Sunteți pe pagina 1din 14

PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA

MELALUI KONSELING KELOMPOK

Tina Aflatin den Sri Mulyanl Martanlah

Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

Pilot studies revealed that a great deal of psychological problems In

adolescence stem from lack of self-confidence. The studies also found ·

that peer groups could function both as social support and as a change

agent tor adolescent. Those findings suggested that group conseling

can be used as an alternative intervention to improve self-confidence

among adolescents.

The present study tested the efficacy of group counseling in in­

creasing adolescents' self-confidence. Twenty two students of SMA PIRI

I Yogyakarta who exhibited lack of self-confidence participated i


n the

experimental and control groups. Each group consisted of 11 students.

Self-confidence, self-concept, and self-esteem were the dependent

measure. Testing were administered 4 times, before treatment, right

after treatment, one month after treatment and three months after treat­

ment. Behavioral changes were observed through daily record as well

as-observer's rating of subjects behavior during counseling sessions.

T-test with gain scores indicated that the Increase in confidence

differed significantly between experimental and control groups (t = 5.01;


p < 0.05). Experimental group (
( = 28.64) showed higher increase i
n

self-confidence than control group (( = 1.27). The same pattern was

shown for self-concept and self-esteem measures. Behavioral rating

scale Indicated an increase In self-confidence among subjects of ex­

perimental group.

Key words: Self-Confidence - Adolescence - Group Counseling.

PENGANTAR
\

Ti
na AOatln adalah dosen Fakultas Psikologi epercayaan diri merupakan aspek

UGM. Menyelesaikan pendidikan sarjana K kepribadian manusia yang berfungsi

(S-1) dan pascasarjana (S-2) di Psikologi penting untuk mengaktua1isasikan potensi

UGM. Saat inf tengah menempuh program yang dimilikinya. Tanpa adanya kepercaya­

S-3 dengan minat urama psikologf Klinfs. an diri maka banyak masalah akan timbul

Sri Mutyanl Martan/ah ada/ah profesor pada manusia. Menvrut Koentjaraningrat

emiritus Fakuftas Psikologi UGM dan guru (1982), salah satu kelemahan generasi

besarF-Psikolog Unika Soeg


jopranoto muda Indonesia adalah kurangnya keper­

Semarang. cayaan diri. Selanjutnya hasil penelitian

PSIKOLOGIKA Nomor6 Tahun Ill 1998


66
yang dilakukan oleh Afiatin, dkk (1994) harga diri yang tinggi. Selanjutnya hal ini

terhadap remaja siswa SMTA di Kodya akan meningkatkan kepercayaan diri re­

Yogyakarta menunjukkan bahwa perma-· ma;a.


salahan yang banyakdirasakan dan dialami Seorang individu.yang memiliki keper­

oleh remaja pada dasamya disebabkan cayaan diri akan memiliki ciri-ciri seperti

oleh kurangnya keparcayaan diri. Untuk yang dikemukakan oleh Guilford (1959) dan

mengatasi masalah tersebut per1u diupaya­ Lauster {1978) serta lnstone (1983) seba­

kan intervensi untuk meningkatkan keper­ gai berikut

cayaan diri remaja.


1. lndividu merasa adekuat terhadap tin­
Upaya peningkatan kepercayaan d1ri
dakan yang dilakukan. Hai ini didasari
bagi remaja yang mengalami hambatan
oleh adanya keyakinan terhadap ke­
kepercayaan diri dapat dilakukan dengan
kuatan, kemampuan dan ketrampilan
proses belajar dan bertatih (Lauster, 1978;
yang dimiliki. la merasa optimis, cukup
Hambly, 1992). Menu rut Hurlock (1973), re­
ambisius, tidak selalu memer1 ukan ban­
maja yang rrengalam masalah l<urar9 pe,raya
tu an orang lain, sanggup bekerja k eras,
diri memerlukan bantuan dengan program
mamp u menghadapi tug as dengan k
bai

peningkatan diri dengan cara konseling.


da n bekerja secara elektif serta ber­
Selanjutnya Egan (1990) menyatakan de­
tanggung awab
j atas keputusan dan
ngan konseling individu dapat dibantu untuk
perb uatannya.
memperoleh kepercayaan diri karena di
2. ndividu
l merasa diterima oleh kelom­
dalam konseting individu akan memperoleh
pokn ya. Hal ni
i didasari oleh adanya
umpan balik yang sangat berarti dan ber­
keyakinan terhadap kemampuannya
guna untuk meningkatkan penampilannya.
dalam berhubungan sosial. la merasa
Umpan balik yang paling efektif bagi sese­
bahwa kelompoknya atau orang lain
orang dapat diperoleh individu dari interaksi­
menyukainya, aktif menghadapi ke­
nya dalam kelompok (Douglas, 1993).
adaan lingkungan, berani mengemuka­
Dengan demikian bentuk konseling yang
kan kehendak atau ide-ide nya secar a
mungkin lebih tepat bagi remaja ada1ah
bertanggung jawab dan tid ak memen­
konseling kelompok.
tingkan diri sendiri.
Asumsi yang dipakai dalam penelitian
3. lndividu percaya sekali terhadap dirinya
ini adalah bahwa dalam konseling kelompok
serta memiliki kelenangan sikap. Hal
akan terjadi proses interaksi antar remaja.
ini didasari oleh adanya keyakinan ter­
Dalam interaksi tersebut akan diperoleh
hadap k ekuatan dan kemampuannya.
umpan batik, proses belajar dan ber1atih
la bersikap tenang, tidak muclah gug up,
perilaJ(u baru, belajar mengekspresikan
cukup toleran terhadap berbagai ma­

perasaan, saling memberikan perhatian dan


cam situasi.
bantuan serta memberikan kesempatan

mempelajari ketrampilan sosial. lnteraksi Sebagai perbandingan aka n dikemuka·

tersebut berlangsung dalam suasana yang kan pula ciri-ciri individu yang kurang per­

demokratis sehingga individu akan merasa caya diri. Me nurut pend apat Lauster(1978);

aman. Selain itu adanya kesempatan untuk da n R akhmat (1986) ciri-ciri individu y ang

memberikan bantuan kepada orang lain kurang pe rcaya dlri adalah sebagai beri kut:

alcan menyebabkan individu merasa berarti

dan berguna bagi orang lain sehingga me­ 1. lndividu merasa bahwa tindakan yang

numbuhkan konsep diri yang positif serta dilakukan tidak adekuat. la cenderung

PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tahun Ill 1998 67


Tina Afiatin dan Sri Mutyani Martaniah

merasa tidak aman dan tidak bebas tuasi yang membutuhkan dorongan. De­

bertindak, cenderung ragu-ragu dan ngan demikian konseling kelompok merupa­

rnembuang-buang waktu dalam meng­ kan sarana belajar dan berlatih, serta

ambil keputusan, memiliki perasaan mendapat suasana aman dan demokr8tis

rendah diri dan pengecut, kurang ber­ untuk meningkatkan kepercayaan diri re­

tanggung jawab dan cenderung me­ maja.

nyalahkan pihak lain sebagai penyebab Konseling kelompok merupakan pro­

masalahnya, serta merasa pesimis ses hubungan antar pribadi yang dinamis

dalam menghadapi rintangan. dan melibatkan fungsi terapi dalam suatu

2. lndividu _merasa tidak diterima oleh ke­ kelompok kecil yang berupaya untuk mem­

lompoknya atau orang lain. la cende­ bantu perkembangan individu (Gazda,

rung menghindari situasi komunikasi 1984; Oixondan Glover, 1984; Natawidjaja,

karena merasa takut disalahkan atau 1984; Fuhnnann, 1990). Menun.rtOhlsen (da­

direndahkan, merasa matu jika tampil lam Sukiat, 1981 ), suasana daJam konse­

di hadapan orang banyak. ling kelompok adalah suasana yang demo­

3. lndividu tidak percaya terhadap dirinya kratis, yang didasari adanya rasa pene­

dan mudah gugup. la rnerasa cemas da­ rimaan, kepercayaan dan rasa aman serta

lam mengemukakan gagasannya dan memberikan kesempatan klien untuk men­

selalu membandingkan keadaan diri­ dapatkan umpan balik dan latihan perilaku

nya dengan orang lain. baru. Selanjutnya dinyatakan bahwa suasana

tersebut memungkinkan klien untuk belajar

Menurut Walgito {1993), untuk mem­ menghadapi, mengekspresikan, dan me­

bantu individu yang kurang percaya diri nguasai perasaan atau pemikiran klien,

dapat dilakukan dengan kebiasaan untuk dengan demikian klien juga mengembang­

menanamkan sifat percaya diri. Hal ini da­ kan keberanian serta rasa percaya diri.

pat dilakukan dengan memberikan suasana Hasilpenelitian0mizodan0mizo(1984)

atau kondisi demokratis, yaitu individu menunjukkan bahwa pengalaman individu

dilatih berpikir mandiri dan diberi suasana dalam konseling kelompok dapat meng­

yang aman sehingga indMdu tidak takut ber­ ubah konsep dirinya sehingga menjadi lebih

buat kesalahan. Dengan adanya suasana positif. Selanjutnya dijelaskan oleh Walgito

demokratis, individu akan dapat melakukan (1993) bahwa seseorang yang memiliki

evaluasi diri dan belajar dari pengalaman. konsep diri yang positif terhadap dirinya

Selanjutnya dinyatakan oleh Coleman (1980) maka orang tersebut akan dapat menghar­

bahwa melalui evaluasi diri, remaja dapat gai dirinya. Hal ini disebut sebagai sese­

memahami diri sendiri dan akan tahu siapa orang yang memiliki harga diri yang tinggi

dirinya yang kemudian akan berkembang yang selanjutnya menurut Maslow (1970)

menjadi kepercayaan diri. harga diri yang tinggi merupakan dasar untuk

Menurut Natawidjaja (1987), untuk me­ peningkatan kepercayaan diri.

ningkatkan kepercayaan diri remaja-remaja Kepercayaan diri berkembang melalui

membutuhkan pihak lain yang dipercayai­ interaksi individu dengan lingkungannya.

nya untuk mendorong keberaniannya dalam Lingkungan psikologis dan sosiologis yang

mengambil keputusan. Selanjutnya juga kondusif akan menumbuhkan dan mening­

dinyatakan bahwa program konseling kelom­ katkan kepercayaan diri seseorang. Ung­

pok merupakan salah satu upaya untuk kungan psikologis dan sosiologis yang kon­

memberi bantuan pada remaja dalam si- dusif adatah lingkungan dengan suasana

PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tahun 1111996


68
• Prilgkatan Kepercayaan Olrl Remaja. Meaw KMS81ing Kelompok

demokratis, yaitu adanya suasana penuh perasaan berarti bagi anggota yang se­

penerimaan, kepercayaan, rasa aman dan . lanjutnya dapat menumbuhkan konsep diri

kesempatan untuk mengekspresikan ide­ yang positif serta harga diri yang tinggi yang

i
de dan perasaan. Lingkungan psikologis dan akan menumbuhkan dan meningkatkan

sosiologis yang tidak kondusif adalah ling­ kepercayaan diri. Dibandingkan dengan

kungan dengan suasana penuh tunMan, konseling individual. konseling kelompok

tidak menghargai pendapat orang lain dan memiliki keuntungan karena dalam konse­

tidak ada kesempatan untuk mengekspre­ ling kelompok anggota dapat memperoleh

sikan ide dan perasaan. bantuan dan umpan balik dari konselor dan

Kepercayaan diri juga dapat ditumbuh­ anggota-anggota lainnya. Selain itu anggo­

kan dan ditingkatkan melalui penanaman ta dapat langsung berJatih perilaku baru

sifat-sifat percaya diri dengan belajar peri­ dalam suatu kelompok dan hasil perilaku

laku baru, yaitu perilaku percaya diri. Pe­ tersebut dapat diamati dan dievaluasi baik

rilaku ini dapat dipelajari dengan meng­ oleh dirinya sendiri, konselor maupun

observasi perilaku orang lain, selanjutnya anggota lain.

berlatih untuk menirunya. Dengan mengikuti konseling kelompok.

· Remaja yang mengalami masalah ku­ remaja yang kurang percaya diri akan

rang percaya diri dapat dibantu dengan mendapatkan lingkungan yang kondusif dan

memberikan lingkungan yang kondusif alamiah sesuai dengan lase perkembang­

serta melatihnya untuk belajar perilaku baru an serta kesempatan melihat dan berlatih

yaitu perilaku percaya diri. Lingkungan kon­ perilaku baru yaitu perilaku percaya diri.

dusif yang memberikan kesempatan bagi Mereka juga akan memperoleh kesem­

remaja untuk mengekspresikan ide-ide dan patan untuk saling memberikan dukungan,

perasaannya, menerima dan memberikan bantuan dan umpan batik. Hal ini akan me­

dukungan dan bantuan untuk orang lain, numbuhkan konsep diri yang positif yang

serta menerima dan memberikan umpan selanjutnya akan menumbuhkan harga diri

balik akan menumbuhkan rasa berarti bagi yang tinggi dan meningkatkan kepercayaan

dirinya sehingga ia memiliki konsep dirt diri.

yang positif. Remaja yang memiliki konsep Tujuan penelitian ini adalah untuk me­

diri yang positif akan dapat menghargai ngetahui ada atau tidak peningkatan keper­

dirinya, atau dengan kata lain memiliki harga cayaan diri remaja setelah mengikuti kon­

diri yang tinggi. Remaja yang memiliki har­ seling kelompok. Tujuan lain yang ingin

ga diri yang tinggi akan mampu mengaktuali­ diketahui pula adalah berapa lama efek

sasikan potensi yang dimiliki atau memiliki konseling kelompok terhadap peningkatan

keperqayaan diri. kepercayaan diri remaja.

Konseling kelompok merupakan ling­

kungan kondusif yang memberikan kese�


IIETODE PENEUTIAN
patan bagi anggota untuk saling menerima

dan memberi ide, perasaan, dukungan Penelitian ini dilakukan dengan metode

maupun bantuan bagi anggota lain. Dalam eksperimen, yaitu metode untuk mengeta­

konseling kelompok juga ada kesempatan hui pengaruh suatu perlakuan (dalam hal

berlatih dan menedma umpan balik untuk ini adalah konseling kelompok) terhadap

mempelajari perilaku baru dan bertanggung variabel tergantung (yaitu kepercayaan

jawab atas pilihan yang telah ditentukan diri). Subjek penelitian dibagi menjadi dua

sendiri. Suasana ini dapat menumbuhkan kelompok, yaitu kelompok eksperimen

PSIKOLOGIKA Nomor6Tahun IU 1998 69


Tina Afiatin clan Sri MtJyani Martaniah

(mendapatkan konseling kelompok) dan me nunjukkan skala ini memiliki indeks daya

kelompok kontrol (tidak mendapat kon­ diskriminasi aitem dengan sekor total ber­

seling kelompok), yang dipertakukan seba­ gerak dari 0 351 , hingga ,


0 719 dan koefisien

gai kelompok waiting list, yaitu mendapat reliabilitasnya sebesar ,


0 7 76.

konseling kelompok setelah penelitian ber­ Skala H arga Diri (SHD) digunakan

akhir. untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat

Subjek dalam penelitian ini adalah penghargaan subjek terhadap dirinya sen­

remaja siswa SMA PIRI I Yogyakarta yang diri. Skala i ni disusun oleh Aziez (1994).

mengalami hambatan kepercayaan diri Pengujian indeks d aya diskriminasi aitem

dengan status kurang sekali, kurang dan yang dilakukan Az iez (1994 ) menunjukkan

atau sedang. Selain itu kritena yang harus bahwa skala ini memiliki ind eks dengan dis­

dipenuhi adatah bersedia mengikuti kon­ kriminasi aitem yang balk dengan koefisien

seling kelompok. Jumlah subjek penelitian korelasi masing-masing aitem bergerak

22orang, 11 orangmasukda1amkelompok dari 0, 299 hingga 0, 808 dan koefisien relia­

eksperimen dan 11 orang lainnya dalam bilitasnya sebesar ,


0 8 25.

kelompok kontrol. Pembagian subjek ke Pengukuran dilakukan e mpat kali. y aitu

dalam salah satu kelompok dilakukan pada saat pra-perlakuan, segera setelah

dengan random asignment. perlakuan, satu bulan setelah perlakuan,

Pengukuran kepercayaan diri, konsep dan tiga bulan setetah perlakuan. Peng­

diri dan harga diri dilakukan dengan SKPO ukuran a dilakukan terhadap ketegangan
jug

(Skala Kepercayaan Oiri), SKD {Skala selama mengikuti konseling kelompok (7

Konsep Diri), dan SHD (Skala Harga Diri). ka il pert emuan).

Skala kepercayaan diri yang digunakan · U ntuk mengetahui peru bahan erilaku
p

dalam penelitian ini didasarkan pada kon­ subjek maka se lama sesi konseling k elom­

sep guilford (1959) dan Lauster (1978). Ada pok dilakukan ratingoleh observerterhadap

tiga aspek kepercayaan diri, yaitu (1) perilaku subjek. Aspek-aspek yang dinilai

merasa adekuat terhadap apa yang di1aku-' meliputi: ge rak muka d an kepala, gerak tan­

kan, (2) merasa dapat diterima o1eh kelom­ gan, gerakan dan orientasi tubuh serta ko­

poknya, dan (3) memiliki ketenangan sikap. munikasi v erbal.

Pengujian telah dilakukan Pumaminingsih Konseling k elompok ini terdiri dari tujuh

dan Afiatin (1995) yang menunjukkan ba hwa pe rtemuan. Setiap pertemuan berlangsung

skala ini memifiki validitas aitem yang b aik selama dua j am. Pertemuan dilaksanakan

dengan koefisien korelasi masing-masing dua kal i dalam seminggu, pe!aksanaannya

aitem dengan sektor 0,5 355 dan koefisien berdasar kesepakatan antara konselor dan

reliabilitas sebesar 0,8644. anggota ketompok.

Skala Konsep Diri {SKD) dipakai unluk K onseling kelompok yang digunakan

mendapat data tentang seberapa baik indi­ dalam penelilian ini m enggunakan pende­

du memandang dirinya sendiri yang me­


vi katan nteraksional-behavioral.
i Materi po­

rupakan hasil pengalaman beri nteraksi d e­ koknya meliputi: kohesivitas kelompok,

ngan orang l ain. Skala ini disusun oleh pengenalan diri, pe mahaman peningkatan

M urdoko (1994) yang berisi empat aspek, kepercayaan diri, umpan balik serta kete-

yaitu aspek sik. psikis, sosial dan moral.


fi 1adanan dan gladian laku percaya diri.
peri

Pengujian yang dilakukan M urdoko (1994) Keterangan:

PSIKOLOGUCA Nomor 6 Tahun 1111998


70
Penlngkatan KepefC8yaan Dlri Remaja Melalui Konsallng Kelompok

HASIL ANALISIS DATA KELOMPOK DAN PEMBAHASAN

Hasil penetitian selengkapnya terdapat pada tabel 1.

Tabel 1. Ringkasan Uji-t Gain Score Skala Kepercayaan Diri, Skala Konsep Oiri, Skala

Harga Diri antar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Variabel Sumber XGK XGK t p


n.

G1 11 28,64 1,27 5,01 < 0,05


Kepercayaan Diri G2 11 29,27 0,45 5,53 < 0,05

G3 11 28,64 2,18 5,39 < 0,05

G1 11 34,09 2,27 8,56 < 0,05

Konsep Diri G2 11 34,72 2,36 9,13 < 0,05

G3 11 34,82 4,00 9,10 < 0,05

G1 11 23,45 0,27 12,42 < 0,05

Harga Diri G2 11 23,82 0,09 14,60 < 0,05

G3 11 24,18 0,91 12,48 < 0,05

G1 selisih sekor pengukuran se- lompok kontrol. Kenaikari rata-rata ke­


=
gera setelah perlakuan dengan lompok eksperimen lebih tinggi dari­

pengukuran sebelum perlakuan pada kelompok kontrol.

G2 selisih sekor pengukuran 1 2. Ada perbedaan yang sognifikan antara


=
bulan selelah perlakuan dengan kenaikan rata-rata kepercayaan diri,

pengukuran sebetum perlakuan konsep diri, dan harga diri sebelum per­

G3 seltsih sekor pengukuran 3 lakuan dan satu bulan setelah perla­


=
butan setelah perlakuan de- kuan antara kelompok eksperimen dan

ngan pengukuran sebelum kelompok kontrol. Kenaikan rata-rata

perlakuan kelompok eksperimen lebih tinggi

kenaikan rata-rata kelompok daripada kelompok kontrol.


x" =
ekspenmen 3. Ada perbedaan yang sognifikan antara

kenaikan rata-rata kelompok kenaikan rata-rata kepercayaan diri,


x" =
kontro1 konsep diri, dan harga diri sebelum per­

jumlah subjek masing-masing lakuan dan tiga bulan setelah perlakuan


"•.k =
kelompok (eksperimen, kontrot) .. antara kelompok eksperimen dan ke­

lompok kontrol. Kenaikan rata-rata ke­

Tabel 1 menunjukkan bahwa: lompok eksperimen !ebih tinggi da­

ripada kelompok kontrol.


1. Ada perbedaan yang sognifikan antara

kenaikan rata-rata kepercayaan diri, Hasil rate-rate pemantauan diri terha­

konsep diri, dan harga diri sebelum per­ dap skala ketegangan pada subjek kelom­

lakuan dan segera setelah perlakuan pok eksperimen terdapat pada gambar 1 .

antara kelompok eksperimen dan ke-

PSIKOLOGHCANomor6Talu\lll 1996 71
---
Tna Aliatm clan Sri MiJyani Martaniah

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

II Ill IV v VI VII

Pertemuan

Gambar 1. Hasil Pemantauan Oiri Subjek Kelompok Eksperimen Untuk Skala Ketegangan

Gambar 1 menunjukkan bahwa ada pe­ sivitas kelompok, pengenalan diri, pema­

nurunan ketegangan selama sub)ek mengikuti haman peningkatan kepercayaan diri.

pertemuan konseling kelompok. keteladanan dan gladian perilaku percaya

diri. Dengan adanya kelompokyang kohesif

dalam konseling kelompok, hal ini menim­

PEMBAHASAN
bulkan hubungan antar anggota kelompok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang bersahabat, kooperatif dan demokra·

ada perbedaan yang signifikan antara pe­ tis. Menu rut pendapat Johnson dan Johnson

ningkatan diri remaja yang mengikuti kon­ (1991) kelompok yang kohesif merupakan

seling kelompok dengan remaja yang tidak sumber rasa aman bagi anggota sehingga

mengikuti konseling kelompok. lni men­ dapat mengurangi kecemasan dan mening­

dukung pendapat Ohlsen (dalam Sukiat, katkan harga diri. Peningkatan harga diri

r n B 1 ) ; Widjaja (1987); dan Zener P981). pada individu menyebabkan individu dapat

Selain itu juga diperoleh has ii bahwa remaja menghargai dirinya atau memiliki harga diri

yang mengikuti konseling kelompok juga positif sehingga ia akan mempunya1 keper­

mengalami peningkatan harga diri serta cayaan din yang positif pula (Branden,

konsep diri yang lebih positif. Hal ini sejalan 1973).

dengan penelitian Omizo dan Omizo (1988). Peningkatan kepercayaan diri melalui

Konseting kelompok dalam penelitian konseling kelompok yang menggunakan pen·

ini menggunakan pendekatan interaksio­ dekatan behavioral yaitu dengan kete­

nat-behavior yang menekankan pada kohe- tadanan dan gladian perilaku ini sejalan

PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tatiun 1111998


72
Peningkatan Kepercayaan Din Aemaja Melalui Konsellng Kelompok.

dengan hasil penelitian Jupp dan Griffitts dijelaskan oleh Hall dan Wellman (dalam

(1990). lndividu yang berhasil dalam gladian Cohen dan Syme, 1985) bahwa dukungan

perilaku dan bermain peran mengalami sosial akan efektif bila: penama, frekuensi­

perubahan konsep diri menjadi /ebih positif. nya cukup; kedua, pemberi dorongan me­

Selanjutnya dijelaskan oleh Maslow (1970) megang peranan yang sangat panting da­

bahwa konsep diri yang positif akan ber­ lam proses dorongan sosial; ketlga, peran

kembang melandasi harga diri yang tinggi dorongan sostat akan efektif bita individu-

yang akhirnya mengembangkan rasa per­ 1ndividu yang terlibat memiliki kehangatan

caya diri yang ada pada individu. Keberha­ hubungan yang tinggi; keempat, bila

silan individu dalam bermain peran khusus­ individu-individu yang terlibat menjalin

nya perilaku yang percaya diri akan me­ hubungan timbal balik; dan kellma, bila hal­

numbuhkan perasaan sukses. Menurut hal yang telah disebutkan di atas berlang­

Russell (1986) adanya sukses yang dialami sung dalam periode waktu yang cukup

akan membuat individu percaya pada lama. Proses dalam konseling kelompok

dirinya sendiri dan akan membuat atribusi memenuhi kelima syarat tersebut sehingga

pada kemampuan dirinya terhadap sukses konseling kelompok efektif sebagai sumber

yang telah dlcapai. dukungan sosial bagi remaja untuk perkem­

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangan kepribadiannya, khususnya dalam

meskipun secara keseluruhan subjek kepercayaan diri. Pada dasamya remaja

kelompok eksperimen mengalami pening­ yang bersekolah menghabiskan sebagian

katan kepercayaan diri, namun dart hasil besar waktunya bersama ketompok teman

analisis individual, peningkatan status ke­ sebaya di lingkungan sekolah, bahkan ba­

percayaan diri masing-masing subjek tidak nyak di antara mereka yang melakukan dan

sama. Hal ini disebabkan oleh adanya per­ melanjutkan interaksinya di luar sekolah

bedaan keaktifan masing-masing subjek (Hendrojuwono, 1991 ). Oengan demikian

daJam proses konseling kelompok, terma­ lembaga pendidikan fonnal, khususnya SMU

suk di daJamnya kemauan atau kesediaan (Sekolah Menengah Umum) memiliki po­

untuk ber1atih baik di dalam situasi konse­ tensi besar sebagai wadah kegiatan opti­

ling keJompok maupun situasi senyatanya masi interaksi antar remaja. Selanjutnya

dalam kehidupan sehari-hari. Temyata mela/ui sekolah, program konseling kelom­

subjek yang lebih aktif selama proses di pck remaja ini dapat dilaksanakan dengan

dalam konseling dan ia juga aktif mencoba melibatkan guru bimbingan dan penyuluhan

dalam kehidupan nyata memperoleh kema­ sebagai konselor kelompok.

juan yang lebih baik daripada subjek yang Efektivitas konseling kelompck secara

kurang aktif. int6gratif ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:

H.isil penelitian ini juga menunjukkan faktor pemimpin kelompok (konselor}, ang­

bahwa sangat besar peran kelompok teman gota kelompok (klien) dan proses atau

sebaya melalui konseling kelompok terha­ metodenya (Kemp, 1970; Rose, 1989; Pra­

dap perkembangan kepribadian remaja >Mtasari, 1991;Afialin, 1993). Dengandemikian

khususnya dalam peningkatan keperca­ dapat dikemukakan bahwa Modul Konse­

yaan diri. Hal ini sejalan dengan hasil pene­ ling Kelompok ini juga akan dapat efektif

litian Afiatin, dkk. (1994) serta pendapat digunakan apabila memenuhi kriteria meli·

Cohen dan Syme (1985) bahwa kelompok putt konselor, klien dan proses. Berikut ini

teman sebaya merupakan sumber dukungan akan dijelaskan tentang konselor, klien dan

soslal yang berarti bagi remaja. Selanjutnya proses yang menunjang efektivitas konse-

PSIKOLOGUU. Nomor6Tahoo Ill 1998


73
Tina Ahatin dan Sri Mulyani Martaniah

ling kelompok adalah sebagai berikut. rang an , a tt i


ru sme, pe ng ulan g an korektif ke­

1. Konselor. Konselordan ko-konselor luarga asa , l peng embangan tekn k i sostan­

kelompok akan efektif memandu konseling sas i ( melalui kete adanan l , glad an i pe ril aku,

kelompok apabila mereka telah terlatih dan umpan b ai l k ke lompok ), rasa kebe rs a­

dengan baik melalui pengalaman dan su­ ma a , n katars s, i eks is te ns i dan pemahaman

pervisi dalarfi konseling kelompok. Selain diri . M enurut has l i eva uas t i s u bjek , faktor ­

i
t u menurut Johnson dan Johnson ( 1991) fak t
or dalam konseling kelompok yang

seorang konselor kelompok yang berperan membantu mereka mengalami kema j uan

sebagai fasilitator perlu memiliki penge­ adalah adanya kohes iv itas kelompok se·

tahuan tentang teori kepribadian, psikopa­ i


h ngga m ereka merasa am a , n i
d ter ma i apa

tologi, proses kelompok dan dinamika in­


ada ny a d an mampu m emaham i diri send iri.

terpersonal, mereka juga perlu menyadari Se la n i i tu adanya kesempa t an be a a l j r dan

tentang tingkat sensitivitas pribadi serta


be a i rl t h sangat memban l u merek a da am l

sensitivitas untuk menghargai dan menyu­ pen ngkatan i kepercayaan dir nya. i

kai orang lain. A pab i1 a ket ga i a s pek dalam konse li ng

k elo mpok yang te a l h i


d sebu l kan d i a asl
2. Klien. Klien atau anggota kelompok

dapat te rp enuh , i maka kon sel ing kelompok

yang diberi intervensi modul ini adalah re­

mer u pakan i n l e rv ens i yang efek li . H f al i i


n

maja yang mengalami hambatan keperca­

dis ebabkan ka r
ena konse li ng ke l ompok

yaan diri. Mereka termasuk datam kriteria

yang efekt if dapa l member kan i s u asana

sedang, kurang atau kurang sekali. Selain

yang kondusi f bag i subjek untuk pengem­


itu subjek akan mendapat kemajuan y.ing

banga n d iri nya khus u snya dalam pe n i ng ­


berarti apabila mereka mengikuti konseling

katan k epercay aan d iri nya. Se la n i i


tu subjek

kelompok ini dengan sukare1a, bukan ber­

ju ga akan mendapatkan kesempatan untuk

dasar paksaan atau tekanan dari orang lain.

berlat h i peri laku baru se rta mendapatkan

Subjek memiliki motivasi yang baik, .yang

u mp a n balik a las pe rubahan pe il r akunya .


ditunjukkannya dengan keaktifannya selama

D ar i u ra ian d i a asl dapat i


d nyatakan

dalam proses konseling kelompok dan juga

bah w a u l n uk da pa t melaksanakan k onse­

dalam mencobakan hasil belajamya dalam

i
l ng kelompok yang e f
ektif pe rlu d ici ptakan

konseling kelompok ke dalam situasi nyata

su asana kondus f i dan da a l m hal i


ni faktor

serta be rsedta melakukan eva uas l i dan

konse or l dan k o- konselo r banyak be rp eran.

latihan. Jumlah subjek yang meng ku i ti kon ­


Nam un da am t Renyataan l rn e yata masih

sel ngi k elo mpok be rki


sa r an tar a 5-1 2 orang.

re a l ti f sedi ki t konselo r kelo m pok yang b er·

3. P ros es a au mt e tod e. Mod u l konse ­ p e ngalaman dan te rlatih. H al i nila h yang

ling kelo m pok i ni akan ele kt if apab il a i


d lak­ l
d rasakan sebagai kendala pelaksanaan

sanakan sesua i dengan tahap -


tahap atau ko n se li ng kelompok ba i k d1 sekolah ·
se ­

prosedur y ang telah ditetapkan. Modul ko ah l maupun dalam kelo m pok masya r a­

konseling kelompok ini terdi ri dar i 1O ses i kat. Kenda a l l ai n y a ng d ir asa c ukup be r a rt i

yang d lai ks ana ka n dalam 7 ka li pert emuan . ada a l h bah wa konsel i ng kelompo k me­

Sec ara ga ri s be sa r taha p-ta hap datam mo­ m e rlukan b ebe rapa kali pe rte mu a ,
n s e hing ­

dul konse li ng kelompok in i terd r i i da i r ta h ap ga t


d perlukan kom tmen i subjek untuk me ­

pe rsi apan, ta hap peran serta, ta hap trans s i i ne pa i t kont ra k yang telah dleepakatr. N a mun

dan tahap kena kelom po k. Sela n i itu m o­ da am l kenyataan seringkali hal i i


n berben­

da lit as penting yang ha ru s ada ada ah l turan dengan agenda keg atan i · kegiatan

pembinaan ha ra pan , i
un versal tas i , pen e- s u bjek ya ng la in. K endala - ke nd ala te rs ebut

PSIKOLOGIKANomor6Tahunlll 1998
74
- Slatus
P• • lgkatan Kepercayaan Dtr1 Remaje Melalui Konsellng Kalompok

tentunya perlu diantisipasi dan dicari alter· Data �ang dianalisis terdiri dari data hasil

natif so1usinya. pengukuran skala kepercayaan diri, skala

Untuk mengantisipa'Si minimnya konselor konsep diri, skala harga diri, lembar ca ta tan

kek>mpok yang berpengalaman dan terlatih harian subjek, serta hasil rating observer

maka perlu diselenggarakan pendidikan selama sesi konseling kelompok.

dan latihan bagi konselor kelompok, dan Hasil analisis individual terhadap per­

tentu saja faktor supervisi yang baik serta ubahan sekor serta status kepercayaan diri

kesempatan berlatih menjadi konselor maskg-masing subjek terdapat pada label 2.

kelompok merupakan faktor yang perlu dl­ Tabel 2 menunjukkan bahwa peruba.han

perhatikan. Sedangkan untuk mengatasi sekor dan status kepercayaan diri masing­

kendala kedua yaitu komitmen subjek (ang­ masing subjek berbeda. Hal ini dapat dite­

gota konseling kelompok) maka perenca­ lusur dari hasil catatan harian subjek serta

naan konsellng kelompok perlu memper­ hasil rating observer selama sesi konseling

hatikan waktu pelaksanaan dan agenda kelompok menunjukkan bahwa subjek yang

kegiatan subjek, misalnya pelaksanaan lebih aktif terlibat selama proses konseling

konseling kelompok dapat dilakukan se­ kelompok mengalami kemajuan yang lebih

lama liburan sekolah. tinggi daripada subjek yang kurang aktif.

Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa

subjek yang aktif mencobakan hasil belajar

HASIL ANAUSIS DATA INDIVIDUAL DAN dari konseling kelompok ke dalam situasi

PEMBAHASAN nyata (kehidupan sehari-hari) serta ada �

mauan untuk melakukan evaluasi dan berta­


Analisis individual dilakukan terhadap
tih mengalami kemajuan yang lebih berarti
subjek kelompok eksperimen (11 orang).
daripada subjek yang kurang aktif menco-

Taber 2. Peningkatan Kepercayaan Diri Masing-masing Subjek Kelompok

Sebelum Segera set�h Satu bulan setelah r,ga bulan setelah


Subjek
Periakuan pertakuan per1akuan pertakuan
No.

Sektor Status Sektor Status Sektor Status Sektor Status

1 77 sedang 92 cukup 93 cukup 89 sedang

2 · 66 84 sedang 84 80
kurang cukup sedang

3 60 122 bruk 120 baik 111 cukup


kurang

4 73 84 sedang 88 sedang 93 cukup


kurang

·5 85 92 cukup 95 cukup 99 cukup


sedang

6 85 113 baik 109 baik 109 baik


sedang

7 70 120 baik 120 ba1k 122 bruk


kurang

8 75 111 baik 112 baik 112 bruk


sedang

9 63 108 cukup 110 baik 110 bruk


kurang

10 84 106 cukup 105 cukup 106 cukup


sedang

11 72 92 cukup 95 cukup 93 cukup


kurang

PSIKOLOGIKANomor6Tahui llt 1998 75


bakan hal tersebut. Subjek yang lebih aktif 4. Peningkatan kepercayaan diri subjek

merasakan bahwa konseling dapat 'meru­ selain tampak dalam sekor skala keper­

pakan sarana untuk berlatih dalam suasana cayaan diri, juga tampak dalam perila­

aman dan demokratis. Meskipun hat itu ka­ kunya menurut pengamatan observer.

dang·kadang berbeda dengan situasi nyata 5. Peningkatan status kepercayaan diri

namun dengan proses berlatih, mencoba, masing-masing subjek tidak sama. Hal

melakukan evaluasi dan berlatih lagi maka ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan

timbul keberanian subjek unluk menghadapi keaktifan masing-masing subjek dalam

situasi nyata dengan cara pandang yang proses konseling kelompok. Subjek

lebih positif. yang lebih aktif memperoleh kemajuan

yang febih baik daripada subjek yang

kurang aktif.
PENUTUP
6. Peran kelompok teman sebaya mela1ui

Berdasarkan kesimpulan hasil analisis konseling kelompok sangat besar bagi

data kelompok dan data individual serta peningkatan kepercayaan diri remaja.

pembahasan maka dapat dikemukakan ke-­


Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
simpulan hasil penelitian ini sebagai berikut:
yang telah dikemukakan di alas maka da­

1. Konseling kelompok (KK) efektif untuk pat diajukan beberapa saran sebagai beri­

meningkatkan kepercayaan diri, khu­ ku1:

susnya bagi remaja yang mengalami

hambatan kepercayaan diri. Pengaruh 1. Kepada pemerhatl masalah rema)a

KK terhadap peningkatan kepercayaan


Konseling kelompok tel ah terbukti efektif
diri dapat bertahan sampai 3 bu Ian sete­
untuk meningkatkan kepercayaan diri bagi
lah konseling kelompok berakhir. Keper­
remaja yang mengalami hambatan keper­
cayaan diri setelah mengikuti KK lebih
cayaan diri. Oleh karena itu konseling ke­
tinggi daripada sebelum mengikuti KK. ·
lompok perlu diberikan kepada remaja khu­

2. KK efektif untuk meningkatkan konsep susnya yang menga1ami hambatan keper­

diri khususnya bagi remaja yang meng­ cayaan diri. Penyelenggaraan konseling

alami hambatan kepercayaan diri. Pe­ kelompok dapat dilakukan dalam lembaga

ngaruh KK terhadap peningkatan konsep pendidikan, sosial dan kemasyarakatan de­

diri dapat bertahan sampai 3 bulan se­ ngan memperhatikan kriteria atau persya­

telah KK berakhir. Konsep diri setelah ratan pelaksanaan konseling kelompok.

mengikuti KK lebih baik (tinggi) daripada Konseling ketompok sebenamya meru­

sebelum mengikuti KK. pakan mikrokosmik sosial atau miniatur

kehidupan sosial yang nyata. Oengan de·

3. KK efektif untuk meningkatkan harga mikian apa yang telah diperoleh dalam

diri khususnya bagi remaja yang meng­ konseling kelompok akan terasa hasilnya

alami hambatan kepercayaan diri. Pe­ untuk perubahan positif individu apabila

ngaruh KK terhadap peningkatan harga individu tersebut aktif mencobakan dalam

diri dapal bertahan sampai 3 bulan kehidupan nyata. Dalam penelitian ini telah

setelah KK berakhir. Harga diri setelah terbukti bahwa subjek yang aktif menco­

mengikuti KK lebih tinggi daripada bakan pengataman yang telah diperoleh

sebelum mengikuti KK. dalam konseling kelompok ke dalam ke·

PSIKOLOGIKANomor6Tahunlll 1998
76
Pawigkatan Kepercayaan Oiri Remap Melalul Konselng Kelompok

hidupan nyata temyata memperoleh banyak lain itu pelaksanaannya perlu mempertim­

kemajuan. bangkan agenda kegiatan subjek. •

2. Kepada penelttl selanjutnya


DAFTAR PUSTAKA

Penelitian ini mengungkap dua variabel

utama, yaitu variabel bebas konseling ke­ Afiatin, T. 1993. Pertimbangan Konsep dan

lompok dan variabel tergantung keper­ Metodologi dalam Evaluasi Psikoterapi

cayaandiri. Pada variabel kepercayaan diri, Kelompok. Maka/ah. Disusun untuk Me­

beberapa penelitian lain, misalnya pene­ menuhi Tugas Mata Kuliah Penilaian

litian lnstone, dkk. (1983); Syamsiah (1994) Klinis Program Pascasarjana UGM.

dan Thaibsyah (1991) memperhatikan va­ Tidak diterbitkan.

riabel jenis kelamin sebagai prediktor ke­


. --; Purnamaningsih, E.H.; dan Sofiati,
percayaan diri, namun hasil yang diperoleh
U.M., 1994. Analisis Kebutuhan Tentang
berbeda-beda. Sebagian hasil penelitian
Permasalahan Remaja dan Alternatif
menunjukkan ada perbedaan kepercayaan
Pemecahannya. Laporan Penelitian.
diri antara pria dan wanita, sebagian yang
Tldak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas
lain menunjukkan tidak ada perbedaan.
Psikologi UGM.
Dengan demikian perlu kiranya diteliti lebih

tanjut apakah ada perbedaan peningkatan


Aziez, A. 1994. Harga Diri Sebagai Prediktor
kepercayaan diri antara remaja pria dan
Tingkat Konformitas Remaja terhadap
remaja wanita yang mengikuti konseling
Kelompok Sebaya Sripsi. Yogyakarta:
kelompok.
Fakultas Psikologi UGM.
Mengingat bahwa konseling kelompok

merupakan proses interaksi antar individu Branden, N. 1973. The Psychology of Sell­

Ya.5i!Q mengandung fungsi terapi maka ke­ Esteem New York: Bantan Book Inc.

mungkinan konseling kelompok juga efektif

untuk memberikan intervensi masalah-ma­


Cohen, S. & Syme, S.L. 1985. Social Sup­

port and Health. Tokyo: Academic


salah remaja yang lain, misalnya: kecende­

rungan agresivitas, strategi pemecahan Press, Inc.

masalah yang efektif, dan lain-lain. Kiranya


Coleman, J.C. 1980. The Nature of Ado­
hal inipun perlu diteuti lebih lanjut.
lescence. London: Methuen.
Pada penelitian ini pengukuran keper­

cayaan diri pad a periode tindak Ianjut tidak


Dixon, O.N. and Glover, J.A. 1984. Coun­
dilakukan dengan mengamati kinerja subfek,
seling: A Problem Solving Approach.
tetapi diberikan skala. Kiranya akan lebih
New York: John Wiley & Sons.
baik apabila pengukuran tindak lanjut selain

memberikan skala juga dengan peman­ Douglas, T. 1993. A Theory of Group Work

tauan diri (self-report) dan pengamatan Practice. London: The Macmillan Press,

kinerja subjek oleh observer. Ltd.

Berdasarkan pengalaman peneliti, ka­


Egan, G. 1990. The Skilled Helper. A Sys­
rena konseling kelompok ini memerlukan
tematic Approach t
o Effective Helping
jumlah pertemuan beberapa kali serta wak­
Pacific Grove, Califomia: Brooks/Cole
tu yang relatif lama, maka pertu penekanan
Publishing Company.
kontrak persetujuan terhadap subjek. Se-

PSIKOLOGIKA Nomor6Tahun 1111998 77


Tna Afiatin dan Sri MIJyanl Martanlah

Fuhrmann, B.S. 1990. Adolescence, Ado­ Lauster, P. 1978. The Personality Test(2nd.

lescent. Secorid Edition. Glenview Illi­ Ed.). London: Pan Books, Ltd.

nois: A Division of Scott, Foresman and


Maslow, A.H. 1970. Motivation and Person­
Company.
ality. Second Edition. New York: Harper

Gazda, G.M. 1984. Group Counseling: A and Row Publisher.

Developmental Approach. Boston: Allyn


Murdoko, E.W.H 1994. Konsep Diri dan
& Bacon,. Inc.
Komunikasi Interpersonal pada Ramaja.

Guilford, J.P. 1959. Personality. New York: Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi

McGraw-Hill Book Company, Inc. UGM.

Hambly, K. 1992. Bagaimana Meningkat­ Natawidjaja, A. 1987. Pendekatan-pende­

kan Rasa Percaya Din'. (Alih Bahasa: katan Da/am Penyuluhan Kelompok.

Budiyanta). Jakarta: Arcan. Bandung: CV Oiponegoro.

Hendrojuwono, W. 1 99 1 . Meningkatkan Ke­ Omizo, M.M. and Omizo, S.A. 1988. Group

tahanan Ego dan Kontrol Ego Remaja Conselings Effects on Self Concept and

Melalui 'Eksperlentiat Leammq", Ma­ Social Behavior Among Children With

ka/ah, disajikan pada Pertemuan llmiah Learning Disabilities. Journal of Hu­

Kongres ISPSI ke-5 di Semarang, De­ manistics Education and Development,

sember 1991. 26, 109-117.

Hurlock, E.B. 1973. Adolescent Develop­ Prawitasari, J.E. 1991. Pendekatan Kelom­

ment. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, pok Dalam Konseling dan Psikoterapi.

Ltd. Malang: !KIP Malang.

lnstone, D.; Major. D, and Bucher, 8.0. 1983. Purnamaningsih, E.H. & Afiatin, T. 1995.

Gender, Self Confidence, and Social Validitas Ekstemal Skala Kepercayaan

Influence Strategies: An Organizational Diri. Laporan Penelitian. Yogyakarta:

Simulation. Journal o( Personality and Fakultas psikologi UGM.

Social Psychology.
Raharjo, M.D.L 1991. Hubungan Antara

Johnson, O.W. and Johnson, F.P. 1991. Join­ Penyingkapan Diri Dengan Kesepian

ing Together: Group Theory and Group pada Remaja Di Yogyakarta. Skripsi.

Skills. Fourth Edition. Englewood Cliffs: 1idak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas

Prentice-Hall, Inc. Psikologi UGM.

Jupp, J.J. & Griffiths, M.D. 1990. Self�Con­ Aakhmat, J. 1986. Psikologi Komunikasi.

cept Changes in Shy, Socially Isolated Bandung: Aemaja Karya.

Adolescence Following Social Skills


Rose, S.D. 1989. Working With Adults in
Training Emphasising Role Plays. Aus­
Group: lntegreting Cognitive-Behavioral
tralian Psychologist, Vol. 25. 165-177.
and Small Group Strategies. San Fran·

Kemp, C.G. 1970. Foundations of Group Cisco: Josey-Boss Pubhshers.

Counselmg. New York: McGraw-Hill


Russell, 0. 1986. Causal Attributions, Causal
Book Company.
Dimensions, and Affective Reactions to

78 PSIKOLOGIKA Nomor 6 T
ahun Ill 1998
Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Me!alui Konseting Kelompok

Success and Failure. Journal of Person­ Thaibsyah, M.I. 1991. Pengaruh Sistem

ality and Social Psychology, 50, 1174- Latihan Bela Diri Katedo lndpnesia

1185. - Tefhadap Aasa Percaya Diri Pada Siswa

Bela Diri Katedo Indonesia. Skripsi.


Sukiat, 1981. Konseling Kelompok. Kum­
Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas
pulan Naskah Penataran Bimbingan
Psikologi UGM.
dan Konseling untuk Tenaga Pengajar

Perguruan Tinggi se-lndonesia. Depar­ Walgito, B. 1993. Pe ran Orang" Tua dalam

teman Pendidikan dan Kebudayaan. Pembentukan Kepercayaan Dirl Suatu

Pendekatan Psikologi Humanist1k. •


Syamsiah, S. 1994. Pengaruh Keikutser­
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar
taan Dalam Program Pengembangan
Dalam llmu Psikologi pada Fakultas
Pribadi Terhadap Rasa Percaya Diri
Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Pada Siswa Sekolah Pengembangan
Yogyakarta, 4 September 1993. Tidak
Pribadi John Robert Powers Jakarta.
Diterbitkan.
Skripsi. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta:

Fakultas Psikologi UGM .

•••
'

PSIKOLOGIKA Nomor 6 Tahun tit 1998 79

S-ar putea să vă placă și