Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
HIV/AIDS
DISUSUN OLEH:
Abang Dedi Setiyadi
A. LATAR BELAKANG……………………………………………
B. TUJUAN PENULISAN…………………………………………
C. RUANG LINGKUP PENULISAN………………………………
D. METODE PENULISAN………………………………………………
SISTEMATIKA PENULISAN…………………………………………….
A. Pengertian HIV/AIDS………………………..6
B. Patofisiologi........................................................6
C. Manifestasi klinik...............................................8
D. Etiologi…………………………………………….9
E. Komplikasi………………………………………10
F. Penatalaksanaan................................................11
G. Pencegahan AIDS……………………………..13
A. Pengkajian……………………………………..15
B. Diagnose keperawatan…………………………16
C. Intervensi………………………………………..18
D. Evaluasi………………………………………….21
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
kekuatan, dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Kasus
Penyakit HIV/AIDS.
Dalam laporan ini saya menyadari banyak kesalahan dan masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sehingga laporan ini dapat menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat menjadi
lebih baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Akhirnya saya hanya bisa berharap agar laporan ini dapat berguna baik bagi
saya sebagai penulis pihak-pihak yang berkepentingan khususnya.
A. Latar Belakang
D. Metode penulisan
Metode penulisan yang di gunakan dalam makalah ini yaitu dengan menggunakan
metode studi kepustakaan dan bahan dari internet yaitu degnan mempelajari dan
membaca literature yang berhubungan dengan makalah ini.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dari penulisan makalah ini adalah
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
1. HIV
MenurutPrice & Wilson, 1995 HIV (Human immunodeficiency virus) adalah
virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV yang dulu
disebut sebagai HTLV-III (Human T cell lympothropic virus Tipe III) atau LAV
(Lymphadenopathy Virus), adalah virus sitopatik dari famili retrovirus. Hal ini
menunjukkan bahwa virus ini membawa materi genetiknya dalam asam
ribonukleat (RNA) dan bukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA).
Menurut Muma et al (1997) Virus ini memiliki kemampuan unik untuk
mentransfer informasi genetik mereka dari RNA ke DNA dengan menggunakan
enzim yang disebut reverse transcriptase, yang merupakan kebalikan dari proses
transkripsi (dari DNA ke RNA) dan translasi (dari RNA ke protein) pada
umumnya.
2. AIDS
Virus memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4.
Kelompok terbesar yang mempunyai molekul CD4 adalah limfosit T4 yang mengatur
reaksi sistem kekebalan manusia. Sel-sel target lain adalah monosit, makrofag, sel
dendrit, sel langerhans dan sel mikroglia. Setelah mengikat molekul CD4 melalui
transkripsi terbalik. Beberapa DNA yang baru terbentuk saling bergabung dan masuk ke
dalam sel target dan membentuk provirus. Provirus dapat menghasilkan protein virus
baru, yang bekerja menyerupai pabrik untuk virus-virus baru. Sel target normal akan
membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya dan dalam proses ini provirus juga
ikut menyebarkan anak-anaknya. Secara klinis, ini berarti orang tersebut terinfeksi untuk
seumur hidupnya.
Siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi diaktifkan.
Aktifasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin (TNF alfa
atau interleukin 1) atau produk gen virus seperti sitomegalovirus (CMV), virus Epstein-
Barr, herpes simpleks dan hepatitis. Sebagai akibatnya, pada saat sel T4 yang terinfeksi
diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi dan sel T4 akan
dihancurkan. HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas ke dalam plasma darah dan
menginfeksi sel-sel CD4+ lainnya. Karena proses infeksi dan pengambil alihan sel T4
mengakibatkan kelainan dari kekebalan, maka ini memungkinkan berkembangnya
neoplasma dan infeksi opportunistik.
Sesudah infeksi inisial, kurang lebih 25% dari sel-sel kelenjar limfe akan terinfeksi
oleh HIV pula. Replikasi virus akan berlangsung terus sepanjang perjalanan infeksi HIV;
tempat primernya adalah jaringan limfoid. Kecepatan produksi HIV diperkirakan
berkaitan dengan status kesehatan orang yang terjangkit infeksi tersebut. jika orang
tersebut tidak sedang menghadapi infeksi lain, reproduksi HIV berjalan dengan lambat.
Namun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat kalau penderitanya sedang
menghadapi infeksi lain atau kalau sistem imunnya terstimulasi. Keadaan ini dapat
menjelaskan periode laten yang diperlihatkan oleh sebagian penderita sesudah terinfeksi
HIV. Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV (65%) tetap menderita HIV/AIDS yang
simptomatik dalam waktu 10 tahun sesudah orang tersebut terinfeksi.
Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :
Gejala dini yang sering dijumpai berupa eksantem, malaise, demam yang
menyerupaiflu biasa sebelum tes serologi positif. Gejala dini lainnya berupa penurunan
berat badan lebih dari 10% dari berat badan semula, berkeringat malam, diare kronik,
kelelahan, limfadenopati. Beberapa ahli klinik telah membagi beberapa fase infeksi HIV
yaitu :
Pada fase pertama terjadi pembentukan antibodi dan memungkinkan juga terjadi
gejala-gejala yang mirip influenza atau terjadi pembengkakan kelenjar getah
bening yang menetap diseluruh tubuh.
Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat rentan
terhadap infeksi sehingga dapat meninggal sewaktu-waktu. Sering terjadi radang
paru pneumocytik, sarcoma kaposi, herpes yang meluas, tuberculosis oleh kuman
opportunistik, gangguan pada sistem saraf pusat, sehingga penderita pikun
sebelum saatnya. Jarang penderita bertahan lebih dari 3-4 tahun, biasanya
meninggal sebelum waktunya.
D. Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II, LAV, RAV.
Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen viral
yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap
limfosit T
E. Komplikasi
1. Oral Lesi
2. Neurologik
3. Gastrointestinal
a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma,dansarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anorksia,
demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
c. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang
sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-
gatal dan siare.
4. Respirasi
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena
xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa
terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
6. Sensorik
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human
Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terpajannya Human Immunodeficiency
Virus (HIV), bisa dilakukan dengan :
2. Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang
tidak terlindungi.
3. Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status
Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.
3) protease inhibitor (PI) menghalangi kerja enzim protease yang yang berfungsi
memotong DNA yang dibentuk oleh virus dengan ukuran yang benar untuk
memproduksi virus baru, contoh obat golongan ini adalah Indinavir (IDV),
nelvinavir (NFV), squinavir (SQV), ritonavir (RTV), amprenavir (APV), dan
loponavir/ritonavir(LPV/r).
4) Fusion inhibitor, yang termasuk obat golongan ini adalah enfuvirtide (T-20).
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon,
maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang
proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan
terapi AIDS.
d. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan
sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu
fungsi imun.
e. Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan
mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Pencegahan AIDS
Pastikan bahwa jarum yang akan kamu pakai sudah steril:gunakanlah jarum
suntik yang baru, atau,lakukan sterilisasi dengan membersihkanjarum
menggunakan alkohol atau pemutih.Untuk perempuan yang mengidap HIV,
sebaiknya mempertimbangkan resiko HIV pada bayi sebelum hamil.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1.Aktifitas /istirahat :
2.Sirkulasi
3.Integritas ego
4.Eliminasi.
5.Makanan/cairan :
6.Hygiene
7.Neurosensorik
Pusing,sakit kepala.
Perubahan status mental, kerusakan mental, kerusakan sensasi
Kelemahanotot, tremor, penurunan visus.
Bebal,kesemutan pada ekstrimitas.
Gayaberjalan ataksia.
8.Nyeri/kenyamanan
Terjadi ISPA, napas pendek yang progresif, batuk produktif/non,sesak pada dada,
takipnou, bunyi napas tambahan, sputum kuning.
10.Keamanan
11.Seksualitas
Riwayat perilaku seksual resiko tinggi, penurunan libido, penggunaan kondom yang
tidak konsisten, lesi pd genitalia, keputihan.
12.Interaksi social
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan
2. Defisit volume cairan tubuh b/d diare berat, status hipermetabolik.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d hambatan asupan makanan (muntah/mual),
gangguan intestinal, hipermetabolik.
4. perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan defisit imunologis dan
timbulnya lesi penyebab patogen
5. Resiko terjadinya infeksi b/d depresi system imun, aktifitasyang tdk terorganisir
6. Berduka disfungsional berhubungan dengan kematian atau perubahan gaya hidup
yang segera terjadi, kehilangan fungsi tubuh perubahan penampilan, dan ditinggal
mati oleh orang yang berarti.
C. INTERVENSI
Dx. 1.Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru, melemahnya otot pernafasan.
Tindakan:
Tindakan :
Tindakan:
Tindakan:
1. Kaji membran mukosa/ catat seluruh lesi oral. Perthatikan keluhan myeri,
bengkak dan sulit mengunyah atau menelan.
2. Berikan peawatan oral setiap hari dan setelah makan, gunakan sikat gigi
halus, pasta gigi non abrasif, obat pencuci mulut non alkohol dan pelembab
bibir.
3. Cuci lesi mukosa oral dengan menggunakan hidrogen peroksida
4. Dorong pemasukan oral sedikitnya 2500 ml/hari
R/ mempertahankan dehidrasi, mencegah pengeringan rongga mulut.
5. Dorong pasien untuk tidak merokok
R/ rokok akan mengeringkan dan mengiritasi membran mukosa
Dx 5: Resiko terjadinya infeksi b/d depresi system imun, aktifitasyang tdk terorganisir
Tujuan :
Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tdk ada demam, sekresi tdk
purulent)
Tindakan :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dgn pasien
8. Awasi penggunaan jarum suntik dan mata pisau secara ketat dengan
menggunakan wadah tersendiri.
R/ Tindakan prosuder dapat menyebabkan perlukaan pada permukaan kulit.
D. EVALUASI
1.Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tdk ada demam, sekresi tdk
purulent)
PENUTUP
A. KESIMPULAN
HIV MenurutPrice & Wilson, 1995 HIV (Human immunodeficiency virus)
adalah virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV yang
dulu disebut sebagai HTLV-III (Human T cell lympothropic virus Tipe III) atau LAV
(Lymphadenopathy Virus), adalah virus sitopatik dari famili retrovirus. Hal ini
menunjukkan bahwa virus ini membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat
(RNA) dan bukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA). AIDS
AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II, LAV, RAV.
Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen viral
yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap
limfosit T
B. SARAN
Buat Para remaja jangan mudah terpengaruh dengan zaman sekarang karena
kita harus jaga-jaga terhadap lingkungan ini. Jangan pernah mencoba nikmatnya
dunia terutama pergaulan bebas.