Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
net/publication/321289442
CITATIONS READS
0 2,141
3 authors, including:
Ani Iryani
Universitas Pakuan
24 PUBLICATIONS 196 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ani Iryani on 25 November 2017.
Key words : Tea waste, Adsorption, Adsorbent, Ca and Mg, AAS instrument
ABSTRAK
Minuman teh menghasilkan limbah ampas teh yang memiliki kandungan selulosa yang cukup
tinggi yaitu sekitar 33,54% dari berat keringnya. Senyawa selulosa memiliki kemampuan mengikat
ion logam dengan cara adsorpsi dikarenakan memiliki gugus fungsi karboksil dan hidroksil. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini akan diketahui kemampuan optimum senyawa selulosa yang terdapat
pada ampas teh dalam mengadsorpsi ion logam Ca2+ dan Mg2+ penyebab kesadahan air sehingga
dapat bermanfaat bagi masyarakat umum. Pemanfaatan ampas teh sebagai adsorben Ca2+ dan Mg2+ ini
dilakukan terhadap contoh air sadah secara metode eksperimental laboratoris menggunakan instrumen
SSA untuk mengetahui kondisi pH dan waktu kontak optimum adsorpsi. Penentuan pH optimum
dilakukan pada variasi pH 2, 4, 6 dan 8, sedangkan untuk penentuan waktu kontak optimum dilakukan
pada variasi waktu 5 menit, 10 menit, 20 menit dan 30 menit. Kondisi optimum adsorpsi yang telah
diperoleh digunakan untuk menentukan jenis isoterm adsorpsi. Hasil penelitian diperoleh bahwa
untuk memanfaatkan ampas teh sebagai adsorben Ca2+ dan Mg2+ secara optimum dapat dilakukan pada
kondisi pH 8, dengan waktu kontak 10 menit. Efisiensi adsorpsi tertinggi yang diperoleh yaitu 31,56%
untuk adsorpsi Ca2+ dan 26,28% untuk adsorpsi Mg2+. Jenis isoterm adsorpsinya adalah isoterm
Freundlich (r2 = 0,9822 dan 0,8432).
Kata kunci : Ampas Teh, Adsorpsi, Adsorben, Logam Ca dan Mg, instrumen SSA
Universitas Pakuan Bogor, Juni 2017, 1-7
Pembuatan adsorben ampas teh tertinggi dari variabel kondisi pH larutan dan
Ampas teh yang telah dikumpulkan waktu kontak yang diberikan.
dari warung-warung teh atau restoran dicuci Jenis isoterm yang terjadi dapat
dengan air bersih. Ampas teh dikeringkan diketahui dengan membandingkan harga
menggunakan oven dengan suhu 105oC selama konstanta r2 dengan menggunakan persamaan
12 jam. Ampas teh dikeluarkan dari oven dan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich.
disimpan di dalam desikator. Ampas teh siap Konstanta r2 diperoleh dari uji statistik dengan
digunakan untuk proses adsorpsi. metode regresi linear sederhana. Jenis isoterm
dipilih untuk harga r2 yang paling mendekati
Penentuan pH dan waktu kontak optimum satu.
Ampas teh sebanyak 2 gram
ditambahkan ke dalam 100 ml sampel air yang HASIL DAN PEMBAHASAN
mengandung campuran logam Ca2+ 50 mg/L
dan Mg2+ 50 mg/L yang telah diatur pH-nya Penentuan pH optimum
dengan penambahan HNO3 0,1 N atau NaOH
0,1 N hingga diperoleh pH 2, 4, 6, 8. Sampel Nilai pH merupakan salah satu parameter
dan adsorbennya distirer selama 5, 10, 20 dan terpenting dalam proses adsorpsi dan dapat
30 menit. Larutan sampel uji tersebut mempengaruhi kesetimbangan kimia pada
kemudian disaring dan ditentukan konsentrasi adsorbat maupun pada adsorben. Dalam
Ca dan Mg dengan instrumen SSA. Kondisi variasi pH ini kemungkinan terjadi ikatan
pH dan waktu kontak optimum yang telah kimia antara adsorben yaitu ampas teh dengan
didapatkan kemudian digunakan untuk adsorbatnya yaitu Ca2+ dan Mg2+. Penentuan
langkah percobaan selanjutnya. kondisi pH optimum dilakukan dengan variasi
pH larutan adsorbat untuk tiap waktu kontak,
Penentuan isoterm adsorpsi setelah itu melihat efisiensi adsorpsi tertinggi
Ampas teh sebanyak 2 gram dari pH larutan adsorbat yang divariasikan. pH
ditambahkan ke dalam 100 ml sampel air yang yang akan diberi perlakuan antara lain pH 2, 4,
mengandung campuran Ca2+ dan Mg2+ dengan 6 dan 8.
variasi konsentrasi 5, 6, 7, 8, 9, 10 mg/L Tabel 1. Efisiensi adsorpsi ion Ca2+ pada
dengan kondisi optimum. Kemudian distirer variasi pH Larutan
dengan waktu kontak optimum. Setelah itu Efisiensi Waktu kontak
disaring dan ditentukan konsentrasi Ca dan Mg adsorpsi ion
dengan instrumen SSA. 2+ I II III IV
Ca (%)
2 0,36 0,95 0,67 0,06
larutan
adsorpsinya adalah 0,7890 mg/g dan 0,6570 dimungkinkan karena terjadinya adsorpsi ion
mg/g (Tabel. 2 dan 3). Pada pH di bawah 5 H+ yang jumlahnya banyak oleh adsorben
adsorpsi sangat kecil, hal tersebut ampas teh. Berikut ini disajikan data pengaruh
pH dalam bentuk grafiknya.
30
25
20 Waktu kontak I
15 Waktu kontak II
10
Waktu kontak III
5
Waktu kontak IV
0
2 4 6 8
pH larutan
25
Efisiensi adsorpsi (%)
20
Waktu kontak I
15
Waktu kontak II
10
Waktu kontak III
5 Waktu kontak IV
0
2 4 6 8
pH larutan
Tabel 2. Kapasitas adsorpsi Ca pada variasi pH 20 menit dan 30 menit. Grafik di bawah ini
larutan ion logam menunjukkan pengaruh waktu kontak terhadap
efisiensi adsorpsi pada pH optimum yaitu pH
Kapasitas adsorpsi (mg/g) 8.
pH waktu waktu
larutan waktu waktu
kontak kontak
kontak I kontak II
III IV 40
log x/m
Langmuir (Atkins, 1999). Ikatan yang terjadi
antara molekul adsorbat dengan permukaan -0,6
adsorben dapat terjadi secara fisisorpsi dan -0,8
kemisorpsi. y = 3,0391x - 3,06
-1
Pada penentuan jenis isoterm ini R² = 0,9822
digunakan adsorben pada kondisi optimum -1,2
Log C
yaitu pada pH 8 dan waktu kontak 10 menit.
Berdasarkan data yang telah didapatkan, maka
dilakukan uji regresi linear sederhana dengan Gambar 7. Isoterm Freundlich adsorpsi ion
menggunakan persamaan Langmuir dan Ca2+ oleh ampas teh
Freundlich. Penentuan jenis adsorpsi ini
ditentukan oleh nilai regresi (r2) yang lebih Grafik diatas diperoleh persamaan linear
dekat dengan 1. y = 3,0391x – 0,306 dengan koefisien regresi
linear r2 = 0,9822 (Gambar 7). Isoterm
60 Freundlich menggambarkan proses yang tejadi
secara fisika. Ion Ca2+ hanya menempel pada
40
permukaan selulosa pada ampas teh saja dan
x/m
20
terikat tidak kuat sehingga mudah lepas.
y = -8,2568x + 82,507
Berdasarkan harga r2 masing-masing
R² = 0,874
0 persamaan, maka dapat diketahui bahwa harga
0 2 4 6 8 10 r2 dari persamaan Freundlich lebih mendekati
nilai 1 dibandingkan dengan harga r2 dari
C (mg/L)
persamaan Langmuir, sehingga dapat
disimpulkan bahwa percobaan adsorpsi ion
Gambar 6. Isoterm Langmuir adsorpsi ion Ca2+ Ca2+ dengan adsorben ampas teh ini mengikuti
oleh ampas teh persamaan Freundlich dan interaksi yang
terjadi adalah secara fisika.
Dilihat dari kurva isoterm Langmuir Kurva isoterm Langmuir untuk adsorpsi
untuk adsorpsi ion Ca2+ di atas maka diperoleh Mg2+ diperoleh persamaan linear y = -2,1247x
persamaan linear y = -8,2568x – 82,507 – 26,2906 dengan koefisien regresi linear r2 =
dengan koefisien regresi linear r2 = 0,8740. 0,5240 (Gambar 8). Sedangkan kurva isoterm
(Gambar 6) Freundlich untuk adsorpsi Mg2+ diperoleh
Isoterm Langmuir menunjukkan bahwa persamaan linear y = 1,9901x – 1,8765 dengan
proses adsorpsi terjadi secara kimia. Asumsi koefisien regresi linear r2 = 0,8432 (Gambar
pada isoterm Langmuir adalah masing-masing 9).
gugus aktif adsorben hanya akan
mengadsorpsi satu molekul adsorbat saja 25
sehingga adsorpsi hanya akan terbatas pada 20
pembentukan lapisan tunggal (monolayer)
C/x/m
15
(Amri, dkk., 2004). Gugus –OH dari selulosa 10
akan mengikat Ca2+ dalam larutan. y = -2,1247x + 26,2906
5 R² = 0,5240
0
0 2 4 6 8 10
C (mg/L)
DAFTAR PUSTAKA
0
0 0,5 1 Amri, A., Supranto dan Fahrurozi, M. 2004.
-0,2 Kesetimbangan Adsorpsi Optional
log x/m
Diakses pada tanggal 20 Juli 2016 Sawyer, C.N dan McCarty. 1994. Chemistry
Pukul 21.05 WIB for Environmental Engineering, 4th
edition. New York: McGraw-Hill Inc
Kirk dan Othmer. 1992. Encyclopedia of
Chemical Technology 4th ed. New Stum, W., dan Morgan, JJ. 1981. Aquatic
York: John Wiley and Sons Inc. Chemistry. Newyork : John Willey
and Sons
Marsidi, R. 2001. Zeolit Untuk Mengurangi
Kesadahan Air. Jurnal Teknologi Taty C., VC, H. Faudet., C. Porte and A.
Lingkungan Vol. 2, No.1 hal. 30 Delacrix. 2003. Removal of Cd (II)
and Pb (II) Ions from Aqueous
Nurcahyani, E. P., C. I. Sutrisno dan Solution by Adsorption onto Swadust
Surahmanto. 2006. Utilitas Ampas Teh of Pinus sylvestris. J. Hazard eMater
yang Difermentasi dengan Aspergillus pp: 121-142
niger di dalam Ruman. Semarang:
Fakultas Peternakan Universitas Thomas, W.J., dan Crittenden, B.D. 1998.
Dipenogoro Adsorption Technology and Design.
Oxford : Butterworth-Heinemann
Parmar, Mukesh dan L.S Thakur. 2013. Heavy
Metal Cu, Ni and Zn: Toxicity, Health Yunita, A. Dan Presetyo, A. 2009. Aktivasi
Hazards and Their Removal Bagasse Fly Ash (BFA) untuk
Techniques By Low Cost Adsorbents: Adsorpsi Cu (II) secara Bacth dan
A Short Overview. Ujjain: Ujjain Kontinyu : Eksperimen dan
Engineering College (Journal) Pemodelan. Bandung : Prosiding
Seminar Nasional Teknik Kimia
Said, I dan Ruliasih. 2008. Penghilangan Indonesia
Kesadahan Di Dalam Air Minum.
Yogyakarta: EGC. Hal. 387-442