Competitive business strategies required to address the challenges of business competition. PT P&P
Lembah Karet is a company engaged in the plantation and crumb rubber processing industry.
Marketing area are scattered inside and outside the country led to the supply chain performance
become one of the important issues in the company. The use of Lean and Green concept in the supply
chain system can become a competitive advantage for PT. P&P Lembah Karet to create a more
effective and efficient supply chain strategy in terms of expenditure and environmental impact.
Performance measurement is required to determine the effectiveness and efficiency of these two
concepts implementation in the supply chain companies.
Performance measurement system was developed based on four perspectives of the Balanced
Scorecard (BSC): financial, customer, internal business processes, learning and growth. Key
Performance Indicator (KPI) which is used as a measurement basis is formulated through the concept
of lean and green. Weight value of each KPI is determined using Analytical Hierarchy Process (AHP)
with relevant experts as respondents. Respondents selected based on the experience and knowledge,
especially experience and knowledge that relevant with the topic of this research. The weight value
determined the order of KPI priority. Face validity is used to validate the performance measurement
model.
Data processing and analysis yielded 25 lean and green-based KPIs that are relevant to crumb
rubber supply chain at PT. P&P Lembah Karet with 3 KPI for financial perspective, 4 KPI for customer
perspective, 11 KPI for internal business process perspective and 7 KPI for learning and growth
perspective. Structure of designed models showed that customer perspective is the most priority
aspects.
Keywords: Performance measurement, supply chain system, lean, green, balanced scorecard
Abstrak
Perkembangan teknologi yang semakin pesat ikut membawa peningkatan pada tingkat persaingan
bisnis. Strategi bisnis yang kompetitif diperlukan untuk menjawab tantangan persaingan bisnis. PT
P&P Lembah Karet merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan industri
pengolahan crumb rubber. Daerah pemasaran yang tersebar di dalam dan luar negeri menyebabkan
kinerja rantai pasok menjadi salah satu isu penting dalam perusahaan tersebut. Penggunaan konsep
Lean dan Green pada sistem rantai pasok dapat menjadi suatu keunggulan kompetitif bagi PT. P&P
Lembah Karet guna menciptakan sebuah strategi rantai pasok yang lebih efektif dan efisien dari segi
biaya dan dampak lingkungan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi dari implementasi kedua konsep tersebut dalam rantai pasok perusahaan.
Sistem Pengukuran kinerja dikembangkan berdasarkan empat perspektif Balanced Scorecard
(BSC): keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Key
Performance Indicator (KPI) yang digunakan sebagai basis pengukuran diformulasikan melalui
konsep lean dan green. Nilai bobot masing-masing KPI ditentukan menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) dengan pakar yang terkait sebagai responden. Pemilihan pakar yang akan
menjadi responden dilakukan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan pakar tersebut, terutama
yang relevan dengan topik penelitian ini. Nilai bobot menentukan urutan prioritas KPI. Metode face
validity digunakan untuk memvalidasi model pengukuran kinerja yang dihasilkan.
Pengolahan dan analisis data menghasilkan 25 KPI berbasis lean dan green yang relevan dengan
rantai pasok crumb rubber PT. P&P Lembah Karet dengan rincian: 3 KPI untuk perspektif keuangan,
4 KPI untuk perspektif pelanggan, 11 KPI untuk perspektif proses bisnis internal serta 7 KPI untuk
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Struktur model yang dirancang menunjukkan bahwa
perspektif pelanggan menjadi aspek prioritas dalam rantai pasok crumb rubber PT. P&P Lembah
Karet.
Kata kunci: Pengukuran kinerja, sistem rantai pasok, lean, green, balanced scorecard
dalam teori SCM. Konsep lean dapat 2.3. Green Supply Chain Management
digunakan untuk meminimasi waste dari
Isu lain yang berkembang dalam sistem
rantai pasok, sementara konsep green
rantai pasok modern adalah penerapan
bermanfaat untuk meminimasi dampak
konsep green. Kecenderungan
lingkungan dari rantai pasok.
perusahaan untuk menerapkan konsep
green sangat bergantung pada posisi
2.2. Lean Supply Chain Management perusahaan dalam rantai pasok. Industri
hilir dan perusahaan yang berada pada
Isu-isu baru yang muncul seiring
posisi downstream lebih menekankan
perkembangan rantai pasok modern
pada praktek green design, pembelian dan
membuka area pemikiran baru dalam
manajemen internal. Perusahaan yang
usaha perbaikan rantai pasok. Strategi
berada pada midstream seperti Original
rantai pasok adalah kumpulan kegiatan
Design Manufacturers (ODM)/ Original
dan aksi strategis di sepanjang rantai
Equipment Manufacturer (OEM) lebih
pasok yang menciptakan rekonsiliasi
fokus terhadap praktek green
antara apa yang dibutuhkan pelanggan
manufacturing and logistics [12]. Terlepas
akhir dengan kemampuan sumber daya
dari posisi perusahaan tersebut,
yang ada pada rantai pasok tersebut [3].
penerapan konsep green didasari oleh
Pemilihan strategi rantai pasok yang tepat
kesadaran lingkungan yang terus
merupakan hal penting bagi perusahaan
berkembang. Seperti yang dikemukankan
dalam mewujudkan keunggulan
oleh [13], Semakin meningkatnya
kompetitifnya untuk pemenuhan
kesadaran lingkungan telah mendukung
kebutuhan pelanggan sesuai harapan dan
bangkitnya Green Supply Chain
kebutuhannya.
Management (GSCM).
Salah satu strategi yang dapat
GSCM adalah paradigma rantai pasok
digunakan untuk meningkatkan
yang terkait dengan isu-isu efisiensi
keunggulan kompetitif perusahaan adalah
lingkungan dan ekologi dari proses bisnis
menerapkan pendekatan lean dalam
perusahaan [14]. Tujuan utama dari
pengelolaan rantai pasok. Lean adalah
GSCM adalah untuk mengintegrasikan
suatu tindakan terus-menerus untuk
nilai-nilai lingkungan ke dalam konsep
menghilangkan pemborosan (waste) dan
rantai pasok [15]. Konsep GSCM
meningkatkan nilai tambah (value added)
dikembangkan berdasarkan perspektif
produk (barang/ jasa) agar memberikan
lingkungan, yaitu minimasi limbah dan
nilai kepada pelanggan [10]. Pendekatan
dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh
lean bertujuan untuk meningkatkan nilai
kegiatan rantai pasok perusahaan
kepada pelanggan (customer value)
industri. Perspektif lingkungan merupakan
dengan meningkatkan rasio value added
salah satu aspek non finansial jangka
terhadap waste secara terus-menerus.
panjang yang harus diperhatikan oleh
Lean Supply Chain Management
perusahaan dalam menjaga keberlanjutan
(LSCM) adalah strategi rantai pasok yang
kegiatan rantai pasoknya.
didasarkan pada minimasi biaya dan
Hasil penelitian referensi [16]
waktu proses rantai pasok secara
menunjukkan bahwa usaha penurunan
keseluruhan untuk meningkatkan
dampak lingkungan akan lebih efektif jika
efektivitas. Konsep LSCM fokus terhadap
dilaksanakan melalui pengelolaan
pengoptimalan proses rantai pasok,
aktivitas internal. Sistem pengukuran
penyederhanaan serta mengurangi limbah
kinerja diperlukan untuk menjamin
dan kegiatan yang tidak memberikan nilai
keberhasilan pengelolaan aktivitas
tambah [11]. Tujuan utama penerapan
internal. Oleh karena itu, implementasi
LSCM adalah untuk menekan biaya
GSCM membutuhkan sistem pengukuran
produksi melalui minimasi setiap kegiatan
kinerja yang handal. Secara mendasar
yang tidak memberikan nilai tambah.
pengukuran kinerja GSCM digunakan
Produktivitas rantai pasok tetap dapat
untuk menentukan efisiensi dan
ditingkatkan sambil tetap menjaga
efektivitas dari sistem yang ada,
kualitas produk dengan cara tersebut.
membandingkan sistem-sistem alternatif
yang bersaing atau untuk merancang dalam jangka panjang, untuk kemudian
sistem yang diusulkan dengan diukur dan dikendalikan secara
menentukan nilai-nilai variabel keputusan berkelanjutan. Empat perspektif yang
yang menghasilkan tingkat yang paling dipertimbangkan dalam BSC yaitu [18]:
diinginkan kinerja [14]. 1. Perspektif keuangan, terkait dengan
cara melayani para pemegang saham.
Pengukuran arus kas, pengembalian
2.4. Pengukuran Kinerja Rantai Pasok
atas modal, penjualan dan petumbuhan
Sudah menjadi pemahaman umum penghasilan biasanya digunakan untuk
bahwa pengukuran kinerja menyediakan perspektif keuangan secara khusus
peluang bagi bisnis untuk mengidentifikasi menggunakan.
cara-cara peningkatan keberlanjutan 2. Perspektif pelanggan, terkait dengan
rantai pasok [17]. Proses pengukuran tingkat kepuasan pelanggan. Pada
kinerja rantai pasok meliputi seluruh umumnya pengukuran perspektif ini
aktivitas yang terkait dengan usaha untuk meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
memenuhi permintaan pelanggan. tingkat kerusakan, ketepatan waktu
Pengukuran kinerja rantai pasok pengiriman, adanya dukungan garansi,
bertujuan untuk meningkatkan kelancaran pengembangan produk serta hal
arus aliran barang dan informasi dari lainnya yang berasal dari input secara
setiap mata rantai dalam aktivitas rantai langsung dari pelanggan dan
pasok serta untuk mengurangi dihubungkan dengan kegiatan khusus
persediaan. Terdapat beberapa dimensi perusahaan.
yang perlu dipertimbangkan dalam 3. Perspektif proses bisnis internal, yaitu
mengukur kinerja rantai pasok, antara perspektif yang berkaitan dengan
lain: kompetensi utama dan bidang-bidang
1. Biaya, berhubungan dengan dana yang operasional. Proses bisnis internal pada
dikeluarkan untuk membiayai umumnya diukur melalui produktivitas,
operasional rantai pasok. waktu siklus, kualitas, berbagai
2. Waktu, berhubungan dengan lamanya pengukuran biaya dan indikator lain
waktu yang dibutuhkan untuk yang terkait.
melaksanakan sebuah aktivitas. 4. Perspektif pembelajaran dan
3. Kapasitas, berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu perspektif yang
ukuran banyaknya pekerjaan yang erkait dengan peningkatan dan
dapat dilakukan rantai pasok pada penciptaan nilai secara terus-menerus.
rentang periode tertentu. Pengukuran biasanya ditekankan pada
4. Kapabilitas, berhubungan dengan aspek-aspek yang yang berhubungan
kemampuan agregat rantai pasok dengan inovasi dan pembelajaran
untuk melakukan kegiatan-kegiatan. organisasi, seperti: kepemimpinan
teknologi, waktu siklus pengembangan
Pengukuran kinerja rantai pasok fokus produk, peningkatan proses operasi,
terhadap efisiensi biaya dan waktu operasi dan lain-lain.
rantai pasok. Pengukuran ini dilakukan
dengan terlebih dahulu menentukan
indikator-indikator yang relevan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Obyek penelitian adalah PT. P&P
2.5. Balanced Scorecard
Lembah Karet yang berlokasi di Jalan. By
Balanced Scorecard (BSC) merupakan Pass Km 22 Kelurahan Batipuh Panjang,
metode pengukuran kinerja perusahaan Kecamatan Koto Tangah Padang, Sumatra
dengan mempertimbangkan empat Barat. Fokus penelitian adalah rantai
perspektif yang saling berhubungan. pasok produk mulai dari pemasok hingga
Keempat perspektif tersebut berfungsi ke distributor crumb rubber. Studi literatur
sebagai penerjemah beserta cara untuk dilakukan untuk menunjang pelaksanaan
mengkomunikasikan strategi dan tujuan penelitian dengan mempelajari dan
yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan memahami berbagai teori dan konsep
Struktur model penilaian kinerja rantai Semakin tinggi nilai bobot suatu KPI,
pasok lean dan green secara terintegrasi maka semakin tinggi tingkat
ini dapat dilihat pada Gambar 1. kepentingannya dibandingkan KPI lainnya.
Bobot dari setiap KPI dapat diterima jika
nilai inconsistency ratio yang didapat
4.3. Pembobotan KPI
kurang dari 0,1. Nilai inconsistency ratio
Pembobotan KPI dilakukan untuk memperlihatkan tingkat konsistensi pakar
mengetahui tingkat prioritas dan dalam memberikan nilai dari
kepentingan masing-masing KPI terhadap perbandingan berpasangan untuk setiap
KPI lainnya. Pembobotan ini dilakukan KPI.
Gambar 1. Struktur Model Penilaian Kinerja Rantai Pasok Lean dan Green Secara
Terintegrasi dalam Perspektif BSC
Hasil pembobotan ini didapatkan dari Tabel 4. Bobot Indikator pada Perspektif
perbandingan berpasangan antar keempat Financial
perspektif yaitu perspektif financial,
Kode
customer, internal process business dan Definisi Bobot
KPI
learning & growth menggunakan software
L1 Total biaya rantai pasok 0,333
expert choice. Hasil pembobotan KPI
dapat dilihat pada Tabel 3 sampai dengan L13 Revenue perusahaan 0,333
Tabel 7. G5 Biaya lingkungan 0,333
Tabel 3. Bobot Indikator pada Ruang Tabel 5. Bobot Indikator pada Perspektif
Lingkup BSC Consumer
Kode Kode
Definisi Bobot Definisi Bobot
KPI KPI
F Financial 0,162 L2 Peningkatan kualitas 0,365
C Customer 0,487 L7 Akurasi peramalan 0,076
IP Internal Business Process 0,223 Tingkat kepuasan
L15 0,302
konsumen
LG Learning and Growth 0,127
Tingkat ketertarikan
G9 konsumen terhadap 0,257
produk ramah lingkungan
1. KPI sesuai dengan kondisi nyata PT. perusahaan perlu mengetahui tingkat
P&P Lembah Karet dan bersifat efektivitas dan efisiensi rantai pasok
representatif, artinya KPI tersebut dalam rangka memproduksi crumb rubber
dapat mewakili kebutuhan-kebutuhan yang berkualitas dan ramah lingkungan
dari para stakeholder yang terlibat pada untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
aktivitas rantai pasok. Jika perusahaan dapat mengetahui tingkat
2. KPI yang terdapat pada model dapat pencapaian kinerjanya saat ini maka
diukur kinerjanya dalam aktivitas rantai perusahaan dapat menentukan kebijakan
pasok crumb rubber PT. P&P Lembah yang tepat dan sesuai di masa datang.
Karet.
3. Urutan prioritas KPI yang terdapat pada Tabel 9. Bobot Indikator pada Perspektif
model merupakan KPI yang benar- Consumer
benar menjadi indikator kritis bagi
Kode
kinerja rantai pasok PT. P&P Lembah Definisi Bobot
KPI
Karet.
L2 Peningkatan kualitas 0,178
4. Model pengukuran kinerja rantai pasok
Tingkat kepuasan
yang dirancang dapat L15
konsumen
0,147
diimplementasikan di PT. P&P Lembah Tingkat ketertarikan
Karet untuk mengukur efektivitas dan G9 konsumen terhadap produk 0,125
efisiensi rantai pasok crumb rubber. ramah lingkungan
L1 Total biaya rantai pasok 0,054
Teknik validasi yang diterapkan adalah
L13 Revenue perusahaan 0,054
face validity, yaitu bertanya kepada orang
G5 Biaya lingkungan 0,054
yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang memadai tentang L7 Akurasi peramalan 0,037
konsep lean dan green. Responden akan Penurunan frekuensi
G8 0,023
memberikan penilaian terhadap kecelakaan lingkungan
komponen-komponen model yang L8 Layanan pasca penjualan 0,015
dirancang. Validasi dilakukan oleh Wakil L5 Pengembangan produk 0,014
Manajemen PT. P&P Lembah Karet. G10 Efisiensi daur ulang 0,014
Hasil validasi menunujukkan bahwa
L6 Utilisasi kapasitas 0,013
model pengukuran kinerja rantai pasok
yang dirancang telah valid dan dapat L3 Lead time pemesanan 0,009
diterima oleh pihak PT. P&P Lembah Karet. Penggunaan material yang
G3 0,008
Model ini dapat diimplementasikan untuk bisa didaur ulang
pengukuran kinerja rantai pasok G6 Emisi udara dan air 0,008
perusahaan. Pengukuran kinerja Biaya pelatihan dan
L14 0,008
dilakukan untuk melihat efektivitas dan pengembangan karyawan
efisiensi rantai pasok. G2 Disposisi limbah 0,007
Aspek yang diprioritaskan adalah aspek Penggunaan zat-zat tidak
G7 0,007
konsumen untuk meningkatkan nilai guna berbahaya
mencapai kepuasan konsumen crumb Keakuratan dokumentasi
L10 0,007
surat jalan
rubber. Hal ini sesuai dengan hasil
Kerjasama dengan
penentuan prioritas yang dilakukan G4 0,007
pemasok bersertifikat
terhadap seluruh KPI. Nilai bobot prioritas Level persediaan material
tiga terbesar dari seluruh KPI L9 0,006
dan produk
menunjukkan bahwa peningkatan kualitas G1 Operasi hemat energi 0,006
dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap
Total waktu siklus rantai
produk ramah lingkungan harus menjadi L4 0,005
pasok
prioritas pada target perusahaan. Hal ini Jumlah produk cacat yang
juga diakui oleh pihak perusahaan bahwa L11 0,005
dihasilkan
menciptakan crumb rubber berkualitas Jumlah truk yang
dengan dampak lingkungan yang minimal L12 dialokasikan untuk 0,003
merupakan tuntutan penting dari pengiriman ke distributor
konsumen saat ini. Oleh karena itu,