Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pondok bersalin desa (polindes) merupakan salah satu bentuk upaya
kesehatanbersumber daya masyarakat (UKBM) yang didirikan masyarakat
atas dasar musyawarahsebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa.
Pondok bersalin desa bermanfaatuntuk pelayanan kesehatan ibu dan anak serta
keluarga berencana. Kontribusi keberadaanpolin des dalam meningkatkan
cakupan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak cukup besar. Disisi lain
keberhasilan tersebut belum diimbangi dengan menurunnya angka kematian
ibu.Pemanfaatan polindes masih rendah. Faktor yang mempengaruhi meliputi
kurangnyapromosi, rendahnya partisipasi masyarakat, image bidan jelek
dan komitmen kepemilikanoleh masyarakat rendah serta pelaporan data
yang kurang lengkap, dan mutu pelayanan rendah. Kenyataan di lapangan
tampak bahwa ibu hamil dan bersalin lebih memilih tempatpelayanan selain polindes
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan persalinan.Di era sekarang polindes
banyak ditinggalkan oleh para ibu hamil maupun ibu bersalin.Mereka lebih memilih
bidan praktik swasta sebagai tempat periksa hamil maupun bersalin.Mengapa
terjadi pergeseran trend perilaku konsumen, hal ini perlu penelitian. Di
sisi laint e r n y a t a d i d a e r a h p e d e s a a n p o l i n d e s m e r u p a k a n p i l i h a n
u t a m a b a g i i b u h a m i l d a n i b u bersalin untuk periksa. Faktor apa saja
yang menyebabkan mereka tetap memilih polindessebagai tempat
persalinan perlu dikaji secara ilmiah menggunakan paradigma
manajemenpemasaran. Faktor yang mempengaruhi persepsi konsum en
terhadap perilaku konsumendalam proses pengambilan keputusan suatu
produk adalah bauran pemasaran, lingkungan dan karakteristik pembeli. Faktor
resiko produksi, karakteristik konsuman dan faktor situasi.Proses pengambilan
keputusan dipengaruhi oleh lingkungan, perbedaan individu,
strategipemasaran dan proses biologis.Hasil penelitian berkonsep strategi
pemasaran membuktikan bahwa faktor fasilitas, pelayanan, lokasi, harga,
produk dan karakteristik individu mempengaruhi keputusankonsumen. Faktor-
faktor inilah yang ingin diketahui mana yang paling dominan
mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk memilih pondok
bersalin desasebagai tempat pemeriksaan dan persalinan. Dari kenyataan
yang ada, terdapat masalah-masalah yang terjadi di Polindes-polindes. Hal
ini dikarenakan factor-faktor diatas yangtidak terpenuhi. Pada makalah ini
akan dibahas apa saja masalah-masalah yang biasanya terjadi di Polindes, apa
penyebabnya serta bagaimana penyelesaian dari permasalahan yangterjadi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa masalah-masalah yang terjadi di Polindes Sungai Ayak ?
2.
Apakah penyebab dari timbulnya masalah Polindes Sungai Ayak di Kalimantan
Barat ?
3.
Bagaimana cara penyelesaian masalah yang terjadi di Polindes Sungai Ayak,
KalimantanBarat ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui masalah-masalah yang ada di Polindes Sungai Ayak.
2.
Untuk mengetahui penyebab-penyebab dari masalah yang ada di Polindes Sungai
Ayak.
3.
Untuk mengetahui cara penyelesaian masalah yang terjadi di Polindes Sungai Ayak.
World Health Essembly tahun 1977 telah menghasilkan kesepakatan global untuk mencapai
“Kesehatan Bagi Semua atau Health For All” Pada Tahun 2000 ( KBS 2000 / HFA by The Year
2000 ), yaitu Tercapainya suatu derajat kesehatan yang optimal yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif baik secara social maupun ekonomi.
Selanjutnya pada tahun 1978, Konferensi di Alma Ata, menetapkan Primary Health Care
(PHC) sebagai Pendekatan atau Strategi Global untuk mencapai Kesehatan Bagi Semua (KBS) atau
Health For All by The Year 2000 ( HFA 2000 ). Dalam konferensi tersebut Indonesia juga ikut
menandatangani dan telah mengambil kesepakatan global pula dengan menyatakan bahwa untuk
mencapai Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 ( HFA’200 ) kuncinya adalah PHC ( Primary Health
Care ) dan Bentuk Opersional dari PHC tersebut di Indonesia adalah PKMD ( Pengembangan
Kesehatan Masyarakat Desa ).
Pada tahun 1960 teknologi Kuratif dan Preventif dalam struktur pelayanan kesehatan telah mengalami
kemajuan. Sehingga timbulah pemikiran untuk mengembangkan konsep ”Upaya Dasar Kesehatan ”.
Pada tahun 1972/1973, WHO mengadakan studi dan mengungkapkan bahwa banyak negara
tidak puas atas sistem kesehatan yang dijalankan dan banyak issue tentang kurangnya pemerataan
pelayanan kesehatan di daerah – daerah pedesaan. Akhirnya pada tahun 1977 dalam Sidang Kesehatan
Sedunia ( World Health Essembly ) dihasilkan kesepakatan ”Health For All by The Year 2000 atau
Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 dengan Sasaran Semesta Utamanya adalah : ”Tercapainya Derajat
Kesehatan yang Memungkinkan Setiap Orang Hidup Produktif Baik Secara Soial Maupun Ekonomi”.
Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan perubahan orientasi dalam pembangunan
kesehatan yang meliputi perubahan – perubahan dari :
Sebagai tindak lanjut, pada Tahun 1978 Konferensi Alma Ata menetapkan ”Primary Health
Care” ( PHC ) sebagai Strategi Global atau Pendekatan untuk mencapai ”Health For All by The Year
2000” ( HFA 2000 ) atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 ( KBS 2000 ).
C. DEFINISI PHC
Primary Health Care ( PHC ) adalah : Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada
metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu
maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang
dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan
mereka dalam semangat untuk hidup mandiri ( self reliance ) dan menentukan nasib sendiri ( self
determination ).
D. TUJUAN PHC Tujuan Umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan,
sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
Tujuan Khusus :
4. Pelayanan harus secara maksimum menggunkan tenaga dan sumber – sumber daya lain dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat.
E. FUNGSI PHC