Sunteți pe pagina 1din 8

35

ANALISIS KANDUNGAN LEMAK DAN PROTEIN TERHADAP KUALITAS


SOYGHURT DENGAN PENAMBAHAN SUSU SKIM

DIANA SERLAHWATY1*, SYARMALINA1, NOVITA SARI1


1
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila , Jakarta 12640, Indonesia
*e-mail : dianas_ffup@yahoo.co.id

ABSTRACT
Soyghurt is a product from soy milk which is made by using bacteria Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus
thermophillus and used as a substitute for cow’s milk.Soybean milk do not contain lactose, so it can be consumed
by people with lactose intolerance.However the utilization of soybean milk is still limited due to its less preferred
flavor and it’s short shelf life.These limitation can be overcome through fermentation process in order to increase
it’s self life and produce products with the taste,aroma,and texture that is unique and tasty. The purpose of this
study was to determine the fat content by the soxhletation method,protein with biuret method,the effect of shelf life
from the amount of lactic acid during 7 day period,and hedonic test on the quality of soyghurt with the addition of
skim milk with concentration variation of 5%,10%,15%,and 20%. The results showed that fermented soybean milk
have lover fat and higher protein content. formula with skim milk concentration of 15% were the most favourable
and it’s shelf life were up to six days based on the concreation of the lactic acid and hedonic test.The result of pH
test on soybean milk were 5,5 and fermented soybean milk were 4,4.The fat and protein content of soymilk were
0,6%-0,7% and 7%;and the fermented soy milk were 0,1%-0,2% and 17,1%..

Keywords: Soyghurt, fat content, protein, skim

PENDAHULUAN pembuatan yoghurt adalah Streptococcus


Susu merupakan minuman bergizi tinggi bagi thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus.
manusia, sekaligus merupakan substrat yang baik Streptococcus thermophillus berkembang biak lebih
bagi berbagai jenis organisme. Secara alamiah susu cepat dan menghasilkan baik asam dan CO2. Asam
umumnya telah ditumbuhi oleh Lactobacillus dan dan CO2 yang dihasilkan tersebut kemudian
Streptococcus, yang pada suhu kamar akan cepat merangsang pertumbuhan dari Lactobacillus
mengubah susu menjadi asam. Fermentasi asam bulgaricus. Di sisi lain, aktivitas proteolitik dari
secara spontan ini akan menggumpalkan susu dan Lactobacillus bulgaricus memproduksi peptida
mencegah proses pembusukan susu (Putrefaction). penstimulasi dan asam amino yang dapat dipakai
Disamping dapat dibuat dari susu sapi yoghurt dapat oleh Streptococcus thermophillus.(3)
pula dibuat dari bahan yang lebih murah yaitu susu Yoghurt yang dikenal sebagai soyghurt
kacang kedelai. Susu kacang kedelai memiliki nilai biasanya lebih encer sehingga diperlukan bahan
gizi yang hampir mirip dengan susu sapi dan sangat tambahan lain sebagai pengental, seperti susu skim.
baik digunakan bagi beberapa orang yang menderita Susu skim mengandung semua komponen gizi dari
intoleransi laktosa. Lactose intolerance adalah suatu susu yang tidak dipisahkan kecuali lemak dan
kelainan dari seseorang yang akan diare setiap vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Selain itu
minum susu dikarenakan memiliki kekurangan penambahan susu skim dapat memicu pertumbuhan
laktosa dalam usus kecilnya. Namun demikian, dari Staphillococcus thermophillus serta susu skim
pemanfaatan susu kacang kedelai masih terbatas juga digunakan untuk meningkatkan total padatan
karena cita rasa yang kurang disukai (langu) serta bukan lemak, memperbaiki konsistensi dan
memiliki umur simpan yang relatif pendek, oleh viskositas serta berperan dalam pembentukan
karena itu keterbatasan dari susu kacang kedelai koagulan. (2)
dapat diatasi melalui proses fermentasi menjadi The Cancer Institute of New South Wales
yoghurt agar masa simpannya dapat diperpanjang (Australia) telah memperingatkan penderita kanker
serta dapat menambah keanekaragaman pangan dan untuk menghindari makanan yang berbahan dasar
menghasilkan produk dengan cita rasa, aroma, serta kedelai non fermentasi. Peringatan tersebut dilatar
tekstur yang khas.(1,2) belakangi karena kedelai non-fermentasi akan
Bakteri yang biasanya digunakan dalam mempercepat pertumbuhan kanker, hal tersebut

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.4 No. 2 November 2015


36

dikarenakan adanya zat-zat yang membawa dampak a. Identifikasi bakteri


buruk (goitrogen, asam fitat, antitripsin, nitrat, Bakteri Streptococcus thermophillus dan
fitoestrogen, Aluminium, mangan) sehingga lebih Lactobacillus bulgaricus diidentifikasi secara
baik kedelai dikonsumsi setelah dilakukan proses mikroskopis dengan pewarnaan.
fermentasi.(4) b. Regenerasi bakteri
Lemak adalah zat makanan yang penting untuk Dari kultur stok bakteri Streptococcus thermophillus
menjaga kesehatan tubuh manusia dan merupakan dan Lactobacillus bulgaricus masing-masing
sumber energi. Analisis kuantitatif yang digunakan diambil satu ose untuk dibiakkan pada agar miring
dengan metode soxhletasi. Metode ini merupakan MRS (Mann ragosa sharpe agar). Inokulasi ke
metode yang sering digunakan, terbukti dari dalam media pertumbuhan
penelitian bahwa hasil penyarian lemak Masing-masing bakteri yang sudah diregenerasi,
menggunakan metode ekstraksi soxhletasi dengan diinokulasikan sebanyak satu ose ke dalam media
waktu penyarian yang berbeda, diperoleh hasil cair MRS broth kemudian diinkubasi.
kandungan lemak tertinggi pada penyarian selama 3 c. Pembuatan starter
jam (5). Protein susu kedelai memiliki susunan asam Masing-masing suspensi bakteri pada media
amino yang hampir sama dengan susu sapi. Analisis pertumbuhan diinokulasikan ke dalam media cair
kuantitatif yang digunakan dengan metode Biuret. berisi MRS broth kemudian diinkubasi
Metode Biuret ini merupakan metode yang spesifik
untuk penentuan nitrogen protein dan juga tidak 1. Pembuatan Susu kacang Kedelai
terpengaruhi oleh penambahan sukrosa sehingga Cara pembuatan
pada saat pengukuran sukrosa tidak mengganggu a. Biji kacang kedelai disortasi (dipisahkan dari
pembacaan serapan.(6,7) kotoran dan biji rusak), ditimbang 100 g.
Direndam dalam larutan NaHCO3 0,5 % selama 15
METODE PENELITIAN menit.
Bahan b. Biji kacang kedelai ditiriskan dan dididihkan
Biji kacang kedelai (Glycine max L. Merr), selama 20 menit, digiling dengan blender hingga
Streptococcus thermophillus (Laboratorium menjadi bubur.
Mikrobiologi PAU Institut Pertanian Bogor), c. Bubur yang diperoleh ditambah air mendidih.
Lactobacillus bulgaricus (Laboratorium d. Bubur encer disaring dengan kain flanel dan
Mikrobiologi PAU Institut Pertanian Bogor), filtratnya merupakan susu kacang kedelai mentah,
essence, sukrosa, n-hexane, asam klorida 4 N, ditambahkan air hingga 1000 mL.
aquadest, bovine serum albumin (BSA), Natrium e. Filtrat dipanaskan hingga mendidih, setelah
Hidroksida, tembaga sulfat, potassium tartrat. mendidih api dikecilkan dan dibiarkan dengan api
kecil selama 20 menit.
Alat f. Setelah 20 menit, ditambahkan air mendidih
Seperangkat alat Soxhlet, spektofotometer UV hingga 1000 mL.
Shimadzu-1800, oven FS 4200, desikator,
timbangan analitik AND GR 200, penangas air 2. Analisis penetapan kadar lemak dan protein
Julabo, pH meter Metrom, Laminar Air Flow, sebelum fermentasi
blender, sengkelit, spatula, kain flanel, kompor, 3. Pembuatan susu kacang kedelai fermentasi
lemari es, batu didih, alat-alat gelas (beaker glass, Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan
cawan petri, kaca arloji, erlenmeyer, labu tentukur, analisis kadar protein dan lemak pada susu kacang
corong glass), kertas saring tidak berlemak, kapas kedelai fermentasi dengan formula susu kacang
tidak berlemak, lakmus merah dan lakmus biru. kedelai 1000 mL, sukrosa 5%, CMC 5%, flavor
strawberry qs, pewarna merah qs, Streptococcus
Metode thermophillus 9,05.109, Lactobacillus bulgaricus
Determinasi tanaman dan biji kacang kedelai 9,12.109. Selanjutnya menurut salah satu jurnal,
1. Penyiapan Bakteri penambahan susu skim dapat meningkatkan cita rasa
dari yoghurt. Pada penelitian ini dibuat 4 formula

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.4 No. 2 November 2015


37

dengan penambahan variasi konsentrasi susu skim b. pH meter dikalibrasi dengan larutan dapar sitrat
(8) pH 4 dan dapar fosfat ekimolal pH 7.
c. Sampel susu kacang kedelai fermentasi yang akan
Tabel 1. Formulasi susu kacang kedelai fermentasi diuji disiapkan.
d. Elektrode pH meter dicelupkan ke dalam sampel,
pH yang didapat dicatat.

5. Uji Hedonik
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Panelis
dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan
atau ketidak sukaan. Disamping panelis
mengemukakan tanggapan senang, suka atau tidak
suka, mereka juga mengemukakan tingkat
kesukaannya.Tingkat–tingkat kesukaan ini disebut
skala hedonik. Uji hedonik pada penelitian ini
dilakukan terhadap empat formula susu kacang
kedelai fermentasi. Formula terpilih dari uji hedonik
digunakan untuk menentukan waktu simpan yang
baik terhadap jumlah Asam Laktat susu kacang
kedelai fermentasi dari hari ke 0 sampai hari ke 7.
Cara pembuatan susu kacang kedelai fermentasi : Jumlah panelis yang digunakan yaitu 9 orang
1. Susu kacang kedelai dipasteurisasi pada suhu panelis :
80-90oC selama 30 menit.
2. Ditambahkan sukrosa sebanyak 5% Tabel 2. Kriteria penilaian uji hedonik
3. Ditambahkan CMC sebanyak 5%.
4. Ditambahkan susu skim sesuai perbandingan
konsentrasi
5. Hasil campuran didinginkan sampai 43oC, lalu
diinokulasikan starter campuran dengan jumlah
bakteri Streptococcus thermophillus 11,05 mL
dan Lactobacillus bulgaricus 10,96 mL Lalu
diinkubasi pada suhu optimum 45oC selama 4 Cara uji :
jam, atau pada suhu ruang selama 12 jam. 1. Disediakan sampel susu kacang kedelai
6. Disimpan pada suhu 150C. fermentasi dengan empat formula yang memiliki
penandaan berbeda.
2. Pemilihan panelis berjumlah 9 orang.
4. Uji pH
3. Panelis melakukan penilaian kesukaan terhadap
Produk yoghurt dikatakan bermutu baik apabila
susu kacang kedelai fermentasi sesuai dengan
memiliki tekstur yang lembut, tanpa granula dan
kriteria penilaian yang dicantumkan pada lembar
memiliki komposisi secara umum adalah protein
uji terhadap rasa, bau dan rupa (bentuk)
4-6%, lemak 0,1-1%, laktosa 2-3%, asam laktat
4. Pemilihan formula terpilih dan penetapan sampel
0,6-1,3% dan pH 3,8-4,6%, sehingga rasanya
susu kacang kedelai fermentasi berdasarkan
asam yang menyegarkan, sedikit atau tidak
kriteria yang sangat disukai.
mengandung alkohol sama sekali, bertekstur semi
5. Dilakukan analisis jumlah asam laktat pada hari
padat atau smooth.
ke 0 sampai ke 7 terhadap sampel yang disimpan
Penentuan pH sampel menggunakan pH meter
pada suhu 15°C.
dengan prosedur sebagai berikut:
a. Elektrode dicuci dan dibilas dengan air bebas
mineral.

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.4 No. 2 November 2015


38

6. Analisis jumlah Asam Laktat dibasahi dengan n-heksan dan dimasukkan ke


1. Ditimbang sejumlah 20 g sampel soyghurt dalam selongsong penyari. Selongsong penyari
Erlenmeyer, kemudian ditambah 40 mL dimasukkan ke dalam alat penyari. Dimasukkan
aquadest. larutan penyari ke dalam labu sari yang telah
2. Ditambah 2-3 tetes indikator pp dikeringkan.
3. Larutan dititrasi dengan NaOH 0,1N sampai f. Dilakukan penyarian dengan alat soxhlet selama
warna kemerah-merahan dan warna tersebut 3 jam.
tidak hilang selama 30 detik g. Labu sari dipisahkan dari alat penyarian,
disuling dan diuapkan sisa larutan penyari di
Perhitungan atas penangas air.
h. Labu sari dikeringkan dalam oven pada suhu
105oC selama 1 jam. Biarkan dingin dan
ditimbang hingga bobot tetap

Penetapan blangko
4. Analisis Kadar Lemak Dilakukan penetapan blangko terhadap 10 mL air
Persiapan sampel suling menggunakan prosedur yang sama dengan
Contoh dihomogenkan dengan pengocokkan atau penetapan sampel
pencampuran. Dimasukkan dalam wadah tertutup
rapat dan disimpan sedemikian rupa hingga tidak Perhitungan hasil
terjadi perubahan komposisi.
Penetapan kadar sampel
a. Labu sari yang berisi beberapa batu didih
dikeringkan dalam oven suhu 105oC selama 1
jam. Biarkan dingin hingga suhu kamar dan Mo= bobot contoh yang digunakan (g)
timbang sampai diperoleh bobot konstan. M1 =bobot labu sari dan batu didih (g)
b. Ditimbang seksama 3 sampai 10 g contoh yang M2= bobot labu sari dan batu didih dengan lemak
telah dihomogenkan di dalam labu erlenmeyer setelah pengeringan (g)
250 mL B1 = bobot labu sari dan batu didih untuk
c. Ditambahkan 50 mL asam klorida 4 N, penetapan blangko (g)
kemudian ditutup dengan corong yang diberi B2 = bobot labu sari dan batu didih setelah
kapas basah atau hubungkan dengan pendingin pengeringan pada penetapan blangko (g)
balik. Dipanaskan pada nyala api dengan kaca
asbes atau lempeng pemanas listrik hingga 5. Analisis Kadar Protein
mulai mendidih. Lanjutkan pendidihan selama a. Pembuatan larutan pereaksi Biuret
15 menit sambil sesekali dikocok. Ditambahkan Sejumlah 1,50 g CuSO4.5H2O dan 6,0 g potassium
150 mL air panas dan kertas saring tidak tartrat dicampur dengan 500ml air suling pada
berlemak ukuran 10 x 10 cm2 yang dipotong beaker glass lalu di aduk. Saat diaduk, ditambahkan
kecil-kecil. 300ml NaOH 10%. Dipindahkan ke labu tentukur 1
d. Kertas saring dibasahi pada corong kaca dengan L dan ditambahkan dengan air hingga 1 L.
air dan saring sampel segera. Labu dicuci tiga b. Pembuatan larutan baku pembanding
kali dengan air panas. Residu di cuci dengan air Dibuat larutan stok Bovin Serum Albumin (BSA)
panas hingga pH netral. Kertas saring diletakkan dengan konsentrasi 10 mg/ml.
pada kaca arloji atau cawan petri, dikeringkan Penetapan panjang gelombang serapan maksimum
dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam , Pembuatan larutan
didinginkan. Larutan 1 :
e. Kertas saring digulung dan dimasukkan ke Dipipet 5 mL larutan stok Bovin Serum Albumin,
dalam selongsong penyari. Dihilangkan sisa dimasukkan kedalam labu tentukur 25 mL,
lemak yang melekat pada kaca arloji atau cawan ditambahkan pereaksi Biuret sebanyak 2 mL,
petri dengan kapas tidak berlemak yang diencerkan dengan air suling ad tanda kalibrasi (2

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.4 No. 2 November 2015


39

mg/mL). reagen Biuret ditambahkan kedalam tabung reaksi


Larutan 2 : tersebut. Setelah itu diinkubasi selama 30 menit pada
Dipipet 10 mL larutan stok Bovin Serum suhu kamar. Kemudian absorbansi sampel diukur
Albumin, dimasukkan ke labu tentukur 25 mL, dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
tambahkan pereaksi Biuret sebanyak 2 mL, maksimum.
diencerkan dengan air suling ad tanda kalibrasi (4 Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai
mg/mL). berikut :
Larutan 3 :
Dipipet 15 mL larutan stok Bovin Serum
Albumin, dimasukkan ke labu tentukur 25 mL,
ditambahkan pereaksi Biuret sebanyak 2 mL, Keterangan :
diencerkan dengan air suling ad tanda kalibrasi Cu = Konsentrasi protein sampel
(6mg/mL). Cs = Konsentrasi Albumin Pembanding
Au = Serapan sampel
Cara Penetapan : As = Serapan Albumin Pembanding
Masing masing larutan dibuat spektrum serapan
pada panjang gelombang antar 400nm hingga 800nm HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan pereaksi Biuret 2mL + air suling ad Determinasi biji kacang kedelai (glycine max (l.)
25mL sebagai blangko, lalu ditentukan panjang Merr)
gelombang maksimum. Determinasi biji kacang kedelai yang dilakukan
di LIPI-Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian
1. Penetapan waktu stabil Biologi-LIPI, Cibinong, Bogor menyatakan bahwa
Dipipet Larutan stok Bovin Serum Albumin simplisia yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 10mL ke dalam labu tentukur 25mL, Glycine max (L.) Merr.
ditambahkan pereaksi Biuret sebanyak 2ml,
diencerkan dengan air suling hingga ad tanda Hasil penetapan ph
kalibrasi, dikocok homogen. Dimasukkan larutan Hasil pemeriksaan pH sampel pada susu kacang
tersebut kedalam kuvet, lalu diukur serapannya tiap kedelai yaitu 5,5 dan pada susu kacang kedelai
5,10,15,20, hingga 60 menit pada panjang fermentasi yaitu 4,4. Hal tersebut menunjukkan
gelombang serapan maksimum. Lalu dilihat waktu terjadi perubahan pH yang disebabkan oleh bakteri
stabilnya. Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi bulgaricus yang memproduksi asam laktat sehingga
Larutan Stok Bovin Serum Albumin dengan pH dapat turun setelah difermentasi.
konsentrasi 10mg/mL disiapkan untuk pembuatan
kurva standar. Dibuat larutan seri dengan Uji hedonik
konsentrasi 1,2,3,4,5,6,7, dan 8mg/mL. kemudian Tingkat kesukaan terhadap rasa, bau dan tekstur
masing masing larutan ditambahkan 2mL reagen dilakukan terhadap 9 panelis dimana panelis diminta
Biuret kedalam tiap tabung dan larutan tanggapannya terhadap 4 formula yang tersedia
dihomogenisasi lalu diinkubasi selama 30menit pada dengan bebagai perbandingan konsentrasi susu skim.
suhu kamar. Masing masing absorban larutan diukur Dari 9 panelis yang di uji dari hari ke 0-7 maka
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang dibuat kesimpulan formula C yang paling disukai.
maksimum. Formula C memiliki umur simpan sampai hari ke
3. Pengukuran sampel 6 karena pada hari ke 7 timbul rasa agak pahit dan
0,5ml sampel ditambah aquadest dan 1 mL sepat tetapi bentuk dan warna tidak berubah.
natrium hidroksida 1 M, kemudian dipanaskan pada
water bath dengan suhu 900C selam 10 menit. Hasil penetapan kadar lemak
Setelah itu larutan dipusingkan selama 10 menit. Hasil penetapan kadar lemak pada susu kacang
Setengah milliliter larutan supernatant diambil dan kedelai dan susu kacang kedelai fermentasi dapat
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Dua milliliter dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.4 No. 2 November 2015


40

Tabel 3. Hasil penetapan kadar lemak susu kacang gelombang 545,2 nm. Penetapan kadar protein
kedelai dan susu kacang kedelai fermentasi selanjutnya diukur pada panjang gelombang 545,2
nm.

Penetapan waktu stabil serapan


Hasil penetapan waktu stabil dari larutan baku
albumin dapat dilihat di bawah ini :

Kadar lemak pada susu kacang kedelai berkisar


antara 0,6% - 0,7% dan kadar lemak pada susu
kacang kedelai fermentasi berkisar antara 0,1% -
0,2%. Hal ini disebabkan selama fermentasi, lemak
akan dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih
sederhana. Hidrolisis trigliserida oleh enzim lipase
akan menghasilkan asam lemak dan gliserol.

Optimasi metode analisis


Penetapan panjang gelombang serapan
maksimum albumin
Hasil penetapan panjang gelombang serapan
maksimum dapat dilihat dibawah ini

Gambar 2. Hasil penetapan waktu stabilitas


serapan baku albumin

Hasil penetapan waktu stabilitas menggunakan


larutan baku protein (albumin) diperoleh waktu
Gambar 1. Data hasil pengukuran panjang
stabil pada menit ke 25. Pada setiap penggunaan
gelombang serapan maksimum
sampel yang berbeda maka diperoleh waktu stabil
yang berbeda juga.
Penentuan panjang gelombang maksimum
digunakan baku albumin, serapannya ditentukan
Kurva kalibrasi
pada panjang gelombang 380-780 nm. Serapan
Pada penetapan kadar protein dalam susu kacang
tertinggi larutan baku albumin terdapat pada panjang

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.4 No. 2 November 2015


41

kedelai dan susu kacang kedelai fermentasi dimulai g/100 mL dan 17,1 g/100 mL
dengan pengukuran serapan larutan standar albumin
dengan spektofotometri UV-Vis. (10) Tabel 4. Hasil penetapan kadar protein
Data hasil pengukuran larutan standar albumin
diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar
albumin dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Kadar rata-rata protein dari susu kacang kedelai


lebih kecil dibandingkan dengan susu kacang kedelai
fermentasi. Hal tersebut disebabkan karena susu
kacang kedelai fermentasi terkandung mikroba,
sebagian besar komponen mikroba adalah protein.
Dalam penelitian ini selain protein dalam susu
kacang kedelai dan susu kacang kedelai fermentasi
.Gambar 3. Data hasil kurva kalibrasi protein dalam mikroba pun dapat diukur bersamaan
dengan sampel.

Y = 2,6142x10-3 + 0,0488 x
R = 0,9995 Hasil jumlah asam laktat
Hasil jumlah asam laktat pada susu kacang
kedelai fermentasi didapat berkisar antara 0,454% -
1,002% dimana hasil jumlah asam laktat memenuhi
persyaratan SNI antara 0,5% - 2,0%
kurva baku albumin
KESIMPULAN
0.5
1. Hasil uji hedonik formula yang paling
0.4
disukai adalah formula C yang memiliki
0.3
umur simpan 6 hari.
0.2 2. Hasil pemeriksaan pH pada susu kacang
0.1 kedelai 5,5 dan setelah fermentasi 4,4
0 sesuai dengan pH persyaratan yoghurt
0 5 10 antara 3,8 – 4,6
3. Terjadi penurunan kadar lemak pada susu
Gambar 4. Kurva kalibrasi hubungan antara kacang kedelai hasil fermentasi dengan
konsentrasi dan serapan baku penambahan susu skim 15%. Kadar lemak
pada susu kacang kedelai sebelum
Penetapan kadar protein dalam susu kacang fermentasi 0,6%-0,7% dan sesudah
kedelai dan susu kacang kedelai fermentasi fermentasi 0,1%-0,2%.
Hasil uji penetapan kadar susu kacang kedelai 4. Terjadi peningkatan kadar protein pada
dan susu kacang kedelai fermentasi dapat dilihat susu kacang kedelai hasil fermentasi
pada table 4 dari hasil penetapan kadar diperoleh dengan penambahan susu skim 15%. Kadar
kadar protein dalam susu kacang kedelai dan susu protein pada susu kacang kedelai sebelum
kacang kedelai fermentasi berturut turut adalah 7,4 fermentasi 7,4% dan 17,1%.

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.4 No. 2 November 2015


42

DAFTAR PUSTAKA
Chotimah SC. Peranan Streptococcus thermophillus
dan Lactobacillus bulgaricus dalam proses
pembuatan yoghurt. Jurnal ilmu
peternakan. 2009;4(2);47-52
Copeland RA. Methods For Protein Analysis. New
York; Chapman dan Hall; 1994, h.39-55
Day RA, Underwood AL. Analisis Kimia
Kuantitatif. Edisi VI. Diterjemahkan oleh:
Iis Sopyan. Jakarta: Erlangga;2002. h. 499-
504.
Ginting Nurzainah,Pasaribu Elsegustri. pengaruh
temperatur dalam pembuatan yoghurt
dari berbagai jenis susu dengan
menggunakan Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophillus. Jurusan
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
sumatera Utara, Medan. h. 73-69
Serlahwaty D, Sugiastuti S. Optimasi Waktu
Penyarian Terhadap Kandungan Lemak
Dalam Beberapa Bentuk Susu Dengan
Metode Ekstraksi Soxhlet. Kongres
Ilmiah XVIII Ikatan Apoteker Indonesia,
Makasar 2010.h.273-276
Gulo Nitema. Substitusi susu kedelai dengan susu
sapi pada pembuatan soyghurt instan.
Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian
Vol 4, Nomor 2, Agustus 2006: h.75
Herawati AD,Arif Andang D. Pengaruh konsentrasi
susu skim dan waktu fermentasi terhadap
hasil pembuatan soyghurt. Jurnal ilmiah
Tekhnik Lingkungan Vol.1,No.2 h.48-58
Oktafarika A. Penetapan kadar lemak dan protein
pada susu kedelai dan susu kedelai
fermentasi menggunakan metode
soxhletasi dan biuret (skripsi). Jakarta
Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila;2009.h.28-43
Nielsen S (Editor). Introduction to the Chemical
Analysis of Food “Protein Analysis”.
Jones and Barlet Publisher;
Boston,London. Chapter 14; h. 207-16.
Skoog, West, Holler, Crouch. Fundamentals of
Analytical Chemistry. 8th ed. United
state. Brooks cole; 2004. h. 973-89

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.4 No. 2 November 2015

S-ar putea să vă placă și