Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Nama :
Goutami Paxia
125170288
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Tarumanagara
Jakarta
2020
1. Mission Statement yang baik adalah Mission Statement yang memiliki 9 components,
antara lain Customers, products / services, markets, technology, concern for survival,
philosophy, self-concept, concern for public image and concern for employees
1. Customers: Who are the enterprise's customers?
2. Products or services: What are the firm's major products or services?
3. Markets: Where does the firm compete?
4. Technology: What is the firm's basic technology?
5. Concern for survival, growth, and profitability: What is the firm's commitment
towards economic objectives?
6. Philosophy: What are the basic beliefs, core values, aspirations and philosophical
priorities of the firm?
7. Self-concept: What are the firm's major strengths and competitive advantages?
8. Concern for public image: What is the firm's public image?
9. Concern for employees: What is the firm's attitude/orientation towards employees?
SRITEX :
Sritex dalam melakukan aktivitasnya sebagai Perusahaan yang bergerak dalam sektor
manufaktur memastikan bahwa aktivitas Perusahaan sudah sesuai dengan prinsip
keberlanjutan yaitu keseimbangan antara triple bottom line yaitu people, profit, planet.
Perseroan mengukur keberhasilan usaha berdasarkan tanggung jawab sosial, kepedulian
terhadap lingkungan dan keuntungan. Model yang dikembangkan tidak hanya mengejar
keuntungan finansial namun juga tanggung jawab sosial. Pada tahun 2018, Sritex telah
mencatat jumlah pendistribusian nilai ekonomi untuk pelaksanaan seluruh kegiatan CSR
adalah sebesar USD485.945
Inisiatif dalam pengelolaan lingkungan telah memberikan kontribusi terhadap upaya
untuk menjadikan Sritex sebagai bisnis tekstil yang berkelanjutan. Perseroan
berkomitmen untuk terus menjaga dan meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan
agar dalam jangka panjang dapat terwujud insdustri tekstil yang ramah lingkungan dan
menjaga reputasi bisnis di pasar global. Pada tahun 2018, Perseroan telah menerapkan
kebijakan dalam pengelolaan lingkungan antara lain:
1. Penggunaan Material yang Ramah Lingkungan
Operasi bisnis Sritex yang telah terintegrasi secara vertikal membantu Perusahaan
untuk memiliki kendali yang lebih luas dalam proses produksinya. Dalam hal ini,
Perusahaan dapat menentukan penggunaan bahan baku yang dapat terbarui untuk
menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan. Terhitung pada tahun 2018,
penggunaan bahan baku terbaharui mencapai 70% dari total bahan baku yang
digunakan.
2. Konservasi Energi Sistem manajemen energi yang diterapkan Perusahaan untuk
mengendalikan konsumsi energi telah mengacu pada standar ISO5001. Hal ini berarti
sistem manajemen energi yang diterapkan telah berorientasi pada Green Industry.
Pada tahun 2018 Perusahaan berhasil menekan angka intensitas energi menjadi 0,143
Gjoule/potong produk pakaian yang mana angka ini telah turun dari intensitas
penggunaan energi pada tahun sebelumnya.
3. Menekan Emisi Perusahaan turut mendukung penuh komitmen Pemerintah Indonesia
untuk berpartisipasi menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK ) 29%. Kontribusi
Sritex dalam menekan angka emisi ditunjukkan melalui kebijakan efisiensi energi
yang telah dicanangkan. Program efisiensi energi Perusahaan turut mendorong pada
penurunan intensitas emisi sebesar 90% dibandingkan tahun sebelumnya.
4. Sistem Pengelolaan Limbah Tidak bisa dipungkiri bahwa operasi bisnis industri
tekstil menghasilkan dampak berupa limbah baik limbah cair maupun limbah padat.
Dalam pengelolaan limbah cair, Perusahaan telah memilki WTPP/ IPAL untuk
mengolah limbah cair sisa proses produksi. Total selama tahun 2018, WTPP/ IPAL di
Perusaaan telah mengolah 100% air yang digunakan untuk proses produksi dan telah
dialirkan kembali ke sungai dengan baku mutu yang layak. Sedangkan untuk limbah
padat, sebagain dimanfaatkan kembali dan sebagian lainnya dibuang ke tempat
pembuangan akhir.
5. Sertifikasi Lingkungan Dalam hal sertifikasi lingkungan, Perseroan telah memperoleh
sertifikasi antara lain:
ISO14001:2015
Proper Kementerian Lingkungan Hidup
Audit NATO (Sertifikasi Bundeswehr Jerman)
3. Buatkan table 3 kolom tersebut dan berikan contoh per strategy. Kami harapkan anda bisa
menemukan strategi dari dunia real yang updated, atau dari kasus Dunia Tex atau SriTex
di atas
Alternative Strategies Defined
4. Berikan advice/masukan anda apakah yang harus dilakukan oleh SriTex? Apakah strategi
Backward Integration, forward Integration atau Vertical Integration? Jawablah dengan
guidelines yang ada pada halaman 126-127 pada textbook Strategic Management, Fred
David edisi 16.
Pendapat saya Sritex lebih baik menggunakan Backward Integration Strategy (strategi
untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok).
Karena sebagai perusahaan yang berfokus di bidang tekstil. Sritex membutuhkan pasokan
bahan baku yang stabil dan terjangkau sehingga dengan memiliki kendali atas pemasok
akan mengurangi biaya bahan baku yang perlu dikeluarkan Sritex.
Terdapat beberapa masukan/advice yang dapat dilaksanakan agar Backward Integration
Strategy dapat berjalan dengan efektif :
Pemasok saat ini mahal dan tidak andal
Jumlah pemasok terbatas. tetapi jumlah pesaing banyak
Jika perusahaan perlu memperoleh sumber dava yang dibutuhkan secara cepat
Pertumbuhan tinggi di sector industry
Perusahaan memiliki modal dan SDM untuk mengelola bisnis baru
Pentingnya stabilitas harga pasokan
Dimana menurut saya Sritex memenuhi kriteria pedoman dari strategi di atas, yaitu
perusahaan butuh bahan baku dengan cepat, pertumbuhan industry cukup pesat dengan
banyak pesaing, memiliki modal dan SDM yang dibutuhkan, dan membutuhkan bahan
baku dengan harga yang stabil.
5. Apakah anda setuju dengan statement ini? -> “SriTex bisa saja melakukan Strategy
Integration, Intensive dan Diversification, namun Dunia Tex hanya bisa melakukan
Strategy Defensive”. Jelaskan alasan anda setuju atau tidak setuju.
- Integration Strategies (Strategi Integrasi)
Strategi integrasi berarti menyatukan beberapa rentang bisnis mulai dari hulu,
jaringan pemasok hingga hilir, jaringan distributor serta secara horizontal kearah
pesaing. Strategi integrasi ada 3 bentuk :
a. Strategi Integrasi Ke Depan (Forward Integration Strategy)
Strategi integrasi ke depan adalah strategi yang dijalankan dengan meraih kendali
atas jalur distribusi, mulai dari distributor hingga retailer.
b. Strategi Integrasi Ke Belakang (Backward Integration Strategy)
Strategi integrasi ke belakang digunakan dengan memperoleh kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok.
c. Strategi Integrasi Horisontal (Horizontal Integration Strategy)
Strategi integrasi horisontal mengarah pada strategi yang memperoleh
kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing.
- Strategi Intensif (Intensive Stategy)
Disebut strategi intensif karena dilakukan dengan mengerahkan berbagai usaha yang
intensif dengan syarat perusahaan dapat memperbaiki posisi kompetitifnya dengan
produk yang ada saat ini. Strategi intensif dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy)
Strategi ini dijalankan untuk meningkatkan market share dari produk yang ada
saat ini pada pasar yang ada saat ini melalui usaha-usaha pemasaran yang
lebih gencar.
b. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy)
Memperkenalkan produk yang ada saat ini pada pasar baru (new market).
Strategi Pengembangan pasar ke new market ini dijalankan dengan
memperluas area geografi baru, menambah segmen baru, mengubah dari
bukan pemakai menjadi pemakai, menarik pelanggannya pesaing.
c. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy)
Merupakan strategi yang dijalankan untuk menaikkan penjualan dengan
memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada saat ini.
- Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
Sebenarnya ini adalah tipe strategi yang kurang begitu popular karena sulitnya
memanage aktivitas bisnis yang berbeda. Ada 3 bentuk strategi diversifikasi yakni :
a. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy)
Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan produk
yang ada saat ini. Keterkaitan dalam hal : kesamaan teknologi, pemanfaatan
fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama.
b. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy)
Strategi diversifikasi horizontal adalah strategi menambah atau menciptakan
produk baru yang tidak terkait dengan produk saat ini kepada pelanggan saat
ini
c. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy)
Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait
dengan yang ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama pertimbangan profit.
Saya setuju dengan pernyataan “SriTex bisa saja melakukan Strategy Integration,
Intensive dan Diversification”, karena pada faktanya memang Sri Tex memiliki peluang yang
cukup besar untuk menggunakan strategi tersebut untuk dapat melakukan banyak
pengembangan dalam usahanya . Sritex adalah pabrik tekstil dan garmen terbesar di Asia
Tenggara dan telah mendunia dengan eskpor ke lebih dari 100 negara memungkinkan SriTex
harusnya mampu melakukan inovasi serta strategi bisnis yang dapat melebarkan sayap
usahanya sekarang seperti Multi Product, Multi Market, dan Multi Country.
- Multi Product adalah upaya Srtiex memproduksi banyak varian produk. Mulai dari
produk pakaian militer untuk 30 negara di dunia—termasuk di Indonesia—sejak tahun
1994, hingga memproduksi produk fesyen untuk brand internasional seperti Zara, Uniqlo,
JCPenney, New Yorker, dan Sear. Tak hanya seragam militer, terkait strategi Multi
Product, Sritex juga memproduksi perlengkapan seragam militer seperti ransel, topi,
tenda, rompi, decker, sarung tangan, hingga jaket.
- Multi Market. Ya, demi menggenjot penetrasi pasar—baik di dalam maupun luar negeri
—maka Sritex memutuskan untuk menggarap hampir semua segmen market. Oleh karena
itu, produk-produk Sritex—dalam hal ini pakaian jadi kategori fashion—juga menyasar
hampir semua usia. Mulai dari segmen anak-anak, remaja, dan dewasa—baik perempuan
maupun pria. Semua pakaian jadi tersebut telah diekspor ke lebih dari 50 negara di dunia.
- Multi Country merupakan salah satu upaya Sritex dalam meningkatkan penetrasi pasar.
Oleh karena itu, menurut Wawan, meski China saat ini dinilai sebagai salah satu pemasok
produk fesyen terbesar di Indonesia, namun Sritex terbukti mampu menjadikan China
sebagai market. “Kami sudah memasok produk-produk Sritex ke China. Artinya, China
juga sebagai target market atau
- Defensive Strategies
Pada prinsipnya strategi ini ditujukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dari
semakin ketatnya persaingan bisnis dan berbagai ketidakpastian eksternal yang sulit
dikontrol dan diprediksi. Biasanya strategi ini digunakan ketika dalam suasana krisis.
Oleh karena itu strategi ini sering disebut juga Survival Strategy .
a. Joint Ventura
Strategi yang akrab disebut JV ini muncul ketika dua perusahaan atau lebih
membentuk suatu kerjasama dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada secara
bersama – sama.
b. Divestasi
Divestasi adalah strategi dengan menjual suatu perusahaan atau komponen utama
perusahaan .
c. Retrenchment
Strategi penciutan dilakukan ketika organisasi mengelompok kembali melalui reduksi
biaya dan aset dalam upaya membalikkan proses penurunan penjualan dan laba
perusahaan.
Saya setuju dengan pernyataan “Dunia Tex hanya bisa melakukan Strategy Defensive ”
dalam faktanya yang Tengah Dirundung Krisis hanya bisa melakukan strategi defensive
untuk dapat mempertahankan posisinya saat ini. Strategi defensive biasanya dilakukan
dengan beberapa cara seperti Retrenchment (melakukan regrouping melalui pengurangan
biaya dan asset untuk mengatasi penurunan penjualan dan profit. Contohnya pemangkasan
lini produk, penutupan unit bisnis, penutupan pabrik, otomatisasi proses, pengurangan
karyawan, system pengendalian biaya yang ketat), Divestiture (penjualan asset nonproduktif
ataupun selanjutnya asset produktif seperti tanah, bangunan, dan aktiva tetap lainnya perlu
dilakukan untuk memperoleh dana segar. Contohnya menjual saham, menjual aktiva tetap
perusahaan), yang paling terakhir adalah Liquidation (Menjual seluruh asset perusahaan yang
bernilai tangible).
6. Apakah saya setuju dengan statement “Michael Porter’s generic strategies to be too few
and to vague”, dan berikan alasannya?
“Michael Porter’s generic strategies to be too few and to vague”, memiliki arti bahwa
strategic generic porter menjadi terlalu sedikit dan tidak jelas. Menurut pendapat saya
pribadi, saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Karena dapat dilihat Michael Porter
memiliki strategi yang sudah jelas, dan dari 3 stategi tersebut dapat dikatakan sudah
berhasil dijalankan perusahaan-perusahaan besar yang dimana dengan menggunakan
strategi tersebut dapat menjalankan usahanya hingga sukses dan bisa go internasional .
Dengan itu maka dapat disimpulkan strategi generic porter ini sangat jelas dan bermanfaat
bagi perusahaan-perusahaan.
7. Baca dan jawablah pertanyaan 4-40, pada halaman 149, textbook Strategic Management,
Fred David edisi 16, tentang “the big USA appliance maker whirlpool” dan pertanyaan 4-
41 pada halaman 149 tentang IKEA.
Jawaban 4-40
Dalam kasus tersebut Whirlpool menggunakan jenis strategi Horizontal Integration.
Horizontal Integration adalah mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap
pesaing. Dimana sebuah perusahaan akan mengakusisi ataupun bergabung dengan
perusahaan lain untuk menciptakan integrasi, juga terdapat aliansi horizontal, dimana
sebuah perusahaan akan mengadakan kontrak dengan perusahaan lain agar tercipta
integrasi, namun kedua perusahaan tersebut tetap dapat berdiri sendiri, tanpa ada akusisi
ataupun penggabungan. Karena perusahaan Whirlpool mengakuisisi perusahaan Indesit
yang merupakan pesaingnya dan berada pada industry yang sama. Dimana awalnya
pangsa pasar Whirlpool masih kecil yaitu 5%, mengakuisisi Indesit yang memiliki 13%,
pangsa pasar yang dimiliki bertambah menjadi 18%.
Jawaban 4-41
Dalam kasus tersebut IKEA menggunakan jenis strategi Unrealated Diversification.
Diversifikasi yang tidak saling berhubungan bisa mencerminkan minat atau niat
perusahaan untuk melakukan diversifikasi pada industri apapun yang berbeda dengan
bisnis mereka pada awalnya. Dalam hal ini, perusahaan dengan diversifikasi bisnis tidak
berhubungan seringkali uga dijuluki sebagai perusahaan konglomerasi karena jenis
bisnisnya yang berseberangan satu dengan lainnya. Karena IKEA mengeluarkan produk
baru yaitu layanan asuransi yang merupakan suatu product atau service yang tidak ada
hubungannya sama sekali dengan produk sebelumnya. Layanan asuransi yang
dikeluarkan oleh IKEA merupakan upaya untuk meningkatkan penjualan perusahaan dan
memperluas pasar perusahan. IKEA sudah memiliki anggota yang melebihi 59 juta
member sehingga menunjukkan jumlah pelanggan yang setia akan IKEA tinggi. Hal
tersebut bisa menjadi alasan bagi IKEA untuk masuk ke pasar yang baru.
8. Berikan penjelasan persamaan dan perbedaan pandangan tersebut. Lalu jadikan Sri Tex
dan Dunia Tex sebagai contoh didalam mengevaluasi RBV dan I/O view tersebut.
Resourced-Based View (RBV) sumber daya internal lebih penting untuk sementara
daripada faktor eksternal dalam mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif.
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dengan cara
menerapkan strategi yang mengeksploitasi kekuatan internal mereka, tanggap terhadap
peluang yang ada di lingkungan sekitar, dan menetralisir ancaman eksternal serta
menghindari kelemahan internal.
The Industrial Organization (I/O) View adalah dimana kinerja perusahaan akan sangat
ditentukan oleh kekuatan-kekuatan industri (eksternal) lebih penting dari pada berbagai
faktor internal dalam upaya perusahaan mencapai keunggulan kompetitif. Model ini
sangat ditentukan oleh karakteristik diluar perusahaan.
Perbedaan RBV dan I/O
Resourced-Based View The Industrial
Organization
Keunggulan Kompetitif Memiliki aset dan Positioning dalam industri
kapabilitas perisahaan yang
khas
Penentu Profitabilitas Jenis, jumlah, dan nature Karateristik Industri; posisi
sumberdaya perusahaan perusahaan dalam industri
Fokus Internal Eksternal
Perhatian Utama Sumberdaya kompetensi Persaingan
Pilihan Strategik Mengembangkan Memilih industri yang
sumberdaya dan kapabilitas menarik; posisi yang sesuai
yang khas
- Pemahaman yang efektif dari faktor eksternal dan internal adalah kunci untuk
mengamankan dan mempertahankan keunggulan kompetitif
- Meningkatkan pemahaman tentang manajemen strategis.
- Menyusun strategi yang dapat mengarah pada keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan
Sri Tex :
- Textile Sri Tex di Solo mengalami kerugian yang besar sehingga memiliki hutang
diatas 30 triliun. Sedangkan, Sri Tex lebih kepada pandangan Industrial
Organization (I/O) View. Hal ini terlihat dari Sri Tex yang sangat mempedulikan
faktor eksternal seperti ketidakpastian global, memperluas pasar ekspor, dan
sentimen industri tekstil yang kurang menggembirakan dengan kasus gagal bayar
perusahaan tekstil besar. Sri Tex yakin bahwa faktor eksternal tersebut sangat
mempengaruhi pendapatan dan laju bisnisnya untuk mencapai keunggulan
kompetitif..
Dunia Tex :
- Textile Dunia Tex di Solo mengalami kerugian yang besar sehingga memiliki
hutang diatas 30 triliun. Dunia Tex menerapkan Resource Based View (RBV)
yaitu sumber daya internal lebih penting. Walaupun terjadi krisis, Dunia Tex tetap
mempertahankan 4500 karyawannya. Karena pada awalnya perusahaan bergerak
dalam bisnis pencelupan, tekstil dan finishing dengan total 130 karyawan. Dari
industri kecil, Dunia Tex mampu menjadi industri yang bersaing di pasar global.
Perusahaan tersebut menganggap bahwa dengan produksi produk yang banyak
maka perusahaan dapat menutup kerugian. Kemudian muncullah kekhawatiran
bahwa terlewatnya pembayaran kewajiban utang mungkin disebabkan oleh
kondisi likuiditas ketat yang dialami oleh Grup Duniatex.
9. Lihatlah halaman 238 Table 7-12 contoh atas Competitive Profile Matrix/CPM, lalu
buatkan kami tabel CPM dengan membandingkan Dunia Tex dan Sri Tex di atas.
Kesimpulan :
Setelah melakukan analisis CPM (Competitive Profile Matrix), Sri Tex dinilai masih lebih
unggul dibanding pesaingnya yaitu Dunia Tex. Sri Tex mengungguli Dunia Tex di bidang profit
margin, global expansion, financial position, product quality, market share. Selain itu,
management perusahaam juga dinilai lebih unggul jauh dibanding kompetitornya itu. Meskipun
unggul, Sritex tetap perlu memerhatikan beberapa hal lain, seperti costumer service dan
advertising mengingat begitu ketatnya persaingan yang ada di dunia Textile ini.
10. Lalu buatkan SWOT untuk masing-masing perusahaan tersebut seperti yang di contohkan
di halaman 253 textbook Strategic Management, Fred David edisi 16.
WEAKNESS/ Kelemahan :
1. Sebagian bahan baku dari luar negri. Sehingga sritex memiliki eksposur kekurangan
bahan baku
2. Kemungkinan menangung biaya bunga yang besar dikarenakan penerbitan Senior
Guranteed Notes
OPORTUNITY/ Peluang :
1. Perdagangan textile dan garmen telah pulih setelah krisis pada tahun 2009
2. Eksposur textile dan garmen di Indonesia sedang berlari kencang
3. Melakukan pengembangan pasar(Market Development) dengan cepat, karena
kawasanAsia Tenggara adalah kawasan yang lagi berkembang
4. Dengan merebaknya corona ini maka sritex dapat memproduksi masker dengan inovasi
bisa dipakai berulang-ulang
THREAT /Ancaman :
1. Menghadapi kopetensi dari setiap lini, seperti dalam domsetik maupun global . Sritex
juga menghadapi meningkatnya ancaman dari kompetitor luar negeri yang menawarkan
harga lebih murah karena mempunyai keunggulan dari sisi biaya produksi yang
lebihmurah.
2. Mengalirnya impor kain tenun dari Tiongkok ke Indonesia
3. Upah tenaga kerja di Indonesia yang makinmeningkat karena adanya tuntutan dari buruh
pabrik yang lain, menjadikan biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja
menjadi makin membesar.
Perusahaan DuniaTex
STRENGH / Kekuatan :
1. Kelebihan Jumlah karyawan yang bekerja di Duniatex Grup semakin besar. Dari awalnya
130 karyawan, kini sudah mencapai lebih dari 40.000 karyawan, maka dalam
memberdayakan para karyawannya dapat menjadi role model bagi perusahaan-
perusahaan di Indonesia, karena seperti yang kita tahu bahwa dengan perkembangan
zaman yang semakin maju, aspek human capital menjadi sangat penting karena aspek
inilah yang menjalankan fungsi dari perusahaan itu sendiri.
2. Produk yang dihasilkan juga tidak hanya kain mentah dan kain jadi saja, namun juga
sudah merambah ke pemintalan benang, knitting, printing hingga denim,
3. Selain bergulat di industri pertekstilan, Duniatex di bawah kepemimpinan Sumitro juga
mulai menggarap bisnis properti. Salah satunya adalah mendirikan Hartono Mall di Solo
melalui PT Delta Merlin Dunia Properti Duniatex kemudian mendirikan Hartono Mall
ke-2 di Yogyakarta. Dibuka pada 20 November 2015, Hartono Mall Yogyakarta menjadi
salah satu mal terbesar di Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan total tenant sebanyak 300
unit. Selain mal, PT Delta Merlin Dunia Properti juga membangun beberapa hotel seperti
The Alana Solo, Best Western Solo, dan pusat perbelanjaan Hartono Trade Center. Tak
hanya itu, Duniatex juga mendirikan sebuah rumah sakit, yakni RS Indriati.Rumah sakit
yang didirikan di atas lahan seluas 18.291 m2 ini berlokasi di desa Langenharjo,
Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Rumah sakit swasta ini
ditargetkan menjadi sebuah rumah sakit pendidikan, terakreditasi nasional dan
internasional.
4. DuniaTex menggunakan teknologi yang maju dalam kegiatan produksi mereka, sehingga
dapat memenuhi semua permintaan pasar secara efektif dan efisien.
WEAKNESS/ Kelemahan :
OPORTUNITY/ Peluang :
1. DuniaTex memegang peranan penting sebagai perusahaan produsen tekstil dan garmen
terintegrasi besar di Indonesia. Pelanggan Duniatex tersebar di beberapa negara di empat
benua yang berbeda; Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika.
2. Tidak hanya itu, produk yang dihasilkan juga tidak hanya kain mentah dan kain jadi saja,
namun juga sudah merambah ke pemintalan benang, knitting, printing hingga denim yang
dapat menunjang tren fashion dunia yang semakin berkembang,
THREAT /Ancaman :
1. Kedua, upah tenaga kerja di Indonesia yang makinmeningkat karena adanya tuntutan dari
buruh pabrik yang lain, menjadikan biaya yang dikeluarkan untuk membayartenaga kerja
menjadi makin membesar.
2. DuniaTexjuga menghadapi meningkatnya ancaman dari kompetitor luar negeri yang
menawarkan harga lebih murah karena mempunyai keunggulan dari sisi biaya produksi
yang lebih murah.