Sunteți pe pagina 1din 9

PENGARUH CITRA DESTINASI TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN SERTA

DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS WISATAWAN


(Studi pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Batu)

Asya Hanif
Andriani Kusumawati
M. Kholid Mawardi
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email : asyahanif7395@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to clarify: the influence of destination image variable to tourist satisfaction variable,
tourist satisfaction’s influence to tourist loyalty, and tourist satisfaction’s influence to tourist loyalty in Batu
city. This research use quantitative approach with explanatory research. This research use three variables:
tourist satisfaction, destination image, and tourist loyalty. The collection of data obtained through a
questionnaire which distributed to 113 respondents. The sampling technique of this research use purposive
sampling and the respondent is domestic tourist who come from outside Batu city, at least twice visited to the
tour attraction in Batu city for tour, started in 2010 since the Batu city decided as a tourism city until the time
of the research carried out. The data analysis in this research use descriptive analysis and path analysis. The
results showed that: destination image variable significantly influence tourist satisfaction variable, the
destination image variable significantly influence tourist loyalty variable, and tourist satisfaction variable
significantly influence tourist loyalty variable. Based on this research’s result, the government and the
tourism’s entrepreneur have to keep the image of Batu city and increase the tourist’s visit intention by
promoting all types of tour attraction, and optimizing the variety of tour attraction by creating tour packages.

Keywords : Destination Image, Tourist Satisfaction, Tourist Loyalty, Batu city

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu menjelaskan pengaruh variabel citra destinasi terhadap variabel kepuasan
wisatawan, pengaruh dari variabel citra destinasi terhadap variabel loyalitas wisatawan, dan pengaruh dari
variabel kepuasan wisatawan terhadap variabel loyalitas wisatawan di Kota Batu. Jenis penelitian ini adalah
penelitian penjelasan dengan pendekatan kuantitatif. Variabel yang digunakan ada tiga, yaitu variabel citra
destinasi, variabel kepuasan wisatawan, dan variabel loyalitas wisatawan. Pengumpulan data diperoleh
melalui penyebaran kuesioner kepada 113 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dengan populasi yaitu wisatawan nusantara berasal dari luar Kota Batu, yang berkunjung minimal
dua kali ke daya tarik wisata di Kota Batu untuk berwisata dimulai tahun 2010 sejak penetapan Kota Batu
sebagai kota wisata. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis jalur. Hasil
penelitian membuktikan bahwa variabel citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan
wisatawan, Selanjutnya variabel citra destinasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel loyalitas
wisatawan. Selain itu variabel kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap variabel loyalitas
wisatawan. Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya Pemerintah Daerah dan pelaku usaha pariwisata menjaga
citra Kota Batu dan meningkatkan intensitas kunjungan wisatawan dengan cara mempromosikan semua jenis
daya tarik wisata, serta mengoptimalkan daya tarik wisata di Kota Batu yang beragam tersebut dengan
membuat paket wisata.
Kata Kunci : Citra Destinasi, Kepuasan Wisatawan, Loyalitas Wisatawan, Kota Batu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016| 44


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN destinasi pariwisata yang diperoleh oleh wisatawan.
Pengembangan destinasi pariwisata yang baik,
Destinasi pariwisata merupakan salah satu tentunya dapat membuat wisatawan merasa puas
bagian dari pembangunan Kepariwisataan dan kemudian dapat membuat wisatawan berencana
Indonesia. Cakupan komponen suatu destinasi untuk berkunjung kembali atau merekomendasikan
pariwisata diantaranya objek dan daya tarik wisata, destinasi pariwisata terkait ke orang lain. Perilaku
aksesibilitas, amenitas (fasilitas penunjang wisata), wisatawan setelah berkunjung tersebut dapat
fasilitas pendukung, dan kelembagaan (Sunaryo, disebut dengan loyalitas wisatawan.
2013). Salah satu kota yang melingkupi lima Citra destinasi (destination image) dapat
komponen destinasi pariwisata yaitu Kota Batu. mempengaruhi kepuasan wisatawan (tourist
Kota Batu sebagai destinasi pariwisata satisfaction) serta loyalitas wisatawan (tourist
ditunjukkan melalui data terkait daya tarik wisata loyalty). Coban (2012) membuktikan dalam
serta aksesibilitas yang tercantum di Badan Pusat penelitiannya bahwa citra destinasi yang positif
Statistik (BPS) Kota Batu (2015). Kota Batu akan membuat wisatawan merasakan kepuasan
memiliki daya tarik wisata yang beragam, baik daya yang lebih baik. Coban (2012) juga menerangkan
tarik wisata buatan, budaya, maupun alam yang bahwa wisatawan yang menilai positif terhadap
pada tahun 2014 jumlahnya sebanyak 22 (dua puluh citra suatu destinasi kemungkinan bersedia
dua) buah. Aksesibilitas di Kota Batu, untuk jalan berkunjung kembali dan merekomendasikan
70% dalam keadaan baik. Kota Batu sudah memiliki destinasi terkait ke orang lain. Penelitian yang
moda transportasi publik yang dapat dimanfaatkan dilakukan oleh Coban (2012) juga menunjukkan
oleh wisatawan, juga ada yang disediakan oleh bahwa kepuasan memiliki pengaruh yang positif
sebagian daya tarik wisata untuk mendukung terhadap perilaku setelah pembelian (berkunjung).
kegiatan wisata. Urgensitas dari penelitian ini, dengan
Kota Batu dalam hal amenitas, pada tahun 2014 diketahuinya pendapat wisatawan mengenai citra
terhitung memiliki hotel berbintang sejumlah 11 destinasi Kota Batu, maka diharapkan
buah dan hotel non bintang sejumlah 489 buah pengembangan pariwisata yang ada di Kota Batu
(Badan Pusat Statistik Kota Batu, 2015). Selain itu, dapat selaras dengan apa yang dibutuhkan
juga sudah terdapat rumah-rumah makan atau wisatawan. Sehingga wisatawan dapat memperoleh
restoran yang tersebar pada Kota Batu, terutama di kepuasan dan kedepannya berencana mengulangi
sekitar daya tarik wisata. Fasilitas pendukung yang kunjungannya atau setidaknya merekomendasikan
tersedia diantaranya Bank, Rumah Sakit, dan Kota Batu sbagai salah satu destinasi pariwisata
telekomunikasi. Kota Batu juga telah memiliki yang pantas dikunjungi ke orang lain. Selain itu,
Kelembagaan, khususnya yang bergerak di dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang perlu
pariwisata yang ada di desa-desa wisatanya yaitu dipertahankan dan ditingkatkan dari atribut
Lembaga Desa Wisata (Ladesta). pariwisata di Kota Batu dan menganalisis adakah
Kota Batu sebagai destinasi pariwisata, dalam gagasan wisatawan yang negatif dari citra Kota
pengembangannya tentu membutuhkan beberapa Batu sehingga diperlukan perbaikan untuk
tolak ukur, salah satunya dari pihak wisatawan. menunjang kualitas destinasi pariwisata yang lebih
Wisatawan dianggap penting untuk menilai suatu baik. Berdasarkan paparan tersebut, rumusan
destinasi karena wisatawan merupakan pembeli masalah penelitian ini ada tiga, yaitu:
atau penikmat jasa (layanan) yang di tawarkan oleh 1. Bagaimana pengaruh citra destinasi terhadap
destinasi pariwisata. Wisatawan menilai suatu kepuasan wisatawan di Kota Batu?
destinasi melalui kepercayaan dan persepsinya, 2. Bagaimana pengaruh citra destinasi terhadap
yang kemudian dapat disebut sebagai citra destinasi. loyalitas wisatawan di Kota Batu?
Citra destinasi (destination image) 3. Bagaimana pengaruh kepuasan wisatawan
merupakan keyakinan/pengetahuan mengenai suatu terhadap loyalitas wisatawan di Kota Batu?
destinasi dan apa yang dirasakan oleh wisatawan
selama berwisata. Faktor lain agar pengembangan KAJIAN PUSTAKA
destinasi pariwisata sesuai dengan apa saja yang
dibutuhkan oleh wisatawan adalah dengan cara Pariwisata (Tourism)
memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10
kepuasan wisatawan. Kepuasan wisatawan sebagai Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pasal 1 Ayat 3
pembeli atau penikmat jasa dapat dipertimbangkan menerangkan bahwa wisata merupakan kegiatan
melalui penilaian keseluruhan wisatawan. Penilaian perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
tersebut berkaitan dengan kualitas hasil dari sekelompok orang dengan berkunjung ke tempat

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016| 45


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tertentu dengan tujuan pengembangan pribadi, Citra kognitif menurut Coban (2012)
rekreasi, atau mempelajari keunikan daya tarik menjelaskan keyakinan dan informasi yang dimiliki
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu seseorang mengenai suatu destinasi. Dimensi dari
sementara. Undang-Undang tersebut menjelaskan citra kognitif enam, yaitu atraksi wisata (touristy
pula bahwa pariwisata merupakan berbagai macam traditions), fasilitas dasar (basic facilities), atraksi
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas budaya (cultural attractions), aksesibilitas dan
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, substruktur pariwisata (touristy substructures and
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha. access), lingkungan alam (natural environment),
Pariwisata berkaitan erat dengan wisatawan yang dan faktor ekonomi (variety and economical
melakukan perjalanan di luar tempat tinggalnya factors). Sedangkan citra afektif menurut Artuğer et
untuk memenuhi kebutuhan sekundernya, seperti al. (2013) adalah gambaran emosi atau perasaan
bersenang-senang, berbisnis, religi, mengunjungi seseorang yaitu wisatawan mengenai suatu
teman/kerabat, dan lain-lain (Sunaryo,2013). Salah destinasi. Artuğer et al. (2013) membagi dimensi
satu pembangunan Kepariwisataan Indonesia citra afektif menjadi tiga, yaitu kota yang hidup
adalah destinasi pariwisata dengan kriteria (lively city), kota yang membuat bersemangat
pembangunan yang satu diantaranya yaitu memiliki (exciting city), dan kota yang menyenangkan
citra yang sudah dikenal secara luas. (pleasant city).
Destinasi (Destination) Kepuasan Wisatawan (Tourist Satisfaction)
Destinasi menurut Seaton dan Bennet (1996) Kepuasan (satisfaction) menurut Kotler dan
adalah satu kesatuan produk tujuan wisata tetapi Keller (2008) yaitu perasaan kecewa ataupun
terdiri dari berbagai jenis organisasi dan operasi senang yang dirasakan oleh seseorang, yang timbul
pariwisata di wilayah geografinya, termasuk hotel, akibat membandingkan kinerja yang dipersepsikan
transportasi, atraksi, dan lain-lain. Destinasi produk (atau hasil) terhadap ekspektasi pembeli.
pariwisata mencakup segala sesuatu yang ada di Kepuasan wisatawan merupakan ukuran
daerah, baik masyarakatnya, lanskap, industri lain, keseluruhan dari pendapat wisatawan pada setiap
dan hal lainnya yang dapat menjadi bagian dari kualitas destinasi (Prayag, 2008 dalam Coban,
pengalaman destinasi, kekhasan lokal yang dapat 2012). Ukuran tersebut dapat dipertimbangkan
dinikmati wisatawan meskipun bukan bagian dari sebagai nilai mengenai kualitas hasil dari destinasi
ekonomi pariwisata secara khusus. Destinasi dalam pariwisata, misalnya perlakuan dan pelayanan yang
kerangka pengembangannya mencakup beberapa dirasakan wisatawan terhadap destinasi pariwisata,
komponen utama. Komponen utama tersebut tetapi tidak hanya hasil pada akhir pengalamannya
menurut Sunaryo (2013) terbagi menjadi lima, (Coban, 2012). Yuksel et al. (2010) mengukur
mencakup objek dan daya tarik wisata (attraction), kepuasan dengan tiga item, pertama berkaitan
aksesibilitas (accessibility), amenitas (amenities), dengan senang atau tidaknya wisatawan terhadap
fasilitas pendukung (ancillary services), dan keputusannya untuk berkunjung ke destinasi
kelembagaan (institutions). pariwisata, kedua yaitu kepercayaan bahwa memilih
destinasi terkait merupakan hal yang benar, dan
Citra Destinasi (Destination Image) ketiga tingkat kepuasan secara keseluruhan selama
Citra (image) pariwisata menurut Pitana dan berwisata ke destinasi pariwisata.
Diarta (2009) adalah kepercayaan yang dimiliki
oleh wisatawan mengenai produk atau pelayanan Loyalitas Wisatawan (Tourist Loyalty)
yang wisatawan beli atau akan beli. Citra destinasi Loyalitas merupakan kesediaan pelanggan
tidak selalu terbentuk dari pengalaman atau fakta, untuk senantiasa memakai produk suatu perusahaan
tetapi dapat dibentuk sehingga menjadi faktor dalam jangka waktu yang panjang, bahkan
motivasi atau pendorong yang kuat untuk menggunakannya secara ekslusif,
melakukan perjalanan wisatawan ke suatu destinasi merekomendasikan produk-produk tersebut pada
pariwisata. Citra destinasi berdasarkan penilaian orang lain (Lovelock et al., 2010). Sramek et al.
wisatawan dapat berbeda-beda antara satu orang (2008) dalam dalam Artuğer et al. (2013)
dengan orang lainnya. Coban (2012) dalam mendefinisikan loyalitas adalah mengulangi
penelitiannya menjelaskan bahwa citra destinasi pembelian, sikap yang positif, komitmen jangka
terdiri dari hasil penilaian rasional atau citra panjang, bermaksud melanjutkan afiliasi dan
kognitif (cognitive image) dan penilaian emosional menyebarkan informasi yang positif ke orang lain.
atau citra afektif (affective image) dari destinasi itu Kesediaan untuk menggunakan produk perusahaan
sendiri. dalam jangka panjang, dalam pariwisata berkaitan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016| 46


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dengan kesediaan wisatawan untuk berkunjung pembelian dengan satu penyedia layanan, dalam hal
kembali ke suatu destinasi di masa mendatang. pariwisata yaitu dengan kembali berkunjung ke
Artuğer et al. (2013) menjelaskan faktor penentu suatu destinasi yang sama, dan menyebarkan berita
loyalitas pada destinasi pariwisata ada dua. Pertama, positif terkait destinasi.
Intention to revisit the destination, maksudnya
bahwa wisatawan menunjukkan loyalitasnya Model Hipotesis
dengan mengunjungi kembali destinasi pariwisata Hipotesis yang menggambarkan tentang pengaruh
terkait di masa mendatang. Kedua, Say positive citra destinasi trhadap kepuasan wisatawan serta
things about the destination and recommendations dampaknya terhadap loyalitas wisatawan dapat
to others, maksudnya bahwa wisatawan dilihat pada Gambar 1.
menunjukkan loyalitasnya dengan mengatakan hal-
hal yang positif mengenai destinasi pariwisata
kemudian merekomendasikan destinasi pariwisata
tersebut ke orang lain.
Hubungan Citra Destinasi dengan Kepuasan
Wisatawan dan Loyalitas Wisatawan
Coban (2012) membuktikan adanya pengaruh
secara signifikan citra destinasi terhadap kepuasan
wisatawan. Positifnya suatu citra destinasi
menyebabkan kepuasan yang tinggi dan citra yang
negatif menyebabkan rasa tidak puas atau tidak
senang. Sun et al. (2013) melalui penelitiannya di
destinasi pariwisata Hainan, China juga
Gambar 1. Model Hipotesis
membuktikan bahwa wisatawan yang
mengembangkan persepsi yang positif (citra) dari
Hainan memperoleh kepuasan yang lebih baik pada HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pengalamannya. Hal tersebut membuktikan bahwa
citra destinasi berpengaruh secara positif terhadap Gambaran Umum Responden
kepuasan wisatawan saat berkunjung ke destinasi Penelitian terhadap 113 orang responden
pariwisata. menunjukkan hasil bahwa berdasarkan jenis
Tasci dan Gartner (2007) dalam Artuğer et al. kelamin, sebanyak 64 orang adalah perempuan dan
(2013) menerangkan bahwa citra destinasi 49 orang responden adalah laki-laki. Berdasarkan
mempengaruhi perilaku wisatawan seperti usia, sebagian besar responden berusia 20 sampai
bermaksud mengunjungi kembali, dengan 23 tahun, berasal dari Provinsi Jawa Timur
merekomendasikannya ke orang lain, atau dan berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa, serta
berkunjung kembali ke destinasi pariwisata. Artuğer statusnya belum menikah. Pendidikan sebagian
et al. (2013) melalui penelitiannya juga besar responden adalah jenjang S1 dengan
membuktikan bahwa terdapat hubungan yang kuat penghasilan/ uang saku per-bulan antara
dan positif antara citra destinasi dengan loyalitas Rp.612.500 sampai Rp. 1.2250.000.
terhadap destinasi, serta menunjukkan bahwa Karakteristik responden berdasarkan jumlah
cognitive image memiliki pengaruh lebih besar pengalaman berkunjung ke Kota Batu menunjukkan
terhadap loyalitas dibanding affective image. bahwa sebagian besar responden telah mengunjungi
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kota Batu lebih dari lima kali. Sebagian besar
perilaku wisatawan di masa depan yang menilai responden selama berkunjung ke Kota Batu
positif terhadap citra suatu destinasi pariwisata lamanya tinggal yaitu kurang dari atau sama dengan
kemungkinan adalah mengunjungi kembali dan dua hari. Sebagian besar responden memiliki
merekomendasikan destinasi pariwisata terkait pengetahuan mengenai citra Kota Batu sebagai kota
kepada orang lain. Lovelock et al. (2010) wisata, alasan mengunjungi Kota Batu untuk
menjelaskan bahwa loyalitas sejati terletak pada menyegarkan pikiran dan tubuhnya, daya tarik
kepuasan pelanggan (wisatawan) dimana wisatawan wisata terbanyak yang dikunjungi selama di Kota
yang sangat puas atau menyenangi layanan Batu yaitu Jawa Timur Park. Sebagian besar
cenderung menjadi pendukung yang loyal terhadap responden juga pernah merekomendasikan Kota
perusahaan (destinasi pariwisata). Bentuk loyalitas Batu kepada orang lain.
tersebut dapat berupa menggabungkan semua
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016| 47
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hasil Analisis Jalur destinasi terhadap loyalitas wisatawan adalah 0,293.
Hasil analisis jalur variabel citra destinasi terhadap Sedangkan perhitungan pengaruh tidak langsung
variabel kepuasan wisatawan serta terhadap (indirect effect) variabel citra destinasi terhadap
variabel loyalitas wisatawan ditunjukkan pada variabel loyalitas wisatawan melalui variabel
Tabel 1. kepuasan wisatawan adalah sebesar 0,428. Adapun
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Jalur pengaruh total (total effect) diperoleh hasil sebesar
0,721. Hasil dari analisis jalur citra destinasi (X),
kepuasan wisatawan (Y1) dan loyalitas wisatawan
(Y2) ditunjukkan pada Gambar 2.

H1 : Variabel Citra Destinasi (X)


Berpengaruh Sginifikan terhadap
Variabel Kepuasan Wisatawan (Y1)
Adanya pengaruh dari variabel citra destinasi
terhdap variabel kepuasan wisatawan ditunjukkan Gambar 2. Hasil Analisis Jalur Variabel Citra
melalui koefisien Beta yaitu sebesar 0,732, thitung Destinasi (X), Kepuasan Wisatawan (Y1) dan
sebesar 11,311 dengan probabilitas 0,000 (p<0,05). Loyalitas Wisatawan (Y2)
Berdasarkan nilai probabilitas tersebut, maka
hipotesis yang menyatakan variabel citra destinasi Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa
(X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pengaruh tidak langsung memiliki pengaruh lebih
kepuasan wisatawan (Y1) dengan hasil diterima. besar daripada pengaruh langsung dengan nilai
sebesar 0,428 atau 42,8%. Hal tersebut
H2 : Variabel Citra Destinasi (X) menunjukkan bahwa citra destinasi yang positif
Berpengaruh Signifikan terhadap dapat menimbulkan loyalitas yang lebih tinggi
Variabel Loyalitas Wisatawan (Y2) ketika wisatawan merasakan kepuasan yang tinggi
Koefisien Beta yang menunjukkan adanya pengaruh pula. Wisatawan yang memiliki pengetahuan positif
variabel citra destinasi terhadap variabel loyalitas dan merasakan pengalaman baik terhadap Kota
wisatawan adalah sebesar 0,293, dengan thitung Batu pada saat melakukan kegiatan wisata, dapat
sebesar 3,706 dan probabilitas sebesar 0,000 memperoleh kepuasan yang tinggi, dan pada
(p<0,005). Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akhirnya dapat menimbulkan loyalitas, baik
menyatakan bahwa variabel citra destinasi (X) merekomendasikan ke orang lain, mengatakan hal-
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel hal positif, dan atau melakukan kunjungan kembali
loyalitas wisatawan (Y2) dengan hasil diterima. di masa mendatang.
H3 : Variabel Kepuasan Wisatawan (Y1) Ketepatan Model
Berpengaruh Signifikan terhadap Hasil model diukur dari hubungan koefisien
Variabel Loyalitas Wisatawan (Y2) determinasi (R2), yaitu sebagai berikut:
Pengaruh variabel kepuasan wisatawan terhadap R2 = 1 – (1 – R12) (1- R22)
variabel loyalitas wisatawan ditunjukkan dengan = 1 – (1 – 0,535) (1 – 0,680)
nilai koefisien Beta sebesar 0,585, thitung sebesar = 1 – (0,465) (0,320)
7,389, dan probabilitas sebesar 0,000 (p<0,005). = 1 – 0,1488
Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis yang = 0,8512
menyatakan bahwa variabel kepuasan wisatawan = 85,12%
(Y1) berpengaruh scara signifikan terhdap variabel Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
loyalitas wisatawan (Y2) diterima. determinasi (R2) dapat diperoleh hasil sebesar
0,8512 atau dalam persentase sebesar 85,12%. Hal
Hubungan Antar Jalur tersebut menjelaskan bahwa kontribusi model
Hasil perhitungan penelitian ini menunjukkan penelitian untuk menjelaskan hubungan struktural
besarnya pengaruh langsung (direct effect) dari citra dari ketiga variabel adalah sebesar 85,12%.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016| 48


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Sedangkan sisanya sebesar 14,88% dijelaskan oleh Batu dengan alasan/motivasi tertentu yang
variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam berkaitan dengan kegiatan wisata. Alasan yang
model penelitian. paling banyak dipilih responden adalah untuk
menyegarkan pikiran dan tubuhnya, serta untuk
Pembahasan bersenang-senang.
1. Pengaruh Citra Destinasi (X) terhadap 2. Pengaruh Citra Destinasi (X) terhadap
Kepuasan Wisatawan (Y1) Loyalitas Wisatawan (Y2)
Hasil analisis jalur yang menerangkan bahwa Variabel citra destinasi pada hasil uji analisis
secara langsung variabel citra destinasi berpengaruh jalur, secara langsung berpengaruh yang signifikan
secara signifikan terhadap variabel kepuasan terhadap variabel loyalitas wisatawan dengan
wisatawan dengan kontribusi sebesar 53,5%. kontribusi sebesar 68%. Hasil menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan wisatawan yang memiliki penilaian yang positif
bahwa kepuasan wisatawan dapat tercipta dengan mengenai Kota Batu sebagai destinasi pariwisata
adanya citra destinasi yang positif. Wisatawan yang dapat menjadi loyal terhadap Kota Batu. Wisatawan
memiliki penilaian positif mengenai destinasi yang sudah memiliki pengetahuan ataupun
pariwisata terkait, yaitu Kota Batu maka keyakinan mengenai citra kognitif (atraksi wisata,
memperoleh kepuasan yang tinggi. Sebaliknya, fasilitas dasar, atraksi budaya, aksesibilitas dan
apabila wisatawan memiliki penilaian yang negatif, substruktur pariwisata, lingkungan alam, dan faktor
maka cenderung menyebabkan rasa ketidakpuasan ekonomi) dan citra afektif (kota yang hidup,
atau tidak senang terhadap destinasi pariwisata. bersemangat, dan menyenangkan) dari Kota Batu
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari dapat menjadi loyal dengan melakukan perilaku
Sun, et al. (2013) yang menyimpulkan bahwa tertentu. Perilaku wisatawan tersebut diantaranya
wisatawan yang mengembangkan persepsi yang bermaksud mengunjungi kembali di masa
positif memperoleh kepuasan yang lebih baik pada mendatang, mengatakan hal-hal positif, dan
pengalamannya. merekomendasikan Kota Batu kepada orang lain.
Hasil penelitian ini juga memperkuat hasil dari Adanya pengaruh dari variabel citra destinasi
penelitian Coban (2012) yang mana membuktikan terhadap loyalitas wisatawan sejalan dengan
adanya pengaruh secara positif variabel citra penelitian Artuğer et al. (2013) yang menyimpulkan
destinasi terhadap variabel kepuasan wisatawan. bahwa terdapat pengaruh yang positif. Penelitian ini
Penelitian ini memperkuat penelitian Coban (2012), juga memperkuat hasil penelitian Tasci dan Gartner
terutama indikator citra kognitif yang secara umum (2007) dalam Artuğer et al. (2013) yang
ada enam item berkaitan dengan menerangkan bahwa citra destinasi mempengaruhi
pengetahuan/keyakinan wisatawan mengenai suatu perilaku wisatawan yang diantaranya bermaksud
destinasi pariwisata, terdiri dari atraksi wisata, (minat) mengunjungi kembali, merekomendasikan
fasilitas dasar, atraksi budaya, aksesibilitas dan ke orang lain, atau berkunjung kembali ke destinasi
substruktur pariwisata, lingkungan alam, dan faktor pariwisata terkait. Selain itu, juga memperkuat
ekonomi. Kemudian juga sekaligus memperkuat penelitian Lobato et al. (2006); Chen dan Tsai
hasil penelitian Artuğer et al. (2013) pada indikator (2007); dan Prayag (2008) dalam Coban (2012)
citra afektif yang terdiri dari item kota yang hidup, yang mengkonfirmasikan bahwa perilaku di masa
kota yang bersemangat, dan kota yang depan yang menilai positif terhadap citra suatu
menyenangkan. Hasil tersebut juga selaras dengan destinasi pariwisata diantaranya adalah
penelitian Mohamad et al. (2011) yang mengunjungi kembali dan merekomendasikan
membuktikan bahwa citra berpengaruh positif destinasi terkait kepada orang lain.
terhadap kepuasan wisatawan. Penilaian yang Bentuk perilaku keloyalan dari wisatawan
berpengaruh besar terhadap kepuasan yaitu terhadap Kota Batu dapat dilihat pada gambaran
keindahan alam dan juga fasilitas yang baik. karakteristik responden, dimana 92,03% dari
Pengaruh citra destinasi (X) terhadap kepuasan keseluruhan responden pernah merekomendasikan
wisatawan (Y1) didukung pula dari kesesuaian Kota Batu kepada orang lain. Wisatawan yang
antara pengetahuan wisatawan mengenai Kota Batu merekomendasikan suatu destinasi pariwisata
dengan alasan berkunjungnya. Berdasarkan kepada orang lain biasanya juga mengatakan hal-hal
gambaran karakteristik responden, sebagian besar yang positif mengenai destinasi pariwisata tersebut.
responden mengenal atau mengetahui Kota Batu Hal ini menunjukkan bahwa responden menilai
sebagai Kota Wisata. Pengetahuan tersebut Kota Batu adalah destinasi pariwisata yang pantas
mendorong wisatawan untuk berkunjung ke Kota dikunjungi terutama untuk kegiatan wisata.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016| 49
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
3. Pengaruh Kepuasan Wisatawan (Y1) dengan pendapat dari Jones dan Sasser (1995)
terhadap Loyalitas Wisatawan (Y2) dalam Lovelock et al. (2010) yang dibagi menjadi
Penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh tiga zona, yaitu zona pengalihan, ketidakpedulian,
secara signifikan variabel kepuasan wisatawan dan afeksi.
terhadap variabel loyalitas wisatawan dengan Zona pengalihan mengarah pada wisatawan
kontribusi sebesar 68%. Hal tersebut menjelaskan yang memiliki kepuasan rendah yang cenderung
bahwa wisatawan yang merasa puas akan cenderung tidak berkunjung kembali, bahkan mengatakan hal-
loyal terhadap destinasi pariwisata yang dikunjungi, hal negatif terkait destinasi pariwisata yang
dalam penelitian ini yaitu Kota Batu. Wisatawan dikunjungi. Zona ketidakpedulian terjadi pada
yang memperoleh pengalaman positif dan wisatawan yang merasakan kepuasan sedang atau
cenderung menyenangkan, berpeluang lebih besar memperoleh pengalaman setara/sesuai dengan
untuk menjadi wisatawan yang loyal terhadap Kota ekspektasinya, wisatawan ini cenderung tidak
Batu dibandingkan dengan wisatawan yang merasa peduli dan berpeluang untuk beralih ke destinasi
kecewa atau tidak puas. Hal ini mengindikasikan pariwisata lainnya jika memiliki alternatif yang
bahwa semakin tinggi kepuasan wisatawan terhadap lebih baik. Kemudian wisatawan yang merasa
destinasi pariwisata, maka akan mempengaruhi sangat puas yaitu termasuk pada zona afeksi,
tingkat keloyalan yang lebih tinggi pula terhadap cenderung memiliki keloyalan tinggi terhadap
destinasi pariwisata terkait. Perilaku wisatawan destinasi pariwisata yang dikunjunginya tersebut,
yang merasa puas setelah memperoleh pengalaman bahkan merekomendasikan ke orang lain.
berwisata di suatu destinasi pariwisata yaitu Kota
batu, di masa depan perilaku/tindakan yang 4. Pengaruh Tidak Langsung Citra Destinasi (X)
dilakukan seperti bermaksud mengunjungi kembali, terhadap Loyalitas Wisatawan (Y2) Melalui
mengatakan hal-hal positif, dan merekomendasikan Kepuasan Wisatawan (Y1)
kepada orang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi
Bentuk perilaku nyata wisatawan yang loyal model penelitian untuk menjelaskan hubungan
terhadap Kota Batu salah satunya terlihat dari struktural dari citra destinasi (X), kepuasan
kuantitas pengalaman kunjungannya. Berdasarkan wisatawan (Y1), dan loyalitas wisatawan (Y2) yaitu
gambaran karakteristik responden, diketahui bahwa sebesar 85,12%. Hasil tersebut menggambarkan
sebagian besar responden yaitu sebesar 72,58% bahwa variabel citra destinasi mempengaruhi
telah melakukan kunjungan lebih dari lima kali ke variabel loyalitas wisatawan melalui variabel
Kota Batu. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepuasan yang dirasakan oleh wisatawan.
wisatawan merasa puas ketika mengunjungi Kota Wisatawan yang memiliki penilaian positif terhadap
Batu dan cenderung melakukan kunjungan ulang Kota Batu kemudian pada saat melakukan
untuk memperoleh pengalaman wisata, terutama kunjungan merasakan kepuasan dapat
dengan didukung banyaknya daya tarik wisata di mengakibatkan wisatawan tersebut menjadi loyal
Kota Batu. Sehingga, wisatawan dapat berkunjung terhadap destinasi pariwisata terkait (Kota Batu),
ke daya tarik wisata yang berbeda-beda setiap kali yaitu dengan merekomendasikan ke orang lain,
ke Kota Batu. mengatakan hal-hal positif, dan atau melakukan
Penelitian ini mendukung penelitian Coban kunjungan ulang. Hasil pengujian juga
(2012), yang hasilnya bahwa kepuasan memiliki menunjukkan bahwa pengaruh terbesar adalah
pengaruh positif terhadap perilaku setelah pengaruh tidak langsung antara variabel citra
berkunjung, baik dengan melakukan kunjungan destinasi terhadap variabel loyalitas wisatawan
kembali ke destinasi pariwisata yang sudah melalui variabel kepuasan wisatawan dengan
dikunjungi dan atau merekomendasikannya ke persentase sebesar 42,8%.
orang lain. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
teori yang dikemukakan oleh Lovelock et al. bahwa variabel citra destinasi melalui kepuasan
(2010), bahwa loyalitas sejati terhadap perusahaan wisatawan memiliki pengaruh tidak langsung
(destinasi pariwisata) terdapat pada kepuasan terhadap loyalitas wisatawan. Pengaruh tidak
pelanggan (wisatawan), dimana sangat puas atau langsung ditunjukkan melalui perhitungan langsung
menyenangi layanan yang diberikan. Bentuk dari variabel citra destinasi terhadap variabel
loyalitas tersebut dapat berupa mengunjungi kepuasan wisatawan, vriabel citra destinasi terhadap
kembali destinasi pariwisata yang sama dan atau variabel loyalitas wisatawan, dan variabel kepuasan
menyebarkan berita positif terkait destinasi wisatawan terhadap variabel loyalitas wisatawan.
pariwisata terkait. Tingkat kepuasan wisatawan Hasil ini selaras dengan penelitian Chi dan Qu
pada penelitian ini juga dapat dipersepsikan sama (2008) dalam Munhurrun et al. (2014) yang juga
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016| 50
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
menguji model loyalitas yang hasilnya wisatawan tertarik untuk berkunjung dan
menunjukkan bahwa secara langsung citra destinasi menikmati atraksi wisata tersebut, serta
mempengaruhi atribut kepuasan, citra destinasi dan merasakan pengalaman yang berbeda-beda stiap
atribut kepuasan berpengaruh terhadap keseluruhan berkunjung ke Kota Batu. Shingga, yang telah
kepuasan. Selain itu, keseluruhan kepuasan dan ada di Kota Batu dapat dipertahankan dan
atribut kepuasan mempengaruhi loyalitas, sehingga dioptimalkan selain dengan penambahan daya
citra destinasi tersebut secara tidak langsung tarik wisata.
mempengaruhi loyalitas. Penelitian lain dari 2. Pemerintah Daerah Kota Batu dan pelaku usaha
Munhurrun et al. (2014) juga menjelaskan variabel pariwisata sebaiknya memberikan informasi dan
citra destinasi secara tidak langsung mempengaruhi promosi semua jenis daya tarik wisata, karena
variabel loyalitas dengan variabel kepuasan dan item daya tarik wisata sejarah masih terjaga,
variabel nilai yang diterima sebagai variabel sebagian besar responden menjawab ragu-ragu.
perantara. Upaya promosi secara menyeluruh tersebut
Adanya pengaruh variabel citra destinasi dapat meningkatkan jumlah kunjungan
terhadap variabel loyalitas wisatawan melalui wisatawan yang tidak hanya terpusat pada daya
variabel kepuasan wisatawan digambarkan pula tarik wisata tertentu tetapi menyeluruh pada
pada gambaran karakteristik responden. Salah semua jenis daya tarik wisata yang dimiliki Kota
satunya berdasarkan jumlah/kuantitas daya tarik Batu. Cara lain dengan mengikutsertakan
wisata yang pernah dikunjungi. Data menunjukkan berbagai daya tarik wisata tersebut dalam paket
bahwa dari keseluruhan responden, terdapat enam wisata, sehingga dapat diketahui pula oleh
orang responden menunjukkan keloyalannya wisatawan. Solusi lainnya yaitu membuat
terhadap Kota Batu dengan mengunjungi lebih dari kegiatan (event) yang berlokasi di daya tarik
10 daya tarik wisata, dimana satu orang responden wisata sejarah untuk menarik minat berkunjung
diantaranya telah mengunjungi 13 daya tarik wisata. wisatawan.
Jumlah pengalaman berkunjung tersebut didukung 3. Hasil penelitian ini masih terbatas pada variabel
oleh pengetahuan mengenai Kota Batu itu sendiri, citra destinasi, kepuasan wisatawan dan
terutama pertimbangan keberagaman daya tarik loyalitas wisatawan. Penulis berharap penelitian
wisatanya. Sebagian wisatawan yang merasa puas selanjutnya dapat menggunakan variabel lain
ketika berkunjung cenderung bermaksud diluar penelitian ini atau menambah variabel
melakukan kunjungan kembali, baik ke daya tarik lain yang masih berkaitan dengan variabel yang
wisata yang sama bahkan merasa penasaran/ingin sudah ada di penelitian ini, sehingga dapat di
tau dan mencari informasi terkait daya tarik wisata analisis lebih mendalam bagaimana model
lainnya kemudian memutuskan berkunjung kembali struktural citra destinasi berpengaruh pada
ke Kota Batu. loyalitas wisatawan, salah satunya berkaitan
dengan pelayanan.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan Artuğer, S., et al. 2013. The effect of destination
1. Variabel citra destinasi secara signifikan image on destination loyalty: application in
terbukti mempengaruhi kepuasan wisatawan. Alanya. European Journal of Business and
2. Variabel citra destinasi secara signifikan Management, 5 (13) : 124-136.
terbukti mempengaruhi loyalitas wisatawan.
3. Variabel kepuasan wisatawan secara signifikan Badan Pusat Statistik Kota Batu. 2015. Kota Batu
mempengaruhi loyalitas wisatawan. dalam Angka 2015, (Online), (diakses melalui
http://batukota.bps.go.id pada 27 Februari
Saran 2016).
1. Diharapkan Pemerintah Daerah Kota Batu dapat
mempertahankan citra sebagai kota wisata, 2015. Statistika Daerah Kota Batu 2015,
dengan semakin gencar mengenalkan dan (Online), (diakses melalui
mempromosikan merek (brand) yang dimiliki, http://batukota.bps.go.id pada 27 Februari
terutama berkaitan dengan atraksi wisata yang 2016).
beragam. Strategi yang dapat dilakukan dengan
Coban, S. 2012. The effects of the image of
memberikan inovasi dan kegiatan-kegiatan yang
destination on tourist satisfaction and loyalty:
berbeda serta unik secara rutin dan berkala agar

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016| 51


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
the case of Cappadocia. European Journal of
Social Sciences, 29 (2) : 222-232.
Kotler, P., dan K. L. Keller. 2008. Manajemen
Pemasaran. Edisi Tiga Belas. Diterjemahkan
oleh Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.
Lovelock, et al. 2010. Pemasaran Jasa: Manusia,
Teknologi, Strategi. Edisi Ketujuh.
Diterjemahkan oleh Dian Wulandari dan Devri
Barnadi Putera. Jakarta: Erlangga.
Pitana, I G., dan I K. S. Diarta. 2009. Pengantar Ilmu
Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Seaton, A.V., dan M.M. Bennett. Marketing
Tourism Products: Concepts, Issues, Cases.
UK: Thomson.
Sun, X., et al. 2013. Developing destination loyalty:
The case of Hainan Island. Annals of Tourism
Research, 43 : 547-577.
Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Pembangunan
Destinasi Pariwisata: Konsep dan Aplikasinya
di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Yuksel, A., et al. 2010. Destination attachment:
Effects on customer satisfaction and cognitive,
affective and conative loyalty. Tourism
Management, 31 : 274-284.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016| 52


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

S-ar putea să vă placă și