Sunteți pe pagina 1din 7

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805

Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701

ANALISIS KEBUTUHAN MODUL PEMBELAJARAN IPA


BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DI SEKOLAH DASAR

Rona Taula Sari1


Ira Rahmayuni Jusar2
1,2
Program Studi Pendid ikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Bung Hatta
E-mail: ronataulasari21@ g mail.co m

Abstract: In the learning process, teachers are expected to comprehend how to


manage the learning activity including class, students, learning activities, contents
and resources of learning. So that in the learning process, students will be active
and give a good response to the ongoing learning process. This research is
descriptive research that conducted on student grade V in Elementary School
Number 5 Tan Malaka Padang. The research method is CIPP that observe four
dimensions, They are context, input, process and product dimension. Data from
observation and interview will be processed by describing way and analyzing the
data until find conclusion. From the result of the research, it is detected that
module which will be used for science learning process on the subject of
Digestion System is learning module which oriented to character education
through Quantum Learning Approach, based on curriculum, student character and
concept overview. The conclusion of this research is the analysis of necessity of
learning model for science learning with character education oriented through
Quantum Learning Approach using CIPP model that is context dimension
analyzing on curriculum, student, and concept. The learning process will use
learning module Science of character oriented through Quantum Learning on
input dimension. Meanwhile, the module of the process and product dimension
used refers to existing measures on Quantum Learning with full-color display
model in line with the character of the student.

Kata kunci : In kuiri terb imb ing, lesson study, keanekaragaman hewan

Pendidikan merupakan suatu adalah peningkatan kualitas sumber


kegiatan yang universal dalam daya manusia (SDM).
kehidupan manusia. Menurut Undang- Peningkatan kualitas SDM
Undang Sistem Pendidikan Nasional dapat dilakukan dengan meningkatkan
(UUSPN) Bab l, Pasal 1 dinyatakan mutu pendidikan seperti perbaikan
bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar kurikulum, pemerataan tenaga
dan terencana untuk mewujudkan kependidikan, peningkatan proses
suasana belajar dan proses belajar mengajar, penambahan sarana
pembelajaran agar peserta didik secara dan prasarana pendidikan serta
aktif mengembangkan potensi dirinya berbagai upaya lainnya. Peningkatan
untuk memiliki kekuatan spiritual kualitas SDM dapat dilakukan dengan
keagamaan, pengendalian diri, meningkatkan mutu pendidikan seperti
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, perbaikan kurikulum, pemerataan
serta keterampilan yang diperlukan tenaga kependidikan, peningkatan
dirinya, masyarakat, bangsa dan proses belajar mengajar, penambahan
negara”. Pendidikan menduduki posisi sarana dan prasarana pendidikan serta
sentral dalam semua bidang berbagai upaya lainnya.
pembangunan karena sasarannya

26
RONA, T. S., & IRA, R. J., ANALISIS KEBUTUHAN...

Kurikulum Tingkat Satuan Menurut Woolfolk


Pendidikan (KTSP) yang memberi (Muhammad, 2006), dibutuhkan tiga
otonomi luas kepada sekolah dan kondisi untuk terlaksananya
satuan pendidikan, disertai perangkat pembelajaran dengan baik yaitu: 1)
dan tanggung jawab untuk Siswa harus memiliki berbagai sumber
mengembangkan kurikulum sesuai untuk pelaksanaan pembelajaran.
dengan kondisi setempat. Melalui Sumber yang dimaksud adalah
KTSP sekolah dan satuan pendidikan perangkat pembelajaran, guru,
juga diberi kewenangan dan kekuasaan masyarakat, dukungan keluarga, bekal
yang luas untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman awal, 2)
pembelajaran sesuai dengan kondisi Siswa harus memiliki kesempatan
dan kebutuhan siswa serta tuntutan dalam belajar. Ini berarti waktu yang
masyarakat. cukup untuk demonstrasi, diskusi dan
Selain itu, sekolah dan satuan proyek; kesempatan untuk
pendidikan juga diberi kewenangan mengklarifikasi konsep-konsep; dan
untuk menggali dan mengelola sumber tantangan-tantangan belajar yang akan
dana sesuai dengan prioritas mencegah terjadinya kesalahpahaman
kebutuhan. Melalui otonomi yang luas, pengertian. Berikutnya Siswa harus
sekolah dapat meningkatkan kinerja dapat mengambil manfaat dari sumber-
tenaga kependidikan dengan sumber pembelajaran dan kesempatan
menawarkan partisipasi aktif mereka belajar. Siswa harus menaruh
dalam pengambilan keputusan dan perhatian, berbicara dengan guru dan
tanggung jawab bersama dalam siswa lain dan menyatakan suatu
pelaksanaan keputusan yang diambil pemahaman atas konsep-konsep kunci
secara proporsional dan profesional secara lisan serta tertulis.
(Mulyasa, 2007: 29-30). Menurut Secara khusus, dalam
Admin (2007: 6) melalui kebijakan pembelajaran IPA guru diharapkan
KTSP, sekolah diberi kebebasan dapat memahami bagaimana
menyusun kurikulum sendiri sesuai menyediakan pengalaman belajar yang
dengan konteks lokal, kemampuan beragam baik dari pengalaman mental,
siswa dan ketersediaan sarana- fisik, maupun sosial, karena
prasarana. Tujuannya adalah agar pembelajaran IPA ditekankan pada
potensi tiap-tiap sekolah dapat pemberian pengalaman langsung untuk
menonjol. mengembangkan karakter dan potensi
Selama pelaksanaan KTSP, siswa. Selain itu, guru diharapkan
guru dituntut harus mampu menyusun dapat memahami bagaimana mengelola
perangkat pembelajaran sendiri sesuai kegiatan pembelajaran yang efektif
dengan kondisi sekolah dan karakter yang terkait dengan tempat belajar,
siswa. Hal ini bertujuan untuk siswa, kegiatan pembelajaran, isi/
menentukan arah kegiatan materi pembelajaran dan sumber
pembelajaran yang dilakukan guru dan belajar sehingga dalam proses
dapat menanamkan nilai- nilai karakter pembelajaran siswa akan aktif dan
kepada siswa. Perangkat pembelajaran menunjukkan respons yang baik
yang dibuat guru diharapkan dapat terhadap proses pembelajaran yang
menunjang penerapan KTSP demi sedang berlangsung.
mencapai tujuan pendidikan nasional Berdasarkan permasalahan
yaitu menghasilkan lulusan yang tersebut maka penulis ingin melakukan
unggul dan berakhlak mulia dari analisis kebutuhan modul pembelajaran
sekolah tersebut. IPA berorientasi Pendidikan Karakter

BIOEDUKASI VOL 8. NO 1. M EI 2017 27


RONA, T. S., & IRA, R. J., ANALISIS KEBUTUHAN...

melalui pendekatan Quantum Learning Permendiknas Nomor 22 tahun 2006


di Sekolah Dasar siswa kelas V adalah: Mengidentifikasi fungsi organ
semester 1. Adapun tujuan penelitian tubuh manusia dan hewan. Sedangkan
untuk mengetahui kebutuhan modul KD pada materi sistem pencernaan
pembelajaran IPA berorientasi adalah KD 1.3 yaitu; mengidentifikasi
Pendidikan Karakter melalui fungsi organ pencernaan manusia dan
pendekatan Quantum Learning di hubungannya dengan makanan dan
Sekolah Dasar. kesehatan.
Hasil analisis SK dan KD tentang
METODE materi sistem pencernaan yang terdapat
Penelitian ini adalah penelitian pada Standar Isi, dijabarkan menjadi
deskriptif. Penelitian deskriptif ini indikator- indikator pembelajaran dan
bertujuan untuk memecahkan masalah tujuan pembelajaran. Indikator yang
aktual yang dihadapi serta bertujuan dirumuskan adalah sebagai berikut.
untuk mengumpulkan data/informasi 1. Menjelaskan struktur alat
untuk disusun, dijelaskan dan pencernaan makanan manusia.
dianalisis, Arikunto (2006). Penelitian 2. Menjelaskan fungsi alat
dilaksanakan pada siswa kelas V SD N pencernaan makanan manusia.
05 Tanmalaka Padang. Metode 3. Menjelaskan enzim yang
penelitian yang digunakan adalah dihasilkan kelenjar pencernanan
teknik evaluasi model CIPP (Context – makanan
input – process – product) (Widoyoko, 4. Mengidentifikasi zat- zat
2013). Mahmudi (2011) menyatakan makanan dalam bahan makanan
bahwa Model CIPP melihat kepada yang dikonsumsi sehari- hari.
empat dimensi yaitu dimensi Konteks, 5. Mendeskripsikan kebutuhan
dimensi Input, dimensi Proses dan energi bagi tubuh dan
dimensi Produk. Adapun teknik mengaitkannya dengan asupan
pengumpulan data dengan nilai gizi makanan siswa
menggunakan instrumen dan observasi. pada menu seimbang.
Data yang diperoleh dari observasi dan 6. Mengemukakan kemungkinan
wawancara diolah dengan cara kelaian/penyakit yang dapat
mendeskripsikan dan menganalisis data terjadi pada sistem pencernaan
tersebut sampai diperoleh kesimpulan. manusia.
Penarikan kesimpulan yang dilakukan 7. Mengemukakan cara
dapat menjawab rumusan masalah yang menghindari kelainan/penyakit
telah dirumuskan yaitu bagaimana pada sistem pencernaan
kebutuhan modul pembelajaran IPA manusia.
berorientasi pendidikan karakter
melalui pendekatan Quantum Penjabaran SK, KD, dan
Learning?. indikator pencapaian kompetensi
menjadi pertimbangan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN menentukan konsep-konsep yang
a. Dimensi Konteks diperlukan dalam pembelajaran IPA
1. Analisis Kurikulum pada materi sistem pencernaan dan
Analisis kurikulum difokuskan mengukur pencapaian SK dan KD.
pada analisis SK dan KD untuk materi Dari perumusan indikator diatas
sistem pencernaan sebagaimana yang diketahui bahwa pembelajaran pada
tercantum pada Standar Isi (SI). SK materi sistem pencernaan dapat
pertama yang terdapat pada didukung dengan memfasilitasi

BIOEDUKASI VOL 8. NO 1. M EI 2017 28


RONA, T. S., & IRA, R. J., ANALISIS KEBUTUHAN...

lingkungan belajar siswa dengan membagi masa anak-anak di Sekolah


membangun keterkaitan pembelajaran Dasar menjadi dua fase yaitu masa
dalam kehidupan sehari- hari siswa anak kelas rendah (kelas I sampai
sehingga pengintegrasian nilai- nilai dengan kelas III), dan masa anak kelas
karakter kepada siswa mudah tinggi (kelas IV sampai dengan kelas
dilaksanakan dan di aplikasikan dalam VI). Masa anak kelas rendah
kehidupan nyata mereka melalui berlangsung antara usia 7-9 tahun,
pendekatan Quantum Learning. sedangkan masa anak kelas tinggi
Zubaedi (2011:291) menyatakan bahwa berlangsung antara usia 9-12 tahun.
upaya menanamkan nilai- nilai karakter Kelas IV Sekolah Dasar tergolong pada
kepada peserta didik dapat masa anak kelas tinggi.
diintegrasikan dalam setiap mata Suryobroto (Djamarah, 2011:
pelajaran, salah satunya adalah Ilmu 125) menyebutkan beberapa
Pengetahuan Alam (IPA). karakteristik siswa kelas tinggi sekolah
Mata pelajaran IPA diharapkan dasar adalah:
dapat menjadi wahana bagi peserta a. adanya minat terhadap kehidupan
didik untuk mempelajari diri sendiri praktis sehari-hari yang konkret,
dan alam sekitar, serta prospek hal ini menimbulkan adanya
pengembangan lebih lanjut untuk kecerendungan untuk
menerapkannya dalam kehidupan membandingkan pekerjaan-
sehari- hari. Mata pelajaran IPA tidak pekerjaan yang praktis;
hanya berhubungan dengan bagaimana b. amat realistik, ingin tahu, dan
memahami alam secara sistematis, ingin belajar;
tetapi juga merupakan wadah c. menjelang akhir masa ini telah ada
mengembangkan karakter bagi peserta minat terhadap hal- hal dan mata
didik (Sari, 2014:93). pelajaran khusus yang oleh para
2. Analisis Siswa ahli ditafsirkan sebagai mulai
Analisis siswa dijadikan sebagai menonjolnya faktor-faktor;
gambaran untuk mengembangkan d. sampai kira-kira umur 11 tahun,
modul pembelajaran IPA berorientasi anak membutuhkan guru atau
Pendidikan Karakter melalui orang-orang dewasa lainnya; serta
pendekatan Quantum Learning untuk e. siswa pada masa ini gemar
SD Kelas V Semester I. Analisis siswa membentuk kelompok sebaya,
ini meliputi usia, minat dan bakat biasanya untuk dapat bermain
siswa, kehidupan sosial, serta bersama-sama.
kecenderungan gaya belajar maupun Dari pendapat di atas, dapat
kemampuan dasar yang dimiliki oleh disimpulkan bahwa anak kelas V SD
siswa SD. Dalam penelitian ini yang merupakan usia di mana keterampilan
menjadi subjek adalah siswa SD N 05 motorik ataupun kognitifnya
Sawahan Padang yang rata-rata berusia berkembang dengan baik terhadap
antara 10-12 tahun adalah siswa yang lingkungan sekitar sehingga guru harus
berada pada tahapan kanak-kanak memperhatikan dengan baik dan
akhir. mampu merangsang siswa agar
Usia ini ditandai dengan siswa keterampilannya berkembang lebih
sudah berusaha untuk mencapai baik melalui kegiatan-kegiatan yang
sesuatu, tetapi perkembangan aktivitas diselenggarakannya. Hal senada dari
bermain hanya bertujuan untuk Sari (2015:214) Quantum Learning
mendapatkan kesenangan (Djamarah, memanfaatkan berbagai variasi sumber
2011: 123). Izzaty (2008: 116) belajar dan kegiatan belajar. Asas

BIOEDUKASI VOL 8. NO 1. M EI 2017 29


RONA, T. S., & IRA, R. J., ANALISIS KEBUTUHAN...

utama yang digunakan dengan 5. Usus halus (intestinum tenue)


membawa siswa ke dunia guru, dan 6. Usus Besar (intestinum
mengantarkan guru ke dunia siswa, crassum)
mengingatkan pentingnya memasuki 7. Rektum (rectum)
dunia siswa untuk memudahkan 8. Anus
menuntun pembelajaran menuju 9. Usus dua belas jari (duodenum)
kesadaran dan ilmu pengetahuan yang 10. Usus kosong (jejunum)
akan didapat. Proses pembelajaran 11. Usus penyerapan (ileum)
yang dilakukan dikaitkan dengan 12. Enzim pencernaan
peristiwa, pikiran, atau perasaan yang 13. Air ludah (saliva)
diperoleh dari kehidupan dirumah, 14. Gigi susu
sosial, musik, seni, rekreasi, atau 15. Gigi permanen
akademis siswa. Sehingga penanaman 16. Pencernaan fisika
nilai- nilai karakter dapat dilaksanakan 17. Pencernaan kimiawi
dengan mudah dan tepat melalui 18. Email
pendekatan Quantum Learning. 19. Dentin
3. Analisis Konsep 20. Pulpa
Analisis konsep merupakan dasar 21. Amilase ludah (ptialin)
untuk menentukan konsep-konsep 22. Pepsin
utama dari materi sistem Pencernaan. 23. Renin
Konsep-konsep penting yang harus 24. Tripsin
dipahami siswa dalam mempelajari 25. Lipase
materi sistem pencernaan antara lain 26. Amilase pankreas
seperti berikut. 27. Hati
1. Rongga mulut (cavum oris) 28. Empedu
2. Faring (farink) 29. Feses (faeces)
3. Kerongkongan (oesophagus) 30. Peristaltik
4. Lambung (ventriculus)
(DePorter dan Hernacki, 2000:14).
b. Dimensi Input Namun, Quantum Learning yang telah
Berdasarkan uraian di atas, dapat terbukti memberikan banyak
diketahui bahwa penggunaan Quantum keunggulan dalam pembelajaran belum
Learning dalam pembelajaran dapat banyak diterapkan oleh guru- guru yang
mendorong siswa mempunyai dibuktikan dengan sedikitnya hasil
kemauan untuk belajar dan penelitian yang memaparkan tentang
mengembangkan suasana yang pemanfaatannya. Pada pembelajaran
menyenangkan dalam pembelajaran IPA, Quantum Learning baru
dengan partisipasi aktif siswa. dicobakan pada beberapa materi pokok
Quantum Learning memungkinkan saja, dan belum ditemukan
siswa untuk belajar dengan kecepatan pengembangannya pada materi Sistem
mengesankan, upaya yang normal, dan Pencernaan Makanan (Sari, 2015:215).
disertai kegembiraan. Quantum
Learning mampu menyatukan unsur- c. Dimensi Proses
unsur yang secara sekilas tidak nampak Pembelajaran IPA memiliki
mempunyai persamaan, seperti hakikat perencanaan atau perancangan
hiburan, permainan, warna, cara (desain) sebagai upaya untuk
berpikir positif, kebugaran fisik, dan membelajarkan siswa dalam mencapai
kesehatan emosional menjadi tujuan pembelajaran. Segala
pengalaman belajar yang efektif sesuatunya berarti, setiap kata, pikiran,

BIOEDUKASI VOL 8. NO 1. M EI 2017 30


RONA, T. S., & IRA, R. J., ANALISIS KEBUTUHAN...

tindakan, dan asosiasi, dan sampai memanfaatkan kekuatan motivasi


sejauh mana guru dapat menggubah intrinsik siswa, menerapkan prinsip
lingkungan, penyajian, dan Tandur, memupuk sikap juara,
perancangan pembelajaran. memfasilitasi modalitas belajar,
Pembelajaran secara eksplisit terdiri memudahkan kemampuan mengingat
atas kegiatan memilih, menetapkan, dengan sistem akronim dan kalimat
mengembangkan metode untuk kreatif, membiasakan mencatat dengan
mencapai hasil yang diinginkan. simbol, dan melatih kekuatan memori
Pemilihan pengembangan didasarkan dengan menggunakan Mind Map.
atas kondisi pembelajaran yang ada. Pemanfaatan kekuatan Ambak dan
Siswa diharapkan tidak hanya prinsip Tandur. Subbab diberikan
melakukan interaksi dengan guru warna berbeda dibanding uraian materi
sebagai satu-satuya sumber belajar, dengan ukuran yang lebih menonjol.
namun juga dengan keseluruhan Penjabaran materi disertai dengan
sumber belajar yang mungkin gambar-gambar yang mendukung
digunakan untuk mencapai tujuan konsep. Penegasan materi dalam
pembelajaran yang diinginkan. Oleh bentuk konsep, fakta, prinsip, atau
karena itu pembelajaran diupayakan prosedur ditegaskan pada tempat-
untuk memusatkan perhatian pada tempat khusus. Kata-kata kunci pada
“bagaimana membelajarkan siswa” dan materi diberi warna yang berbeda
bukan pada “apa yang dipelajari siswa” dibandingkan dengan teks lain. Setiap
(Uno, 2011:84). akhir materi pembelajaran pada
Sari (2015:214) Implementasi indikator terdapat pengulangan kata-
strategi Quantum Learning dapat kata kunci dan refleksi untuk
dilakukan pada pembelajaran IPA pengecekan pemahaman siswa untuk
karena memiliki karakteristik yang memastikan bahwa siswa memang
cocok dengan prinsip-prinsip Quantum tahu. Poster afirmasi terdapat pada
Learning. Materi – materi dalam akhir subbab untuk tetap memberikan
pembelajaran IPA memiliki cakupan motivasi bagi siswa. Tampilan latar
yang cukup luas hingga memerlukan belakang fullcolour dan dominan
pemahaman yang holistik. Hal pertama menggunakan warna jingga yang
yang dapat dilakukan melalui mendukung proses pembelajaran.
mengetahui manfaat materi pelajaran
yang dipelajari dan menghubungkan KESIMPULAN
dengan contoh kehidupan siswa. Berdasarkan hasil yang
Pemahaman materi dapat dituntun diperoleh dapat disimpulkan bahwa
secara konstruktivistik dengan analisis kebutuhan modul pembelajaran
melibatkan siswa secara aktif dalam IPA berorientasi pendidikan karakter
memperoleh informasi. Selain itu, melalui pendekatan Quantum Learning
dengan menggunakan cara yang dengan mengunakan model CIPP yaitu
memudahkan siswa untuk mengingat, dimensi konteks menganalisis pada
seperti: sistem akronim, kalimat kreatif, kurikulum, siswa dan konsep. Proses
atau jembatan keledai (pneumonic). pembelajarn akan menggunakan modul
d. Dimensi Produk pembelajaran IPA berorientasi
Modul pembelajaran IPA pendidikan karakter melalui
mengarah pada model Quantum pendekatan Quantum Learning pada
Learning dengan memanfaatkan dimensi input. Sementara itu, dimensi
penataan lingkungan belajar, Proses dan Produk Modul yang
penyediaan pengalaman belajar, digunakan mengacu kepada langkah-

BIOEDUKASI VOL 8. NO 1. M EI 2017 31


RONA, T. S., & IRA, R. J., ANALISIS KEBUTUHAN...

langkah yang telah tersedia pada dan Strategi Pembelajaran


pendekatan Quantum Learning dengan Berorientasi Life Skill di Jurusan
tampilan modul yang Fullcolor Studi Fisika dan Peningkatan
disesuaikan dengan karakteristik siswa. Pengetahuan Dosen dalam
Melakukan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan di Jurusan
Admin. 2007. Kurikulum Beridentitas Biologi FMIPA Universitas
Kerakyatan. Negeri Padang pada tanggal 27-
http://denbagustomy. 29 Juni 2006.
wordpress.com/2007/07/04/kurik Sari, R. T. 2014. Pengembangan
ulum-beridentitas-kerakyatan. Perangkat Pembelajaran
Diakses: 2 Maret 2017. Berorientasi Pendidikan Karakter
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar dalam Pembelajaran IPA SMK.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Jurnal Penelitian dan Kajian
Bumi Aksara. Ilmiah Menara Ilmu, Vol III No.
DePorter, B.dan M. Hernacki, 2000. 46, Mar 2014 ISSN 1693-2617.
Quantum Learning: Sari, R. T. 2015. Penggunaan Metode
Membiasakan Belajar Nyaman Quantum Learning untuk
Dan Menyenangkan. Bandung: Meningkatkan Aktivitas Belajar
Kaifa. IPA Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Izzaty, R. E. 2008. Perkembangan Cerdas Proklamator, Vol 3, No 2
Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Desember 2015 ISSN 2338-0926.
Press. Djamarah, B. S. 2006. Strategi Belajar
Mahmudi, I. 2011. CIPP Suatu Model Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Evaluasi Program Pendidikan. Uno, H. 2007. Perencanaan
Jurnal At-Ta’dib Vol. 6, No. 1, Pembelajaran. Jakarta : Bumi
Juni 2011. Aksara
Mulyasa, E. 2007. KurikulumTingkat Widoyoko, S. E. P. 2013. Evaluasi
Satuan Pendidikan. Bandung: Program Pembelajaran,
Rosda Karya. Panduan Praktis Bagi Pendidik
Muhammad, N. 2006. Contoh Proposal dan Calon Pendidik.Yogyakarta:
Penelitian Pengembangan. Pustaka Pelajar.
Makalah, Disampaikan pada Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan
Workshop Pengembangan Model Karakter. Jakarta: Kencana.

BIOEDUKASI VOL 8. NO 1. M EI 2017 32

S-ar putea să vă placă și