Sunteți pe pagina 1din 10

P E N E L I T I A N I LM I A H

ABSTRACT
Hubungan Antara Pelaksanaan
Discharge Planning Dengan Discharge planning is an important of the client`s
nursing program that began immediately after the
Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit
client enters the hospital until the patient`s discharge
Umum Daerah (Rsud) Sampang planning from the hospital. Based on the data of
research study result it obtained 90% say are not
safistied with the implemention of discharge
planning. This research was aimed to analyze the of
relationship between the discharge of planning with
Relation Between The Discharge patient satisfaction in regional Sampang general
Planning With Patient Satisfaction In hospital. This research used analytical survey
method, while the design of this research used cross
Sampang Hospital sectional. The Independent variable is the
implementation discharge planning and dependent
variable is the patient satisfaction. Purposive
Sampling was used by taking sample tecnic was
suitable researchers needs . The population were
taken about 150 people in room dahlia, anggrek, and
cempaka. From 150 people, had been taken 75
samples by using simple technic of random
sampling. Independent variable was questioner.
Statictical test used spearman rank corelative test it
means α 0,05.The result of research showed that
dischage planning in the nearly half of nurses
category was enought. It was counted 35 nurses
(476,7%), and nearly half patient quite satisfied with
implemention discharhe planning. Statistic result of
spearman rank, was got ρ value 0.00 < α 0,05, so
that Ho was rejected and Ha was accepted, which
means that there was the relationship between the
discharge of planning with patient satisfaction, r
(0,494) it means the level of influence was
low.Sampang Hospital sugestion, it was expeced to
continue to develep human resources capacity in
Dr. Mustofa Haris S,Kp.,M.Kes *) order to implenment the tasks and responsibilities
incluce the implementation of discharge planning
*) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Ngudia Husada Madura Keywords: Rumput Gajah (Pennisetum
Purpureum Schum), the figuration of sel busa
(Foam Cell)

Correspondence: Dr. Mustofa Haris S,Kp.,M.Kes Jl. R.E. Martadinata Bangkalan,

PENDAHULUAN pulang dari rumah sakit. Discharge


planning merupakan komponen yang
Perencanaan Pulang atau terkait dengan rentang keperawatan,
discharge planningadalah bagian rentang keperawatan ini sering disebut
penting dari program keperawatan klien juga sebagai perawatan berkelanjutan.
yang dimulai segera setelah klien masuk
Artinya perawatan yang dibutuhkan oleh
rumah sakit sampai dengan pasien

1
2

pasien dimanapun pasien berada, meningkatkan kemampuan pasien serta


rentang keperawatan bersifat kontinu, keluarga tentang perawatan.
yang berfokus pada pasien dan terdiri Standarisasi pelaksanaan
atas mekanisme pelayanan discharge planningdi Amerika
keperawatan yang membimbing dan berdasarkan pada ketentuan dari center
mengarahkan pasien sepanjang waktu of medical and medicaid service dimana
(Chasta dalam Nursalam 2008). semua pasien pulang harus
Proses perencanaan pulang mendapatkan persiapan yang berlaku
merupakan proses yang dinamis, untuk semua pasien, sedangkan di
dimana tim kesehatan mendapat Indonesia data mengenai pelaksanaan
kesempatan yang cukup untuk discharge planning pada seluruh RS
menyiapkan pasien melakukan belum ada, penelitian tentang discharge
perawatan mandiri di rumah (Carpenito, planning hanya digunakan untuk
1990). Namun, sampai saat ini kebutuhan internal (Rofi’i, 2011).
perencanaan pulang bagi pasien yang Observasi yang
dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakanpadabulanDesember 2014
dilaksanakan, dimana peran perawat di RSUD Sampangdiketahuibahwa
terbatas pada kegiatan rutinitas saja, pelaksanaan Discharge Planning di
yaitu hanya berupa informasi kontrol RSUD Sampang dilakukan secara
ulang. lisan, sementaramedia penyampaian
Di Indonesia semua pelayanan pendidikan kesehatan dan materi yang
keperawatan di rumah sakit telah diberikan semisal leaflet belum ada.
merancang berbagai bentuk format Hasilwawancaradenganbeberapakepala
discharge planning. Namun discharge ruang di 4 ruang perawatan yaitu ruang
planning kebanyakan dipakai dalam Dahlia, Cempaka, Melati dan Anggrek di
bentuk pendokumentasian resume RSUD Sampang diketahui bahwa
pasien pulang berupa informasi yang Pelaksanaan discharge planning hanya
perlu disampaikan kepada pasien yang berkaitan dengan persyaratan kontrol
akan pulang seperti intervensi medis saja, padahal secara manajemen
dan non medis yang sudah diberikan, pelaksanaan kertas discharge planning
jadwal kontrol, gizi atau nutrisi, istirahat bersifat wajib dan harus dilakukan.
dan aktivitas, obat-obatan, perawatan Berdasarkan hasil angket prapenelitian
luka, yang harus dipenuhi di rumah. pada Januari 2015 diketahui bahwa
Perencanaan pulang (Discharge sebagian besar responden tidak puas
Planning) akan menghasilkan sebuah dengan discharge planning yaitu 17
hubungan yang terintegrasi, yaitu antara keluarga pasien menyatakan belum
perawatan yang diterima pada waktu di puas dengan informasi yang diberikan
rumah sakit dengan perawatan yang perawat, sebanyak 16 orang keluarga
diberikan setelah pasien pulang. pasien menyatakan belum memahami
Perawatan di rumah sakit akan berguna perawatan dirumah dan 17 orang
jika dilanjutkan dengan perawatan di keluarga pasien menyatakan belum
rumah oleh pasien sendiri maupun puas dengan pendidikan kesehatan
keluarganya. Sehingga discharge yang diberikan tentang perawatan
planning sangat perlu diterapkan secara pasien di rumah, Hal ini menunjukkan
optimal dalam pelaksanaan masih rendahnya pelaksanaan
Pelaksanaan intervensi keperawatan. discharge planning di RSUD Sampang.
Terdapat tiga kegiatan dalam discharge Potter dan Perry (2005),
planning yaitu : pendidikan kesehatan menyebutkan bahwa keberhasilan
yang bertujuan untuk mengurangi angka penerapan sebuah proses keperawatan
kekambuhan atau komplikasi dan dipengaruhi oleh diri pribadi perawat
3

dan diri pribadi pasien. Selain itu perencanaan pulang pada pasien,
pendapat lain dari hasil penelitian karena akan dapat menurunkan
Poglitsch, Emery & Darragh (2011), angkakekambuhan penyakit pada
darihasil penelitian kualitatif yang telah pasien yang sudah dipulangkan dari
dilakukan yaitu tentang faktor-faktor rumah sakit.Manfaat lain adalah dapat
yangmenentukan keberhasilan proses meningkatkan promosi rumah sakit
perencanaan pulang terdapat lima faktor kepada masyarakat, tempat
yangberkontribusi. Faktor-faktor tersebut pembelajaran yang ideal serta
adalah faktor personil perencanaan dampaknya terhadap kepuasan pasien.
pulang, keterlibatan dan partisipasi, Berdasarkan hal tersebut, dirasakan
komunikasi, waktu, perjanjian dan penting untuk melengkapi dan
konsensus. Dapat disimpulkan bahwa mengoptimalkan kegiatan selain itu
faktor-faktor yang mempengaruhi perlu juga menyediakan sarana dan
keberhasilan pelaksanaan pulang prasarana seperti penyediaan leaflet
adalah personil perencanaan pulang, serta meningkatakan supervisi dan
keterlibatan dan partisipasi, komunikasi, pengetahuan personil mengenai
waktu, perjanjian dan konsensus. kegiatan pemulangan pasien. Oleh
Kegagalan dalam memberikan sebab itu peneliti tertarik melakukan
dan mendokumentasikan perencanaan penelitian mengenai hubungan antara
pulang akan beresiko terhadap beratnya Pelaksanaan discharge planning
penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi dengan kepuasan pasien di RSUD
fisik. Berkaitan dengan hal itu menurut Sampang. Tujuan Penelitian ini adalah
Supratmo (2006). Tingkat kepuasan untuk Menganalisa hubungan antara
pasien sangat ditentukan oleh mutu Pelaksanaan discharge planning
suatu produk, makin baik mutu dengan kepuasan pasien di RSUD
pelayanan maka makin puas pasien Sampang.
akan pelayanan tersebut. Kepuasan
seseorang bersifat subjektif tergantung METODE PENELITIAN
dari latar belakang individu, status
sosial, pendidikan. Menurut Koenjoro Desain penelitian yang digunakan
adalah analitik dengan pendekatan
(2007) dalam modulasi kesehatan di
cross sectional. Variabel independent
Indonesia kepuasan pasien dapat
yang digunakan dalam penelitian ini
dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya kenyamanan, pelayanan adalah pelaksanaan discharge planning.
sejak pasien datang sampai pasien Variabel dependent yang digunakan
pulang, prosedur pelayanan, hasil adalah kepuasan pasien. Jumlah
layanan dan lingkungan pelayanan. populasi pada penelitian ini berdasarkan
rata-rata tiap bulan masing masing
Menurut Parasuraman (1977) dalam
ruangan sebanyak 80 orang tiap bulan
Purwanto (2007) aspek pelayanan
tergantung pada kenyataan fasilitas, jadi total pasien sebanyak 360 orang.
Besar sampel adalah 150 responden.
kehandalan, ketanggapan, jaminan, dan
Teknik sampling dalam penelitian ini
empati. World health Organization
(1954) dalam Notoadmojo (2007) menggunakan teknik porpotionale
menyatakan bahwa tujuan pendidikan stratified randomsampling. Instrumen
kesehatan adalah untuk meningkatkan yang digunakan adalah kuesioner
status kesehatan, mencegah timbulnya tentang kepuasan pasien untuk menilai
penyakit serta meningkatkan fungsi pelaksanaan discharge planning. Uji
statistik yang digunakan adalah
kesehatan sejalan dengan tujuan
Spearman Rank
tersebut maka Rumah Sakit Sampang
perlu untuk melaksanakan kegiatan
4

HASIL PENELITIAN Sarjana

1. Data Umum
Responden penelitian ini adalah
Total 75 100
perawat dan pasien yang terdiri dari
karakteristik responden meliputi usia,
Berdasarkan tabel diatas dapat
jenis kelamin, pendidikan responden.
diketahui bahwa sebagian responden
Umur
memiliki pendidikan Diploma 3
Tabel 1 Distribusi responden
sebanyak 28 orang (37,3%).
menurut umur responden di RSUD
Sampang, Maret 2015
Tabel 4 Distribusi responden
Umur Jumlah Persentase
menurut pengguna jasa di RSUD
No
Sampang, Maret 2015
20-30 17 22,7
Pengguna Jumlah Persentase
tahun 41 54,7
no jasa
31-40 17 22,7
BPJS 60 80
tahun
Umum 15 20
>41
tahun Total 75 100
Total 75 100 Sumber data primer penelitian,
Maret 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat Berdasarkan tabel 4.4 dapat
diketahui bahwa sebagian besar diketahui bahwa sebagian besar
responden berusia 31-40 tahun responden menggunakan jasa BPJS
sebanyak 41 orang (54,7 %). sebanyak 60 responden (80%).

Tabel 2 Distribusi responden Tabel 5 Distribusi responden


menurut Jenis kelamin responden di menurut pendidikan perawat di RSUD
RSUD Sampang, Maret 2015 Sampang, Maret 2015
Pendidikan Jumlah Persentase
Jenis Jumlah Persen no
no Kelamin tase D3 23 59
Laki-laki 35 46,7 Sarjana 16 41
Perempuan 40 53,3 Total 39 100
Berdasarkan tabel diatas
Total 75 100 dapat diketahui bahwa sebagian besar
Berdasarkan tabel diatas dapat perawat memiliki pendidikan Diploma 3
diketahui bahwa sebagian besar sebanyak 23 orang (59%).
responden berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 40 orang (53,3%). Tabel 6 Distribusi lama kerja
perawat di RSUD Sampang, Maret 2015
Tabel 3 Distribusi responden Lama Jumlah Persentase
menurut Pendidikan Responden di no kerja
ruang RSUD Sampang, Maret 2015 1-4 12 31
Pendidikan Jumlah Persent 5-6 10 26
no ase 7-10 17 43
Tidak 24 32 Total 39 100
Sekolah 17 22,7
SD-SMU 28 37,3
D3 6 8
5

Berdasarkan tabel 4.6 dapat


diketahui bahwa hamper setengahnya No DP Kepuasan Pasien Total
Puas Cukup Kurang
mempunyai pengalaman 7-10 tahun
Frek % Fr % Frek % Fre %
sebanyak 17 perawat (43%). ek k
1 Baik 14 19 12 16 0 0 26 35
2 Cukup 15 20 20 26 0 0 35 46
Distribusi pelaksanaan discharge 3 Kurang 1 1 2 3 11 15 15 19
planning di RSUD Sampang
Tabel 1 Distribusi pelaksanaan 30 40 34 45 11 15 75 100
discharge planning ρ hitung=0,00 < ρ 0,05 Korelasi 0,494

DP Jumlah Persentase
no
PEMBAHASAN
Baik 26 34,7
Cukup 35 46,7 Gambaran Pelaksanaan Discharge
Kurang 14 18,6 Planning di RSUD Sampang
75 100 Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa hampir separuh
Berdasarkan tabel diatas perawat melakukan discharge planning
diketahui bahwa hampir separuh dengan cukup. Hasil analisa kusioner
responden melakukan discharge discharge planning di dapatkan
planning cukup sebanyak 35 perawat tindakan discharge planning pre MRS
(46,7%). adalah perawat menyambut
kedatangan pasien dengan
Distribusi kepuasan responden di memperkenalkan diri (79%), dan yang
RSUD Sampang kurang perawat memperkenalkan
Tabel 2 Distribusi kepuasan pasien pada teman sekamar dan
responden di RSUD Sampang perawat yang akan merawat pasien
Pre Jumlah Persentase masa perawatan (25%), tindakan
no discharge planning saat MRS adalah
Puas 30 40,0 perawat melakukan pemeriksaan klinis
Cukup 34 45,3 dan penunjang yang lain seperti foto,
Kurang 11 14,7 pemeriksaan darah (75%), dan yang
kurang perawat memberikan
75 100
penyuluhan kesehatan mengenai
penyakit (26%), dan tindakan discharge
Berdasarkan tabel diatas planning menjelang keluar RS adalah
diketahui bahwa hampir separuh yaitu perawat memberikan penjelasan
sebanyak 34 responden cukup puas tentang makanan dan minuman yang di
dengan pelaksanaan discharge perbolehkan (96%), dan yang kurang
planning. perawat memberikan surat rujukan,
surat keterangan dll (47%).
Hasil Crosstab antara Menurut Hurts (1990), yang dikutip
pelaksanaan Discharge planning dan
Kristina (2007), perencanaan pulang
kepuasan responden di RSUD merupakan proses yang dinamis, agar
Sampang tim kesehatan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk
Tabel 3 Hasil Crosstab antara menyiapkan pasien melakukan
pelaksanaan Discharge planning dan perawatan mandiri di rumah.
kepuasan responden di RSUD Perencanaan pulang didapatkan dari
Sampang proses interaksi di mana perawat
profesional, pasien dan keluarga
6

berkolaborasi untuk memberikan dan akibatnya adalah pelaksanaan


mengatur kontinuitas keperawatan yang discharge planning yang diterima
diperlukan oleh pasien di mana kurang baik, memperberat kondisi sakit
perencanaan harus berpusat pada pasien karena pelaksanaan discharge
masalah pasien, yaitu pencegahan, planning yang tidak sesuai dengan
terapeutik, rehabilitatif, serta perawatan tingkat pengetahuan perawat. Selain itu
rutin yang sebenarnya (Swenberg, 2000 keterampilan dalam perawatan pasien
dalam Kristina, 2007.) sangat dibutuhkan untuk mencegah
Discharge planning adalah suatu komplikasi yang memperpendek masa
proses yang dinamis dan sistematis dari perawatan di rumah.
penilaian, persiapan, serta koordinasi Faktor lain yang dapat
yang dilakukan untuk memberikan mempengaruhi discharge planning yaitu
kemudahan pengawasan pelayanan pengalaman lama kerja perawat. Hasil
kesehatan dan pelayanan sosial penelitian di dapatkan data lama
sebelum dan sesudah pulang pekerjaan perawat sebanyak 17
(Nursalam, 2007). Perencanaan pulang perawat mempunyai pengalaman kerja
yang berhasil adalah suatu proses yang 7-10 tahun pada diploma 3.
terpusat, terkoordinasi, dan terdiri dari Pengalaman kerja merupakan
berbagai disiplin ilmu yang memberi penguasaan terhadap apa yang
kepastian bahwa klien mempunyai satu dikerjakan dalam tingkat penguasaan
rencana untuk memperoleh perawatan seseorang dalam pelaksanaan aspek –
yang berkelanjutan setelah aspek tehnik dari pekerjaanya ( foster,
meninggalkan rumah sakit (Perry & 2003 ). Dari data di atas dapat
Potter, 2005). disimpulkan bahwa semakin lama masa
Salah satu faktor yang kerja perawat akan membuat mereka
mempengaruhi pelaksananaan terampil dalam pelaksanaan discharge
discharge planning adalah pendidikan planning. Sehingga dalam pelaksanaan
perawat. Hasil penelitian di dapatkan discharge planning membuat perawat
sebagian besar perawat memiliki lebih menguasai dengan baik.
pendidikan Diploma 3 sebanyak 23
orang (59%), pendidikan Sarjana Gambaran Kepuasan Pasien di
sebanyak 16 0rang (41%). Tingkat RSUD Sampang
pendidikan mempengaruhi pengetahuan
perawat tentang pelaksanaan tentang Berdasarkan hasil penelitian
discharge planning. Hal ini Sejalan diketahui bahwa hampir separuh yaitu
dengan penelitian Kasanah (2011), sebanyak 34 responden (40%) cukup
bahwa pelaksanaan Discharge Planning puas dengan pelaksanaan discharge
oleh perawat dipengaruhi oleh beberapa planning, 30 responden (45,3%)
faktor diantaranya: pengetahuan, menyatakan puas, dan 11 responden
motivasi, supervisi pengawas, fasilitas, (14,7%) menyatakan kurang puas.
dan beban kerja. Tingkat pengetahuan Hasil pengisian kusioner kepuasan
perawat yang kurang tentang discharge di dapatkan pada dimensi keandalan.
planning dapat menyebabkan Secara keseluruhan pelayanan
komplikasi dan keluhan yang perawatan di rumah sakit ini baik (87%),
membahayakan bagi pasien sehingga perawat memberitahu dengan jelas
dapat menyebabkan kematian. sesuatu hal yang dilarang perawatan
Pengetahuan yang kurang tentang klien (85%). Dimensi jaminan,
discharge planning akan memberikan pelayanan perawat membuat keluhan
dampak yang negatif terhadap pasien klien berkurang (100%). Dimensi
maupun terhadap perawat. Salah satu empati,
7

perawat selalu berusaha agar klien akan sangat puas. Sedangkan bila
merasa puas dengan kepedulian yang kinerja melebihi harapan pelanggan
baik (85%), perhatian yang cukup tinggi akan sangat puas harapan pelanggan
selalu diberikan perawat kepada pasien dapat dibentuk oleh pengalaman masa
(85%). Dimensi kenyataan, perawat lampau, komentar dari kerabatnya serta
menjaga agar kondisi peralatan tetap janji dan informasi dari berbagai media.
bersih selama dipakai untuk tindakan Banyaknya pasien yang
keperawatan (84%), prosedur menyatakan cukup puas terhadap
pelayanan perawatan sudah diterapkan pelayanan keperawatan bisa
dengan baik (83%). Dimensi (tanggung disebabkan oleh karena pendidikan
jawab), perawat menjelaskan dalam pasien. Hasil penelitian di dapatkan 24
pemakain obat sesuai jadwal (84%), pasien tidak sekolah (32%). Seseorang
perawat menjelaskan dalam pemakain yang berpendidikan rendah biasanya
obat sesuai jadwal (84%). tidak banyak berfikir untuk menghitung
Hal ini sesuai dengan seberapa banyak keuntungan yang
konsep Pasuraman Tjiptono (2000) didapat dengan pengorbanan yang
bahwa dalam mengevaluasi jasa dilakukan. Mereka cenderung tidak
umumnya pelanggan menggunakan mempermasalahkan apa yang diterima
beberapa atribut faktor berikut: Dimensi misalnya makanan yang dihidangkan ke
keandalan yakni kemampuan pasien, ketrampilan dan kemampuan
memberikan pelayanan yang dijanjikan perawat dalam melakukan tindakan
dengan segera, akurat, dan keperawatan dan lain-lain.
memuaskan. Dimensi jaminan Menurut Chayatin dan Mubarok
(assurance) mencakup pengetahuan, (2009), pendidikan kesehatan
kesopanan, kemampuan dan sifat dapat merupakan proses perubahan prilaku
dipercaya yang dimiliki para staff, bebas yang dinamis, dimana perubahan
dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. tersebut bukan sekedar proses transfer
Dimensi empati (empaty) meliputi materi atau teori dari seseorang lain,
kemudahan dalam melakukan akan tetapi hal tersebut terjadi karena
hubungan, kommunikasi yang baik, adanya kesadaran dari dalam diri
perhatian pribadi, dan memahami individu sendiri. Oleh karena itu apabila
kebutuhan para pelanggan. Dimensi pasien banyak yang berpendidikan
kenyataan (tangibles) meliputi fasilitas rendah maka mereka banyak yang
fisik, perlengkapan, pegawai, sarana menerima apa saja yang diberikan atau
komunikasi. Dimensi tanggung jawab disediakan sehingga kecenderungan
yaitu keinginan para staff dan karyawan banyak pasien yang menyatakan
untuk membantu pelanggan dan puas baik dari pelayanan yang
memberikan pelayanan dengan dilakukan perawat maupun fasilitas yang
tanggap. disediakan.
Menurut Oliver (dalam Supranto, Faktor lain yang mempengaruhi
2001) mendefinisikan kepuasan sebagai kepuasan pasien adalah kepemilikan
tingkat perasaan seseorang setelah kartu BPJS. Hasil wawancara dengan 3
membandingkan kinerja atau hasil yang kepala ruangan Dahlia, Anggrek, dan
dirasakannya dengan harapannya. Cempaka didapatkan sebanyak 60
Tingkat kepuasan merupakan fungsi responden menggunakan jasa BPJS
dari perbedaan antara kinerja yang (80% ). Pasien merasa cukup puas
dirasakan dengan harapan. Apabila dikarenakan dalam biaya mereka tidak
kinerja dibawah harapan, maka terlalu di bebani dengan biaya yang
pelanggan akan sangat kecewa. Bila besar. Sebanyak 15 responden
kinerja sesuai harapan, maka pelanggan menggunakan Umum (20%). Mereka
8

sangat puas dengan pelayanan di dengan kesiapan pasien dan keluarga


rumah sakit. BPJS memberikan untuk meneruskan perawatan di rumah
pelayanan kepada masyarakat baik yang sering menimbulkan kecemasan.
kaya dan miskin di mana mereka Sehingga jika pelaksanaan discharge
mendapatkan jaminan yang sama planning ini baik maka pasien akan tidak
sehingga tercapai kepuasan dari cemas dan pasien akan merasa puas
pelayanan kesehatan yang diterima oleh dengan pelayanan yang ada.
pengguna jasa. Pasien yang di fasilitasi Sebaliknya jika pelaksanaan discharge
dengan BPJS memiliki tuntutan planning tidak baik maka pasien akan
terhadap pelayanan tidak terlalu tinggi. merasa takut dan belum siap
Hal ini juga mempengaruhi psikologis melanjutkan perawatan dirumah. Akibat
responden terhadap tuntutan kepuasan, negatif dan yang tumbuh pada unit
pasien hanya ingin dilayani dan pelayanan adalah ketidakpuasan pada
keluarga yang sedang dirawat bisa pelayanan kesehatan.
cepat pulang, mereka sudah sangat Pada dasarnya konsep pelayanan
puas karena mereka tidak harus berkualitas sebagai penilayan baik
mengeluarkan terlalu banyak biaya buruknya rumah sakit dapat di lihat dari
pengobatan karena ditanggung oleh empat komponen yang mempengaruhi
penjamin asuransi pemerintah sehingga yaitu. 1) aspek klinis yang meliputi
tuntutan mereka tidak banyak, namun pelayanan dokter, perawat dan teknis
demikian pada hasil penelitian masih medis, 2) efisiensi dan efektifitas, yaitu
terdapat pasien yang kurang puas hal ini pelayanan yang murah dan tepat guna,
disebabkan karena kepuasan itu adalah 3) keselamatan pasien,yaitu upaya
perasaan yang bersifat sangat subjektif perlindungan pasien dari hal yang
dan dipengaruhi oleh banyak faktor membahayakan keselamatan pasien.
sehingga sangat sulit mendapatkan Serta 4) kepuasan pasien,yaitu tentang
kepuasan secara mutlak kenyamanan pasien (Lusa, 2007).
(http://www.Jamsosindonesia.ac.id) Penelitian Nurlaila (2009), di ruang
Analisis Pengaruh Pelaksanaan rawat inap Rumah Sakit Daerah
Discharge Planning dengan Kepuasan Kabupaten Kebumen, dijelaskan bahwa
Pasien di RSUD Sampang. discharge planning merupakan proses
Berdasarkan tabel 4.6 di ketahui sistematis yang bertujuan meningkatkan
hampir setengahnya discharge planning keperawatan di rumah dengan tujuan
cukup dengan kepuasan pasien cukup memberikan kepuasan pasien. Jika
sebanyak 20 reponden ( 26%), pasien discharge planning yang dilakukan oleh
yang menyatakan discharge planning perawat kepada pasien baik dapat
baik merasakan puas, yaitu sebanyak menyebabkan pasien merasa puas
14 responden (19%), Selain itu pasien dengan pelayanan jasa yang
yang menyatakan discharge planning diterimanya.
perawat kurang baik menyatakan Dari data di atas dapat di
kurang puas, yaitu sebanyak 11 simpulkan bahwa kepuasan pasien di
responden (15%). Berdasarkan hasil uji pengaruhi oleh pelayanan di Rumah
statistik dengan diketahui pada variabel Sakit tersebut. Sehingga discharge
tindakan nilai ρ value 0.00 < α 0,05 planning yang tidak di laksanakan
yang artinya ada hubungan antara secara komprehensif dapat
pelaksanaan discharge planning dengan menyebabkan ketidakpuasan pada
kepuasan pasien. pasien
Menurut Heryatun (2009) pengaruh
antara pelaksanaan discharge planning
dengan kepuasan pasien dikaitkan
9

KESIMPULAN \
Nursalam (2007). Manajemen
Berdasarkan hasil analisa data Keperawatan: Aplikasi dalam
penelitian yang telah dilakukan maka Praktik Keperawatan Profesional-
dapat disimpulkan hal hal sebagai edisi 2. Jakarta: Salemba
berikut :
Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan
Hampir separuh perawat
metodologi penelitian keperawatan.
melakukan discharge planning cukup di Jakarta
RSUD Sampang
Hampir separuh pasien cukup Nosbusch, J.M., Weiss, M.E., & Bobay,
puas dengan pelaksanaan discharge K. L. (2011). An integrated review
planning di RSUD Sampang of the
Ada hubungan antara pelaksanaan literature on challenges confronting the
acute care staff nurse in
discharge planning dengan kepuasan
dischargeplanning. Journal of
pasien di RSUD Sampang Clinical Nursing. Publisher: Wiley-
Blackwell. Volume20, Numbers 5-6,
DAFTAR PUSTAKA March 2011 , pp. 754-774(21)

Alimul Hidayat, Aziz. 2009. Metode NCSS. (2006). Care and discharge
Penelitian Keperawatan dan planning: A guide for service
Tekhnik Analisis Data. Jakarta: providers. Serial
Salemba Medika. No:032/SDD19/DEC06. Singapore:
National Council of Social Service.
Carpenito, Lynda juall. 2001. Buku Saku
Diagnosa Keperawatan. EGC. Nursalam. (2003). Manajemen
Jakarta. Keperawatan Aplikasi dalam
Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Praktik Keperawatan
Pasien. Makalah Kuliah untuk Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Perawat. Jakarta.
Nursalam. (2011). Manajemen
Kristina J. (2005).Perilaku Keperawatan.edisi 3. Jakarta :
konsumen.Yogyakarta: Andi Press. Salemba Medika.
Leyer, Patricia W. 2005. Dokumentasi
Keperawatan Suatu Pendekatan Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Buku
Proses Keperawatan Jakarta : EGC ajar fundamental keperawatan:
Konsep, prosesdan praktik. Volume
Marquis, B. L. & Houston, C.J. (2000). 1. Alih bahasa Yasmin Asih, et al.
Leadership roles and management Editor edisi bahasaIndonesia Devi
functions innursing theory and Yulianti, Monica Ester. Edisi 4.
application. 3thed. Philadelphia: Jakarta: EGC.
Lippincot Williams &Wilkins
Poglitsch, L.A., Emery, M., & Darragh,
Moran, G., Semansky, R., Quinn, E., A. (2011). A qualitative study of
Noftsinger, R., & Koenig, T. (2005). thedeterminants of successful
Evaluabilityassessment of discharge for older adult inpatients.
discharge planning and the Journal ofAmerican Physical
prevention of Therapy Association. (ISSN 1538-
homelessness.Rockville, Maryland: 6724).
WESTAT.
Sugiyono, 2011.Metode Penelitian
Machfoedz, I. (2007). Statistika kuantitatif dan kualitatif dan R&D,
Deskriptif : Bidang Kesehatan, Bandung;Alfabeta. Supranto J
Keperawatan dan
Kebidanan (Bio Statistik). Yogyakarta : Tomura, H., Yamamoto, M.N., Nagata,
Fitramaya. Murashima, S., & Suzuki, S. (2011).
10

Creatingan agreed discharge:


discharge planning for clients with
high care needs. J ClinNurs.
PubMed. 2011 Feb; 20 (3-4): 444-
53. Doi: 10.1111/j.1365-
2702.2010.03556.x. PMID:
21219523.

S-ar putea să vă placă și