Sunteți pe pagina 1din 21

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2014, Vol. 11, No.

1, hal 57 - 77 57

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia


Volume 11 Nomor 1, Juni 2014

HUBUNGAN ASPEK POWER, PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN


ADMINISTRATIF, AKUNTABILITAS, DAN EFISIENSI
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Made Aristia Prayudi


Universitas Pendidikan Ganesha
madeyudi.aristia@yahoo.com

Hardo Basuki
Universitas Gadjah Mada
hardobasuki@mmugm.ac.id

Abstract

This study aims to investigate the effect of various aspects of power on administrative control system
implementation, i.e. the Standard Operating Procedure (SOP) of a local health insurance program,
as well as on its organizational consequences in the form of accountability and efficiency. The
sequential explanatory strategy of mixed methods research is then used. Data from 86 physicians of
7 local public hospitals in Bali Province collected through survey using self-report questionnaires
at quantitative stage and the transcript of an interview process conducted on qualitative stage was
analyzed using Partial Least Square (PLS) and descriptive statistical technique, respectively. The
results show that external pressure in the form of legal requirements significantly influences this type
of administrative control system implementation. Moreover, the implementation of administrative
control system is also shown to have a positive impact on accountability, while accountability
itself displays full mediating effect on the positive relationship between the implementation of
administrative control systems and efficiency.

Keywords: power, administrative control system implementation, accountability, efficiency,


mixed-method research

Abstrak

Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh berbagai aspek derajat kekuatan (power) terhadap
penerapan sistem pengendalian administratif, berupa Standard Operational Procedure (SOP)
suatu program jaminan kesehatan berskala lokal, serta konsekuensi-konsekuensi keorganisasian
yang dapat dihasilkan dalam bentuk akuntabilitas dan efisiensi. Studi ini menggunakan metode
penelitian campuran (mixed-method research) dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Pada
tahapan kuantitatif, data dari 86 orang dokter pada 7 Rumah Sakit Umum Daerah se-Provinsi Bali
yang dikumpulkan melalui survei kuesioner dianalisis menggunakan teknik Partial Least Square
(PLS). Selanjutnya, hasil transkrip proses wawancara yang dilakukan pada tahapan kualitatif
dianalisis secara deskriptif. Hasil studi menunjukkan bahwa tekanan eksternal berupa peraturan-
peraturan hukum berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem pengendalian administratif.
Di sisi lain, penerapan sistem pengendalian administratif juga terbukti memiliki pengaruh positif
terhadap akuntabilitas, sementara akuntabilitas menampilkan pengaruh mediasi penuh terhadap
hubungan positif antara penerapan sistem pengendalian administratif dan efisiensi.

Kata kunci: power, penerapan sistem pengendalian administratif, akuntabilitas, efisiensi,


penelitian metode campuran
58 Made Aristia Prayudi dan Hardo Basuki, Hubungan Aspek Power, Penerapan…

PENDAHULUAN Pada praktiknya di Indonesia, mekanisme


pengendalian administratif berupa suatu SOP
Perwujudan aspek efisiensi yang diakui layanan kesehatan telah terintegrasi dalam
memegang peran penting bagi keberhasilan program-program jaminan kesehatan yang
penyelenggaraan layanan kesehatan (Kutzin sejak lama diselenggarakan, baik dalam lingkup
2012; WHO 2010; World Bank 2013) nasional melalui pelaksanaan program Jaminan
seringkali mendapat berbagai hambatan Kesehatan Masyarakat (World Bank 2013)
justru dari para tenaga medis (dokter) selaku maupun berskala lokal atas inisiatif masing-
penyedia layanan itu sendiri (Abernethy masing pemerintah daerah sebagai dampak
1996; Chiscolm dan Evans 2010). Dalam diterapkannya desentralisasi penyelenggaraan
lingkup organisasi layanan kesehatan, pemerintahan (DJSN RI 2012; Prakarsa 2010).
misalnya rumah sakit, para dokter diberikan Rumah sakit pemerintah ditetapkan secara
kendali mayor atas pelaksanaan kegiatan hukum (Permenkes RI 40/2012) sebagai
operasional inti organisasi, namun ironisnya organisasi sektor publik penyedia fasilitas
seringkali tanpa dibarengi dengan tanggung kesehatan dalam program Jaminan Kesehatan
jawab terhadap konsekuensi-konsekuensi Masyarakat/Daerah (Jamkesmas/Jamkesda).
finansial atas keputusan-keputusan klinis Di sisi lain, merujuk pada Undang-Undang
yang dibuatnya (Abernethy dan Lilis 2001). Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
Perilaku-perilaku ‘pemborosan’ para personel para dokter pada rumah sakit pemerintah
organisasi kesehatan tersebut, misalnya peng- memiliki kewajiban untuk mematuhi dan
gunaan yang tidak relevan atas sumber daya menerapkan segala aturan pelaksana dalam
organisasi, pemberian layanan kesehatan program jaminan kesehatan yang dimandatkan
yang ‘berlebihan’ (excessive hospitalization), oleh pemerintah (pasal 29 huruf p) termasuk
serta keyakinan yang terlalu tinggi terhadap kewajiban untuk menerapkan SOP layanan
penggunaan obat-obatan bermerek tertentu kesehatan yang berlaku (pasal 13 ayat 3).
(brand-name drugs), diyakini dapat menjadi Sayangnya, sebagaimana diungkapkan
sumber inefisiensi utama dalam sektor layanan Abernethy dan Vagnoni (2004), para dokter
kesehatan (Chiscolm dan Evans 2010). pada organisasi rumah sakit justru cenderung
Beberapa peneliti (misal Chiscolm bersikap resisten terhadap inisiatif-inisiatif
dan Evans 2010; Timmermans 2005; penerapan mekanisme pengendalian ad-
Timmermans dan Kolker 2004) menganjurkan ministratif tersebut. Jenis pengendalian
pemberlakuan suatu Medical/Clinical Practice seperti ini dirasakan tidak relevan dengan
Guidelines a t a u Standard O peratio nal karakteristik pelaksanaan pekerjaan para
P ro c e d u re (selanjutnya disingkat M/ dokter yang secara alamiah telah terlatih
CPG dan SOP) tertentu sebagai solusi atas untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks
permasalahan inefisiensi pelayanan kesehatan dengan lebih mengandalkan diri pada
dari para dokter ini. Guidelines atau SOP pengalaman serta keahlian pribadinya secara
yang dimaksud, diakui akan dapat menjadi independen tanpa perlu lagi adanya aturan-
sebuah mekanisme pengendalian administratif aturan terperinci sebagai suatu pedoman kerja.
(Abernethy 1996; Abernethy dan Chua 1996) Resistensi ini semakin diperparah oleh adanya
dalam mengarahkan perilaku-perilaku dokter dominansi derajat kekuatan (power) dokter
untuk lebih memperhatikan penggunaan dalam organisasi serta status otonomi dan
sumber daya organisasi. M/CPG atau SOP independensi yang dimiliki dalam pelaksanaan
layanan kesehatan menawarkan serangkaian fungsi dan pekerjaannya (Abernethy dan
prosedur terstruktur yang dapat memudahkan Vagnoni 2004). Power ini memberikan hak
pengukuran hasil kinerja, perbandingan istimewa kepada para dokter untuk dapat
kualitas antar penyedia layanan, dan analisis- mengendalikan sumber daya-sumber daya
analisis terkait biaya layanan (Timmermans penting organisasi tanpa adanya keharusan
2005). untuk bersikap akuntabel atau menerima suatu
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2014, Vol. 11, No. 1, hal 57 - 77 59

pengendalian administratif atas penggunaan kepatutan (normative power). Ketiga jenis


sumber daya tersebut (Abernethy dan Lilis tekanan ini kemudian akan mengarahkan
2001; Young et al. 2010). organisasi-organisasi dalam lingkungan sektor
Contoh nyata terkait isu ini dapat publik tersebut pada fenomena isomorphism,
disimak dari kasus dugaan malapraktik yang yaitu menjadi semakin seragam (homogen)
menimpa dokter Dewa Ayu Sasiary serta satu sama lainnya (Akbar 2011).
dua rekannya, Hendy Siagian, dan Hendry Penelitian ini diharapkan dapat memberi
Simanjuntak di akhir tahun 2013 silam. Para konstribusi signifikan bagi pengembangan
dokter tersebut dituduh lalai dalam menangani teori dan literatur ilmu akuntansi sektor
proses persalinan bedah caesar yang berujung publik. Penelitian-penelitian terkait perspektif
pada kematian pasien. Hal ini diduga Teori Institusional yang sebelumnya banyak
terjadi karena pemberian penanganan yang dilakukan di Indonesia (misal Akbar 2011;
terkendala sejumlah persyaratan administrasi Ridha 2012; Wijaya dan Akbar 2013) hanya
dan akibat pelanggaran terhadap prosedural berfokus pada organisasi sektor publik
medis yang telah ditetapkan (http://health. nonprofesional, misalnya pada Satuan Kerja
detik.com)1. Kasus ini dapat menjadi bukti Perangkat Daerah (SKPD). Hasil-hasil
indikatif praktis perihal resistensi para dokter penelitian tersebut telah memberikan dukungan
terhadap pembatasan-pembatasan prosedural atas doktrin-doktrin Teori Institusional terkait
atas kewenangan penanganan medis yang sikap kepatuhan organisasi atas tekanan-
dimiliki sehingga perlu selanjutnya dilakukan tekanan (power) eksternal terutama dalam
pengujian dan konfirmasi lebih jauh secara bentuk kewajiban penerapan suatu praktik
empiris. manajerial tertentu yang dimandatkan
Penelitian ini mencoba menginvestigasi pemerintah. Penelitian ini mencoba
hubungan power profesional yang dimiliki mengonfirmasi keandalan implementasi
para dokter dengan penerapan sistem konsep-konsep keorganisasian yang diajukan
pengendalian administratif berupa SOP oleh Teori Institusional tersebut pada konteks
program jaminan kesehatan pada Rumah organisasi sektor publik profesional, yaitu
Sakit Umum Daerah (RSUD) selaku pihak organisasi RSUD.
penyelenggara pelayanan kesehatan program Hasil penelitian Grafton et al. (2011)
jaminan kesehatan. Investigasi akan dilakukan terkait respon strategis yang ditunjukkan oleh
dalam perspektif Teori Institusional dengan rumah sakit pemerintah di Australia terhadap
mempertimbangkan ruang lingkup penelitian mandat pemerintah untuk menciptakan
yang berada pada ranah organisasi sektor suatu jaringan pelayanan kolaboratif telah
publik. Sebagaimana diungkapkan Wijaya memberikan indikasi sikap ketidakpatuhan
dan Akbar (2013), Teori Institusional telah organisasi sektor publik tersebut atas
banyak digunakan dalam rangka memberikan tekanan-tekanan institusional. Ditemukan
penjelasan atas tindakan-tindakan individu dan bahwa beberapa rumah sakit yang menjadi
organisasi pada lingkungan organisasi sektor objek penelitian justru menunjukkan respon
publik. Merujuk pada teori ini, organisasi penghindaran dan kompromi dengan tidak
sektor publik merupakan tipe organisasi yang sepenuhnya menerapkan jaringan pelayanan
senantiasa tunduk pada tekanan-tekanan yang yang terintegrasi sebagaimana disyaratkan
berasal dari lingkungan eksternal organisasi, oleh pemerintah. Hasil serupa dapat juga
baik berupa tekanan paksaan (coercive ditemukan dalam konteks penerapan SOP
power), pemodelan (mimetic power), maupun layanan kesehatan di Indonesia mengingat
bahwa memang terdapat perbedaan yang
1
mendasar antara organisasi profesional
Tersedia di http://health.detik.com/read/2
0 13/11/11/191415/2409921/763/POGI-keberatan-dr- dan nonprofesional. Karakteristik elemen
ayu-ditangkap-terkait-dugaan-malpraktik-di-manado, organisasi profesional lebih didominasi oleh
[Diakses 20 Januari 2014]. para profesional yang secara tradisional telah
60 Made Aristia Prayudi dan Hardo Basuki, Hubungan Aspek Power, Penerapan…

terbiasa bekerja tanpa adanya pengawasan Galaskiewicz 2004; Ridha 2012). Legitimasi
dari pihak eksternal (Young et al. 2010) yang kemudian diakui sebagai driver utama
serta memiliki power yang dominan dalam pelaksanaan praktik-praktik manajerial ter-
organisasi (Abernethy dan Vagnoni 2004). tentu ini, dari waktu ke waktu, diyakini akan
Dengan demikian, potensi benturan dua mengarahkan organisasi-organisasi dalam
aspek power (eksternal dan profesional) pada lingkungan sektor publik pada fenomena
lingkungan penerapan SOP layanan kesehatan isomorphism, yaitu menjadi semakin seragam
di organisasi sektor publik ini diduga dapat (homogen) satu sama lainnya (Akbar 2011).
terjadi sehingga menjadi sebuah fenomena Isomorphism adalah proses yang me-
yang menarik untuk diteliti. maksa suatu unit pada sebuah populasi untuk
Pada bagian berikutnya, akan disajikan menyerupai unit lain dalam menghadapi
proses penelaahan terhadap literatur-literatur pengaturan yang sama dari suatu lingkungan
terkait dan pengembangan hipotesis-hipo- (Wijaya dan Akbar 2013). Fenomena ke-
tesis mengenai hubungan-hubungan antara seragaman (homogenitas) struktur ini
power, penerapan sistem pengendalian terjadi akibat tekanan-tekanan adaptif
administratif, serta akuntabilitas dan efisiensi yang diberikan oleh lingkungan eksternal
keorganisasian. Bagian Metode Penelitian tunggal kepada sekelompok organisasi yang
menjabarkan perihal model penelitian, ran- beroperasi di dalamnya, sehingga dengan
cangan penelitian, populasi dan sampel, sendirinya, organisasi-organisasi tersebut akan
serta teknik pengumpulan dan analisis data. memberikan respon dengan cara-cara yang
Selanjutnya, hasil-hasil analisis data kuantitatif sama pula. Mengutip konsep-konsep proses
terkait pengujian hipotesis serta analisis data institusional (institusionalisasi) yang diajukan
kualitatif berdasarkan hasil wawancara berikut Scott (2001), Akbar (2011) menjabarkan
interpretasi-interpretasinya akan disajikan pada tiga mekanisme yang dapat mengarahkan
bagian Hasil Penelitian dan Pembahasan. organisasi pada perubahan institusional
Terakhir, keseluruhan isi tulisan ini kemudian isomorphism, yaitu (1) coercive isomorphism
ditutup dengan Simpulan. (institusionalisasi yang didorong oleh adanya
tekanan paksaan untuk mematuhi aturan-
TELAAH LITERATUR DAN aturan formal [regulatif] atau nonformal
PENGEMBANGAN HIPOTESIS pada organisasi dengan organisasi lainnya di
mana mereka saling bergantung); (2) mimetic
isomorphism (institusionalisasi yang didorong
Teori Institusional oleh adanya tekanan untuk memodelkan
Teori Institusional memberikan pema- diri [mencontoh/meniru] struktur organisasi
haman bahwa keberlangsungan hidup orga- lain dalam tipe yang sejenis, terutama yang
nisasi dapat sangat dipengaruhi oleh tekanan dianggap lebih sukses dan terlegitimasi); dan
yang berasal dari lingkungan eksternal orga- (3) normative isomporphism (institusionalisasi
nisasi (Ashworth et al. 2007) berupa norma- yang didorong oleh adanya tekanan kepatutan
norma atau praktik-praktik institusional dalam untuk mengadopsi praktik-praktik manajemen
bentuk tekanan fungsional, politik, dan sosial. yang telah tersebar luas dan diterima dengan
Organisasi sektor publik, dibandingkan tipe baik sebagai suatu ‘pakem’ bersama dalam
organisasi lainnya (swasta atau nirlaba), suatu lingkungan organisasi).
cenderung lebih mudah terpengaruh oleh
tekanan institusional, baik karena adanya Perumusan Hipotesis
ambiguitas terkait tujuan yang diembannya
(Chun dan Rainey 2005), maupun akibat Tekanan Eksternal dan Penerapan Sistem
munculnya motivasi operasional yang lebih Pengendalian Administratif (SOP)
ditujukan untuk pencapaian legitimasi diban- Dalam konteks organisasi layanan
ding peningkatan kinerja internal organisasi
kesehatan, beberapa peneliti (misal Abernethy
(Cavalluzo dan Ittner 2004; Frumkin dan
dan Vagnoni 2004; Burchell et al. 1980;
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2014, Vol. 11, No. 1, hal 57 - 77 61

Covaleski dan Dirsmith 1986) mengungkapkan Mengacu pada pembahasan sebelumnya,


bahwa ternyata terdapat situasi di mana dapat diduga bahwa penerapan sistem pengen-
para dokter justru menggunakan informasi- dalian administratif berupa SOP program
informasi akuntansi yang terkandung dalam jaminan kesehatan oleh para dokter pada
suatu sistem pengendalian administratif RSUD yang menjadi subjek penelitian akan
hanya demi tujuan legitimasi untuk menjamin dipengaruhi oleh adanya tekanan eksternal
ketersediaan sumber daya pendanaan dari pada organisasi. Untuk itu, dapat dirumuskan
konstituen eksternal. Kemudian, sebagaimana hipotesis satu sebagai berikut:
lebih lanjut dijelaskan dalam perspektif Teori H1: Tekanan eksternal berpengaruh
Institusional, organisasi sektor publik yang positif terhadap penerapan sistem
memang termotivasi oleh pencapaian legitimasi pengendalian administratif berupa
akan berusaha menyesuaikan diri pada harapan SOP program jaminan kesehatan.
eksternal atau lingkungan sosialnya, salah
satunya dapat terkait dengan penggunaan
suatu sistem pengendalian manajemen yang Otonomi Profesional dan Penerapan Sistem
tepat agar terlihat modern, rasional, dan efisien Pengendalian Administratif (SOP)
untuk pihak eksternal (Akbar et al. 2012; Abernethy dan Vagnoni (2004) meng-
Cavalluzzo dan Ittner 2004). Senada dengan ungkapkan bahwa dokter yang memiliki
hal tersebut, Abernethy dan Chua (1996) juga power yang tinggi dalam organisasi akan
memperoleh bukti bahwa keputusan yang menunjukkan resistensi terhadap usaha-
diambil oleh sebuah organisasi rumah sakit usaha yang dilakukan pihak manajemen
pemerintah untuk mengadopsi praktik-praktik puncak dalam pengimplementasian sistem-
akuntansi yang relatif bersifat baru sangat sistem pengendalian administratif. Para
ditentukan oleh kondisi-kondisi eksternal dokter profesional akan cenderung ber-
organisasi, yaitu adanya perubahan norma dan usaha menghindari diterapkannya sistem
nilai sosial yang terjadi di masyarakat. pengendalian administratif tersebut karena
Merujuk pada perspektif Teori Insti- secara alamiah telah terlatih dan terbiasa untuk
tusional, tekanan-tekanan eksternal dapat melaksanakan serangkaian pekerjaan kompleks
diidentifikasi dalam lingkungan kerja secara independen dan mandiri berdasarkan
para dokter pada organisasi RSUD yang pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
akan mendorong penerapan SOP program Berkat status otonomi dan kemandirian yang
jaminan kesehatan, yaitu (1) kewajiban yang diberikan kepadanya ini, para tenaga medis
dimandatkan oleh pemerintah melalui peraturan kemudian memiliki hak-hak istimewa untuk
perundang-undangan untuk mematuhi SOP mengendalikan sumber daya-sumber daya
dalam pemberian layanan program jaminan penting organisasi tanpa adanya keharusan
kesehatan kepada masyarakat (coercive po- untuk bersikap akuntabel atau menerima suatu
wer); (2) publikasi media atas keberhasilan pengendalian administratif atas penggunaan
dan permasalahan-permasalahan yang mun- sumber daya tersebut (Abernethy dan Lilis
cul dalam pelaksanaan program jaminan 2001; Young et al. 2004). Timmermans dan
kesehatan pada RSUD di wilayah lain yang Kolker (2004) menambahkan, para tenaga
dapat mendorong organisasi untuk meniru profesional memang memiliki kewenangan
praktik RSUD-RSUD tersebut (mimetic tersendiri untuk menentukan dan mengevaluasi
pressure); serta (3) antusiasme dan persepsi pengetahuan-pengetahuan teknikal yang digu-
positif masyarakat atas pelaksanaan program nakan dalam pekerjaannya.
jaminan kesehatan yang lebih terstruktur serta Berdasarkan teori dan uraian di atas, dapat
dukungan pelaksanaan SOP program jaminan diduga bahwa penerapan sistem pengendalian
kesehatan oleh organisasi keprofesionalan administratif berupa SOP program jaminan
tenaga medis, yaitu Ikatan Dokter Indonesia kesehatan oleh para dokter pada RSUD yang
(IDI) (normative pressure). menjadi subjek penelitian akan dipengaruhi
62 Made Aristia Prayudi dan Hardo Basuki, Hubungan Aspek Power, Penerapan…

oleh adanya otonomi profesional dalam dihasilkan melalui penerapan suatu SOP, akan
organisasi. Untuk itu, dapat dirumuskan mengarahkan organisasi pada pencapaian
hipotesis dua sebagai berikut: produksi output dan outcome yang efektif dan
H2: Otonomi profesional berpengaruh efisien, di samping juga sebagai media transfer
negatif terhadap penerapan sistem pengetahuan dan peningkatan aktivitas
pengendalian administratif berupa pembelajaran (Treville et al. 2005).
SOP program jaminan kesehatan. Pelaksanaan program jaminan kesehatan
di Indonesia merupakan suatu upaya untuk
menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan
Penerapan Sistem Pengendalian Adminis- bagi masyarakat miskin dan tidak mampu
tratif (SOP), Akuntabilitas, dan Efisiensi dengan mengikuti prinsip-prinsip efisiensi,
Pengendalian administratif formal secara transparansi, dan akuntabilitas (pasal 2 huruf
umum didesain dan diimplementasikan ber- d Permenkes RI No. 40/2012). Hal ini akan
dasarkan tujuan eksplisit berupa pencapaian dapat dicapai dengan mempertimbangkan
efisiensi manajerial (Abernethy 1996). Dalam keunggulan prosedural yang ditawarkan oleh
konteks layanan kesehatan, tipe pengendalian SOP layanan kesehatan dalam program ini
ini dapat berupa suatu M/CPG atau SOP sehingga pelayanan kesehatan akan benar-
yang diakui terkait erat dengan tujuan-tujuan benar mengikuti jalur layanan yang lebih
peningkatan kualitas dan pengendalian biaya teratur, mulai dari pelayanan di tingkat primer
(Timmermans 2005). M/CPG atau SOP maupun sekunder. Maka, berdasarkan uraian
layanan kesehatan menawarkan serangkaian tersebut, dapat diduga bahwa penerapan sistem
prosedur terstruktur yang dapat memudahkan pengendalian administratif akan memengaruhi
pengukuran hasil kinerja, perbandingan kua- aspek akuntabilitas dan efisiensi pelayanan
litas antar penyedia layanan, dan analisis- dalam program jaminan kesehatan masyarakat.
analisis terkait biaya layanan. Hal ini diperkuat Untuk itu, dapat dirumuskan hipotesis tiga dan
secara empiris oleh hasil penelitian yang empat sebagai berikut:
dilakukan Chisholm dan Evans (2010) pada H3: Penerapan sistem pengendalian
beberapa negara pengimplementasi program administratif berupa SOP layanan
Universal Health Coverage yang menunjukkan kesehatan berpengaruh positif ter-
kecenderungan peningkatan cakupan layanan hadap akuntabilitas pelayanan prog-
kesehatan akibat penghematan biaya layanan ram jaminan kesehatan.
ketika M/CPG diterapkan secara optimal oleh H4: Penerapan sistem pengendalian
para dokter di negara tersebut. administratif berupa SOP layanan
Di sisi lain, dalam beberapa dekade kesehatan berpengaruh positif ter-
terakhir, para penyedia layanan kesehatan juga hadap efisiensi pelayanan program
mulai dihadapkan pada tuntutan-tuntutan untuk jaminan kesehatan.
bertindak lebih akuntabel atas kualitas kinerja
layanan yang diberikan (Fisher et al. 2006; Sementara itu, Brinkerhoff (2003)
Miller 2009). Timmermans dan Kolker (2004) menyatakan bahwa akuntabilitas secara
juga menambahkan bahwa penekanan terhadap umum memiliki beberapa tujuan, di antaranya
status-status profesionalisme, objektivitas, yang paling fundamental adalah sebagai alat
dan akuntabilitas memang merupakan misi pengendali resiko kesalahgunaan (misuse) dan
utama pemberlakuan suatu practice guidelines penyalahgunaan (abuse) sumber daya-sumber
pada area praktik tertentu. Lebih spesifik lagi, daya dan/atau otoritas publik, demikian pula
suatu SOP layanan kesehatan diyakini dapat untuk memastikannya digunakan sesuai
memastikan terpenuhinya aspek kepatuhan, dengan kaidah kepatutan dan prosedur-
akuntabilitas, dan efisiensi di antara para prosedur legal, standar profesional, serta
praktisi klinis (Amare 2012). Konsistensi nilai-nilai kemasyarakatan. Timmermans
dan eliminasi variasi proses yang berpotensi (2005) juga mengungkapkan bahwa aspek
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2014, Vol. 11, No. 1, hal 57 - 77 63

akuntabilitas yang ditekankan kepada para dalam hubungan pemengaruhan antara


dokter oleh pihak-pihak lain yang terkait penerapan sistem pengendalian administratif
dengan pelayanan kesehatan merupakan dan efisiensi.
reaksi terhadap inkonsistensi kinerja yang Dengan kata lain, sembari mem-
ditunjukkan para penyedia layanan tersebut pertimbangkan dugaan pengaruh positif
di samping juga atas membengkaknya biaya- penerapan sistem pengendalian administratif
biaya layanan yang terdeteksi dalam suatu terhadap akuntabilitas dan demikian pula
sistem layanan kesehatan tak berbayar (free- antara akuntabilitas dan efisiensi, aspek
for-service system). akuntabilitas diajukan sebagai variabel pe-
Berdasarkan teori dan uraian di atas, mediasi pengaruh positif penerapan sistem
dapat diduga bahwa aspek akuntabilitas pengendalian administratif terhadap efisiensi.
akan memengaruhi efisiensi pelayanan prog- Untuk itu, dapat dirumuskan hipotesis enam
ram jaminan kesehatan. Untuk itu, dapat sebagai berikut:
dirumuskan hipotesis lima sebagai berikut: H6: Akuntabilitas memediasi pengaruh
H5: Akuntabilitas berpengaruh positif positif penerapan sistem pengendalian
terhadap efisiensi pelayanan dalam administratif terhadap efisiensi.
pelaksanaan program jaminan kese-
hatan.
METODE PENELITIAN
Di lain pihak, penelitian yang dilakukan
oleh Abernethy dan Vagnoni (2004) mene- Desain Penelitian
mukan bukti bahwa peran pengendalian yang Penelitian ini merupakan tipe riset
melekat pada sistem informasi akuntansi penjelasan (explanatory research) yang
tidak secara signifikan berpengaruh terhadap mengombinasikan dua tipe pendekatan (kuan-
efisiensi organisasi. Hal ini terjadi karena titatif dan kualitatif) secara simultan melalui
para dokter yang menjadi subjek penelitian penerapan suatu pendekatan penelitian
diyakini tidak terlalu mempertimbangkan alternatif, yaitu metode penelitian campuran
peran pengendalian tersebut sebab informasi- (mixed-method research) (Akbar 2011;
informasi yang terkandung di dalamnya tidak Creswell 2010; Johnson et al. 2007). Secara
merefleksikan secara sempurna kinerja aktual teknis, tipe strategi eksplanatoris sekuensial
perseorangan atau unit klinis organisasi. (sequential explanatory strategy) kemudian
Hasil berbeda diduga akan terjadi manakala digunakan dalam strategi metode campuran
pengukuran atas aspek akuntabilitas lebih untuk penelitian ini. Strategi eksplanatoris
ditonjolkan dan didefinisikan secara jelas sekuensial menerapkan pengumpulan dan

Gambar 1
Model Penelitian
64 Made Aristia Prayudi dan Hardo Basuki, Hubungan Aspek Power, Penerapan…

analisis data pada tahap pertama yang Least Square (PLS) berbantuan software
diikuti oleh pengumpulan dan analisis data SmartPLS versi 2.0 M3. PLS merupakan
kualitatif pada tahap kedua yang dibangun suatu metode analisis persamaan struktural
berdasarkan hasil awal kuantitatif (Creswell (structural equation modeling) berbasis
2010). Penerapan metode campuran seperti varian yang secara simultan dapat melakukan
ini diharapkan akan memberikan pemahaman pengujian model pengukuran sekaligus
yang lebih luas dan lebih mendalam atas pengujian model struktural (Hartono 2009;
hubungan-hubungan teoretis antara aspek 2011). Evaluasi terhadap model pengukuran
power, penerapan sistem pengendalian dilakukan dengan menguji aspek reliabilitas,
administratif, akuntabilitas, dan efisiensi validitas konvergen, dan validitas diskriminan
yang dihipotesiskan. Gambar 1 kemudian konstruk-konstruk pengukuran (Chin 1998;
menyajikan secara diagramatis model Fornell dan Larcker 1981). Sementara itu,
penelitian2 yang diajukan. model struktural dievaluasi demi memperoleh
kepastian terkait tingkat kemampuan model
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data untuk memprediksi konstruk-konstruk (ekso-
Pengumpulan data pada pendekatan gen dan endogen) yang diukur atau juga untuk
k u a n t i t a t i f dilakukan dengan sur ve i mengukur tingkat variasi perubahan variabel
menggunakan instrumen berupa kuesioner independen terhadap variabel dependen.
fisik yang disebarkan kepada 140 orang Parameter yang digunakan adalah besaran
tenaga medis pada 7 organisasi RSUD di skor R Square (R2) yang dihasilkan dari tabel
wilayah provinsi Bali dengan pengalaman iterasi algoritma PLS.
keterlibatan pada program Jaminan Kesehatan Proses penelitian kemudian dilanjutkan
Bali Mandara (JKBM) minimal setahun. pada tahapan kualitatif melalui wawancara
Penetapan kriteria tersebut didasarkan pada dalam rangka memperoleh pemahaman yang
asumsi kecukupan pemahaman sampel atas lebih luas dan mendalam serta informasi-
kondisi dan lingkungan penerapan suatu informasi yang diharapkan dapat mendukung
sistem pengendalian administratif berupa SOP hasil-hasil pengolahan data kuantitatif
penanganan medis dalam program jaminan (Creswell 2010). Kriteria pemilihan
kesehatan yang dimaksud. Angka respons informan adalah (1) responden menyatakan
tergolong sangat baik dengan pengembalian kesediaannya untuk menjadi informan
130 (94%) eksemplar kuesioner dan sejumlah sebagaimana dinyatakan dalam formulir
86 (61%) eksemplar yang kemudian layak kesediaan wawancara yang terlampir pada
untuk dianalisis lebih lanjut. Pencapaian kuesioner pengumpulan data kuantitatif;
tingkat pengembalian instrumen penelitian (2) menyertakan nomor telepon yang dapat
yang tinggi disebabkan karena kuesioner dihubungi; dan (3) memberikan konfirmasi
diantarkan dan diserahkan langsung kepada kesediaan dengan membalas pesan yang
responden dengan bantuan pendampingan dikirimkan oleh peneliti melalui layanan Short
oleh pejabat-pejabat tertentu dalam organisasi Message Service (SMS). Data kualitatif berupa
(misal Kepala Instalasi Rawat Darurat [IRD], transkrip hasil wawancara yang diperoleh
Kepala Instalasi Rawat Inap [Poliklinik], kemudian dianalisis secara deskriptif dengan
atau bagian Penelitian dan Pengembangan mengidentifikasi kata kunci atau gagasan
[Litbang]) yang telah ditetapkan oleh petugas utama yang disampaikan oleh masing-masing
bagian perizinan di masing-masing RSUD informan terkait topik penelitian.
sebagai pihak pendamping penelitian.
Hipotesis-hipotesis penelitian diuji secara Pengukuran Variabel
kuantitatif dengan menggunakan teknik Partial Variabel Tekanan Eksternal diukur dengan
2
mengadopsi instrumen penelitian berupa
Hipotesis 6 (H6): Akuntabilitas memediasi pengaruh
postif penerapan sistem pengendalian administratif kuesioner berskala pengukuran Likert lima
terhadap efisiensi
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2014, Vol. 11, No. 1, hal 57 - 77 65

poin yang dikembangkan oleh Ridha (2012) penelitian Ven dan Ferry (1980) dengan enam
atas adopsi dari Frumkin dan Galaskiewicz butir pertanyaan berskala pengukuran Likert
(2004). Tekanan yang dimaksud berasal lima poin.
dari lingkungan eksternal organisasi yang Variabel Efisiensi pelayanan kesehatan
dapat berupa peraturan (regulasi), eksekutif, dalam penelitian ini diterjemahkan dalam
masyarakat, kelompok-kelompok dalam terminologi ‘Kesadaran Biaya’ (Cost-
organisasi keprofesionalan, dan sebagainya. Consciousness) sebagaimana telah digunakan
Instrumen penelitian ini kemudian dimodifikasi pada penelitian Shields dan Young (1994) serta
sehingga telah sesuai diterapkan pada konteks Abernethy dan Vagnoni (2004). ‘Kesadaran
organisasi sektor publik, khususnya organisasi Biaya’ didefinisikan sebagai tingkat di mana
rumah sakit di Indonesia. para dokter mempertimbangkan adanya
Variabel Otonomi Profesional diukur konsekuensi-konsekuensi biaya dari suatu
dengan mengikuti anjuran Abernethy aktivitas pengambilan keputusan klinis.
dan Vagnoni (2004), yaitu melalui peng- Variabel ini diukur melalui enam butir
identifikasian derajat pengaruh dan kewenangan pertanyaan terkait perilaku ‘Kesadaran Biaya’
yang dimiliki para dokter atas keputusan- dan satu butir pertanyaan yang secara langsung
keputusan strategis organisasi – misalnya mengindikasikan tingkat kesadaran para
terkait prioritas penggunaan sumber daya dokter atas konsekuensi-konsekuensi biaya
organisasi – dalam rangka merepresentasikan yang dimaksud. Masing-masing pertanyaan
secara tepat aspek power para dokter pada diukur menggunakan skala Likert lima poin.
organisasi rumah sakit. Untuk itu, variabel
ini diukur dengan meminta responden untuk HASIL PENELITIAN DAN
mengindikasikan keluasan penggunaan PEMBAHASAN
power responden atas tujuh area keputusan
strategis organisasi melalui kuesioner berskala Secara demografis, mayoritas responden
pengukuran Likert lima poin. pada penelitian ini berjenis kelamin laki-laki
Variabel Penerapan Sistem Pengendalian (59,3%), berusia antara 31-40 tahun (33,7%)
Administratif diukur dengan menggunakan dan telah terlibat dalam program JKBM lebih
empat butir pertanyaan untuk mengukur dari tiga tahun (60,5%). Sejumlah 67 orang
penggunaan suatu SOP yang dikembangkan responden (77,9%) berprofesi sebagai dokter
oleh Ven dan Ferry (1980). Responden akan umum, sebagian besar berstatus pegawai
diberikan pertanyaan terkait jumlah dan negeri sipil (77,9%) serta memiliki masa kerja
karakteristik SOP yang digunakan serta tingkat antara 1-5 tahun di organisasi (43%). Dari 86
pengendalian dan koordinasi yang diterapkan orang responden valid pada tahapan kuantitatif
dalam unit di mana para dokter ditugaskan tersebut, selanjutnya ditetapkan empat dokter
yang mengacu pada guidelines yang terdapat sebagai informan dalam proses wawancara
dalam SOP (dalam hal ini prosedur terkait pada tahapan kualitatif. Para informan berasal
pelaksanaan program jaminan kesehatan) dari empat wilayah kabupaten yang berbeda,
tersebut. Pengukuran dilakukan dengan berusia maksimal 31-40 tahun, mayoritas
menggunakan skala pengukuran Likert lima berjenis kelamin perempuan, dan memiliki
poin. masa kerja 1-5 tahun dalam organisasi.
Variabel Akuntabilitas didefinisikan Keseluruhan informan berstatus pegawai
sebagai derajat di mana seorang pekerja negeri sipil, salah seorang diantaranya
merasa bertanggung jawab dan diminta berprofesi sebagai dokter spesialis dan rata-
untuk melaporkan bagaimana/apa saja rata telah terlibat dalam program JKBM
keputusan-keputusan dan perilakunya dalam selama lebih dari setahun.
melaksanakan suatu pekerjaan. Keseluruhan Merujuk pada pedoman penentuan
pengukuran konstruk ‘Akuntabilitas’ ini kualitas instrumen pengukuran yang disa-
diukur dengan instrumen yang diadaptasi dari
66 Made Aristia Prayudi dan Hardo Basuki, Hubungan Aspek Power, Penerapan…

Tabel 1
Overview Iterasi Algoritma PLS

Composite Cronbach
Konstruk AVE Communality R Square
Reliability Alpha
AK 0,76215 0,76215 0,864975 0,689118 0,365284
EF 0,614832 0,614832 0,863930 0,790458 0,170692
OP 0,514605 0,514605 0,803022 0,723003
PSPA 0,504846 0,504846 0,800227 0,679640 0,160031
TE 0,656771 0,656771 0,789362 0,509586
Keterangan: TE (Tekanan Eksternal), OP (Otonomi Profesional), PSPA (Penerapan Sistem Pengendalian Administratif), AK
(Akuntabilitas), EF (Efisiensi)

Tabel 2
Nilai Cross Loading
AK EF OP PSPA TE
AK_2 0,855123 0,339147 -0,03345 0,487162 0,319518
AK_3 0,890542 0,373093 0,017874 0,564261 0,243307
EF_1 0,281871 0,685456 0,032109 0,212709 0,026258
EF_2 0,276579 0,787695 -0,00912 0,103807 0,165757
EF_3 0,327689 0,81338 0,250783 0,33734 0,14681
EF_4 0,378503 0,841087 0,070779 0,239227 0,151866
OP_4 -0,01251 0,053474 0,896287 -0,15614 -0,05899
OP_5 0,01364 0,137937 0,672787 -0,03262 -0,05938
OP_6 0,036751 0,269455 0,503293 -0,05998 -0,23794
OP_7 -0,03433 0,006144 0,741041 -0,06999 0,035307
PSPA_1 0,470701 0,231094 -0,0661 0,748106 0,332958
PSPA_2 0,255076 -0,11719 -0,04023 0,576277 0,168531
PSPA_3 0,488826 0,324668 -0,12016 0,830258 0,198748
PSPA_4 0,438135 0,216238 -0,1456 0,662043 0,147216
TE_4 0,250421 0,289889 0,032154 0,162584 0,685115
TE_5 0,276002 0,047817 -0,13878 0,300006 0,918781
Keterangan: TE (Tekanan Eksternal), OP (Otonomi Profesional), PSPA (Penerapan Sistem Pengendalian Administratif), AK
(Akuntabilitas), EF (Efisiensi)

rankan oleh Hartono (2011), keseluruhan konstruk spesifik (daerah yang diarsir pada
konstruk yang dioperasionalisasikan dalam Tabel 2) yang memiliki nilai lebih besar
penelitian ini telah memenuhi kriteria validitas dibandingkan dengan indikator lain (nilai
dan reliabilitas variabel pengukuran. Terkait cross loading > 0,5) pada konstruk yang
aspek validitas konvergen, besaran Average tidak berasosiasi kepadanya. Evaluasi atas
Variance Extracted (AVE) dan communality kualitas aspek reliabilitas dapat dilihat dari
pada masing-masing konstruk bernilai di atas skor Composite Reliability dan Cronbach
0,5 – terendah 0,5048 dan tertinggi 0,7621 Alpha dengan syarat minimal bernilai > 0,6
(Tabel 1). (Hair et al. 2006 dalam Hartono 2009) yang
Demikian pula untuk aspek validitas telah terpenuhi pada konstruk Otonomi
diskriminan, yaitu dengan memperhatikan Profesional, Penerapan Sistem Pengendalian
besaran loading factor indikator-indikator Administratif, Akuntabilitas, dan Efisiensi
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2014, Vol. 11, No. 1, hal 57 - 77 67

Tabel 3
Koefisien Jalur (Mean, STDEV, T-Values)

Original Standard
Sample Mean Standard Error T Statistics
Sample Deviation
AK → EF 0,327384 0,323671 0,154149 0,154149 2.123822**
OP → PSPA -0,260352 -0,381631 0,465062 0,465062 0,559821
PSPA → AK 0,632578 0,640696 0,047807 0,047807 13.231855**
PSPA → EF 0,070676 0,085061 0,165771 0,165771 0,426347
TE → PSPA 0,535886 0,44938 0,211969 0,211969 2.528133**
Keterangan: TE (Tekanan Eksternal), OP (Otonomi Profesional), PSPA (Penerapan Sistem Pengendalian Administratif), AK
(Akuntabilitas), EF (Efisiensi); **Signifikan pada ρ < 0,01 (2,33)

(Tabel 1). Sementara untuk konstruk Tekanan kita kan gak boleh [melanggar]…
Eksternal, nilai cronbach alpha (α) sebesar Perannya [dokter] ya untuk
0,509586 dinyatakan juga telah dapat diterima menjalankan JKBM itu sendiri,
(Ven dan Ferry 1980). Model penelitian yang baik obat-obatnya sesuai dengan
diajukan juga telah memiliki tingkat prediksi peraturan formularium JKBM itu.”
yang tergolong memadai, yaitu dengan nilai (Informan I)
R2 16,003% untuk konstruk Penerapan Sistem
Pengendalian Administratif, 36,528% untuk “Kalau selama ini sih kita benar-
Akuntabilitas, dan 17,069% untuk Efisiensi benar bekerja sesuai aturan
(Tabel 1). JKBM… Kalau misalnya kita
kerja di luar formularium,
Pengujian Hipotesis Penelitian nanti kerugiannya itu kita yang
nanggung juga, gitu lho. Jadi,
Pengaruh Tekanan Eksternal dan Otonomi mau gak mau kita harus ngikutin
Profesional terhadap Penerapan Sistem peraturan.”
Pengendalian Administratif (Informan II)
Hasil analisis data kuantitatif menunjukkan
bahwa H1 pada penelitian ini didukung secara Temuan analisis kuantitatif dan kualitatif
empiris dengan memperhatikan koefisien jalur ini konsisten dengan hasil penelitian Abernethy
(path coefficient) pada Tabel 3 antara tekanan dan Chua (1996) dan Grafton et al. (2011)
eksternal dan penerapan sistem pengendalian terkait pengaruh positif peraturan-peraturan
administratif yang bernilai positif dan pemerintah terhadap keputusan organisasi
signifikan (γ1 = 0,535886; T-statistics untuk mengimplementasikan inovasi-inovasi
2,528133). Elaborasi hasil melalui wawancara reformasi sektor publik di lingkup pelayanan
selanjutnya memberikan dukungan terhadap kesehatan. Organisasi sektor publik, diban-
hasil analisis data kuantitatif tersebut. dingkan tipe organisasi lainnya (swasta atau
Diperoleh gambaran bahwa secara umum nirlaba), memang cenderung lebih rentan
tekanan eksternal berupa peraturan-peraturan terhadap terhadap tekanan institusional
pelaksana program menjadi faktor pemicu sehingga sikap kepatuhan terhadap kriteria-
utama penerapan sistem pengendalian kriteria pihak eksternal kemudian akan
administratif yang dimaksud. Hal tersebut ditunjukkan guna menampilkan aspek kela-
sebagaimana terungkap dari hasil wawancara yakan sosial (social worthiness) organisasi
kepada informan berikut ini: serta terkait tujuan mobilisasi sumber daya
yang tersedia bagi organisasi (Oliver 1991).
“Itu [JKBM] kalau udah ada RSUD pada penelitian kali ini merupakan
pergub-nya [peraturan gubernur], organisasi sektor publik yang berdasarkan
68 Made Aristia Prayudi dan Hardo Basuki, Hubungan Aspek Power, Penerapan…

Peraturan Gubernur Bali No. 6 tahun 2010 telah lebih mahal walaupun itu memang
ditetapkan sebagai pihak penyedia pelayanan ‘lebih bagus’ [secara medis],
kesehatan program JKBM. Sanksi-sanksi [akhirnya] si pasien melapor dan
finansial dapat dijatuhkan kepada rumah sakit dokter yang meresepkan itu yang
yang melakukan pelanggaran atas ketentuan bayar resep yang sudah dibayar
pelayanan kesehatan dalam peraturan tersebut, oleh pasien itu. Jadi biar kasusnya
berupa kewajiban pengembalian klaim yang gak terulang itu lagi ya kita
telah diberikan atau bahkan dalam bentuk memang harus ikut aturan yang
tidak diberikannya klaim penggantian biaya ada.”
pelayanan kesehatan yang telah dilakukan. (Informan I)
Di lain pihak, hasil temuan tidak
memberikan dukungan terhadap hubungan “…kalau misalnya dokter-nya
negatif yang dihipotesiskan (H2) antara power berhalangan, perawat gak bisa
ambil kerjaan dokter karena sudah
profesional dan penerapan sistem pengendalian
ada jobdesc masing-masing. Kalau
administratif. Sebagaimana ditampilkan pada
dokter kan decision maker, apalagi
Tabel 3, koefisien jalur (path coefficient)
[dokter] spesialis. Kalau [JKBM}
antara otonomi profesional dan penerapan
itu fleksibel… tidak pernah terlalu
sistem pengendalian administratif bernilai
mengatur [atau] mengintervensi
negatif namun tidak signifikan (γ2 = -0,260352;
dokter… Kalau masalah tindakan
T-statistics 0,559821). Hasil wawancara medis, itu [tetap] mutlak keputusan
kemudian mengungkap bahwa sebenarnya dari dokter sih. JKBM kan hanya
para dokter sangat mengakui peran sentral dan mengatur hak-hak pasien.”
posisi vital dalam organisasi yang dilekatkan (Informan III)
kepadanya, terutama dalam kaitannya dengan
kewenangan mutlak untuk menentukan jenis Hasil ini konsisten dengan temuan pada
penanganan medis yang akan diberikan penelitian yang dilakukan oleh Abernethy
kepada masyarakat. Namun, power ini tidak dan Vagnoni (2004). Power profesional
memiliki pengaruh berarti terhadap keputusan yang dimiliki para dokter terbukti tidak
para dokter untuk menerapkan SOP program signifikan memengaruhi implementasi peran
JKBM. Tampak bahwa pengaruh power pengendalian yang melekat pada sistem
eksternal menjadi lebih superior dibanding informasi akuntansi dalam arah yang negatif
power profesional yang dimilikinya. Di sebagaimana juga dihipotesiskan pada
samping itu, informan juga memberi persepsi penelitian tersebut. Pada konteks penelitian
yang cukup baik terhadap segala aturan dan kali ini, deprofesionalisasi yang menimpa
prosedur program dengan mempertimbangkan para dokter profesional sebagaimana diduga
karakteristik fleksibilitas yang melekat pada terjadi akibat pemberlakuan M/CPG atau SOP
SOP tersebut. Hal ini sebagaimana tersirat dari layanan kesehatan (Timmermans dan Kolker
jawaban informan berikut ini: 2004), tampaknya dapat menjadi alasan
yang cukup logis. Di lain pihak, berdasarkan
“[semua personel] kan udah ada Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tupoksi [tugas, pokok dan fungsi]- tentang Rumah Sakit, para dokter yang bekerja
nya masing-masing… Tapi yang di rumah sakit memang harus bekerja sesuai
memegang peranan paling penting
dengan SOP yang berlaku (pasal 13 ayat [3])
ya tetap dokter-nya lah yang
dan melaksanakan program pemerintah di
bertanggung jawab penuh kepada
bidang kesehatan baik secara regional maupun
pasien. [Terkait JKBM] pernah ada
nasional (pasal 29 huruf p).
kasus… kita [dokter] memaksakan
diri memberikan obat paten yang
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2014, Vol. 11, No. 1, hal 57 - 77 69

Keterkaitan antara Penerapan Sistem misalnya CT-Scan, EKG, atau


Pengendalian Administratif, Akuntabilitas, alat lain yang dibutuhkan untuk
dan Efisiensi penanganan dan diagnosis tersebut
Terkait hubungan antara penerapan SOP pasti dibuat catatannya karena
program jaminan kesehatan dan konsekuensi- berhubungan dengan klaim.”
konsekuensi keorganisasian, diperoleh bukti (Informan IV)
empiris yang menunjukkan bahwa akuntabilitas
dan efisiensi dipengaruhi secara positif oleh Sementara itu, berdasarkan tabel koefisien
penerapan salah satu jenis sistem pengendalian jalur (Tabel 3), dapat dilihat bahwa terdapat
administratif. Pada Tabel 3 tampak bah- hubungan positif dan tidak signifikan antara
wa hubungan antara penerapan sistem penerapan sistem pengendalian administratif
pengendalian administratif dan akuntabilitas dan efisiensi sebagaimana ditunjukkan dengan
terbukti signifikan (T-statistics 13,231855) nilai T-statistics 0,426347 serta memiliki nilai
pada arah yang positif (γ3 = 0,632578) koefisien jalur (γ4) sebesar 0,070676. Dengan
sehingga memberikan dukungan atas hipotesis demikian, hipotesis H4 pada penelitian ini
H3 pada penelitian ini. Hasil ini mengonfirmasi tidak terdukung secara empiris. Di lain
secara empiris argumen-argumen yang pihak, hipotesis H5 yang memprediksi adanya
menyatakan bahwa misi utama pemberlakuan pengaruh positif aspek akuntabilitas terhadap
suatu practice guidelines memang adalah efisiensi dapat dinyatakan terdukung dengan
dalam rangka pencapaian tujuan pelaksanaan mempertimbangkan nilai koefisien jalur (γ5)
kinerja yang lebih akuntabel dan bertanggung sebesar 0,327384 dan terbukti signifikan
jawab (Amare 2012; Timmermans dan Kolker dengan nilai T-statistics 2,123822 (Tabel
2004). Di lain pihak, kewajiban-kewajiban 3). Hasil ini sangat relevan secara praktikal
pertanggungjawaban memang disyaratkan mengingat pada pelaksanaan program JKBM,
dalam program-program jaminan kesehatan dokumen pencatatan dan pelaporan yang
(Permenkes 40/2012) serta spesifik pula pada lengkap, tertib, transparan, dan akuntabel (pasal
pelaksanaan program JKBM (Pergub Bali 32 huruf d Pergub Bali 60/2010) merupakan
6/2010). dokumen utama dalam pengajuan klaim (pasal
Hasil wawancara kemudian mengungkap 36 ayat 2 huruf a Pergub Bali 60/2010) yang
bahwa, khusus terkait program JKBM, tujuan memastikan keteraturan penggunaan obat-
pengklaiman biaya penanganan pasien menjadi obatan dan fasilitas kesehatan organisasi oleh
alasan utama dibuatnya catatan dan laporan para dokter dalam penanganan pasien peserta
kinerja berupa hasil diagnosis pasien, jenis program JKBM.
penanganan, serta penggunaan obat-obatan Sehubungan dengan hipotesis H6, hasil
dan fasilitas organisasi. Hal ini sebagaimana analisis data pada Tabel 4 menunjukkan
dinyatakan dalam pernyataan informan bahwa efek total hubungan antara penerapan
berikut ketika diminta menjabarkan prosedur- sistem pengendalian administratif dan efisiensi
prosedur terkait aspek akuntabilitas yang telah adalah signifikan (γ6 = 0,277772; T-Statistic
dilakukan: 2,371956). Hasil ini kemudian dapat dijadikan
indikasi adanya efek pemediasi konstruk
“Kalau khusus untuk JKBM akuntabilitas terhadap hubungan positif antara
sendiri, kan itu [catatan penerapan sistem pengendalian administratif
rekam medis] berguna untuk dan efisiensi. Untuk itu, pendekatan step-
mempertanggungjawabkan biaya wise (Baron dan Kenny 1986; Hartman
untuk klaim nantinya. Misalnya dan Splanicar 2009; Sholihin et al. 2011)
berapa dia [pasien JKBM] kemudian digunakan dalam rangka melakukan
menghabiskan obat, berapa pengujian lebih lanjut atas temuan tersebut.
menghabiskan biaya perawatan Pada langkah pertama, dilakukan pengujian
untuk tindakan, pemakaian alat, untuk mengetahui apakah penerapan
70 Made Aristia Prayudi dan Hardo Basuki, Hubungan Aspek Power, Penerapan…

Tabel 4
Total Effects (Mean, STDEV, T-Values)

Original Standard
Sample Mean Standard Error T-Statistics
Sample Deviation
AK → EF 0,327384 0,323671 0,154149 0,154149 2.123822*
OP → AK -0,164693 -0,249139 0,306902 0,306902 0,53663
OP → EF -0,072318 -0,102863 0,144152 0,144152 0,501682
OP → PSPA -0,260352 -0,381631 0,465062 0,465062 0,559821
PSPA → AK 0,632578 0,640696 0,047807 0,047807 13,231855**
PSPA → EF 0,277772 0,292915 0,117107 0,117107 2,371956**
TE → AK 0,33899 0,288256 0,138619 0,138619 2,445485**
TE → EF 0,148854 0,12919 0,076272 0,076272 1,951622*
TE → PSPA 0,535886 0,44938 0,211969 0,211969 2,528133**
Keterangan: TE (Tekanan Eksternal), OP (Otonomi Profesional), PSPA (Penerapan Sistem Pengendalian Administratif), AK
(Akuntabilitas), EF (Efisiensi)
**Signifikan pada ρ < 0,01 (2,33); *Signifikan pada ρ < 0,05 (1,64)

Tabel 5
Pengujian Efek Mediasi
Panel A. Efek Langsung (Direct Effect)
Jalur (Path) ke
Konstruk
EF

PSPA 0,297730 (3,125673)**

R2 0,217341

Panel B. Pengujian Efek Mediasi Konstruk ‘Akuntabilitas’


Jalur (Path) ke
Konstruk
AK EF

PSPA 0,632578 (13,231855)** 0,070676 (0,426347)


AK 0,327384 (2,123822)**
R2 0,36528 0,170692

Keterangan: PSPA (Penerapan Sistem Pengendalian Administratif), AK (Akuntabilitas), EF (Efisiensi)


**Signifikan pada ρ < 0,01 (2,33)

sistem pengendalian administratif secara Pengendalian Administratif (PSPA) berhu-


langsung memengaruhi efisiensi; dan kedua, bungan positif signifikan dengan Efisiensi
menguji signifikansi efek mediasi dengan (EF) (koefisien jalur 0,297730; ρ < 0,01; R2
mengintegrasikan konstruk akuntabilitas = 0,217341). Dengan demikian, kriteria awal
sebagai variabel pemediasi di antara hubungan pengujian efek mediasi yang mensyaratkan
penerapan sistem pengendalian administratif adanya hubungan signifikan antara variabel
dan efisiensi (Tabel 5). independen (PSPA) dan variabel dependen
Hasil pengujian pada Tabel 5 panel (EF) telah terpenuhi. Analisis lanjutan
A menunjukkan bahwa Penerapan Sistem kemudian dilakukan dengan menempatkan
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2014, Vol. 11, No. 1, hal 57 - 77 71

Tabel 6
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Hubungan Tanda Koefisien t-value Hasil


H1 TE → PSPA + 0,535886 2,528133** Terdukung
H2 OP → PSPA - -0,260352 0,559821 Tidak Terdukung
H3 PSPA → AK + 0,632578 13,231855** Terdukung
H4 PSPA → EF + 0,070676 0,426347 Tidak Terdukung
H5 AK → EF + 0,327384 2,123822** Terdukung
H6 PSPA → AK → EF + 0,277772 2,371956** Terdukung
Keterangan: TE (Tekanan Eksternal), OP (Otonomi Profesional), PSPA (Penerapan Sistem Pengendalian Administratif), AK
(Akuntabilitas), EF (Efisiensi)
**Signifikan pada ρ < 0,01 (2,33)

variabel Akuntabilitas (AK) sebagai variabel kesehatan serta pertimbangan normatif dan
pemediasi hubungan PSPA dan EF. Hasilnya alasan-alasan konsensus organisasi sejenis.
(Tabel 5, panel B), variabel PSPA terbukti Sayangnya, tidak diperoleh dukungan
berhubungan positif signifikan (koefisien jalur terhadap hipotesis penelitian terkait hubungan
0,632578; ρ < 0,01, R2 = 0,365284) dengan antara power profesional dan penerapan SOP
AK, begitu pula dengan variabel AK yang layanan kesehatan yang dimaksud. Dapat
menampilkan hubungan positif signifikan diduga, pengaruh power eksternal menjadi
dengan EF (koefisien jalur 0,327384; ρ < 0,01). lebih dominan dibanding power profesional
Namun demikian, hubungan antara PSPA dan yang dimiliki dengan mempertimbangkan
EF menjadi tidak signifikan (koefisien jalur posisi para dokter sebagai ‘karyawan’ suatu
0,070676, T-statistic 0,426347) sehingga organisasi sektor publik. Hasil wawancara juga
memberikan bukti bahwa variabel AK telah mengungkapkan adanya pemberian persepsi
memediasi secara penuh (fully mediated) yang baik atas keberadaan SOP layanan
hubungan antara PSPA dan EF. kesehatan dalam mendukung kinerja harian
para dokter yang menjadi subjek penelitian.
Temuan empiris lainnya terkait
SIMPULAN
signifikansi pengaruh diterapkannya sistem
Penelitian ini mencoba melakukan pengendalian administratif berupa SOP
pengujian secara simultan aspek power jaminan kesehatan oleh para dokter yang
sebagai faktor antecedent (pemicu) penerapan menjadi subjek dalam penelitian ini terhadap
suatu sistem pengendalian administratif dalam terwujudnya aspek akuntabilitas pelayanan
lingkungan organisasi layanan kesehatan, organisasi. Hasil wawancara selanjutnya
sekaligus mengeksplorasi faktor-faktor mengungkapkan bahwa akuntabilitas tercapai
consequence (akibat) dari diterapkannya salah melalui kesadaran pembuatan catatan
satu tipe sistem pengendalian manajemen penanganan medis serta penggunaan obat-
tersebut. Proses pengumpulan dan analisis obatan dan fasilitas organisasi terkait tujuan
data dilakukan dengan mengombinasikan dua klaim biaya. Demikian pula, akuntabilitas
(2) pendekatan penelitian, yaitu pendekatan pelayanan terbukti secara signifikan
kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian berpengaruh positif terhadap efisiensi
menunjukkan bahwa aspek power eksternal pelayanan para dokter. Perwujudan aspek
terbukti memiliki pengaruh positif terhadap efisiensi yang dimaksud tercemin dalam
penerapan sistem pengendalian administratif bentuk keteraturan dan minimalisasi potensi
berupa SOP program JKBM. Power eksternal penggunaan obat-obatan secara berlebihan
yang dimaksud terutama berupa peraturan- kepada pasien. Di sisi lain, diperoleh bukti
peraturan pelaksana program jaminan hubungan positif antara penerapan sistem
72 Made Aristia Prayudi dan Hardo Basuki, Hubungan Aspek Power, Penerapan…

pengendalian administratif dan efisiensi, TERIMA KASIH


namun dengan dimediasi secara penuh (fully
mediated) oleh aspek akuntabilitas pelayanan Penulis mengucapkan terima kasih
organisasi. kepada Program Beasiswa Master In Search of
Hasil penelitian ini memberikan Balance (ISB) Batch 2 tahun 2014 kerjasama
dukungan atas konsep-konsep keorganisasian Universitas Gadjah Mada dan Universitas
yang ditawarkan oleh Teori Institusional. Di Agder Norwegia yang telah mendanai
sisi lain, hasil penelitian yang mengindikasikan penelitian ini.
dominansi pengaruh power eksternal
dibandingkan power profesional terhadap DAFTAR PUSTAKA
penerapan sistem pengendalian administratif
pada organisasi layanan kesehatan sektor publik Abernethy, M. A. 1996. Physicians and
dapat menjadi masukan dan pertimbangan
Resource Management: The Role of
bagi pihak regulator (pemerintah) dan
Accounting and Non-Accounting Controls.
manajemen organisasi dalam mewujudkan
Financial Accountability & Management,
integritas para dokter terhadap aspek-aspek
12 (2), 141-156.
outcome keorganisasian berupa akuntabilitas
Abernethy, M. A. and W. F. Chua. 1996. A
dan efisiensi pelayanan. Pemberlakuan
suatu mekanisme prosedural yang dikemas Field Study of Control System “Redesign”:
dalam suatu peraturan ‘berpayung’ hukum, The Impact of Institutional Processes
dengan demikian, akan mampu memitigasi on Strategic Choice. Contemporary
kecenderungan pengabaian perhatian para Accounting Research, 13 (2), 569-606.
dokter terhadap pengelolaan sumber daya Abernethy, M. A. and A. M. Lilis. 2001.
organisasi yang lebih baik, yang kerap menjadi Interdependencies in Organization Design:
permasalahan dalam kegiatan operasional A Test in Hospital. Joumal of Management
rumah sakit. Accounting Research, 13, 107-129.
Mempertimbangkan kebaruan topik dan Abernethy, M. A. and E. Vagnoni. 2004. Power,
operasionalisasi metodologi yang digunakan, Organization Design, and Managerial
maka perlu diperhatikan adanya beberapa Behaviour. Accounting, Organizations
keterbatasan pada peneltian ini. Pertama, and Society, 29, 207-225.
beberapa butir pertanyaan pada instrumen Akbar, R. 2011. Performance Measurement
penelitian (kuesioner) merupakan konsep- and Accountability in Indonesian Local
konsep keorganisasian yang digunakan Government. Ph.D dissertation, School of
pada organisasi secara umum, tidak spesifik Accounting Curtin Business School Curtin
pada organisasi sektor publik, terutama pada University.
organisasi penyedia layanan kesehatan. Akbar, R., R. Pilcher, and B. Perrin. 2012.
Permasalahan terkait validitas tampang (face Performance Measurement in Indonesia:
validity) kemudian menjadi keterbatasan utama The Case of Local Government. Pacific
terkait kualitas instrumen yang digunakan Accounting Review, 24 (3), 262-291.
sebagai media pengumpulan data. Kedua, Amare, G. 2012. Reviewing the Values of a
pengukuran fenomena praktikal menjadi Standard Operating Procedure. Ethiopian
kurang maksimal mengingat bahwa beberapa Journal Health Science, 22 (3), 205-208.
indikator dalam suatu konstruk banyak yang Ashworth, R., G. Boyne, and R. Delbridge.
di-drop karena tidak memenuhi kriteria 2007. Escape from the Iron Cage?
kualitas instrumen pengukuran. Penelitian Organizational Change and Isomorphic
berikutnya perlu memberikan perhatian besar Pressures in the Public Sector. Journal
terhadap spesifikasi dan kualitas instrumen of Public Administration Research and
pengumpulan data yang lebih aplikatif pada Theory, 19, 165-187.
konteks organisasi layanan kesehatan sektor Baron, R. M. and D.A. Kenny. 1986.
publik. Moderator-Mediator Variable Distinction
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2014, Vol. 11, No. 1, hal 57 - 77 73

in Social Psychological Research: Fornell, C. R. and D. Larcker. 1981. Structural


Conceptual, Strategic, and Statistical Equation Models with Observable
Considerations. Journal of Personality Variables and Measurement Error. Journal
and Social Psychology, 51 (6), 1173-1182. of Marketing Research, 18, 39-50.
Brinkerhoff. 2003. Accountability and Health Frumkin, P. and J. Galaskiewicz. 2004.
Systems: Overview, Framework, and Institutional Isomorphism and Public
Strategies. MD: The Partners for Health Sector Organizations. Journal of Public
Reformplus Project, Abt Associates Inc. Administration Research and Theory, 14
Burchell, S. et al. 1980. The Role of Accounting (3), 283-307.
in Organization and Society. Accounting, Grafton, J., M. A. Abernethy, and A. M. Lillis.
Organization and Society, 5 (1), 5-27. 2011. Organisational Design Choices in
Cavaluuzzo, K. S. and C. D. Ittner. 2004. Response to Public Sector Reforms: A Case
Implementing Performance Measurement Study of Mandated Hospital Networks.
Innovations: Evidence from Government. Management Accounting Research, 22,
Accounting, Organizations and Society, 242-268.
29, 243-267. Hartmann, F. and S. Slapnicar. 2009. How
Chin, W. W. 1998. The Partial Least Square
Formal Performance Evaluation Affects
Approach for Structural Equation
Trust between Superior and Subordinate
Modelling. In G. A. Marcoulides (Ed.),
Managers. Accounting, Organizations and
Modern Methods for Business Research.
Society, 34, 722-737.
Mahway, NJ: Lawrence Erlbaum
Hartono, J. M. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS
Associates.
Chiscolm, D. and D. B. Evans. 2010. Improving (Partial Least Square) untuk Penelitian
Health System Efficiency as a Means of Empiris Edisi Pertama. Yogyakarta:
Moving towards Universal Coverage. BPFE.
Geneva: World Health Organization. Hartono, J. M. 2011. Konsep dan Aplikasi
Chun, Y. H. and H. G. Rainey. 2005. Structural Equation Modeling Berbasis
Goal Ambiguity and Organizational Varian dalam Penelitian Bisnis.
Performance in U.S. Federal Agencies. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Journal of Public Administration Research Johnson, R. B., A. J. Onwuegbuzie, and L.
and Theory, 15, 529-557. A. Turner. 2007. Toward a Definition of
Covaleski, M. A. and M. W. Dirsmith. 1986. Mixed Methods Research. Journal of
The Budgetary Process of Power and Mixed Methods Research, 1 (2), 112-133.
Politics. Accounting, Organizations and Kutzin, J. 2012. Anything Goes on the Path to
Society, 11 (3), 193-214. Universal Health Coverage? No. Bulletin
Creswell, J. W. 2010. Research Design: World Health Organization, 90 (11), 867-
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan 868.
Mixed Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Miller, H. D. 2009. How to Create Accountable
Pelajar. Care Organizations. Pittsburgh: Center for
Dewan Jaminan Sosial Nasional Republik Healthcare Quality and Payment Reform.
Indonesia. 2012. Peta Jalan Menuju Oliver, C. 1991. Strategic Responses to
Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019. Institutional Processes. The Academy of
Jakarta: Dewan Jaminan Sosial Nasional Management Review, 16 (1), 145-179.
Republik Indonesia. Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 2010.
Fisher, E. S., D. O. Stalger, J. P. W. Bynum, and Peraturan Gubernur Bali Nomor 6 Tahun
D. J. Goolieb. 2006. Creating Accountable 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Care Organizations: The Extended Program Jaminan Kesehatan Bali
Hospital Medical Staff. Health Affairs, 26 Mandara (JKBM). Bali: Pemerintah
(1), 44-57. Daerah Provinsi Bali.
74 Made Aristia Prayudi dan Hardo Basuki, Hubungan Aspek Power, Penerapan…

Prakarsa. 2010. Policy Paper: Perluasan Journal of Health and Social Behavior,
Inovasi Kebijakan Sosial di Tingkat Lokal; 45 (Extra Issue: Health and Health Care in
Studi Kasus Kebijakan Kesehatan Peran the United States: Origins and Dynamics),
Faktor Kunci dan Peluang bagi Perbaikan 177-193.
Proses. Diunduh tanggal 5 September Treville, S. D., J. Antonakis, and N. M.
2013, www.theprakarsa.org. Edelson. 2005. Can Standard Operating
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Procedures be Motivating? Reconciling
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Process Variability Issues and Behavioural
Tentang Rumah Sakit. Jakarta: Pemerintah Outcomes. Total Quality Management, 16
Indonesia. (2), 231-241.
Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Ven, A. H. V. D. and D. L. Ferry. 1980.
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Measuring and Assesssing Organizations.
Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan New York: John Wiley & Sons.
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Wijaya, A. H. C. and R. Akbar. 2013. The
Jakarta: Pemerintah Indonesia. Influence of Information, Organizational
Ridha, A. M. 2012. Pengaruh Tekanan Objectives and Targets, and External
Eksternal, Ketidakpastian Lingkungan, Pressure towards the Adoption of
dan Komitmen Manajemen terhadap Performance Measurement System in
Penerapan Transparansi Pelaporan Public Sector. Journal of Indonesian
Keuangan (Studi Empiris atas Pemerintah Economy & Business, 28 (1), 62-83.
Daerah di Wilayah Provinsi D. I. World Bank. 2013. The Nuts & Bolts of
Yogyakarta). Tesis, Program Magister Jamkesmas Indonesia’s Government-
Sains dan Doktor Fakultas Ekonomika Financed Health Coverage Program.
dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Universal Health Coverage Studies Series
Yogyakarta. (UNICO) No. 8.
Scott, W. R. 2001. Institutions and World Health Organization. 2010. The World
Organizations. Los Angeles: Sage Health Report: Financing for Universal
Publications. Coverage. Switzerland: WHO Press.
Shields, M. and S. M. Young. 1994. Young, G. J., M. P. Charns, and T. C. Heeren.
Managing Innovation Costs: A Study 2004. Product-Line Management in
of Cost Conscious Behavior by R&D Professional Organizations: An Empirical
Professionals. Journal of Management Test of Competing. The Academy of
Accounting Research, 6, 175-196. Management Journal, 47 (5), 723-734.
Sholihin, M., R. Pike, M. Mangena, and Young, G. J., H. Beckman, and E. Baker.
J. Li. 2011. Goal Setting Participation 2010. Financial Incentives, Professional
and Goal Commitment: Examining the Values and Performance: A Study of
Mediating Roles of Procedural Fairness Pay-For-Performance in a Professional
and Interpersonal Trust in a UK Financial Organization. Journal of Organizational
Service Organization. The British Behavior, 33, 964-983.
Accounting Review, 43, 135-146.
Timmermans, S. 2005. From Autonomy to
Accountability: The Role of Clinical
Practice Guidelines in Professional Power.
Perspectives in Biology and Medicine, 48
(4), 490-501.
Timmermans, S. and E. S. Kolker. 2004.
Evidence-Based Medicine and the
Reconfiguration of Medical Knowledge.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2014, Vol. 11, No. 1, hal 57 - 77 75

LAMPIRAN

(1) Tekanan Eksternal (Ridha 2012)

“Di tempat Anda bekerja, alasan Anda menerapkan aturan dan Sangat
Tidak Ragu- Sangat
No. prosedur pelayanan kesehatan sebagaimana telah ditetapkan dalam Tidak Setuju
Setuju Ragu Setuju
Program JKBM adalah karena . . . Setuju
Aturan dan prosedur pelayanan kesehatan tersebut telah ditetapkan
1. dalam suatu peraturan hukum yang diterbitkan oleh Gubernur.
Adanya arahan dan tuntutan (baik secara langsung maupun tidak
langsung) dari Gubernur/Bupati/Walikota yang memimpin daerah
2. Anda untuk menerapkan aturan dan prosedur pelayanan kesehatan
tersebut demi menyukseskan pelaksanaan Program JKBM.
Keberhasilan yang dicapai dan/atau permasalahan-permasalahan yang
3. muncul dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan melalui Program
JKBM sering diberitakan di media massa setempat.
Semakin antusiasnya masyarakat daerah setempat untuk memperoleh
4. pelayanan kesehatan melalui Program JKBM.
Adanya perhatian lebih dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
5. atau lembaga-lembaga pengawasan independen lain atas keberhasilan
pelaksanaan Program JKBM.
Adanya tuntutan dan kesepakatan bersama dari rekan sesama tenaga
medis dan organisasi profesional Anda (Ikatan Dokter Indonesia)
6. bahwa aturan dan prosedur pelayanan kesehatan Program JKBM
tersebut memang tepat dan harus dilaksanakan.

(2) Otonomi Profesional (Abernethy dan Vagnoni 2004)


Tidak Memiliki
“Di tempat Anda bekerja, seberapa Memiliki Memiliki Memiliki
Berwenang Kewenangan
No. besar kewenangan yang Anda miliki Sedikit Kewenangan Kewenangan
Sama Sangat
terkait . . . Kewenangan Yang Cukup Besar
Sekali Besar
Keputusan untuk menambah atau
memperbanyak jenis pelayanan
1. kesehatan yang dapat diberikan oleh
rumah sakit tempat Anda bekerja
kepada masyarakat.
Penentuan masalah-masalah apa saja
yang harus dijadikan prioritas untuk
2. segera diselesaikan oleh rumah sakit
tempat Anda bekerja.
Menetapkan apa saja hak-hak
istimewa yang dapat dimiliki oleh
3. dokter yang bekerja di rumah sakit
tempat Anda bekerja.
Penentuan berapa jumlah ruangan
pada masing-masing tipe kelas kamar
perawatan di rumah sakit tempat Anda
bekerja. (Misalnya, Anda berhak
4. menetapkan bahwa ruangan untuk
kelas III akan berjumlah sekian kamar,
untuk kelas VIP jumlah ruangannya
adalah sekian kamar, dst.)
Keputusan pembelian perlengkapan
dan alat-alat kesehatan untuk
5. menunjang kegiatan operasional
rumah sakit tempat Anda bekerja.
Keputusan pengangkatan/perekrutan
karyawan/staf medis baru untuk
6. bekerja di rumah sakit tempat Anda
bekerja.
76 Made Aristia Prayudi dan Hardo Basuki, Hubungan Aspek Power, Penerapan…

Menentukan kebijakan-kebijakan
dan praktek-praktek medis yang
7. akan diterapkan oleh seluruh elemen
organisasi rumah sakit tempat Anda
bekerja.

(3) Penerapan Sistem Pengendalian Administratif (Ven dan Ferry 1980)

No. Pertanyaan Kategori Respon


Kira-kira, seberapa banyak jumlah Sangat Sedikit Cukup Banyak Sangat
prosedur dan aturan tertulis Sedikit Banyak Banyak
mengenai jenis pelayanan kesehatan
1. dalam Program JKBM yang telah
ditetapkan sebagai pedoman bagi
pelaksanaan pekerjaan Anda sehari-
hari?
Apakah prosedur dan aturan tertulis Sangat Umum Agak Detail Sangat
yang terdapat pada Program JKBM Umum Detail Detail
tersebut mengatur tentang apa yang
2. harus dilakukan dalam pekerjaan
Anda sehari-hari secara rinci dan
detail? Atau hanya mengatur hal-hal
yang bersifat umum saja?
Dalam 3 bulan terakhir ini, seberapa Tidak Kadang- Sering Sangat Selalu
sering Anda menerapkan prosedur Pernah kadang Sering
3. dan aturan tertulis yang terdapat
pada Program JKBM tersebut
dalam pekerjaan Anda sehari-hari?
Selama melayani pasien peserta 0-20% 21-40% 41-60% 61-80% 80-100%
Program JKBM, tentunya Anda
banyak menghadapi berbagai
situasi, baik situasi yang telah
dapat diprediksi sebelumnya
maupun yang sama sekali tidak
terduga kemunculannya. Jika Anda
4. sekarang diminta untuk membuat
sebuah perkiraan, kira-kira berapa
persen Anda menggunakan
prosedur dan aturan tertulis yang
terdapat pada Program JKBM untuk
menyelesaikan masalah dalam
situasi-situasi tersebut?

(4) Akuntabilitas (Ven & Ferry 1980)

No. “Dalam pelaksanaan Program JKBM . . . Kategori Respon


Tidak Sangat Cukup Besar Sangat
Seberapa besar tuntutan yang diberikan kepada Anda untuk Dituntut Kecil Besar Besar
1. membuat laporan atas keputusan-keputusan medis yang telah Sama
Anda lakukan ketika melayani pasien peserta Program JKBM? Sekali

Tidak Sangat Tidak Adil Sangat


Apakah Anda yakin bahwa kinerja Anda dalam melayani pasien Tahu Tidak Terlalu Adil
2. Adil Adil
peserta Program JKBM telah dievaluasi dan dinilai dengan adil?
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2014, Vol. 11, No. 1, hal 57 - 77 77

Tidak Sangat Cukup Besar Sangat


Seberapa besar tuntutan yang diberikan kepada Anda untuk Dituntut Kecil Besar Besar
3. bertanggung jawab atas keputusan-keputusan medis yang telah Sama
Anda lakukan ketika melayani pasien peserta Program JKBM? Sekali

“Dalam pelaksanaan Program JKBM, setujukah


No. Kategori Respon
bahwa sebenarnya . . .
Anda tidak terlalu memperdulikan apakah pekerjaan yang Anda Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat
lakukan telah terlaksana dengan benar atau tidak. Tidak Setuju Ragu Setuju
4. Setuju

Anda merasa sangat bertanggung jawab secara pibadi atas pekerjaan Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat
yang Anda lakukan. Tidak Setuju Ragu Setuju
5. Setuju

Anda merasa pantas menerima penghargaan ketika telah melaksanakan Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat
pekerjaan dengan benar; dan sebaliknya, pantas menerima sanksi Tidak Setuju Ragu Setuju
6. ketika tidak melaksanakannya dengan benar. Setuju

(5) Efisiensi (Abernethy & Vagnoni 2004)

“Selama Anda melaksanakan layanan kesehatan dalam


No. Kategori Respon
Program JKBM, Anda . . .
Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat
Memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana seharusnya
Tidak Setuju Ragu Setuju
menggunakan fasilitas dan alat-alat medis yang tersedia di rumah
1. Setuju
sakit tempat Anda bekerja, sehingga dapat mengurangi resiko
terjadinya pemborosan atau penggunaan alat yang tidak semestinya.
Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat
Yakin dan percaya bahwa rekan-rekan kerja Anda yang juga Tidak Setuju Ragu Setuju
melaksanakan layanan kesehatan kepada pasien peserta Program Setuju
2.
JKBM, telah mengetahui tentang batasan-batasan penggunaan
fasilitas dan alat-alat medis di rumah sakit tempat Anda bekerja.

Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat


Sangat percaya diri terhadap kemampuan Anda dalam mengelola Tidak Setuju Ragu Setuju
penggunaan fasilitas dan alat-alat kesehatan yang tersedia dan Setuju
3.
dianggarkan dalam Program JKBM di rumah sakit tempatAnda
bekerja.

Tidak Kadang- Sering Sangat Selalu


Telah berusaha dengan keras untuk mengurangi penggunaan yang
Pernah kadang Sering
4. berlebihan atas fasilitas-fasilitas dan alat-alat medis yang tersedia
di rumah sakit tempat Anda bekerja
Tidak Kadang- Sering Sangat Selalu
Benar-benar akan mempertimbangkan masalah harga ketika Pernah kadang Sering
5. ditugaskan untuk membeli suatu peralatan atau perlengkapan medis
baru untuk rumah sakit tempat Anda bekerja.

Tidak Kadang- Sering Sangat Selalu


Sangat menyadari bahwa segala tindakan medis yang Anda berikan Pernah kadang Sering
kepada pasien peserta Program JKBM akan berdampak kepada
6.
total biaya operasional yang akan ditanggung rumah sakit tempat
Anda bekerja.

S-ar putea să vă placă și