Sunteți pe pagina 1din 43

GAMBARAN PEMANFAATAN BUKU KIA UNTUK PEMANTAUAN

TUMBUH KEMBANG BALITA OLEH KADER POSYANDU


DI PUSKESMAS MIRI KABUPATEN SRAGEN
HALAMAN JUDUL

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
STIKES A. Yani Yogyakarta

A N ARTA
K OGY A AK
A
T IY
U S . YAN
P A
P ER D E R A L
EN
SJ
Disusun oleh:

I K E IKHWANUL MUSLIMAH
ST 1309182

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL AHMAD YANI
YOGYAKARTA
2012
HALAMAN PENGESAHAN

A N ARTA
A AK
K OGY
A
T IY
U S . YAN
P A
P ER D E R A L

JEN
E S
IK
ST

iii
THE UTILIZATION OF KIA BOOKS FOR THE MONITORING OF
FIVES BABIES GROWTH BY VOLUNTEER IN POSYANDU
MIRI DISTRICT, SRAGEN REGION

Ikhwanul Muslimah1, Sri Handayani2, Dechoni Rahmawati3

ABSTRACT

Background: Volunteer is a men and women who chosen by the community and
trained to deal with health problems of individuals and communities and to work
in a close relationship with the places of health service delivery. Toddler
Posyandu volunteer obligation in using the KIA book is doing the registration,
weighing, recording toddler care in KIA books, use the KIA book as a reference
counseling, and reported use of the book to health workers. Miri District at the
health center there are several Posyandu that not maximized in using the KIA
book as a reference for monitoring Growth by volunteer.
Purpose: To know the utilization of KIA books for monitoring the growth and

of Miri Sragen.
A N ARTA
development of KIA by a Posyandu’s volunteer of young children in the District

K OGY A AK
Methods: This study is a descriptive study with a survey approach. Systematic
sampling technique using Random Sampling with 70 sample of Posyandu’s

A
volunteer active in Miri Health Center, Sragen. Variables in this study is a single
T IY
S . YAN
variable on the utilization of KIA Handbook by Posyandu’s volunteer in

U
monitoring growth and development. Instrument in this study is enclosed

P A
questionnaire, with the data analysis i

ER
s descriptive analysis percentages.
L
Result: Utilization of KIA Handbook in Baby Growth monitoring by Posyandu’s
A
P J EN
D
R
volunteer Kabupeten Sragen Miri District in 2012 are 61.4% of respondents found
E
the results quite well in the use of KIA book.
Conclusion: In general, knowledge of the volunteer of district health center
S
activities in Miri Sragen is quite well.
E
IK
Keywords: Utilization of KIA Handbook, Posyandu’s Volunteer Toddler, Growth
ST
Monitoring.

1
Student of School of Health Sciences Achmad Yani Yogyakarta,
2
Supervising Scientific Paper Of Achmad Yani Yogyakarta, School of Health
Sciences
3
Supervising Scientific Paper Of Achmad Yani Yogyakarta, School of Health
Sciences

iv
GAMBARAN PEMANFAATAN BUKU KIA UNTUK PEMANTAUAN
TUMBUH KEMBANG BALITA OLEH KADER POSYANDU
DI PUSKESMAS MIRI KABUPATEN SRAGEN
ABSTRACT

Ikhwanul Muslimah1, Sri Handayani2, Dechoni Rahmawati3

INTISARI

Latar Belakang: Kader Posyandu merupakan seorang tenaga sukarela, laki-laki


atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-
masalah kesehatan perorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam
hubungan amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Tugas Kader Posyandu Balita dalam memanfaatkan buku KIA adalah melakukan
pendaftaran, penimbangan, pencatatan pelayanan balita dalam buku KIA,
menggunakan buku KIA sebagai acuan penyuluhan, dan melaporkan penggunaan

A N ARTA
buku KIA kepada petugas kesehatan. Di Puskesmas Kecamatan Miri masih
terdapat beberapa Posyandu yang belum maksimal dalam memanfaatkan buku
KIA sebagai acuan pemantauan Tumbuh Kembang.

K OGY A AK
Tujuan: Diketahuinya gambaran pemanfaatan buku KIA untuk pemantauan

A
T IY
tumbuh kembang balita oleh kader Posyandu di Kecamatan Miri Kabupaten
Sragen

U S . YAN
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey.

P A
Teknik pengambilan sampel menggunakan Systematic Random Sampling dengan

ER
jumlah sampel 70 orang kader Posyandu aktif di Puskesmas Miri Kabupaten
A L
Sragen. Variable dalam penelitian ini adalah variable tunggal mengenai

P EN
D E R
Pemanfaatan Buku KIA oleh Kader Posyandu dalam pemantauan Tumbuh
kembang. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner tertutup, dengan analisis
J
data yaitu analisis deskriptif prosentase.
E S
Hasilnya: Pemanfaatan Buku KIA dalam Pemantaun Tumbuh Kembang Balita
IK
oleh Kader Posyandu Kecamatan Miri kabupeten Sragen tahun 2012 didapatkan
ST
hasil 61,4% responden cukup baik dalam memanfaatkan Buku KIA.
Kesimpulan: Secara umum pengetahuan kader tentang kegiatan posyandu di
Puskesmas Kecamatan Miri Kabupaten Sragen dalah cukup baik.
Kata Kunci: Pemanfaatan Buku KIA, Pemantauan Tumbuh Kembang, Kader
Posyandu Balita.

1
Mahasiswa STIKES A. Yani Yogyakarta
2
Pembimbing Karya Tulis Ilmiah STIKES A. Yani Yogyakarta
3
Pembimbing Karya Tulis Ilmiah STIKES A.Yani Yogyakarta

v
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ikhwanul Muslimah

NPM : 1309182

Program studi : D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta

N ARTA
Menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terdapat karya

A
A AK
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi

K OGY
A
dan sepanjang pengetahuan penulis, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

T IY
S . YAN
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu

U
P A
ER
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

A L
P J EN
D E R

E S Yogyakarta, Agustus 2012


IK
ST Yang membuat pernyataan

Ikhwanul Muslimah

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul:
Gambaran Pemanfaatan Buku KIA Untuk Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
Oleh Kader Posyandu Di Puskesmas Kecamatan Miri Kabupaten Sragen.

Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan,
bantuan dan dukungan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima
kasih dengan setulus-tulusnya kepada:

1. Dr I Edy Purwoko, Sp.B., selaku ketua STIKES A.Yani Yogyakarta


2. Tyasning Yuni A. A, SST., M.Kes selaku Ka Prodi D-III Kebidanan
3. Sri Handayani, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing I
4. Dechoni Rahmawati, S.ST selaku pembimbing II
5.
N ARTA
drg Budhi Wibowo selaku kepala Puskesmas Kecamatan Miri
Kabupaten Sragen
A
K OGY A AK
6. Kepada seluruh Bidan Desa Puskesmas Kecamatan Miri Kabupaten
Sragen
A
T IY
7. Kepada seluruh Kader Posyandu Puskesmas Miri Kabupaten Sragen

U S . YAN
8. Orang tua dan ketiga saudaraku tercinta yang telah memberikan cinta

P A
kasih dan dukungan baik moral dan spiritual.

P ER E R
L
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
A
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Penulis menyadari
D
EN
bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
J
maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
S
E
dikemudian hari dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik.
IK
ST Akhirnya besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi
semua.

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


LAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... v
INTISARI ........................................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

A N ARTA
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

K OGY A AK
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8

A
T IY
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

U S . YAN
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
E. Keaslian Penelitian .................................................................................. 10

P A
ER L
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 13
A
P EN
D
R
A. Tinjauan Teori......................................................................................... 13
E
B. Kerangka Teori ....................................................................................... 32
C. Kerangka Konsep .................................................................................... 33
J
S
D. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 33
E
TIK
SBAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 34
A. Desain Penelitian..................................................................................... 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 35
D. Variabel Penelitian .................................................................................. 38
E. Definisi Operasional ................................................................................ 38
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ....................................................... 39
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 44
H. Analisa Data ............................................................................................ 45
I. Etika Penelitian ....................................................................................... 46
J. Pelaksanaan penelitian ............................................................................ 47

ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 51
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 51
B. Keterbatasan Penelitan ............................................................................ 63

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 64


A. Kesimpulan ............................................................................................. 64
B. Saran ....................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67

A N ARTA
K OGY A AK
A
T IY
U S . YAN
P A
P ER D E R A L

J EN
E S
IK
ST

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional ........................................................................ 39


Tabel 2. Kisi-Kisi Kuesioner Gambaran Pemanfaatan Buku KIA dalam
Pemantauan Tumbuh Kembang oleh Kader Posyandu...................... 41

A N ARTA
K OGY A AK
A
T IY
U S . YAN
P A
P ER D E R A L

J EN
E S
IK
ST

xi
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2007 ........................................................ 3
Grafik 2 Cakupan Balita Yang Datang Dan Ditimbang ( D/S ) Di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2004-2007 ........................................................................................... 6

A N ARTA
K OGY A AK
A
T IY
U S . YAN
P A
P ER D E R A L

J EN
E S
IK
ST

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Pemanfaatan buku KIA untuk Pemantauan Tumbuh Kembang oleh Kader
Posyandu. Modifikasi teori dari Depkes RI (2009 i). Depkes RI (2009 ii),
Ismawati, Cahyo. Dkk (2010:20), Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto (2009
: 144.) ............................................................................................................ 32
Bagan 2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................................ 33

A N ARTA
K OGY A AK
A
T IY
U S . YAN
P A
P ER D E R A L

J EN
E S
IK
ST

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengantar Penelitian


Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Buku Kesehatan Ibu dan Anak
Lampiran 6 Lembar Konsultasi
Lampiran 7 Jadwal Penyusunan Penelitian

A N ARTA
K OGY A AK
A
T IY
U S . YAN
P A
P ER D E R A L

J EN
E S
IK
ST

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Indonesia telah merumuskan beberapa kebijakan untuk

mendukung peningkatan kesehatan serta kelangsungan hidup ibu dan bayi

baru lahir. Pemerintah juga telah membentuk beberapa kebijakan tentang

pelaksanaan pelayanan berbasis masyarakat sebagai wadah dari pelaksanaan

A N ARTA
pelayanan kesehatan ibu dan anak, dalam hal ini adalah posyandu (Depkes.

RI 2001).
K OGY A AK
A
T IY
S . YAN
Menurut Data terbaru dari World Health Organization pada tahun

U
P A
ER
2005 jumlah total kader Posyandu per 1000 populasi Indonesia menempati

A L
P N D
R
ranking 156 dari total 187 negara di Dunia. Jumlah keder posyandu Di
E
E 6 per 1000 populasi. Peringkat jumlah kader posyandu
Indonesia hanya
J
K ES ini masih jauh dibawah Laos 16 per 1000 populasi, Thailand
Indonesia
I
ST
dengan jumlah kader 19 per 1000 populasi, Malaysia dengan jumlah kader 25

per 1000 populasi, Singapura dengan jumlah kader 59 per 1000 populasi,

Brunai Darussalam dengan jumlah kader 71 per 1000 populasi, dan Filipina

dengan jumlah kader 73 per 1000 populasi.

Menurut menurut Riset Kesehatan Desa (2007), Depkes

mendistribusikan 4,5 juta buku KIA setiap tahun (2009 – 2011), 80% ibu

1
2

hamil memanfaatkan KIA untuk kegiatan P4K dan Kelas Ibu Hamil, dan

hanya 60% ibu yang menggunakan buku KIA untuk memonitor tumbuh

kembang balita di Posyandu dan PAUD. Akibatnya tahun 2007 terdapat

11,5% Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), 18,4 % Balita gizi kurang dan

merupakan penyebab utama tingginya angka gizi kurang dan kematian Balita.

Balita pendek 36,8%, balita kurus 13,6% juga sebagai akibat dari gizi kurang.

Masalah kurang gizi lainnya yaitu Anemia Gizi Besi (AGB) yang diderita

oleh 27,7% kelompok umur 1-4 tahun dan pada ibu hamil 40,1%. Masalah-

masalah diatas terjadi akibat kurangnya penggalian manfaat buku KIA

A N ARTA
sebagai pedoman utama pemberian informasi mengenai pemenuhan

K OGY A AK
kebutuhan gizi dan stimulasi yang berdampak pada masalah tumbuh kembang

A
T IY
S . YAN
anak-anak di Indonesia.

U
P A
ER
Salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat
A L
P J
N D
R
adalah dengan memberdayakan masyarakat. Salah satu upaya pemberdayaan
E
E dengan mengikutsertakan anggota masyarakat atau kader
masyarakat yaitu
S secara sukarela terlibat dalam masalah-masalah kesehatan.
Ebersedia
T I K
yang
S Kader merupakan orang terdekat yang berada di tengah-tengah masyarakat,

yang diharapkan dapat memegang pekerjaan penting khususnya masalah yang

berkaitan dengan kesehatan (Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto,

2009:143). Kader Posyandu mempunyai peran penting karena merupakan

pelayan kesehatan (health provider) yang berada di dekat kegiatan sasaran

posyandu dan memiliki frekuensi tatap muka kader lebih sering daripada

petugas kesehatan lainnya (Heru AS. 2005).


3

Kabupaten/kota Jawa Tengah yang sudah dapat mencapai target

partisipasi masyarakat sebesar 80% antara lain Kota Semarang, Kota

Surakarta, Kota Magelang, Kabupaten Pati, Kabupaten Sragen, Kabupaten

Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten

Boyolali. Cakupan pemantauan tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah

tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 sebesar 35,66% menurun

dibandingkan dengan cakupan tahun 2006 sebesar 53,44%, Upaya

peningkatan ketrampilan petugas kesehatan dalam upaya pemantauan tumbuh

kembang anak telah dilakukan dengan Pelatihan Standarisasi Pemantauan

A N ARTA
Tumbuh Kembang di 9 Kabupaten/Kota terpilih. Hal ini diharapkan akan

K OGY A AK
dapat meningkatkan kemampuan petugas dalam melaksanakan pembinaan

A
T IY
S . YAN
teknis pelaksanaan Pemantauan Tumbuh Kembang (Dinkes Jateng : 2007)

U
P A
ER
Grafik 1 Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dan Anak
L
Prasekolah di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2007
A
P J EN
D E R

E S
IK
ST

Dari hasil survey Depkes tahun 2005 mencatat beberapa hal masalah

Posyandu yang pertama adalah hanya sekitar 40% Posyandu yang dapat

menjalankan fungsinya dengan baik, kedua masih terdapat Posyandu yang

belum memiliki jumlah kader yang cukup dan hanya 30% kader yang terlatih,
4

yang ketiga sebagian besar kader belum mampu mandiri karena sangat

tergantung pada petugas Puskesmas sebagai pembina, sementara itu

penghargaan terhadap kader masih rendah (Depkes, 2005)

Berdasarkan Pedoman Umum Manajemen Penerapan Buku KIA tugas

kader Posyandu dalam pemanfaatan buku KIA antara lain : Melakukan

pencatatan berat badan dan pemberian Vitamin A dalam buku KIA, Merujuk

ibu dan balita yang mempunyai masalah kesehatan ke petugas kesehatan,

Menggunakan Buku KIA dalam melakukan deleksi dini masalah kesehatan

N ARTA
ibu dan anak, Mengggunakan buku KIA dalam melakukan deteksi dini

A
gangguan perkembangan anak (Depkes, 2009 i).

K OGY A AK
A
T IY
Buku KIA yang dibagikan kepada ibu hamil yang berkunjung di

U S . YAN
posyandu merupakan catatan perkembangan kehamilan dan pencatatan

P A
ER L
perkembangan bayi/anak balita pada kelahiran ibu hamil tersebut. Pemberian
A
P
buku tersebut

J
kehamilannya
N
diharapkanR
DE dapat meningkatkan pengetahuan tetang
Eserta pertumbuhan dan perkembangan anaknya setelah lahir
S
KE umur lima tahun, sehingga dapat melakukan pemantauan kesehatan
Ihingga
ST
anak secara mandiri. Pembinaan kader tentang buku KIA perlu ditingkatkan

agar tujuan pemberian buku tersebut efektif.( Ridwan, Herawati, Hasanbasri,

2007 : 5)

Mengingat jumlah balita di Indonesia sebesar 10% dari seluruh

populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa. Kualitas tumbuh

kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat


5

gizi yang baik. Stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan

kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan

tumbuh kembang, selain hal-hal tersebut berbagai faktor lingkungan yang

dapat mengganggu tumbuh kembang anak juga perlu dieliminasi. (Depkes RI,

2010 : 1)

Kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan

terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga,

masyarakat (kader) dengan tenaga professional (kesehatan) akan

N ARTA
meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan

A
A AK
memasuki jenjang pendidikan formal. Indikator keberhasilan pembinaan

K OGY
A
tumbuh kembang anak tidak hanya meningkatkan status kesehatan dan gizi

T IY
S . YAN
anak tetapi juga mental, emosional, sosial, dan kemandirian anak berkembang
U
P A
ER
secara optimal. (Depkes, RI. 2011:2)

A L
P J
setiap bulan
N DE
R
Kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dilakukan
Esekali sedangkan kegiatan pemantauan perkembangan anak
E S
I K
T Balita dan pra sekolah yang dimaksudkan adalah anak umur 1 – 6 tahun yang
S
dipantau perkembangannya sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan,

paling sedikit 2 kali per tahun. Upaya pembinaan kesehatan anak diarahkan

untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial anak dengan

perhatian khusus pada kelompok balita yang merupakan masa krisis atau

periode emas tumbuh kembang. (Dinkes Jateng. 2007)


6

Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama

program perbaikan gizi yang menitik beratkan pada pencegahan dan

peningkatan keadaan gizi anak. Penimbangan terhadap bayi dan Balita yang

dilakukan di posyandu merupakan upaya masyarakat memantau pertumbuhan

dan perkembangannya. Partisipasi masyarakat dalam penimbangan di

Posyandu tersebut digambarkan dalam perbandingan jumlah Balita yang

ditimbang (D) dengan jumlah Balita seluruhnya (S). Semakin tinggi

partisipasi masyarakat dalam penimbangan di posyandu maka semakin baik

pula data yang dapat menggambarkan status gizi Balita (Dinkes Jateng. 2007)

A N ARTA
Jawa Tengah Tahun 2004-2007
K OGY A AK
Grafik 2 Cakupan Balita Yang Datang Dan Ditimbang ( D/S ) Di Provinsi

A
T IY
U S . YAN
P A
P ER D E R A L

J EN
E S
IK
ST

Kabupaten Sragen merupakan salah satu dari 35 Kabupaten atau kota di

Provinsi Jawa Tengah. Jumlah Balita di Kabupaten Sragen pada tahun 2011

sebanyak 69.784 anak. Jumlah Balita yang ditimbang sebanyak 61.651 anak

(88, 35%), sedangkan yang naik timbangannya sebanyak 52.156 anak

(84,60%). Jumlah balita dengan Berat Garis Merah sebanyak 1.113 anak
7

(1,181%). Pada tahun 2011 cakupan DDTK bayi sebesar 92,12% dan

cakupan DDTK balita sebesar 80,44%. Persebaran Buku KIA pada anak

Balita pada tahun 2011 mencapai 100%, yang diperoleh dari pengadaan

APBD daerah dan pusat. Jumlah kader Posyandu pada tahun 2011

keseluruhan adalah sebanyak 8054 orang. Kader Posyandu aktif adalah

sebanyak 7584 orang (94,16 %) (DKK Sragen, 2011).

Berdasarkan keadaaan geografis Kecamatan Miri terletak di sebelah

barat Ibu Kota Kabupaten Sragen ada jarak 35 Km (25 Km dari Kota Solo).

Kecamatan Miri adalah kecamatan dengan jarak terjauh dari ibukota

A N ARTA
kabupaten Sragen. Batas wilayah Kecamatan Miri sebelah utara adalah

K OGY A AK
wilayah Kabupaten Grobogan, sebelah timur wilayah Kecamatan Gemolong,

A
T IY
S . YAN
sebelah selatan wilayah Kecamatan Kalijambe, dan sebelah barat berbatasan

U
P A
langsung wilayah Boyolali.

P ER N D E R A L
Berdasarkan Studi Pendahuluan pada bulan Februari 2012 dengan

E bidan penanggungjawab poli KIA di Puskesmas Kecamatan


wawancara pada
J
S Sragen terdapat 294 kader posyandu dan jumlah kader aktif
EKabupaten
T I K
Miri
S adalah 280 kader. Jumlah balita di wilayah kerja Puskesmas Miri pada bulan

Januari 2012 tercatat sejumlah 2486 balita dan jumlah balita ditimbang adalah

2483 balita sedangkan yang naik timbangannya hanya 2174 atau menurun

3,52%. Data persebaran buku KIA tercatat seluruh balita telah memiliki buku

KIA. Tercatat pada bulan Januari terdapat 6 balita dengan berat Bawah Garis

Merah (BGM). Dan 2 balita mengalami masalah tumbuh kembang (DKK

Miri. 2012).
8

Berdasarkan wawancara mendalam dengan 10 Kader Posyandu di

Seluruh Wilayah Puskesmas Miri Kabuaten Sragen menunjukkan bahwa 6

diantaranya tidak mengimbangi pemantauan pertumbuhan balita dengan

pemantauan perkembangan balita seperti memberikan stimulasi dan

memantau kemampuan yang sudah dicapai anak. Dibandingkan dengan

kegiatan posyandu di Wilayah Puskesmas Sumberlawang, kader Posyandu di

Wilayah Puskesmas Sumberlawang telah melakukan pemantauan tumbuh

kembang dan penyuluhan sesuai informasi yang diberikan oleh petugas

penyuluh yang dilakukan secara rutin setiap bulan di Puskesmas

A N ARTA
Sumberlawang. Berdasarkan latar belakang maka penulis memilih judul

K OGY A AK
penelitian “Gambaran Pemanfaataan Buku KIA Untuk Pemantauan Tumbuh

A
T IY
S . YAN
Kembang Balita Oleh Kader Posyandu di Kecamatan Miri Kabupaten

U
Sragen”.
P A
P ER
B. Rumusan Masalah

N D E R A L
E latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah
Berdasarkan
J
S
KE yaitu : “Bagaimana Gambaran Pemanfaatan Buku KIA untuk
Ipenelitian
ST Pemantauan Tumbuh Kembang Balita Oleh Kader Posyandu di Kecamatan
Miri Kabupaten Sragen pada Tahun 2012?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran pemanfaatan buku KIA untuk pemantauan

tumbuh kembang balita oleh kader Posyandu di Kecamatan Miri

Kabupaten Sragen.
9

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran sarana dan praktisi kesehatan yang terdapat

di Puskesmas Kecamatan Miri Kabupaten Sragen

b. Diketahuinya gambaran karakteristik kader posyandu dalam

kegiatan pemanfaatan buku KIA di Kecamatan Miri, Kabupaten

Sragen.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

N ARTA
Dapat memberikan informasi yang dapat mengungkap masalah yang

A
A AK
sedang diteliti yaitu pemanfaatan buku KIA oleh kader posyandu dalam

K OGY
A
kegiatan pemantauan tumbuh kembang.

T IY
2. Manfaat Praktis
U S . YAN
P A
ER
a) Bagi Pemerintah Daerah Sragen

A L
P N D
R
Sebagai gambaran untuk membuat suatu kebijakan dalam program
E
E kesehatan mengenai Buku KIA.
promosi
J
Eb) S
T I K Bagi Kader Posyandu di Wilayah Puskesmas Miri
S Sebagai bahan evaluasi tentang pemanfaataan buku KIA oleh kader

posyandu dalam kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita.

c) Bagi Puskesmas Miri

Sebagai motivasi untuk melaksanakan program-program Posyandu

agar bisa dilaksanakan dengan lebih baik.


10

d) Bagi Institusi Pendidikan STIKES A.Yani

Sebagai bahan untuk menambah refrensi tentang asuhan Kebidanan

komunitas.

e) Bagi Masyarakat dan Pembaca

Sebagai bahan menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang

posyandu, peran kader dalam Posyandu dan manfaat buku KIA

sebagai pedoman pemantauan tumbuh kembang anak, masyarakat

lebih memahami pentingnya posyandu dalam kegiatan pemantauan

tumbuh kembang bayi dan balita

A N ARTA
E. Keaslian Penelitian

K OGY A AK
A
Penelitian mengenai gambaran pemanfaatan buku KIA untuk

T IY
S . YAN
pemantauan tumbuh kembang balita oleh Kader Posyandu di Kecamatan Miri
U
P A
ER
Kabupaten Sragen belum pernah dilakukan, tetapi ada beberapa penelitian

A L
P
serupa yaitu:

1. Widagdo,E
J
N D E R
Laksmono. dkk (2009), dengan judul Pemanfaatan Buku KIA
S
IKEOleh Kader Posyandu: Studi Pada Kader Posyandu Di Wilayah Kerja
ST Puskesmas Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini

menggunakan teknik observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional. Populasinya yaitu seluruh kader posyandu yang tercatat berada

di wilayah kerja Puskesmas Kedungadem Kabupaten Bojonegoro yaitu

186 orang yang berasal dari 62 Posyandu di 14 desa. Hasil penelitian ini

adalah karakteristik umur dan lama bekerja di rumah berpengaruh

terhadap pemanfaatan buku KIA . Kader dengan lama bekerja dirumah


11

>8 jam lebih baik dalam memanfaatkan buku KIA sebesar 62,96 %. Dan

usia kader yang memanfaatan buku KIA dengan baik berusia <35,2 tahun

sebesar 47,22 %.

Kesamaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian yaitu

observasional dan obyek penelitian yaitu kader posyandu. Perbedaan

dengan penelitian ini adalah metode penelitian, tempat penelitian, tujuan

penelitian, waktu penelitian dan populasinya.

2. Nisa, Fajriah R. (2011), dengan judul Tingkat Pengetahuan Kader

Posyandu Balita tentang cara pengisian Buku KIA di desa Tri Widadi

A N ARTA
Pajangan Bantul. Hasil penelitian ini adalah mayoritas responden 50 %

K OGY A AK
berumur 41-50 tahun, 33,9 % mempunyai latar belakang pend SD, 83,9

A
T IY
S . YAN
% bekerja sebagai IRT, dan 82,14 % respoden mempunyai pengetahuan

U
P A
cukup tentang cara pengisian buku KIA

P ER D E R A L
Kesamaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif

EN
dengan metode survey. Obyek penelitian adalah kader posyandu.

S J
Perbedaan dengan penelitian ini adalah teknik sampling tempat
E
IK penelitian, tujuan penelitian, waktu penelitian dan populasinya.
ST
3. Kusumastuti, Endhang (2011) dengan judul tingkat pengetahuan tentang

deteksi dini tumbuh kembang balita pada kader desa Wonosari

Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul. Hasil penelitian ini

adalah kader posyandu di Desa Wonosari dengan presentasi >66%

memiliki pengetahuan baik dalam deteksi dini tumbuh kembang balita,


12

dan 24% memiliki pengetahuan cukup, dan 10% memiliki pengetahuan

kurang dalam deteksi dini tumbuh kembang.

Kesamaan dengan penelitian ini adalah obyek penelitian yaitu

kader posyandu, variable penelitian yaitu kader posyandu dalam deteksi

dini tumbuh kembang. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis dan

desain penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian.

4. Ernoviana, (2006) dengan judul Pemanfaatan Buku KIA Di Dinas

Kesehatan Kota Sawahlunto. Hasil penelitian ini adalah Dukungan

manajerial terhadap pelaksanaan pemanfaatan buku KIA belum mampu

A N ARTA
membuat petugas kesehatan memanfaatkan buku KIA sebagaimana

K OGY A AK
tujuan pengadaan buku KIA. Hal ini terbukti dari Hasil pengamatan

A
T IY
S . YAN
terhadap 35 buah buku KIA ibu balita yaitu hanya 7 buku (20%) yang

U
P A
dilakukan pengisian dengan lengkap oleh petugas kesehatan dan 28 buku

P ER D E R A L
(80%) tidak dilakukan pengisian dengan lengkap. Bagian yang tidak

EN
dilakukan pengisian antara lain: pencatatan pelaksanaan pemeriksaan

S J
Neonatus, berat badan anak pada KMS, pemberian vitamin A, anjuran
E
IK pemberian, rangsangan perkembangan dan nasehat pemberian makan
ST
serta bagian catatan penyakit dan masalah perkembangan

Kesamaan dengan penelitian ini adalah Jenis penelitian yaitu

deskriptif, variabel yang diteliti salah satunya adalah pemanfaatan buku

KIA. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subyek penelitian, tempat

dan waktu penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Sarana dan Praktisi Kesehatan Daerah Penelitian

Kecamatan Miri merupakan Kecamatan terjauh dari Ibu Kota

Kabupaten Sragen, berada di sebelah barat dengan jarak 35 Km. Batas

wilayah Kecamatan Miri sebelah utara adalah kecamatan Karangrayung

dan Geyer yang merupakan wilayah Kabupaten Grobogan dan sebagian

A N ARTA
A AK
wilayah kecamatan Sumberlawang. Sebelah timur wilayah Kecamatan

K OGY
A
Sumberlawang. Sebelah Selatan wilayah Kecamatan Gemolong dan

T IY
S . YAN
Kalijambe, sebelah Barat berbatasan langsung dengan kecamatan

U
P A
Andong wilayah Kabupaten Boyolali. Luas pemukiman Kecamatan Miri

P ER D ER A L
adalah 1.316,46 Ha/ m2. Jumlah Penduduk di Kecamatan Miri laki-laki

EN
berjumlah 16.202 orang dan perempuan 16.586 orang yang tersebar
J
E S
dalam 104 dukuh.
IK
ST Tabel 3.
Sarana Kesehatan yang terdapat di wilayah Puskesmas Kecamatan Miri:
Jenis Sarana dan Praktisi Kesehatan Jumlah
Puskesmas 1
Puskesmas Pembantu 5
Ambulan 1
Polindes 7
Dokter 2
Bidan 17
posyandu 55
Kader posyandu 280

51
52

Gambaran Umum Kader Posyandu Balita meliputi jumlah

posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Miri

Kabupaten Sragen yaitu sejumlah 55 Posyandu dan jumlah kader

Posyandu aktif sebanyak 280 orang. (Tabel 3).

Tabel 4.
Distribusi Posyandu dan Jumlah Kader Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun 2012
No Desa Jumlah Jumlah Kader Jumlah Kader
Posyandu Posyandu Posyandu Aktif
1 Geneng 7 37 37
2 Jeruk 5 25 25
3 Sunggingan 6 32 31
4
5
Brojol
Girimargo
5
7
25
40
A N ARTA
21
40
6 Doyong 5
K OGY
30
A AK 30
7
8
Soko
Bagor
6
5 A
T IY
35
25
35
16
9 Gilirejo Lama
U S . YAN 5 25 25
10
P A
Gilirejo Baru 4 20 20

ER
55 294 280
A L
P J EN
D E R

E S
IK
ST
53

2. Gambaran Umum Karakteristik Kader Posyandu

Karakteristik Kader Posyandu dalam penelitian ini meliputi usia,

tingkat pendidikan, lama menjadi kader, dan jumlah pelatihan selama

menjadi kader posyandu.

a) Kader Posyandu Menurut Usia

Tabel 5.
Karakteristik Responden Menurut Golongan Usia di Wilayah Kerja
Puskesmas Miri Kabupaten Sragen Tahun 2012 (n=70)
Usia Frekuensi Prosentase (%)
21-30 tahun 7 10
31-40 tahun 27 38,6

N ARTA
41-50 tahun 28 40
51-60 tahun
Jumlah
8
70 A11,4

A AK
100

A K OGY
Berdasarkan tabel 2 Menunjukkan bahwa kader di wilayah kerja

S . YAN T IY
U
Puskesmas Miri Kabupaten Sragen sebagian besar berusia 41-50 tahun

P A
ER
yaitu 28 orang (40%) dan kelompok Usia paling sedikit adalah 21-30
A L
P J
N D
R
tahun yaitu 7 orang (10%). Usia termuda responden adalah 21 tahun
E
E berusia 60 tahun dengan rata-rata usia responden 40,5 tahun.
dan tertua
S
IKb)EKader Posyandu Menurut Tingkat Pendidikan
ST Tabel 6.
Karakteristik Kader Posyandu Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Miri Kabupaten Sragen Tahun 2012 (n=70)
Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
SD (Sekolah Dasar) 8 11,4
SMP (Sekolah Menengah Pertama) 38 54,3
SMA (Sekolah Menengah Atas) 24 34,3
PT (Perguruan Tinggi) - -
Jumlah 70 100
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa kader di wilayah kerja

Puskesmas Miri Kabupaten Sragen sebagian besar berpendidikan


54

SMP yaitu 38 orang (54,3%), paling sedikit berpendidikan SD yaitu 8

orang (11,4%).

c) Kader Posyandu Menurut Lama Menjadi Kader

Tabel 7.
Karakteristik Kader Posyandu Menurut Lama Menjadi Kader
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Miri Kabupaten Sragen Tahun
2012 (n=70)
Lama Menjadi Kader Frekuensi Prosentase (%)
Baru (< 5 tahun) 20 28,6
Lama (> 5 tahun) 50 71,4
Jumlah 70 100
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa 50 orang(71,4%)

N ARTA
responden merupakan kelompok kategori kader dengan masa jabatan
A
K OGY A AK
lama atau > 5 tahun. Masa kerja paling rendah adalah 1 tahun dan yang

A
T IY
paling lama adalah 19 tahun dengan rata-rata masa kerja kader 10

tahun.
U S . YAN
P A
ER
d) Kader Posyandu Menurut Jumlah Pelatihan
A L
P J
D E
ENdi Wilayah
Karakteristik
Posyandu
R Tabel 8.
Kader Posyandu Menurut Jumlah Pelatihan Kader
Kerja Puskesmas Miri Kabupaten Sragen Tahun
ES 2012 (n=70)
T I K Jumlah Pelatihan Frekuensi Prosentase %
S < 2 kali 21 30
> 2 kali 49 70
Jumlah 70 100

Bersadarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas kader

posyandu telah mendapatkan pelatihan ≥2 kali yaitu 49 orang (70%).

Jumlah pelatihan yang telah diterima responden paling sedikit 1 kali

dan paling banyak diterima responden sebanyak 11 kali dengan rata-

rata responden menerima pelatihan sebanyak 6 kali.


55

Tabel 9.
Karakteristik Kader Posyandu terhadap Pemanfaatan Buku KIA oleh
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Miri Kabupaten Sragen Tahun
2012 (n=70)
Kriteria Hasil Total
Kurang Cukup Baik
Umur 21-30 th 2(2.9%) 3(4.3%) 2(2.9%) 7(10.0%)
31-40 th 7(10.0%) 14(20.0%) 6(8.6%) 27(38.6%)
41-50 th 5(7.1%) 20(28.6%) 3(4.3%) 28(40.0%)
51-60 th 0(.0%) 6(8.6%) 2(2.9%) 8(11.4%)
Total 14(20%) 43(61,4%) 13(18,6%) 70(100%)
Pendidikan SD 1(1.4%) 5(7.1%) 2(2.9%) 8(11.4%)
SMP 8(11.4%) 24(34.3%) 6(8.6%) 38(54.3%)
SMA 5(7.1%) 14(20.0%) 5(7.1%) 24(34.3%)
Total 14(20%) 43(61,4%) 13(18,6%) 70(100%)
Lama Kader baru <5th
lama >5th
3(4.3%)
11(15.7%)
12(17.1%)

A YAK
31(44.3%) AN
5(7.1%)
8(11.4%)
20(28.6%)

AR
T
50(71.4%)
A
Total 14(20%)
K
43(61,4%)
A OG
13(18,6%) 70(100%)

ST
Pelatihan <2 kali 5(7.1%) 11(15.7%) 5(7.1%) 21(30.0%)
> 2 kali 9(12.9%) 32(45.7%) IY
8(11.4%) 49(70.0%)

PU A N
.Y
Total 14(20%) 43(61,4%) 13(18,6%) 70(100%)

ER L A
A penghitungan didapatkan informasi bahwa
P E
mayoritas
J
Rhasil
Berdasarkan
E
D posyandu yang memiliki kemampuan cukup baik
Nkader
S
E dalam memanfaatkan buku KIA adalah kader posyandu yang berusia
IK
ST 41-50 tahun yaitu sejumlah 20 orang (28.6%), memiliki pendidikan

SMP sejumlah 24 orang (34.3%), sudah menjadi kader > 5 tahun

yaitu 31 orang (44.3%), dan telah mendapatkan pelatihan > 2 kali

yaitu 32 orang (45.7%).


56

3. Pemanfaatan Buku KIA dalam Pemantauan Tumbuh Kembang oleh


Kader Posyandu.

Tabel 10.
Hasil Persebaran Frekuensi Pemanfaatan Buku KIA dalam
Pemantauan Tumbuh Kembang Balita Oleh Kader Posyandu
Puskesmas Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun 2012 (n=70)
Frekuensi Prosentase%
Kriteria Hasil Kurang 14 20.0
Cukup 43 61.4
Baik 13 18.6
Total 70 100.0
Berdasarkan tabel tersebut didapatkan hasil Kader Posyandu

Kecamatan Miri Kabupaten Sragen sejumlah 43 orang (61,4%)

A N ARTA
memanfaatkan Buku KIA dengan cukup baik dalam Pemantauan

K OGY A AK
Tumbuh Kembang, dan yang paling sedikit berpengetahuan baik yaitu 13
A
T IY
orang (18.6%).

U S . YAN
A. Pembahasan
P A
P ER D E R A L
1. Gambaran Umum Sarana dan Prasarana

EN
Dalam Penelitian ini Puskesmas Kecamatan Miri termasuk

S J
IK E
Puskesmas Tipe B karena penyelenggaraannya dipimpin oleh dokter

ST secara tidak penuh. Puskesmas Miri merupakan Puskesmas Strata II atau

prestasi kerja cukup(skor penilaian 50%-75%). Jumlah Sarana Kesehatan

cukup memadai dengan adanya 1 Puskesmas dengan 5 Puskesmas

Pembantu, 2 dokter, dan lebih dari 8 bidan akan tetapi tidak melayani 24

jam, tidak adanya dokter ahli kandungan, sehingga Puskesmas ini belum

termasuk Puskesmas PONED.


57

Jenis Posyandu di wilayah Kecamatan Miri seluruhnya adalah

Posyandu Madya karena kegiatan Posyandu terlaksana dengan teratur dan

terdapat 5 (lima) kader di setiap posyandu. Posyandu telah

diselenggarakan di setiap Kelurahan. Akan tetapi, pelyanan posyandu

kurang maksimal karena hanya beberapa Posyandu yang telah dilengkapi

dengan alat peraga dan permainan untuk dapat merangsang kemampuan

tumbuh kembang balita.

Menurut Thoha (1999) sarana merupakan salah satu unsur

masukan disamping tenaga, Bila sarana yang ada tidak sesuai dengan

A N ARTA
standar yang telah dipakai maka sulit diharapkan mutu suatu pelayanan

K OGY A AK
dapat tercapai. Sering suatu pelayanan menjadi terhambat karena kurang

A
T IY
S . YAN
atau tidak adanya sarana perlengkapan yang mendukung, untuk itu untuk

U
P A
mencapai hasil kerja yang optimal diperlukan sarana sesuai dengan

P ER D E R A L
standar yang dibutuhkan. Dedikasi, pengalaman kerja, ketrampilan, dan

EN
niat yang besar untuk mewujudkan prestasi kerja tidak akan besar

S J
manfaatanya tanpa adanya dukungan dari sarana dan prasarana yang
E
IKdibutuhkan.
ST
2. Gambaran Umum Karakteristik Kader Posyandu terhadap

Pemanfaatan Buku KIA dalam Pemantauan Tumbuh Kembang

Balita

Berdasarkan analisis data dan penyusuran kepustakaan mengenai

pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak oleh kader posyandu di

Kecamatan Miri Kabupaten Sragen didapatkan informasi karakteristik


58

usia, pendidikan, lama menjadi kader dan jumlah pelatihan kader

Posyandu dan pemanfaatan buku KIA. Mayoritas kader di Puskesmas

Miri berusia 41-50 tahun yaitu sejumlah 28 orang (40 %), mempunyai

latar belakang pendidikan SMP yaitu 38 orang (54,3%), memiliki masa

kerja lebih dari 5 tahun yaitu 50 orang (71,4%), dan memiliki masa kerja

>2 tahun yaitu 49 orang (70%).

Berdasarkan hasil penghitungan didapatkan informasi bahwa

kader posyandu yang memiliki kemampuan cukup baik dalam

memanfaatkan buku KIA adalah kader posyandu yang berusia 41-50

A N ARTA
tahun yaitu 20 orang (28.6%), memiliki pendidikan SMP yaitu 24 orang

K OGY A AK
(34.3%), sudah menjadi kader lebih dari 5 tahun yaitu 31 orang (44.3%),

A
T IY
S . YAN
dan telah mendapatkan pelatihan lebih dari 2 kali yaitu 32 orang (45.7%)

U
P A
hasil penghitungan dapat dilihat dalam lampiran 13.

P ER D E R A L
Usia 41-50 tahun merupakan umur yang matang dan sudah

EN
mempunyai banyak pengalaman yang akan berpengaruh terhadap kinerja

S J
responden. Menurut Elizabeth BH yang dikutip Nursalam(2003), usia
E
IKadalah
ST umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Menurut Widagdo (2009) dengan hasil p=0,703

menunjukkan hasil yang signifikan antara umur dengan pemanfaatan

buku KIA, menurutnya usia tua akan terjadi penurunan produktivitas

terutama dalam pemanfaatan buku KIA.

Berdasarkan penghitungan data didapatkan informasi bahwa

kategori terbanyak responden cukup baik dalam memanfaatkan buku KIA


59

adalah kader dengan pendidikan SMP (34,3%). Menurut Heru, makin

tinggi pendidikan makin mudah menerima informasi sehingga makin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan,

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola

serta dalam pembangunan kesehatan.

Menurut Notoatmojo (2003) Makin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak

A N ARTA
pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan

K OGY A AK
menghambat perkembangannya sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang

A
T IY
S . YAN
baru diperkenalkan. Menurut Widagdo(2009) Faktor pendidikan diduga

U
P A
bukan yang mempengaruhi pemanfaatan buku KIA dengan (p=0.872)

P ER D E R A L
tetapi faktor lain seperti kemauan, motivasi dan kesungguhan dapat

EN
mempengaruhi kader dalam memanfaatkan buku KIA. Menurut

S J
Notoatmojo bahwa ada dua cara seseorang memperoleh pengetahuan
E
IKyaitu
ST cara modern dan tradisional, pengalaman merupakan cara

tradisional untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. (Wawan dan

Dewi, 2010:11).

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam

pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau berubah

ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan matang pada diri individu,

kelompok atau masyarakat. Pendidikan adalah satu cara meningkatkan


60

pengetahuan selain dari lama menjadi kader, pengalaman dilapangan dan

pelatihan-pelatihan yang telah diikuti.

Kader yang senior memiliki lama kerja lebih dari 5 tahun lebih

kecil angka absen kerjanya dan angka pindah kerja sehingga mempunyai

produktivitas yang tinggi daripada kader yang lebih yunior. Menurut

Widagdo (2009) adanya hubungan yang bemakna antara pemanfaatan

buku KIA dan lama bekerja dengan nilai p sebesar 0,017 yang berarti ada

hubungan yang signifikan antara usia dan lama bekerja dengan

pemanfaatan buku KIA.

A N ARTA
Semakin lama menjadi kader diharapkan akan semakin banyak

K OGY A AK
pengalaman dan pengetahuan, sehingga dapat melayani masyarakat yang

A
T IY
S . YAN
datang ke pelayanan Posyandu dengan baik dan bermutu. Hal ini sebagai

U
P A
pengalaman dan kematangan jiwa, sehinga kader dalam penelitian ini

P ER D E R A L
telah mempunyai kematangan dalam kemampuan berorganisasi dan

EN
bersosialisasi dengan masyarakat.Dari sisi lain dengan masa kerja yang

S J
lama otomatis umur kader juga semakin menjadi tua. Pada usia tua terjadi
E
IKproses degeneratif yang berdampak pada kemampuan pemanfaatan buku
ST
KIA juga menurun

Pelatihan adalah salah satu usaha untuk memperbaiki performansi

pekerjaan pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung

jawabnya, atau usaha peerjaan yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Kebarhasilan suatu pelatihan tersebut diukur dengan observasi.

Kuesioner, dan wawancara.


61

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan

formal saja, akan tetapi diperoleh melalui pendidikan non formal seperti

pelatihan menjadi kader Posyandu yang dilakukan oleh Puskesmas dalam

memberikan pelatihan antropometri dan deteksi dini tumbuh kembang.

Pelatihan mengenai manfaat buku KIA di Kecamatan Miri dilakasanakan

1 kali setiap akan dijadikan kader posyandu. Pelatihan diberikan oleh

koordinator penyuluh, kemudian di dilaksanakan oleh sub bagian KIA

dan Gizi. Pelatihan ini bertujuan agar kader posyandu dapat

melaksanakan pemanfaatan buku KIA dengan baik (ernoviana, 2006)

A N ARTA
Namun, diberi pelatihan yang cukup belum tentu meningkatkan

K OGY A AK
pemanfaatan buku KIA karena mungkin faktor daya tangkap yang lemah

A
T IY
S . YAN
pada responden yang rata-rata pendidikannya rendah, juga menentukan.

U
P A
3. Pemanfaatan Buku KIA dalam Pemantaun Tumbuh Kembang Balita

P ER D E R A L
oleh Kader Posyandu Kecamatan Miri Kabupeten Sragen.

EN
Pemanfaatan Buku KIA dalam Pemantaun Tumbuh Kembang

S J
Balita oleh Kader Posyandu Kecamatan Miri Kabupeten Sragen bulan
E
IK Juni 2012 didapatkan
ST hasil bahwa sebagian besar 61,4% responden

cukup baik dalam memanfaatkan Buku KIA. Menurut Notoatmojo

(2003) bahwa faktor internal yang mempengaruhi pengetahuan yaitu usia

dan pendidikan, Sedangkan Pelatihan adalah salah satu syarat yang harus

terpenuhi sebelum menjadi kader Posyandu Balita. Lama menjadi kader

adalah karakteristik yang digunakan sebagai alat ukur menilai

kemampuan dan pengelaman yang dimiliki kader Posyandu Balita.


62

Menurut Widagdo (2007) bahwa kader Posyandu menjadi

pelaksana yang baik cenderung akan mengelola buku KIA dengan baik

pula, sehingga kader Posyandu juga akan mengetahui tugasnya sebagai

seorang kader Posyandu sebab syarat untuk menjadi kader adalah punya

waktu luang, bisa membaca dan menulis huruf latin dan suka rela.

Pemanfaatan Buku KIA dilakukan oleh kader Posyandu untuk memantau

pertumbuhan balita, sebagai catatan perkembangan yang dicapai balita,

sebagai media informasi dan pesan-pesan gizi serta stimulasi yang dapat

dipraktikan ibu balita dirumah (Depkes, 2009). Bagi kader Posyandu

A N ARTA
buku KIA sebagai alat penyuluhan kesehatan serta untuk menggerakkan

A AK
AK
masyarakat agar datang dan menggunakan fasilitas kesehatan
GY
ST
(Hasanbasri dan Ernoviana, 2006).
NI
Y O
PU Y A
Pemanfaatan Buku KIA oleh Kader Posyandu Balita adalah alat
A.
P ER D ER A L
pencatatan dan pedoman utama yang digunakan untuk memantau

EN
perubahan pertumbuhan dan pencapaian perkembangan balita di wilayah

S J
kerjanya. Selain itu, Buku KIA juga dimanfaatkan sebagai acuan sumber
E
IKinformasi
ST yang dijadikan bahan penyuluhan mengenai pesan-pesan

kesehatan, dan tumbuh kembang anak bagi ibu-ibu yang memiliki balita.
63

B. Keterbatasan Penelitan

Penelitian ini mengenai pemanfaatan buku KIA dalam pemantauan

tumbuh kembang balita yang dilakukan oleh kader posyandu di Kecamatan

Miri Kabupaten Sragen tentunya memiliki keterbatasan dan kelemahan,

diantaranya:

1. Kondisi situasi yang kurang kondusif dimana penelitian ini

dilaksanakan disela kegiatan posyandu sehingga waktu pengisian

instrumen sering terhenti karena kader posyandu harus melayani

kegiatan penimbangan.

A N ARTA
2. Kurangnya pengaturan ruangan pada saat penelitian ketika kader

K OGY A AK
posyandu tidak bisa menghadiri kegiatan posyandu karena suatu

A
T IY
S . YAN
kepentingan, sehingga peneliti mendatangi kader di kediamannya.

U
P A
Kondisi ini membuat kader posyandu menjadi tidak terbuka dan

P ER D E R A L
sedikit canggung kepada peneliti sehingga memungkinkan responden

EN
dalam mengisi instrumen kurang maksimal.

S J
IK E
ST
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sarana dan Praktisi Kesehatan

Puskesmas Kecamatan Miri Kabupaten Sragen termasuk

dalam Puskesmas Tipe B yang dipimpin oleh Dokter secara tidak

penuh, termasuk Strata II dengan prestasi kerja cukup baik dan

A N ARTA
A AK
seluruh Posyandu merupakan Posyandu Madya.

K OGY
2. Karakteristik Kader
A
T IY
S . YAN
Mayoritas kader cukup baik dalam memanfaatkan buku KIA

U
P A
berusia 41-50 tahun yaitu sejumlah 20 orang (28,6%), sebagian besar

P ER D E R A L
berpendidikan SMP yaitu 24 orang (34,3%), telah menjadi kader > 5

EN
tahun yaitu 31 orang (44,3%), serta telah mendapatkan pelatihan ≥2
J
S
E kali yaitu 32 orang (45,7%).
IK
ST 3. Pemanfaatan Buku KIA dalam Pemantaun Tumbuh Kembang

Balita oleh Kader Posyandu

Pemanfaatan Buku KIA dalam Pemantaun Tumbuh Kembang

Balita oleh Kader Posyandu Kecamatan Miri Kabupaten Sragen

tahun 2012 didapatkan hasil 61,4% atau sejumlah 43 kader posyandu

cukup baik dalam memanfaatkan Buku KIA.

64
65

B. Saran

1 Bagi Pemerintah Daerah

Peneliti berharap pemerintah daerah, bisa lebih mendukung

peran kader kesehatan di Kecamatan Miri, misalnya memberi reward

atau penghargaan kepada kader rang rajin dalam mengelola

posyandu serta aktif. Membuat suatu kebijakan dalam program

promosi kesehatan untuk buku KIA

2 Bagi Kader Kecamatan Miri Kabupaten Sragen

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

A N ARTA
kader, khususnya kader di Kecamatan Miri agar meningkatkan

K OGY A AK
pengetahuan dan ketrampilan dengan mengikuti secara rutin

A
T IY
S . YAN
pertemuan yang diadakan bidan desa dan Puskesmas, dan

U
P A
partisiapasi aktif dalam program posyandu dan melakukan peran

P ER D E R A L
sesuai dengan tugasnya di posyandu.

EN
3 Bagi Puskesmas Kecamatan Miri

S J Peneliti berharap petugas Puskesmas dapat memberikan


IK E
ST pelatihan tentang pengukuran antropometri, dan pemantauan deteksi

dini tumbuh kembang serta memberikan buku pegangan kader atau

panduan mengenai penggunaan buku KIA. Membuat suatu kebijakan

agar setiap kader diberika pelatihan mengenai tata cara pengisian

buku KIA sebagai buku utama untuk mencatat perkembangan dan

pertumbuhan dan catatan penyakit yang diderita anak. Melaksanakan

supervisi secara teratur untuk melihat dan mengevaluasi pelaksanaan


66

pemanfaatan buku KIA serta mengevaluasi kualitas supervisor baik

dari dinkes maupun pimpinan puskesmas.

4 Bagi Institusi Pendidikan STIKES A.YANI

Peneliti berharap Karya Tulis ini bisa menambah referensi di

perpustakaan tentang asuhan kebidanan komunitas, dan asuhan

kebidanan bayi dan balita serta menambah dan menerapkan ilmu

pengetahuan yang telah didapat.

5 Bagi Masyarakat dan Pembaca

Peneliti berharap Karya Tulis ini bisa menjadi bahan

A N ARTA
informasi dalam meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat buku

KIA dan
K OGY A AK
pemantauan tumbuh kembang balita dengan cara

A
T IY
S . YAN
menyumbangkan Karya Tulis ini di perpustakaan daerah Kabupaten

U
Sragen.
P A
P ER D E R A L

J EN
E S
IK
ST
DAFTAR PUSTAKA

Aprilianto, D.I. 2010. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat


Dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Melalui
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-puryanig2a-
5473-3-babii.pdf tanggal 3 Aguatus 2012 pukul 13:45
Denim, Sudarwan. 2003. Metode Penelitian Kebidanan Prosedur, Kebijakan &
Etik. Jakarta. EGC

DepKes RI. (2000) Buku Kesehatan Ibu dan Anak Pegangan Bagi Kader.
Jakarta, Depkes RI.

DepKes RI (2001) Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS)


di Indonesia 2001-2011. Jakarta, Depkes RI.

A N ARTA
A AK
DepKes RI (2004) Surat Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
K OGY
A
Nomor 284/MENKES/SK/III/2004 Tentang Buku Kesehatan Ibu dan
Anak . Jakarta . Depkes RI.

S . YAN T IY
U
DepKes RI (2001) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.411.3/1116/SJ.

P A
Tentang Pedoman Revitalisasi Posyandu. Jakarta. Depkes RI

P ER
DepKes RI
N DE
R A L
DepKes RI (2005) Pedoman Pengelolaan Posyandu. Cetakan ke 1. Jakarta.

J E Buku Kader Posyandu, Upaya Perbaikan gizi Keluarga.


DepKes RI (2006)
E SXX. Jakarta. DepKes RI
Edisi
I K
ST
DepKes RI (2007) Situasi Upaya Kesehatan Jawa Tengah melalui
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/profil_2007/bab_4.ht
m diunduh tanggal 26 Maret 2012 puluk 15.00 WIB

DepKes RI (2009 i). Pedoman Umum Manajemen Penerapan Buku KIA. Jakarta.
Depkes RI.

DepKes RI (2009 ii) Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta. Depkes RI.

DepKes RI (2009 iii). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu


dan Anak. Jakarta . Depkes RI.
DepKes RI (2011). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Depkes RI

DKK Sragen (2011) Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen 2011. Sragen :
DKK Sragen.
Ernoviana, (2006) Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas
Kesehatan Kota Sawahlunto, Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada
Fajriah Rizki Nisa. 2011 Tingkat Pengetahuan Kader Posyandu Balita tentang
cara pengisian Buku KIA di desa Tri Widadi Pajangan Bantul.
Yogyakarta. STIKES Achmad Yani
Heru A.S. (2005) Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Hidayat, Alimul Aziz (2010) Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis


Data. Jakarta. Salemba Medika

A N ARTA
Ismawati Cahyo, dkk. (2010) Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta. Nuha

A AK
Medika

A K OGY
Ivancevich, John, M, dkk. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi, jilid 1
dan 2 Jakarta : Erlangga

S . YAN T IY
Cipta U
Notoatmojo, Soekidjo 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka

P A
P ER D E R A L
Riwidigdo, Handoko. 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia

J
Press EN
Saryono (2010) Metodologi Penelitan Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia

E S
IK
ST
Setiawan, Ari. Saryono 2010 , Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1
dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika

Siswoyo, Subagyo (2002) Manfaat Penggunaan Buku KIA dan Kepatuhan Ibu
Hamil Melakukan ANC di Kabupaten Sragen, Yogyakarta. Universitas
Gadjah Mada,

Siti Bandiyah. (2009) Faktor Tingkat Pengetahuan Ibu hamil terhadap


pemanfaatan buku KIA di RB Harapan Bunda Surakarta. Yogyakarta.
STIKES Achmad Yani

Sugiyono (2007) Statistika Untuk Penelitian. Cetakan ke 12 Bandung. Alfabeta

Sugiyono (2008) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alfabeta
Widagdo. Laksmono & Tirto, Besar Husodo, 2009. Pemanfatan Buku KIA oleh
kader posyandu: Studi Pada Kader Posyandu Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Semarang : FKM
Universitas Diponegoro

Yulifah & Yuswanto, Tri Johan Agus (2009) Kebidanan Komunitas Untuk
Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika

Amran, Herlini. (2012) Hari Perempuan Internasional sebagai Momentum


Deselerasi Angka Kematian Ibu. Melalui http://www.dakwatuna.com/
2012/03/19268/hari-perempuan-internasional-sebagai-momentum-
deselerasi-angka-kematian-ibu/#ixzz239h4CgqD

A N ARTA
K OGY A AK
A
T IY
U S . YAN
P A
P ER D E R A L

J EN
E S
IK
ST

S-ar putea să vă placă și