Sunteți pe pagina 1din 10

EFEKTIVITAS PERKOTAAN GEMOLONG SEBAGAI PUSAT PELAYANAN

PERMUKIMAN DI KABUPATEN SRAGEN

SRI MURDIATI RIN PERMATA SARI1


PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA
EMAIL : SMRIRINPS@GMAIL.COM

ANA HARDIANA2
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

RUFIA ANDISETYANA PUTRI3


PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

Abstract
The nodal’s region is a region that is functionally dependent between the center (core)
and the peripheral area (the area served). The existence of the order level in each
center also affects the size of the service area served. The Sragen regency that is
applying the concept of nodal region has two residential center; “urban Sragen” and
“urban Gemolong”. Although urban Gemolong has become a nodal center of
settlements for the six sub-districts which are the area of service but there are still
services that are not available such as universities, museums and theaters. Apart from
that, the location of Gemolong urban service area that is close to Solo, Porwodadi, and
Boyolali, in which have higher order(hierarchy) would attract people in the outskirts to
meet the needs of their settlement services into these cities. Therefore, this study is aim
to identify the effectiveness of urban Gemolong as a settlement service center in the
Sragen regency. There are two objective of this research; (1) First to identify the
condition of urban service of Gemolong as settlement service center in Sragen regency
in terms of effectiveness variable of settlement service center and, (2) secondly analyze
the effectiveness of urban Gemolong as settlement service center in Sragen regency.
The research approach used is deductive, with the quantitative research type using
scoring analysis. Survey conducted for this research is the primary survey in the form
of observation, and secondary survey in the form of data review. From the result, the
effectiveness Gemolong urban which has three variables there is only one variable is
suitable (service purpose), while service efficiency and affordability are not suitable.
The effectiveness of the urban Gemolong as settlement service center in Sragen
regency is approaching into effectiveness, which means it has not been effective, so it
needs to be improved, especially for the availability and scope of services.

Keywords: Effectiveness, Settlement service center, Urban services

1. PENDAHULUAN ekonomi, politik, sosial, administrasi,


iklim hingga geografis, sesuai dengan
Wilayah merupakan suatu area tujuan pembangunan dari masing-
geografis, teritorial atau tempat yang masing wilayah [Rustiadi, 2011]. Wilayah
dapat berwujud sebagai suatu negara, dapat dibagi kedalam 4 jenis yaitu,
negara bagian, provinsi, distrik homogen, nodal, administratif dan
(kabupaten), dan pedesaan yang di perencanaaan [Pontoh dan Kustiwan,
dalamnya terdapat suatu kesatuan 2009].
Region, Volume 12, No. 1, Januari 2017: 83-92

Konsep wilayah yang paling banyak di Barat dan Porwodadi di Utara


ditemui di Indonesia sekarang ini adalah [BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2010].
konsep wilayah nodal. Wilayah nodal
adalah wilayah yang secara fungsional Sesuai dengan standart perkotaan [BSN,
memiliki ketergantungan antara pusat 2004] pelayanan permukiman di kawasan
(inti) dan wilayah belakangnya (wilayah perkotaan Gemolong ternyata masih
yang dilayani) [Pontoh dan Kustiwan, terdapat beberapa pelayanan yang
2009]. Tingkat ketergantungan ini dapat belum memenuhi seperti universitas,
dilihat dari arus penduduk, faktor theater, dan museum. Selain itu, wilayah
produksi, barang dan jasa, ataupun pelayanan perkotaan Gemolong yang
komunikasi dan transportasi [Pontoh dan berbatasan dengan Kota Surakarta,
Kustiwan, 2009]. Konsep wilayah nodal Boyolali dan Porwodadi (kota dengan
lebih berfokus pada peran orde lebih tinggi) berdampak pada
pengendalian/ pengaruh pusat nodal adanya kecenderungan bagi masyarakat
serta hubungan ketergantungan pusat di kawasan pinggiran wilayah pelayanan
(inti) dan elemen-elemen sekelilingnya untuk menuju ke kota-kota tersebut (kota
dibandingkan soal batas wilayah dengan orde lebih tinggi) yang jaraknya
[Rustiadi, 2011]. lebih dekat dan memiliki tingkat
kelengkapan pelayanan yang lebih
Batas fisik dari setiap wilayah pelayanan tinggi.
bersifat sangat baur dan dinamis serta
berhirarki dan bertingkat berdasarkan Melihat fakta-fakta di perkotaan
fungsi pelayanan yang dijalankan oleh Gemolong tersebut dapat dirumuskan
masing-masing nodal yang ada [Rustiadi, pertanyaan penelitian “Bagaimana
2011]. Pusat yang berorde tinggi efektivitas perkotaan Gemolong sebagai
kemudian memiliki kepadatan aktivitas, pusat pelayanan permukiman di
penduduk serta jenis sarana dan Kabupaten Sragen?”
prasarana yang lebih tinggi dibanding
pusat orde yang memiliki orde lebih 2. TINJAUAN PUSTAKA
rendah dengan kawasan pelayanan yang 2.1 Efektivitas
kemudian lebih kecil [Rustiadi, 2011].
Oleh karena itu, terjadilah irisan Efektivitas adalah suatu keadaan yang
pelayanan antar masing-masing kawasan menunjukan tingkatan keberhasilan
pelayanan dan adanya kecenderungan manajemen dalam mencapai tujuan yang
untuk wilayah pelayanan di orde lebih telah ditetapkan terlebih dahulu menurut
rendah untuk menuju ke orde yang lebih Sastradipoera (1994). Efektivitas juga
tinggi [Rustiadi, 2011]. dapat diartikan pengukuran dalam
tercapainya tujuan suatu tindakan,
Kabupaten Sragen merupakan wilayah organisasi, atau sarana yang telah
nodal dengan dua pusat permukiman ditentukan sebelumnya terlebih dahulu
pertama di Perkotaan Sragen kedua di [Handayaningrat, 1994].
perkotaan Gemolong [BAPPEDA
Kabupaten Sragen, 2010]. Kawasan Tabel 1. Pendekatan dan Kriteria Efektivitas
Cameron Gibson
Perkotaan Gemolong memiliki wilayah (1980) (1985)
Sintesis Penjelasan
pelayanan yang terdiri enam kecamatan Tujuan Produksi Tujuan Outuput yang
yaitu Tanon, Miri, Sumberlawang, sesuai
dengan
Kalijambe, Plupuh dan Gemolong. rencana awal
Wilayah Pelayanan dari perkotaan Teori Efisiensi Efisiensi Perbandingan
Sistem input dan
Gemolong ini berbatasan dengan output
wilayah dengan orde yang lebih tinggi Kepuasan Kepuasan Keberhasilan
dari
yaitu Kota Surakarta di Selatan, Boyolali pemenuhan
kebutuhan

84
Sri Murdiati Rin Permata Sari dkk, Efektivitas Perkotaan Gemolong...

Cameron Gibson
Sintesis Penjelasan 2.3 Efektivitas Pusat Pelayanan
(1980) (1985)
(persepsi Permukiman
konsumen)
Kedaptasian Kedaptasian Tanggap
perubahan Efektivitas pusat pelayanan permukiman
dan kondisi merupakan hasil sintesa teori dari
atau tuntutan
sekitar
efektivitas dan pusat pelayanan
Pengem Pengem Memperbesar permukiman yang kemudian
bangan bangan kapasitas dan menghasilkan sintesa sebagai berikut :
potensi,
proyeksi dan
oitcome SINTESIS SINTESIS SINTESIS
Sumber : Cameron (1980); Gibson (1985) EFEKTIFITAS PELAYANAN

2.2 Pusat Pelayanan Permukiman


Tujuan Pendidikan Tujuan
Pelayanan

Kota merupakan pusat kegiatan dalam Efisiensi Kesehatan

lingkup wilayah yang lebih luas dan Kepuasan Perekonomian


Efisiensi
Pelayanan
berperan sebagai pusat industri
manufaktur dan pusat kegiatan Keadaptasian
Pemerintahan
Keterjangkauan
pelayanan dalam suatu wilayah nasional Pengembangan
Pelayanan

ataupun [Pontoh, 2009]. Kegiatan Peribadatan

pelayanan tersebut biasanya Rekreasi


memberikan kontribusi terbesar dan
meningkatkan pada GNP [Pontoh, 2009]. Kebudayaan

Berdasarkan pada National Urban Transportasi


Development Strategy (NUDS) fungsi
kota diidentifikasi sebagai hinterland Gambar 1. Grafik Efektifitas Pelayanan Kota
services (penyedia pelayanan bagi (Cameron, 1980; Gibson, 1985; Chiara, 1995;
wilayah pelayanan) yang merupakan Mirsa, 2012; SNI 03-1733-2004)
fungsi utama dari kebanyakan kota
[Pontoh, 2009]. 3. METODE PENELITIAN

Kota sebagai penyedia pelayanan ini Penelitian ini memiliki tujuan untuk
kemudian memiliki fungsi sebagai mengetahui efektivitas perkotaan
tempat terkonsentrasinya penduduk, Gemolong sebagai pusat pelayanan
sebagai pusat pelayanan untuk kawasan permukiman di Kabupaten Sragen
pelayanannya, pasar bagi komoditasi dengan sasaran penelitian identifikasi
baik pertanian dan industri serta lokasi kondisi pelayanan perkotan Gemolong
pemusatan industri manufactur serta sebagai pusat pelayanan permukiman di
lokasi dimana seluruh fasilitas pelayanan Kabupaten Sragen ditinjau dari variabel
terpusat [Muta’ali, 2014]. Maka dari itu, efektivitas pusat pelayanan permukiman
ada beberapa jenis pelayanan yang dan analisis efektivitas perkotaan
harus ada di kota sebagai penyedia Gemolong sebagi pusat pelayanan
pelayanan antara lain pendidikan, permukiman di Kabupaten Sragen
kesehatan, perekonomian, dengan variabel, dan teknik analisis
kelembagaan, peribdatan, rekreasi, sebagai berikut.
kebudayaan dan transportasi [Chiara,
1995]. 3.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada tiga
yaitu tujuan pelayanan, efisiensi
pelayanan dan keterjangkauan
pelayanan yang masing-masing memiliki
sub variabel yaitu delapan jenis

85
Region, Volume 12, No. 1, Januari 2017: 83-92

pelayanan berupa pendidikan, penyakit bedah, penyakit kandungan


kesehatan,perekonomian,pemerintahan, dan anak [Kepmenkes No 51, 1979].
peribadatan, kebudayaan, rekreasi, dan Pelayanan Perekonomian memiliki tiga
transportasi. sub variabel yaitu pertokoan dengan
parameter jenis pelayanan menjual
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel kebutuhan sehari-hari, pelayanan jasa,
Efektivitas Pusat Pelayanan Permukiman pelayanan pendukung [SNI 03-1733-
No Variabel Definisi Operasional
2004], pusat perbelanjaan dengan
Ketercapaian dari
fungsi utama pada tiap parameter aktivitas utama perbelanjaan,
pelayanan (Kualitas dan aktivitas pendukung [Neo dan Wing,
Tujuan
Pelayanan) pada 2005] dan pasar dengan parameter
1 eksisting di lapangan terdapat 500 kios dan 500 los [SNI 03-
Pelayanan
dibandingkan dengan
standart atau teori
1733-2004]. Pelayanan Pemerintahan
pelayanan yang dengan tiga sub variabel yaitu kantor pos
berlaku. dengan parameter pelayanan pokok,
Perbandingan jumlah pelayanan keagenan [PP RI No 37, 1985]
kebutuhan pelayanan untuk kantor tambahan, pelayanan
Efisiensi yang seharusnya
2
Pelayanan dengan keadaan khusus dan pelayanan polisi dengan
eksisting yang ada parameter pelayanan SPKT, SIM, BPKB,
(kuantitas) STNK, SKCK, cek kasus, ijin keramaian,
Terkait dengan pengamanan objek khusus, pengawalan
keterjangkauan jalan dan untuk kantor pemadam
Keterjangkauan pelayanan untuk dapat
3
Pelayanan dijangkau oleh kebakaran dengan parameter berupa
masyarakat dari sisi kegiatan penanggulangan kebakaran,
jarak. penyuluhan, pencegahan kebakaran.
Sumber : Cameron, 1980; Gibson, 1985; Pelayanan Peribadatan dengan dua sub
Chiara, 1995; Mirsa, 2012; SNI 03-1733-2004 variabel yaitu masjid dan gereja dengan
parameter kegiatan berupa kegiatan
Parameter untuk variabel tujuan utama peribadatan dan pendukung
pelayanan yang terdiri dari delapan jenis berupa pendidikan dan perayaan hari
pelayanan. Pelayanan pendidikan raya besar. Pelayanan Rekreasi denga
memiliki tiga sub variabel yaitu satu sub variabel yaitu taman kota
perpustakaan dengan parameter dengan parameter kegiatan rekreasi,
kesesuaian jumlah koleksi anak 500; edukasi dan olahraga [Permen No 05,
koleksi dewasa 1000; referensi anak 50 2008]. Pelayanan Kebudayaan dengan
dan referensi dewasa 20 [Standart satu sub variabel yaitu theater dengan
Nasional Perpustakaan, 2011], museum parameter kegiatan pembelajaran dan
dengan parameter kesesuaian 20 koleksi; pertunjukan. Pelayanan transportasi
ruang pameran; ruang audio visual [PP RI dengan dua sub variabel yaitu terminal
No. 66, 2015], universitas dengan dan stasiun kereta api dengan parameter
parameter kesesuaian program kegiatan berupa pemberhentian,
pendidikan diploma, sarjana, magister, penjemputan dan menunggu.
dan spesialis dokter [UU No.20 pasal 19
ayat 1, 2013]. Pelayanan kesehatan Parameter untuk variabel efisiensi
memiliki dua sub variabel, dengan pelayanan ini merupakan kesesuaian
parameter untuk puskesmas yaitu rawat jumlah kebutuhan sarana pelayanan
jalan, pelayanan gawat darurat, dibandingkan dengan ketersediaan pada
pelayanan satu hari, pelayanan rawat kondisi lapangan.
inap [Permenkes No 75, 2014] sedangkan
untuk rumah sakit berupa jenis
spesialisnya yang harus ada empat
spesialis dasar yaitu penyakit dalam,

86
Sri Murdiati Rin Permata Sari dkk, Efektivitas Perkotaan Gemolong...

Tabel 3. Jumlah Kebutuhan Sarana Pelayanan Jenis Pelayanan Radius Capaian


Kebutuhan Pelayanan Rekreasi
Jenis Pelayanan Sarana Taman Kota 60 km
Pelayanan Pelayanan Kebudayaan
Pelayanan Pendidikan Teater 30 km
Perpustakaan 1 Pelayanan Transportasi
Museum 1 Terminal 15 km
Perguruan Tinggi 1 Stasiun Kereta Api 15 km
Pelayanan Kesehatan Sumber : SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara
Puskesmas 2 Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Rumah Sakit Tipe B 1 Perkotaan dan Chiara, 1995
Pelayanan Perekonomian
Pertokoan 5 3.2 Teknik Analisis
Pusat Perbelanjaan 1
Pasar 1
Pelayanan Pemerintahan Analisis yang dilakukan dengan teknik
Kantor Pos 2 analisis skoring bertingkat ini ada dua
Kantor Polisi 2 tahap. Tahap yang pertama adalah
Kantor Pemadam analisis skoring pada masing-masing
2
Kebakaran
Pelayanan Peribadatan
jenis pelayanan pada masing-masing
Masjid Kecamatan 2 variabel. pada masing-masing jenis
Gereja 1 pelayanan dianalisis nilai kesesuaiannya
Pelayanan Rekreasi apakah sesuai atau tidak sesuai. Tahap
Taman Kota 3 yang kedua adalah skoring pada masing-
Pelayanan Kebudayaan masing variabel berdasarkan nilai
Gedung Teater 1
Pelayanan Transportasi
kesesuaian dari jenis pelayanan,
Terminal 1 sehingga didapatkan nilai sesuai atau
Stasiun Kereta Api 1 tidak sesuai untuk variabel tujuan
Sumber : Mirsa, 2012 pelayanan, efisiensi pelayanan dan
keterjangkauan pelayanan. Analisis
Parameter untuk variabel terakhir adalah untuk menilai efektivitas
keterjangkauan pelayanan merupakan perkotaan Gemolong sebagai pusat
besarnya wilayah terjangkau pelayanan permukiman di Kabupaten
berdasarkan standart jarak jangkauan Sragen dengan pendekatan presentase
sarana pelayanan. berdasarkan nilai kesesuaian dari tiga
variabel.
Tabel 4. Radius Keterjangkauan Pelayanan
Permukiman 3.2.1 Identifikasi Kondisi Pelayanan
Jenis Pelayanan Radius Capaian Perkotaan Gemolong sebagai Pusat
Pelayanan Pendidikan Permukiman Ditinjau dari Variabel
Perpustakaan 60 km
Museum 60 km
Efektivitas Pusat Pelayanan
Perguruan Tinggi 60 km Permukiman
Pelayanan Kesehatan
Puskesmas 3000 m Identifikasi kondisi pelayanan perkotaan
Rumah Sakit 30 km Gemolong sebagai pusat pelayanan
Pelayanan Perekonomian
permukiman ditinjau dari variabel
Pertokoan 60 km
Pusat Perbelanjaan 60 km efektivitas pusat pelayanan permukiman
Pasar 60 km dengan menggunakan penilaian
Pelayanan Pemerintahan kesesuaian pada masing-masing variabel
Pemadam Kebakaran 5 km didasari oleh nilai kesesuaian dari
Kantor Pos 5 km masing-masing sarana pelayanan yang
Kantor Polisi 60 km
bernilai 1 (tidak sesuai) atau 2 (sesuai)
Pelayanan Peribadatan
Masjid Kecamatan 15 km yang dilakukan berdasarkan parameter
Gereja 15 km masing-masing. Kemudian dari nilai

87
Region, Volume 12, No. 1, Januari 2017: 83-92

kesesuaian setiap sub variabel dapat berdasarkan terdapat tiga variabel


diidentifikasi nilai kesesuaian dari dengan kemungkinan nilai tertinggi
masing-masing pelayanan dengan adalah dua. Interpretasi terhadap nilai
rumusan berikut sebagai contohnya : efektivitas pusat pelayanan permukiman
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖) − (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ)
dengan menggunakan pengklasifikasian
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
pendekatan kuantitatif, yaitu dengan tiga
Interval : x
rentang presentase, mendekati sesuai;
Tabel 5. Nilai Kesesuaian Tujuan Pelayanan mendekati sesuai dan tidak sesuai; dan
Pendidikan mendekati tidak sesuai. Digunakan
Nilai Kesesuaian Tujuan Nilai Keterangan rentang presentase agar jika presentase
Total skor (total terendah + x 2 Sesuai nilai dari efektivitas pusat pelayanan
+ 0,1) – (total tertinggi)
Total skor (total terendah) – 1 Tidak Sesuai adalah misal 25%, hal tersebut tidak
(total terendah + x) kemudian dinilai tidak sesuai atau
Sumber : Peneliti, 2017 bernilai 0% tetapi digunakan rentang
presentase yaitu mendekati tidak sesuai
Selanjutnya adalah identifikasi pada (meminimalisir penghilangan nilai).
masing-masing variabel (tujuan Berikut adalah rentang presentase skala
pelayanan, efisiensi pelayanan, guttman yang digunakan untuk
keterjangkauan pelayanan) berdasarkan presentase nilai efektivitas pusat
delapan jenis pelayanan yang telah pelayanan permukiman [Sugiyono,
diidentifikasi nilai kesesuaiannya 2011]:
terlebih dahulu dengan rumusan berikut a. Apabila presentase nilai efektivitas
sebagai contohnya : pusat pelayanan permukiman berada
(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖) − (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ)
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = dalam rentang skala 0-49%, maka
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
efektivitas pusat pelayanan
Interval : x
permukiman tersebut dinyatakan
Tabel 6. Nilai Kesesuaian Tujuan Pelayanan dengan “mendekati tidak efektif”
Nilai Kesesuaian Tujuan Nilai Keterangan berdasarkan variabel efektivitas,
Total skor (total terendah + x 2 Sesuai b. Apabila presentase nilai efektivitas
+ 0,1) – (total tertinggi)
Total skor (total terendah) – 1 Tidak Sesuai
pusat pelayanan permukiman bernilai
(total terendah + x) 50% maka efektivitas pusat pelayanan
Sumber : Peneliti, 2017 permukiman tersebut dinyatakan
“mendekati tidak efektif dan efektif”
3.2.2 Tingkat Efektivitas Perkotaan berdasarkan variabel efektivitas,
Gemolong sebagai Pusat Pelayanan c. Apabila presentase nilai efektivitas
Permukiman di Kabupaten Sragen pusat pelayanan permukiman berada
dalam rentang skor 51-100%, maka
Tingkat efektivitas perkotaan Gemolong efektivitas pusat pelayanan
sebagai pusat pelayanan permukiman di permukiman tersebut dinyatakan
kabupaten Sragen diidentifikasi “mendekati efektif” berdasarkan
berdasar nilai hasil kesesuaian dari tiga variabel efektivitas.
variabel; tujuan, efisiensi dan
keterjangkauan pelayanan dengan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
pendekatan kuantitatif dan 4.1 Kesesuaian Pelayanan
menggunakan metode presentase. Permukiman
Perhitungannya sebagai berikut :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖)
𝑥 100% Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, didapatkan nilai untuk
Jumlah total nilai tertinggi yang masing-masing kesesuaian pada masing-
dimungkinkan untuk nilai total efektivitas masing variabel adalah sebagai berikut :
pusat pelayanan permukiman 6,

88
Sri Murdiati Rin Permata Sari dkk, Efektivitas Perkotaan Gemolong...

Tabel 5. Nilai Kesesuaian Tujuan Pelayanan dengan nilai masing-masing variabel


No Jenis Pelayanan Nilai Kesesuaian tersebut setelah dilakukan analisis
1 Pendidikan 1 Tidak Sesuai
2 Kesehatan 2 Sesuai adalah sebagai berikut :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
3 Perekonomian 1 Tidak Sesuai 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100%
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖)
4 Pemerintahan 2 Sesuai
5 Peribadatan 2 Sesuai 4
6 Rekreasi 2 Sesuai
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100%
(6)
7 Kebudayaan 1 Tidak Sesuai
8 Transportasi 2 Sesuai
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 66,7 %
Total 13
Nilai Kesesuaian Tujuan
2 Tidak Sesuai Dari hasil perhitungan diatas maka dapat
Pelayanan Permukiman
diketahui bahwa untuk nilai efektivitas
Sumber : Analisis Peneliti, 2017
perkotaan gemolong sebagai pusat
Tabel 6. Nilai Kesesuaian Efisiensi Pelayanan pelayanan permukiman dengan
No Jenis Pelayanan Nilai Keterangan presentase sebesar 66,7 % yang berarti
1 Pendidikan 1 Tidak Sesuai adalah “mendekati efektif”.
2 Kesehatan 1 Tidak Sesuai
3 Perekonomian 2 Sesuai 4.3 Efektivitas Perkotaan Gemolong
4 Pemerintahan 1 Tidak Sesuai Sebagai Pusat Pelayanan Permukiman
5 Peribadatan 1 Tidak Sesuai
6 Rekreasi 1 Tidak Sesuai
Efektivitas perkotaan Gemolong sebagai
7 Kebudayaan 1 Tidak Sesuai
pusat pelayanan permukiman
8 Transportasi 2 Sesuai
Total 10
merupakan pengukuran dalam
Nilai Kesesuaian Efisiensi
tercapainya keberhasilan perkotaan
1 Tidak Sesuai
Pelayanan Permukiman Gemolong yang berperan sebagai pusat
Sumber : Analisis Peneliti, 2017 pelayanan permukiman di Kabupaten
Sragen khususnya terhadap kawasan
Tabel 7. Nilai Kesesuaian Keterjangkauan pelayanan yang dilayani yang dilihat dari
Pelayanan sisi tujuan, efisiensi dan keterjangkauan.
No Jenis Pelayanan Nilai Keterangan
1 Pendidikan 1 Tidak Sesuai
Berdasarkan analisis yang dilakukan,
2 Kesehatan 1 Tidak Sesuai efektivitas perkotaan Gemolong sebagai
3 Perekonomian 2 Sesuai pusat pelayanan permukiman di
4 Pemerintahan 2 Sesuai
5 Peribadatan 1 Tidak Sesuai
dapatkan dengan pendekatan presentase
6 Rekreasi 2 Sesuai nilai kesesuaian dari tiga variabel tujuan,
7 Kebudayaan 1 Tidak Sesuai efisiensi dan keterjangkauan.
8 Transportasi 1 Tidak Sesuai
Total 11
Nilai Kesesuaian Tujuan pelayanan permukiman yang ada
Keterjangkauan 1 Tidak Sesuai telah sesuai dengan indikator kesesuaian
Pelayanan Permukiman yang dirumuskan, hal ini berarti
Sumber : Analisis Peneliti, 2017
pelayanan permukiman di perkotaan
Gemolong telah dapat melayani dengan
4.2 Tingkat Efektivitas Pelayanan
baik sesuai dengan masing-masing
Permukiman
fungsi utama pelayanan. Secara garis
besar bahwa fungsi pelayanan
Untuk kesesuaian tujuan pelayanan
permukiman telah terpenuhi dengan
permukiman adalah sesuai (2),
baik oleh perkotaan Gemolong.
kesesuaian efisiensi pelayanan
permukiman adalah tidak sesuai (1), dan
Efisiensi pelayanan permukiman yang
kesesuaian keterjangkauan pelayanan
ada belum sesuai dengan indikator
permukiman adalah tidak sesuai (1).
kesesuaian yang dirumuskan, hal ini
Sehingga untuk mengetahui nilai
berarti walaupun ada beberapa
efektivitas pelayanan permukiman ini
pelayanan yang efisiensi pelayanannya
berdasarkan pada tiga variabel awal
sesuai namun hal itu tidak memberikan
yaitu tujuan, efisiensi dan keterjangkauan

89
Region, Volume 12, No. 1, Januari 2017: 83-92

efek besar karena sebagian besar menjangkau seluruh kawasan pelayanan


pelayanan yang ada tidak sesuai untuk dan perkotaan.
efisiensi pelayanannya. Dari sini dapat
diketahui bahwa untuk ketersediaan Tujuan pelayanan, efisiensi pelayanan
sarana pelayanan permukiman di dan keterjangkauan pelayanan
perkotaan Gemolong masih belum sesuai merupakan variabel untuk menilai
dengan kebutuhan sarana pelayanan efektivitas perkotaan Gemolong sebagai
penduduk dan tidak seimbang dengan pusat pelayanan permukiman di
jumlah penduduk yang ada di kawasan Kabupaten Sragen, sehingga masing-
pelayanan dan kawasan perkotaan. masing variabel memiliki andil dalam
menentukan nilai efektivitasnya.
Adanya kekurangan ketersediaan sarana Berdasarkan analisis, yang sesuai
pelayanan ini mengakibatkan adanya dengan nilai kesesuaian hanyalah
overload pelayanan pada sarana yang variabel tujuan pelayanan sedangkan
telah ada, sarana yang telah ada untuk variabel efisiensi dan
kemudian harus melayani jumlah yang keterjangkauan tidak sesuai.
lebih besar dari seharusnya dan
menjadikan kinerja pelayanan tidak Melalui pendekatan presentase diketahui
optimal. Dampak kedepannya bahwa presentase efektivitas perkotaan
masyarakat tidak nyaman karena Gemolong sebagai pusat pelayanan
berebut, atau mengantri terlalu panjang permukiman adalah 66,7% yang berarti
untuk mendapatkan pelayanan yang bahwa ”mendekati efektif”. Mendekati
dibutuhkan dan kemudian menuju ke efektif disini diartikan bahwa perkotaan
pelayanan di kota lain yang memiliki Gemolong sebagai pusat pelayanan
ketersediaan sarana yang lebih baik. permukiman berada pada posisi
mendekati berhasil (mendekati efektif)
Keterjangkauan pelayanan permukiman dalam memenuhi perannya sebagai
yang ada belum sesuai dengan indikator pusat pelayanan permukiman baik dari
kesesuaian yang dirumuskan, hal ini sisi tujuan, efisiensi ataupun
berarti walaupun ada beberapa keterjangkauan. Disebut mendekati
pelayanan yang dapat menjangkau berhasil karena dari tiga variabel
seluruh kawasan namun sebagian besar pendekatan, terdapat pendekatan yang
pelayanan tidak dapat menjangkau menyatakan bahwa dilihat dari sisi
seluruh kawasan. Kawasan yang tidak tujuan, perkotaan Gemolong telah sesuai
terjangkau oleh pelayanan tersebut (efektif dari sisi tujuan). Dari pendekatan
kemudian akan cenderung memenuhi keterjangkauan dan efisiensi yang
kebutuhan dalam permukimannya ke merupakan bagaimana masyarakat untuk
kota lain yang memiliki jarak lebih dekat dapat menjangkau pelayanan serta
dan lebih terjangkau dari sisi jaraknya. bagaimana ketersediaan jumlah sarana
Keterjangkauan pelayanan permukiman jika dibandingkan dengan jumlah
ini dapat menjangkau seluruh kawasan penduduk masih belum sesuai (belum
jika sarana pelayanan sejenis yang ada di efektif). Perkotaan Gemolong perlu
perkotaan Gemolong tidak terpusat pada meningkatkan lagi pelayanan
satu bagian kawasan (tidak boleh terlalu permukiman yang ada khususnya dari
berdekatan, tidak boleh berada pada pendekatan efisiensi dan keterjangkauan
satu ruas jalan yang sama), sehingga agar dapat memenuhi fungsi dan
daya jangkau nya akan lebih luas serta perannya sebagai pusat pelayanan
perlu adanya penambahan sarana permukiman, dengan beberapa cara
pelayanan untuk pelayanan yang belum yaitu penambahan jumlah sarana
ada serta penggeseran sarana agar pelayanan permukiman, pergeseran dan
berada di tengah kawasan sehingga pengaturan tata letak sarana agar

90
Sri Murdiati Rin Permata Sari dkk, Efektivitas Perkotaan Gemolong...

kebutuhan ketersediaan sarana dan yang memeiliki ketersediaan yang


keterjangkauan sarana terpenuhi. lebih lengkap.
e. Kawasan yang tidak terjangkau oleh
5. KESIMPULAN pelayanan permukiman cenderung
akan memenuhi pelayanannya di kota
Kesimpulan yang didapatkan baik kota sekitar (Solo, Porwodadi,
selama penelitian berlangsung ataupun Boyolali) yang memiliki jarak lebih
hasil dari penelitian, serta saran baik dekat dan lebih terjangkau (dari sisi
untuk hasil penelitian serta penelitian jarak) daripada perkotaan Gemolong.
selanjutnya adalah sebagai berikut. f. Untuk meningkatkan efektivitas
perkotaan Gemolong sebagai pusat
5.1 Kesimpulan pelayanan permukiman di Kabupaten
Sragen efektif, maka diperlukan
Penelitian efektivitas perkotaan adanya penambahan jumlah
Gemolong sebagai pusat pelayanan ketersediaan sarana pelayanan agar
permukiman di Kabupaten Sragen ini sesuai dengan kebutuhan dan
selama proses penelitian dan seimbang dengan jumlah penduduk,
berdasarkan analisis menemukan serta adanya pengaturan tata letak
banyak hal dan dapat ditarik beberapa sarana pelayanan permukiman agar
kesimpulan sebagai berikut : dapat menjangkau seluruh kawasan
a. Efektivitas perkotaan Gemolong baik kawasan pelayanan ataupun
berdasarkan ketercapaian fungsinya kawasan perkotaan.
telah sesuai dengan parameter
kesesuaian yang ada sehingga dapat 5.2 Saran
disimpulkan bahwa perkotaan
Gemolong telah menyediakan Saran yang dapat peneliti sampaiakan
pelayanan sesuai dengan fungsi setalah melakukan proses penelitian ini
pelayanan. antara lain sebagai berikut :
b. Tingkat efektivitas perkotaan a. Perlunya penambahan jumlah
Gemolong ditinjau dari parameter pelayanan permukiman (khususnya
efisiensi dan keterjangkauan yang masing kurang) di perkotaan
pelayanan belum memenuhi Gemolong guna memenuhi kebutuhan
parameter kesesuaian sehingga pelayanan masyarakat terhadap
perkotaan Gemolong belum pelayanan permukiman
memenuhi untuk ketersediaan jumlah b. Pembangunan sarana pelayanan
sarana serta masyarakat di kawasan permukiman yang lebih menyebar,
pelayanan belum dijangkau serta adanya pengaturan tata letak
seluruhnya oleh pelayanan di sehingga tidak tersentral dalam satu
perkotaan Gemolong. blok serta dapat memperluas daya
c. Tingkat efektivitas perkotaan jangkau (khususnya pada kawasan
Gemolong sebagai pusat pelayanan yang belum terjangkau).
permukiman di Kabupaten Sragen c. Untuk penelitian selanjutnya dapat
adalah mendekati efektif ini berarti meneliti bagaimana kecenderungan
peran Perkotaan Gemolong belum masyarakat pada kawasan pelayanan
efektif sehingga harus terus dalam memenuhi kebutuhannya,
ditingkatkan untuk dapat efektif. karena letak geografis kawasan
d. Kekurangan ketersediaan sarana pelayanan yang strategis dekat
pelayanan, berimplementasi kepada dengan orde lain yang lebih tinggi
masyarakat untuk memenuhi sehingga menimbulkan magenet baru
kebutuhan pelayanannya di kota untuk masyarakat untuk lebih
sekitar (Solo, Porwodadi, Boyolali) cenderung memenuhi kebutuhannya

91
Region, Volume 12, No. 1, Januari 2017: 83-92

di kota sekitar daripada di perkotaan Neo, Lynda Wee Keng dan Tong Kok
Gemolong. Wing. 2005. 4 Langkah Penting
dalam Manajemen Pusat
REFERENSI Perbelanjaan Asia. Jakarta Barat : PT
Bhuana Ilmu Populer.
BAPPEDA. 2010. Rencana Tata Ruang Permen PU No. 05/PRT/M/2008
Wilayah Kabupaten Sragen Tahun Pontoh, Nia K dan Iwan Kustiwan. 2009.
2009-2029. Sragen : BAPPEDA Pengantar Perencanaan Perkotaan.
Chiara, Joseph De. 1995. Time Saver Bandung : Institut Teknoogi Bandung
Standards For Housing and Residential PP RI No. 37 Tahun 1985 tentang
Development. USA : McGraw-Hill, Inc Penyelenggaraan Pos
Handayaningrat, Soewarno. 1994. PP RI No. 66 Tahun 2015 tentang Museum
Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Rustiadi, Ernan. 2011. Perencanaan dan
Manajemen. Jakarta : CV Haji Pengembangan Wilayah. Jakarta :
Masagung. Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Kepmenkes No. 51 Tahun 1979 SNI 03-1733-2004 tentang Perencanaan
Mirsa, Rinaldi. 2012. Elemen Tata Ruang Permukiman Perkotaan
Kota. Yogyakarta : Graha Ilmu, Standart Nasional Perpustakaan Tahun
Muta’ali, Lutfi. 2014. Perencanaan 2011
Pengembangan Wilayah, Berbasis Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Pengurangan Risiko Bencana. Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Yogyakarta : Universitas Gadjah Bandung : Alfabeta
Mada. UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 Ayat 1

92

S-ar putea să vă placă și