Sunteți pe pagina 1din 8

B.

Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Dengue Hemoragic Fever

1. Pengkajian

(a) Sistem pernapasan

Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan


dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.

(b) Sistem Persyarafan

Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV
dapat terjadi DSS

(c) Sistem Cardiovaskuler

Pada grade I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni,


pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi,
cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan
tekanan darah tak dapat diukur.

(d) Sistem Pencernaan

Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik,


pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan,
mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.

(e) Sistem perkemihan

Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan


nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.

(f) Sistem Integumen.

Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji
tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada
kulit.

11
1. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

b. Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya ciran intravaskuler ke


ekstravaskuler.

c. Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,


pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

d. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekwat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.

e. Resiko terjadi perdarahn berhubungan dnegan penurunan factor-fakto pembekuan


darah ( trombositopeni ).

f. Kecemasan berhubungan dengan kondisi klien yang memburuk dan perdarahan.

g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

2. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan berikut perawatan untuk anak dengan DHF didasarkan pada
diagnosa keperawatan paling umum.

a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue


1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam hipertermia dapat
diatasi
2) Kriteria hasil : Suhu tubuh antara 36 – 37 derajat celcius, klien tidak mengalami
dehidrasi, nyeri otot hilang, asupan cairan klien adekuat.
3) Intervensi :
(a) Beri kompres air kran
Rasional : Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi

12
(b) Berikan / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai
toleransi)
Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.

(c) Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap
keringat
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap
keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.

(d) Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam
sekali atau lebih sering.
Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan
cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien.

(e) Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.
Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh
yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.

b. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke


ekstravaskuler.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien 1X24 jam tidak
terjadi defisit volume cairan .
2) Kriteria Hasil :
 Input dan output seimbang
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
 Tidak ada tanda presyok, Akral hangat, Capilarry refill < 2 detik.
3) Intervensi :
(a) Awasi tanda-tanda vital tiap 3 jam/lebih sering

Rasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan


intravaskuler

(b) Observasi capillary Refill

13
Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer

(c) Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJ


Rasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga
dehidrasi.

(d) Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )


Rasional : Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh peroral

(e) Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

Rasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah


terjadinya hipovolemic syok.

c. Resiko Syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang


berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1X24 jam tidak terjadi syok
hipovolemik
2) Kriteria hasil :
- Oksigen klien adekuat
- Tidak terjadi tanda-tanda syok hipovolemik
- Kesadaran klien Compos mentis
- Tanda-tanda vital klien stabil
3) Intervensi :
(a) Monitor keadaan umum pasien

Rasional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat


terjadi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok / syok

(b) Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih

Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan


tidak terjadi presyok / syok

14
(c) Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika
terjadi perdarahan

Rasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda


perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat
segera diberikan.

(d) Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan


tubuh secara hebat.

(e) Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombosit

Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang


dialami pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.

d. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan
nafsu makan yang menurun.

1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2X24 jam kebutuhan


nutrisi klien terpenuhi
2) Kriteria Hasil :
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Menunjukkan berat badan yang seimbang.
3) Intervensi :
(a) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi.

(b) Observasi dan catat masukan makanan pasien

Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi


makanan.

(c) Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan)

15
Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.

(d) Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makan.

Rasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan


masukan juga mencegah distensi gaster.

(e) Berikan dan Bantu oral hygiene.

Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral

(f) Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.

Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.

3. Implementasi

Diagnosa 1 :

a) Memberi kompres air kran

b) Memberikan / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000


cc/harisesuai toleransi)

c) Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah


menyerap keringat

d) Mengobservasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah )
tiap 3 jam sekali atau lebih sering

e) Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan intravena dan


pemberian obat sesuai program yang telah disepakati.

Diagnosa 2 :
a) Awasi tanda-tanda vital tiap 3 jam/lebih sering

b) Mengobservasi capillary Refill

c) Mengobservasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi,


16
BJ

d) Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )

e) Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

Diagnosa 3 :

a) Memonitor keadaan umum pasien

b) Mengobservasi vital sign setiap 3 jam atau lebih

c) Menjelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera


laporkan jika terjadi perdarahan

d) Mengkolaborasikan : Pemberian cairan intravena

e) Mengkolaborasikan: pemeriksaan : HB, PCV, trombosit

Diagnosa 4 :
a) Mengkaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
b) Mengobservasi dan catat masukan makanan pasien
c) Menimbang BB tiap hari (bila memungkinkan)
d) Memberikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara
waktu makan.
e) Memberikan dan Bantu oral hygiene.
f) Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.

4. Evaluasi
Berdasarkan diagnosis keperawatan yang paling umum, perawat mengevaluasi perawatan
anak dengan masalah DHF sesuai dengan hasil yang diharapkan klien dan keluarga. Hasil yang
diharapkan meliputi :

1. Tidak ada tanda-tanda syok hipovolemik pada klien


2. Tidak adanya perdarahan pada saluran gastrointestinal

17
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi pada klien
4. Asupan nutrisi dan cairan klien adekuat

18

S-ar putea să vă placă și