Sunteți pe pagina 1din 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321289442

PEMANFAATAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ION KALSIUM (Ca 2+ ) DAN


ION MAGNESIUM (Mg 2+ ) DALAM AIR SADAH UTILIZATION of TEA WASTE AS
ADSORBENT ION CALCIUM ( Ca 2+ ) AND ION MAGNESIU....

Article · June 2017

CITATIONS READS

0 2,141

3 authors, including:

Ani Iryani
Universitas Pakuan
24 PUBLICATIONS   196 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pemanfaatan Ampas Teh Sebagai Adsorben View project

Pengabdian Pada Masyarakat View project

All content following this page was uploaded by Ani Iryani on 25 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Universitas Pakuan Bogor, Juni 2017, 1-7

PEMANFAATAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ION KALSIUM (Ca2+) DAN


ION MAGNESIUM (Mg2+) DALAM AIR SADAH

UTILIZATION of TEA WASTE AS ADSORBENT ION CALCIUM ( Ca2+) AND ION


MAGNESIUM (Mg2+) IN THE HARD WATER

Iman Maulana, Ani Iryani, Husain Nashrianto


maulanaiman1953@gmail.com
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan Bogor
ABSTRACT
Tea drinks produce tea waste that has a high enough cellulose content is about 33,54% of the dry
weight. The cellulose has the ability to bind metal ions by adsorption because there are carboxyl and
hydroxyl function groups in it. Therefore, this research has purpose is to know the ability of the
cellulose contained in the tea waste to adsorp Ca2+ and Mg2+ ions wich caused by water hardness, so
it can be beneficial to the general public. Utilization of tea waste as adsorbent Ca2+ and Mg2+ was
conducted on sample of hard water as laboratory experimental methods using AAS instrument to
determine the optimum conditions of pH and contact time for absorption. The determination of
optimum pH is performed at variation of pH 2, 4, 6 and 8, while for the determination of the optimum
contact time is performed at the time variation of 5 minutes, 10 minutes, 20 minutes and 30 minutes.
The optimum adsorption conditions that have been obtained are used to determine the type of
adsorption isotherm. The result showed that to optimumly utilize the tea waste as adsorbent Ca2+ and
Mg2+, the conditions can be carried out at pH 8, with a contact time of 10 minutes. The highest of
adsorption efficiency is 31,56% for Ca2+, while 26,28% for Mg2+. The type of adsorption isotherm of
2
them is the Freundlich isotherm (r = 0,9822 and 0,8432).

Key words : Tea waste, Adsorption, Adsorbent, Ca and Mg, AAS instrument

ABSTRAK

Minuman teh menghasilkan limbah ampas teh yang memiliki kandungan selulosa yang cukup
tinggi yaitu sekitar 33,54% dari berat keringnya. Senyawa selulosa memiliki kemampuan mengikat
ion logam dengan cara adsorpsi dikarenakan memiliki gugus fungsi karboksil dan hidroksil. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini akan diketahui kemampuan optimum senyawa selulosa yang terdapat
pada ampas teh dalam mengadsorpsi ion logam Ca2+ dan Mg2+ penyebab kesadahan air sehingga
dapat bermanfaat bagi masyarakat umum. Pemanfaatan ampas teh sebagai adsorben Ca2+ dan Mg2+ ini
dilakukan terhadap contoh air sadah secara metode eksperimental laboratoris menggunakan instrumen
SSA untuk mengetahui kondisi pH dan waktu kontak optimum adsorpsi. Penentuan pH optimum
dilakukan pada variasi pH 2, 4, 6 dan 8, sedangkan untuk penentuan waktu kontak optimum dilakukan
pada variasi waktu 5 menit, 10 menit, 20 menit dan 30 menit. Kondisi optimum adsorpsi yang telah
diperoleh digunakan untuk menentukan jenis isoterm adsorpsi. Hasil penelitian diperoleh bahwa
untuk memanfaatkan ampas teh sebagai adsorben Ca2+ dan Mg2+ secara optimum dapat dilakukan pada
kondisi pH 8, dengan waktu kontak 10 menit. Efisiensi adsorpsi tertinggi yang diperoleh yaitu 31,56%
untuk adsorpsi Ca2+ dan 26,28% untuk adsorpsi Mg2+. Jenis isoterm adsorpsinya adalah isoterm
Freundlich (r2 = 0,9822 dan 0,8432).

Kata kunci : Ampas Teh, Adsorpsi, Adsorben, Logam Ca dan Mg, instrumen SSA
Universitas Pakuan Bogor, Juni 2017, 1-7

PENDAHULUAN penggunaan dalam rumah tangga


mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak.
Teh merupakan salah satu jenis bahan Hal ini disebabkan karena salah satu bagian
minuman yang sudah dikenal oleh masyarakat dari molekul sabun diikat unsur Ca.
luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Penggunaan air kapur untuk industri dapat
dunia. Menurut data dari Kemendag (2012), menyebabkan kerak pada dinding peralatan
berdasarkan pertemuan pelaku industri dan sistem pemanasan sehingga dapat
pedagang teh diketahui total produksi teh di menyebabkan kerusakan pada peralatan
Indonesia sekitar 150 ribu per tahun dimana industri dan menghambat proses pemanasan.
sekitar 75 ribu ton diekspor ke negara-negara Selain kerugian dalam rumah tangga dan
lain. Teh juga mengandung banyak bahan- industri, menurut WHO air yang kesadahannya
bahan aktif yang bisa berfungsi sebagai tinggi dapat menimbulkan dampak terhadap
antioksidan maupun antimikroba (Gramza et kesehatan yaitu dapat menyebabkan
al., 2005). penyumbatan pembuluh darah jantung
Minuman teh itu sendiri menghasilkan (cardiovascular desease) dan batu ginjal
suatu limbah yang dinamakan ampas teh. (urolithiasis) (Said, 2008).
Menurut Nurcahyani (2006), ampas teh Teknik adsorpsi merupakan salah satu
memiliki kandungan selulosa yang cukup teknik pengolahan air yang tercemar yang
tinggi yaitu sekitar 33,54% dari berat diharapkan dapat menurunkan konsentrasi
keringnya. Oleh sebab itu, ampas teh banyak logam berlebihan pada sistem air. Teknik ini
dimanfaatkan sebagai pupuk, pakan ternak memiliki beberapa kelebihan bila
maupun bahan kosmetik alami oleh dibandingkan dengan metode lainnya, metode
masyarakat, karena selain murah dan mudah ini murah, mudah dioperasikan, sederhana dan
didapat kita bisa menggunakan bahan yang memiliki kapasitas yang besar (Thomas dan
telah terbuang menjadi bahan sangat berguna Crittenden, 1988). Adsorpsi didasarkan pada
di kehidupan sehari-hari. interaksi ion logam dengan gugus fungsional
Menurut percobaan yang dilakukan yang ada pada permukaan adsorben melalui
Parmar dan Thakur (2013), penggunaan ampas interaksi pembentukan ion kompleks. Interaksi
teh dapat menurunkan kadar ion logam Ni, Fe ini biasanya terjadi pada permukaan padatan
dan Zn sekitar 90%. Keberhasilan ampas teh yang kaya gugus fungsional seperti –OH, –
dalam menurunkan kadar logam tersebut tidak NH, –SH, –COOH (Stum dan Morgan, 1996).
luput dari peran selulosa yang terdapat di Penelitian yang akan dilakukan ini, ampas
dalam ampas teh. Selulosa memiliki gugus teh digunakan sebagai adsorben kesadahan air
fungsi yang dapat melakukan pengikatan yang disebabkan oleh ion logam Ca2+ dan
dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut Mg2+. Berdasarkan fakta dan hasil percobaan
terutama gugus karboksil dan hidroksil (Ibbet di atas, maka perlu dibuktikan melalui suatu
dkk, 2006) percobaan sehingga ampas teh benar-benar
Air merupakan kebutuhan yang sangat dapat dijadikan adsorben untuk
utama bagi kehidupan manusia, oleh karena itu menghilangkan kandungan kesadahan di
jika kebutuhan air belum terpenuhi baik secara dalam air.
kuantitas maupun kualitas, maka akan
menimbulkan dampak yang besar terhadap METODE PENELITIAN
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Persyaratan air yang layak konsumsi atau air Metode penelitian yang digunakan dalam
sehat adalah dapat memenuhi syarat kimia, penelitian ini adalah metode secara
fisik dan biologis. Salah satu syarat kimia eksperimental laboratoris untuk mengetahui
dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kondisi optimum adsorpsi logam Ca2+ dan
kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+ dalam air Mg2+ di dalam sampel air dengan
yang keberadaaannya biasa disebut dengan menggunakan adsorben dari ampas teh.
kesadahan air (Marsidi, 2001). Kesadahan Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap antara
yang tinggi biasanya terdapat pada air tanah di lain pembuatan adsorben ampas teh, penentuan
daerah yang bersifat kapur, dimana Ca2+ dan kondisi pH dan waktu kontak optimum,
Mg2+ berasal (Alaerts dan Santika, 1984). penentuan isoterm adsorpsi dan analisis data.
Kesadahan air dapat menyebabkan
beberapa masalah, misalnya dalam
Universitas Pakuan Bogor, Juni 2017, 1-7

Pembuatan adsorben ampas teh tertinggi dari variabel kondisi pH larutan dan
Ampas teh yang telah dikumpulkan waktu kontak yang diberikan.
dari warung-warung teh atau restoran dicuci Jenis isoterm yang terjadi dapat
dengan air bersih. Ampas teh dikeringkan diketahui dengan membandingkan harga
menggunakan oven dengan suhu 105oC selama konstanta r2 dengan menggunakan persamaan
12 jam. Ampas teh dikeluarkan dari oven dan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich.
disimpan di dalam desikator. Ampas teh siap Konstanta r2 diperoleh dari uji statistik dengan
digunakan untuk proses adsorpsi. metode regresi linear sederhana. Jenis isoterm
dipilih untuk harga r2 yang paling mendekati
Penentuan pH dan waktu kontak optimum satu.
Ampas teh sebanyak 2 gram
ditambahkan ke dalam 100 ml sampel air yang HASIL DAN PEMBAHASAN
mengandung campuran logam Ca2+ 50 mg/L
dan Mg2+ 50 mg/L yang telah diatur pH-nya Penentuan pH optimum
dengan penambahan HNO3 0,1 N atau NaOH
0,1 N hingga diperoleh pH 2, 4, 6, 8. Sampel Nilai pH merupakan salah satu parameter
dan adsorbennya distirer selama 5, 10, 20 dan terpenting dalam proses adsorpsi dan dapat
30 menit. Larutan sampel uji tersebut mempengaruhi kesetimbangan kimia pada
kemudian disaring dan ditentukan konsentrasi adsorbat maupun pada adsorben. Dalam
Ca dan Mg dengan instrumen SSA. Kondisi variasi pH ini kemungkinan terjadi ikatan
pH dan waktu kontak optimum yang telah kimia antara adsorben yaitu ampas teh dengan
didapatkan kemudian digunakan untuk adsorbatnya yaitu Ca2+ dan Mg2+. Penentuan
langkah percobaan selanjutnya. kondisi pH optimum dilakukan dengan variasi
pH larutan adsorbat untuk tiap waktu kontak,
Penentuan isoterm adsorpsi setelah itu melihat efisiensi adsorpsi tertinggi
Ampas teh sebanyak 2 gram dari pH larutan adsorbat yang divariasikan. pH
ditambahkan ke dalam 100 ml sampel air yang yang akan diberi perlakuan antara lain pH 2, 4,
mengandung campuran Ca2+ dan Mg2+ dengan 6 dan 8.
variasi konsentrasi 5, 6, 7, 8, 9, 10 mg/L Tabel 1. Efisiensi adsorpsi ion Ca2+ pada
dengan kondisi optimum. Kemudian distirer variasi pH Larutan
dengan waktu kontak optimum. Setelah itu Efisiensi Waktu kontak
disaring dan ditentukan konsentrasi Ca dan Mg adsorpsi ion
dengan instrumen SSA. 2+ I II III IV
Ca (%)
2 0,36 0,95 0,67 0,06
larutan

Penentuan konsentrasi Ca dan Mg dengan 4 1,04 0,71 15,82 0,80


pH

instrumen SSA 6 13,89 29,18 17,78 4,72


Hasil penyaringan sampel 8 27,98 31,56 22,96 19,76
ditambahkan 10 ml HNO3 p lalu dipanaskan di
ruang asam hingga sampel tersisa ± 10 ml. Tabel 4. Efisiensi adsorpsi ion Mg2+ pada
Dibiarkan sampai suhu ruang. Sampel variasi pH Larutan
dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml dan Efisiensi Waktu kontak
diencerkan dengan air suling. Disaring dan adsorpsi ion I II III IV
diukur absorbansinya dengan instrumen SSA. Mg2+ (%)
Hasil yang terbaca dibandingkan dengan kurva 2 0,84 1,17 0,33 0,03
larutan

kalibrasi standar. 4 16,73 12,87 18,85 7,18


pH

6 20,26 20,78 21,46 14,84


Analisis data 8 21,41 23,30 26,28 19,76
Konsentrasi logam Ca dan Mg
diperoleh dari absorbansi hasil analisis dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
instrumen SSA dengan bantuan kurva kalibrasi proses adsorpsi mengalami peningkatan
standar sehingga besarnya logam yang terserap seiring dengan meningkatnya pH dan di semua
(mg/kg) dapat diketahui. Penentuan kondisi kondisi waktu kontak. Adsorpsi optimum Ca2+
optimum adsorpsi ampas teh untuk ion logam dan Mg2+ sama-sama ada di pH 8 dengan
Ca2+ dan Mg2+ dilihat dari efisiensi adsorpsi efisiensi adsorpsi yaitu 31,56% untuk Ca2+ dan
26,28% untuk Mg2+, sedangkan kapasitas
Universitas Pakuan Bogor, Juni 2017, 1-7

adsorpsinya adalah 0,7890 mg/g dan 0,6570 dimungkinkan karena terjadinya adsorpsi ion
mg/g (Tabel. 2 dan 3). Pada pH di bawah 5 H+ yang jumlahnya banyak oleh adsorben
adsorpsi sangat kecil, hal tersebut ampas teh. Berikut ini disajikan data pengaruh
pH dalam bentuk grafiknya.

Grafik hubungan antara pH larutan dengan efisiensi


adsorpsi ion Ca2+
35
Efisiensi adsorpsi (%)

30
25
20 Waktu kontak I
15 Waktu kontak II
10
Waktu kontak III
5
Waktu kontak IV
0
2 4 6 8
pH larutan

Gambar 1. Grafik hubungan pH larutan dengan efisiensi adsorpsi ion Ca2+

Grafik hubungan antara pH larutan dengan efisiensi


adsorpsi ion Mg2+
30

25
Efisiensi adsorpsi (%)

20
Waktu kontak I
15
Waktu kontak II
10
Waktu kontak III
5 Waktu kontak IV
0
2 4 6 8
pH larutan

Gambar 2. Grafik hubungan pH larutan dengan efisiensi adsorpsi ion Mg2+


Universitas Pakuan Bogor, Juni 2017, 1-7

Tabel 2. Kapasitas adsorpsi Ca pada variasi pH 20 menit dan 30 menit. Grafik di bawah ini
larutan ion logam menunjukkan pengaruh waktu kontak terhadap
efisiensi adsorpsi pada pH optimum yaitu pH
Kapasitas adsorpsi (mg/g) 8.
pH waktu waktu
larutan waktu waktu
kontak kontak
kontak I kontak II
III IV 40

Efisiensi adsorbsi (%)


2 0,0090 0,0236 0,0169 0,0014 30

4 0,0260 0,0179 0,3954 0,0201 20


Ca
6 0,3472 0,7295 0,4444 0,1179 10
Mg
8 0,6994 0,7890 0,5739 0,1816 0
5 10 20 30
Tabel 3. Kapasitas adsorpsi Mg pada variasi Waktu kontak (menit)
pH larutan ion logam
Kapasitas adsorpsi (mg/g) Gambar 5. Grafik waktu kontak terhadap
pH waktu waktu
efisiensi adsorpsi pada pH 8
larutan waktu waktu
kontak kontak
kontak I kontak II
III IV Grafik diatas menunjukkan bahwa
2 0,0209 0,0292 0,0083 0,0009 waktu kontak optimum adsorpsi terdapat pada
4 0,4183 0,3217 0,4712 0,1794 10 menit untuk Ca dan 20 menit untuk Mg
0,5066 0,5195 0,5365 0,3709 berdasarkan nilai efisiensi adsorpsinya. Pada
6
waktu kontak 5 menit, efisiensi adsorpsinya
8 0,5353 0,5825 0,6570 0,4940
lebih kecil, itu dimungkinkan belum
optimalnya adsorpsi dikarenakan kurangnya
Molekul adsorben secara kimiawi waktu kontak antara adsorben ampas teh
mempunyai sisi aktif atau gugus fungsional dengan adsorbatnya. Adsorpsi terus berjalan
yang mampu berinteraksi dengan logam. Jika hingga tercapai adsorpsi maksimum. Efisiensi
proses adsorpsi melalui pertukaran ion, maka adsorpsi terus menurun seiring berjalannya
adsorpsi dipengaruhi oleh banyak proton waktu. Itu dimungkinkan terjadi kejenuhan
dalam larutan yang berkompetisi dengan ion dari adsorbennya dan juga karena adanya
logam pada permukaan adsorben, sehingga pelepasan adsorbat yang telah terserap
pada pH rendah (asam) yaitu dibawah 5, sebelumnya. (Aries, 2010)
jumlah proton (H+) melimpah, mengakibatkan Berdasarkan hasil di atas, kedua waktu
peluang terjadinya pengikatan logam oleh kontak optimum yaitu 10 menit dan 20 menit
adsorben relatif kecil atau efisiensi tersebut tidak dapat digunakan saat aplikasi di
adsorpsinya menurun (Taty et al., 2003). Pada lapangan, sehingga harus dipilih antara 10
pH netral atau diatas 5, jumlah proton (H+) menit atau 20 menit yang akan dijadikan
relatif kecil dan menyebabkan peluang waktu optimum dengan melakukan uji beda
terjadinya pengikatan ion logam dengan gugus nyata (uji t-tabel) pada salah satu logam yang
aktif menjadi makin besar. Ion-ion logam juga memiliki perbedaan efisiensi adsorpsi paling
dapat membentuk endapan hidroksida kecil. Logam Mg memiliki perbedaan efisiensi
sehingga efisiensi adsorpsinya sukar untuk adsorpsi lebih kecil yaitu 2,98% dibanding
ditentukan (Cordero et al., 2004). dengan logam Ca (8,43%). Di bawah ini akan
diuji beda nyata antara efisiensi adsorpsi Mg
Penentuan waktu kontak optimum pada waktu kontak 10 menit dengan waktu
kontak 20 menit.
Waktu kontak merupakan waktu yang Berdasarkan uji beda nyata tersebut,
diberikan adsorben untuk mengadsorp dapat disimpulkan bahwa waktu kontak 10
adsorbatnya. Penentuan waktu kontak menit dan waktu kontak 20 menit untuk
optimum dilakukan pada pH optimum dengan adsorpsi Mg tidak berbeda nyata. Maka dari
melihat efisiensi adsorpsi tertinggi dari waktu itu, waktu kontak optimum untuk adsorpsi Mg
kontak yang dilakukan. Waktu kontak yang sama dengan waktu optimum untuk adsorpsi
akan diberi perlakuan yaitu 5 menit, 10 menit, Ca yaitu 10 menit.
Universitas Pakuan Bogor, Juni 2017, 1-7

Penentuan isoterm adsorpsi

Jenis isoterm adsorpsi dapat digunakan


untuk mempelajari mekanisme adsorpsi. 0
Adsorpsi fase padat-cair pada umumnya -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
menganut tipe isoterm Freundlich dan
-0,4

log x/m
Langmuir (Atkins, 1999). Ikatan yang terjadi
antara molekul adsorbat dengan permukaan -0,6
adsorben dapat terjadi secara fisisorpsi dan -0,8
kemisorpsi. y = 3,0391x - 3,06
-1
Pada penentuan jenis isoterm ini R² = 0,9822
digunakan adsorben pada kondisi optimum -1,2
Log C
yaitu pada pH 8 dan waktu kontak 10 menit.
Berdasarkan data yang telah didapatkan, maka
dilakukan uji regresi linear sederhana dengan Gambar 7. Isoterm Freundlich adsorpsi ion
menggunakan persamaan Langmuir dan Ca2+ oleh ampas teh
Freundlich. Penentuan jenis adsorpsi ini
ditentukan oleh nilai regresi (r2) yang lebih Grafik diatas diperoleh persamaan linear
dekat dengan 1. y = 3,0391x – 0,306 dengan koefisien regresi
linear r2 = 0,9822 (Gambar 7). Isoterm
60 Freundlich menggambarkan proses yang tejadi
secara fisika. Ion Ca2+ hanya menempel pada
40
permukaan selulosa pada ampas teh saja dan
x/m

20
terikat tidak kuat sehingga mudah lepas.
y = -8,2568x + 82,507
Berdasarkan harga r2 masing-masing
R² = 0,874
0 persamaan, maka dapat diketahui bahwa harga
0 2 4 6 8 10 r2 dari persamaan Freundlich lebih mendekati
nilai 1 dibandingkan dengan harga r2 dari
C (mg/L)
persamaan Langmuir, sehingga dapat
disimpulkan bahwa percobaan adsorpsi ion
Gambar 6. Isoterm Langmuir adsorpsi ion Ca2+ Ca2+ dengan adsorben ampas teh ini mengikuti
oleh ampas teh persamaan Freundlich dan interaksi yang
terjadi adalah secara fisika.
Dilihat dari kurva isoterm Langmuir Kurva isoterm Langmuir untuk adsorpsi
untuk adsorpsi ion Ca2+ di atas maka diperoleh Mg2+ diperoleh persamaan linear y = -2,1247x
persamaan linear y = -8,2568x – 82,507 – 26,2906 dengan koefisien regresi linear r2 =
dengan koefisien regresi linear r2 = 0,8740. 0,5240 (Gambar 8). Sedangkan kurva isoterm
(Gambar 6) Freundlich untuk adsorpsi Mg2+ diperoleh
Isoterm Langmuir menunjukkan bahwa persamaan linear y = 1,9901x – 1,8765 dengan
proses adsorpsi terjadi secara kimia. Asumsi koefisien regresi linear r2 = 0,8432 (Gambar
pada isoterm Langmuir adalah masing-masing 9).
gugus aktif adsorben hanya akan
mengadsorpsi satu molekul adsorbat saja 25
sehingga adsorpsi hanya akan terbatas pada 20
pembentukan lapisan tunggal (monolayer)
C/x/m

15
(Amri, dkk., 2004). Gugus –OH dari selulosa 10
akan mengikat Ca2+ dalam larutan. y = -2,1247x + 26,2906
5 R² = 0,5240
0
0 2 4 6 8 10
C (mg/L)

Gambar 8. Isoterm Langmuir adsorpsi ion


Mg2+ oleh ampas teh
Universitas Pakuan Bogor, Juni 2017, 1-7

DAFTAR PUSTAKA
0
0 0,5 1 Amri, A., Supranto dan Fahrurozi, M. 2004.
-0,2 Kesetimbangan Adsorpsi Optional
log x/m

Campuran Biner Cd(II) dan Cr(III)


-0,4 dengan zeolit Alam Terimpregnasi 2-
merkaptobenzotiazol. Jurnal Natur
-0,6 y = 1,9901x - 1,8765 Indonesia Vol 6(2) : 111-117
R² = 0,8432
-0,8 Alaerts, G., dan Santika, S.S. 1984. Metoda
log C Penelitian Air. Surabaya: Usaha
Nasional
Gambar 9. Isoterm Freundlich adsorpsi ion
Aries, W. H., 2010. Penggunaan Selulosa
Mg2+ oleh ampas teh
Daun Nanas Sebagai Adsorben Logam
Berat Cd(II). Jurnal Kimia Universitas
Dilihat dari harga r2 masing-masing
Sebelas Maret Surakarta
persamaan, maka dapat diketahui bahwa harga
r2 dari persamaan Freundlich lebih besar dari Arthur, W. A. 1990. Physical Chemistry
harga r2 dari persamaan Langmuir, sehingga Surfaces. California: John Wiley and
dapat disimpulkan bahwa percobaan adsorpsi Sons, Inc.
ion logam Mg2+ dengan adsorben ampas teh
mengikuti persamaan Freundlich dan interaksi Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika 2. Jakarta :
yang terjadi adalah secara fisika. Erlangga

KESIMPULAN DAN SARAN Castellan, G. W. 1983. Physical Chemistry 3rd


ed. California: University of Maryland
Kesimpulan The Benjamin Cumings Publishing
Company Inc Menlo Park
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa ampas teh dapat Cordero, B., Loidero P Herrero R., and
dimanfaatkan sebagai adsorben ion logam Ca2+ Vicente. 2004. Biosorption of
dan Mg2+ dalam air (sadah). Kondisi optimum Cadmium by Fucus spiralis. Journal
adsorpsi dapat dilakukan pada kondisi pH 8, Environ Chem I : 180-187
dengan waktu kontak 10 menit. Efisiensi
adsorpsi tertinggi yang telah diperoleh yaitu Gandjar, G.H., dan Rohman, A. 2007. Kimia
31,56% untuk adsorpsi ion logam Ca2+ dan Farmasi Analisis. Yogyakarta:
26,28% untuk adsorpsi ion logam Mg2+. Jenis Pustaka Pelajar.
isoterm adsorpsinya adalah isoterm Freundlich
(r2 = 0,9822 untuk Ca dan 0,8432 untuk Mg). Gramza, A., K. Pawlak-Lemanska, J. Korczak,
E. Wsowicz dan M. Rudzinska. 2005.
Saran Tea Extracts as Free Radical
Scavengers. Warszaw: Polish Journal
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, of Environmental Studies Vol. 14 No.
maka saran dari penulis adalah : 6: 861-867.
1. Melakukan modifikasi adsorben misalnya
melakukan aktivasi dengan asam kuat Ibbet, R.N, Kaenthong, S., Philips, D.A.S.,
atau basa kuat terhadap ampas teh untuk Wilding, M.A., 2006. Charaterisatim
menaikkan efisiensi adsorpsi Ca2+ dan of Porosity of Regenerated Cellulosil
Mg2+. Fibres Using Classical Dye Adsorbtian
2. Merancang percobaan adsorpsi ion logam Techniques. Lenzing: Lenzinger
lain dengan adsorben ampas teh untuk Berichte, Vol 88, 77-86
mengetahui kemampuan adsorpsi lainnya.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Berbagai Terbitan.
www.kemendag.go.id [Oktober 2012].
Universitas Pakuan Bogor, Juni 2017, 1-7

Diakses pada tanggal 20 Juli 2016 Sawyer, C.N dan McCarty. 1994. Chemistry
Pukul 21.05 WIB for Environmental Engineering, 4th
edition. New York: McGraw-Hill Inc
Kirk dan Othmer. 1992. Encyclopedia of
Chemical Technology 4th ed. New Stum, W., dan Morgan, JJ. 1981. Aquatic
York: John Wiley and Sons Inc. Chemistry. Newyork : John Willey
and Sons
Marsidi, R. 2001. Zeolit Untuk Mengurangi
Kesadahan Air. Jurnal Teknologi Taty C., VC, H. Faudet., C. Porte and A.
Lingkungan Vol. 2, No.1 hal. 30 Delacrix. 2003. Removal of Cd (II)
and Pb (II) Ions from Aqueous
Nurcahyani, E. P., C. I. Sutrisno dan Solution by Adsorption onto Swadust
Surahmanto. 2006. Utilitas Ampas Teh of Pinus sylvestris. J. Hazard eMater
yang Difermentasi dengan Aspergillus pp: 121-142
niger di dalam Ruman. Semarang:
Fakultas Peternakan Universitas Thomas, W.J., dan Crittenden, B.D. 1998.
Dipenogoro Adsorption Technology and Design.
Oxford : Butterworth-Heinemann
Parmar, Mukesh dan L.S Thakur. 2013. Heavy
Metal Cu, Ni and Zn: Toxicity, Health Yunita, A. Dan Presetyo, A. 2009. Aktivasi
Hazards and Their Removal Bagasse Fly Ash (BFA) untuk
Techniques By Low Cost Adsorbents: Adsorpsi Cu (II) secara Bacth dan
A Short Overview. Ujjain: Ujjain Kontinyu : Eksperimen dan
Engineering College (Journal) Pemodelan. Bandung : Prosiding
Seminar Nasional Teknik Kimia
Said, I dan Ruliasih. 2008. Penghilangan Indonesia
Kesadahan Di Dalam Air Minum.
Yogyakarta: EGC. Hal. 387-442

View publication stats

S-ar putea să vă placă și